Disusun Oleh
M0414008
SURAKARTA
2017
I
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
M0414008
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Ridho-
Nya penulis bisa menyelesaikan kegiatan mata kuliah Kegiatan Magang Mahasiswa
(KMM) dan penulisan laporan yang berjudul “Probiotik Serbuk Dari Lactobacillus
plantarum TSD-10 Untuk Pakan Ternak Sapi dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil Kegiatan Magang Mahasiswa yang telah
Penulis
III
DAFTAR ISI
C. TUJUAN ............................................................................................. 3
D. MANFAAT .......................................................................................... 3
B. PROBIOTIK ....................................................................................... 9
IV
B. ALAT DAN BAHAN .......................................................................... 16
A. KESIMPULAN ................................................................................... 46
B. SARAN ............................................................................................... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Tabel sel dari Inokulum L. plantarum TSD-10 pada media optimasi
........................................................................................................... 35
Tabel 3. Jumlah Sel L. plantarum TSD-10 hasil TPC pada Sample Probiotik
Serbuk ........................................................................................... 36
V
Ketahanan ..................................................................................... 39
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 10. Plot permukaan respon ketahanan pada SBM dan CaCO3 . 44
GAMBAR 11. Plot permukaan respon ketahanan pada Zeolit dan CaCO3 44
GAMBAR 12. Plot permukaan respon ketahanan pada Zeolit dan SBM .... 44
DAFTAR LAMPIRAN
VI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mendesak untuk dicarikan jalan keluarnya. Pada saat ini penyediaan pakan secara
kontinyu baik kuantitatip maupun kualitatip masih merupakan masalah serius yang
dihadapi oleh peternak sapi perah. Hal ini antara lain disebabkan penyediaan
hijauan pakan ternak yang berkualitas baik sulit didapatkan (khususnya musim
kemarau). Selain itu peningkatan produksi hijauan juga masih dibatasi oleh
bertambah dan perluasan lahan untuk tanaman pangan. Untuk memperoleh ransum
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan gizinya, tambahan pakan konsentrat
yang merupakan pakan relatif berkualitas tinggi sudah umum dipraktekkan oleh
peternak sapi perah. Disamping itu pemberian feed additive seperti hormon dan
antibiotik juga sudah sering diterapkan namun hasilnya kurang memuaskan baik
yang menempel di produk ternak (Muktiani dkk., 2004). Salah satu feed additive
yang sekarang sedang populer dalam peningkatan produksi dan kesehatan ternak
1
Streptococcus faecium. Lactobacillus merupakan salah satu genus bakteri asam
laktat yang paling banyak dijumpai pada saluran gastro intestinal baik pada
dengan bentuk cair yang di produksi oleh Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI,
dengan bakteri asam laktat yang digunakan yaitu Lactobacillus plantarum TSD-10
koleksi Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI yang diperoleh dari isolasi feses sapi
mikroorganisme yang ada dalam probiotik tidak mampu bertahan dalam jangka
waktu lama, proses distribusi produk ke luar pulau mengalami kesulitan dan mudah
dalam produk mampu bertahan dalam jangka panjang dan pendistribusian produk
probiotik dalam pakan dapat meningkatkan produktivitas sapi pedaging dan sapi
2
perah (Primacitraet.al. 2014). Penelitian ini memiliki tujuan untuk menciptakan
Metode yang digunakan untuk optimasi media kali ini yaitu response
dalam respon yang dipengaruhi oleh beberapa variabel dengan menggunakan teknik
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan magang mahasasiswa ini adalah
untuk menciptakan suatu produk probiotik dari L.plantarum TSD-10 sebagai pakan
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan magang mahasiswa antara lain
dapat terciptanya suatu produk probiotik serbuk dari L.plantarum TSD-10 sebagai
pakan aditif ternak sapi perah yang diharapkan mampu memperbaiki kualitas dan
3
BAB II PROFIL INSTITUSI MITRA
pada tanggal 13 Januari 1986 berdasarkan Kepres RI No.1 tahun 1986 dan berada
Pada bulan April 1993, Puslit Bioteknologi LIPI masih berada dalam satu
bangunan dengan Puslitbang Biologi LIPI Bogor, yaitu di Gedung Kusnoto yang
SK Menteri Riset dan Teknologi. Pada tahun 2001 sesuai SK Kepala LIPI No.
Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014 pasal 143, Pusat
4
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian di bidang
bioteknologi
Pusat penelitian bioteknologi LIPI memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
dunia yang mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, makmur, cerdas,
kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang humanis, maka LIPI menetapkan visi tahun 2015-2019 sebagai
berikut:
Misi :
5
4. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui aktivitas ilmiah.
utama laboratorium serta kebun plasma nutfah dan hewan. Peralatan utama
Kapasitas.
Kebun Plasma Nutfah dikelola oleh Sub Bidang Plasma Nutfah. Koleksi
tanaman buah-buahan yang ada di kebun plasma nutfah antara lain adalah Jambu
tanaman buah-buahan ada juga koleksi tanaman bukan tanaman buah, antara lain
ada Talas, Melinjo, Jati, Pisang, dan Garut.Koleksi hewannya ada Sapi dan Kerbau
belang.
Terapeutik Protein & Vaksin, Biologi Molekuler Kesehatan dan Diagnostik, Biak
Sel & Jaringan Tanaman, Reproduksi, Pemuliaan dan Kultur Sel Hewan, Genetika
6
Protein, Kimia Bahan Alam, Rekayasa Protein dan Pengembangan Sistem
7
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sapi Perah
Sapi perah adalah suatu jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk
menghasilkan susu. Terdapat beberapa bangsa sapi perah yaitu Ayrshire, Guernsey,
Jersey dan Friesian Holstein (FH) (Blakely dan Bade, 1995). Sapi-sapi perah di
Indonesia dewasa ini pada umumnya adalah sapi perah bangsa FH import dan
turunannya. Kemampuan berproduksi susu dari sapi FH bisa mencapai 5984 kg tiap
laktasi dengan kadar lemak susu rata-rata 3,7%, standar bobot badan pada sapi
betina dewasa 650 kg, sedangkan pada sapi jantan dewasa 700-900 kg (Syarief dan
anatara lain warnanya hitam berbelang putih, kepala berbentuk panjang, lebar dan
lurus, tanduk relatif pendek dan melengkung ke depan, temperamen tenang dan
usaha yang tetap karena fluktuasi harga sedikit, produksi dan konsumsi tidak begitu
berfluktuasi, sapi perah termasuk hewan yang efisien dalam mengubah pakan
8
menjadi susu, jaminan pendapatan yang tetap, tenaga kerja yang tetap dan tidak
musiman, kotorannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk, pedet jantan dijual untuk
sapi potong dan pedet betina bisa dipelihara hingga dewasa dan menghasilkan susu
dalam usaha peternakan sapi perah adalah peternak harus dapat menggabungkan
kemampuan tata laksana yang baik dengan menentukan lokasi peternakan yang
yang tepat, tanah yang subur untuk tanaman hijauan makanan ternak, dan
B. Probiotik
Istilah probiotik pertama kali diperkenalkan oleh Perker pada tahun 1974,
Probiotik merupakan suatu produk yang mengandung satu atau berbagai macam
mikroorganisme yang berfungsi sebagai pecerna serat dalam pakan dan dapat
berinteraksi positif dengan mikroba rumen ternak target (Ngadiyono et al., 2001).
Pada kondisi in vivo, derajat keasaman cairan rumen ditentukan oleh kualitas
9
2009). Probiotik umumnya dari golongan bakteri asam laktat (BAL), khususnya
Probiotik sebagai mikroba hidup atau sporanya yang dapat hidup atau
berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya baik secara langsung
pencernaan ternak, berakibat meningkatnya daya cerna bahan pakan dan menjaga
meningkatnya ketersediaan lemak dan protein bagi ternak, disamping itu probiotik
makrofag terhadap beberapa spesies bakteri yang berbeda. Hal ini dapat
disebabkan oleh absorbs antigen atau translokasi bakteri probiotik melalui dinding
(bahan penyebab kanker) dari tubuh dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
10
4. Kemampuannya memproduksi asam laktat dan asam asetat di usus dapat
radang usus dan menekan bakteri patogen lainnya, serta mengurangi penyerapan
tersebut.
Bakteri Asam Laktat adalah Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok
bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan
atau berbentuk rantai, tidak bergerak, tidak berspora, anaerob fakultatif, bersifat
Bakteri Asam Laktat yang menghasilkan dua molekul asam laktat dari
dan satu molekul etanol serta satu molekul karbon dioksida dikenal dalam
11
D. Lactobacillus plantarum
batang yang tampak biru atau ungu setelah mengalami pewarnaan Gram seperti
optimal lebih rendah dari 37°C (Frazier dan Westhoff, 1988). Lactobacillus
plantarum berbentuk batang (0,5-1,5 s/d 1,0-10 µm) dan tidak bergerak (non
motil). Bakteri tersebut memiliki sifat katalase negatif, aerob atau fakultatif
nitrat, toleran terhadap asam, dan mampu memproduksi asam laktat. Dalam
putih opaque, conveks, dan dikenal sebagai bakteri pembentuk asam laktat
12
dapat ditemukan dalam banyak lingkungan, dan aplikasi yang luas, misalnya
sebagai starter konvensional di sayur dan daging dalam proses fermentasi; sebagai
probiotik untuk manusia dan hewan dan akhir-akhir ini sebagai pengiriman
senyawa yang lebih sederhana dengan hasil akhirnya yaitu asam laktat. Menurut
Buckle et al. (1985), asam laktat dapat menghasilkan pH yang rendah pada
adalah strain dari Lacobacillus plantarum yang merupakan BAL (Bakteri Asam
dan tujuan akhirnya adalah untuk mengoptimalkan respon. Ide dasar metode ini
nilai optimal dari suatu respon. Metode ini pertama kali diajukan sejak tahun
13
1951 dan sampai saat ini telah banyak dimanfaatkan baik dalam dunia penelitian
Metode ini memerlukan data yang tidak terlalu banyak, sehingga kondisi
optimum respon dapat diperoleh dengan waktu yang tidak terlalu lama dan biaya
yang minimum (Nuryati dan Salimy, 2008). Metode RSM dapat dipergunakan
untuk mencari suatu fungsi pendekatan yang cocok untuk meramalkan respon
yang akan datang, serta menentukan nilai-nilai dari variabel bebas yang
(Kurniati, 2015).
Kelebihan dari metode RSM yaitu proses penapisan yang cepat, dan dapat
proses variabilitas, serta mengurangi waktu dan biaya. Response surface method
secara luas digunakan untuk mempelajari pengaruh dari beberapa variabel untuk
14
fenillaktik dari Lactobacillus sp. SK007 (Mu, 2008), optimasi formula media
method juga telah berhasil diterapkan dalam pengembangan media kultur biaya
15
BAB IV. PROGRAM KERJA
1. Alat
Erlenmayer 300 ml
Neraca Analitik
Spatula
Kertas Timbang
Magnetic stirrer
Autoklaf
Kertas
Karet gelang
Spidol
Erlenmayer 300ml
Neraca Analitik
Spatula
Kertas Timbang
16
Magnetic stirrer
Cutton Plug
Autoklaf
Kertas
Karet gelang
Spidol
Erlenmayer 300ml
Neraca Analitik
Spatula
Magnetic stirrer
Autoklaf
Kertas
Karet gelang
Spidol
Erlenmayer
Micropipet P1-100µl
Bunchen Burner
Spryer alcohol
Corning 30 ml
Inkubator bakteri
17
Cawan petri besar
Pipet steril 10 ml
Spatula
Botol jam
Oven vakum
Serbet
Nampan
Spidol
e. Probiotik Serbuk
Neraca analitik
Kamar UV
Spatula
Botol jam
Kertas timbang
Plastik seal
Kertas timbang
Spidol
Kulkas
Botol corning 15 ml
Dispenser
Wadah corning
18
Cawan petri disposable
Mikropipet P100-1000µl
Vortex
Spidol
Inkubator bakteri
Seal
Bunchen burner
Alat tulis
2. Bahan
Aquades : 150 ml
19
Kertas timbang : secukupnya
Aquades : 250 ml
ml
Alkohol 70%
Cutton Plug
20
Tabel 1. Desain Formulasi Probiotik Serbuk
