6 - Zakiyul Warda 1903026017
6 - Zakiyul Warda 1903026017
Zakiyul Warda
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Corresponding author: Zakiyulwarda@gmail.com
Abstract
The 2013 curriculum which is applied by the Ministry of Religion collectively must be
faced wisely. Although there are pros and cons to the government's preparation, but
preparing yourself by adding knowledge continuously is the most appropriate solution
to deal with changes in the world of education. Likewise with Arabic lessons. Of
course, many things will be changed from the previous curriculum (KTSP curriculum).
Ministry of Religion in 2014 conducted a trial implementation of the 2013 curriculum
for the subjects of Islamic Religious Education and Arabic. This study focuses on
implementation policies and a review of the implementation of the 2013 Curriculum in
Indonesia Madrasah Aliyah (MA). Therefore, learning Arabic in Madrasah Aliyah must
refer to the applicable juridical basis and pay attention to the components in the 2013
curriculum itself. In this case, the components of the curriculum include: learning
objectives, learning materials and resources, learning strategies and methods, and
evaluation as an assessment instrument. These components must refer to the applicable
laws and regulations and become the basis for the implementation of Arabic learning
in madrasah aliyah.
Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh Kementerian Agama secara kolektif harus
dihadapi dengan bijak. Walaupun terdapat pro dan kontra terhadap persiapan
pemerintah, namun mempersiapkan diri dengan menambah ilmu secara terus menerus
merupakan solusi yang paling tepat untuk menghadapi perubahan dunia pendidikan.
Begitu juga dengan pelajaran bahasa Arab. Tentu banyak hal yang akan diubah dari
kurikulum sebelumnya (kurikulum KTSP). Kementerian Agama pada tahun 2014
melakukan uji coba tentang implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. studi tersebut memfokuskan pada
kebijakan implementasi serta penelaahan terhadap implementasi Kurikulum 2013 di
Madrasah Aliyah (MA). Oleh karena itu pembelajaran bahasa Arab di Madrasah
Aliyah harus mengacu pada landasan yuridis yang telah berlaku serta memperhatikan
komponen-komponen dalam kurikulum 2013 itu sendiri. Dalam hal ini komponen-
komponen kurikulum itu di antaranya: tujuan pembelajaran, Materi serta sumber
belajar, strategi dan metode pembelajaran,serta tak lupa evaluasi sebagai instrumen
penilaian. Jadi, komponen-komponen tersebut haruslah mengacu kepada peraturan serta
perundang-undangan yang telah berlaku dan menjadi pijakan implementasi
pembelajaran bahasa Arab di madrasah aliyah.
Pendahuluan
Kementerian Agama telah secara serentak menerapkan kurikulum 2013 atau lebih
popular dengan K 13 untuk tingkatan madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah serta madrasah
aliyah. Tetapi pro dan kontra terus bermunculan, bahkan banyak yang sangat
menyayangkan keputusan penghapusan pelajaran yang begitu mendukung di kancah
persaingan global yaitu mata pelajaran bahasa Inggris serta TIK. walaupun demikian,
tetap tidak menyurutkan pihak pemerintah untuk memberlakukan K13. Tentunya, sikap
kita sekarang adalah berusaha untuk terus menambah wawasan sehingga tetap eksis
dalam menghadapi berbagai bentuk perubahan kebijakan dalam pendidikan.(Aliyah
2013).
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap individual,
bahkan dinegara kita Indonesia telah diterapkan peraturan wajib belajar minimal 12
tahun. Pendidikan dijalankan dengan menyesuaikan falsafah negara serta kondisi
sosial-politik, ekonomi, dan lingkungan masing- masing. Sedangkan dalam perpekstif
pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional menurut undang-undang nomor 20
tahun 2003 yaitu berkembangnya seorang peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.(Noor and Karawang 2003)
Tujuan pendidikan dari pendidikan nasional dengan tujuan mata pelajaran masih
bersifat abstrak dan konseptual, Oleh sebab itu perlu pengoprasionalan dan penjabaran
lebih lanjut dalam tujuan pembelajaran, yaitu tujuan pendidikan yang lebih operasional
yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran atau setiap mata pelajaran.
Dengan makna lain, tujuan pendidikan tingkat operasioanal ini itu lebih
menggambarkan perubahan perilaku spesifik apa yang hendak dicapai oleh peserta
didik melalui proses pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas dalam mengembangkan kehidupan individu para peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai serta berbagai dimensi inteligensi
yang sesuai dengan diri seorang peserta didik yang sangat diperlukan oleh masyarakat,
bangsa dan umat manusia.
