Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BAHASA

ARAB DI MADRASAH ALIYAH NU MIFTAHUL FALAH

Zakiyul Warda
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Corresponding author: Zakiyulwarda@gmail.com

Abstract
The 2013 curriculum which is applied by the Ministry of Religion collectively must be
faced wisely. Although there are pros and cons to the government's preparation, but
preparing yourself by adding knowledge continuously is the most appropriate solution
to deal with changes in the world of education. Likewise with Arabic lessons. Of
course, many things will be changed from the previous curriculum (KTSP curriculum).
Ministry of Religion in 2014 conducted a trial implementation of the 2013 curriculum
for the subjects of Islamic Religious Education and Arabic. This study focuses on
implementation policies and a review of the implementation of the 2013 Curriculum in
Indonesia Madrasah Aliyah (MA). Therefore, learning Arabic in Madrasah Aliyah must
refer to the applicable juridical basis and pay attention to the components in the 2013
curriculum itself. In this case, the components of the curriculum include: learning
objectives, learning materials and resources, learning strategies and methods, and
evaluation as an assessment instrument. These components must refer to the applicable
laws and regulations and become the basis for the implementation of Arabic learning
in madrasah aliyah.

Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh Kementerian Agama secara kolektif harus
dihadapi dengan bijak. Walaupun terdapat pro dan kontra terhadap persiapan
pemerintah, namun mempersiapkan diri dengan menambah ilmu secara terus menerus
merupakan solusi yang paling tepat untuk menghadapi perubahan dunia pendidikan.
Begitu juga dengan pelajaran bahasa Arab. Tentu banyak hal yang akan diubah dari
kurikulum sebelumnya (kurikulum KTSP). Kementerian Agama pada tahun 2014
melakukan uji coba tentang implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. studi tersebut memfokuskan pada
kebijakan implementasi serta penelaahan terhadap implementasi Kurikulum 2013 di
Madrasah Aliyah (MA). Oleh karena itu pembelajaran bahasa Arab di Madrasah
Aliyah harus mengacu pada landasan yuridis yang telah berlaku serta memperhatikan
komponen-komponen dalam kurikulum 2013 itu sendiri. Dalam hal ini komponen-
komponen kurikulum itu di antaranya: tujuan pembelajaran, Materi serta sumber
belajar, strategi dan metode pembelajaran,serta tak lupa evaluasi sebagai instrumen
penilaian. Jadi, komponen-komponen tersebut haruslah mengacu kepada peraturan serta
perundang-undangan yang telah berlaku dan menjadi pijakan implementasi
pembelajaran bahasa Arab di madrasah aliyah.

Keyword: Kurikulum 2013, Pembelajaran Bahasa Arab, Madrasah Aliyah

Pendahuluan

Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan generasi Indonesia agar mempunyai


kemampuan hidup sebagai pribadi serta warga negara yang produktif, kreatif, inovatif,
serta afektif dan mampu berkontribusi kepada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, bahkan peradaban dunia. Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia yang berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
kesimpulannya, kurikulum merupakan seperangkat komponen dalam kegiatan
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dalam kegiatan
pembelajaran dimana bertujuan untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan yang
tertuang dalam undang-undang.(Vol 2013)

Kementerian Agama telah secara serentak menerapkan kurikulum 2013 atau lebih
popular dengan K 13 untuk tingkatan madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah serta madrasah
aliyah. Tetapi pro dan kontra terus bermunculan, bahkan banyak yang sangat
menyayangkan keputusan penghapusan pelajaran yang begitu mendukung di kancah
persaingan global yaitu mata pelajaran bahasa Inggris serta TIK. walaupun demikian,
tetap tidak menyurutkan pihak pemerintah untuk memberlakukan K13. Tentunya, sikap
kita sekarang adalah berusaha untuk terus menambah wawasan sehingga tetap eksis
dalam menghadapi berbagai bentuk perubahan kebijakan dalam pendidikan.(Aliyah
2013).

