Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah aspek universal yang selalu dan harus ada dalam

kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, ia tidak akan pernah berkembang dan

berkebudayaan. Disamping itu, kehidupannya juga akan menjadi statis tanpa

ada kemajuan, bahkan bisa jadi akan mengalami kemunduran dan kepunahan.

Oleh karena itu, menjadi fakta yang tidak terbantahkan bahwa pendidikan

adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupannya.

Pendidikan juga merupakan tonggak dari peradaban manusia. Dengan kata

lain, baik buruknya dirinya tergantung dari pendidikan yang telah dijalaninya.

Tentunya tidak hanya terbatas pada pendidikan formal dalam bentuk institusi

pendidikan yang ada, melainkan juga termasuk dalam hal ini adalah pendidikan

dalam keluarga, lingkungan, dan pendidikan yang diberikan oleh masyarakat

secara sosial.Maka dari itu, pendidikan tentu sangat penting bagi kehidupan

manusia itu sendiri.Bahkan, bisa dikatakan bahwa tanpa pendidikan maka tidak

ada yang namanya manusia. Sebab, pendidikan adalah yang membentuk

peradaban, dan tanpa peradaban manusia akan punah.

Seiring berjalannya waktu dan semakin pesatnya tingkat intelektualitas dan

kualitas kehidupan, dimensi pendidikan pun menjadi semakin kompleks, dan

tentu saja hal itu membutuhkan sebuah desain pendidikan yang juga tepat dan

sesuai dengan kondisinya.Oleh karena itu, berbagai teori, metode, strategi,

bahkan desain media pembelajaran serta pengajaran pun dibuat dan diciptakan

untuk mengapresiasi semakin beragamnya tingkat kebutuhan dan kerumitan

permasalahan pendidikan. Dan memang itulah yang menjadi esensi pendidikan


itu sendiri, yakni bagaimana menciptakan sebuah kehidupan yang lebih baik

yang tercipta dari proses pendidikan yang kontekstual dan mampu menyerap

aspirasi zaman dengan tepat dan sesuai.

Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin

lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, di samping cara ini tidak

sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Revolusi ilmu

pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar

anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri

bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan

untuk memanfaatkan media teknologi dan pendekatan teknologis dalam

pengelolaan pendidikan. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan

merupakan sarana penerus nilai-nilai, gagasan-gagasan, sehingga setiap orang

mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan

Negara.Ini berarti bahwa pendidikan adalah wadah untuk mentransformasikan

ilmu pengetahuan dan teknologi demi kepentingan hidup manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat

pesat. Berbagai update dan upgrade teknologi telah menembus ruang dan waktu

sehingga dunia menjelma sebuah kampung global yang saling berinteraksi. Hal

ini tentu menjadi tantangan dan penunjang bagi dunia pendidikan khususnya

pada peningkatan proses pembelajaran dimana teknologi digunakan dalam

penyampaian materi, metode ajar dan media pembelajaran. Sehingga, kemajuan

teknologi dapat dimanfaatkan agar kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien,

sebab penggunaan media yang efektif mempertinggi kualitas proses


pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran.

Pemusatan perhatian dalam proses pembelajaran sangat diperlukan.

Kehadiran minat belajar dalam pribadi merangsang motivasi untuk belajar yang

lebih besar.Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat peserta didik merupakan faktor

utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan

belajar sebaik-baiknya. Oleh karena itu guru hendaknya berusaha bagaimana

caranya untuk menciptakan kondisi tertentu agar peserta didik selalu merasa

butuh dan ingin terus belajar.dengan menjelaskan hal-hal menarik, salah

satunya dengan menerapkan suatu strategi pembelajaraan yang dapat

meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kompetensi belajarnya.

IPA merupakan mata pelajaran yang sangat berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.Kurikulum 2006 ini megamanatkan bahwa Mata Pelajaran IPA di

SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari .

2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa kelas IVB MI Negeri

Karanganom Klaten, kemampuan siswa dalam berkonsentrasi masih


rendah.Siswa mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi

yang disampaikan oleh guru.Kesulitan ini muncul karena dipengaruhi beberapa

faktor.Faktor tersebut meliputi faktor intern dari siswa itu sendiri dan faktor

ekstern atau faktor luar.Faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau intern

yaitu ketidakmampuan siswa dalam menangkap informasi menjadi sebuah

pemahaman yang nyata.Kesulitan yang dialami siswa terlihat pada saat peneliti

mengamati pembelajaran tentang pecahan sederhana, masih terdapat beberapa

siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan belum menguasai

materi perkalian.Terbukti pada saat guru menanyakan perkalian sederhana

dengan angka satuan, siswa masih tidak bisa menjawab.Ada pula faktor ekstern

berasal dari guru kelas. Proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di

kelas IVB MI Negeri 1 Karanganom Klaten masih dilakukan secara

konvensional. Pada saat menyampaikan materi pecahan, guru menggunakan

metode penugasan tanpa bantuan media tertentu.Faktor tersebut menjadi salah

satu penyebab kesulitan karena siswa hanya menggunakan imajinasi saja pada

saat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Diketahui melalui observasi dan

dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat 40% siswa yang

sudah mencapai KKM, sedangkan sisanya yaitu 60% belum mencapai KKM.

Proses pembelajaran melalui strategi pembelajaran review who wants to be

a millionaire menjadi pilihan peneliti dalam meningkatkan kompetensi siswa

pada mata pelajaran IPA. Karena melalui strategi pembelajaran tersebut siswa

bisa mengembangkan daya pikir dan kreativitasnya dalam mengembangkan

kemampuan yang ada sehingga diharapkan proses pembelajaran akan lebih

inovatif, kreatif, dan menantang siswa untuk belajar lebih baik lagi. Dengan
proses pembelajaran yang demikian akan berdampak pula pada kualitas

kompetensi belajar yang optimal serta tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Oleh karena itu, penulis bermaksud meningkatkan kompetensi belajar siswa

kelas IVB agar tidak kalah bersaing dengan siswa kelas IVA.Salah satu upaya

meningkatkan kompetensi belajar siswa tersebut adalah dengan menggunakan

strategi pembelajaranreviewwho wants to be a millionaire dalam

menyampaikan materi energi dan penggunaannya pada mata pelajaran

IPA.Melalui penggunaan strategiini diharapkan siswa akan lebih mudah

memahami materi yang guru sampaikan serta mendatangkan minat belajar

sehingga kompetensi belajar siswa juga akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul, ”UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI

BELAJAR IPAMELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN REVIEW

WHO WANTS TO BE A MILLIONAIRE PADA SISWA KELAS IVB MI

NEGERI KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN

PELAJARAN 2014/2015”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

”Apakah penggunaan strategi pembelajaran review who wants to be a

millionaire dapat meningkatkan kompetensi belajar IPApada siswa kelas

IVB MI Negeri Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran

2014/2015?”

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan

kompetensi IPApada siswa kelas IVB melalui strategi pembelajaran review

who wants to be a millionaire.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

untukmeningkatkan kompetensi belajar IPApada siswa kelas IVB melalui

strategi pembelajaran review who wants to be a millionaire, sehingga

dihasilkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan pada

akhirnya dapat mencapai hasil pembelajaran tuntas.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang

menyatakan bahwa peningkatan kompetensi belajar IPA pada siswa kelas

IVB dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran review

who wants to be a millionaire.

2. Secara Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan

sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Agar siswa dapat meningkatkan kompetensi belajarnya dengan

kemampuan menyelesaikan soal pada mata pelajaran IPA melalui


strategi pembelajaran review who wants to be a millionaire.

2) Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, kreatif, dan

menyenangkan.

b. Bagi Guru/peneliti

1) Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki

pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian

Tindakan Kelas.

2) Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses

pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang

tepat.

3) Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas

dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal.

4) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk

penelitian selanjutnya.

c. Bagi Sekolah

1) Sebagai masukan bagi guru SD/MI dalam mengajarkan materi

energi dan pemanfaatannya melalui strategi pembelajaran review

who wants to be a millionairedengan teknik menyimpan.

2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah

pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.

