Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU GIZI

MELALUI MEDIA CAKRAM AKG PADA PESERTA DIDIK KELAS


X KULINER SMKN 1 BENGKULU SELATAN

(PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

OLEH :

NURFADILLAHWATI
18260385910001

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI GURU (PPG)
PROGRAM STUDI KULINER
2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Ilmu
Gizi melalui Media Cakram AKG pada Peserta Didik X Kuliner SMK Negeri 1
Bengkulu Selatan”.
Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu bentuk inovasi pendidikan
sebagai salah satu jawaban menyelesaikan permasalahan yang dialami Penulis dalam
pembelajaran mata pe;lajaran Ilmu Gizi, khususnya materi Angka Kecukupan Gizi
(AKG).. Penulis menyadari dalam penyelesaian penelitian tindakan kelas ini, mendapat
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dan semua rekan serta pihak yang telah
turut berpartisipasi.
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan menjadi amalan
kebajikan yang di ridhoi Allah swt. Kritikan dan saran yang konstruktif dari semua pihak
masih sangat diharapkan untuk dapat dipergunakan demi perbaikan selanjutnya.

Jakarta, Oktober 2018


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………….…...... .. 1
B. Identifikasi Masalah………………………..……. ....... .. 5
C. Rumusan Masalah………………………..………… ........ 6
D. Batasan Masalah.................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian …………………………………… ...... 7
F. Manfaat Penelitian.................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Tiinjauanntentangb Teori Pembelajaran ............................ 9
B. Media Pembelajaran.............................................................. 10
C. Aktivitas Siswa...........……………………………….......... 12
D. Indikator Keberhasilan.......................................................... 13
E. Pembelajaran AKG dengan Cakram AKG......................... 14

BAB III METODE PENELITIAN


A. Subjek Penelitian ………………………………………… 15
B. Tempat dan Waktu …………………………...................... 15
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data……………..................... 17
D. Langkah-langkah Penelitian…………………….................. 18
E. Jadwal Penelitian ………………………………................. 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 22
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.. Salah

satu tujuan pendidikan menurut UU No 20 Tahun 2003 tersebut adalah mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya.

Selanjutnya, Pendidikan dapat diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu jalur

pendidikan formal, non formal dan informal. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

merupakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan

kemampuan produktif pada bidang tertentu. SMK memiliki beberapa bidang keahlian,

salah satunya adalah bidang keahlian Pariwisata yang terdiri dari beberapa program

keahlian. Salah satu program keahlian yang ada di Pariwisata adalah Kuliner sesuai dengan

kurikulum 2013.

Tujuan Kurikulum 2013 pada tingkat sekolah menengah kejuruan berdasarkan

lampiran Permendikbud No. 70 tahun 2013 yaitu “....... mempersiapkan manusia Indonesia

agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia” . Mengacu pada kurikulum


SMK, pelajaran yang diberikan kepada siswa SMK dikelompokkan menjadi tiga

kelompok mata pelajaran yaitu Kelompok A (Normatif), Kelompok B (Adaptif), dan

Kelompok C (Produktif). Kelompok C adalah mata pelajaran kelompok peminatan yang

terbagi menjadin C1 yaitu kelompok mata pelajaran dasar bidang keahlian, C2 yaitu

kelompok mata pelajaran dasar program keahlian dan C3 kelompok mata pelajaran paket

keahlian.

Ilmu Gizi merupakan salah satu mata pelajaran produktif program keahlian Kuliner

yang terdapat pada kurikulum 2013. Ilmu Gizi mempelajari hubungan antara makanan dan

kesehatan tubuh manusia. Mata pelajaran Ilmu Gizi wajib dipelajari siswa kelas X pada

semester 1 dan 2, yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu zat gizi sumber energi

yang diperlukan tubuh, zat gizi sumber zat pembangun yang diperlukan tubuh, zat energi

sumber zat pengatur yang diperlukan tubuh, Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

dan Dafatr Bahan Makanan Penukar (DKBMP), Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG),

merancang menu seimbang, menyusun menu seimbang bayi dan balita, menyusun menu

seimbang untuk remaja, menyusun menu seimbang untuk dewasa, menyusun menu

seimbang untuk wanita hamil dan menyusui. Tujuan pembelajaran Ilmu Gizi yaitu siswa

diharapkan memiliki kemampuan dalam menyusun menu makanan sehat dan sesuai

dengan kebutuhan berdasarkan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Melalui proses belajar

diharapkan siswa dapat memenuhi kompetensi dasar dalam mata pelajaran Ilmu gizi.