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan


pendekatan studi lapangan atau penulis terjun langsung ke lapangan yang pada
kesimpulannya yaitu sebuah penelitian yang berusaha menggambarkan bagaimana
keadaan yang sesungguhnya dilapangan dengan menggunakan sebuah metode
kualitatif. Metode kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui sebuah proses berpikir induktif.
Dan melalui penelitian kualitatif, keuntungannya peneliti dapat mengenali subjek, serta
merasakan apa yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara terhadap guru pengajar mata
pelajaran bahasa arab beserta beberapa siswa dan siswi, Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan wawancara. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di madrasah aliyah Miftahul
Falah serta apa saja dampak implementasi kurikulum 2013 bagi siswa siswi madrasah
tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mendukung dalam implementasi kurikulum di MA Miftahul Falah serta permasalahan
yang muncul dalam implementasi kurikulum 2013 tersebut. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada Kementerian Agama,
terkhusus Direktorat Pendidikan Madrasah dalam mengambil sebuah kebijakan dalam
pengembangan Kurikulum 2013 di madrasah. Serta bagi madrasah, terkhusus Madrasah
Aliyah hasil penelitian ini nanti kemungkinan dapat dijadikan sebagai referensi dalam
implementasi dan pengembangan kurikulum 2013 di madrasah masing-masing.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap individual,
bahkan dinegara kita Indonesia telah diterapkan peraturan wajib belajar minimal 12
tahun. Pendidikan dijalankan dengan menyesuaikan falsafah negara serta kondisi
sosial-politik, ekonomi, dan lingkungan masing- masing. Sedangkan dalam perpekstif
pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional menurut undang-undang nomor 20
tahun 2003 yaitu berkembangnya seorang peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.(Noor and Karawang 2003)

Tujuan pendidikan dari pendidikan nasional dengan tujuan mata pelajaran masih
bersifat abstrak dan konseptual, Oleh sebab itu perlu pengoprasionalan dan penjabaran
lebih lanjut dalam tujuan pembelajaran, yaitu tujuan pendidikan yang lebih operasional
yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran atau setiap mata pelajaran.
Dengan makna lain, tujuan pendidikan tingkat operasioanal ini itu lebih
menggambarkan perubahan perilaku spesifik apa yang hendak dicapai oleh peserta
didik melalui proses pembelajaran tersebut.

Dalam perspektif kurikulum 2013, tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan


kecerdasan intelektual serta kecemerlangan akademik. Filosofi tersebut menyebutkan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu sedangkan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi tersebut mewajibkan kurikulum memiliki nama
mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, dan selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan serta kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa yang akan
datang yang lebih baik dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, serta berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat, bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi tersebut, Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi para peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berpikir reflektif untuk penyelesaian masalah social di masyarakat, serta untuk
membangun kehidupan masyarakat demokratis menjadi lebih baik.(Pendidikan,
Kebudayaan, and Indonesia 2018)

Oleh karena itu, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas dalam mengembangkan kehidupan individu para peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai serta berbagai dimensi inteligensi
yang sesuai dengan diri seorang peserta didik yang sangat diperlukan oleh masyarakat,
bangsa dan umat manusia.
PERUBAHAN: ANTARA KTSP DAN K 13

Kurikulum adalah seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Unit and Curriculum 2013)

Kurikulum 2013 merupakan sebuah implementasi dari undang-undang no 32 tahun


2013. Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan serta penyempurnan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Akan
tetapi kurikulum ini lebih cenderung kepada kompetensi sikap, pengetahuan serta
keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat undang-undang 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada pasal 35 ayat 6 yang
menyebutkan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan sesuai dengan standar nasional
yang telah disepakati. Paparan itu merupakan bagian dari uji umum kurikulum 2013
yang diharapkan nantinya dapat menjaring pendapat serta masukan dari kalangan
masyarakat secara positif tentunya. Perubahan kurikulum ini adalah akibat dari
perkembangan masyarakat, sehingga kurikulum bersifat berkembang dalam mengikuti
perkembangan serta tantangan zaman(Albantani et al. 2015)

