DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh:
Golongan B – KELOMPOK 1
JURUSAN KESEHATAN
Tahun 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulisan Makalah Laporan Praktikum Fundamental Diet and Culinary I
tentang “Penanganan dan Pemotongan Daging dan Ikan” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini disusun untuk pemenuhan tugas yang harus penulis lengkapi
selama menempuh pendidikan di Program Studi Gizi Klinik, Jurusan Kesehatan, Politeknik
Negeri Jember.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ir. Rindiani, MP selaku dosen pengampu praktikum serta pembimbing dan pengaat
praktikum Fundamental Diet and Culinary I tentang Bumbu Dasar yang telah memberikan
bimbingan dan telah membantu kami selama dan sesudah kegiatan praktikum
dilaksanakan.
2. Rihaanatul Humaidah, Amd dan Andi Martha DS, SST selaku teknisi praktikum Ilmu
Bahan Makanan Dasar tentang Karakteristik Daging yang telah membantu kami selama
kegiatan praktikum dilaksanakan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Kelompok B-1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
II.3. GARNISH....................................................................................................................... 10
BAB V : PEMBAHASAN...................................................................................................... 24
ii
V.2. PENGOLAHAN PANAS BASAH DAN KERING....................................................... 26
V.1. KESIMPULAN............................................................................................................... 34
V.2. SARAN........................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 35
LAMPIRAN............................................................................................................................ 36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Daging adalah salah satu pangan asal hewan yang mengandung zat gizi yang
sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, serta sangat baik sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim yang
dapat mengurai/memecah beberapa komponen gizi (protein, lemak) yang akhirnya
menyebabkan pembusukan daging (Lukman, 2008). Daging yang busuk dapat
mengganggu kesehatan konsumen, karena dapat menyebabkan gangguan saluran
pencernaan. Pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada
waktu pendinginan, sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, atau karena
dibiarkan di tempat terbuka dalam waktu relatif lama pada temperatur kamar, sehingga
terjadi proses fermentasi oleh enzim-enzim membentuk asam sulfida dan amonia
(Lawrie, 1995).
Umumnya makanan-makanan yang merupakan sumber infeksi dan keracunan
oleh bakteri ialah makanan yang tergolong dalam makanan berasam rendah seperti
daging, telur, susu serta produk-produknya. Bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi
antara lain Salmonella, Clostridium perfringens, Shigella, Vibrio parahaemolyticus,
dan Bacillus flavus (Winarno, 1982).
Ikan merupakan sumber protein yang sangat potensial dan sangat diperlukan
oleh manusia, selain itu protein adalah komponen terbesar setelah air yang terdapat
pada daging ikan. Tingginya kandungan protein dan kadar air padatubuh ikan
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikrobia, oleh karenaitu ikan adalah
komoditi yang mudah rusak atau cepat mengalami kemunduranmutu. Hal inilah yang
menyebabkan ikan disebut sebagai perishable food ataubahan makanan yang cepat
membusuk (Hadiwiyoto, 1993). Untuk memperpanjang daya simpan ikan banyak
upaya yang dapatdilakukan melalui pengawetan, yaitu dengan cara penggaraman,
pengeringan,pemindangan, pengasapan, dan pendinginan ikan baik secara
tradisionalmaupun secara modern. Selain itu terdapat suatu cara yang telah lama
digunakanuntuk pengawetan ikan yaitu dengan cara fermentasi.
1
Pengawetan bahan makanan dengan cara fermentasi pada dasarnya
hanyamemupuk kegiatan mikrobia yang diharapkan keberadaannya, serta
menghambatmikrobia kontaminan atau mikrobia lainnya yang dianggap akan merusak
produkfermentasi.
Pemotongan daging dan ikan pada umunya memiliki jenis – jenisnya
tersendiri. Setiap jenis pemotongan daging dan ikan tersebut memiliki manfaatnya
masing-masing. Cara pemtongan daging dan ikan sangat diperlukan untuk semua orang
terutama yang memiliki hobi memasak untuk menciptakan rasa dan tkstur daging yang
tidak keras dan terasa lembut saat dikonsumsi.
Teknik pengolahan makanan juga sangat penting karena memasak makanan
tanpa menggunakan dan mengerti tekhnik-tekhniknya tertentu itu merupakan kesalahan
besar. Selain dapat memberi hidangan yang kurang baik juga akan menurunkan minat
konsumen atau siapapun yang akan mengkonsumsinya. Karena sesungguhnya
memasak bukanlah hal sepele, kita juga harus mengerti kandungan dari setiap bahan
yang akan kita masak. Jangan sampai kita menghilangkan atau membuang kandungan
gizi yang terkandung dalam bahan – bahan masakan yang akan kita olah. Seperti contoh
pengolahan makanan dengan teknik basah, dengan teknik ini kita dapat menambah
kandungan gizi dengan menambahkan cairan yang megandung gizi yang sebelumnya
tidak terkandung dalam bahan yang lain seperti menambahkan susu, santan, dan bahan
lainnya. Juga pada pengolahan tekhnik kering, meskipun tanpa bantuan penambahan
cairan namun, pada salah semua jenis pengolahan teknik kering ini menggunakan suhu
yang teratur yang bermanfaat untuk mengurangi kelengketan pada makanan. Pada
pengolahan panas kering dengan lemak juga dapat membantu menambah energi karena
pada jenis “deep frying” mengunakan banyak minyak yang mengandung lemak untuk
sumber energi.
