Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 JAYA MULYA

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian yang Diampu Oleh Dosen Ratih Purnama Pertiwi,M.Pd.

Disusun Oleh

MUHAMAD REZA PAHLEVI (2186232080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NURUL HUDA
OKU TIMUR
2022
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I............................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 3
E. Anggapan Dasar...................................................................................... 4
F. Hipotesis Penelitian................................................................................ 4
BAB II.............................................................................................................. 4
PEMBAHASAN...............................................................................................4
Landasan Teori..................................................................................................4
1.1. Pengertian Interaksi Edukatif........................................................... 4
1.2. Belajar Mengajar Sebagai Interaksi Edukatif.................................. 5
1.3. Ciri-Ciri Interaksi Edukatif.............................................................. 6
1.4. Komponen Interaksi Edukatif.......................................................... 8
1.5. Pengertian Hasil Belajar.................................................................. 10
1.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.......................... 10
BAB III............................................................................................................ 11
METODE PENELITIAN................................................................................ 11
2.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................... 11
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 11
2.3. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 11
2.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial
yang dimungkinkan berlaku melalui suatu hubungan kemanusian melalui peranan-
peranan individu di dalamnya yang diterapkan melalui proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik.Guru
sebagai pendidik merupakan komponen terpenting dalam proses pembelajaran, karena
guru berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Pemberian
pembelajaran yang efektif dibutuhkan unsur-unsur sistematis seperti guru, siswa, tujuan
pembelajaran, bahan ajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan suasana kelas yang terbentuk. Usman (2008: 4) menyatakan bahwa:
proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan
siswa merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar.

Kesuksesan dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dilihat dari hasilnya, tetapi harus tetap
diperhatikan prosesnya. Pada proses inilah siswa akan melakukan aktivitas kegiatan
belajar mengajar. Proses yang baik dan benar kemungkinan besar akan memberikan hasil
yang baik pula (Sardiman:2007). Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada interaksi
edukatif yang baik di kelas. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua
arah dengan pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan
hubungan yang bermakna dan kreatif. Dengan demikian siswa diharapkan lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar dan juga membuat prestasi belajar siswa menjadi lebih
baik. Dimana hasil belajar menjadi titik ukur keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk
melaksanakan tujuan pendidikan dan pengajaran atau lebih dikenal dengan istilah
interaksi belajar-mengajar (Sardiman:2007). Interaksi edukatif unsur guru dan anak didik
harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang
aktif. Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SD Negeri 01 Jaya Mulya
tepatnya di kelas VI, penulis melihat kurangnya respon siswa terhadap materi pelajaran

1
yang sudah dijelaskan guru, banyak diantara mereka yang tidak mampu menarik
kesimpulan materi yang sudah mereka pelajari dan mereka juga tidak
mengkomunikasikan apa yang kurang dimengerti, sehingga kegiatan pembelajaran yang
terjadi hanya satu arah yaitu guru kepada siswa, seharusnya kegiatan interaksi dalam
pembelajaran sesuai kurikulum 2013 harusnya terjadi secara jejaring dimana terjadinya
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan teman-
temannya sehingga tampak adanya hubungan timbal balik dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi penulis juga melihat ada beberapa siswayang tidak mendengarkan
penjelasan guru dengan baik, mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Menurut
penulis hal ini disebabkan oleh kurang terlaksananya kegiatan pembelajaran sesuai
dengan komponen interaksi edukatif terutama dengan metode yang sudah guru rancang,
sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung siswa terlihat kurang aktif.
Dimana kegiatan yang berlangsung yaitu mendengarkan penjelasan gurru, menyalin
materi dan mengerjakan soal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya variasi metode belajar
yang dilaksanakan sehingga siswa terlihat bosan dan kurang bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari paparan hasil observasi terlihat bahwa interaksi
edukatif dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung tidak berjalan
sebagaiman mestinya.
Dalam hal ini penulis merasa perlu dilakukan penelitian terhadap interaksi edukatif
karena interaksi edukatif merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara guru dan
peserta didik yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk mencapai tujuan pedidikan dan
pengajaran. Jika interaksi edukatif berjalan dengan baik, maka siswa akan menyerap
informasi tentang materi pembelajaran sesuai dengan yang guru harapkan. Iinteraksi
edukatif yang baik akan memudahkan siswa dalam memahami penjelasan yang guru
berikan. Sehingga kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Dari uraian diatas penulis hanya menemukan beberapa komponen interaksi edukatif yang
tidak berjalan dengan semestinya. Untuk mengetahui bagaimana interaksi edukatif yang
terjadi maka penulis melakukan penelitian secara keseluruhan dari komponen-komponen
interaksi edukatif guru yang baik. Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian
adalah semua komponen-komponen interaksi edukatif yang tercantum dalam teori
Khadijah (2013:10) yaitu:
1)Tujuan.
2)Bahan pelajaran.