KURIKULUM BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH

Standar kompetensi lulusan & Standar isi Bahasa Arab MA sebagai berikut:

a. Menyimak, yaitu sebuah kegiatan memahami wacana lisan berbentuk paparan


ataupun dialog.
b. Berbicara, yaitu sebuah kegiatan mengungkapkan secara lisan dalam bentuk
paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan,
remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam,
budaya Arab, serta hari-hari besar Islam dan lain-lain.
c. Membaca,
d. Menulis, Mengungkapkan secara tertulis. (Zubaidi n.d.)
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi


Kurikulum 2013 yaitu:

a. Pasal 1 Implementasi Kurikulum 2013 SD/MI, SMP/MTs, (SMA/MA),serta SMK/


MAK, dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.

b. Pasal 2 Implementasi kurikulum pada jenjang yang telah disebutkan menggunakan


pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup sebagai berikut: Pedoman
penyusunan serta pengelolaan, Pedoman pengembangan muatan lokal, Pedoman
kegiatan ekstrakurikuler, Pedoman umum pembelajaran, dan pedoman evaluasi
kurikulum.

Menurut Kurikulum 2013, sebagai seorang guru kita dituntut harus profesional
merancang pembelajaran yang afektif dan bermakna, serta mengorganisasikan
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat tentunya dan menentukan
prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan
kriteria-kriteria keberhasilan. (Kosassy 2017)

PRINSIP-PRINSIP IMPLEMENTASI KURIKULUM

Jadi, didalam sebuah implementasi kurikulum, terdapat prinsip-prinsip yang


menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu sebagai berikut:

1. Perolehan kesempatan yang sama. Prinsip tersebut lebih mengutamakan


penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis
dan berkeadilan agar memperoleh pengetahuan serta ketrampilan dan sikap.
2. Berpusat pada anak atau peserta didik.
3. Pendekatan dan kemitraan.
4. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.(Zubaidi n.d.)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM 2013

Kelebihan Kurikulum 2013 yaitu peserta didik lebih kreatif dan inovatif serta
pendidikan budi pekerti dan penerapan karakter yang diintegrasikan kepada semua
program studi dan semua mata pelajaran. Sedangkan kekurangan Kurikulum 2013
adalah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama serta tidak ada keseimbangan
antara proses pembelajaran dan hasil pada kurikulum 2013 tersebut serta peserta didik
lebih mengeesampingkan mata pelajaran Ujian Nasional.(Albantani et al. 2015)

Penerapan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Arab di MA NU


MIFTAHUL FALAH

Sistem pembelajaran Bahasa Arab di MA NU Miftahul Falah Kudus menggunakan


buku modul Hikmah Bahasa Arab Sesuai KMA 183 untuk pelajaran Bahasa Arab
kelas X,XI, dan XII. Dalam pembelajaran mufrodat bahasa arab, di setiap topic
pembahasan tema siswa ditargetkan untuk menguasai 30 kosakata sesuai tema yang
telah diangkat. Dalam maharotul qiro’ah, hampir 70%-80% peserta didik memahami
materi bacaan karena guru disini masih mengajarkan system guru membaca dan
menerjemahkan materi tersebut. Tetapi peserta didik tetap harus mencari terjemahan
dari kosakata atau mufrodat di dalam bacaan yang belum diketahui dengan
menggunakan kamus. yang terjadi dalam pembelajaran maharoh qiro’ah ini siswa
siswi yang lancar dalam membaca al-Quran lebih baik bacaannya karena sudah
terbiasa dengan tulisan-tulisan arab atau pegon dibanding siswa yang belum bisa
membaca al-Quran.