Keberhasilan belajar dapat dilihat dari perilaku dalam hal ini motivasi dan hasil belajar

(nilai) yang ditunjukkan siswa dengan baik.

Dalam pembelajaran yang berperan penting selain guru adalah fasilitas dan siswa.

Fasilitas pembelajaran berupa buku,, LKS, model, dan alat peraga sangat dibutuhkan untuk
membantu siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran sangat tidak

bermakna bahkan tidak akan mencapai tujuannya apabila fasilitas pendukung tidak

terpenuhi. Walaupun siswa memiliki intake yang baik akan mendapatkan kesulitan dalam

memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khususnya pada pelajaran

ilmu gizi dan tentu pada mata pelajaran lainnya.

Mata pelajaran Ilmu Gizi yang berkorelasi dengan mata pelajaran matematika dan

identik dengan hitungan, motivasi dan hasil belajar mata pelajaran ilmu gizi masih sangat

rendah terutama materi menghitung Angka Kecukupan Gizi (AKG) Berdasarkan

pengalaman rekan guru yang mengajar Ilmu Gizi di SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan

bahwa banyak sekali permasalahan dalam pembelajaran Ilmu Gizi terutama yang berkaitan

dengan menghitung. Motivasi dan aktivitas siswa masih rendah dalam pembelajaran.

Pembelajaran masih berpusat pada guru. Kurangnya gairah belajar siswa terhadap mata

pelajaran Ilmu Gizi.

Dengan memantau hasil belajar Ilmu Gizi peserta didik yang masih tergolong

rendah dan proses pembelajaran Ilmu Gizi di SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan yang

dilakukan selama ini umumnya hanya menggunakan metode direct instruction atau

pengajaran langsung, sungguh telah berdampak pada hasil belajar peserta didik yang hingga

sekarang ini masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya beberapa peserta

didk yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan.

Rendahnya hasil belajar peserta didik selama ini tentu bukan semata-mata karena

rendahnya penguasaan dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah

diajarkan guru, namun pada umumnya hal ini ditunjukkan oleh perilaku guru dalam
pembelajaran yang sekedar menyampaikan informasi dengan ceramah, memberikan sedikit

contoh soal dan memberikan jawabannya, memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan

peserta didik di kelas dan pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tugas

Pekerjaan Rumah (PR) berupa soal-soal, yang terjadi secara berkelanjutan hampir pada

setiap pertemuan pembelajaran dengan peserta didik. Tampak pada proses pembelajaran

ini peserta didik kurang diberi kesempatan untuk bereksplorasi dan menelusuri materi Ilmu

Gizi secara lebih detil dan berkomunikasi dalam kegiatan diskusi kelompok dan diskusi

kelas sehingga berakibat kepada kreativitas tingkat berpikir peserta didik.

Proses pembelajaran Ilmu Gizi di sekolah dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya

penguasaan kemampuan , kecakapan, keterampilan menerapkan konsep dan prinsip serta

penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Pemahaman konsep ini tentu saja akan

mempengaruhi hasil belajar. Selama ini pembelajaran yang dipakai lebih menempatkan

siswa sebagai obyek belajar, sehingga kurang berperan aktif dalam mengembangkan semua

potensi yang dimiliki siswa. Hal ini mengakibatkan kurang maksimalnya pemahaman

konsep sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya hasil yang diperoleh yang biasanya

diiringi oleh aktifitas siswa yang cukup rendah. Selain itu kalaupun guru menggunakan alat

peraga pembelajaran, namun masih terlalu biasa sehingga kurang mengembangkan seluruh

potensi yang dimiliki siswa.