PERUBAHAN: ANTARA KTSP DAN K 13
Kurikulum adalah seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Unit and Curriculum 2013)
Standar kompetensi lulusan & Standar isi Bahasa Arab MA sebagai berikut:
Menurut Kurikulum 2013, sebagai seorang guru kita dituntut harus profesional
merancang pembelajaran yang afektif dan bermakna, serta mengorganisasikan
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat tentunya dan menentukan
prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan
kriteria-kriteria keberhasilan. (Kosassy 2017)
Kelebihan Kurikulum 2013 yaitu peserta didik lebih kreatif dan inovatif serta
pendidikan budi pekerti dan penerapan karakter yang diintegrasikan kepada semua
program studi dan semua mata pelajaran. Sedangkan kekurangan Kurikulum 2013
adalah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama serta tidak ada keseimbangan
antara proses pembelajaran dan hasil pada kurikulum 2013 tersebut serta peserta didik
lebih mengeesampingkan mata pelajaran Ujian Nasional.(Albantani et al. 2015)
Jika ditinjau dari segi perubahan kurikulum, kurikulum 2013 dalam pembelajaran
bahasa Arab khususnya kelas X,XI, dan XII, bukan ditekankan pada menulis tetapi
lebih kepada menyimak, mendengar, meniru, serta menganalisis. Adapun untuk
gramatikalnya meliputi taqsimul kalimah seperti isim ma’rifat, isyaroh dan masih
banyak lagi. Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan
bahasa arab walaupun tidak menutup kemungkinan juga tercampur dengan bahasa
Indonesia. Guru bahasa arab di madrasah aliyah Miftahul Falah juga mengatakan
bahwa tema yang diusung pada kelas X,XI, dan XII juga kurang sesuai dengan
pengetahuan peserta didik. Temanya terkesan rumit dan sulit untuk diajarkan kepada
peserta didik, terlebih jika pada kelas X yang notabennya tidak semua dari lulusan
Mts bahkan banyak yang dari SMP yang melanjutkan sekolah ke Madrasah Aliyah
sehingga guru harus lebih berkreasi dan sabar dalam mengajarkan mufrodat dalam
pembahasan serta sabar dalam memberikan penjelasan. Berikut beberapa kesesuaian
implementasi kurikulum 2013 di madrasah aliyah Miftahul Falah sesuai dengan
parameter yang telah digunakan:
1. Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung antara pihak guru dan peserta didik.
4. Kegiatan Pembelajaran bahasa arab di madrasah aliyah Miftahul Falah juga tidak
hanya terpacu pada materi saja tetapi terkadang para siswa juga menanyakan perihal
materi lain tentunya masih tetap berkaitan dengan bahasa arab seperti nahwu dan
shorof.
6. Kegiatan Pembelajaran ketika para peserta didik sudah merasa jenuh, guru akan
menggunakan metode nyanyian atau bernyanyi sekedar icebreaking dengan lagu-lagu
bahasa arab agar tidak terlalu serius atau monoton.
7. Kegiatan Pembelajaran merambah kepada mata pelajaran yang lain seperti al-
qur’an dan hadist yang terkadang terdapat juga kosa kata atau mufrodat yang sudah
pernah dipelajari.
9. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab membuat para siswa aktif dan cepat
merespon apa yang guru sampaikan walaupun tidak semua peserta didik bisa aktif.
10. Madrasah tidak hanya mengikuti kurikulum, jadi juga mengikuti kebutuhan
peserta didiknya.
11. Guru dalam menumbuhkan usaha kesadaran dalam pentingnya pembelajaran
bahasa Arab yaitu dengan memotivasi peserta didik dan mengajarkan mengapa kita
sebagai umat islam sangat penting untuk belajar bahasa arab.
12. Guru pengajar bahasa arab di Madrasah aliyah Miftahul Falah dalam
pembelajaran bahasa arab juga mengajarkan juga mengajarkan hal-hal yang masih
berkaitan dengan pembelajaran semisal seperti tentang mubtada’ khobar maka akan
terhubung dengan doa-doa yang setiap hari kita panjatkan atau saat kita membaca al-
qur’an jadi kita tidak hanya menghafal doa itu tetapi juga mengetahui artinya.
13. Pada pembelajaran bahasa Arab, siswa masih sedikit tergantung pada guru
mereka. Tetapi guru tetap mengarahkan agar siswa bisa belajar mandiri. Seperti
memotivasi para peserta didik untuk mencari sendiri arti mufrodat dalam kamus.
Jadi, guru tidak selalu membacakan dan menerjemahkan secara monoton.
1. Terkadang informasi yang diterima oleh madrasah berbeda dengan fakta tentang
pengembangan Kurikulum 2013 atau informasi tersebut diterima di sekolah tidak
utuh, sehingga guru dan pihak madrasah itu sendiri belum memahami secara penuh
pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut,
2. Guru belum terlalu memahami life skill masing-masing sehingga pembinaan untuk
sekolah oleh dinas pendidikan nasional dalam rangka implementasi Kurikulum 2013
tersebut tidak lengkap.
3. jumlah peserta didik perkelas terlalu banyak tercatat sekitar hampir 38-40 siswa
siswi, sehingga menyebabkan guru kesulitan untuk melakukan penilaian berbasis
kemampuan dasar dan kesulitan melakukan pengelolaan kelas yang baik padahal hal
tersebut sangatlah penting dalam mengetahui seberapa performance atau psikomotor
peserta didik tersebut.