Jika ditinjau dari segi perubahan kurikulum, kurikulum 2013 dalam pembelajaran
bahasa Arab khususnya kelas X,XI, dan XII, bukan ditekankan pada menulis tetapi
lebih kepada menyimak, mendengar, meniru, serta menganalisis. Adapun untuk
gramatikalnya meliputi taqsimul kalimah seperti isim ma’rifat, isyaroh dan masih
banyak lagi. Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan
bahasa arab walaupun tidak menutup kemungkinan juga tercampur dengan bahasa
Indonesia. Guru bahasa arab di madrasah aliyah Miftahul Falah juga mengatakan
bahwa tema yang diusung pada kelas X,XI, dan XII juga kurang sesuai dengan
pengetahuan peserta didik. Temanya terkesan rumit dan sulit untuk diajarkan kepada
peserta didik, terlebih jika pada kelas X yang notabennya tidak semua dari lulusan
Mts bahkan banyak yang dari SMP yang melanjutkan sekolah ke Madrasah Aliyah
sehingga guru harus lebih berkreasi dan sabar dalam mengajarkan mufrodat dalam
pembahasan serta sabar dalam memberikan penjelasan. Berikut beberapa kesesuaian
implementasi kurikulum 2013 di madrasah aliyah Miftahul Falah sesuai dengan
parameter yang telah digunakan:
1. Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung antara pihak guru dan peserta didik.

2. Proses pembelajaran bersifat interaktif atau lebih jelasnya ketika guru


berkomunikasi menggunakan 50% bahasa arab dan 50% bahasa Indonesia atau
bahasa sehari-hari mereka terlebih pada kelas X.

3. Kegiatan Pembelajaran menyesuaikan dengan kemauan guru, terkadang jika


peserta didik merasa bosan dan ingin mencari suasana baru maka system
pembelajaran bahasa arab melalui praktik di luar kelas seperti di laboratorium bahasa
tetapi lebih seringnya kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas seperti biasa
karena terkendalanya system dan ruang tempat atau fasilitas yang belum cukup
memadai.

4. Kegiatan Pembelajaran bahasa arab di madrasah aliyah Miftahul Falah juga tidak
hanya terpacu pada materi saja tetapi terkadang para siswa juga menanyakan perihal
materi lain tentunya masih tetap berkaitan dengan bahasa arab seperti nahwu dan
shorof.

5. Kegiatan Pembelajaran masih menggunakan campuran bahasa Indonesia dan


bahasa arab jadi kalau untuk berdialog menggunakan bahasa arab sepenuhnya dirasa
belum mampu dan sulit untuk diterapkan.

6. Kegiatan Pembelajaran ketika para peserta didik sudah merasa jenuh, guru akan
menggunakan metode nyanyian atau bernyanyi sekedar icebreaking dengan lagu-lagu
bahasa arab agar tidak terlalu serius atau monoton.

7. Kegiatan Pembelajaran merambah kepada mata pelajaran yang lain seperti al-
qur’an dan hadist yang terkadang terdapat juga kosa kata atau mufrodat yang sudah
pernah dipelajari.

8. Kegiatan Pembelajaran masih manual didalam kelas guru masih menjelaskan


dengan peralatan yang seadanya belum menggunakan alat multimedia seperti media
powerpoint atau yang lain.

9. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab membuat para siswa aktif dan cepat
merespon apa yang guru sampaikan walaupun tidak semua peserta didik bisa aktif.

10. Madrasah tidak hanya mengikuti kurikulum, jadi juga mengikuti kebutuhan
peserta didiknya.
11. Guru dalam menumbuhkan usaha kesadaran dalam pentingnya pembelajaran
bahasa Arab yaitu dengan memotivasi peserta didik dan mengajarkan mengapa kita
sebagai umat islam sangat penting untuk belajar bahasa arab.

12. Guru pengajar bahasa arab di Madrasah aliyah Miftahul Falah dalam
pembelajaran bahasa arab juga mengajarkan juga mengajarkan hal-hal yang masih
berkaitan dengan pembelajaran semisal seperti tentang mubtada’ khobar maka akan
terhubung dengan doa-doa yang setiap hari kita panjatkan atau saat kita membaca al-
qur’an jadi kita tidak hanya menghafal doa itu tetapi juga mengetahui artinya.

13. Pada pembelajaran bahasa Arab, siswa masih sedikit tergantung pada guru
mereka. Tetapi guru tetap mengarahkan agar siswa bisa belajar mandiri. Seperti
memotivasi para peserta didik untuk mencari sendiri arti mufrodat dalam kamus.
Jadi, guru tidak selalu membacakan dan menerjemahkan secara monoton.