Terjadinya aktifitas belajar yang rendah dari siswa dikarenakan sebagian besar

siswa menganggap bahwa mata pelajaran Ilmu Gizi terutama dalam hitungan nilai gizi

dengan menggunakan Tabel AKG, sangat sukar untuk siswa pahami. Ketidakmampuan

siswa menyelesaikan soal-soal dengan benar dan kaitannya dengan aktifitas belajar siswa

yang rendah menyebabkan hasil belajar yang rendah. Kebiasaan yang tidak baik dari cara
belajar selama ini yang merugikan yaitu jika siswa diberi pekerjaan rumah, sebagian besar

siswa menyalin jawaban kepada salah seorang temannya yang dianggap mampu

menyelesaikan soal tersebut. Gejala ini terjadi hampir pasti terus-menerus sampai hari ini

serta merupakan permasalahan yang sangat memprihatinkan. Akibat dari siswa yang

menyalin jawaban pekerjaan rumah temannya tadi, siswa tidak mengerti sama sekali soal-

soal tersebut mulai dari bentuk soal, komponen-komponen suatu soal seperti apa saja yang

menjadi diketahui, ditanya maupun urutan penyelesaian jawaban soal-soal tersebut.

Salah satu bentuk alternatif untuk mengatasi permasalahan diatas penulis mencoba

untuk menghadirkan pembelajaran dengan menggunakan media Cakram Angka Kecukupan

Gizi (AKG) pada kompetensi Menerapkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sehingga penulis

mengambil judul: “Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Ilmu Gizi melalui Media

Cakram AKG pada Siswa Kelas X Kuliner SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan”.

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Rendahnya aktifitas peserta didik dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Gizi

2. Rendahnya Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu gizi

3. Kurangnya kemampuan peserta didk dalam menggunakan Tabel AKG

4. Masih adanya pembelajaran konvensional

5. Kurangnya semangat, motivasi dan perhatian peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu gizi khususnya yang

berkaitan dengan menghitung


6. Penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, monoton dan

membosankan pada saat proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Aktifitas dan Hasil

Belajar Ilmu Gizi melalui Media Cakram AKG pada Siswa Kelas X Kuliner SMK

Negeri 1 Bengkulu Selatan?”.

D. Batasan Masalah

Menurut uraian di atas bahwa rendahnya aktifitas belajar Ilmu gizi siswa dalam

menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan AKG dipengaruhi banyak faktor. Oleh

karena keterbatasan Peneliti dalam hal kemampuan, pengetahuan, pengalaman, dan waktu

untuk memperoleh literatur pendukung, dan dana untuk penelitian ini, maka penelitian ini

dibatasi sebagai berikut :

1 Penelitian terhadap aktifitas siswa dalam pembelajaran meliputi,

aktifitas disekolah mengerjakan latihan soal-soal sesuai rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan pemberian tugas rumah (PR) dan siswa mengikuti tes

setiap akhir pertemuan.

2 Mata pelajaran Ilmu Gizi pada Kompetensi Dasar Menerapkan

Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Menggunakan Daftar Angka Kecukupan

Gizi (AKG) untuk perhitungan kecukupan gizi individu.

3 Siswa yang di teliti adalah siswa kelas X kuliner SMK Negeri 1

Bengkulu Selatan

Tahun pelajaran 2018/2019.


D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan PTK ini adalah untuk:

1. Mengetahui seberapa besar manfaat Cakram Angka Kecukupan Gizi (AKG)

dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas X Kuliner SMK Negeri 1

Bengkulu Selatan dalam pembelajaran AKG.

2. Mengatahui seberapa besar manfaat Cakram Angka Kecukupan Gizi dalam

meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas X Kuliner SMK Negeri 1

Bengkulu Selatan dalam pembelajaran AKG

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dengan pemanfaatan media Cakram Angka Kecukupan Gizi

dalam pembelajaran AKG adalah sebagai berikut :

Bagi Peserta Didik :

1. Meningkatkan minat peserta didik dalam memahami Konsep penerapan Angka

Kecukupan Gizi (AKG).