Tidak cukup jika kita hanya bisa memasak tanpa memberi kesan indah pada
hidangan yang kita olah. Hiasan tersebut berupa garnish. Indonesia memiliki beraneka
ragam jenis buah-buahan dan sayuran yang selain hanya bisa dikonsumsi juga bisa di
jadikan hiasan masakan yang sekaligus dapat dikonsumsi. Berbagai kreatifitas pun
tercipta. Dari mulai membuat bunga, burung, tempat bumbu, dll. Tujuan di sertakannya
garnish adalah untuk menarik minat konsumen atau siapapun yang akan menyantapnya
2
dan dapat menambah selera makan. Dengan adanya praktikum ini kita bisa belajar
bagaimana persiapan bahan mentah, pengolahan bahan pangan, dan pembuatan garnish
yang baik. Agar hasil masakan dan hidangan yang kita buat memperoleh kesan yang
sempurnah dari segi rasa, potongan, dan tampilan.
3
I.4. MANFAAT
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
5
2. Cubes: Cubes merupakan potongan daging yang berbentuk dadu dengan ukuran
3x3 . jemis potongan ini sangat sering dihidangkan dalam semua acara baik resmi
maupun tidak resmi. Jenis potongan ini juga lebih terasa mudah dalam cara
memakannya karena ukurannya yang kebih kecil dari jenis potongan guojons.
3. Rolled: Rolled merupakan jenis potongan ikan dengan cara mengiris tipis daging
ikan yang sudah dipisahkan dari tulangnya lalu kemudian digulung. Jenis potongan
ini sering dihidangkan di restoran pada umumnya.
4. Mince: Mince merupakan jenis potongan daging ikan yang potongannya dicacah
sampai lembut. Jenis masakan seperti ini sering dibuat untuk hidangan daging
cacah yang terbuat dari ikan. Bisa juga dibuat untuk bakso ikan.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air
dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruhdunia. Ikan dibagi
menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag),
ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes,800 spesies termasuk hiu dan pari), dan
sisanya tergolong ikan bertulang keras(Onnay, 2011).
5 cara memfilet ikan denganbaik. Memotong kepala, Posisikan pisau di belakang
sirip dada ikan, potong diagonal kebawah, lakukan di kedua sisi ikan.buang bagian
ekor, Posisikan pisau di bagian pangkal ekor, potong lurus kebawah.File tubuh ikan,
Mulai dengan bagian pangkal kepala, tekan dan potong melalui tulang sampai bagian
ekor. Potong sekitar tulang rusuk untuk memisahkan fillet. Potong bagian pinggir,
Potong bagian pinggiran hasil filetan untuk membuang bagian pinggiran perut dan
punggung ikan.membuang kulit ikan, Mulai dari ujung bagian ekor ikan, iris antara
kulit dan daging, tahan bagian kulit, gerakkan pisau menyisir bagian filet sampai
kebagian pangkal kepala.
Selain fillet ada beberapa jenis potongan ikan lainnya seperti supreme merupakan
potongan ikan yang diiris miring dari fillet ikan , supreme biasanya dipotong dari ikan
yang bertubuh bulat besar. Cara membuat: Ikan di fillet tanpa di bagi menjadi dua.
Sehingga menjadi fillet ikan yang cukup besar. Lalu iris miring fillet ikan tersebut.
Darne merupakan Potongan ikan yang dipotong melintang , dari ikan yang
bertubuh bulat . potongan darne ini bulat utuh. Cara membuat: Ikan yang berbentuk
6
bulat diletakkan diatas cutting board. Lalu belah utuh ikan tersebut disertai durinya.
Potong menjadi 3 bagian. Potongan tipis, potongan tebal, potongan bagian ekor.
Paupiette merupakan daging yang di fillet tipis, diisi lalu digulung. Disebut juga
rolled fish. Caranya : Ikan di fillet terlebih dahulu, setelah menjadi 2 bagian letakkan
daging ikan di cutting board. Setelah itu beri isian diatas daging, kemudian fillet ikan
digulung, pake flat fish yaa. Contohnya kakap, nila, gurame, daging yang sudah di fillet
di bagi dua lalu daging itu di gulung seperti ini.
b.Simmering
Teknik simmering ini adalah teknik memask bahan makanan dengan sauce atau
bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan dibawah titik didih dan
direbus lama, dimana dipermukaannya muncul gelembung – gelembung kecil. Sistem ini
biasanya digunakan untuk membuat kaldu yang mengeluarkan ekstra dari daging yang
direbus.
c.Menyetup (stewing)
Menyetup adalah memasak secara perlahan dengan bahan makanan yang telah
dipotong – potong menjadi potongan yang lebih kecil seperti daging, ayam dengan
7
menggunakan air yang tidak terlalu banyak atau hampir sama dengan jumlah bahan,
waktu yang diperlukan juga lama. Maksud dari menyetup ini adalah dengan potongan
daging yang kecil dimasak dengan api kecil dalam waktu yang lama agar aroma dari
daging keluar dengan sempurna. Tidak seperti teknik Braising, daging atau ayam yang
digunakan biasanya tidak direndam dahulu dalam bumbu sebelum dimasak tetapi
dipotong kecil dan dibakar terlebih dahulu baru disetup. Contoh makanan yang
menggunakan metode ini antara lain : Frincasse, opor ayam, gulai kambing dll.
d.Braising
Hampir sama dengan menyetup namun bahan makanan yang digunakan lebih
besar dari teknik menyetup, beberapa daging yang digunakan biasanya direndam terlebih
dahulu. Biasanya jenis bahan makanan yang diolah dengan teknik ini adalah daging dan
sayuran. Efek dari braising ini sama dengan menyetup yaitu untuk menghasilkan daging
yang lebih lunak dan aroma yang keluar menyatu dengan cairannyapun menjadi enak.
e.Mengukus (steaming)
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Meskipun
bahan makanan tidak berhubungan atau kontak langsung dengan air mendidih namun
masih tetap termasuk dalam teknik memasak basah. Dalam metode ini perubahan warna,
tekstur dan aroma yang terjadi lebih banyak dibanding dengan teknik merebus dan
menyetup. Efek dari sistem ini sama dengan sistem basah lainnya yaitu menjadiakn
makanan lebih lunak dan lembut. Karena bahan makanan tidak bersentuhan langsung
dengan air maka kehilangan nilai gizinyapun lebih sedikit. Banyak jenis makanan yang
diolah dengan cara ini seperti pudding, bolu, sayuran, ikan atau ayam
Yang kedua adalah metode pengolahan makanan dengan teknik panas kering.
