Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN


“MENGHITUNG DAN MENGANALISIS KETENAGAKERJAAN”

Dosen Pembimbing :
Muhammad Iqbal, S.Gz., M.PH

Di Susun Oleh : C/2


1. Fidyah Karomah Sri Handayani (G42161474)
2. Lailul Azizah (G42161483)
3. Diki Ramadhani Ardian (G42161486)
4. Yurike Monita Sari (G42161494)
5. Evita Dewi Ayu Amalia (G42161505)
6. Ismi Rizky Amalia (G42161535)
7. Ulfiatun Hasanah (G42161587)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara – negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang


jauh lebih tinggi, dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena
ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga
kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi
pengangguran.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah penganggur
yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang. Maka dari itu, perlu adanya penghitungan dan analisis
ketenagakerjaan agar dapat diketahui kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan
kebutuhan instansi atau organisasi.

1.2 Tujuan
- Dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan
- Dapat mengetahui dan memahami cara penghitungan jumlah tenaga kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ketenagakerjaan

Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. MenurutUndang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Beberapa konsep ketenagakerjaan yang berlaku secara umum (Nainggolan, 2009) :

a) Tenaga Kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK),


Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) atau jumlah
seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas
tersebut.

b) Angkatan Kerja (labor force)


Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau
berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa,
maka yang merupakan angkatan kerja adalah penduduk yang kegiatan utamanya selama
seminggu yang lalu bekerja (K) dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan (MP).
Angkatan kerja yang masuk kategori bekerja apabila minimum bekerja selama 1 jam
selama seminggu lalu untuk kegiatan produktif sebelum pencacahan dilakukan. Mencari
pekerjaan adalah seseorang yang kegiatan utamanya sedang mencari pekerjaan, atau
sementara sedang mencari pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu
yang lalu. Jadi angkatan kerja dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai
berikut :

AK = K + MP.
Penjumlahan angka angka angkatan kerja dalam bahasa ekonomi disebut sebagai
penawaran angkatan kerja (labour supply). Sedangkan penduduk yang berstatus sebagai
pekerja atau tenaga kerja termasuk ke dalam sisi permintaan (labour demand).

c) Bukan Angkatan Kerja (unlabour force)


Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia (15 tahun ke atas), namun
kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah sekolah, mengurus rumah tangga dan
lainnya. Apabila seseorang yang sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu
yang lalu, tetapi kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap termasuk
adalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang tercatat lainnya jumlahnya tidak
sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke dalam transisi antara sekolah untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau tiuak dalam ketegori bukan
angkatan kerja (BAK). Jadi jumlah usia kerja (UK) apabila dilihat melalu persamaan
identias adalah sebagai berikut :

UK = AK + BAK

d) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labour force participation rate)


Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja
dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut,
yaitu membandingkan angkatan kerja dengan tenaga kerja. Untuk menghitung tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

TPAK =

e) Tingkat Pengangguran (unemployment rate)


Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah
angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu membandingkan jumlah orang yang
mencari pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu
membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat pengangguran (TP) dapat dirumus sebagai berikut :
TP =

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan (demand)dan


lapangan pekerjaan yang tersedia di dalam masyarakat. Permintaan tenaga kerja
dipengaruhi oleh kegiatan perekonomian dan tingkat upah. Besar penempatan (jumlah
orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengengaruhi oleh faktor kekuatan
penyediaan dan permintaan tersebut, sedangkan besarnya penyediaan dan permintaan
tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah (Nainggolan, 2009). Pada ekonomi ekonomi
klasik bahwa penyediaan atau penawara tenaga kerja akan meningkat ketika upah naik,
sebaliknya permintaan tenaga kerja akan berkurang ketika upah turun.
2.2 Penghitungan Ketenagakerjaan
Profesionalisme tenaga gizi dalam memberikan pelayanan gizi diatur berdasarkan
Permenkes NO.26 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga
Gizi. Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi yang optimal diperlukan adanya
standar kebutuhan tenaga gizi secara lebih rinci yang memuat jenis dan jumlah tenaga gizi.
Menghitung tenaga di suatu institusi ada beberapa cara, antara lain :
1. Berdasarkan Rasio Tempat Tidur
75-100 tempat tidur dibutuhkan 1 tenaga gizi
2. Berdasarkan kelas Rumah Sakit
No Rumah Sakit Registered Teknikal Kebutuhan

