Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY


LEARNING BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP PESERTA DIDIK

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Arief Kurniawan; NIM 150621007; Angkatan 2015
Ikhwan Setiawan; NIM 160621011; Angkatan 2016
Ghina Nadhiva; NIM 150621011; Angkatan 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


CIREBON
2017

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Luaran .......................................................................................................... 3
1.3. Manfaat Penelitian....................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .......................................................... 4
2.2. Guided Discovery Learning ........................................................................ 4
2.3. Media Pembelajaran Berbasis ICT .............................................................. 5
2.4. Pemahaman Konsep .................................................................................... 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 6
3.1. Desain Penelitian ......................................................................................... 6
3.2. Teknik Penentuan Sampel ........................................................................... 6
3.3. Instrumen Penelitian .................................................................................... 6
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data............................................. 7
3.5. Normalisasi Gain (N-Gain) ......................................................................... 7
3.6. Uji Hipotesis (Uji T) ................................................................................... 8
3.7. Analisis Hasil Angket.................................................................................. 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................... 9
4.1. Anggaran Biaya ........................................................................................... 9
4.2. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping yang
ditandatangani ............................................................................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan......................................................19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas...........22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana................................................23

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembelajaran menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20 adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan inti dalam sistem pendidikan, karena merupakan
tempat terjadinya transfer ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus direncanakan dengan tepat dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Pada permendikbud No. 70 tahun 2013 penyempurnaan pola pikir dari
pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
yang interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/media lainnya). Pembelajaran pada kurikulum 2013 membawa
inovasi terhadap proses pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan
peserta didik serta menjadikan pembelajaran yang bermakna. Pada
pembelajaran, seorang guru diharapkan menyusun perencanaan pembelajaran
yang dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk aktif dalam
pembelajaran serta mampu menumbuhkan motivasi dalam mempelajari suatu
ilmu pengetahuan secara mendalam. Proses pembelajaran pada saat ini,
peserta didik lebih banyak dituntut untuk menghafal dan mengerjakan soal-
soal. Permasalahan ini tentu menjadikan pembelajaran yang instan dan tidak
bermakna. Pembelajaran tersebut dapat mengakibatkan pandangan peserta
didik ketika melakukan pembelajaran hanya mengejar nilai saja. Dampak
buruk yang dapat ditimbulkan pada pembelajaran tersebut adalah peserta
didik tidak memiliki dorongan untuk mempelajari ilmu dengan bermakna dan
mengedepankan pemahaman konsep ilmu yang dalam.
Nazar dalam Arifiani, Soeprodjo dan Saptorini (2012: 130) menyatakan
bahwa pada pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, peserta didik tidak
boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus
diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran tersebut tentunya akan dapat mengubah pola pikir peserta didik
tentang pembelajaran yang bermakna. Pelaksanaan pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran secara tidak langsung
akan mampu mengimpelementasikan pemahaman konsep keilmuan secara
mendalam disebabkan peserta didik dilibatkan secara aktif dalam menemukan
konsepnya secara mandiri dengan bimbingan guru.
Permasalahan yang umum terjadi pada pendidikan di Indonesia adalah
masalah proses pembelajaran. Meskipun kurikulum terus di inovasi guna
menjadikan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada peserta didik (student
centered). Akan tetapi, pada pelaksanaanya masih banyak guru yang
menerapkan pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher
2

