“MIKROBIOLOGI PANGAN”
Dosen Pembimbing :
1. Narwati, S.Si., M.Kes
2. Umi Rahayu, SKM., M.Kes
3. A.T. Diana N, SKM., M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Linda Dwi Maryono P27833317010
2. Chandra Bagaskara Putra P27833317011
3. Feby Carira Sindy P27833317013
4. Nisrina Mufida P27833317014
5. Nur Afni Febrianti P27833317015
6. Pradevi Milafitri Farista Ananto P27833317016
7. Selly Widya Wigatiningsih P27833317018
8. Berliana Ayu Larasati P27833317020
9. Fachriyah Alivia Prihany P27833317021
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Nya, yang telah melipahkan
rahmat dan hidayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah penyehatan makanan minuman (PMM-A) tentang
Mikrobiologi Pangan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk
itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat kata atau bahasanya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan banyak kritik dan saran dari para pembaca sekalian, karena kritik
dan saran dari anda merupakan suatu yang berharga bagi kami selaku penulis
untuk dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Penyusun
1.1.Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang
sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut
mikroba ataupun jasad renik.
Mikroba dapat hidup dan berkembang biak di dalam berbagai jenis
makanan, karena dalam makanan terdapat bahan-bahan organic dan
anorganik yang dibutuhkan untuk kehidupan mikroba. Bahan-bahan
organic tersebut tersedianya di dalam makanan, mengenai jenis dan
banyaknya sangat bervariasi untuk tiap makanan. Pada makanan tertentu
jenis dan banyaknya bahan-bahan organic dan anorganik tersedia dalam
jumlah yang cukup sehingga mikroba dapat tumbuh secara optimal
(Trihendrokesowo et all, 1989)
Mikroba bisa saja terdapat pada bahan pangan yang banyak
mengandung nutrient, misalnya bahan pangan yang berasal dari udang
atau ikan yang sangat mudah terkontaminasi bakteri. Tercemarnya daging
ikan dan udang pada saat proses pengolahan biasanya berasal dari
karyawan, air, es, peralatan atau ruang proses yang tidak steril
Pangan tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut
dengan foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat
mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa beracun atau
organisme patogen. Mikroba dalam makanan mendatangkan kerugian, bila
kehadirannya merubah nilai organoleptik yang tidak dikehendaki,
menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk
dan susunan senyawa, serta menghasilkan toksin membahayakan. Karena
itu, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan selalu
diusahakan untuk tidak dikenai mikroba-mikroba yang merugikan.
Menurut Undang-undang Nomor 7/1996 tentang pangan, bahwa
keamanan pangan adalah kondisi dan upaya untuk mencegah pangan dari
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memahami mikrobiologi pangan.
b. Tujuan Khusus:
1) Memahami penggolongan mikroba dalam pangan.
2) Memahami karakteristik dan sumber kontaminasi mikroba
3) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
1.4 Manfaat
a. Agar dapat memahami definisi dari pertumbuhan mikroba.
b. Agar dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
pada bahan pangan.
c. Agar dapat meminimalisir pertumbuhan mikroba pada pangan dengan
mengurangi/menghilangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Kontaminasi mikrobiologi
Mikroorganisme berbahaya adalah semua jenis mikroorganisme yang
dapat merugikan manusia. Mikroorganisme dapat dibedakan menjadi
mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
dan mikroorganisme perusak yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan
makanan.Makanan yang disukai manusia pada umumnya disukai oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur yang menyerang bahan makanan
yang mentah seperti pada sayuran, buah-buahan, susu, daging dan banyak
makanan yang sudah dimasak seperti nasi, roti, kue dan lauk pauk.
Makanan yang telah dihinggapi mikroorganisme mengalami penguraian
sehingga dapat mengurangi nilai gizi dan kelezatannya bahkan dapat
menyebabkan sakit hingga kematian. Bakteri yang tumbuh di dalam makanan
mengubah makanan tersebut menjadi zat organik yang berkurang energinya.
Populasi mikroba pada berbagai jenis bahan pangan umumnya sangat
spesifik, tergantung dari jenis bahan pangannya, kondisi lingkungan dan cara
penyimpanannya dalam batas-batas tertentu kandungan mikroba pada bahan
pangan adalah berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tersebut.
