OLEH :
NURFADILLAHWATI
18260385910001
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………….…...... .. 1
B. Identifikasi Masalah………………………..……. ....... .. 5
C. Rumusan Masalah………………………..………… ........ 6
D. Batasan Masalah.................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian …………………………………… ...... 7
F. Manfaat Penelitian.................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 22
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.. Salah
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya.
pendidikan formal, non formal dan informal. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
kemampuan produktif pada bidang tertentu. SMK memiliki beberapa bidang keahlian,
salah satunya adalah bidang keahlian Pariwisata yang terdiri dari beberapa program
keahlian. Salah satu program keahlian yang ada di Pariwisata adalah Kuliner sesuai dengan
kurikulum 2013.
lampiran Permendikbud No. 70 tahun 2013 yaitu “....... mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
terbagi menjadin C1 yaitu kelompok mata pelajaran dasar bidang keahlian, C2 yaitu
kelompok mata pelajaran dasar program keahlian dan C3 kelompok mata pelajaran paket
keahlian.
Ilmu Gizi merupakan salah satu mata pelajaran produktif program keahlian Kuliner
yang terdapat pada kurikulum 2013. Ilmu Gizi mempelajari hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia. Mata pelajaran Ilmu Gizi wajib dipelajari siswa kelas X pada
semester 1 dan 2, yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu zat gizi sumber energi
yang diperlukan tubuh, zat gizi sumber zat pembangun yang diperlukan tubuh, zat energi
sumber zat pengatur yang diperlukan tubuh, Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
dan Dafatr Bahan Makanan Penukar (DKBMP), Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG),
merancang menu seimbang, menyusun menu seimbang bayi dan balita, menyusun menu
seimbang untuk remaja, menyusun menu seimbang untuk dewasa, menyusun menu
seimbang untuk wanita hamil dan menyusui. Tujuan pembelajaran Ilmu Gizi yaitu siswa
diharapkan memiliki kemampuan dalam menyusun menu makanan sehat dan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Melalui proses belajar
diharapkan siswa dapat memenuhi kompetensi dasar dalam mata pelajaran Ilmu gizi.
Keberhasilan belajar dapat dilihat dari perilaku dalam hal ini motivasi dan hasil belajar
Dalam pembelajaran yang berperan penting selain guru adalah fasilitas dan siswa.
Fasilitas pembelajaran berupa buku,, LKS, model, dan alat peraga sangat dibutuhkan untuk
membantu siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran sangat tidak
bermakna bahkan tidak akan mencapai tujuannya apabila fasilitas pendukung tidak
terpenuhi. Walaupun siswa memiliki intake yang baik akan mendapatkan kesulitan dalam
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khususnya pada pelajaran
Mata pelajaran Ilmu Gizi yang berkorelasi dengan mata pelajaran matematika dan
identik dengan hitungan, motivasi dan hasil belajar mata pelajaran ilmu gizi masih sangat
pengalaman rekan guru yang mengajar Ilmu Gizi di SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan
bahwa banyak sekali permasalahan dalam pembelajaran Ilmu Gizi terutama yang berkaitan
dengan menghitung. Motivasi dan aktivitas siswa masih rendah dalam pembelajaran.
Pembelajaran masih berpusat pada guru. Kurangnya gairah belajar siswa terhadap mata
Dengan memantau hasil belajar Ilmu Gizi peserta didik yang masih tergolong
rendah dan proses pembelajaran Ilmu Gizi di SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan yang
dilakukan selama ini umumnya hanya menggunakan metode direct instruction atau
pengajaran langsung, sungguh telah berdampak pada hasil belajar peserta didik yang hingga
sekarang ini masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya beberapa peserta
didk yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan.