1 10 15 10 20
2 30 15 10 20
3 10 45 10 20
4 30 45 10 20
5 10 15 30 20
6 30 15 30 20
7 10 45 30 20
8 30 45 30 20
9 10 15 10 60
10 30 15 10 60
11 10 45 10 60
12 30 45 10 60
13 10 15 30 60
14 30 15 30 60
15 10 45 30 60
16 30 45 30 60
17 0 30 20 40
18 40 30 20 40
19 20 0 20 40
20 20 60 20 40
21
21 20 30 0 40
22 20 30 40 40
23 20 30 20 0
24 20 30 20 80
25 20 30 20 40
26 20 30 20 40
27 20 30 20 40
28 20 30 20 40
29 20 30 20 40
30 20 30 20 40
e. Probiotik serbuk
Sample probiotik
Alkohol 70%
Kertas timbang
Air
Tissue
Air pengencer
Alkohol 70%
Seal
22
C. CARA KERJA
Blue tips
pembuatannya adalah :
MRS agar
23
gram dan CaCO3 sebanyak 0,25 gram dengan 250 ml akuades.
disterilisasi.
petri yang berukuran besar sesuai dengan nomor formulasi dan nomor
petri. Sedangkan bahan Soy Bean Meal (SBM), Amilum teknis, dan
cawan petri.
B. Prosedur Pembuatan
ml)
24
ml sebanyak dua corning dengan cara, kultur L. plantarum (TSD-
ml)
serbuk
25
masukkan ke dalam ovenvacum dengan suhu 40° C selama 24
2. Probiotik Serbuk
26
yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam air pengencer yang telah
disiapkan. Sisa probiotik dimasukkan dalam plastik klip dan diberi tanda.
10-8 . Kemudian hasil pengenceran 10-8, 10-7, 10-7, 10-6 dan 10-5 diambil
sebanyak 200 µl dan dimasukkan dalam petri disposible yang telah diberi
angka 8 dan ditunggu hingga agar memadat untuk dapat di seal semua
dengan metode manual, yaitu koloni yang tumbuh dihitung dengan cara
koloni – 300 koloni dan bebas sprider. Apabila jumlah koloni yang
terhitng melebihi 300 koloni maka dinyatakan TBUD atau tidak bisa
berikut :
[( ) ( )] ( )
27
Keterangan :
dihitung;
D. ANALISIS HASIL
28
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
formulasi untuk produk probiotik serbuk dari L. plantarum TSD-10 yang dibuat
dengan komposisi bahan berupa Amilum teknis, Soy Bean Meal (SBM), Zeolite
dan CaCO3. Komposisi bahan ini dibuat dengan 30 macam design dengan
formulasi yang berbeda pada 30 cawan petri. Tujuan dari kegiatan adalah untuk
menumukan design dengan formulasi bahan yang tepat guna terciptanya probiotik
serbuk. Setiap bahan yang digunakan memiiliki manfaat yang berbeda pada tubuh
sapi perah.
yang terikat dalam bentuk karbonat (CaCO3) (UPK dan UPL Kab.
Agam, 2003). CaCO3 berperan sebagai sumber mineral yaitu kalsium dan
29
Gambar 3. CaCO3 atau Tepung Batu Kapur
b. Zeolite
unsur utama yang terdiridari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca,
K dan Na, dengan rumus umum (La Alb Sic O2.nH2O) dimana L adalah
logam. Sifat umum dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan
dekade terakhir ini, baik sebagai campuran ransum atau pakan ternak,
30
3. Mereduksi penyakit pada hewan ruminensia yang disebabkan oleh
pencernaan
kandang
Gambar 4. Zeolite
makanan dan juga pengolahan limbah atau kotoran sapi. Karna produk
maka fungsi zeolit ini diharapkan mampu bertindak sebagai buffer atau
pertukaran ion dengan ion hidrogen. Karna bertindak sebagai buffer atau
31
c. Amilum Teknis
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Dalam jumlah
jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun dan umbi. Pati
merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering
menjadi baik dalam hal mutu untuk meningkatkan jumlah susu yang
dihasilkan sapi.