Dietisien Registered Tenaga Gizi

(RD) Dietisien

(TRD)
1 Kelas A 56 16 72
2 Kelas B 22 15 37
3 Kelas C 18 12 30
4 Kelas D 9 14 23

3. Berdasarkan jabatan Posisi (1:8 ditambah koreksi kerja, libur, dsb)


4. Berdasarkan jumlah klien (1:25 ditambah koreksi kerja, libur, dsb)
5. Rekomendasi Full Times Equivalens (RFTE) (1,5X jumlah tenaga yang diperlukan,

waktu operasional 7 hari kerja/minngu dan faktor cuti, libur, ijin, sakit, dll)
6. Berdasarkan jumlah Menit Kerja /Porsi Hidangan

7. Indikator Staffing Needs (ISN)


Kebutuhantenaga =

Jumlahbebankerja per tahun = jumlahkaryawansaatini x jam kerja x 365 hari


8. Workload Indicator of Staffing Needs (WISN)

Kebutuhan tenaga =

Standar beban kerja =

Rumus waktu kerja tersedia


Waktu kerja tersedia = [A-(B+C+D+E)]xF
Keterangan :
A = hari kerja (5/6 hari kerja/minggu)
B = cuti tahunan
C = pendidikan dan pelatihan
D = hari libur nasional
E = ketidakhadiran kerja (sakit, ijin, atau alpha)
F = waktu kerja (7-8 jam/hari)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Penatalaksanaan
Judul praktikum : Menghitung dan Menganalisa Ketenagakerjaan
Tempat : Foodness
Waktu : 19.00 WIB-selesai
Tanggal : Rabu, 7 November 2018
Dosen pembimbing : Muhammad Iqbal, S.Gz., M.PH
3.2 Alat dan Bahan
- Kertas
- Alat tulis
- Laptop
- Proyektor LCD
3.3 Prosedur Kerja
1. Hitung kebutuhan kerja hasil kunjungan lapang dengan kedelapan cara atau rumus

yang sudah ada.


2. Bandingkan antara hasil perhitungan dengan kenyataan di lapangan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tabel WISN

Nama Jumlah saat Jumlah Jumlahkele Masalahten Rasio Bebankerja


Perusahaan ini yang bihankekura agakerja WISN (tidakada/normal/ti
dibutuhkan ngan (kelebihan/k nggi)
(WISN) ekurangan/s
eimbang)
FOODNESS 1.Umum = 8 Umum 7 Umum Umum Umum Umum :5.67 x
2. Kasir = 2 Kasir 2 kelebihan 1 kelebihan 0,875 2282 = 12.431,3
orang pegawai Kasir 1 Kategori :
Kasir: Kasir : 2 x 2282 =
sesuai 4564
Kategori :

No Metodeperhitungan Perhitungan
1 Jabatan / posisi
2 Jumlahklien Senin 74 orang
Selasa 76 orang
Rabu 64 orang
Kamis 74 orang
Jum`at 93 orang
Sabtu 94 orang
Minggu 109 orang
Rata rata setiap pengunjung perminggu 84 orang
3 Indicator staffing needs Jumlah beban kerja per tahun = jumlah karyawan saat ini x
jam kerja x 365 hari
Umum = 4 x 7 x 365 = 10.220
Kasir = 1x 7 x 365 = 2555

Kebutuhan tenaga =

Umum = 4,4 = 5 orang

Kasir = = 1,1 = 2 orang

4 Workload indicator of Waktukerjatersedia = [A-(B-C+D+E)] x F


staffing needs = [365-(9+30+0+0)] x 7
= 2282 jam/tahun

Ket : A=harikerja (5/6 harikerja/minggu)


B= cutitahunan
C = pendidikandanpelatihan
D = hariliburnasional
E = ketidakhadirankerja (sakit, ijin/alpa)
F = waktukerja (7-8 jam/hari)

WISN :
Standartbebankerja = rata ratawaktu yang tersedia x
waktukerjatersedia
Umum = 5,67 x 2282 = 12431,3
Kasir = 2 x 2282 = 4564
Kuantitas kegiatan pokok
Umum = 17 x 84 x 52 = 74256
Kasir = 2 x 84 x 52 = 8736