centered). Perbaikan dalam pembelajaran yang tidak bermakna dapat


dilakukan oleh seorang guru dengan membuat perencanaan pembelajaran
yang tepat dan efektif. Salah satu perencanaan yang sangat penting adalah
pemilihan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran merupakan
bagian yang sangat penting karena merupakan bingkai dari proses
pembelajaran. Menurut Suyanto dan Jihadi (2013: 134) model pembelajaran
merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisi oleh beragam
muatan mata pelajaran sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya. Oleh
karena itu, sangat diperlukan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dan
tepat dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari, serta mampu
mengkondisikan situasi pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan
peserta didik dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang disarankan
adalah model pembelajaran guided discovery learning (penemuan
terbimbing). Pemilihan model ini didasari atas penelitian yang dilakukan
Sulistyowati, Antonius dan Woro (2012) yang berjudul efektivitas model
pembelajaran guided discovery learning terhadap kemampuan pemecahan
masalah kimia yang menunjukkan hasil yang sangat baik.
Pramesthi, Agung dan Elfi (2015: 208) mengungkapkan bahwa model
pembelajaran guided discovery menuntut peserta didik untuk mencari tahu
sendiri konsep suatu materi sehingga peserta didik akan lebih paham terhadap
materi yang dipelajarinya. Model pembelajaran tersebut merupakan
kombinasi pembelajaran student centered dengan teacher centered. Sehingga
akan terjadi interaksi pembelajaran yang seimbang antara peserta didik
dengan guru. Pada model pembelajaran ini, peserta didik diberikan
kesempatan untuk membangun konsepnya secara mandiri berdasarkan desain
pembelajaran yang telah direncanakan sedemikian rupa oleh guru. Salah satu
sub materi yang tepat dikombinasikan dengan model ini adalah larutan
elektrolit dan non elektrolit.
Ilmu kimia secara umum memuat level makro, mikro dan simbol. Wu,
Krajcik dan Elliot (2001: 821) menyatakan bahwa pada proses kimia tingkat
makroskopis adalah yang dapat diamati seperti membakar lilin, pada tingkat
mikroskopis adalah fenomena yang dijelaskan oleh susunan atom atau sub
atomik serta pada tingkat simbolik dilambangkan dengan simbol-simbol,
struktur, angka dan persamaan kimia. Sehingga dalam pembelajaran kimia
tiga level ini saling berkaitan dalam pemahaman konsep kimia. Beberapa
kesulitan tersebut terbentuk sebagai akibat dari kebanyakan ilmu kimia yang
abstrak dan sulit digambarkan seperti terbentuknya reaksi ion pada larutan
elektrolit sehingga ilmu kimia pada tingkat satuan pendidikan menengah atas
umumnya dianggap sebagai ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami. Maskil
dan Helena dalam Sihaloho (2013: 488) mengemukakan bahwa peserta didik
kesulitan memahami konsep partikel pada tingkat mikroskopis. Oleh karena
itu, peserta didik hanya menghafalkan konsep-konsepnya saja tanpa
3

pemahaman yang mendalam. Menurut Dimyati dalam Arifiani, Soeprodjo


dan Saptorini (2012: 130) peserta didik pada umumnya cenderung belajar
dengan hafalan daripada memahami konsep materi yang dipelajari. Sehingga
diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat mengatasi rendahnya
pemahaman konsep peserta didik.
Pesatnya pertumbuhan Informasi, Komunikasi dan Teknologi (ICT) telah
membawa perubahan luar biasa pada abad dua puluh satu. ICT menjadi
semakin penting dalam kehidupan kita sehari-hari serta dalam sistem
pendidikan. Penggunaan media berbasis ICT yang interaktif sangat membantu
dalam memberikan pemahaman konsep kepada peserta didik berkaitan
pembelajaran kimia yang banyak memiliki konsep-konsep yang abstrak.
Media pembelajaran berbasis ICT yang dapat digunakan adalah media yang
dibuat oleh Physis Education Chemistry Technologi (PhET) dan macromedia
flash player Pusat Teknologi dan Komunikasi (PUSTEKKOM). Media
pembelajaran PhET merupakan proyek simulasi matematika dan sains gratis
yang didirikan oleh pemenang Nobel Carl Wieman pada tahun 2002 yang
didasarkan pada penelitian pendidikan yang ekstensif dan melibatkan peserta
didik melalui lingkungan permainan yang intuitif dan menyenangkan,
sehingga peserta didik dapat belajar melalui eksplorasi dan penemuan.
Sedangkan macromedia flash PUSTEKKOM adalah media pembelajaran
berbasis flash yang dikembangkan oleh KEMENDIKBUD. Kolaborasi
pembelajaran yang menggunakan model guided discovery learning berbasis
ICT diharapkan mampu menumbuhkan pemahaman konsep kimia yang
mendalam, dalam hal ini pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian yang berjudul
“Pembelajaran Kimia Melalui Model Guided Discovery Learning
Berbasis ICT Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta didik”.

1.2. Luaran
Luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah handout kimia
berbasis ICT dan artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal pendidikan
nasional.

1.3. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran peningkatan
pemahaman konsep peserta didik pada pembelajaran kimia yang
menggunakan model pembelajaran guided discovery learning berbasis ICT
dan respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajran guided
discovery learning berbasis ICT dalam meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik.
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Pengertian belajar dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran yang
ditulis oleh Rasyad (2003: 29-30) telah dikutip beberapa pengertian belajar
menurut para ahli. Mursell mengungkapkan bahwa learning is experience,
exploration and discovery. Garret berpendapat learning is the process which,
as a result of training and experience, leads to new or changed responses.
Menurut Garrett bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam
jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa
kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu. Menurut Henry Garrett orang yang tidak terlibat
langsung dalam proses belajar, tingkah lakunya tidak akan berubah karena ia
tidak mengalami secara langsung proses mencari dan menemukan ilmu yang
dicarinya. Sehingga dapat diketahui belajar adalah proses perubahan diri yang
dapat dicapai dari pengalaman secara langsung saat proses pembelajaran.
Pada kegiatan belajar diperlukan pelaksanaan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuannya.
Dimyati dan Mudjiono dalam Moh. Suardi (2015: 6) menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan guru, yang
melibatkan suatu usaha yang melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Riyana dan
Susilana (2008: 1) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber
untuk belajar. Pada proses pembelajaran diperlukan pemilihan model
pembelajaran yang tepat dalam mengkondisikan pembelajaran yang aktif dan
bermakna.

2.2. Guided Discovery Learning


Carin dalam Suhartatik (2016: 1082) menyatakan bahwa guided
discovery merupakan metode yang melatihkan dan membimbing peserta didik
untuk belajar, memperoleh pengetahuan, dan membangun konsep-konsep
yang mereka temukan untuk diri mereka sendiri. Menurut Markaban dalam
Zulkarnain dan Sari (2014: 241) dalam guided discovery guru membimbing
peserta didik jika diperlukan dan peserta didik didorong untuk berpikir sendiri
sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang
disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh peserta didik dibimbing
tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari. Listantia,
Sri dan Agung (2015: 23) penemuan ini dilakukan dengan arahan dari guru
karena pada umumnya sebagian besar peserta didik masih membutuhkan
konsep dasar untuk dapat menemukan sesuatu.
5

Menurut Listantia, Sri dan Agung (2015: 23) pada metode penemuan
terbimbing (guided discovery), guru berperan sebagai fasilitator yang
membimbing peserta didik dalam menemukan pengetahuannya melalui
melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk
menghubungkan pengetahuan yang lalu.

2.3. Media Pembelajaran Berbasis ICT


Media berbasis ICT dapat diterapkan secara inovatif pada semua tahapan
aktivitas belajar mengajar mulai dari pembuatan rencana pembelajaran,
penyiapan materi, penyajian materi, pelaksanaan pembelajaran, hingga
evaluasi. ICT tidak serta merta harus diterapkan untuk semua hal atau semua
aspek dalam pembelajaran. Misalnya dalam pembelajaran Sains atau IPA
(fisika, kimia, biologi), dengan memanfaatkan ICT guru bisa membuat
animasi atau simulasi untuk memudahkan peserta didik mempelajari konsep
yang abstrak, dinamis, serta kompleks. Media ICT yang digunakan adalah
macromedia flash yang dibuat oleh pusat teknologi informasi dan komunikasi
(PUSTEKKOM) pendidikan dan kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dan media interaktif yang dibuat oleh
Universitas Colorado Boulder. Salah satu media yang sangat dikenal dalam
menyajikan pembelajaran yang interaktif adalah Physis Education Chemistry
Technologi (PhET). Media pembelajaran ini dapat diakses secara gratis
melalui link https://phet.colorado.edu/. Adapun PhET merupakan proyek
simulasi matematika dan sains gratis yang didirikan oleh pemenang Nobel
Carl Wieman pada tahun 2002. Simulasi interaktif PhET dalam
penyusunannya didasarkan pada penelitian pendidikan yang ekstensif dan
melibatkan peserta didik melalui lingkungan permainan yang intuitif dan
menyenangkan, sehingga peserta didik dapat belajar melalui eksplorasi dan
penemuan.