32
d. Soy Bean Meal (SBM)
> 50% digunakan dalam diet diberi makan kepada unggas, dan 26%
asam amino
kandungan fosfor
33
Bahan- bahan yang digunakan pada formulasi probiotik serbuk ini berguna
sebagai matrix pengikat sel bakteri atau sebagai media agar L. plantarum
dalam pembuatan media optimasi berupa dextrose, molase, mineral mix, protein
diterima oleh masyarakat luas khususnya para peternak sapi perah. Semua bahan
penyimpanan media optimasi dalam inkubator bakteri selama 24 jam agar bakteri
34
mikrobia. Tingkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan
populasi bakteri atau mikrobia. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran
yang lebih rendah sample yang diduga lebih banyak meunjukkan hasil uji positif
(adanya pertumbuhan mikrobia) dan pada pengenceran lebih tinggi sample yang
diduga lebih sedikit menunjukkan hasil uji negatif (tidak ada pertumbuhan
mikrobia) . Air pengencer yang digunakan pada kegiatan ini adalah 9 ml dalam
corning setiap air pengencer yang sudah diberi sample, dihomogenkan dan
pengenceran 9x. Berikut data jumlah sel dari inokulsum L. plantarum TSD-10
Tabel 2. Jumlah sel dari Inokulum L. plantarum TSD-10 pada media optimasi
media optimasi
-5 -6 -7 -8
1456 159 34 25
1264 178 27 24
pada media optimasi didapatkan total CFU inokulum 12,25 x 109. Nilai tersebut
35
Tabel 3. Jumlah Sel L. plantarum TSD-10 hasil TPC pada Sample
Probiotik Serbuk
Pengenceran
No.
-4 -5 -6 -7 -7 -8
2 460 212 72 20 21 9
6 TBUD 307 39 12 8 8
9 TBUD 203 87 36 42 31
11 TBUD 270 40 8 7 2
12 286 69 30 11 1 4
36
17 TBUD TBUD 242 72 86 31
18 560 268 37 21 30 7
19 67 11 1 1 1 21
20 TBUD 367 80 13 13 0
26 TBUD 167 95 53 36 27
27 TBUD 174 39 20 28 11
28 TBUD 540 70 26 23 13
30 TBUD 253 74 30 35 67
Keterangan:
Count (TPC) yaitu dengan menghitung bakteri yang membentuk zona bening
pada MRS agar. Zona bening yang terbentuk terlihat pada cawan petri. MRS
agar merupakan media spesifik bagi pertumbuhan bakteri asam laktat (BAL).
37
bakteri asam laktat yang menyebabkan pH media menjadi netral. Terbentuknya
Pada Tabel 3 jumlah sel L. plantarum TSD-10 hasil TPC pada sample
probiotik serbuk, dapat dilihat jumlah sel bakteri yang tumbuh berbeda pada
masing-masing sample. Jumlah sel bakteri yang paling banyak tumbuh pada
sample nomor 24, yaitu sebesar 12,788 X 109 CFU/mL. Jumlah tersebut
X 109 sel.
yang dibagi dengan jumlah sel inokulum. Artinya nilai tersebut merupakan
pada sample nomor 1 dengan formulasi bahan 0,5 gram amilum teknis, 0,75
CaCO3, 0,5 SBM dan 1 gram zeolit dengan nilai CFU 3,94 CFU/ml, memiliki
ketahanan 32,163%. Ketahanan yang paling tinggi persenan pada design ini
adalah pada sample nomor 4 dengan formulasi bahan 1,5 gram amilum teknis,
2,25 gram CacO3, 0,5 gram SBM dan 1 gram Zeolit yaitu 44,055 % . Sedangkan
ketahanan yang paling rendah persenan pada design nomor 11 dengan formulasi
bahan 0,5 gram amilum teknis, 2,25 gram CaCO3, 0,5 gram SBM dan 3 gram
38
Tabel 4. Jumlah Sel L. plantarum pada Sample dan Nilai Persentase Ketahanan
Amilum
CaCO3 CGM Zeolit x 109 Ketahanan
Std teknis Ketahanan
(gram) (gram) (gram) (CFU/ml) (%)
(gram)
39
1,5 2,25 1,5 3 9,08 0,985 98,534
16
Keterangan :
40
D. METODE CCD RSM
(Lack of Fit) dan ringkasan model secara statistika (Model Summary Statistics).