2
3)Metode.
4)Alat.
5)Kegiatan belajar mengajar.
6)Sumber belajar.
7)Evaluasi.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana
“Hubungan antara interaksi edukatif dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 01
Jaya Mulya”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan


dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan antara interaksi edukatif guru
dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 01 Jaya Mulya”.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalahnya maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI
SD Negeri 01 Jaya Mulya.

D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoretis
a. Menjadi bahan rujukan dan bahan informasi untuk penelitian yang sejenis pada
masa yang akan datang.
b.Memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya tentang
hubungan interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa.
2) Manfaat Praktis
a.Sebagai informasi tentang interaksi edukatif bagi para pendidik.
b.Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan proses interaksi
edukatif dalam pembelajaran.
c.Dengan adanya penelitian ini menambah wawasan atau pengetahuan bagi
penulis dan pihak lain.

3
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan asumsi yang harus diberikan terhadap rumusan
masalah (Arikunto;2010). Oleh karena itu yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian
ini adalah “adanya hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa”.

F. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”. Maka adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
1. Tidak ada hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa
kelas VI SD Negeri 01 Jaya Mulya.
2. Ada hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI
SD Negeri 01 Jaya Mulya.

BAB II
PEMBAHASAN
G. Landasan Teoritis

1.1. Pengertian Interaksi Edukatif

Manusia adalah makhluk individu dan mahluk sosial yang bagaimanapun juga tidak
dapat terlepas dari individu yang lainnya karena secara kodratnya manusia akan selalu
hidup bersama. Sehingga kehidupan manusia selalu dibarengi dengan proses interaksi
atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya,
maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Dari
berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah
interaksi edukatif.
Istilah interaksi pada umumnya adalah suatu hubungan timbal balik antara individu
yang satu dengan individu yang lainnya yang terjadi pada lingkungan masyarakat atau
selain lingkungan masyarakat. Interaksi Edukatif di kelas dalam pendidikan adalah
hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa dalam suatu tempat belajar
mengajar untuk membentuk kepribadian. Dalam proses pembelajaran komunikasi
merupakan hal yang sangat penting. komunikasi dalam proses pembelajaran tersebut

4
melibatkan dua komponen, yakni guru sebagai komunikator dan pelajar sebagai
komunikan. Cara belajar sangat dipengaruhi oleh cara berinteraksi di dalam kelas maupun
di rumah dan dalam masyarakat yang lebih luas. Guru perlu mengetahui bagaimana cara
menciptakan kelas yang penuh dengan informasi dan mendorong terciptanya kerjasama
dengan lingkungan (Herlina dalam Nova, 2015). Interaksi edukatif adalah interaksi yang
berlangsung dalam suatu ikatan untuk melaksanakan tujuan pendidikan dan pengajaran
atau lebih dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. Sehubungan dengan
pengertian interaksi edukatif, dalam hal ini dijelaskan oleh beberapa pendapat berikut:
a.Menurut Sardiman, A.M (2007:1) “interaksi edukatif merupakan interaksi yang
berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran”.
b.Menurut Khadijah, M.Ag (2013:8) “interaksi edukatif adalah interaksi belajar
mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi
dari tenaga pengajar yang mengajar dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek
belajar) yang melaksanakan kegiatan belajar”.
c.Chalijah Hasan dalam Khadijah (2013:8) “interaksi edukatif adalah proses dimana
berlangsungnya situasi tertentu ada interaksi pendidik dengan peserta didik untuk saling
berkomunikasi dengan sengaja dan direncanakan”.
d.Djamarah (2005:11) “interaksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan
anak didik dengan sejumlah norma sebagai medium untuk mencapai tujuan pendidikan”.
e.Achmadi dan Ruryadi (Djamarah, 2005:11) “interaksi edukatif adalah suatu gambaran
hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan”.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi
edukatif merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa
sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai
subjek pokoknya yang mempunyai tujuan mendidik ataupun mencapai suatu tujuan
pendidikan. Interaksi edukatif secara spesifik merupakan proses atau interaksi belajar
mengajar (Sardiman:2010).