Dalam teknik ini sama sekali tidak menggunakan air dalam proses pematangannya.
Karena tidak adanya air maka panasnya biasa lebih tinggi dibanding teknik basah. Yang
termasuk jenis ini adalah Deef frying, shallow frying, baking, grilling, sauté, roasting.
Perbedaan alat yang dipakai untuk memasak antara keduanya sangat berbeda, begitu pula
dengan temperaturnya. Untuk membedakan antara keduannya bisa dilihat antara chip
potato dalam minyak bersuhu 180 derajat celcius dengan kentang rebus yang direbus
dalam suhu 100 derajat celcius. Jenis – jenis pengolahan teknik panas kering ini antara
lain :
8
a. Baking ( Memanggang )
adalah cara memasak bahan makanan dengan menggunakan oven tanpa
menggunakan minyak atau air. Efek dari pemasakan dengan teknik ini adalah sama
dengan teknik kering lainnya tetapi tidak ada penambahan minyak dalam makanan
sehingga permukaannya menjadi crispy dan warna yang lebih terkendali. Teknik ini
biasanya digunakan untuk produk pastry dan roti, selain itu pula digunakan untuk
memasak daging, ikan dan lain – lainnya. Beberapa jenis pastry memerlukan pematangan
terlebih dahulu sebelum dibakar seperti adonan sus.jenis baking ini memiliki beberapa
metode yaitu : memanggang kering, memanggang dalam oven dengan menggunakan 2
wadah, dan memanggang dalam oven menambah kelembaban.
b.Grilling
Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api
yang tinggi dan langsung. Sumber panas/api biasanya berada di bawah bahan makanan
yang sedang dimasak/panggang, bila sumber panas/api berasal di atas bahan makanan
yang sedang dimasak proses tersebut disebut “gratinating”. Alat yang digunakan
memasak disebut grill dan dilengkapi dengan jeruji kawat. Jeruji ini berfungsi sebagai
penahan bahan makanan yang sedang dimasak/dipanggang, selain itu fungsi lainnya juga
untuk membuat bagian yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula.
c.Roasting
Roasting adalah teknik memasak dalam oven atau pemanggang dengan
menggunakan lemak atau minyak. Bahan makanan yang biasa di roasting adalah daging,
unggas dan beberapa jenis sayuran. Apapun jenis oven yang digunakan. Prinsip dari
roasting ini adalah membuat makanan menjadi kering dan matang. Namun Karen
panasnya oven, banyak lemak yangada bahan makanan menjadi hilang sehingga
diperlukan tambahan lemak dalam proses pemasakannya.
Yang berikutnya adalah metode panas kering dengan lemak. Jenis – jenisnya yaitu:
a. Sauting
Merupakan pengolahan dengan cepat dengan menggunakan sedikit minyak. Bahan
yang dapat di saunting antara lain : bumbu, bawang bombay, daging cincang, dan sayuran
b. Deep Frying
Bahan makanan dimasak dengan menggunakan banyak minyak hingga makanan
terendam. Bahan makanan yang beku dapat langsung dimasak dengan cara ini. Pada
9
metode ini terjadi perubahan tekstur, warna, rasa karena diolah dengan menggunakan
suhu tinggi. Beberapa kandungan gizi akan rusak namun, energinya tetap tinggi karena
menandung lemak. (BKPM).
Contoh masakan yang menggunakan metode deep frying ini adalah pengolahan
flying fish dengan menggunakan ikan gurame.
II.3. Garnish
Bahan – bahan yang sering digunakan untuk membuat garnish yaitu seperti
watel, tomat, lobak, bawang bombay, apel, jeuk, mentimun, cabai merah, dan
tambahannya biasanya menggunakan selada. Membuat garnish harus dengan hati –
hati. Sebelum membuat garnish kita harus memiliki gambaran terlebih dahulu, bentuk
apa yang akan kita buat dari bahan yang kita pilih untuk dibentuk dengan sedemikian
rupa. Usahakan warna bahan yang digunakan serasi atau dapat terlihat indah dan
menarik.
11
BAB III
PROSEDUR KERJA
12
III.2. Pengolahan Bahan Pangan
Bahan: daging sapi yang telah dipotong-potong, 5 sdm kecap manis (olesan), 2 sdm
margarin(lelahkan, untuk olesan), tusukan sate
Bumbu kacang: 350 ml air, 150 gr kacang tanah goreng, haluskan, 5 sdm kecap manis, garam
secukupnya
Haluskan 5 butir bawang merah, 3 siung bawang putih, 4 buah cabai merah, 2 butir kemiri
13
Resep Daging Sapi Tumis Pedas:
Bahan dari bumbu: daging sapi yang telah dipotong, ¼ buah bawang bombay (iris
panjang), 3 siung bawang merah(iris halus), 4 siung bawang putih(cincang halus), 4
buah cabai merah besar(diiris miring), 2 sdm kecap manis, 2 sdm saus tiram, ¼ sdt
merica bubuk, ½ sdt garam, ½ sdt gula pasir, 250 ml air, 3 sdm minyak untuk
menumis
Bahan: ikan yang telah dipotong, 1 buah tahu, 3 buah bawang merah, 2 buah bawang
putih, 2 iris jahe, 5 buah cabe merah (digiling kasar), 1 sdm kecap asin, 1 buah jeruk,
3 sdm garam
Bahan: ikan yang telah dipotong, 400 gr tepung goreng siap saji
14
Cara Membuat Daging Sapi Tumis Pedas:
1. Panaskan minyak pada penggorengan, lalu tumis bawang merah, bawang putih,
dan bawang bombay hingga harum.