Standartkelonggaran =

Umum :

Kasir :

Kebutuhantenaga =

Umum = = 6,05 = 7 orang

Kasir = 1,9 = 2 orang

Rasio WISN =

Umum =

Kasir =
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Dasar kali ini yaitu
menghitung dan menganalisis ketenagakerjaan institusi terkait. Insitusi yang kami gunakan
yaitu Café Foodness. Café Foodness memiliki karyawan sebanyak 13 orang yang terdiri dari
10 karyawan regional, 2 karyawan part time dan 1 orang tenaga parkir. 10 karyawan regional
adalah pegawai tetap yang memiliki posisi 2 kasir , dan 8 pegawai umum ( waiters , pegawai
bersih – bersih , koki ).Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan tanggungjawab atau beban yang tepat
untuk dilimpahkan kepada seorang pekerja di Sistem Penyelenggaraan Makanan terkait.

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu metode
perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang
dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM
berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu : 1. Menetapkan waktu kerja tersedia; 2.
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM; 3. Menyusun standar beban kerja; 4. Menyusun
standar kelonggaran; 5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

1. Menetapkan waktu kerja tersedia


Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia
masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun. Data yang
dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia dalah sebagai berikut : Hari kerja. Dalam
1 tahun pegawai cafe foodness bekerja selama 365 hari belum dikurangi denga lamanya cuti
tahunan dan lain – lain. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari
kerja setiap tahun. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di cafe foodness
untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori SDM
memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/ lokakarya dalam 7 hari kerja,
pelatihan pada cafe foodness diadakan selama 1 bulan. Hari Libur Nasional, kebijakan dari
owner cafe foodness pada hari libur nasional pegawai tetap masuk kerja sehingga tidak
memiliki hari libur. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin.
Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di cafe foodness , waktu kerja pegawai selama 7
jam / hari.
Dari hasil perhitungan waktu kerja tersedia , dapat diketahui bahwa waktu kerja
pegawai cafe foodness dalam kurun waktu satu tahun sebanyak 2282 jam / tahun.

2. Menetapkan standar beban kerja


Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun
yang dimiliki oleh masing-masing kategori tanaga. Disamping itu harus mengacu pada
standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) serta penggunaan sarana dan
prasarana yang tersedia secara tepat guna. Oleh karena itu pelayanan cafe foodness
membutuhkan SDM yang memiliki berbagai jenis kompetensi, jumlah dan distribusinya tiap
unit kerja sesuai beban kerja. Jika dalam bentuk banyaknya bekerja , Standart beban kerja
ditentukan dengan cara rata-rata waktu yang tersedia dikalikan dengan waktu kerja tersedia.
Pada pegawai umum dapat diketahui standart beban kerjanya sebanyak 12431,3 ,sedangkan
pegawai kasir sebanyak 4564.

3. Menetapkan kelonggaran kerja


Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya factor kelonggaran tiap
kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu
kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah
kegiatan pokok/pelayanan. Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui
pengamatan dan wawancara kepada tiap kategori tentang : 1. Kegiatan-kegiatan yang tidak
terkait langsung dengan pelayanan pada pasien, misalnya ; rapat, penyusunan laporan
kegiatan, menyusun kebutuhan obat/bahan habis pakai. 2. Frekuensi kegiatan dalam suatu
hari, minggu, bulan 3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan Selama
pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja. Dari hasil perhitungan standar
kelonggaran pegawai umum sebanyak 0.083, dan hasil perhitungan standar kelonggaran
pegawai kasir sebanyak 0,079.
4. Menentukan kebutuhan tenaga kerja

Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan
jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun. Sumber data yang
dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi : 1. Data yang
diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :  Waktu kerja tersedia  Standar beban
kerja dan  Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM 2. Kuantitas kegiatan pokok
tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahuan. Kuantitas Kegiatan Pokok Kuantitas kegiatan
pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap
unit kerja cafe foodness selama kurun waktu satu tahun.Dari hasil perhitungan metode
WISN , kebutuhan tenaga kerja untuk pegawai umum sebanyak 7 orang dan pegawai kasir
sebanyak 2 orang. Dapat dibandingkan dengan pegawai saat ini , jumlah pegawai umum
dapat dikatakan berlebih , akan tetapi hal tersebut dapat ditoleransi karena sistem kerja yang
dilakukan adalah sistem Shift , dibagi dua Shift yaitu Shift siang dan Shift malam , sehingga
pembagian tenaga kerja dapat dilakukan secara merata. Kebutuhan tenaga kerja untuk
pegawai kasir , sudah sesuai dengan tenaga kerja saat ini yaitu sebanyak 2 orang.

