Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KURIKULUM 2013 TERHADAP METODE

PEMBELAJARAN BERBASIS EXAMPLE NON EXAMPLE

Seiring berkembangnya zaman, kualitas pendidikan di Indonesia juga


semakin berkembang, termasuk perkembangan kurikulum pendidikan. Indonesia
sebagai negara yang mayoritas penduduk muslim, semakin berkembangnya zaman
juga semakin memperbaharui kurikulum Pendidikan Agama Islam di madrasah-
madrasah ataupun sekolah-sekolah.

Pengertian pendidikan agama Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan


kurikulum secara umum, perbedaannya hanya terletak pada sumber pelajarannya
saja. Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya
“Pembelajaran Agama Islam berbasis Kompetensi”, mengatakan bahwa
kurikulum pendidikan agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi,
metode, dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.1

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam


menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Zakiyah Daradjat
pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.2

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan


isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagi pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu

Pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum


baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian
yang dilakukan selama periode tertentu, pengembangan kurikulum berarti

1 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),hlm.74.
2 Ibid, hlm. 130.
perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke kurikulum lain, dan
perubahan ini berlangsung dalam waktu panjang.3

Kurikulum 2013 telah membawa banyak perubahan terhadap sistem


pendidikan agama Islam, banyak inovasi-inovasi baru yang muncul di tengah-
tengah berkembangnya kurikulum 2013, pada hakikatnya pada kurikulum 2013
guru tidak banyak menjelaskan materi pelajaran melainkan peserta didik yang
dituntut lebih aktif menganalisis materi itu sendiri dan mempelajarinya, namun
disini bukan berarti guru lepas tangan namun lebih ke banyak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya.

Adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan siswa tidak


keluar dari norma-norma agama dan mampu menjalankan aturan syariat Islam di
dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam kegiatan pembelajaran terutama mata
pelajaran ini memang sangat diperlukan untuk membangkitkan perasaan dan
emosi siswa dalam memahami, menghayati serta meyakini kebenaran ajaran
agamanya.

Salah satu inovasi baru yang muncul di tengah-tengah berkembangnya


kurikulum 2013, pendidikan agama Islam mempunyai salah satu model belajar
yang sangat menarik peserta didik, yakni model belajar example non example.

Example non example adalah metode belajar yang menggunakan contoh-


contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi
dasar.4 Metode example non example adalah metode pembelajaran yang
menggunakan gambar dapat melalui OHP, proyektor ataupun yang paing
sederhana adalah poster.5 Metode pembelajaran example non example merupakan
model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media media
pembelajaran.6

3 Hendyat Soetopo, dan Wast Soenanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,


Jakarta: Bumi Aksara, 1993),hlm.45.
4 Kiranawati, Metode Pembelajaran, (Bandung: Kencana, 2007),hlm.32.
5 Siavin, Metode Pembelajaran,(Jakarta: Balai Pustaka, 1994),hlm.59.
6 Buehl, Metode Pembelajaran, (Jakarta: Media Group, 1996), hlm.61.
Jadi maksudnya disini, metode example non example adalah model belajar
dimana guru menampilkan sebuah gambar untuk kemudian di analisis oleh peserta
didik, model ini diterapkan setelah guru selesai menjelaskan sedikit materi
tujuannya adalah supaya peserta didik bisa berfikir dan menganalisis secara kritis.
Disini sudah bisa dilihat bahwa adanya model belajar ini adalah salah satu
pengaruh dari adanya kurikulum 2013, dimana model ini menjadikan siswa
mampu berfikir secara mendalam.

Jika dibedakan dengan kurikulum lama, tentu sangat beda, pada kurikulum
lama mungkin metode ini sudah di terapkan namun belum terlalu menekankan
peserta didik agar berani aktif, dan setelah diterapkannya kurikulum 2013
diharapkan peserta didik bisa lebih aktif untuk menyampaikan tanggapan atau
komentarnya karena pada kurikulum 2013 sendiri guru hanya sedikit memberikan
penjelasan kepada peserta didik jadi mau tidak mau peserta didik harus berani
aktif berbicara dan menyampaikan pendapatnya.

Sebagai contoh, penerapan metode example non example pada mata


pelajaran PAI adalah pada mata kuliah akidah akhlak, setelah guru menjelaskan
sedikit tentang materi tata cara berpakaian yang benar menurut syari’at Islam,
kemudian pada pertemuan selanjutnya guru menampilkan sebuah gambar seorang
muslim yang memakai jilbab syar’i dengan seorang muslim yang memakai
kerudung yang tidak sesuai dengan syari’at Islam, guru hanya menyampaikan
bahwa di hari itu meneruskan materi pada minggu selanjutnya kemudian peserta
didik di suruh menganalisis gambar yang telah di tampilkan tersebut, satu persatu
siswa di suruh menyampaikan pendapatnya, disini siswa yang awalnya tidak aktif,
pendiam, dan lain sebagainya akhirnya menjadi siswa yang aktif.

Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum PAI yaitu membentuk anak didik
menjadi berakhlak mulia, dalam hubungannya dengan hakikat penciptaan
manusia. Tujuan tersebut tetap berorientasi pada tujuan penyebutan nasioanal
yang terdapat dalam UU no. 20 tahun 2003. Selanjutnya tujuan umum PAI
dijabarkan pada tujuan masing-masing lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang
pendidikan yang ada. Selain itu, pendidikan agama Islam sebagai sebuah program
pembelajaran yang diarahkan untuk menjaga akidah dan ketakwaan peserta didik,
menjadi landasan untuk lebih rajin mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama,
mendorong peserta didik untuk lebih kritis, kreatif, dan inovatif, menjadi landasan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari didalam masyarakat, dengan demikian
bukan hanya mengajarkan pengetahuan secara teori semata tetapi juga untuk
dipraktekkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.7

Adanya metode belajar example non example telah membentuk siswa


menjadi pribadi yang mandiri, karena secara tidak langsung peserta didik
memaparkan pendapatnya. Menurut Buehl keuntungan dari metode example non
example antara lain: siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya
digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan
lebih komplek. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari example non example. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan
untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada
bagian example.8

Disisi lain dari kelebihan metode example non example sebagai berikut:
Siswa lebih krisis dalam menganalisis gambar. Siswa mengetahui aplikasi dari
materi berupa contoh gambar. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya.9

Adanya model belajar ini merupakan sebuah inovasi baru bagi mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, jika pada kurikulum lama belum terlalu
banyak model belajar yang muncu atau guru hanya sebatas menjelaskan materi
tanpa ada sesuatu yang bisa menarik siswa hingga menjadikan peserta didik
menjadi siswa yang mandiri maka pada kurikulum 2013 sesuai dengan tujuannya,

7 Hamdan, Pengembangan dan Pembinaan Kurikulum (Teori dan Praktek Kurikulum


PAI), (Banjarmasin, 2009),hlm.40.
8 Kusuma, Metode dan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008),hlm.12.
9 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm.94.
muncul model-model belajar yang sudah sesuai dengan apa yang dharapkan
pemerintah dengan adanya kurikulum baru ini.

Namun kurikulum 2013 tidak selalu membawa perubahan yang baik bagi
peserta didik maupun bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena dibalik setiap
kelebihan pasti ada yang namanya kekurangan. Disamping siswa dapat
menyampaikan pendapat atau ide nya secara bebas, dan peserta didik mempunyai
waktu lebih banyak untuk berbicara daripada guru itu sendiri, kurikulum PAI 2013
memiliki kekurangan yaitu pada lembaga pendidikan non Islam
(SD/SMP/SMA/SMK) mata pelajaran pendidikan agama Islam digabung dengan
mata pelajaran Budi Pekerti, karena menurut kemendigbud orang yang memiliki
pengetahuan tentang agama Islam belum tentu memiliki akhlak yang baik, tentu
ini menjadikan mata pelajaran agama Islam mengalami penyempitan makna.
Berikut lebih jelasnya dipaparkan beberapa kelemahan kurikulum 2013:

1. Guru banyak yang berfikiran salah, karena beranggapan dengan adanya


kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di
kelas, padahal disini guru seharusnya tetap menjelaskan namun lebih
banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara.
2. Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP, apalagi sekarang
zaman sudah semakin canggih, RPP sudah bisa di download di internet
yang pada akhirnya menjadikan guru tidak terampil membatnya sendiri.
3. Menambah beban kerja guru jika dilihat dari segi upah yang diterima tidak
seberapa.
4. Tingkat keaktifan peserta didik belum meratam sehingga tujuan dari
adanya kurikulum 2013 sendiri belum 100 % terwujud.
5. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai oleh siswa sehingga tidak setiap
materi bisa dicerna oleh peserta didik dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soetopo, Hendyat dan Soenanto, Wast. 1993. Pembinaan dan Pengembangan


Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

KiranawatI. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Kencana


Siavin. 1994. Metode Pembelajaran. Jakarta: Balai Pustaka
Buehl. 1996. Metode Pembelajaran. Jakarta: Media Group
Hamdan. 2009. Pengembangan dan Pembinaan Kurikulum (Teori dan Praktek
Kurikulum PAI). Banjarmasin
Kusuma. 2008. Metode dan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hamdani,2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai