Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


“PRODUK BAN’OZ (BANDENG GYOZA) : PENGEMBANGAN USAHA DENGAN
MEMANFAATKAN BAHAN PANGAN LOKAL UNTUK SNACK TINGGI PROTEIN
BAGI MASYARAKAT ” PKM-KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Laras Dwi Wahyuningtyas P1337431221055
2. Venda Airin Oktista P1337431221057
3. Dhea Audiyatus Salma P1338431221062
4. Thalita Karina Syahrani P1337431221066
5. Fadelia Fahrunisa P1337431221070
6. Tiara Firnanda P1337431221094

KELAS REGULAR B
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA PROGRAM SARJANA TERAPAN GIZI
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penyusunan Proposal Kewirausahaan, dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas ini disusun sebagai standarisasi penilaian dalam menempuh Mata Kuliah
Kewirausahaan dan sebagai syarat untuk pemenuhan materi pada semester V Tahun 2023.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Para dosen pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang.
2. Para penanggung jawab mata kuliah Kewirausahaan baik dari kelas Reguler A maupun
Reguler B.
3. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesaikannya proposal ini.
4. Dan beberapa jurnal serta artikel yang kami ambil guna sebagai referensi dalam penyusunan
proposal kewirausahaan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan di dalamnya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan mahasiswa khususnya dan para pembaca pada umumnya, agar
dalam penyusunan tugas selanjutnya akan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
Harapan kami semoga Proposal Kewirausahaan bermanfaat bagi kami pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Kegiatan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Gyoza...........................................................................................................................3
2.2 Ikan Bandeng...............................................................................................................3
2.3 Gyoza Ikan Bandeng....................................................................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................................6
3.1 Bahan...........................................................................................................................6
3.2 Alat...............................................................................................................................6
3.3 Prosedur Pembuatan.....................................................................................................6
3.4 Proses Produksi............................................................................................................6
3.5 Pengemasan dan Pelabelan Produk..............................................................................7
3.6 Analisis Usaha..............................................................................................................7
3.7 Teknik Pemasaran........................................................................................................7
3.8 Tahapan Pekerjaan.......................................................................................................8
BAB IV POTENSI HASIL IMPLEMENTASI.....................................................................9
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI................................................................10
5.1 Kesimpulan................................................................................................................10
5.2 Rekomendasi..............................................................................................................10
BAB VI DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB VII LAMPIRAN............................................................................................................12
Lampiran 1. Flowchart Pembuatan Produk.........................................................................12
Lampiran 2. Gambar Kemasan Produk...............................................................................13
Lampiran 3. Strategi Pemasaran Produk.............................................................................13
Lampiran 4. Analisis Ekonomi Usaha Produk “Ban’Oz”...................................................14
Lampiran 5. Business Model Canvas..................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan Chanos, yang dikenal sebagai milkfish di luar negeri, memiliki julukan ikan
bandeng di Indonesia. Ikan ini populer sebagai bahan pangan di Indonesia karena memiliki
daging yang lembut dan harganya terjangkau, sehingga banyak disukai oleh masyarakat
Indonesia. Persediaan ikan bandeng di Indonesia melimpah karena ikan ini dapat
dibudidayakan dengan mudah di tambak, baik dalam sistem monokultur maupun
polikultur, menggunakan pasang surut atau perairan payau, (Minarseh, Suhaeni and
Amrullah, 2021). Ikan bandeng terkenal kandungan tinggi proteinnya, sesuai dengan
beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai analisis proksimat pada ikan
bandeng diantaranya, ikan bandeng tanpa perlakuan pakan khitosan mengandung abu
(0,86%), air (79,42%), karbohidrat (3,88%), lemak (0,45%), dan protein (15,38%),
(Hafiluddin, Perwitasari and Budiarto, 2014).
Tren kuliner Jepang, sudah tak asing lagi, karena tren ini semakin populer di
kalangan anak remaja, dan salah yang menonjol dari produk Jepang adalah gyoza. Gyoza
merupakan variasi dimsum hakau yang dimana menjadi favorit dengan saus celupnya.
Rasanya yang gurih dengan sentuhan otentik dan asin membuat gyoza banyak digemari
oleh anak remaja. Gyoza terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kulit yang terbuat dari
tepung terigu dan bagian isi yang terbuat dari potongan kol, daun bawang dan daging.
Kulit gyoza terbuat dari adonan terigu yang dicampur air panas dan dibuat lembaran bulat
sedangkan Isian gyoza terbuat dari daging cincang, potongan kol, daun bawang dan
bumbu cair lalu diaduk hingga tercampur rata. Tidak hanya enak, gyoza merupakan
makanan yang sehat karena memiliki kandungan protein, vitamin dan mineral yang
terdapat pada isian, serta energi dan karbohidrat pada bagian kulitnya. Selain itu, gyoza
dapat diinovasi dengan memberi mensubstitusi atau mengganti isinya dengan
menggunakan bahan pangan lokal atau bahan yang memiliki kandungan gizi tinggi yang
jarang digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pensubtitusian Ikan Bandeng sebagai bahan pangan dalam variasi
gyoza terhadap cita rasa, gizi, dan penerimaan konsumen?
2. Bagaimana pengaruh penggantian isian tradisional gyoza dengan bahan pangan
lokal yang kaya gizi terhadap kualitas gizi dan penerimaan konsumen?
1
3. Apa perbedaan dari teknik pengolahan terhadap karakteristik rasa, tekstur, dan gizi
gyoza?
4. Bagaimana potensi inovasi dalam mengganti isian gyoza dengan bahan pangan
lokal yang kurang umum digunakan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap gizi
dan penerimaan konsumen?
5. Apa dampak potensial dari inovasi gyoza yang lebih sehat dan bernilai gizi tinggi
terhadap promosi pangan lokal, kesehatan, dan pertumbuhan industri kuliner?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengembangkan pilihan produk makanan ”Gyoza” yang bernilai gizi tinggi
protein.
2. Mengoptimalisasikan produk makan “Gyoza” dengan menggabungkan protein dari
ikan bandeng.
3. Mengenalkan bahan pangan lokal kepada masyarakat untuk memberikan alternatif
sehat dan mendukung pangan lokal.
4. Mempromosikan kesehatan melalui makanan tradisional dengan berbasis budaya.
5. Menyalurkan ilmu mengenai gizi dan kesehatan dalam pemilihan produk gyoza
sesuai dengan kebutuhan individu.
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Bagi Penulis
Bagi penulis sendiri tentu akan mendapatkan keuntungan. Tidak hanya keuntungan
penulis juga mendapatkan pengalaman berbisnis gyoza.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat tentu akan memberikan pengalaman mengkonsumsi gyoza yang
mungkin biasanya hanya bisa dikonsumsi direstoran Jepang, Namun sekarang dapat
dikonsumsi tanpa harus ke restoran Jepamg.
3. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah tentu akan dapat membantu perekonomian negara dengan
berdirinya UMKM.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gyoza

Gyoza merupakan salah satu dari banyak produk yang berasal dari Asia Timur.
Gyoza berbentuk lipatan dengan penyajian satu satu per makan. Gyoza merupakan produk
makanan yang umum di dunia kuliner dan telah dikenal di banyak negara yang tidak
hanya di negara china yang merupakan negara asal dari makanan Gyoza. Gyoza
merupakan hidangan dumpling, yang berasal dari Cina dan memiliki nama asli Jiaozi.
Jiao memiliki arti tanduk, karena bentuk dari gyoza yang menyerupai tanduk (Purwoko &
Ekawatiningsih, 2021).

Gyoza terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kulit yang terbuat dari tepung terigu dan
bagian isi yang terbuat dari potongan kol, daun bawang dan daging. Kulit gyoza terbuat
dari adonan terigu yang dicampur dengan air panas dan dibuat lembaran bulat sedangkan
Isian gyoza terbuat dari daging cincang, potongan kol, dau bawang dan bumbu cair lalu
diaduk hingga tercampur rata. Secara umum terdapat tiga jenis Gyoza yang beredar
dipasaran, antara lain : Yaki Gyoza, Sui Gyoza dan Age Gyoza. Yaki Gyoza adalah gyoza
yang diolah dengan cara pan-seared dan steaming. Sui Gyoza adalah gyoza yang diolah
dengan cara direbus. Age Gyoza adalah gyoza yang diolah dengan cara digoreng (william
& rinawati, 2020)

Gyoza merupakan makanan yang sehat karena memiliki kandungan, protein, vitamin
dan mineral yang terdapat pada isian, serta energi dan karbohidrat pada bagian kulitnya
(Permatasari, 2017). Selain itu Gyoza dapat diinovasi dengan mensubstitusi atau
mengganti isinya dengan menggunakan bahan pangan lokal atau bahan yang memiliki
kandungan gizi tinggi yang jarang digunakan.