2.4. Pemahaman Konsep


Pembelajaran dengan pemahaman konsep sering menjadi bahan kajian
yang sangat luas dan mendalam dalam penelitian pendidikan. Menurut Bruce
Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2011: 125) menyatakan bahwa
pembentukan konsep merupakan proses yang mengharuskan peserta didik
menemukan dasar di mana mereka akan membangun kategori. Kemampuan
dalam memahami konsep menjadi landasan untuk berpikir dan menyelesaikan
suatu masalah atau persoalan. Semakin dalam pemahaman konsep peserta
didik, maka akan dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya dalam
menjelaskan fenomena-fenomena abstrak dari ilmu kimia. Sehingga dapat
diketahui bahwa pentingnya pemahaman konsep peserta didik dalam
pembelajaran kimia.
6

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan adalah control group pretest - posttest design, dengan
menggunakan perlakuan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Kelas eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O1 - O2
Keterangan:
O1 = Pretest untuk mengukur kemampuan awal peserta didik sebelum diberi
perlakuan
X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
learning berbasis ICT
O2 = Postest untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah diberi
perlakuan

3.2. Teknik Penentuan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
X MIA. Adapun dalam menentukan sampel menggunakan teknik sampling
purposive yang dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, untuk
menunjukkan kelas terdistribusi normal dan homogen. Sugiyono (2016: 85)
menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.

3.3. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan secara lengkap dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
Sumber
Data Instrumen Keterangan
Data
Sebelum dan
Tes Pemahaman Konsep Tes Pretest
Peserta Didik Sesudah
Peserta Didik dan Posttest
pembelajaran
Respon
Sesudah
Guided Discovery Learning Peserta Didik Angket
pembelajaran
Berbasis ICT
7

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


3.4.1. Test
Untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik berupa
pemahaman konsep peserta didik.
3.4.2. Angket
Untuk mengumpulkan data berupa respon peserta didik mengenai
penerapan model pembelajaran guided discovery learning berbasis ICT.
3.4.3. Uji Normalitas
Penggunaan statistik parametrik mensyaratkan bahwa data setiap
variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal (Sugiyono,
2016: 172). Uji kenormalan dapat dilakukan dengan menggunakan
program SPSS v.17. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabolitasnya atau Sig. < 0,05
data tidak terdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05
data terdistribusi normal.
3.4.4. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui sama atau tidaknya sampel satu dengan yang lainnya.
Pengujian tingkat homogenitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS v.17. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabolitasnya atau Sig. < 0,05
data tidak homogen.
2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05
data homogen.

3.5. Normalisasi Gain (N-Gain)


Perhitungan normalisasi gain antara nilai pretest dan posttest dapat
dihitung dengan menggunakan rumus (Meltzer, 2002: 1260):
N-Gain (g) = Skor posttest – skor pretest
Skor maksimum – skor pretest

Tingkat perolehan gain ternormalisasi dikategorikan sebagai berikut


(Hake, 1999: 1):
Tabel 3. Klasifikasi N-Gain

Nilai N-Gain Interpretasi


N-g ≤ 0,30 Rendah
0,30 < N-g ≤ 0,70 Sedang
N-g > 0,70 Tinggi
8

3.6. Uji Hipotesis (Uji T)


Uji Hipotesis adalah pengujian yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Data yang diperoleh berdistribusi normal dan
homogen, sehingga pengujian dilakukan dengan menggunakan uji
Independent Sampel T Test dengan menggunakan SPSS v.17. Kriteria
pengujian yang digunakan adalah:
1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabolitasnya atau Sig. < 0,05 berarti
terdapat perbedaan yang signifikan.
2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05 berarti
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

3.7. Analisis Hasil Angket


Data yang diperoleh dari angket merupakan skor atas respon peserta
didik mengenai penerapan model pembelajaran guided discovery learning
berbasis ICT dengan kriteria skor sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skor Angket Peserta Didik
Alternatif Jawaban
Pernyataan Sangat Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju (SS) (S) (TS) Setuju (STS)
Positif 4 3 2 1
F
Rumusan persentase = P= x 100%
N
Keterangan:
P : Persentase setiap kemungkinan jawaban
F : Frekuensi setiap kemungkinan jawaban
N : Jumlah responden
100% : Standar hitungan
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Ringkasan anggaran biaya yang digunakan pada penelitian ini disusun
pada tabel di bawah ini.
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 3.880.000,00
2 Bahan habis pakai 1.360.000,00
3 Perjalanan 164.000,00
Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar,
4 1.982.000,00
laporan)
Jumlah 7.386.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Alat dan
1
Bahan Penelitian
Perizinan
2 Melakukan
Penelitian
Penyusunan
Instrumen dan
3
Perangkat
Penelitian
Pengujian
4
Instrumen
5 Penentuan Sampel
6 Pengumpulan Data
7 Analisis Data
Penyusunan
8
Laporan
9 Seminar
10

