Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

EBES (BEST BIOPRESERVATIF): BIOASSAY DENDROCIN DALAM


REBUNG PADA LIMA VARIETAS BAMBU DI JAWA SEBAGAI SOLUSI
ALTERNATIF BIOPRESERVATIF DAGING AYAM

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Putri Nur Arrufitasari 125090101111012 Angkatan 2012


Noviana Dwi Lestari 125090107111013 Angkatan 2012
Novaria Syilfira Faradise 125090107111018 Angkatan 2012
Novarisa Shefira Hidayati 125100107111039 Angkatan 2012
Oktavian Zulfiky 135090200111037 Angkatan 2013

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vi
RINGKASAN ............................................................................................ vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ............................................................................... 2
1.5 Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rebung ......................................................................................................... 2
2.2 Daging Ayam ............................................................................................... 3
2.3 Mikroorganisme Pembusuk Daging Ayam .................................................. 4
2.4 Pengawetan Daging Ayam ........................................................................... 5
2.5 Dendrocin ..................................................................................................... 6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 6
3.2 Isolasi Dendrocin .......................................................................................... 6
3.3 Bioassay Dendrocin pada Isolat Mikroba Pembusuk Daging Ayam ............ 7
3.4 Bioassay Dendrocin pada Pengawetan Daging Ayam .................................. 7
3.5 Indikator Pencapaian Target ......................................................................... 8
3.6 Analisis Data ................................................................................................. 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................ 9
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Permodelan Dendrocin Berdasarkan Template Osmotin .................................... 6

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Pencapaian Target................................................................ 8


Tabel 2. Rekapitulasi biaya................................................................................ 9
Tabel 3. Jadwal kegiatan.................................................................................... 9

v
DAFTAR LAMPIRAN

Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing......................................... viii


Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................................... xxi
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............................. xxiv
Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................................. xxv

vi
RINGKASAN

Daging ayam memberikan sumbangan penting dalam memenuhi


kebutuhan protein hewani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014)
konsumsi daging ayam mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu
konsumsi karkas per kapita meningkat menjadi 8,6 kg/kapita pada tahun 2013 dan
9,97 kg/kapita pada tahun 2014. Daging ayam tidak dapat disimpan dalam waktu
lama, sehingga mudah membusuk. Umumnya daging ayam diawetkan dalam
freezer untuk memperpanjang masa penyimpanan. Namun metode ini masih
kurang efektif karena hanya mampu mengawetkan dalam beberapa hari saja,
sehingga ada beberapa kalangan yang menggunakan bahan pengawet kimia
berbahaya, seperti boraks dan formalin. Penggunaan bahan pengawet kimia
berbahaya menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Solusi alternatif sangat
dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan pengawetan daging ayam yang efisien
dalam mempertahankan keamanan pangan. Salah satu bahan alternatif alami
dalam pengawetan daging adalah dendrocin. Rebung memiliki potensi kandungan
senyawa protein turunan yang disebut dendrocin. Dendrocin bersifat antibakteri
dan antijamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari variasi kandungan
dendrocin dari lima varietas rebung bambu, mempelajari potensi dendrocin
sebagai antimikroba pembusuk daging ayam, dan mempelajari potensi dendrocin
sebagai biopreservatif daging ayam. Tiga bakteri utama pembusuk daging ayam
yaitu Escherichia coli, Pseudomonas sp. dan Salmonella sp., sedangkan tiga
jamur pembusuk daging ayam yaitu Penicillium sp., Monilia sp. dan
Cladosporium sp. Penelitian ini menggunakan lima varietas rebung yang paling
umum ditemukan di Jawa, yaitu Bambusa vulgaris, Bambusa arundinacea,
Bambusa polymorpha, Gigantochloa apus, dan Dendrocalamus giganteus.
Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi presipitasi dendrocin
dan pengukuran konsentrasi. Dendrocin diuji efikasinya terhadap bakteri dan
jamur pembusuk daging ayam dengan metode paper disc berdasarkan rancangan
acak lengkap dengan tiga ulangan percobaan. Dendrocin dari rebung yang paling
efektif ditentukan konsentrasi hambat minimalnya, kemudian dilanjutkan uji
untuk pengawetan daging ayam. Parameter kualitas daging ayam ditentukan
secara mikrobiologis dan organoleptis. Data parameter mikrobiologis dianalisis
ragam untuk mengetahui konsentrasi efektif dendrocin untuk pengawetan daging
ayam.

vii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Flora Indonesia beragam jumlahnya dan mempunyai potensi yang cukup
besar sebagai penghasil bahan nabati, salah satunya adalah tanaman bambu.
Berbagai jenis tanaman bambu banyak dijumpai di Indonesia, seperti Bambusa
vulgaris, Bambusa arundinacea, Bambusa polymorpha, Gigantochloa apus,
Dendrocalamus giganteus. Pemanfaatan dan pengelolaan bambu kurang sesuai
dengan prinsip pemanfaatan yang berkesinambungan dan lestari, serta kurangnya
perhatian pada jenis-jenis bambu yang kurang bernilai, baik dari segi ekonomi,
ekologi maupun medis. Padahal semua bagian bambu mulai dari akar, batang,
daun, dan kelopak dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Tidak
terkecuali pada bagian tunas bambu (rebung) (Widjaja, 1997).
Rebung memiliki potensi kandungan seyawa protein turunan yang disebut
protein dendrocin. Dendrocin merupakan komponen terpenting dalam konstitusi
kimia bambu yang menyediakan resistensi antibakteri dan antijamur. Tunas
bambu (rebung) bertanggungjawab pada sifat antibakteri, yaitu adanya 2.6-
bimethoxy-p-benzoquinone (Stepleton, 2008). Komponen pengawet atau
antimikroba adalah suatu komponen yang bersifat menghambat pertumbuhan
bakteri atau kapang (bakteristatik atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau
kapang (bakterisidal atau fungisidal). Dendrocin mampu merusak aktivitas
ribonuklease jamur dengan cepat, sehingga sangat efektif digunakan dalam
pengawetan bahan makanan (Fujimura et al., 2005).
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan pendapatan per kapita
penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan makanan. Daging ayam
memberikan sumbangan penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014), konsumsi daging ayam mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu konsumsi karkas per kapita meningkat
menjadi 8,6 kg/kapita pada tahun 2013 dan 9,97 kg/kapita pada tahun 2014.
Ketersediaan nutrisi yang tinggi dalam daging ayam merupakan media
pertumbuhan yang baik bagi mikroba perusak (spoilage) juga patogen, khususnya
bakteri Escherichia coli, Salmonella sp. dan Pseudomonas sp, serta jamur
Cladosporium sp., Monilia sp. dan Penicillium sp. Keberadaan mikroba tersebut
dapat menyebabkan intoksikasi dan infeksi yang erat kaitannya dengan keamanan
pangan (Departemen Pertanian, 2004).
Umumnya, daging ayam diawetkan dalam freezer untuk memperpanjang
masa penyimpanan. Namun metode ini masih kurang efektif karena hanya mampu
mengawetkan dalam beberapa hari saja, sehingga ada beberapa kalangan yang
menggunakan bahan pengawet kimia berbahaya, seperti boraks dan formalin.
Penggunaan bahan pengawet kimia berbahaya jelas akan mempengaruhi
kesehatan (Anggraeni, 2012). Solusi alternatif sangat dibutuhkan untuk mengatasi
permasalahan pengawetan daging ayam yang efisien dalam mempertahankan
keamanan pangan. Berdasarkan berbagai informasi penting tersebut, maka
2

dilakukan penelitian pemurnian dan bioassay protein dendrocin dalam rebung dari
beberapa varietas bambu di Indonesia untuk mendapatkan konsentrasi terbaik
yang diaplikasikan sebagai biopreservatif atau pengawet alami daging ayam.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis bambu apakah yang memiliki kandungan dendrocin tertinggi?
2. Bagaimanakah potensi dendrocin sebagai antimikroba pembusuk daging ayam?
3. Berapakah kadar dendrocin paling efektif untuk biopreservatif daging ayam?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui variasi kandungan dendrocin dari lima varietas rebung bambu
2. Mengetahui potensi dendrocin sebagai antimikroba pembusuk daging ayam.
3. Mengetahui potensi dendrocin sebagai biopreservatif daging ayam.
1.4 Urgensi Penelitian
Adapun urgensi penelitian ini adalah untuk mendapatkan kadar dendrocin
yang paling efektif dalam pengawetan daging ayam dari lima varietas bambu di
jawa. Selain itu juga untuk meningkatkan nilai guna rebung yang melimpah, dan
metode pengawetan daging ayam yang murah, tahan lama dan ramah lingkungan.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Artikel Ilmiah.
2. Paten
3. Biopreservatif daging ayam terbaik
1.6 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan kandungan dendrocin tertinggi yang efektif dalam biopreservatif
daging ayam yang murah, tahan lama dan ramah lingkungan.
2. Potensi pemanfaatan dendrocin dari beberapa varietas bambu yang melimpah
di Jawa dapat dioptimalkan.
3. Salah satu solusi inovatif untuk meningkatkan nilai guna rebung yang belum
dimanfaatkan secara maksimal.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Rebung Bambu
Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Bambu tersebar luas di seluruh kawasan nusantara. Pemanfaatan
bambu di Indonesia telah berlangsung cukup lama dan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat desa. Hal tersebut dapat dilihat dari bangunan rumah yang
hampir semuanya menggunakan bahan dari bambu. Pemanfaatan bambu yang lain
digunakan sebagai kerajinan tangan, dan tunas bambunya (rebung) biasa
digunakan untuk bahan sayuran. Kandungan gizinya cukup memadai sebagai
sumber mineral dan vitamin. Bahkan rebung memiliki potensi tersembunyi berupa
3