Model yang terpilih untuk menjelaskan respon (jumlah sel bakteri CFU/mL)
Sum of P-value
Source df Mean Square F Value Keterangan
Squares Prob > F
Tidak
Model
10399,61877 14 742,8299 1,273449 0.3234 signifikan
41
CD 1053,929847 1 1053,93 1,806774 0.1989
Tidak
Lack of Fit
5754,477242 10 575,4477 0,96057 0.5548 Signifikan
dengan probability (prob>F) tidak signifikan terhadap respon (jumlah sel bakteri),
artinya model tidak dapat diterima untuk melihat perkiraan pengaruh setiap
peubah dan interaksi faktor independen dengan respon. Hasil yang diperoleh pada
Tabel 5 menunjukkan data lack of fit yang tidak signifikan dengan nilai p
(prob>F) lebih dari taraf nyata α 0.05, artinya model yang diperoleh memiliki
42
Design-Ex pert® Sof tware
Ketahanan
104.388
5.30612
X1 = A: Amilum 76
X2 = B: CaCO3
40.5
22.75
45.00 30.00
37.50 25.00
30.00 20.00
22.50 15.00
B: CaCO3 A : A milum
15.00 10.00
Ketahanan
104.388
5.30612
X1 = A: Amilum 105
X2 = D: Zeolit
57.5
33.75
10
60.00 30.00
50.00 25.00
40.00 20.00
30.00 15.00
D: Zeolit A: Amilum
20.00 10.00
Ketahanan
104.388
5.30612
X1 = A: Amilum 76
X2 = C: SBM
Actual Factors 60
B: CaCO3 = 30.00
D: Zeolit = 40.00
Ketahanan
44
28
12
30.00 30.00
25.00 25.00
20.00 20.00
15.00 15.00
C: SBM A : A milum
10.00 10.00
43
Design-Expert® Sof tware
Ketahanan
104.388
5.30612
X1 = B: CaCO3 76
X2 = C: SBM
22.75
30.00 45.00
25.00 37.50
20.00 30.00
15.00 22.50
C: SBM B: CaCO3
10.00 15.00
Gambar 10. Plot permukaan respon ketahanan pada SBM dan CaCO3
Ketahanan
104.388
5.30612
X1 = B: CaCO3 110
X2 = D: Zeolit
55
27.5
60.00 45.00
50.00 37.50
40.00 30.00
30.00 22.50
D: Zeolit B: CaCO3
20.00 15.00
Gambar 11. Plot permukaan respon ketahanan pada Zeolit dan CaCO3
Ketahanan
104.388
5.30612
X1 = C: SBM 105
X2 = D: Zeolit
57.5
33.75
10
60.00 30.00
50.00 25.00
40.00 20.00
30.00 15.00
D: Zeolit C: SBM
20.00 10.00
Gambar 12. Plot permukaan respon ketahanan pada Zeolit dan SBM
44
Hasil grafik dari percobaan divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi
dari response surface yang menunjukkan hubungan antara dua faktor yang
surface plots tiga dimensi dan contour menggambarkan jumlah sel L. plantarum
yang dihasilkan pada percobaan. Warna biru menggambarkan jumlah sel bakteri
yang sangat rendah. Sedangkan warna hijau mewakili jumlah bakteri menengah-
rendah.
Setelah melihat plot permukaan respon dari design yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil Anova dengan selang kepercayaan 95% dan nilai alfa 5%
model atau design ini tidak signifikan, sehingga perlu dilakukan pengulangan
45
BAB VI. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bakteri L. plantarum TSD-10 merupakan strain dari bakteri asam laktat yang
merupakan koleksi Pusat Bioteknologi, LIPI yang diisolasi dari feses sapi
dermaga
asam laktat diperlihatkan dengan adanya zona bening disekitar koloni bakteri
B. SARAN
desaign formulasi yang digunakan pada kegiatan magang mahasiswa ini tidak
tepat atau tidak signifikan. Amilum teknis digunakan pada komposisi ini mebuat
desaign probiotik tidak cepat kering dikarenakan amilum teknis menggumpal saat
di autoklaf.