Rendahnya hasil belajar peserta didik selama ini tentu bukan semata-mata karena
rendahnya penguasaan dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah
diajarkan guru, namun pada umumnya hal ini ditunjukkan oleh perilaku guru dalam
pembelajaran yang sekedar menyampaikan informasi dengan ceramah, memberikan sedikit
contoh soal dan memberikan jawabannya, memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan
peserta didik di kelas dan pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tugas
Pekerjaan Rumah (PR) berupa soal-soal, yang terjadi secara berkelanjutan hampir pada
setiap pertemuan pembelajaran dengan peserta didik. Tampak pada proses pembelajaran
ini peserta didik kurang diberi kesempatan untuk bereksplorasi dan menelusuri materi Ilmu
Gizi secara lebih detil dan berkomunikasi dalam kegiatan diskusi kelompok dan diskusi
Proses pembelajaran Ilmu Gizi di sekolah dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Pemahaman konsep ini tentu saja akan
mempengaruhi hasil belajar. Selama ini pembelajaran yang dipakai lebih menempatkan
siswa sebagai obyek belajar, sehingga kurang berperan aktif dalam mengembangkan semua
potensi yang dimiliki siswa. Hal ini mengakibatkan kurang maksimalnya pemahaman
konsep sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya hasil yang diperoleh yang biasanya
diiringi oleh aktifitas siswa yang cukup rendah. Selain itu kalaupun guru menggunakan alat
peraga pembelajaran, namun masih terlalu biasa sehingga kurang mengembangkan seluruh
Terjadinya aktifitas belajar yang rendah dari siswa dikarenakan sebagian besar
siswa menganggap bahwa mata pelajaran Ilmu Gizi terutama dalam hitungan nilai gizi
dengan menggunakan Tabel AKG, sangat sukar untuk siswa pahami. Ketidakmampuan
siswa menyelesaikan soal-soal dengan benar dan kaitannya dengan aktifitas belajar siswa
yang rendah menyebabkan hasil belajar yang rendah. Kebiasaan yang tidak baik dari cara
belajar selama ini yang merugikan yaitu jika siswa diberi pekerjaan rumah, sebagian besar
siswa menyalin jawaban kepada salah seorang temannya yang dianggap mampu
menyelesaikan soal tersebut. Gejala ini terjadi hampir pasti terus-menerus sampai hari ini
serta merupakan permasalahan yang sangat memprihatinkan. Akibat dari siswa yang
menyalin jawaban pekerjaan rumah temannya tadi, siswa tidak mengerti sama sekali soal-
soal tersebut mulai dari bentuk soal, komponen-komponen suatu soal seperti apa saja yang
Salah satu bentuk alternatif untuk mengatasi permasalahan diatas penulis mencoba
Gizi (AKG) pada kompetensi Menerapkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sehingga penulis
mengambil judul: “Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Ilmu Gizi melalui Media
Cakram AKG pada Siswa Kelas X Kuliner SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan”.
B Identifikasi Masalah
1. Rendahnya aktifitas peserta didik dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Gizi
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Aktifitas dan Hasil
Belajar Ilmu Gizi melalui Media Cakram AKG pada Siswa Kelas X Kuliner SMK
D. Batasan Masalah
Menurut uraian di atas bahwa rendahnya aktifitas belajar Ilmu gizi siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan AKG dipengaruhi banyak faktor. Oleh
karena keterbatasan Peneliti dalam hal kemampuan, pengetahuan, pengalaman, dan waktu
untuk memperoleh literatur pendukung, dan dana untuk penelitian ini, maka penelitian ini
pembelajaran (RPP) dan pemberian tugas rumah (PR) dan siswa mengikuti tes
Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Menggunakan Daftar Angka Kecukupan
Bengkulu Selatan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan PTK ini adalah untuk:
E. Manfaat Penelitian
2. Menumbuhkan sikap saling bantu dan bersaing secara sehat karena pembelajaran
4. Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar ilmu gizi terutama pada
materi AKG
5. Peserta didik mengerti akan pentingnya belajar berkelompok.
6. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan soal melalui
Bagi Guru:
Gizi .
