BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus melaksanakan
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
no.19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. PP no. 19 ini memberikan arahan tentang delapan standar nasional
pendidikan, yang meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar
kompetensi lulusan (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e). standar
sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h)
standar penilaian pendidikan.
Standar isi yang mencakup Kerangka dasar dan struktur kurikulum
merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah.
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum, khusus mengenai struktur
kurikulum SD/MI, salah satunya ditentukan bahwa pembelajaran pada jenjang
dasar menggunakan pendekatan terpadu. (BNSP, 2006:7).
Pendekatan terpadu merupakan salah satu pendekatan yang digunakan
dalam pelaksanaan kurikulum terpadu. Pendekatan terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai isu sentral
pembelajaran yang didalamnya tercakup beberapa mata pelajaran yang
dipadukan.
Secara umum Robin Fogarty (1991) membagi integrasi kurikulum menjadi
tiga, yaitu: 1) within single discipline / satu mata pelajaran, 2) across several
discipline / antar mata pelajaran, dan 3) within and across learners / pelajar dan
antar pelajar. Namun secara khusus jika dilihat dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topik, dan unit tematiknya ada sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu yaitu: (1) Model Fragmented, (2) Model
Connected, (3) Model Nested, (4) Model Sequenced, (5) Model Shared, (6) Model
2
Webbed, (7) Model Threaded, (8) Model Integrated, (9) Model Immersed, dan
(10) Model Networked.
Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang model pertama yaitu
Fragmented. Model ini dilambangkan dengan periskop yaitu alat optik pada
kapal selam untuk melihat permukaan pada saat kapal menyelam. Sifat periskop
adalah pandangan satu arah, satu pengamatan, fokus terbatas pada satu hal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian, prinsip, ciri-ciri, karakteristik, kelebihan, kelemahan,
ragam model pembelajaran terpadu, dan alasan penggunaan pembelajaran
terpadu?
2. Bagaimana pengertian, kelemahan, kekurangan, dan penerapan pembelajaran
terpadu tipe/model fragmented?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian, prinsip, ciri-ciri, karakteristik, kelebihan,
kelemahan, ragam model pembelajaran terpadu, dan alasan penggunaan
pembelajaran terpadu
2. Untuk mengetahui pengertian, kelemahan, kekurangan, dan penerapan
pembelajaran terpadu tipe/model fragmented
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sebagai berikut
1. Dapat mengetahui pengertian, prinsip, ciri-ciri, karakteristik, kelebihan,
kelemahan, ragam model pembelajaran terpadu, dan alasan penggunaan
pembelajaran terpadu.
2. Dapat mengetahui pengertian, kelemahan, kekurangan, dan penerapan
pembelajaran terpadu tipe/model fragmented.
3
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DALAM PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini adalah dengan menggunakan
metode studi literatur. Setelah melalui tahapan studi literatur, maka dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini. Dari rumusan
masalah tersebutlah dibahas mengenai beberapa hal penting yang menyangkut
materi pembelajaran terpadu dan pemebelajaran terpadu model fragmented
Pembelajaran terpadu
Cakupan pembahasan
Terdiri atas
BAB III
KAJIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merujuk pada dua pengertian yaitu sebagai
berikut.
a. Pembelajaran terpadu sebagai bentuk aktivitas belajar-mengajar yang
secara struktur sama dengan program satuan pembelajaran untuk satu
pokok bahasan/ materi pokok dalam silabus, hanya muatan materinya
dan konteksnya berbeda, yaitu berasal dari beberapa pokok bahasan
untuk satu mata pelajaran atau bahkan antar pokok bahasan dari dua atau
lebih mata pelajaran.
b. Pembelajaran terpadu berfungsi sebagai wadah, ajang, atau muara
penyatupaduan konsep-konsep yang dikandung beberapa pokok bahasan
dan atau beberapa mata pelajaran yang seharusnya memiliki keterkaitan
dan keterpaduan pemahamannya.
Tim Pengembang PGSD (1996/1997) mengemukakan pengertian
pembelajaran terpadu sebagai berikut.
a. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat
perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-
gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
b. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang
studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak
c. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang
studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik
dan bermakna.
6
ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan
tidak ada usaha untuk mempersatukannya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
fragmented ini menunjukkan pengintegrasian secara implisit di dalam satu
displin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam masing-masing disiplin ilmu itu
memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu yang merupakan satu
kesatuan dalam bidang ilmu tersebut. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia terdapat lima aspek yaitu: Berbicara, menulis, menyimak,
membaca, dan apresiasi sastra. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia ini lima aspek tersebut dianjurkan secara menyeluruh sesuai dengan
kurikulum yang telah direncanakan. Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas
ilmu Kimia, Fisika, dan Biologi. Sedangkan matapelajaran IPS terdiri atas
ilmu Geografi, Sejarah, dan Ekonomi.
setiap konsep. Model ini merupakan model tradisional yang memisahkan dan
membedakan bidang-bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Sedangkan di SMP atau SMA masing-masing disiplin diajarkan oleh guru
yang berbeda di tempat yang berbeda di lingkungan gedung yang
mengharuskan murid pindah ruangan-ruangan yang berbeda. Masing-masing
pertemuan terpisah dan mengandung sebuah organisasi sel yang berbeda,
meninggalkan para murid dengan sebuah pandangan yang terkotak-kotak atas
kurikulum, kekurangan beberapa model fragmentasi, dengan subyek tetap
diajari secara terpisah dan terlepas satu sama lain adalah kelas dasar. Dalam
situasi ini guru mengatakan “Sekarang tinggalkan buku matematika mu dan
ambil paket Fisika mu. Ini adalah waktu kerja untuk unit Fisika”. Jadwal
harian menunjukkan slot jarak waktu untuk Matematika, Fisika atau IPS.
Jarang ada topik dari dua area dikehendaki berhubungan. Isolasi subyek
seperti ini tetap menjadi norma, meskipun di dalam kelas bimbingan sendiri.
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa matapelajaran untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai
pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara efektif akan
membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat
dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan
2. Dari uraian tentang Model Fragmented di atas dapat kami simpulkan
bahwa model tradisional ini memilah dan memisahkan disiplin ilmu atas
beberapa mata pelajaran tanpa memadukan atau mengaitkan satu sama
lain. Model ini dapat dimanfaatkan di universitas karena siswa /
mahasiswa belajar lebih khusus tentang suatu hal dan membutuhkan
bimbingan para ahli. Model ini juga cocok saat guru mempersiapkan siswa
untuk belajar antar bab/antar matapelajaran. Tetapi model ini
menyebabkan terjadinya tumpang tindih antar mata pelajaran dan siswa
mendapatkan beban belajar yang berat, misalnya mempelajari beberapa
matapelajaran dan mendapatkan PR dari setiap mata pelajaran tersebut.
B. Saran
Jika makalah ini hendak dikembangkan lagi, sebaiknya isi makalah ini
dapat dijelaskan lebih terperinci lagi tanpa mengurangi komponen-komponen
yang telah dijelaskan dalam makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pemakalah TK, 2000, Berpusat Pada Peserta didik Sebuah Paradigma
Baru, Makalah pada seminar dan workshop), jakarta: Sekolah Global
Jaya.