Selain menggunakan metode Workload Indicator of Staffing Needs (WISN) metode


lain yang dapat digunakan adalah Indicator Staffing Needs (ISN). Ada 3 faktor utama dalam
formula ISN yaitu sebagai berikut : 1.beban kerja yang dapat mewakili kegiatan yang
dilakukan; 2. Bobot adalah nilai tertentu dipengaruhi faktor jarak dan waktu; 3. Kapasitas
adalah kemampuan wajar tiap jenis tenaga dalam mengembang beban kerja selama 1 tahun
kalender. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan dalam perhitungan kebutuhan
tenaga yaitu jumlah dan jenis porsi yang dilayani; jumlah dan macam menu yang
diselenggarakan;jumlah hari pelayanan makanan;jumlah dan macam peralatan yang
tersedia;sarana fisik dan prasarana yang tersedia; jumlah, jenis, dan kualitas BM yang
digunakan ; sistem produksi makanan yang digunakan; sistem distribusi/pelayanan makanan.
Kebutuhan Tenaga menurut Indikator Staffing Needs (ISN) di peroleh dari beban kerja dalam
1 tahun di bagi waktu kerja yang tersedia atau persatu tahun. Jumlah beban kerja pertahun
sendiri diperoleh dari jumlah karyawan saat ini di kalikan jam kerja dikalikan hari dalam satu
tahun(365 hari). Dari hasil perhitungan beban kerja pegawai umum jumlah beban kerja
sebanyak 10.220 dan perhitungan kebutuhan tenanga kerja 5 orang, dan perhitungan beban
kerja pegawai kasir sebanyak 2555 dan perhitungan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 2
orang. Dapat dibandingkan dengan pegawai saat ini , jumlah pegawai umum dapat dikatakan
berlebih , akan tetapi hal tersebut dapat ditoleransi karena sistem kerja yang dilakukan adalah
sistem Shift , dibagi dua Shift yaitu Shift siang dan Shift malam , sehingga pembagian tenaga
kerja dapat dilakukan secara merata. Kebutuhan tenaga kerja untuk pegawai kasir , sudah
sesuai dengan tenaga kerja saat ini yaitu sebanyak 2 orang.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

 Insitusi yang digunakan yaitu Café Foodness. Café Foodness memiliki karyawan
sebanyak 13 orang yang terdiri dari 10 karyawan regional, 2 karyawan part time dan
1 orang tenaga parkir. 10 karyawan regional adalah pegawai tetap yang memiliki
posisi 2 kasir , dan 8 pegawai umum ( waiters , pegawai bersih – bersih , koki )

 Menurut Workload Indicator of Staffing Needs (WISN) jumlah pegawai yang


dibutuhkan sebagai berikut : pegawai umum 7 orang dan pegawai kasir 2 orang.
Sedangkan menurut Incator Staffing Needs (ISN) jumlah pegawai yang di butuhkan
sebagai berikut : pegawai umu 5 orang dan pegawai kasir 2 orang

 Jumlah kelebihan pegawai umum menurut Workload Indicator of Staffing Needs


(WISN) sebesar 1 orang sedangkan menurut Incator Staffing Needs (ISN) sebesar 3
orang. Selain itu, jumlah jumlah pegawai kasir menurut Workload Indicator of
Staffing Needs (WISN) dan Incator Staffing Needs (ISN) sudah sesuai.

 Jumlah klien rata – rata perhari sealama seminggu sebanyak 84 orang

 Rasio yang di peroleh dari Workload Indicator of Staffing Needs (WISN) sebesar
0,875 untuk pengawai umum, sedangkan untuk kasir sebesar 1

Anda mungkin juga menyukai