2. Menumbuhkan sikap saling bantu dan bersaing secara sehat karena pembelajaran

juga diselenggarakan secara kooperatif.

3. Meningkatkan aktifitapeserta didik dalam belajar AKG.

4. Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar ilmu gizi terutama pada

materi AKG
5. Peserta didik mengerti akan pentingnya belajar berkelompok.

6. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan soal melalui

pemberian tugas secara berkelompok

Bagi Guru:

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam menerapkan pendekatan,

srategi, maupun alat peraga/media pembelajaran yang tepat sehingga dapat

memaksimalkan pemahaman siswa terhadap konsep penerapan Angka Kecukupan

Gizi .

2. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.

3. Memperbaiki kinerja guru

4. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah

5. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagi sekolah:

1. Sebagai umpan balik untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

2. Meningkatkan kualitas atau mutu

sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar (Alwi Hasan, dkk., 2000: 17). Kegiatan pembelajaran merupakan aktifitas timbal

balik antara guru yang melaksanakan proses mengajar dengan siswa atau antar sesama

siswa yang menjadi peserta belajar, dimana keduanya saling melakukan suatu proses

belajar mengajar. Guru melaksanakan proses mengajar meliputi penyampaian materi,

membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengerti materi pelajaran yang sedang

dipelajari, menyelesaikan atau mencarikan jalan keluar permasalahan yang sedang

dipelajari dan menjadi instruktur bagi siswa, serta ikut berperan untuk memperoleh tingkah

laku siswa yang aktif, kreatif dan positif untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.

Lebih jauh tentang kegiatan belajar mengajar diutamakan penekanannya kepada

proses pembelajaran. Menurut Corney yang dikutip oleh Ismail (1998 : 113) bahwa:

“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola

untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi belajar atau menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu”.

Dengan merujuk pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses yang sengaja dirancang oleh guru untuk mendapatkan hasil belajar

yang memuaskan. Hal ini sejalan dengan Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) : “ Bahwa kegiatan pembelajaran dirancang untuk

memberikan pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar

peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam

rangka pencapaian kompetensi dasar”.

Menurut BSNP, “Kegiatan pembelajaran dirancang untuk tatap muka, kegiatan

tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dalam kegiatan tugas terstruktur,

dan mandiri tidak terstruktur digunakan strategi discovery inquiry dengan metode

observasi, eksperimen, penugasan dan lain-lain”. Strategi discovery-inquiry adalah sesuatu

yang memberikan pengalaman belajar lebih kaya pembelajaran bagi peserta didik,

khususnya kehadiran alat peraga pembelajaran yang dapat menjembatani permasalahan

Ilmu Gizi yang berkaitan dengan hitungan.

B. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara

harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan

dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.

Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa

pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs

(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan

isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National

Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana


komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat

keras (Sudrajat Akhmad dalam www.google.com.id : 2008).

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media

pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan

adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke –20 usaha pemanfaatan visual

dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam

bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi

semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet (Sudrajat Akhmad

dalam www.google.com.id : 2008).

Media pembelajaran adalah segala alat pembelajaran yang digunakan guru sebagai

perantara menyampaikan bahan-bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga

memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran (Sofyan Gusarmin, 2003). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa tujuan penggunaan media pembelajaran adalah; (1) memberikan

kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan

tertentu, (2) memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga

merangsang siswa untuk belajar, (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam

teknologi karena siswa tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu,

(4) menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa. Berdasarkan beberapa

pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.

C. Aktifitas Siswa

Suparmo (2000 : 63) menjelaskan bahwa keaktifan siswa adalah suatu kegiatan

positif siswa dalam proses belajar guna mencapai tujuan proses belajar mengajar. Jadi

dalam hal ini siswa melakukan suatu kegiatan didampingi oleh guru yang memberikan

instruksi sesuai metode pembelajaran.