2. Masukkan daging sapi, aduk dan masak hingga warna daging berubah.
3. Lalu tambahkan cabai merah, aduk sampai layu. Setelah itu tambahkan saus
tiram, merica bubuk, gula pasir, dan garam. Aduk kembali hingga rata.
4. Terakhir tuangkan air dan masak hingga daging empuk dan matang.
5. Tumis daging sapi pedas siap untuk disajikan.
1. Bersihkan ikan gurame dari sisik, insang, dan isi perut, lalu belah bagian
punggung.
2. Lumuri ikan dengan bumbu halus, diamkan 15 menit.
3. Gulingkan ikan ke dalam tepung sagu hingga merata.
4. Siapkan panci dengan minyak banyak dan panaskan dengan api sedang.
5. Masukkan ikan ke dalam minyak, goreng hingga kecoklatan.
6. Angkat dan sajikan.
1. Ikan bawal dibersihkan lalu dilumuri air jeruk dan garam, diamkan 5 menit,
susun di atas piring tahan panas. Tambahkan irisan bawang merah, bawang
putih, jahe, dan cabe merah.
2. Susun potongan tahu diatasnya lalu beri kecap asin.
3. Kukus selama 10-15 menit, hingga keluar aroma wangi.
4. Angkat dan sajikan hangat.
15
III.3. Praktikum Pembuatan Ganish
1. Langkah pertama, anda bisa mengawalinya dengan mengambil wortel yang sudah
dipersiapkan. Letakkan wotel diatas telenan kemudian bentuk wotel tesebut mwnjadi
bentuk pesegi lima. Untuk membentuknya menjadi persegi lima, anda bisa membelah
bagian sisi – sisinya agar membentuk pesegi lima.
2. Jika sudah dibentuk menjadi pesegi lima, langkah selanjutnya, belah tipis bagian sisi
– sisinya mengikuti garis – garis persegi lima yang sudah dibentuk. Saat membelah
bagian pinggi, usahakan jangan membelahmya hingga ke bawah yang membuat
belahan tersebut menjadi terputus hingga ke bagian bawah.
3. Selanjutnya, runcingkan ujung yang sudah dibelah agar membentuk segitiga seperti
kelopak sebuah bunga.
4. Selanjutnya, lakukan hal yang sama pda bagian dalamnya, dengan membelah bagian
dalam menjadi persegi lima. Jika kesemua bagian dalam sudah dibelah, mekakan
bagian tersebut agar terlihat seperti bungan yang mekar.
5. Rangkai garnish pada piring saji
1. Ambil timun kemudian letakkan diatas telenan, kemudian potong tipis – tipis. Pastikan
potongan timun yang anda buat dai timun ini di potong setipis mungkin.
2. Buat potongan sesuai selera.
3. Letakkan potongan diatas telenan, kemudian sayat bagian timun yang melingkar.
Lakukan hal yang sama pada semua irisan timun yang sudah diiris.
4. Siapkan tusuk gigi, dan bentuk seperti kerucut irisan timun yang sudah diberikan
16
sayatan.
5. Bentuk beberapa irisan, kemudian tusuk bagian yang tersayat yang ditumpukkan
dengan bagian lainnya.
6. Lanjutkan melakukan hal yang sama dengan sussun irisan timun agar membentuk
seperti mahkota bunga.
7. Selain itu, beberapa tusukkan bentuk bungan dan nantiknya untuk mempercantik
penampilannya anda bisa menancapkannnya pada satu buah apel utuh agar terlihat
seperti bunga asli.
1. Ambil buah tomat yang sudah dipersiapkan, letakkan diatas tatakan/telenan dan
kuliti buah tomat dengan cara melingkar. Ambil satu arah dari bagian atas ke bwh
dan mulai mengulitinya secara melingka. Saat menguliti tomat, dianjurka untuk
melakukannya secara perlahan, selain itu jaga ketebalan saat mengulitinya agar tetap
sama dan kulit tidak putus ditengah – tengah.
Ambil tomat dan gulung melingkar kea rah dalam. Awali dari ujung ke ujung hingga
membentuk gulungan yang agak mekar seperti bunga mawar.
17
BAB IV
21
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita akan membahas mengenai penanganan dan
pemotongan daging dan ikan yang masih mentah. Kemudian kita juga akan membahas
teknik pengolahan panas dan keringnya. Setelah penanganan dan pengolahan selesai,
juga akan dibahas teknik membuat garnish, seperti yang telah diketahui garnish mampu
mempercantik penyajian makanan yang kita sajikan. Bahan – bahan mentah yang akan
digunakan dalam praktikum kali ini yitu daging sapi dan ikan. Ikan yang dipakai kali ini
yaitu ikan bawal. Daging sebagai sumber protein hewani memiliki nilai hayati (biological
value) yang tinggi, mengandung 19% protein, 5% lemak, 70% air, 3,5% zat-zat non
protein dan 2,5% mineral dan bahan-bahan lainnya. Lemak pada daging ikan berbeda
dengan lemak daging kelompok ruminantia. Perbedaan utamanya adalah lemak ikan
mengandung lebih dari 40 % asam lemak rantai panjang yang tak jenuh, sedangkan lemah
hewan ruminantia umumnya mengandung asam lemak jenuh. Protein pada ikan ada tiga
jenis yaitu protein structural, sarkoplasma, dan protein jaringan ikat (kolagen). (Gizi
Klinikku, 2017)
25
b. Jenis – jenis Pemotongan Daging dan Ikan
Setelah mengamati sifat organoleptiknya, selanjutnya yaitu tahap memotongan
setiap daging dan ikan yang diberikan memiliki jenis potongan yang berbeda – beda.