2.2 Ikan Bandeng

Ikan bandeng merupakan salah satu ikan konsumsi yang hidup tersebar di daerah
tropik Indo Pasifik dan daerah penyebarannya di Asia meliputi perairan sekitar Myanmar,
Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Indonesia merupakan daerah penyebaran
bandeng yang telah diketahui meliputi perairan pantai timur Sumatera, utara Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara. Ikan bandeng termasuk

3
jenis ikan ekonomis penting karena permintaan pasokan domestik yang cukup tinggi di
samping kandungan gizinya yang tinggi. Disamping itu bandeng juga telah menjadi
komoditas yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi terutama di daerah Jawa dan
Sulawesi Selatan, sehingga meningkatkan kontribusi cukup besar bagi peningkatan gizi
masyarakat. (vatria, 2010)

Berdasarkan Tabel Komposisi Bahan Pangan Indonesia, berikut tabel kandungan


gizi ikan bandeng per 100 gram :

Energi 123 Kal


Protein 20 gr
Lemak 4,8 gr
Vitamin A 45 mcg
Kalsium 20 gr

Ikan bandeng mengandung protein tinggi sebesar 20-24%, asam amino, vitamin, dan
mineral. Olahan ikan bandeng sangat bermacam macam. Salah satu yang paling terkenal
adalah olahan ikan bandeng presto, karena ikan bandeng termasuk dalam ikan dengan duri
yang banyak. Olahan ikan bandeng sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena
memiliki protein yang tinggi, harga terjangkau, dan mudah didapatkan. Produk olahan
tentunya tidak terbatas pada olahan ikan yang berupa bentuk ikan, tetapi juga produk
olahan berbasis ikan yang mempunyai kandungan cukup tinggi. Salah satu penyebab
rendahnya tingkat konsumsi ikan adalah tingkat kepraktisan ketika mengkonsumsi ikan.
Oleh karena itu, perlu usaha diversifikasi produk olahan hasil perikanan. (Sugito,
Prahutama, Tarno, & Hoyyi, 2019)

Menurut Saparianto (2009), dalam 100 gram ikan bandeng mengandung 129 kkal
energi, 20 gram protein, 4.8 gram lemak, 150 mgram fosfor, 20 mgram kalsium, 2 mgram
zat besi dan 150 SI vitamin A serta 0.05 mgram vitamin B1. Kandungan Omega 3 dalam
ikan bandeng melebihi kandungan omega pada ikan salmon sebesar 2.6%,, pada tuna
0,2%, dan pada ikan sarden sebesar 3.9%

2.3 Gyoza Ikan Bandeng

Gyoza Ikan Bandeng merupakan produk inovasi gyoza dengan substitusi Ikan
Bandeng sebagai isian. Keunggulan dari gyoza ini yaitu memiliki kandungan gizi yang

4
beraneka ragam terutama tinggi protein hewani. Tujuan lain dikembangkannya produk ini
juga untuk meningkatkan angka konsumsi ikan di masyarakat dan memenuhi kebutuhan
gizi terutama pada kalangan remaja. Produk Gyoza Ikan Bandeng diharapkan bisa
membantu program Gerakan Masyarakat Makan Ikan (GEMARIKAN) yang dicanangkan
oleh pemerintah dengan menggunakan bahan pangan lokal yaitu ikan bandeng. Remaja
dengan kondisi Kurang Energi Kronik (KEK) harus memperbaiki asupan dan status gizi
sehingga nantinya akan meminimalisir menjadi ibu yang melahirkan bayi stunting.