3) Sebagai acuan untuk melakukan kegiatan yang sejenis


Masalah Pendidikan Paling
Umum di Dunia, Termasuk
Indonesia
Masalah Pendidikan Paling Umum di Dunia | KoinWorks

Setiap negara tentunya memiliki berbagai masalah yang harus


diselesaikan, termasuk masalah pendidikan.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari suatu negara, karena
untuk dapat  hidup layak dan memiliki pendapatan yang baik,
masyarakat suatu negara membutuhkan kualitas pendidikan yang
baik dan juga melatih keterampilan.
Keterampilan tersebut bukan hanya didapat dari pendidikan formal
saja, pendidikan non-formal juga berfungsi untuk melatih keterampilan
yang sangat membantu seseorang mendapatkan pendapatan yang
lebih baik.
Meski begitu penting, banyak orang seringkali menghadapi masalah
ketika ingin menempuh pendidikan.
Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan tentang masalah
pendidikan yang perlu diperbaiki agar anak-anak bisa mendapatkan
masa depan yang lebih baik.

Daftar Isi [Tutup]
 Tidak Memiliki Guru atau Guru yang Tidak Terlatih
 Tidak Tersedianya Ruang Kelas yang Memadai
 Dana Pendidikan yang Kurang
 Kekurangan Bahan Belajar
 Jarak Sekolah yang Sangat Jauh
 Nutrisi yang Harus Dicukupi
 Masalah Biaya Pendidikan
Tidak Memiliki Guru atau Guru yang
Tidak Terlatih
Guru merupakan salah satu faktor utama yang bisa membuat seorang
anak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.
Masalah terjadi saat guru yang bertugas untuk mendidik anak-anak
tidak terlatih dengan baik.
Hal ini bisa menyebabkan anak-anak tidak bisa memiliki keterampilan
dasar seperti matematika dan bahasa dengan baik.
Hal di atas ditambah lagi dengan masalah  pendidikan baru yaitu
banyak negara atau daerah yang kekurangan tenaga pengajar.

Tidak Tersedianya Ruang Kelas yang


Memadai
Saat tidak memiliki ruang kelas yang memadai, maka Anda tidak akan
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Contoh kasus seperti ini banyak terjadi di Afrika, di mana anak-anak di
sana sering belajar di ruangan yang sesak, kelas yang berantakan,
bahkan tidak jarang mereka harus belajar di luar ruangan.
Hal yang lebih parah adalah di Malawi.
Ada sekolah yang harus menampung 130 anak di dalam 1 kelas.
Tidak hanya ruang kelas yang kurang memadai, tetapi juga semua
fasilitas dasar yang diperlukan seperti air bersih dan toilet tidak layak.
Kasus selanjutnya ada di Chad, di mana hanya 1 dari 7 sekolah yang
memiliki air minum dan hanya 1 dari 4 sekolah yang memiliki toilet
disana.
Dana Pendidikan yang Kurang
Banyak masyarakat miskin yang tidak bisa mendapatkan pendidikan
yang layak karena masalah biaya yang tinggi.
Di Indonesia saja, contohnya, meskipun pemerintah sudah
menghilangkan biaya pendidikan sampai jenjang SMA, tapi masih
saja ada dana informal yang harus dikeluarkan para murid.
Hal yang lebih memprihatinkan lagi adalah pemerintah hanya bisa
meniadakan biaya pendidikan sampai tingkat SMA saja. Sehingga
banyak siswa tidak bisa mengenyam bangku pendidikan tinggi yang
sebenarnya penting untuk didapatkan.

Kekurangan Bahan Belajar


Faktor selanjutnya yang perlu tersedia untuk mendukung proses
belajar adalah bahan belajar atau buku yang memadai.
Hal yang menjadi permasalahan adalah banyak sekali siswa yang
tidak memiliki buku pelajaran memadai untuk digunakan.
Agar bisa mengoptimalkan proses belajar, siswa membutuhkan buku
pelajaran, lembar latihan, dan berbagai fasilitas lain yang bisa
membantu aktivitas belajar menjadi lebih baik.
Bukan hanya siswa saja, seorang guru juga membutuhkan bahan
untuk mengajar di kelas, berbagi dengan siswa, dan membimbing
mereka dalam pelajaran.
Agar bisa mengatasi masalah di atas seharusnya pemerintah perlu
menyediakan buku pelajaran gratis yang bisa digunakan oleh para
siswa dan guru.
Memperbaiki sarana perpustakaan dan menyediakan buku terbaru
yang akan menunjang proses belajar para siswa
Jarak Sekolah yang Sangat Jauh
Kendala pendidikan selanjutnya adalah masih banyak anak-anak di
seluruh dunia yang pergi ke sekolah dengan berjalan kaki sampai 3
jam lamanya, bahkan kendala pendidikan seperti ini sering ditemukan
di beberapa daerah di Indonesia.
Anda bisa membayangkan kendala pendidikan seperti ini, anak-anak
ini harus berangkat sekolah setiap jam 5 pagi setiap hari dan harus
pulang sekolah di sore hari. Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi
adalah anak-anak perempuan rentan terhadap kekerasan dalam
perjalanan yang mereka lalui dan hal ini tentu saja sangat berbahaya.
Masalah pendidikan di atas merupakan kendala yang terjadi di banyak
negara dan masih terus diperbaiki sampai saat ini.

Nutrisi yang Harus Dicukupi


Kelaparan dan nutrisi yang didapatkan oleh anak sangat berpengaruh
terhadap kemampuan kognitif dan konsentrasi anak-anak di sekolah.
Hal ini juga menjadi kendala pendidikan utama di dunia.
Ini berakibat anak-anak yang kekurangan nutrisi tidak akan bisa
menyerap pelajaran dengan optimal dan menjadi kendala pendidikan
yang cukup banyak terjadi diseluruh penjuru dunia.
Nutrisi yang baik merupakan salah satu persiapan penting yang perlu
dipersiapkan agar anak-anak bisa menyerap pelajaran dengan baik,
optimal dan tidak lagi menjadi kendala pendidikan di dunia.

Masalah Biaya Pendidikan


Kemiskinan dan biaya pendidikan yang mahal juga merupakan
kendala pendidika utama didunia. kendala pendidikan seperti ini
membuat tidak semua orang bisa merasakan manfaat pendidikan
untuk kehidupan yang lebih baik.
Kendala pendidikan ini banyak terjadi di negara berkembang, salah
satunya Indonesia, mulai menghapuskan biaya sekolah agar semakin
banyak anak-anak yang bisa mendapatkan akses pendidikan.
Hal yang menjadi permasalahan adalah banyak negara di Afrika yang
menerapkan biaya informal dan hal membuat orangtua harus
mengeluarkan biaya tambahan yang memberatkan dan menjadi
kendala pendidikan.
Misalnya saja, seragam, buku pelajaran, pelajaran tambahan, biaya
ujian, dan dana yang mendukung bangunan sekolah.
Tidak hanya di Afrika saja yang memiliki kendala pendidikan seperti
itu. Kendala pendidikan seperti di atas juga masih sangat banyak
ditemukan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Hal yang semakin memberatkan adalah pemerintah Indonesia hanya
memberikan pendidikan gratis untuk warga negaranya hanya sampai
tingkat SMA saja.
Padahal agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan memiliki
pendapatan yang memadai, seorang anak perlu melanjutkan
pendidikan mereka sampai jenjang perguruan tinggi.
Kendala pendidikan seperti ini bisa terjadi, dikarenakan banyak
perusahaan dan lembaga yang membuka lowongan pekerjaan untuk
mereka yang memiliki gelar sarjana di perguruan tinggi

Penjelasan yang kami sampaikan di atas sebenarnya bermanfaat


untuk membuka pikiran kamu bahwa pendidikan merupakan hal dasar
dan sangat penting untuk dimiliki oleh semua anak.
Tanpa pendidikan yang layak, seseorang tidak akan memiliki
keterampilan yang memadai untuk bisa bersaing di dunia kerja atau
mengembangkan usaha di masa depan.
Kompetensi Masa Depan | TIMES Indonesia

KOMPETENSI MASA DEPAN


Semoga penjelasan di atas bisa menginspirasi kamu semua!
Pendidikan yang digarap harus berorientasi sebagai pasport masa depan. Pendidikan harus
dimanaj secara total yang mampu membekali kompetensi dasar yang siap dikembangkan sesuai
dengan tuntutan jaman. Sebagai konsekuensinya pendidikan harus mampu menyiapkan
kecakapan kreatif, inovatif, dan adaptif.