Langkah pertama bersihkan daging dan ikan, perlakuan khusus untuk daging sapi
sebelum dipotong bersihkan terlebih dahulu lemak dan selaput keras yang menempel.
Pada beberapa bagian daging yang terbentuk dari lebih 1 otot, pisahkan setiap otot
mengikuti selaput pembatas setiap otot, baru dipotong berlawanan arah serat.
Daging sapi untuk kelompok pertama jenis pemotongannya goujons dan cube.
Goujos yaitu potongan sebesar ibu jari, bebentuk balok. Sedangkan cubes yaitu jenis
potongan berbentuk dadu dengan ukuran 3 x 3 cm. Sedangkan untuk kelompok 2 daging
sapi akan dipotong dengan jenis rolled dan mince. Rolled yaitu jenis potongan dengan
cara daging diiris tipis lalu digulung. Potongan mine yaitu potongan yang mencacah
daging dengan lembut.
Ikan pada kelompok 3 akan dipotong dengan jenis potongan paupiette dan fillet.
Potongan paupiette yaitu potongan secara fillet, stuffing lalu digulung. Sedangkan fillet
yaitu jenis potongan dengan bentuk potongan utuh panjang dengan tulang dan kulit yang
sudah dibuang. Terakhir ikan yang diberikan untuk kelompok 4 akan dipotong dengan
jenis supreme dan darne. Supremme merupakan jenis potongan mirinf dari fillet ikat yang
besar, sedangkan darne yaitu jenis potongan round fish yang bulat dan utuh.
Sehingga dapat dilihat jenis potongan pada daging sapi terdiri dari goujons,
cubes, rolled, dan mince. Sedangkan jenis potongan untuk ikan terdii dari paupiette, fillet,
supreme, dan darne. Setiap potongan memiliki ukuran, cara, dan bentuk yang berbeda –
beda.
Praktikum kedua yaitu pengolahan bahan yang telah disipkan dan dipotong
menurut masing – masing jenis pemotonganya. Ada 3 jenis pengolahan yaitu terdiri dari
jenis pengolahan tekni basah, jenis pengolahan panas kering, dan jenis pengolahan panas
kering dengan lemak. Untuk jenis pengolahan teknik basah terdiri dari boiling, stewing,
steaming, dan braising. Untuk jenis pengolahan panas kering terdiri dari roasting/baking,
grilling, dan grindling. Sedangkan yang teakhir jenis pengolahan panas kering dengan
26
lemak terdiri dari sauting dan deep frying. Setelah hasil pengolahan selesai kemudian
dilakukan pengamatan organoleptik dan identifikasi pada setiap masakan yang telah
dibuat.
a. Pengamtan Orgaanoleptik Hasil Pengolahan
Setiap daging yang telah dipotong akan diolah dengan cara yang berbeda – beda.
Daging sapi kelompok 1 potongan goujons dan cubes akan diolah menjadi sate. Bahan
yang digunakan 5 sdm kecap manis (olesan), 2 sdm margarine (lelehkan, untuk olesan),
dan tusukan sate. Bahan untuk membuat bumbu kacang terdiri dari 350 ml air, 150 gram
kacang tanah goreng (haluskan), 5 sdm kecap manis, dan garam secukupnya. Siapkan
minyak goreng untuk menumis, haluskan dan tumis 5 butir bawang merah, 3 siung
bawang putih, 4 buah cabai merah, dan 2 butir kemiri. Langkah pertama membuat bumbu
kacang panaskan minyak, masukkan bumbu – bumbu yang dihaluskan lalu tumis hingga
harum. Masukkan kacang telah yang telah dihaluskan dan tambah air. Masak sampai
mendidih dan mengental. Tambahkan merica bubuk, garam, kecap manis, aduk hingga
rata, dan sisihkan. Cuci daging sapi tusuk dengan tusukan sate kemudian sisihkan.
Oleskan kecap manis dan margarine mennjadi satu. Bakar di atas bara api hingga
setengah matang, kemudian angkat. Selanjutnya celupkan ke bumbu kacang kemudian
panggang kembali hingga kecoklatan. Sajikan dengan bumbu kacang, lengkapi dengan
irisan bawang merah, dan cabai rawit. Hasil olahan daging warnaya coklat tua, baunya
gurih khass daging bakar, dan teksturnya empuk. Untuk pembuatan sate potongan yang
tepat itu menggunakan jenis potongan cube daripada goujons karena jenis potongan ini
dirasa cukup mempermudah dalam memakannya.
Daging sapi kelompok 2 dengan jenis potongan rolled dan mince akan diolah
menjadi daging sapi tumis pedas bahan – bahan yang akan digunkan yaitu daging sapi
yang telah dipotong ¼ buah bawang bombay, iris panjang, 3 siung bawang merah, iris
halus, 4 siung bawng putih, cincang halus, 4 buah cabai merah besar, diiris miring, 2sdm
kecap manis, 2 sdm saus tiram, ¼ sdt merica bubuk, ½ sdt gula pasir, 250 ml air, dan 3
sdm minyak untuk menumis. Langkah pertaam mebuatnya panaskan minyak pada
penggorengan lalu, lalu tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay hingga
harum. Kemudian masukkan daging sapi, aduk dan masak hingga warna daging berubah.