Apabila pada umumnya ikan bandeng sering dikonsumsi menjadi oleh-oleh Bandeng
Presto atau jenis makanan kuliner berkuah pedas asam. Gyoza Ikan bandeng hadir dengan
inovasi kaya protein, serat, dan vitamin dari campuran ikan bandeng, daging ayam, wortel,
dan daun bawang. Isian gyoza mempunyai tekstur yang juicy dengan isian padat mengisi
kulit gyoza yang memiliki kesan estetika karena warnanya yang menarik dari perpaduan
berbagai macam campuran dari protein hewani dan sayur. Ikan bandeng dipilih karena
jenis ikan ini mudah ditemukan dan harganya relatif ekonomis. Jika di negara Cina,
pangsit umumnya direbus namun di Jepang gyoza lebih populer disajikan dengan cara
dipanggang sehingga menghasilkan kulit yang renyah. Oleh karena itu, gyoza ini
merupakan camilan favorit diharapkan dapat menjadi cemilan kesukaan generasi milenial
yang memiliki harga ekonomis, rasa yang enak, dan menyehatkan bagi tubuh.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Bahan
Bahan baku produk utama pengembangan usaha yang digunakan adalah Ikan
Bandeng dan daging ayam. Sebagai penunjang ada beberapa bahan lainnya yaitu telur,
wortel, dan daun bawang.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada sistem produksi ini adalah timbangan digital, sendok,
mangkuk stainless, pisau, spatula, solet, baskom adonan, gelas ukur, kertas roti, gilingan
mie, sarung tangan plastik, dandang, serta kompor.
3.3 Prosedur Pembuatan
(terlampir)
3.4 Proses Produksi
❖ Pra-produksi
Kegiatan yang dilakukan dalam proses pra - produksi adalah :
1. Melakukan analisis pasar yang sekiranya dapat dijangkau oleh tim dari segi
tenaga produksi, biaya produksi, maupun sasaran produksi.
2. Menentukan standar resep, bahan baku, dan mencoba membuat produk.
3. Mencoba resep hingga mendapatkan standar resep yang sesuai untuk dijual
dengan mutu produk yang terbaik.
4. Menguji ketahanan produk dan membuat ketetapan mutu produk yang akan
dihasilkan.
5. Menghitung biaya bahan baku yang digunakan dan menentukan harga jual.
6. Menetapkan kuantitas produk yang akan dibuat dengan konsep pemesanan
(Pre-Order)
❖ Produksi
Kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi adalah :
1. Membuat produk dengan jumlah yang disesuaikan pada rencana atau sesuai
pemesanan (Pre-Order)
2. Pada proses produksi melaksanakan sesuai dengan prosedur pembuatan yang
mengedepankan prinsip aman dan higienis untuk menunjang mutu produk
“Ban’oz” agar konsumen merasa puas dengan produk yang dihasilkan

6
3. Pada akhir tahap produksi melaksanakan quality control pada produk sebelum
memasuki tahap pengemasan
4. Melakukan laporan keuangan berdasarkan pengeluaran dan pemasukan selama
proses produksi, dengan disusun sedemikian rupa agar mempermudah proses
produksi selanjutnya.
3.5 Pengemasan dan Pelabelan Produk
Pengemasan produk dipilih yang dapat menjaga kualitas dan higienitas, khususnya
memperpanjang umur simpan. produk ini dikemas dengan menggunakan plastik
polypropylene yang tertutup rapat sehingga terhindar dari paparan udara luar. dan dapat
menjaga kualitas mutu produk gyoza sehingga dapat menambah umur simpan gyoza.
Kemasan berukuran 17,3 cm x 3 cm atau setara dengan 500 ml
pelabelan produk produk ini digunakannya identitas dari produk tersebut. Tujuan
dari diselenggarakannya pembuatan label agar memudahkan konsumen mengetahui
tentang expired date, cara penyimpanan, dan petunjuk cara pengolahan.
3.6 Analisis Usaha
1. Profil Konsumen
Sasaran konsumen untuk produk ini adalah masyarakat Kota Semarang dan
Kabupaten Semarang yang pada umumnya adalah remaja, pelajar, dan kalangan
anak muda yang menyukai makanan kekinian.
2. Potensi dan segmentasi
Pasar segmen yang dibidik adalah remaja yang jarang mengkonsumsi sumber
makanan protein yang beragama khususnya protein hewani dan remaja yang
memiliki status gizi kurang atau mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) yang
ditujukan untuk memperbaiki kualitas asupan dan status gizi yang dapat
mempengaruhi kedepannya agar meminimalisir melahirkan bayi yang tumbuh
dengan stunting.
3. Pesaing dan Peluang Pasar Pesaing
Pesaing dari produk ini adalah kompetitor yang menjual produk serupa. Pada
produk ini memiliki sasaran yang jelas untuk dituju, memiliki inovasi bahan baku
yang digunakan, memiliki pembeda dari produk serupa yaitu keunggulan zat gizi
yang dapat memenuhi kebutuhan protein.
3.7 Teknik Pemasaran
Teknik pemasaran dibuat agar pemasaran produk “Ban’oz” dapat berjalan dengan
lancar dan mudah dikenal oleh masyarakat. Strategi pemasaran tersebut adalah 4P, yaitu :
7
1. Produk (Product)
“Ban’oz” merupakan salah satu produk cemilan dengan keunggulan nilai gizi
tinggi protein. Cemilan gyoza yang kami produksi memanfaatkan bahan pangan
lokal yaitu ikan bandeng sebagai bahan baku. Ikan bandeng sebagai bahan baku
isian dari gyoza dengan campuran dari daging ayam, ikan bandeng, wortel, dan
daun bawang.
2. Harga (Price)
Harga dari produk “Ban’oz” yaitu Rp20.000,00 dengan isi 8 buah gyoza per
kemasannya.
3. Promosi (Promotion)
Promosi produk “Ban’oz” dilakukan dengan cara sistem pre-order yang dapat
dipesan melalui beberapa kontak person atau melalui direct message akun
instagram Ban’oz yang bernama @banoz.idn
4. Tempat (Place)
Tempat pemasaran produk ini adalah di area Kampus Poltekkes Kemenkes
Semarang (Kampus 3), area Tembalang dan Banyumanik.
TEMPAT DITAMBAH LINK GOOGLE MAPS SAMA SCREENSHOOTAN
GOOGLE MAPSNYA YAA (DHEA)
3.8 Tahapan Pekerjaan
1. Strength
Kekuatan pada produk adalah menggunakan bahan pangan lokal unggulan
Kota Semarang yaitu ikan bandeng, produk merupakan produk frozen food yang
memiliki daya simpan yang cukup lama.
2. Weakness
Kelemahan pada produk ini yaitu harga bahan baku dari produk yang naik
turun di pasaran, sehingga harus memilih supplier yang tepat agar dapat selalu
menjaga kualitas bahan baku yang mempengaruhi kualitas produk juga.
3. Opportunity
Kesempatan yang dapat diambil adalah modifikasi dari produk yang digemari
oleh banyak kalangan masyarakat yang disebut makananan kekinian ini. Makanan
seperti dimsum, wonton, maupun gyoza sangatlah diminati oleh masyarakat saat
ini.
4. Threats