HAMBATAN-HAMBATAN GURU DAN MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL


FALAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM BARU

1. Terkadang informasi yang diterima oleh madrasah berbeda dengan fakta tentang
pengembangan Kurikulum 2013 atau informasi tersebut diterima di sekolah tidak
utuh, sehingga guru dan pihak madrasah itu sendiri belum memahami secara penuh
pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut,

2. Guru belum terlalu memahami life skill masing-masing sehingga pembinaan untuk
sekolah oleh dinas pendidikan nasional dalam rangka implementasi Kurikulum 2013
tersebut tidak lengkap.

3. jumlah peserta didik perkelas terlalu banyak tercatat sekitar hampir 38-40 siswa
siswi, sehingga menyebabkan guru kesulitan untuk melakukan penilaian berbasis
kemampuan dasar dan kesulitan melakukan pengelolaan kelas yang baik padahal hal
tersebut sangatlah penting dalam mengetahui seberapa performance atau psikomotor
peserta didik tersebut.
KREATIVITAS YANG DIPERLUKAN SEORANG GURU DALAM
MENERAPKAN PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM 2013

Metode pembelajaran kreatif serta inovatif tentunya sangat memiliki peran yang
sangat penting dalam praktisnya suatu kegiatan belajar mengajar karena melalui hal
tersebut seorang peserta didik dapat diarahkan kepada kualifikasi pembelajaran yang
tentunya efektif. Guru yang kreatif tidak akan pernah merasa puas dengan sebuah
metode pembelajaran yang sama pada setiap materi pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik. (Implementasi 2019)

Guru akan selalu mencari inovasi-inovasi atau metode yang tepat untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga peserta didik akan merasa nyaman,
senang, dan bersemangat dalam menerima materi pembelajaran. Dan adanya kepala
sekolah yang mendukung guru dalam berperilaku positif dan mendukung dalam hal
mengembangkan kemampuan profesionalnya itu sangat memberikan pengaruh yang
besar bagi guru untuk menuangkan ide-ide cemerlangnya. Guru bahasa arab yang
saya jadikan narasumber disini menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mendukung
serta merespon secara positif atas inisiatif atau ide-ide yang baik yang perlu
dikembangkan, apalagi ide itu untuk kemajuan bersama. Secara tegas lagi pernyataan
guru tersebut bahwa guru kreatif itu guru yang selalu memberikan hal-hal yang positif
atau dapat memanfaatkan apa yang ada disekitar lingkungannya untuk dimanfaatkan
sebagai bahan ajar serta guru juga dapat mengatasi apabila terdapat keterbatasan alat
peraga mungkin di sekolah mereka seperti di madrasah aliyah Miftahul Falah ini
misalnya.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PENDUKUNG KURIKULUM 2013