Lalu tambahkan cabai meah, aduk sampai layu. Setelah itu tambahkan saus tiram, merica
bubuk, gula pasir, dan garam. Aduk kembali hingga rata. Terakhir tuangkan air dan
masak hingga daging empuk dan matang. Kemudian tumis daging sapi pedas siap untuk
27
disajikan. Hasil pengolahan untuk daging jenis rolled memiliki warna coklat tua,
aromanya harum, dan teksturnya lunak. Sedangkan potongan jenis mince memiliki warna
coklat pucat, aromanya harum, dan teksturnya empuk lunak, dan juicy. Jenis potongan
yang tepat untuk membuat daging sapi tumis pedas yaitu jenis potongan mince karna
dirasa dengan jenis potongan itu bumbu lebih mudah meresap, akan tetapi yang benar
tumis daging yang tepat yaitu menggunakan jenis potongan rolled, sedangkan mince
biasanya paling sering digunakan sebagai isisan dalam olahan makanan seperti lumpia.
Kempok 3 yang mendapat ikan dengan jenis potongan paupiette dan fillet diolah
menjadi masakan flying fish. Bahan – bahan yang akan gigunakan ikan yang telah
dipotong dan 400 gram tepung goreng dan siap saji. Langkah yang pertama bersihkan
ikan dari sisik, insang, dan isi perut, lalu belah bagian punggung. Lumuri ikan dengan
bumbu halus, diamkan 15 menit. Gulingkan ikan ke dalam tepung sagu hingga merata.
Siapkan panic dengan minyak banyak dan panaskan dengan api sedang. Masukkan ikan
ke dalam minyak, goreng hngga kecoklatan. Hasil pengolahan dilihat dari segi warna
masakan berwarna kuning emas, aromanya sedap dominan aroma tepung, serta
teksturnya lunak enyak di pinggir. Jenis potongan yang tepat untuk membuat olahan
flying fish lebih tepat menggunakan jenis potongan fillet karna jika diolah menggunakan
tepung hasil olahan lebih crispy dan lebih renyah.
Ikan kelompok 4 dengan jenis potongan supreme dan dane akan di olah menjadi
menu masakan ikan steam, bahan yang digunakan 1 buah tahu, 3 buah bawang merah, 2
buah bawng putih, 2 iris jahe, 5 buah cabe merah digiling kasar, 1 sdm kecap asin, 1 buah
jeruk, dan 3 sdm garam. Langkah yang pertama ikan bawa yang dibersihkan lalu dilumuri
air jeruk dan garam, diamkan 5 menit, susun diatas piring tahan panas. Tambahkan irisan
bawang merah, bawang putih, jahe, dan cabe merah. Susun potongan tahu diatasnya lalu
diberi kecap asin. Kukus selama 10 – 15 menit, hingga keluar aroma wangi, dan
kemudian angkat, sajikan selagi hangat. Hasil masakan memiliki warna putih pucat,
baunya sedap dengan dominan lemon, dan teksturnya lunak. Jenis potongan ikan yang
tepat untuk diolah menjadi ikan steam lebih tepat menggunakan jenis potongan
supremme karna bumbu lebih mudah meresap daripada jenis potongan darne.
b. Identifikasi Perbedaan Masing – masing Pengolahan Panas Basah
Seperti yang telah disampaikan diatas pengolahan panas basah terdiri dari boiling,
stewing, steaming, dan braising. Daging sapi kelompok 2 jenis potongan rolled dan
mince diolah dengan pengolahan menggunakan metode sauting menggunakan suhu 85o,
28
terendam sebagian (sedikit), alat yang digunakan yaitu penggorengan (wajan). Metode
sauting yaitu pengolahan dengan cepat dengan menggunakan sedikit minyak. Bahan
yang dapat disauting antara lain bumbu, bawang bombai, daging cincang, dan sayuran.
Teknik sauting adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan
bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris tipis yang dikerjakan dalam waktu
sebentar dan cepat, diaduk – aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/
basah. Biasanya cairan yang ditambahkan adalah saus, cream, dan sejenisnya yang
dimasukkan pada saat terakhi proses pemasakan. Agar lebih sehat, hidari penggunaan
lemak jenuh. Contohnya penggunaan minyak zaitun atau minyak kanola yang
mengandung minyak sehat dan membantu menurunkan kadar kolesterol berbahaya.
Pengolahan panas basah kelompok 3 ikan potongan paupiette dan fillet diolah
menggunakan metode deep frying menggunkan suhu 80o, terendam seluruhnya, alat yang
digunakan yaitu panci. bahan makanan dimasak dengan menggunakan banyak minyak
hingga bahan makanan terendam. Seharusnya suhu dalam menggoreng dengan teknik ini
menggunakan suhu diatas 100o C atau suhu diatas pendidihan air. Bahan makanan yang
membeku dapat langsung dimasak dengan cara ini. Pada metode ini karena dipanaskan
dalam suhu tinggi sehingga terjadi perubahan tekstur, warna, dan rasa. Beberapa
kandungan gizi akan rusak namun kandungan energy tinggi karena mengandung lemak.
Teknik penggorengan ini makanan harus bena – benar digoreng hingga teendam
seluruhnya pada minyakdan memperoleh hasil yang krispi dan kering.
Ikan yang diberikan untuk kelompok 4 dengan jenis potongan supreme dan darne
diolah menggunakan metode steaming, menggunakan suhu 80o, tidak terendam,
menggunakan alat steamer, jenis ikan yang digunakan yaitu ikan bawal. Steam adalah
memasak secara langsung dengan uap air panas. Yang benar penguapan dilakukan
dengan 100o C. untuk melakukan teknik alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu
diatas air hingga mendidih dan mengeluarkan uap, kapasitas alat pengukus harus
disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus, makanan harus dibungkus apabila tidak
membutuhkan sentuhan uap air langsung, air untuk mengukus haus mencukupi. Jika air
kukusan habis makanan yang dikukus akan beraroma hangus, untuk itu waktu
pengukusan harus tepat. Efek dari pemasakan teknik ini masakan akan menyadi lunak
dan lembut. Nilai gizi pada makanan juga tidak akan mudah hilang karena tidak
besentuhan langsung dengan air.