8
Ancaman dari produk ini adalah banyaknya kompetitor yang menjual macam
produk yang sama.

9
BAB IV
POTENSI HASIL IMPLEMENTASI

Produk gyoza yang berbahan dasar ikan bandeng ini diharapkan dapat meningkatkan
potensi konsumsi ikan di masyarakat. Selain olahan gyoza lainnya yang sudah banyak
beredar di masayarat. Kelompok kami melihat adanya potensii lain dari segi ekonomi
dalam peningkatan SDA dan SDM dari komoditas ikan bandeng di daerah kota Semarang
Jawa Tengah. Banyaknya makanan oleh-oleh ikan bandeng presto di Semarang diharapkan
dengan adanya gyoza ikan bandeng ini dapat menambah varian makanan olahan dari ikan
bandeng.
Dalam pembuatan produk inovasi fungsional menggunakan ikan bandeng
dikarenakan ikan bandeng mengandung kandungan gizi yang beragam terutama protein
dan omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Ikan bandeng memiliki manfaat yaitu
menjaga kesehatan jantung, mencegah anemia dan memperkuat daya tahan tubuh.
Selain ikan bandeng yang menjadi bahan dasar pembuatan gyoza ini merupakan
salah satu makanan Jepang yang sedang hits dimasyarakat terutama diremaja dan pecinta
makanan Jepang, terlebih dengan inovasi substitusi ikan bandeng didalamnya. Inovasi
gyoza ini diharapkan dapat menambah varian makanan dengan tinggi protein dengan
adanya ikan bandeng dan ayam didalem gyoza dengan kemasan yang frozen food
diharapkan mampu bersaing dengan gyoza jenis lainnya, sehingga mampu meraih pangsa
pasar yang luas, sehingga dapat semakin memajukan SDM para supllier ikan bandeng.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan produk gyoza ikan bandeng ini menjadi salah satu ide yang dapat
menjadi peluang usaha di masa depan, terlebih lagi produk kekinia ini memiliki cita
rasa dan daya tarik khas tersendiri yang beda dari produk serupa sebelumnya.
2. Berdasarkan analisa, produk ini di dapatkan harga produk sebesar Rp. 14.081,25
3. Pemasaran di lakukan dengan dua cara yaitu online dan offline, online melalui
berbagai media sosial seperti Instagram, Whatsapp, dan e-commerce, sedangkan
secara offline di lakukan dengan penjualan melalui event care free day.
5.2 Rekomendasi
Produk ini sangat direkomendasikan untuk menjadi camilan sehat bergizi dikala
zaman yang makin membludak jenis makanan frozen food, apalagi produk gyoza ikan
bandeng memiliki kandungan protein yang dapat memenuhi kebutuhan asupan protein
harian. Produk gyoza ikan banding ini di hadirkan untuk mampu mengenalkan ikan
bandeng ke masyarakat lokat maupun masyarakat luar negeri. Harapannya ikan bandeng
mampu dikenal lebih luar lagi oleh berbagai kalangan. Terlebih lagi gyoza ikan bandeng
ini mengandung protein dan omega-3 yang tinggi.
Sedangkan dalam sisi peluang usaha juga sangat jelas keuntungan atau profit yang
dapat diambil dari usaha ini, dengan bahan yang murah dan mudah dijangkau, Produk ini
mampu bersaing dengan gyoza lainnya. Sehingga kedepannya peluang emasini dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuj menungjang ekonomi. Hanya saja perlu di lakukan
perkembangan mulai dari segi rasa, varian ukuran produk, serta lebih banyak mengadakan
promo spesial untuk lebih menunjang penjualan produk.