Bagi sekolah:
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar (Alwi Hasan, dkk., 2000: 17). Kegiatan pembelajaran merupakan aktifitas timbal
balik antara guru yang melaksanakan proses mengajar dengan siswa atau antar sesama
siswa yang menjadi peserta belajar, dimana keduanya saling melakukan suatu proses
membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengerti materi pelajaran yang sedang
dipelajari dan menjadi instruktur bagi siswa, serta ikut berperan untuk memperoleh tingkah
laku siswa yang aktif, kreatif dan positif untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
proses pembelajaran. Menurut Corney yang dikutip oleh Ismail (1998 : 113) bahwa:
“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi belajar atau menghasilkan respon
merupakan suatu proses yang sengaja dirancang oleh guru untuk mendapatkan hasil belajar
yang memuaskan. Hal ini sejalan dengan Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) : “ Bahwa kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dalam kegiatan tugas terstruktur,
dan mandiri tidak terstruktur digunakan strategi discovery inquiry dengan metode
yang memberikan pengalaman belajar lebih kaya pembelajaran bagi peserta didik,
B. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs
(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan
adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke –20 usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet (Sudrajat Akhmad
Media pembelajaran adalah segala alat pembelajaran yang digunakan guru sebagai
kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan
tertentu, (2) memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
merangsang siswa untuk belajar, (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam
teknologi karena siswa tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu,
(4) menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga
C. Aktifitas Siswa
Suparmo (2000 : 63) menjelaskan bahwa keaktifan siswa adalah suatu kegiatan
positif siswa dalam proses belajar guna mencapai tujuan proses belajar mengajar. Jadi
dalam hal ini siswa melakukan suatu kegiatan didampingi oleh guru yang memberikan
melaksanakan percobaan.
3. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.
4. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.
dengan didampingi guru pada proses pembelajaran sangat lengkap dan komplit. Karena
keterbatasan penulis hanya melakukan aktifitas atau kegiatan siswa tentang writing
activities dan kegiatan mental activities serta emotional activities. Dari ketiga kegiatan
tersebut menjadi fokus ke permasalahan utama writing yakni menyalin. Disamping itu
kegiatan pendukung dimana nantinya siswa juga menyertakan mental activities. Yakni
menggunakan daya ingat siswa terutama dalam penyelesaian soal-soal. Berikutnya dalam
emotional activities (bergairah dan bersemangat), semuanya adalah untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal. Keberhasilan belajar optimal akan tercapai bila komponen siswa
D. Indikator Keberhasilan
sebagai berikut :
Seorang siswa disebut tuntas belajar bila telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
Suatu kelas disebut tuntas belajar dikelas tersebut telah terdapat 85% siswa yang telah
pengamatan
Pembuatan alat peraga / media Cakram AKG ini terbagi dalam beberapa tahap
yaitu: (1) pembuatan cakram , alat dan bahan yang diperlukan berupa kertas kardus bekas
yang dibentuk lingkaran dengan diameter 16 cm dan 14 cm. (2) pembuatan kelompok umur
, zat gizi yang ada di tabel Angka Kecukupan Gizi yang diketik dan diprint out di kertas
HVS. (3) Cakram yang berukuran lebih kecil atau diameter 14 cm di buat berlubang bentuk
persegi panjang dan dikiri kanan ditempel kelompok usia dan disebelah kanan kelompok
berat badan (4) Pada cakram yang lebih besar atau berdiameter16 ditempeli zat gizi mulai
dari energi, protein, lemak, karbohidrat , vitamin, dan zat besi. Disepanjang juring cakram
dengan melingkar (5) Masih pada cakram yang besar persis di bawah zat gizi ditempel
Bentuk media Cakram Angka Kecukupan Gizi seperti pada gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1. Cakram Angka Kecukupan Gizi (AKG)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Kuliner SMKN 1 Bengkulu Selatan,
dengan jumlah siswa 26 orang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 21 orang perempuan.
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X Kuliner SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan
tahunpelajaran 2018/1019. Waktu penelitian mulai minggu ketiga Januari 2019 dan
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti prinsip dasar penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan beberapa siklus dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, dkk. 2009) yang
dapat digambarkan sebagai berikut
1. Siklus I
Pada awal siklus ini terlebih dahulu akan diadakan pretes untuk mengetahui tingkat
kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum diterapkannya penggunaan media
Cakram AKG
Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan meliputi:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran Ilmu
Gizi materi menerapkan AKG dengan media Cakram AKG
2) Menyiapkan lembar kerja peserta didik(LKPD)
3) Menyiapkan lembar observasi siswa.