46
DAFTAR PUSTAKA
Bas D, Boyoci IH. 2007. Modeling and optimatization I: usability of respon surface
Blakely, J. dan Bade, D.H. 1995. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah Mada
Claus, E. P., Tyler, V. E., and Brady, L. R., 1970, Pharmacognosy. 6th edition. Lea-
Febiger, USA.
Delgado, A., D. Brito, P. Fevereiro, C. Peres, and J.F. Marques. 2001. Antimicrobial
204.
47
Live Lactic Acid Bacteria. Amerian Córdoba Park Hotel, Córdoba,
Argentina.
FAO/WHO. 2002. Joint FAO/WHO Working Group Report on Drafting Guidelines for
Kompiang, I .P. 2002. Pengaruh Ragi Saccharomyces cerevisiae dan Ragi Laut Sebagai
Muktiani, A., Fajar Wahyono dan Sutrisno. 2004. Sintesis Probiotik Bermineral Untuk
UNDIP. Semarang.
48
Ngadiyono, N., H. Hartadi, Winugroho, M. D. D. Siswansyah, S. Nurdinahmad. 2001.
Nuryati dan Salimy D. 2008. Metode permukaan respon dan aplikasinya pada
teknologi nuklir; 2008 Agustus 6-7; Serpong, Indonesia. Serpong (ID): Pusat
Pollung H. Siagian. 2005. Penggunaan Zeolit dalam Bidang Peternakan. Jurnal Zeolit
Prabowo, H.S. 2006. Susu Berkualitas Untuk Produk Berkualitas. Makalah disajikan
pada Seminar Healthy Milk for Body and Money diselenggarakan Fakultas
September.
plantarum dan Lactobacillus sp pada media MRS cair. Jurnal Teknologi dan
Protein dan Aktivitas enzim Burung Puyuh. Jurnal Ternak Tropika. 15 (1) :
74-79.
Ray B. 2004. Fundamental Food Microbiology. Third Edition. New York: CRC Press.
49
Reddy G, Altaf MD, Naveena BJ, Venkateshwar M, and Kumar EV. 2008. Amylolytic
34.
Risyahadi ST. 2009. Optimasi formula media pertumbuhan isolat bakteri SCG 1223
Pertanian Bogor.
Rohmatussolihat. 2013. Seleksi bakteri asam laktat penghasil senyawa antikapang dan
Siregar, S.B. 1993. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisis Usaha.
Sudono, A., R.R. Fina dan B. Setyawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Pustaka, Jakarta.
50
Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi Masa Depan Penuh Kecerahan Di Dalam
Trinetta V, Rollini M, Manzoni M. 2008. Development of a low cost culture medim for
Unit Kesehatan dan Pemantauan (UPK dan UPL) Kabupaten Agam. 2003. Upaya
golongan C: Usaha pertambangan batu kapur (lime stone) CV. Bukit Raya
Wahju, Juju. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University PresYogyakarta.
Bulletin. 34 : 340–373
51
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Bapak, dan Adik yang
semangat untuk melaksanakan KMM ini, Ibu Siti Lusi Arum Dosen Pembimbing
dan kesediaan yang telah diberikan kepada saya untuk melaksanakan Kegiatan
diLIPI antra lain : Prista, Ivon, Virnanda, Almy, Ajeng, Rhisma,Widha, Hasna,
Ayu, Lucky, Abi, Ibrahim, Stefanus, Okky, Irmay, Deel, Aini, Kavita. Teman-
52
LAMPIRAN FOTO
LIPI
53
Inokulasi bakteri L. Inokulasi bakteri ke media Inokulasi
plantarum ke MRS Optimasi L.plantarum ke
Broth petri design
54
Disimpan diinkubator 2 x 24
jam Setelah 2 x 24 jam
55