Anda di halaman 1dari 4

MENGANALISIS DAN MENGKRITIK TERJADINYA

PERUBAHAN KURIKULUM DI INDONESIA

Dosen Pengampu
Ahmad Musthofa J.A M.Pd.I

Disusun Oleh :
Nama : Ima Nur Rohmawati
Nim : 20210970101949

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AR-ROSYID SURABAYA
2023
ARTIKEL
PERUBAHAN KURIKULUM 2013 MENJADI KURIKULUM MERDEKA

Sebagai seorang Guru tentunya hal yang biasa mendengar perubahan kurikulum.
Namun, bukan berarti dalam proses perubahannya mudah untuk diterapkan. Apalagi
mengingat kurikulum 2013 yang sudah beberapa tahun berjalan, dan para Guru sudah mampu
beradaptasi atau terbiasa dengan kurikulum ini. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum
yang sudah baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah:
“Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia”. Dalam tujuan tersebut peserta didik bukan hanya diajarkan
baik dalam hal pengetahuan dan keterampilan namun juga dididik memiliki karakter yang
baik, melalui 4 kompetensi yang tertuang dalam kurikulum tersebut, meliputi sosial, spiritual,
pengetahuan dan keterampilan. Lantas, mengapa Kurikulum 2013 harus digantikan dengan
Kurikulum Merdeka?
Sebenarnya Kurikulum Merdeka ini kurang tepat dikatakan sebagai pengganti
kurikulum 2013. Pasalnya, hal-hal baik yang ada dikurikulum 2013 masih dapat
diaplikasikan. Dalam penerapan Kurikulum Merdeka, suatu pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik disesuaikan dengan kesiapan satuan pendidikan.
Tentunya ini menjadi hal positif, karena adanya kesenjangan mutu sekolah, sehingga tidak
semua sekolah memiliki input peserta didik serta sarana dan prasarana pendukung yang sama,
maka tujuan pembelajaran yang akan dicapai tiap sekolah tentu berbeda. Selain itu, dalam
kurikulum merdeka, pembelajaran fokus pada materi esensial sehingga Guru bisa lebih
memiliki waktu untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
literasi dan numerasi. Guru memiliki banyak waktu untuk menentukan model, metode serta
strategi pembelajaran yang sesuai peserta didik, menyusun pembelajaran yang memuat
konten pembelajaran yang kontekstual dan menarik, membuat media pembelajaran inovatif
yang mampu merangsang motivasi belajar peserta didik dan membuat asesmen penilaian
yang mampu melatih nalar sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu bagi peserta didik,
mereka memiliki banyak waktu untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami
sehingga miskonsepsi diharapkan tidak terjadi.
Berbeda dengan kurikulum 2013, dalam Kurikulum Merdeka sejumlah 20-30% jam
pelajaran dari setiap mapel dialokasikan untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5). Melalui pembelajaran berbasis Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam
kurikulum merdeka, peserta didik diberi kesempatan untuk mengasah kepercayaan diri,
membangun kerja sama dan tolerasi dalam mengembangkan kreativitas untuk membuat suatu
karya yang inovatif. Tentunya ini adalah hal yang menarik dalam kurikulum merdeka. Peserta
didik belajar tidak hanya menghafal didalam kelas, namun langsung berperan aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual dan mencari solusi dengan membuat karya bermanfaat.
Melihat banyaknya hal positif yang ditawarkan oleh kurikulum merdeka, secara tidak
langsung proses pembelajaran ini sudah mempersiapkan siswa sesuai dengan Kebutuhan
Pendidikan Abad 21. Jadi, apakah kurikulum 2013 perlu diganti menjadi kurikulum
merdeka? Jawabannya adalah Kurikulum 2013 perlu disempurnakan menjadi Kurikulum
Merdeka

Sumber Referensi : https://kumparan.com/ria-tri-lestari-1671333885953866108/perubahan-


kurikulum-2013-menjadi-kurikulum-merdeka-1zTVOhb5ZA4/full
ANALISIS DAN KRITIKAN

Kurikulum Merdeka ini berpusat pada peserta didik. Yang artinya guru bertindak
sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan proses pembelajaran. Pada
kurikulum merdeka ini peserta didik juga diberikan kebebasan untuk menemukan sumber
belajar dari mana saja. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan bakat dan
minatnya sesuai keinginan mereka. Kurikulum merdeka ini adalah kurikulum pembaharuan
dari kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 2013 yang dianggap relevan dengan
perkembangan pendidikan saat ini. Serta menggunakan pembelajaran terdiferensiasi dan
kokurikuler melalui Projek Penguatan Profil belajar Pancasila Yang artinya
menyesuaikanproses pembelajaran dengan memberikan beragam cara agar lebih mudah
dipahami dan mengerti isi dalam materi yang dipelajari. Dan juga peserta didik mampu
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Kurikulum Merdeka sebagai penyempurnaan dari kurikulum 2013. Penyempurnaan
yang lebih relevan dengan pembelajaran yang penting untuk menghadapi pendidikan pasca
pandemi dan menghadapi situasi dunia yang terus menerus berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Dalam kurikulum merdeka, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengasah kepercayaan diri, membangun kerja sama dan tolerasi dalam mengembangkan
kreativitas untuk membuat suatu karya yang inovatif. Pada kurikulum ini juga memberi
keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar,
minat, dan profil belajar peserta didik.
Kurikulum merdeka ini memang lebih relevan, namun disamping itu juga ada
beberapa penghambat. Bagi siswa yang memiliki semangat dan minat belajar serta
pemahaman yang cukup, kurikulum ini menjadi peluang besar untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang luas. Sedangkan untuk peserta didik yang kurang minat
belajar dan kurangnya motivasi atau kesulitan memahami pembelajaran akan merasa
terbebani, siswa akan merasa tidak nyaman dan mungkin malah tidak mau menjalankan tugas
pembelajaran. Namun hal ini tetap menjadi PR bagi pendidik.

Anda mungkin juga menyukai