Mikroba dapat berasal dari bahan baku, pekerja pengolah makanan,
peralatan pangan, hewan dan burung, serangga tikus, sampah, tanah,
udara(debu), dan air.
a) Sebagai Agent : Pada kasus ini dapat kita ambil contoh tumbuhan maupun
binatang yang secara alamiah telah mengandung zat beracun. Agen
penyakit infeksi banyak berasal dari binatang dan menularkan kepada
manusia lewat makanan, tetapi penularannya masih bisa dengan cara yang
lain.
b) Sebagai Vehicle: Makanan sebagai pembawa penyebab penyakit, seperti
bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga
mikroorganisme yang patogen serta bahan radioaktif. Makanan tersebut
tercemar oleh zat-zat yang membahayakan kehidupan. Jadi dalam kategori
ini makanan tersebut semula tidak mengandung zat¬zat yang
1. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif berhubungan dengan aw kelembapan
relatif adalah ukuran aktivitas air pada fase gas. Air akan
dipindahkan dari fase gas ke pangan dengan aw rendah yang
disimpan dalam lingkungan yang mempunyai kelembapan
relatif tinggi. Proses peningkatan aw tersebut memerlukan
waktu lama, tetapi pada permukaan pangan akan terjadi
kondensasi sehingga di lokasi tertentu aw tinggi. Daerah yang
mempunyai aw tinggi dapat menjadi tempat memulai
pertumbuhan mikroorganisme (Adams dan Moss, 2008).
Pangan yang mempunyai permukaan mudah mengalami
2. Suhu
Pertumbuhan mikroba dilakukan melalui reaksi
enzimatis. Telah diketahui bahwa setiap peningkatan suhu 10ºC
dapat mengkatalisis laju reaksi menjadi 2 kali dan reaksi
enzimatis akan menurun setengahnya karena setiap penurun
suhu 10ºC. Perubahan laju reaksi tersebut berhubungan dengan
kisaran pertumbuhan, karena suhu berpengaruh terhadap reaksi
enzimatis (Olson dan Nottingham).
Pangan dapat terpapar oleh berbagai suhu yang berbeda
sejak mulai waktu produksi hingga waktu pangan tersebut
dikonsumsi. Paparan suhu bergantung pada kondisi
pengolahan, pangan dapat terpapar panas tinggi mulai dari suhu
65ºC pada daging panggang hingga lebih dari suhu 100ºC pada
pengolahan pangan dengan suhu sangat tinggi.
Pangan dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama
pada suhu 5ºC (refrigerasi) sampai -20ºC atau lebih rendah
(pembekuan). Beberapa pangan juga stabil pada suhu
penyimpanan antara 10-35ºC. Beberapa pangan siap santap
yang disimpan pada suhu hangat (50-60ºC) hanya mempunyai
masa simpan beberapa jam. Perbedaan suhu juga digunakan
untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan
dalam pangan fermentasi.
3. Gas Atmosfer
Atmosfer mengandung sekitar 21% oksigen yang
merupakan komposisi gas penting yang kontak dengan pangan
normal. Komposisi gas di atmosfer berpengaruh terhadap
potensial redoks, serta menentukan perkembangan dan laju
pertumbuhan mikroorganisme dalam pangan. Efek
penghambatan karbondioksida (CO2) terhaap pertumbuhan
mikroba telah diaplikasikan dalam pengemasan pangan, dengan
modifikasi atmosfer dan digunakan untuk meningkatkan
tekanan (hiperbarik) dalam air mineral dan minuman ringan.
Karbon dioksida mempunyai efek yang berbeda terhadap
mikroorganisme. Kapang dan bakteri gram negatif oksidatif
lebih sensitif, tetapi bakteri bakteri gram positif khususnya
laktobacilli cenderung lebih resistan. Beberapa khamir seperti
Brettanomyces spp. juga memperlihatkan toleransi terhadap
kadar CO2 yang tinggi dan mendominasi mikroflora yang
menyebabkan kerusakan pangan yang dikarbonasi.