1.2. Interaksi Belajar Mengajar sebagai Interaksi Edukatif


Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan.
Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa atau anak didik
(Djamarah, 2005:12). Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang

5
lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya
satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang
mengaja. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dalam sistem pengajaran guru secara sadar berusaha untuk mengubah tingkah laku,
sikap, dan perbuatan anak didik menjadi lebih baik, dewasa, dan dan bersusila yang cakap
adalah sikap dan tingkah laku guru yang bernilai eduktaif. Dalam interaksi edukatif unsur
guru dan siswa harus aktif. Sebagaimana yang dinyatakan Edi Suardi dalam Sardiman
(2007:15-17) bahwa ciri-ciri interaksi edukatif sebagai proses belajar mengajar sebagai
berikut:
1)Interaksi belajar-mengajar memiliki tujuan.
2)Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana.
3)Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus
4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa.
5)Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
6)Didalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin.
7)Ada batas waktu..
Dengan demikian Interaksi guru dengan siswa bukan hanya dalam penguasaan bahan
ajar, tetapi juga dalam penerimaan nilai-nilai, pengembangan sikap, serta dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Interaksi dalam peristiwa belajar
mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dengan
siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang
sedang belajar.

1.3. Ciri-Ciri Interaksi Edukatif


A. Menurut Djamarah (2005:15) ciri- ciri interaksi edukatif sebagai berikut:
1. Interaksi edukatif mempunyai tujuan.
2. Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan.
3. Interaksi edukatif ditandai dengn penggarapan materi khusus.
4. Dintandai dengan aktivitas anak didik.
5. Guru berperan sebagai pembimbing.
6. Interaksi edukatif membutuhkan disiplin.
7. Mempunyai batas waktu.
8. Diakhiri dengan evaluasi.

6
B. Adapun Ciri-ciri interaksi edukatif menurut Sardiman (2007:13) adalah sebagai
berikut:
1. Ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi.
3. Ada pelajar yang aktif mengalami.
4. Ada guru yang melaksanakan.
5. Ada metode untuk mencapai tujuan.
6. Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik.
7. Ada penilaian terhadap hasil interaksi.

C. Suardi (Djamarah, 2010) merincikan ciri-ciri interaksi edukatif sebagai berikut :


1.Interaksi belajar-mengajar memiliki suatu tujuan, yakni untuk membantu siswa
dalam suatu perkembangan
2.Ada suatu prosedur jalannya interaksi yang didesain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
3.Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang
khusus;
4.Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa merupakan sentral, maka
aktivitas siswa merupakan syarat bagi berlangsungnya belajar mengajar
5.Dalam interaksi belajarmengajar, guru berperan sebagai pembimbing
6.Didalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin
7.Ada batas waktu.
Dengan demikian, ciri-ciri interaksi edukatif itu sebenarnya senada dengan ciri-ciri
interaksi belajar mengajar. Memang kalau dilihat secara spesifik dalam kegiatan
pengajaran, apa yang dikatakan interaksi edukatif itu akan berlangsung dengan kegiatan
interaksi belajar-mengajar. Bila terjadi proses belajar-mengajar, maka bersama ini pula
terjadi proses interaksi edukatif. Kalau sudah terjadi suatu proses/saling berinteraksi,
antara yang mengajar dengan yang belajar untuk mendidik maka sudah berada pada
interaksi edukatif sebab secara sengaja proses belajar mengajar di rencanakan sedemikian
rupa untuk mencapai tujuan pendidikan.

7
1.4. Komponen-Komponen Interaksi Edukatif
Dalam proses belajar- mengajar sebagai suatu sistem interaksi, maka kita akan
dihadapkan kepada sejumlah komponen-komponen. Tanpa adanya komponen-komponen
tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi edukatif antara guru dengan anak
didik. Berikut adalah komponen-komponen interaksi edukatif menurut Chalijah Hasan
dalam Khadijah (2013:10) :
a. Tujuan
Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan
pembelajaran dibawa oleh guru. Kegiatan interaksi edukatif tidak akan terlepas dari
perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan mempunyai arti penting dalam kegiatan interaksi
edukatif. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan
pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat
menyelesaikan tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus
ditinggalkan. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan
anak didik terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan interaksi edukatif berlangsung.
b. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi tingkatan murid yang akan
menerima pelajaran. Selain itu bahan pelajaran mutlak harus dikuasai guru dengan baik.
Bahan merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses interaksi edukatif.
Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak akan berjalan. Karena itu, guru
yang akan mengajar mutlak mempelajari, mempersiapkan dan menguasai bahan pelajaran
yang akan disampaikan kepada anak didik.
c. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode memiliki kelebihan dan kelemahan, menuntut guru untuk
mengunakan metode yang bervariasi. Beberapa faktor yang harus guru perhatikan dalam
penggunaan beberapa metode pengajaran yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fugsinya,
anak didik berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas
dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan
profesionalnya yang berbeda-beda.