4) Menyiapkan soal tes siklus yang akan diberikan pada setiap akhir siklus.
5) Menyusun format-format penilaian
a. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah dirancang.
b. Observasi
Observasi dilakukan oleh pengamat terhadap semua kegiatan/aktivitas siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi siswa yang
telah disiapkan oleh peneliti.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti yaitu kegiatan evaluasi, analisis,
pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi dalam perencanaan siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah melihat hasil refleksi pada siklus I dan hasil refleksi
selanjutnya dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus
berikutnya jika diperlukan.
A. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
siswa dan lembar tes kemampuan pemahaman matematis siswa.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa juga ikut menentukan ketercapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan dari proses pembelajaran.
2. Lembar Tes
Lembar tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar tes kemampuan
pemahaman matematis. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian. Kelebihan tes uraian
dapat mengukur hasil belajar yang kompleks, memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengurutkan maksudnya dengan gaya bahasa, caranya sendiri dan memerlukan jawaban
pemahaman dalam mengukur hasil belajar siswa. Soal tes yang digunakan merupakan soal
tes kemampuan pemahaman matematis siswa yang dinyatakan valid dan layak digunakan.
Soal-soal pre-test dan post-test adalah ekivalen maksudnya bentuk soal boleh saja berbeda
tapi indikator tiap nomor harus sama.
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Data Obserasi
Observasi dilakukan oleh seorang observer yaitu Nurmeitha Hasanah, S.Pd.T.
Observer bertujuan untuk mengamati semua aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
yang memanfaatkan media Cakram AKG
Data observasi aktivitas siswa digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah
dilakukan pada setiap siklus dan diolah secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
skala penilaian. Kriteria lembar observasi siswa dari tiga kategori alternatif jawaban yaitu
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Kriteria penilaian untuk lembar observasi
Kriteria Skor
Kurang ( K ) 1
Cukup ( C ) 2
Baik ( B ) 3
(Sudjana 2005, dalam Ali Syahbana)
E. Langkah-langkah Penelitiana
Menurut Asmawar (2003, 21) “Data diambil secara terus menerus setiap proses
merujuk PTK Asmawar (2005, 22) ditambah beberapa permasalahan sesuai pembelajaran
menerapkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dengan penggunaan media cakram AKG yang
Tingkat keaktifan siswa yang dihitung persentasenya berdasarkan hasil data pada
d. Komunikasi sesama siswa atau dengan guru tentang materi/soal yang belum
dipahami.
dengan rumus :
2. Analisis ketuntasan klasikal nilai hasil evaluasi belajar setiap akhir pembelajaran dan
akhir siklus
Dari hasil evaluasi setiap akhir PBM dan akhir siklus diperoleh nilai tiap siswa.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus :
seorang siswa nilainya turun, atau tetap atau mungkin naik. Permasalahan yang jika ditemui
nanti bahwa seorang siswa belum tercapai ketuntasan belajarnya sampai dengan 75% atau
nilai 75 tetapi dari nilai sebelumnya siswa tersebut menunjukkan peningkatan, maka
Berdasarkan ketiga analisis di atas yaitu tentang keaktifan siswa, dan ketuntasan
klasikal serta analisis hasil belajar individual siswa diambil batasan sebagai berikut :
a. Jika persentase aktifitas siswa naik atau telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan dari pertemuan sebelumnya, dalam hal ini :”aktifitas siswa memperhatikan
pelajaran, mengerjakan latihan dan mau bertanya serta aktifitas siswa yang yang
b. Jika persentase ketuntasan klasikal lebih dari sebelumnya atau telah mencapai indikator
c. Jika aktifitas dan nilai hasil belajar siswa naik atau telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media
F. Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke Tiga). Jakarta:
Balai Pustaka.
PT Adi Mahastya
Nugraini, Septi. 2013. Buku Ilmu Gizi 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/05/materi-ilmu-gizi-akg.html
https://idtesis.com/pengertian-angka-kecukupan-gizi-akg-dan-kegunaan-akg-yang-
dianjurkan (10 oktober 2018 pukul 14.17)
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/05/materi-ilmu-gizi-akg.html