Berikut contoh model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Yang dimaksud pembelajaran
berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran dimana lebih menekankan aspek
kognitif peserta didik dan pembelajarannya itu berpusat kepada peserta didik itu
sendiri. Peran guru dalam pembelajaran tersebut terkadang memerlukan penjelasan
kepada siswa, tapi pada intinya dalam pembelajaran ini guru memiliki peran sebagai
pembimbing sehingga siswa belajar untuk berfikir dan memecahkan masalah itu
dengan mandiri dan dengan caranya sendiri. Model ini pembelajarannya lebih
menekankan pada aspek kognitif siswa. Pembelajaran diawali dengan memberikan
masalah yang sangat kompleks. Dilanjutkan dengan masalah-masalah yang lebih
spesifik tentunya dengan maksud mencari solusi dari masalah kompleks tersebut.
Berdasarkan masalah, guru harus berupaya agar siswa dapat dengan mandiri
mengkonstruksi konsep maupun prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Pembelajarannya
juga harus terlebih dahulu dirancang oleh guru, serta guru tersebut hanya bertugas
sebagai pembimbing. Yang kedua ada model Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu
metode pembelajaran dengan menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Jadi,
siswa melakukan penjelajahan atau eksplorasi, penilaian, serta interpretasi dan
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai awal dalam mengumpulkan pengetahuan dan pengalamannya beraktifitas
secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan yang sangat kompleks yang sangat diperlukan siswa dalam melakukan
insvestigasi dan dalam memahaminya. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki
karakteristik seperti: siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, siswa
mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan, siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses serta
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, proses evaluasi dijalankan
secara terus menerus, siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan, produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi dan situasi
pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. peran guru dalam
pembelajaran berbasis proyek seperti ini sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, serta
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal sesuai dengan
daya imajinasi serta kreasi dan inovasi dari para peserta didik.(kurikulum 2013 , guru
, siswa , afektif , psikomotorik , kognitif 2013)
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian saya terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata
pembelajaran bahasa arab di Madrasah Aliyah NU Miftahul Falah, maka dapat
disimpulkan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 di MA NU Miftahul Falah
sebagian besar sudah terlaksana sesuai dengan kriteria implementasi kurikulum
tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari paparan yang telah ditunjukkan melalui
observasi dan wawancara di madrasah tersebut. Jadi, Kurikulum 2013 masih perlu
disosialisasikan lagi secara sepenuhnya, dimana yang seharusnya lebih mencakup
pengembangan lebih lanjut tentang silabus serta pengembangan sistem pengujian
berbasis kelas, dan pengembangan life skill atau kemampuan diri ke dalam silabus
dan memodifikasi model pembelajaran agar lebih menarik.

Pengembangan Kurikulum 2013 di MA NU Miftahul Falah terkhusus pada mata


pelajaran bahasa Arab sedikit demi sedikit sudah terlaksana dengan baik, karena guru
terlibat secara penuh dalam pengembangan silabus serta dalam sistem pembelajaran.
ini bisa dilihat dari kelebihan guru tersebut dalam mengembangkan pengalaman
belajarnya ke dalam sebuah aktivitas belajar. Oleh sebab itu, madrasah juga perlu
tentunya melengkapi lagi pedoman –pedoman dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.

Sedangkan peran guru dalam hal ini atau dalam pembelajaran maksudnya itu masih
bersifat dominan, sehingga aktivitas kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada
apa yang diperintahkan oleh guru atau guru masih bersifat menengahi dan hal ini
menimbulkan siswa atau peserta didik belum bisa mandiri sepenuhnya. maka, masih
perlu adanya pelatihan serta pembinaan bahkan perlu untuk memonitoring atau
mengawasi implementasi kurikulum secara terus menerus di Madrasah aliyah
Miftahul Falah tersebut ini.
DAFTAR PUSTAKA

Albantani, Azkia Muharom, Universitas Islam, Negeri Syarif, and Hidayatullah Jakarta.
2015. “PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH.”
2(2): 178–91.

Aliyah, D I Madrasah. 2013. “DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.” : 176–91.

Implementasi, Dalam. 2019. Dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Kosassy, Siti Osa. 2017. “ANALISIS KONSEP DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM


2013 SITI OSA KOSASSY, S.Sos., M.Si.” 12(1): 78–89.

“Kurikulum 2013 , Guru , Siswa , Afektif , Psikomotorik , Kognitif.” 2013. : 17–29.

Noor, Tajuddin, and Universitas Singaperbangsa Karawang. 2003. “RUMUSAN TUJUAN


PENDIDIKAN NASIONAL Pasal 3 UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL NO.” (20): 123–44.

Pendidikan, Menteri, D A N Kebudayaan, and Republik Indonesia. 2018. “Enteri Pendidikan


Dan Kebudayaan Republik Indonesia.”

Unit, Education, and Level Curriculum. 2013. “Herman Zaini CHARACTERISTICS


CURRICULUM 2013.” 1(1): 15–31.

Vol, An-nabighoh. 2013. “An-Nabighoh Vol. 20. No. 02 Tahun 2018.” 20(02).

Zubaidi, Ahmad. “KURIKULUM BAHASA ARAB DI MADRASAH.”

Anda mungkin juga menyukai