11
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, Nabillah Eka., Adi, Anis Catur. (2018). DAYA TERIMA DAN
KANDUNGAN GIZI (ENERGI, PROTEIN) GYOZA YANG DISUBSTITUSI
KEONG SAWAH (PILA AMPULLACEA) DAN PUREE KELOR (MORINGA
OLEIFERA). Media Gizi Indonesia, Vol.13, No.1. 62-70

Purwoko, r. a., & Ekawatiningsih, p. (2021). INOVASI PRODUK GYOZA TEPUNG


UMBI SUWEG SEBAGAI PEMANFAATAN. Prosiding Pendidikan Teknik Boga
Busana, 2.

Saparianto, C. 2009. Bandeng Tanpa Duri dan Cara Pengolahannya. Semarang: Dahara
Prize

Sugito, Prahutama, A., Tarno, & Hoyyi, A. (2019). Diversifikasi Olahan Ikan Bandeng
oleh UKM Primadona dalam Program Pengabdian IbPE 2016-2018. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat, 101.

Vatria, b. (2010). Pengolahan Ikan Bandeng (Chanos-Chanos) Tanpa Duri. Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Rekayasa, 18.

William, d., & Rinawati, w. (2020). Pemanfaatan Ikan Tuna pada Pembuatan Gyoza Tuna
untuk Meningkatkan Angka Konsumsi Ikan di Masyarakat. Prosiding Pendidikan
Teknik Boga Busana, 2.

12
BAB VII
LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowchart Pembuatan Produk

13
Lampiran 2. Gambar Kemasan Produk
GAMBAR KEMASAN PRODUK READY TO EAT SAMA FROZEN DIMASUKIN,
SCRENSHOOTAN ISI BARCODE DIMASUKIN (THALITA)

Lampiran 3. Strategi Pemasaran Produk


- WHATSAPP BAN’OZ

14
- LINK PEMESANAN
https://wa.me/message/F3KVQZXQLRYVA1

- POSTER PO 1 DAN CLOSE PO

15
- POSTER PO 2 DAN CLOSE PO 2

16
17
Lampiran 4. Analisis Ekonomi Usaha Produk “Ban’Oz”
BISA DICEK PERHITUNGANNYA LARAS TULIS YANG TERJUAL 15 PAK FROZEN DAN 40 PAK READY TO EAT, MINTA
TOLONG DIKOREKSI SAMA YANG BEP WAKTU AKU BELUM YAKIN (FADEL)
1. Modal
a. Fix Cost

N
Nama Biaya Total/Bulan Spesifikasi
o
1 Gaji Pegawai Rp1.000.000,00 2 Pegawai
Biaya Penyusutan
Alat Harga Beli Umur Pakai (bulan) Nilai Residu
alat/Bulan
Kompor Rp 350.000 60 Rp 50.000,00 Rp5.000,00
Tabung gas Rp 100.000,00 60 Rp 50.000,00 Rp833,33
Regulator Gas dan Selang Rp 150.000,00 12 Rp 10.000,00 Rp11.666,67
Cooper Rp 800.000,00 12 Rp 50.000,00 Rp62.500,00
Penggiling Kulit Rp 500.000,00 12 Rp 50.000,00 Rp37.500,00
Alat vakum Rp 500.000,00 12 Rp 50.000,00 Rp37.500,00
Panci Kukus Rp 100.000,00 6 Rp - Rp16.666,67
2
Teflon + tutup (1) Rp 60.000,00 6 Rp - Rp10.000,00
Parutan (1 bh) Rp 25.000,00 12 Rp - Rp2.083,33
Baskom (4 bh) Rp 100.000,00 12 Rp - Rp8.333,33
Solet (2 bh) Rp 50.000,00 12 Rp - Rp4.166,67
Capitan Rp 20.000,00 12 Rp - Rp1.666,67
Spatula Rp 10.000,00 6 Rp - Rp1.666,67
Pisau Rp 50.000,00 12 Rp - Rp4.166,67
Talenan Rp 25.000,00 12 Rp - Rp2.083,33
Total Biaya Penyusutan Alat Per Bulan Rp200.000,00