KREATIVITAS YANG DIPERLUKAN SEORANG GURU DALAM
MENERAPKAN PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM 2013
Metode pembelajaran kreatif serta inovatif tentunya sangat memiliki peran yang
sangat penting dalam praktisnya suatu kegiatan belajar mengajar karena melalui hal
tersebut seorang peserta didik dapat diarahkan kepada kualifikasi pembelajaran yang
tentunya efektif. Guru yang kreatif tidak akan pernah merasa puas dengan sebuah
metode pembelajaran yang sama pada setiap materi pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik. (Implementasi 2019)
Guru akan selalu mencari inovasi-inovasi atau metode yang tepat untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga peserta didik akan merasa nyaman,
senang, dan bersemangat dalam menerima materi pembelajaran. Dan adanya kepala
sekolah yang mendukung guru dalam berperilaku positif dan mendukung dalam hal
mengembangkan kemampuan profesionalnya itu sangat memberikan pengaruh yang
besar bagi guru untuk menuangkan ide-ide cemerlangnya. Guru bahasa arab yang
saya jadikan narasumber disini menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mendukung
serta merespon secara positif atas inisiatif atau ide-ide yang baik yang perlu
dikembangkan, apalagi ide itu untuk kemajuan bersama. Secara tegas lagi pernyataan
guru tersebut bahwa guru kreatif itu guru yang selalu memberikan hal-hal yang positif
atau dapat memanfaatkan apa yang ada disekitar lingkungannya untuk dimanfaatkan
sebagai bahan ajar serta guru juga dapat mengatasi apabila terdapat keterbatasan alat
peraga mungkin di sekolah mereka seperti di madrasah aliyah Miftahul Falah ini
misalnya.
Berikut contoh model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Yang dimaksud pembelajaran
berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran dimana lebih menekankan aspek
kognitif peserta didik dan pembelajarannya itu berpusat kepada peserta didik itu
sendiri. Peran guru dalam pembelajaran tersebut terkadang memerlukan penjelasan
kepada siswa, tapi pada intinya dalam pembelajaran ini guru memiliki peran sebagai
pembimbing sehingga siswa belajar untuk berfikir dan memecahkan masalah itu
dengan mandiri dan dengan caranya sendiri. Model ini pembelajarannya lebih
menekankan pada aspek kognitif siswa. Pembelajaran diawali dengan memberikan
masalah yang sangat kompleks. Dilanjutkan dengan masalah-masalah yang lebih
spesifik tentunya dengan maksud mencari solusi dari masalah kompleks tersebut.
Berdasarkan masalah, guru harus berupaya agar siswa dapat dengan mandiri
mengkonstruksi konsep maupun prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Pembelajarannya
juga harus terlebih dahulu dirancang oleh guru, serta guru tersebut hanya bertugas
sebagai pembimbing. Yang kedua ada model Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu
metode pembelajaran dengan menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Jadi,
siswa melakukan penjelajahan atau eksplorasi, penilaian, serta interpretasi dan
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai awal dalam mengumpulkan pengetahuan dan pengalamannya beraktifitas
secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan yang sangat kompleks yang sangat diperlukan siswa dalam melakukan
insvestigasi dan dalam memahaminya. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki
karakteristik seperti: siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, siswa
mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan, siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses serta
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, proses evaluasi dijalankan
secara terus menerus, siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan, produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi dan situasi
pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. peran guru dalam
pembelajaran berbasis proyek seperti ini sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, serta
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal sesuai dengan
daya imajinasi serta kreasi dan inovasi dari para peserta didik.(kurikulum 2013 , guru
, siswa , afektif , psikomotorik , kognitif 2013)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian saya terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata
pembelajaran bahasa arab di Madrasah Aliyah NU Miftahul Falah, maka dapat
disimpulkan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 di MA NU Miftahul Falah
sebagian besar sudah terlaksana sesuai dengan kriteria implementasi kurikulum
tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari paparan yang telah ditunjukkan melalui
observasi dan wawancara di madrasah tersebut. Jadi, Kurikulum 2013 masih perlu
disosialisasikan lagi secara sepenuhnya, dimana yang seharusnya lebih mencakup
pengembangan lebih lanjut tentang silabus serta pengembangan sistem pengujian
berbasis kelas, dan pengembangan life skill atau kemampuan diri ke dalam silabus
dan memodifikasi model pembelajaran agar lebih menarik.
Sedangkan peran guru dalam hal ini atau dalam pembelajaran maksudnya itu masih
bersifat dominan, sehingga aktivitas kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada
apa yang diperintahkan oleh guru atau guru masih bersifat menengahi dan hal ini
menimbulkan siswa atau peserta didik belum bisa mandiri sepenuhnya. maka, masih
perlu adanya pelatihan serta pembinaan bahkan perlu untuk memonitoring atau
mengawasi implementasi kurikulum secara terus menerus di Madrasah aliyah
Miftahul Falah tersebut ini.
DAFTAR PUSTAKA
Albantani, Azkia Muharom, Universitas Islam, Negeri Syarif, and Hidayatullah Jakarta.
2015. “PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH.”
2(2): 178–91.
Vol, An-nabighoh. 2013. “An-Nabighoh Vol. 20. No. 02 Tahun 2018.” 20(02).