Paul B. Diedrich dalam Sudirman (1990 : 100) menjelaskan macam-macam

kegiatan siswa disekolah adalah :

1. Visual activities meliputi membaca, memperhatikan, menggambar, mendemonstrasi dan

melaksanakan percobaan.

2. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara dan interupsi.

3. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

5. Mental activities seperti menanggapi, mengingatkan, memecahkan soal, menganalisa,

melihat hubungan dan mengambil keputusan.

6. Emotional activities seperti menaruh minta, merasa bosan, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Teori sebagaimana menurut Paul B. Diedrich diatas Menyangkut kegiatan siswa

dengan didampingi guru pada proses pembelajaran sangat lengkap dan komplit. Karena
keterbatasan penulis hanya melakukan aktifitas atau kegiatan siswa tentang writing

activities dan kegiatan mental activities serta emotional activities. Dari ketiga kegiatan

tersebut menjadi fokus ke permasalahan utama writing yakni menyalin. Disamping itu

kegiatan pendukung dimana nantinya siswa juga menyertakan mental activities. Yakni

menggunakan daya ingat siswa terutama dalam penyelesaian soal-soal. Berikutnya dalam

hal emotional yaitu bersemangat bergairah sewaktu pembelajaran dan mengerjakan

pekerjaan rumah (PR).

Keterkaitan antara kegiatan siswa melakukan bimbingan dari guru dalam

menyelesaikan soal-soal pembelajaran matematika dengan writing activities (menyalin),

lalu mengingat (mental activities) langkah-langkah penyelesaian soal-soal tersebut dengan

emotional activities (bergairah dan bersemangat), semuanya adalah untuk memperoleh hasil

belajar yang optimal. Keberhasilan belajar optimal akan tercapai bila komponen siswa

melakukan kegiatan pembelajaran yang tepat.

D. Indikator Keberhasilan

Ukuran keberhasilan belajar siswa sesuai tujuan pembelajaran menurut ketentuan

sebagai berikut :

1. Daya serap individual

Seorang siswa disebut tuntas belajar bila telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dengan skor 75% atau nilai 75.

2. Daya serap klasikal

Suatu kelas disebut tuntas belajar dikelas tersebut telah terdapat 85% siswa yang telah

mencapai daya serap 75% atau nilai 75.

3. Tingkat aktifitas siswa


Siswa dikatakan telah aktif bila ≥60 % siswa terkategori baik dalam setiap item

pengamatan

Pada lembar observasi siswa oleh guru/teman sejawat.

E. Pembelajaran Angka Kecukupan Gizi (AKG), Cakram AKG dan Prosedur


Kerja

Pembuatan alat peraga / media Cakram AKG ini terbagi dalam beberapa tahap

yaitu: (1) pembuatan cakram , alat dan bahan yang diperlukan berupa kertas kardus bekas

yang dibentuk lingkaran dengan diameter 16 cm dan 14 cm. (2) pembuatan kelompok umur

, zat gizi yang ada di tabel Angka Kecukupan Gizi yang diketik dan diprint out di kertas

HVS. (3) Cakram yang berukuran lebih kecil atau diameter 14 cm di buat berlubang bentuk

persegi panjang dan dikiri kanan ditempel kelompok usia dan disebelah kanan kelompok

berat badan (4) Pada cakram yang lebih besar atau berdiameter16 ditempeli zat gizi mulai

dari energi, protein, lemak, karbohidrat , vitamin, dan zat besi. Disepanjang juring cakram

dengan melingkar (5) Masih pada cakram yang besar persis di bawah zat gizi ditempel

angka nilai gizi sesuai kelompok usia tadi.