1
3 Dana Kuota (Admin) Rp50.000,00
4 Transport Rp150.000,00 4 kali COD
Jumlah Rp1.400.000,00

b. Variable Cost

Harga/
No Nama Item Jumlah Bahan Satuan Sataun Harga Total Keterangan
1 Tepung Terigu 6 bks Rp13.000,00 Rp78.000,00 1 bks = 50 lbr
2 Daging Ayam 3,2 kg Rp50.000,00 Rp160.000,00
3 Ikan Bandeng 8 kg Rp45.000,00 Rp360.000,00
4 Wortel 4 ons Rp4.000,00 Rp16.000,00
5 Daun bawang 1 ons Rp3.000,00 Rp3.000,00
6 Tepung maizena 2 ons Rp5.000,00 Rp10.000,00 Maizenaku (100 gr)
7 Telur 8 btr Rp2.000,00 Rp16.000,00
8 Minyak wijen 4 btl Rp8.500,00 Rp34.000,00 wijen abc (195 ml)
9 Jahe parut 1 gr Rp1.000,00 Rp1.000,00
10 Saos tiram 1,5 btl Rp11.000,00 Rp16.500,00 Royco saos tiram (135 ml)
11 Lada bubuk 8 sachet Rp1.000,00 Rp8.000,00 Ladaku
12 garam 2 sdm Rp1.000,00 Rp2.000,00
13 Kaldu ayam bubuk 8 sachet Rp1.000,00 Rp8.000,00 Royco
14 Cabai bubuk 1 pak Rp19.000,00 Rp19.000,00 Boncabe Sachet (40 gr)
15 Kecap asin 1 btl Rp4.500,00 Rp4.500,00 Kecap Asin ABC 135 ml
16 kecap manis 1 pak Rp3.000,00 Rp3.000,00 Kecap Bango Sachet (10 ml)= 1000
17 bawang putih bubuk 4 sachet Rp500,00 Rp2.000,00
18 Kemasan Ready to eat 80 pcs Rp700,00 Rp56.000,00
Kemasan vakum 40 pcs Rp700,00 Rp28.000,00
19 kemasan saos 1 pak Rp7.500,00 Rp7.500,00
20 Label Kemasan 80 lbr Rp500,00 Rp40.000,00

2
21 Gas 2 bh Rp20.000,00 Rp40.000,00
Jumlah (1 Bulan) Rp912.500,00
Biaya Produksi Produk/Pcs (1
Bln) Rp1.425,78 640 pcs/Bulan

c. Biaya Total

No Total Biaya
1 Biaya Tetap (Fix Cost) Rp1.400.000,00
2 Biaya Variabel (Variable Cost) Rp912.500,00
Total Rp2.312.500,00

2. Harga Jual Ready To Eat (80 Pak/bulan)


1 Pak = 4 Pcs
a. Margin
(Harga jual−Harga perolehan)
Margin ¿
Harga Jual
(Rp 3000−Rp 1430)
Margin ¿
Rp 3000
(Rp 1570)
Margin ¿
Rp 3000
Margin ¿ 52 ,3 %

b. Markup Pricing
Harga Jual ¿ Modal+(Modal × Persentase Margin)

3
Harga Jual ¿ Rp 1430+(Rp 1430 ×52 ,3 % )
Harga Jual ¿ Rp 14.801+ Rp 4.168
harga
Harga Jual ¿ Rp 2177 , 89(Minimal )
pcs
Harga Jual ¿ Rp 12.000/ Pak (1 pak berisi12 pcs)

3. Harga Jual Frozen (40 Pak/bulan)


1 Pak = 8 Pcs
c. Margin
(Harga jual−Harga perolehan)
Margin ¿
Harga Jual
(Rp 2500−Rp 1430)
Margin ¿
Rp 3000
(Rp 1070)
Margin ¿
Rp 3000
Margin ¿ 35 , 6 %

d. Markup Pricing
Harga Jual ¿ Modal+(Modal × Persentase Margin)
Harga Jual ¿ Rp 1430+(Rp 1430 ×35 , 6 %)
Harga Jual ¿ Rp 14.801+ Rp 509 , 08
harga
Harga Jual ¿ Rp 1939 ,08 (Minimal )
pcs

