PENDAHULUAN
Pendidikan adalah aspek universal yang selalu dan harus ada dalam
ada kemajuan, bahkan bisa jadi akan mengalami kemunduran dan kepunahan.
Oleh karena itu, menjadi fakta yang tidak terbantahkan bahwa pendidikan
lain, baik buruknya dirinya tergantung dari pendidikan yang telah dijalaninya.
Tentunya tidak hanya terbatas pada pendidikan formal dalam bentuk institusi
pendidikan yang ada, melainkan juga termasuk dalam hal ini adalah pendidikan
secara sosial.Maka dari itu, pendidikan tentu sangat penting bagi kehidupan
manusia itu sendiri.Bahkan, bisa dikatakan bahwa tanpa pendidikan maka tidak
tentu saja hal itu membutuhkan sebuah desain pendidikan yang juga tepat dan
bahkan desain media pembelajaran serta pengajaran pun dibuat dan diciptakan
yang tercipta dari proses pendidikan yang kontekstual dan mampu menyerap
lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, di samping cara ini tidak
anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri
bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan
mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan
pesat. Berbagai update dan upgrade teknologi telah menembus ruang dan waktu
sehingga dunia menjelma sebuah kampung global yang saling berinteraksi. Hal
ini tentu menjadi tantangan dan penunjang bagi dunia pendidikan khususnya
teknologi dapat dimanfaatkan agar kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien,
pembelajaran.
Kehadiran minat belajar dalam pribadi merangsang motivasi untuk belajar yang
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat peserta didik merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan
caranya untuk menciptakan kondisi tertentu agar peserta didik selalu merasa
kompetensi belajarnya.
faktor.Faktor tersebut meliputi faktor intern dari siswa itu sendiri dan faktor
ekstern atau faktor luar.Faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau intern
pemahaman yang nyata.Kesulitan yang dialami siswa terlihat pada saat peneliti
siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan belum menguasai
dengan angka satuan, siswa masih tidak bisa menjawab.Ada pula faktor ekstern
berasal dari guru kelas. Proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di
satu penyebab kesulitan karena siswa hanya menggunakan imajinasi saja pada
saat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Diketahui melalui observasi dan
dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat 40% siswa yang
sudah mencapai KKM, sedangkan sisanya yaitu 60% belum mencapai KKM.
pada mata pelajaran IPA. Karena melalui strategi pembelajaran tersebut siswa
inovatif, kreatif, dan menantang siswa untuk belajar lebih baik lagi. Dengan
proses pembelajaran yang demikian akan berdampak pula pada kualitas
kelas IVB agar tidak kalah bersaing dengan siswa kelas IVA.Salah satu upaya
PELAJARAN 2014/2015”.
B. Perumusan Masalah
2014/2015?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
menyenangkan.
b. Bagi Guru/peneliti
Tindakan Kelas.
tepat.
menyelesaikan soal.
penelitian selanjutnya.
c. Bagi Sekolah
Daftar Isi [Tutup]
Tidak Memiliki Guru atau Guru yang Tidak Terlatih
Tidak Tersedianya Ruang Kelas yang Memadai
Dana Pendidikan yang Kurang
Kekurangan Bahan Belajar
Jarak Sekolah yang Sangat Jauh
Nutrisi yang Harus Dicukupi
Masalah Biaya Pendidikan
Tidak Memiliki Guru atau Guru yang
Tidak Terlatih
Guru merupakan salah satu faktor utama yang bisa membuat seorang
anak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.
Masalah terjadi saat guru yang bertugas untuk mendidik anak-anak
tidak terlatih dengan baik.
Hal ini bisa menyebabkan anak-anak tidak bisa memiliki keterampilan
dasar seperti matematika dan bahasa dengan baik.
Hal di atas ditambah lagi dengan masalah pendidikan baru yaitu
banyak negara atau daerah yang kekurangan tenaga pengajar.
Tony Wagner (2017), ko direktur Harvard's Change Leadership Group, mengidentifikasi tujuh
kompetensi untuk bisa survive dalam menghadapi tantangan dunia mendatang, di antaranya :
Kompetensi berpikir kritis dan pemecahan masalah sangat diperlukan institusi untuk bisa
dimiliki oleh sumber daya manusianya. Dengan kompetensi ini diharapkan institusi mampu
memperbaiki secara terus menerus berkenaan dengan pelayanan, proses dan produknya.
Kecakapan memimpin dan mempengaruhi serta bekerja dalam tim merupakan sesuatu yang
sangat penting, terutama dalam dunia bisnis. Karena secara alamiah, hakekat dunia bisnis itu
saling terkait.
Kemampuan mengadaptasi kecakapan baru dengan cepat adalah kunci penting untuk meraih
sukses. Pekerja harus mampu mengkonstruksi instrumen untuk memecahkan masalah. Yang
sering disebut dengan learnability.
Pada dasarnya tidak ada kerugian dalam mencoba. Karena itu dibutuhkan inisiatif dan spirit
berwirausaha yang berani ambil resiko. Mencoba 10 x dan berhasil 8 itu lebih baik daripada
mencoba 5x dan berhasil 5 juga. Keberanian ambil resiko dan pemilikan enterpreneurship itu
sangat penting dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat.
Kecakapan berkomunikasi secara oral dan tertulis itu sangat penting dalam berkompetisi, karena
banyaknya ide dan kemampuan yang kita miliki akan hilang disebabkan oleh ketidakmampuan
kita dalam mengekspresikan ide dan kemampuan.
Keigintahuan dan imajinasi merupakan faktor penting untuk menghasilkan inovasi dan
pemecahan masalah. "We’re all born curious, creative and imaginative," says Wagner. Untuk
mengembangkan dua kompetensi ini lebih diperlukan good answer daripada right answer. Good
answer lebih banyak menggambarkan kemampuan berpikir divergen daripada konvergen.
Ke-7 kompetensi tersebut untuk menghadapi tantangan masa depan, belumlah cukup. Karena
ketujuh kompetensi tersebut lebih banyak terkait dengan pengetahuan dan keterampilan. Padahal
fenomena tantangan hidup lebih kompleks dan menyentuh seluruh aspek kehidupan.
Sedangkan komitmen moral ditunjukkan dengan tingkat keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia yang terwujudkan dalam perilaku sehari (ibadah dan muamalah) yang diorientasikan untuk
mengharapkan ridlo-Nya. “Yaa ayyuhan nafsu muthmainnah, irji’ii ilaa rabbiki raadliyatam
mardliyyah, fadkhulii fii ‘ibaadii, wadkhulii jannatii”.
*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian
tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di
Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal
aplikasi Telegram di HP.
Opini Rochmat Wahab Kompetensi Masa Depan