Bentuk media Cakram Angka Kecukupan Gizi seperti pada gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1. Cakram Angka Kecukupan Gizi (AKG)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Kuliner SMKN 1 Bengkulu Selatan,

dengan jumlah siswa 26 orang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 21 orang perempuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X Kuliner SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan

tahunpelajaran 2018/1019. Waktu penelitian mulai minggu ketiga Januari 2019 dan

berakhir minggu kedua bulan Februari 2019.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti prinsip dasar penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan beberapa siklus dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, dkk. 2009) yang
dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I
Pada awal siklus ini terlebih dahulu akan diadakan pretes untuk mengetahui tingkat
kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum diterapkannya penggunaan media
Cakram AKG
Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan meliputi:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran Ilmu
Gizi materi menerapkan AKG dengan media Cakram AKG
2) Menyiapkan lembar kerja peserta didik(LKPD)
3) Menyiapkan lembar observasi siswa.
4) Menyiapkan soal tes siklus yang akan diberikan pada setiap akhir siklus.
5) Menyusun format-format penilaian
a. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah dirancang.
b. Observasi
Observasi dilakukan oleh pengamat terhadap semua kegiatan/aktivitas siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi siswa yang
telah disiapkan oleh peneliti.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti yaitu kegiatan evaluasi, analisis,
pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi dalam perencanaan siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah melihat hasil refleksi pada siklus I dan hasil refleksi
selanjutnya dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus
berikutnya jika diperlukan.

A. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
siswa dan lembar tes kemampuan pemahaman matematis siswa.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa juga ikut menentukan ketercapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan dari proses pembelajaran.
2. Lembar Tes
Lembar tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar tes kemampuan
pemahaman matematis. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian. Kelebihan tes uraian
dapat mengukur hasil belajar yang kompleks, memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengurutkan maksudnya dengan gaya bahasa, caranya sendiri dan memerlukan jawaban
pemahaman dalam mengukur hasil belajar siswa. Soal tes yang digunakan merupakan soal
tes kemampuan pemahaman matematis siswa yang dinyatakan valid dan layak digunakan.
Soal-soal pre-test dan post-test adalah ekivalen maksudnya bentuk soal boleh saja berbeda
tapi indikator tiap nomor harus sama.
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Data Obserasi
Observasi dilakukan oleh seorang observer yaitu Nurmeitha Hasanah, S.Pd.T.
Observer bertujuan untuk mengamati semua aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
yang memanfaatkan media Cakram AKG
Data observasi aktivitas siswa digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah
dilakukan pada setiap siklus dan diolah secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
skala penilaian. Kriteria lembar observasi siswa dari tiga kategori alternatif jawaban yaitu
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Kriteria penilaian untuk lembar observasi
Kriteria Skor
Kurang ( K ) 1
Cukup ( C ) 2
Baik ( B ) 3
(Sudjana 2005, dalam Ali Syahbana)

Data Hasil Tes


Hasil tes digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis siswa
pada tiap masing-masing indikator. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian (esai). Tes
tersebut merupakan tes yang terstruktur, disusun berdasarkan indikator tes kemampuan
pemahaman matematis. Adapun kriteria pemberian skor untuk tes kemampuan pemahaman
berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics (Bahaudin, 2011).

E. Langkah-langkah Penelitiana

Menurut Asmawar (2003, 21) “Data diambil secara terus menerus setiap proses

pembelajaran (PBM) berlangsung”. Langkah-langkah analisis data yang penulis lakukan

merujuk PTK Asmawar (2005, 22) ditambah beberapa permasalahan sesuai pembelajaran
menerapkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dengan penggunaan media cakram AKG yang

penulis lakukan sebagai berikut

1. Analisis data hasil observasi keaktifan siswa.

Tingkat keaktifan siswa yang dihitung persentasenya berdasarkan hasil data pada

lembaran observasi adalah :

a. Jumlah siswa yang memperhatikan pelajaran atau penjelasan guru/teman dalam

kelompoknya atau pada saat diskusi kelas berlangsung.

b. Jumlah siswa yang aktif mengerjakan latihan/permasalahan yang diberikan guru

berupa soal-soal dalam kegiatan diskusi kelompok.

c. Jumlah siswa yang bertanya atau mengajukan usul/pendapatnya.

d. Komunikasi sesama siswa atau dengan guru tentang materi/soal yang belum

dipahami.