3.1 Kesimpulan
Mikrobiologi pangan merupakan salah satu cabang mikrobiologi
yang mempelajari tentang peranan mikrobia, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan pada rantai makanan sejak pemanenan hingga siap
untuk dikonsumsi. Sejarah mikrobiologi pangan dimulai sejak manusia dapat
memproduksi makanan dari kerusakan maupun timbulnya keracunan.
Peran mikroba dalam makanan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
menguntungkan dan juga merugikan. Sumber kontaminasi pangan oleh
mikroba berasal dari tanaman, hewan, manusia, tanah , air, udara, peralatan,
bahan makanan dan lain – lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada pangan
adalah faktor lingkungan tempat penyimpanan makanan yang antara lain yaitu
lingkungan instrinsik (faktor fisika-kimia pangan) dan lingkungan ekstrinsik
(kondisi lingkungan penyimpanan)
Adanya mikroorganisme di makanan tidak hanya dapat menurunkan
kualitas tapi juga dapat menyebabkan keracunan pada makanan. Di luar
kisaran pertumbuhan, faktor-faktor ini, baik secara individual maupun dalam
kombinasi, dapat digunakan untuk mengontrol pertumbuhan bahkan untuk
mematikan mikroba. Pertumbuhan aktual dicapai melalui metabolisme
berbagai nutrisi yang berada dalam pangan. Proses di mana nutrisi pangan
diangkut dalam sel mikroba, kemudian dimetabolisme untuk menghasilkan
energi, molekul seluler, dan produk.
3.2 Saran
Makanan dan minuman yang akan dikonsumsi sehari-hari sebaiknya
diolah dengan baik dan benar serta dijaga kehigienisannya. Perlakuan higienis
seperti mencuci tangan sebelum melakukan pengolahan makanan minuman,
dapat mencegah atau mengurangi pertumbuhan mikroba sehingga tidak
mempengaruhi makanan minuman yang akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Bibek Ray, 2014. Fundamental Food Microbiology, Third Edition, Boca Raton,
London, New York, Washington, D.C., CRC Press.
Marlia Singgih Prabowo, 2007. Peran Mikroba dan Faktor yang Mempengaruhi,
School of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung. Diunduh melalui
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Mikrobiologi%20
Obat%20dan%20Makanan%20S2/Peran%20%20Mikroba%20dan%20fakt
or%20pertumbuhan.pdf diakses pada tanggal 23 Februari 2019 pukul
12.32 WIB
Shewfelt, Robert L., 2009. Introducting Food Service (Pengantar Ilmu Pangan).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Siti Thomas Zulaikhah, 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pencemaran Mikroba pada Jamu Gendong di Kota Semarang. Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Diunduh melalui
https://core.ac.uk/download/pdf/11717868.pdf diakses pada tanggal 24
Februari 2019 pukul 09.40 WIB
8. Aflatoksin merupakan salah satu jenis toksin yang diproduksi oleh jamur
tertentu. Jamur penghasil aflatoksin ialah…
A. Penicillum martenssi dan Aspergillus melleus
B. Saccharomycetes dan Aspergillus melleus
C. Penicillum martenssi dan Aspergillus parasiticus
D. Aspergillus parasiticus dan Aspergillus flavus.
E. Saccharomycetes dan Aspergillus flavus
9. Struktur sel kapang dan kamir lebih kompleks daripada bakteri dan
membutuhkan waktu lebih lama untuk membentuk sel baru, berapa lamakah
untuk membentuk sel tersebut?
A. 10-15 menit
B. 10-20 menit
C. 5-25 menit
D. 0-60 menit
E. 0-120 menit.
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada makanan?
A. Zat gizi, suhu, waktu dan oksigen.
B. Porsi makanan
C. Rasa dari makanan
D. Penampilan saat disajikan
E. Penambahan air bersih
14. Bakteri dapat bertahan di dalam suatu batas – batas suhu tertentu. Bakteri
yang hidup baik di antara 5°C dan 60°C, sedangkan suhu optimumnya ialah
antara 25°C- 40°C, minimum 15°C dan maksimum di sekitar 55°C.