DAFTAR PUSTAKA

Arifiani, R., Soeprodjo dan Saptorini. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kolaborasi


Guided Discovery- Exsperimental Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa.
Chemistry In Education. 2 (1). hlm. 129-135
Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [7 Maret
2017].
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. 2011. Model-Model Pengajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Listantia, L., Sri dan Agung. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Flash
Berbasis Guided Discovery Untuk Hasil Belajar Siswa. Chemistry In
Education. 4 (2). hlm. 22-28
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
Rasyad, A. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.
Riyana, C., dan Susilana, R. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Sihaloho, M. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Memahami Konsep Larutan
Buffer pada Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis. Jurnal Entropi. 8 (1).
hlm. 488-499
Suardi, Moh. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Suhartatik. 2016. Pengembangan Modul IPA SMP Berbasis Guided Discovery
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif
Siswa. Proiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pascasarjana UM. 1.
hlm. 1081-1086
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Sulistyowati, N. Antonius dan Woro. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran
Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Kimia. Chemistry In Education. 2 (1). hlm. 49-54
Suyanto, dan Jihad, A. 2013. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wu, Krajcik dan Elliot. 2001. Promoting Understanding of Chemical
Representations: Students' Use of a Visualization Tool in the Classroom.
Journal of Research In Science Teaching. 38 (7). hlm. 821-842
Zulkarnain, I., Sari, N. A. 2014. Model Penemuan Terbimbing Dengan Teknik
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Kimia. 2 (3). hlm. 240-249
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping yang


ditandatangani

1. Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Arief Kurniawan
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM 150621007
5 Tempat dan Tanggal Lahir Cirebon, 3 November 1996
6 E-mail ariefkurniawan.crb@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085324077177

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Universitas
Universitas
SDN 1 SMPN 2 SMAN 1
Nama Institusi Muhammadiyah
Jamblang Jamblang Jamblang
Cirebon
Jurusan - - IPA Pend. Kimia
Tahun Masuk-
2003-2009 2009-2012 2012-2015 2015-sekarang
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
13

2. Anggota Pelaksana 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ikhwan Setiawan
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM 160621011
5 Tempat dan Tanggal Lahir Cirebon, 30 Agustus 1989
6 E-mail ikhwan.setiawan@outlook.com
7 Nomor Telepon/HP 081310903011

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Universitas
Universitas Universitas
Nama SDN 4 SMPN 1 SMAN 1
Al-Azhar Muhammadiyah
Institusi Kenanga Sumber Sumber
Indonesia Cirebon
Jurusan - - IPA Bioteknologi Pend. Kimia
Tahun
1996-
Masuk- 2002-2005 2005-2008 2008-2014 2016-sekarang
2002
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
15

3. Anggota Pelaksana 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ghina Nadhiva
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM 150621011
5 Tempat dan Tanggal Lahir Indramayu, 12 Mei 1997
6 E-mail gnadhiva@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083831448555

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Universitas
SDN
SMPN SMAN 1 Universitas
Margadadi
Nama Institusi Unggulan Sindang Muhammadiyah
III
Indramayu Indramayu Cirebon
Indramayu
Jurusan - - IPA Pend. Kimia
Tahun Masuk-
2003-2009 2009-2012 2012-2015 2015-sekarang
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
17

4. Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Banu Kisworo, M.Pd.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIDN 0406028604
5 Tempat dan Tanggal Lahir Grobogan, 6 Februari 1986
6 E-mail kisworo.banu@yahoo.com
7 Nomor Telepon /Hp 08562760207

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S1 S2
SD N 1
Nama Purwogondo SLTP N 1 SMA N 1
UNNES UNS
Institusi Semarang Kradenan Purwodadi
Utara
Pend.
Jurusan - - IPA Pend. Sains
Kimia
Tahun
Masuk- 1991-1997 1997-2000 2000-2003 2003-2008 2009–2010
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
Prosiding Pembelajaran IPA Terpadu Desember
International UMP Pada Tema Sampah dan 2013,Universitas
1
dalam NETs Usaha Penanggulangannya Muhammadiyah
Purwokerto
Konferensi Konferensi Nasional PKM- 28 Oktober 2015,
Nasional PKM- CSR Tentang Pelatihan Universitas
CSR Kreativitas Kelompok Multimedia Nasional
Wanita Tani (KWT) Desa (UMN)
2 Gempol dalam
Memanfaatkan Lahan
Pekarangan Rumah untuk
Meningkatkan Tambahan
Pendapatan
Seminar Nasional KKN-PPM Pemanfaatan 4 November 2015,
3 Ketahanan Pangan Limbah Kulit dan Kernel Hotel Jayakarta,
di Universitas Biji Mangga Gedong Gincu Yogyakarta
19