29
c. Identifikasi Perbedaan Pengolahan Kering
Sedangkan khusus untuk kelompok satu daging sapi dengan jenis potongan
goujons dan cube di olah dengan metode grilling, dengan menggunakan sedikit minyak,
tidak langsung kontak dengan api karna dalam proses pengolahnnaya menggunakan alat
grillpan. Metode grilling adalah teknik pengolahan makanan diatas lempengan besi panas
(gridle) atau diatan pan dadar (teflon) yang diletakkan diatas perapian. Suhu yang
dibutuhkan untuk grill sekitar 292oC. Pengolahan grillpan yaitu memasak yang dilakukan
diatas sumber api, dapat berupa arang, elemen listrik. Temperature pengolahan diatur
dengan cara menggerakkan makanan ketempat yang lebih panas atau lebih dingin dari
alat itu bahan makanan yanag cocok dengan teknik grilling adalah daging, ikan, dan
ayam.
Dengan adanya pemberian garnish akan memberikan daya tarik serta keindahan
pada hidangan. Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan sayuran dan buah
merupakan warisan dari leluhur kita. Syarat untuk membuat garnish bahan yang
digunakan harus segar dan bisa dimakan, mengetahui masakan apa yang akan dihias,
menggunakan warna mencolok dan menarik, perbandingan hidangan dengan garnish
yaitu 10 : 1, alat yang digunakan harus sesuai, selainitu garnish juga bisa menambaha
rasa dan aroma yang lezat pada makanan. (Anonymous, 2012)
Setelah selesai membuat garnish kita akan mengamati mutu bahan yang
digunakan, berat total bahan (g), waktu pembuatan (menit), berat total garnish (g),
rendemen (%) (didapatkan dari berat garnish dibagi berat total bahan dikali 100%),
jumlah garnish yang dihasilkan, mutu oragnolepti dari (dari segi aroma, warna, tekstur,
dan rasa), keteramipilan, dan kerapian.
Dari data yang didapatkan kelompok 1 mengbuat garnish bunga wortel dan bunga
cabai. Untuk bunga wortelnya menggunakan wortel dengan mutu bahan yang masih baik
dan segar, berat total wortel awal sebesar 48 g, waktu pembuatannya selaama 5 menit,
berat total garnis sebesar, rendemen garnish 31,8%, jmlah garnish yang dihasilkan 2,
mutu organoleptik dari segi aroma masih segar khas wortel, warna oranye, tekstur keras,
dan rasa masih khas wotel renyh sedikit manis, serta nilai keterampilan dan kerapian
masuk dalam kategori 3 artinya biasa. Untuk garnish kedua yang hasilkan bunga cabai
menggunakan bahan yang msih baik dan segar, dengan berat total 16 gr, waktu
30
pembuatannya selasa 16 menit, berat total garnish sebesar 13 g, rendemen yng dihasilkan
81,25%, jumlah yang dihasilkan 2, mutu organoleptiknya dari segi aroma masih segar
khas cabai, warnanya merah cerah, dengan tekstur lunak, dan rasanya pedas, serta untuk
keterampilan dan kerapian masuk dalam kategori 4 artinya bagus.
Kelompok 2 membuat garnish bunga cabai dan bunga tomat. Ganish bunga caabi
mutu bahan yang digunakan baik dan segar, berat total bahan 19 gr, waktu pembuatan 3
menit, berat totalgarnish 5 gr, nilai rendemen sebesar 47,4%, jumlah garnish 1, aromanya
khas cabai, warnanya merah segar, tekstur lunak, dan rasanya pedas. Garnish kedua yaitu
bunga tomat mutu bahan yang digunakan masih baik dan segar, berat total bahan 115 g,
lama pembuatannya 5 menit, berat garnish 12 gr, nilai rendemen 10,4%, jumlah garnish
yang dihasilkan 1, aromanya segar khas tomat, warna, oranye segar, teksturnya sediit
keras, dan rasanya segar, sedikit asam. Nilai keterampilan dan kerapian untuk garnish
bunga tomat dan bunga cabai yang dibuat oleh kelompok 2 masuk dalam kategori bagus
dengan nilai 4.
Kelompok 3 membuat garnish bunga timun dan bunga cabai. Yang pertama
garnish bunga timun mutu bahan yang digunakan masih baik dan segar, berat total bahan
110 gr, waktu pembuatannya selama 15 menit, berat total garnish 18,18%, jumlah garnish
2, aromanya khas timun, warnannya kuning kehijauan, teksturnya keras, dan rasanya
renyah khas timun. Garnish yang kedua yaitu bunga cabai bahan yang digunakan masih
baik dan segar, berat total bahan 25 g, lama pembuatan 5 menit, berat total garnish 18 gr,
nilai rrendemennya sebesar 72%, aromanya khas cabai, warnanya merah, teksturnya
lunk, dan rasanya pedas. Untuk garnish bunga timun dan bunga cabai yang dibuat oleh
kelompok 3 memiliki nilai keterampilan dan kerapian dalam kategori 4 artinya bagus.