Tony Wagner (2017), ko direktur Harvard's Change Leadership Group, mengidentifikasi tujuh
kompetensi untuk bisa survive dalam menghadapi tantangan dunia mendatang, di antaranya :

1. Berpikir kritis dan pemecahan masalah

Kompetensi berpikir kritis dan pemecahan masalah sangat diperlukan institusi untuk bisa
dimiliki oleh sumber daya manusianya. Dengan kompetensi ini diharapkan institusi mampu
memperbaiki secara terus menerus berkenaan dengan pelayanan, proses dan produknya.

2. Kolaborasi lintas jejaring dan mengarahkan dengan pengaruh

Kecakapan memimpin dan mempengaruhi serta bekerja dalam tim merupakan sesuatu yang
sangat penting, terutama dalam dunia bisnis. Karena secara alamiah, hakekat dunia bisnis itu
saling terkait.

3. Agilitas dan adaptabilitas

Kemampuan mengadaptasi kecakapan baru dengan cepat adalah kunci penting untuk meraih
sukses.  Pekerja harus mampu mengkonstruksi instrumen untuk memecahkan masalah. Yang
sering disebut dengan learnability.

4. Inisiatif dan entrepreneurialism.

Pada dasarnya tidak ada kerugian dalam mencoba. Karena itu dibutuhkan inisiatif dan spirit
berwirausaha yang berani ambil resiko. Mencoba 10 x dan berhasil 8 itu lebih baik daripada
mencoba 5x dan berhasil 5 juga. Keberanian ambil resiko dan pemilikan enterpreneurship itu
sangat penting dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat.

5. Komunikasi oral dan tertulis yang efektif.

Kecakapan berkomunikasi secara oral dan tertulis itu sangat penting dalam berkompetisi, karena
banyaknya ide dan kemampuan yang kita miliki akan hilang disebabkan oleh ketidakmampuan
kita dalam mengekspresikan ide dan kemampuan.

6. Menilai dan menganalisis informasi


Kemampuan menilai dan menganalisis informasi yang ada sangatlah penting, apalagi dalam
dunia kerja, bahwa cucuran informasi itu berbasis harian. Jika kita tidak mampu mengelola
informasi secara cepat, kita akan kehilangan banyak hal. Kita akan ditinggal oleh perubahan.

7. Keingintahuan dan imajinasi

Keigintahuan dan imajinasi merupakan faktor penting untuk menghasilkan inovasi dan
pemecahan masalah. "We’re all born curious, creative and imaginative," says Wagner. Untuk
mengembangkan dua kompetensi ini lebih diperlukan good answer daripada right answer. Good
answer lebih banyak menggambarkan kemampuan berpikir divergen daripada konvergen.

Ke-7 kompetensi tersebut untuk menghadapi tantangan masa depan, belumlah cukup. Karena
ketujuh kompetensi tersebut lebih banyak terkait dengan pengetahuan dan keterampilan. Padahal
fenomena tantangan hidup lebih kompleks dan menyentuh seluruh aspek kehidupan.

Atas dasar itulah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh, bahwa dalam menghadapi


tantangan masa depan sangat diperlukan kecakapan personal dan kompetensi moral. Kecapan
personal ditunjukkan dengan kemampuan mengendalikan diri, otonomi, dan integritas
kepribadian.

Sedangkan komitmen moral ditunjukkan dengan tingkat keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia yang terwujudkan dalam perilaku sehari (ibadah dan muamalah) yang diorientasikan untuk
mengharapkan ridlo-Nya. “Yaa ayyuhan nafsu muthmainnah, irji’ii ilaa rabbiki raadliyatam
mardliyyah, fadkhulii fii ‘ibaadii, wadkhulii jannatii”.

Akhirnya, kompetensi masa depan yang kompleks itu tidaklah mungkin bisa dijawab dengan


kegiatan kurikuler, namun perlu dilengkapi dengan kegiatan Ko-kurikuler dan ekstra kurikuler.
Yang strateginya bisa dilakukan dengan pendekatan integratif dan holistik. Semoga dengan
begitu, peranan pendidikan dalam mengantarkan generasi mendatang dapat memiliki kompetensi
masa depan yang mampu menjawa global achievement gap. (*)

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian
tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di
Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal
aplikasi Telegram di HP.
Opini Rochmat Wahab Kompetensi Masa Depan

Anda mungkin juga menyukai