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Jumlah
Material Volume
Pemakaian Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Menulis di
Spidol 5 buah 12.000,00 60.000,00
papan tulis
Menghapus
Penghapus tulisan di 1 buah 10.000,00 10.000,00
papan tulis
Alat untuk
mencatat
Buku Catatan 2 buah 30.000,00 60.000,00
kegiatan
penelitian
Alat Uji
Alat penguji 5 set 150.000,00 750.000,00
Elektrolit
Gelas Kimia Tempat uji 20 gelas
25.000,00 500.000,00
100 mL elektrolit kimia
Alat untuk
Printer print dan scan
1 buah 2.500.000,00 2.500.000,00
EPSON L360 atau foto
copy
SUB TOTAL (Rp) 3.880.000,00

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Satuan Jumlah
Material Volume
Pemakaian (Rp) Biaya (Rp)
Larutan
NaOH Elektrolit 500 gram 8.000/250gram 16.000,00
kuat
Larutan
Cuka Elektrolit 3000 mL 11.500/150 ml 230.000,00
lemah
Larutan Non
Alkohol 70% 500 mL 50.000/100 ml 250.000,00
Elektrolit
Larutan
Garam Elektrolit 500 g 10.000,00/25 g 200.000,00
kuat
Keperluan
ATK 1 set 30.000,00 30.000,00
ATK
Kertas A4 Keperluan 1 rim 34.000,00 34.000,00
20

80g Laporan dan


instrumen
penelitian
Keperluan
1 warna
laporan dan
Tinta Printer hitam dan 1 50.000,00 200.000,00
instrumen
set warna
penelitian
ATK sebagai
hadiah untuk
Reward
menarik 40 set 10.000/set 400.000,00
Peserta Didik
minta peserta
didik
SUB TOTAL (Rp) 1.360.000,00

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Jumlah
Material Volume
Perjalanan Satuan (Rp) Biaya (Rp)
4 kali pulang
pergi menuju
Bensin tempat 20 Liter 8.150,00 163.000,00
penelitian di
Cirebon
SUB TOTAL (Rp) 164.000,00

4. Lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah
Material Volume
Perjalanan Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Pengadaan
Pembuatan
dan
proposal awal 3 jilid 25.000,00 75.000,00
pembuatan
penelitian
proposal
Pengadaan
dan Pelaporan
3 jilid 25.000,00 75.000,00
pembuatan hasil kegiatan
laporan
Pengadaan Sebagai
dan pedoman
pembuatan dalam 10 buah 15.000,00 150.000,00
buku panduan melaksanakan
praktikum praktikum
Perizinan Perizinan 1 buah 100.000,00 100.000,00
21

Penelitian Penelitian
pada tempat
Penelitian
Digunakan
Materai untuk surat 1 buah 7.000,00 7.000,00
pernyataan
Dokumentasi Biaya Print 1 bendel 75.000,00 75.000,00
Keperluan
Seminar
seperti
Seminar 1.500.000,00 1.500.000,00
spanduk,
undangan dan
konsumsi
SUB TOTAL (Rp) 1.982.000,00
Total (Keseluruhan) 7.386.000,00
22

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Uraian
No Nama / NIM Waktu
Studi Ilmu Tugas
(jam/minggu)
Kegiatan
managerial,
Arief koordinator
Pendidikan Pendidikan
1 Kurniawan 20 tim,
Kimia Kimia
(150621007) penanggung
jawab
lapangan
Penanggung
jawab konten
pembelajaran,
Ikhwan dan
Pendidikan Pendidikan
2 Setiawan 18 penanggung
Kimia Kimia
(160621011) jawab
peralatan
pendukung
dan lain-lain
Ghina Nadhiva Pendidikan Pendidikan Bendahara
3 15
(150621011) Kimia Kimia Penelitian

Anda mungkin juga menyukai