Umumnya hidup di dalam alat pencernaan, kadang-kadang ada juga yang
dapat hidup dengan baik pada suhu 40°C atau lebih termasuk pada bakteri
golongan …
A. Halofil
B. Termofil
C. Mesofil.
D. Saprofil
E. Psikrofil
15. Salah satu cara untuk mencegah kerusakan pada bahan pangan adalah proses
pengawetan. Proses ini meliputi pengawetan konvensional
(meliputi pengasinan, pengeringan dan pengasapan) dan pengawetan secara
modern. Berikut ini yang bukan merupakan metode pegawetan adalah …
16. Pertumbuhan mikroba pada pangan dipengaruhi oleh adanya bahan pengawet
yang terkandung di dalamnya, yaitu senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba. Berikut ini merupakan bahan pengawet yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam pangan atau pangan olahan, kecuali …
A. Garam natrium klorida
B. Asam cuka
C. Asam Benzoat
D. Gula.
E. Sulfit
17. Typhymurium S., Newport S., Ranienburg S., Montevideo S. termasuk pada
jenis mikroba:
A. Salmonella.
B. Staphylocccus
C. Sianobakteri
D. Aspergillus
E. Clostridium
18. Ikan asin yang kadar garamnya tinggi menjadi agak membusuk dan rusak.
Hal ini disebabkan oleh bakteri (archaebacteria). Bakteri yang mampu hidup
dalam kadar garam tinggi tergolong ke dalam kelompok…
A. Psikrofil
B. Metanogen
C. Termoasidofil
D. Halofil.
E. Proteobakteri
21. 1. Tempe
2. Tahu
3. Tape
4. Bir
5. Sirup
6. Kecap
Produk makanan dan minuman yang memanfaatkan organism adalah
A. 1, 2, dan 5
B. 2, 3, dan 6
C. 2, 4, dan 6
D. 3, 4, dan 6.
E. 1, 2, dan 3
23. Pada faktor implisit, ada fase dimana sel tumbuh dan membelah secara
eksponensial sampai jumlah maksimal, kecepatan pertumbuhan dipengaruhi
pH, Nutrien serta kondisi lingkungan. Fase ini dinamakan…
A. Fase lambat
B. Fase log.
C. Fase tetap
D. Fase menurun
E. Fase implisit
24. Mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh bila persediaan oksigen banyak
disebut…
A. Aerob obligat.
B. Aerob fakultatif
C. Anaerob obligat
D. Anaerob fakultatif
E. Aerob anaerob
26. Kepmenkes telah mengeluarkan aturan tentang “Setiap restoran dan rumah
makan seharusnya melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk
memastikan bahwa makanan dan minuman yang di jual aman untuk
dikomsumsi” yaitu terdapat pada ketetapan Kepmenkes nomor ?
A. Kepmenkes No. 1096/Menkes/SK/VII/2003
28. Kapang dapat menimbulkan penyakit yang dibedakan atas dua golongan,
yaitu…
A. Infeksi oleh fungi yang disebut mikosis dan keracunan yang
disebabkan oleh tertelannya metabolik beracun dari fungi atau
mikotoksikosis.
B. Infeksi oleh bakteri yang disebut mikosis dan keracunan yang disebabkan
oleh tertelannya metabolik beracun dari fungi atau mikotoksikosis
C. Infeksi oleh fungi yang disebut mikosis dan keracunan yang disebabkan
oleh tertelannya bakteri patogen atau mikotoksikosis
D. Infeksi oleh fungi yang disebut mikosis dan keracunan yang disebabkan
oleh tertelannya protozoa atau mikotoksikosis
E. Infeksi oleh virus yang disebut mikosis dan keracunan yang disebabkan
oleh tertelannya metabolik beracun dari fungi atau mikotoksikosis
29. Pencemaran terhadap makanan yang sudah diolah oleh bahan mentah yang
mengandung kuman pathogen disebut...
A. Pengolahan makanan
B. Higiene perorangan
C. Kontaminasi silang.
D. Perkembangbiakan kuman
30. Sumber kontaminasi yang termasuk dalam golongan transmisi dibawah ini
adalah ..
A. Daging
B. Seafood
C. Tubuh manusia
D. Hewan peliharaan
E. Debu.