Kemudian masing-masing dihitung persentase jumlah siswa yang aktif tersebut

dengan rumus :

Persentase siswa aktif = jumlah siswa aktif x 100%

Jumlah siswa seluruhnya

2. Analisis ketuntasan klasikal nilai hasil evaluasi belajar setiap akhir pembelajaran dan

akhir siklus

Dari hasil evaluasi setiap akhir PBM dan akhir siklus diperoleh nilai tiap siswa.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus :

Ketuntasan klasikal = jumlah skor siswa tuntas x 100%

Jumlah skor seluruh siswa

3. Analisis nilai hasil belajar per siswa setiap akhir siklus


Tujuan membuat analisis terhadap perolehan nilai individual atau masing-masing

siswa adalah untuk membandingkan keberhasilan siswa tersebut. Kemungkinan bagi

seorang siswa nilainya turun, atau tetap atau mungkin naik. Permasalahan yang jika ditemui

nanti bahwa seorang siswa belum tercapai ketuntasan belajarnya sampai dengan 75% atau

nilai 75 tetapi dari nilai sebelumnya siswa tersebut menunjukkan peningkatan, maka

pemberian tindakan sudah mulai ada penunjukkan hasil yang positif.

Berdasarkan ketiga analisis di atas yaitu tentang keaktifan siswa, dan ketuntasan

klasikal serta analisis hasil belajar individual siswa diambil batasan sebagai berikut :

a. Jika persentase aktifitas siswa naik atau telah mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan dari pertemuan sebelumnya, dalam hal ini :”aktifitas siswa memperhatikan

pelajaran, mengerjakan latihan dan mau bertanya serta aktifitas siswa yang yang

bertanya atau mengajukan usul/pendapatnya” maka dapat diambil kesimpulan bahwa

penggunaan media cakram AKG dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

b. Jika persentase ketuntasan klasikal lebih dari sebelumnya atau telah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan

media cakram AKG dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Jika aktifitas dan nilai hasil belajar siswa naik atau telah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media

cakram AKG dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

F. Jadwal Penelitian

Minggu ke – Minggu ke-


No Kegiatan januari Februari
2 3 4 5 1 2 3
1 Kegiatan awal persiapan
2 Persiapan
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Pelaksanaan Siklus II
5 Pembuatan lapran PTK
6 Seminar Hasil
7 Revisi Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke Tiga). Jakarta:
Balai Pustaka.

Annayanti B, dkk.2017. Buku Ilmu Gizi. Bogor: Yudistira


Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian; suatu pendekatan praktek, Jakarta:

PT Adi Mahastya

Nugraini, Septi. 2013. Buku Ilmu Gizi 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK

Peraturan Menteri (2006) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik


Indonesia, Nomor 22, Tahun 2006, Jakarta, Menteri Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tentang
Standar Kompetesi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Jakarta Menteri Pendidikan Nasional.
Ramelan. Rahmad SB, (2007). Penerapan Pembelajaran yang Dialogis, Bermakna,
Dan Menyenangkan melalui Teknik dan Taktik Aktivasi Hand’s On
Mathematics untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas
XI Ilmu Sosial-3 SMA Negeri 3 Kota Manna dipublikasikan dalam buku:
Kreatifitas Guru dalam Pembelajaran Karya Lomba Keberhasilan Guru
dalam Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2006 untuk Satuan Pendidikan
SMA, SMK dan PLB, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta: Depdiknas.

Rustam Mundilarto (2004), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Direktorat


Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagakerjaan Perguruan Tinggi
Sofyan, Gusarmin. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Kendari:Universitas Haluoleo

Sudrajat Akhmad. (2008). Media Pembelajaran . Www.Google.com.id.

http://makalahcyber.blogspot.com/2012/05/materi-ilmu-gizi-akg.html
https://idtesis.com/pengertian-angka-kecukupan-gizi-akg-dan-kegunaan-akg-yang-
dianjurkan (10 oktober 2018 pukul 14.17)
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/05/materi-ilmu-gizi-akg.html

Anda mungkin juga menyukai