8
d. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Alat tidak hanya digunakan sebagai pelengkap, tetapi juga
sebagai pembantu dan mempermudah usaha mencapai tujuan.
e. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu
yang diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar
mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah
diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Disini perlu
diperhatikan guru dalam pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas adalah perbedaan
anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis.
f. Sumber
Sumber belajar dapat diperoleh di sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan
dan sebagainya. Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali, ada dimana-mana di
sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Pemanfaatan
sumbersumber pengajaran tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya, serta
kebijakankebijakan lainnya. Dari berbagai sumber tersebut dipakai dalam proses interaksi
edukatif.
g. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang
sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam
mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan menggunakan instrumen
penggali data seperti tes perbuatan, tes tulis dan tes lisan. Evaluasi bertujuan untuk
mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai
tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat
dan menilai metode mengajar yang dipergunakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus
memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu
menyampaikan materi dengan baik, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif,
terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang
digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami
landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.

9
1.5. Hasil Belajar
Proses perubahan prilaku baik perubahan yang menyangkut pengetahuan,
ketrampilan maupun sikap dan bahkan segala aspek yang ada pada pribadi berkat
pengalaman dan latihan itu merupakan belajar (Djamarah & Zain, 2010:10).
Menurut Abdillah dalam (Aunurrahman, 2011:35) mengatakan bahwa “Belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, efektif, dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Adapun perubahan prilaku sebagai akibat belajar merupakan hasil belajar. Sebagaimana
Sudjana (2005:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa
kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan
belajar. Dengan demikian hasil belajar merupakan perubahan pada individu setelah
mengalami pembelajaran.
Menurut Sukmadinata (2003:102) hasil belajar merupakan realisasi atau
pemekaran kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku
dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir ataupun keterampilan motorik.
Hampir sebagaian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang
merupakan hasil belajar.
Sudjana (2005:22) mengemukakan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan hasil merupakan perubahan yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif berkaitan dengan
pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap atau prilaku siswa dan psikomotor berkaitan
dengan keterampilan yang dimilikinya.

1.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menentukan kesuksesan siswa
dalam belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berhasil tidaknya
suatu pembelajaran tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.
Sebagaimana yang dikemukakan Slameto (2010:54) ada dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar yaitu: Faktor ekstern (yang berasal dari luar diri siswa)
dan intern (dari dalam diri siwa). Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri

10
individu seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangan faktor intern
yaitu tiga tahap bagian yaitu faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani),
faktor jasmani (kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, keterampilan dan kesiapan belajar). Faktor tersebut
berdampak dan berpengaruh terhadap prestasi belajar.

BAB III
METODE PENELITIAN

2.1.Metode dan Jenis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini
disebabkan karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik
(Sugiyono, 2009:13). Jenis penelitian menggunakan jenis korelasi yang bertujuan untuk
melihat hubungan antara interaksi guru dengan hasil belajar siswa.

2..2. Populasi dan Sampel Penelitian


Sugiyono (2009:117) mengatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi
bukan hanya orang tetapi juga benda lainnya. Maka berdasarkan pengertian tersebut yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 01 Jaya
Mulya.
Adapun menurut Sugiyono (2009:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Karena teknik sampling yang akan digunakan
adalah sampling jenuh maka semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini dilakukan
bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2009:125). Adapun
siswa kelas VI SD Negeri 01 Jaya Mulya berjumlah 27 Siswa.

2.3. Teknik Pengumpulan Data


Adapun untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah dengan cara:
1.Observasi
Dalam observasi ini peneliti memilih sebagai Observasi Nonpartisipan sehingga
pada penelitian ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen, dalam

11
hal ini peneliti mencatat, menganalisis, dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan
tentang interaksi edukatif guru dengan siswa.
2.Kuesioner (Angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2009:199). Pemberian angket digunakan untuk memperoleh data dan
informasi tentang pengaruh interaksi guru dengan siswa menggunakan angket berisi
pernyataan/pertanyaan tertutup.

2.4.Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2009:214) untuk menguji hipotesis hubungan antara satu
variabel independen dengan satu variabel dependen maka menggunakan rumus korelasi
product moment :
Menurut sugiyono (2009:257) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien
korelasi berdasarkan table berikut:

Tingkat hubungan Interval Korelasi


Sangat rendah 0,00 – 0,199
Rendah 0,20 – 0,399
Sedang 0,40 – 0, 599
Kuat 0,60 – 0,799
Sangat Kuat 0,80 – 1,000

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Djamarah, M.Ag. 2005.Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif, jakarta:
PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Djufri, M.Si dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi, Banda Aceh: FKIP
Unsyiah.
Khadijah M.Ag. 2013. Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Citapustaka
Media.
Sukmadinata, Syaodih.,Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sardiman A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung:Alfabeta
Usman, Moh Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

13

Anda mungkin juga menyukai