Kelompok 4 membuat garnish angsa apel dan bunga cabai. Garnish yang pertama
yaitu angsa apel ahan yang digunakan masih baik dan segar karna garnish di buat di awal
pengolahan atau sebelum masakan siap dihidangkan tampilan ganish menjadi sedikit
keriput dan layu. berat total bahan 149 gr, waktu pembuatan garnish 15 menit, berat total
ganih 100 gr, nilai rendemen yang dihasilkan 67,1%, jumlah garnish yang dihasilkan
sebanyak 1 buah, mutut organoleptik aromanya khas apel, warnanya merah, rasanya
manis, teksturnya lembut. Garnish yang kedua yaitu bunga cabai dengan mutu bahan
yang digunakan masih segar akan tetapi karna pembuatan garnish di awal pengolahan
garnish menjadi sedikit layu saat ditampilkan, berat total bahan 54 gr, waktu
pembuatannya 3 menit, berat total garnish 19 gr, dengan nilai rendemen yang
31
dihasilkansebesar 35,1%, jumlah garnish yang dihasilkan sebanyak 1 buah, mutu
organoleptik aromanya masih khas cabai, warnanya merah, rasanya pedas, dan
teksturnya kaku. Garnish angsa apel yang dibuat oleh kelompok 4 masuk dalam kategori
bagus dengan nilai 4, sedangkan garnish cabai masuk dalam kategori 3 artinya biasa atau
cukup bagus.
Selain tiu masih banyak yang sering kita temui pada hidangan makanan seperti
sepeda jeruk, ikan jeruk, dan kepiting apel. Kecantikan garnish pada hidangan makanan
ditentukan oleh keterampilan dan keraktifitas yang membuatnya.
Pembuatan garnish wortel yang dipilih kelompok 1 yaitu siapkan wortel yang
telah disediakan kupas kulitnya, potolah bagian sisisnya agar membentuk segi lima,
kemudian belah tipis bagian dalam sisisnya mengikuti garis segilima yang sudah
dibentuk, hinggari memberlah bagian hingga ke bawah jangan sampai terputus dari
bagian. Selanjutnya runcingkan bagian ujung yang telah dibelah sehingga dapat
menyerupai kelompak bunga, perlakukan hal yang sa pada setiap bagian sisi dalamnya,
kemudian mekarkan hingga menyurapai bungan yang mekar.
Pembuatan garnish bunga cabai yang dipilih oleh kelompok 1,2, 3, dan empat,
langkahnya sangatlah sederhana, cabsi yang telah disiapkan pilih cabai merah yang besar
dan gemuk, tangkai cabai dibiarkan saja, gnting cabai sepanjang 3 – 4 cm menurut
panjang kea ah tangkan menjadi 8 – 12 helai dau bunga, tergantung dari besarnya cabai.
Sisakan 1, 5 cm di atas pagkal cabai agar tidak utus sewaktu menggunti, biji cabai biakan
saja, kemudian rendam dengan air es hingga cukup mekar.
Pembuatan garnish bunga tomat yang dipilih oleh kelompok 2, caranya mudah,
kuliti buah tomt dengan cara melingkarinya. Ambil satu arah dari bagian atas ke bawah
dan mulai mengulitinya secara melingkar. Saat menguliti tomat, dianjurkan untuk
melakukannya secara perlahan, selain itu jaga ketebalan saat menguliti agar tetap sama
dan kulit tidak terputus ditengah – tengah. Selanjutnya ambil kulit tomat dan gulung
melingkar kea rah dalam. Awali dari ujung ke ujung hingga gulungan yang agak mekar
seperti bunga mawar.
Pembuatan ganish bunga timun yang dipilih oleh kelompok 3 langkahnya yaitu
potong timun setipis mungkin, sayat bagian timun yang melingkar, lakukan hal yang
sama pada semua irisan timun yang sudah diiris. Siapkan tusuk gigi, dan bentuk seperti
kerucut isisan timun yang sudah diberikan sayatan. Bentuk bebeapa irisan, kemudian
32
tusuk bagian yang tersayat yang ditumpukan dengan bagian lainnya. Lanjutkan
melakukan hal yang sama dan susun irisan timun agar membentuk seperti mahkota
bunga.
33
BAB VI
PENUTUP
VI. 1. Kesimpulan
1. Dari data yang didapatkan daging sapi kelompok 1 memiliki warna merah sedikit
pucat, baunya khas daging sapi, dan teksturnya agak lunak.
2. Data kelompok 2 yang juga mendapat bahan daging sapi, dagingnya berwarna
merah sedikit pucat, baunya khas daging sedikit amis, serta teksturnya agak lunak.
3. Dilihat dari segi warna, warna daging segar seharusnya merah cerah, akan tetapi
pada saat praktikum daging yang digunkanan berwarna merah sedikit pucat, hal itu
dapat disebabkan oleh lamanya penyimpanan daging didalam lemari pendingin
sehingga mampu mempengauhi warna daging segaarnya tersebut.
4. Dari data kelompok 3 yang mengamati ikan dilihat dari kulit luar warnanya hitam
putih dan dagingnya berwarna putih, memiliki aroma amis dengan tekstur lunak.
5. Data kelompok 4 yang juga mndapatkan bahan ikan, warna kulitnya juga hitam
putih dan dagingnya berwarna putih, memiliki aroma amis, sedangkan teksturnya
lunak.
6. Langkah pertama pemotongan adalah dengan membersihkan daging dan ikan,
perlakuan khusus untuk daging sapi sebelum dipotong bersihkan terlebih dahulu
lemak dan selaput keras yang menempel. Pada beberapa bagian daging yang
terbentuk dari lebih 1 otot, pisahkan setiap otot mengikuti selaput pembatas setiap
otot, baru dipotong berlawanan arah serat.
VI. 2. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum agar data yang
diperoleh lebih akurat. Selain itu praktikan harus jujur dalam melakukan praktikum dan
tidak diperkenankan untuk memanipulasi data. Pada jalannya praktikum, diharapkan
seluruh mahasiswa untuk turut bekerja sama semua dalam menyelesaikan praktikum.
Diharapkan pula alat dan bahan yang tersedia di laboratorium tersedia dengan baik.
34
DAFTAR PUSTAKA
-BKPM (Buku Kerja Praktek Mahasiswa) Fundamental Diet and Culinary I. Politeknik
Negeri Jember. 2017
35
LAMPIRAN
Penimbangan garnish
36
Pembakaran sate Pembuatan bumbu
37