4
Harga Jual ¿ Rp 20.000/ Pak (1 pak berisi20 pcs)

4. Total Pendapatan
Keterangan
Waktu : 1 minggu
Sistem : 2 kali Open PO
No Keterangan Jumlah (pak) Jumlah (pcs) Harga Jual Pendapatan
Laba Kotor Ready to Eat 15 pak 120 Rp 20.000 300.000
1 Laba Kotor Frozen food 40 pak 160 Rp 12.000 480.000
TOTAL Rp 780.000
2 Modal 280 Rp 1430 Rp 400.400
Laba Bersih Rp 379.600
5
5. BEP
a. BEP Unit
FC Rp 1.000.000 Rp 700.000
1. Read to eat ¿ = = =445 pcs (112 pak)
P−VC Rp 3000−Rp 1430 Rp 1570
FC Rp 1.000.000 Rp 700.000
2. Frozen food ¿ = = =654 pcs (80 pak)
P−VC Rp 2500−Rp 1430 Rp 1070
b. BEP Rupiah
FC Rp 1.000..000 Rp 700.000
¿ = = =Rp1.338 .432
1. Ready to eat VC Rp 1430 0,523 5
1− 1−
P Rp 3000

5
FC Rp 1.000..000 Rp 700.000
¿ = = =Rp1.647 .058
2. Frozen food VC Rp 1430 0,425
1− 1−
P Rp 2500
c. BEP Waktu
BEP Unit 112
1. Ready to eat ¿ = =1 , 4
Total Produksi /bulan 80
BEP Unit 80
2. Frozen food ¿ = =2
Total Produksi /bulan 40

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan modal selama kurang lebih 2 bulan
6. Revenue Cost Ratio (R/C)
Total Penerimaan Rp780.000
R/C Ratio ¿ = =1,948
Biaya Produksi Rp 400.400
Nilai R/C Ratio Produk “Ban’Oz” mencapai 1,948 Hal ini menunjukan bahwa usaha “Ban’Oz” ini dapat dikatakan layak

6
Lampiran 5. Business Model Canvas

Key Partners Key Activities Value Proposition Customer Relationships Customer Segments
 Supplier: Penjual Ikan  Persiapan  Ban’Oz hadir sebagai produk  Testimoni beberapa konsumen  Para remaja dan
Bndeng, Distributor  Produksi jajanan kekinian yang  Konten medsos (Instagram) dewasa muda
Kulit Gyoza mengadopsi bahan pangan dengan nama akun khususnya serta
 Promosi
 Relationship : lokal yaitu ikan bandeng @banoz.idn. masyarakat pada
Penyelenggara Care Free  Pemasaran untuk memperkaya umumnya yang
 Monitoring evaluasi  Open Pre-Order melalui poster
Day Guna Perizinan, kandungan protein di menyukai makanan
yang dibagikan melalui akun
Influencer lokal hingga  Mempertahankan Branding dalamnya, dengan inovasi kekinian dan unik,
social media
nasional Ban’Oz Sebagai Inovasi Gyoza berupa Gyoza Ikan Bandeng, namun memiliki rasa
dengan isian Ikan lokal yaitu produk ini diharapkan  Sistem COD (Cash On Delivery) yag lezat
 Alliance : Marketplace
Ikan Bandeng. memiliki daya simpan yang  Promo hari besar seperti  Semua kalangan
online penghubung
tinggi sehingga mampu kemerdekaan dan diskon masyarakat yang aktif
konsumen dan
menjangkau konsumen baik bulanan seperti 9.9, 10.10, bersosial media
produsen
skala nasional maupun dst.
Key Resources internasional dengan Channel
 Penjual Ikan Bandeng dan menyediakan versi frozen  Penggunaan sosial media
distributor Kulit Gyoza food gyoza dan pan-fried (Instagram dan TikTok), guna
sebagai pemasok bahan baku gyoza. kepentingan endorsement
 Tim HACCP guna  Harga yang terjangkau  E-Commerce (Shopee)
pengawasan mutu produk dapat menjadikan
 Ahli makanan untuk produk ini sebagai
menciptakan varian baru jajanan favorit yang
 Para pegawai mengenyangkan dan
bergizi.
 Akun sosial media yang
aktif

Cost Structure
Revenue Streams :
 Biaya bahan baku
 Biaya distribusi, promosi, pemasaran, dan kemasan  Modal: Pitching Investor
 Biaya pengadaan dan maintenance alat  Pendapatan utama : Profit hasil penjualan
 Gaji tim atau karyawan
 Biaya sewa Bangunan / Toko
 Biaya Listrik
 Biaya administrasi dan admin
 Biaya Transport
17
Lampiran 6. Riview Kepuasan Konsumen
DOKUMENTASI TESTIMONI KONSUMEN, DARI FORMULIR YANG DIBUAT, LINKNYA
DICANTUMKAN HASILNYA JUGA(TIARA)

Lampiran 7. Dokumentasi Distribusi Produk


DOKUMENTASI DISTRIBUSI PRODUK PO 1 DAN PO 2 (DHEA)

17

Anda mungkin juga menyukai