dendrocin yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet daging (Berlian dan
Estu, 1995).
Rebung merupakan bagian dari bambu yang masih muda dan tumbuh di
bagian pangkal rumpun, biasanya dipenuhi oleh glugut (rambut bambu).
(Handoko, 2003). Studi yang dilakukan China Agriculture University
mengemukakan bahwa dalam rebung terdapat dendrocin, yaitu sejenis protein
yang dapat menghentikan pertumbuhan jamur dan bakteri pada makanan dengan
cara merusak aktivitas ribonukleus mikroba tersebut (Lam, 2000). Berbagai jenis
rebung banyak dijumpai tumbuh di Indonesia. Adapun jenis-jenisnya yang paling
banyak di temukan di Jawa adalah adalah Bambusa vulgaris, Bambusa
arundinacea, Bambusa polymorpha, Gigantochloa apus, Dendrocalamus
giganteus (Widjaja, 1997).

2.2 Daging Ayam


Daging ayam salah satu protein hewani yang tidak dapat disimpan dalam
waktu lama sehingga mudah membusuk. Umumnya masyarakat maupun
pedagang ayam mengawetkan makanan di dalam freezer. Namun metode ini
masih kurang efektif karena penyimpanan di dalam freezer hanya mampu
mengawetkan makanan dalam beberapa hari saja. Bahkan yang marak terjadi
sekarang banyak pedagang ayam menggunakan cara-cara sangat tidak etis dan
tidak layak dalam mengawetkan daging ayam, yakni dengan menggunakan bahan
kimia berbahaya seperti boraks dan formalin di pasar tradisional. Penggunaan
bahan pengawet kimia berbahaya jelas akan memengaruhi kesehatan bahkan
lambat laun akan menjadi permasalahan yang serius seperti timbulnya berbagai
penyakit (Yuanisa, 2005).
Menurut Direktoral Jenderal Bina Produksi Peternakan (2002), terdapat
beberapa faktor yang dapat dijadikan pedoman untuk memilih daging segar antara
lain:
1. Warna
Warna daging adalah salah satu kriteria penilaian mutu daging yang dapat
dinilai langsung. Warna daging ayam segar yang baik adalah warna merah cerah.
Warna daging ayam yang baru dipotong yang belum terkena udara adalah warna
merah-keunguan, jika telah terkena udara selama kurang lebih 15-30 menit akan
berubah menjadi warna merah cerah. Warna merah cerah tersebut akan berubah
menjadi merah-coklat atau coklat jika daging dibiarkan lama terkena udara.
2. Bau
Bau daging segar tidak berbau masam atau busuk. Bau daging dipengaruhi
oleh jenis hewan, pakan, umur daging, jenis kelamin, lemak, lama waktu, dan
kondisi penyimpanan. Kebusukan atau kerusakan daging ditandai oleh
terbentuknya senyawa-senyawa berbau busuk seperti amonia, H2S, indol, dan
amin, yang merupakan hasil pemecahan protein oleh mikroba (Kastanya, 2009).
4

3. Tekstur
Daging ayam segar bertekstur kenyal, padat dan tidak kaku, bila ditekan
dengan tangan, bekas pijatan kembali ke bentuk semula. Daging yang tidak baik
ditandai dengan tekstur yang lunak dan bila ditekan mudah hancur.
4. Kenampakan
Daging segar tidak berlendir, tidak terasa lengket di tangan dan terasa
kebasahannya. Daging yang busuk sebaliknya berlendir dan terasa lengket di
tangan. Selain itu permukaan daging berwarna kusam, kotor dan terdapat noda
merah, hitam, biru, putih kehijauan akibat kegiatan mikroba.

2.3 Mikroba Pembusuk Daging Ayam


Menurut Yuanisa (2005) mengatakan bahwa pembusukan merupakan
proses mikrobiologis, kimiawi atau enzimatik, atau kombinasi dari ketiganya.
Menurut Winarno (1980) pembusukan bahan pangan atau daging dapat
disebabkan oleh pertumbuhan atau aktivitas mikroba (bakteri, khamir, kapang),
aktivitas enzim dalam bahan pangan, serangga parasit atau tikus, suhu pemanasan
dan pendinginan, kelembaban udara, sinar serta jangka waktu penyimpanan.
Frazier dan Westhoff (1978) menambahkan bahwa kelemahan daging ayam
merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri.
Dilaporkan oleh Ayres et al. (1980) bahwa pada jumlah bakteri penyebab
pembusukan sudah mencapai lebih dari 10 juta/cm2 maka mulai tercium bau
busuk. Tanda-tanda ini diikuti oleh permukaan yang berair pada daging ayam.
Cairan tersebut akan menjadi putih atau krem dan terakhir menjadi lendir.
Ertiningsih (1993) menyatakan bahwa telah ditemukan lebih dari 300 jenis
mikroba yang berhasil diisolasi dari daging yang mengalami pembusukan, lebih
dari 100 adalah bakteri asam laktat, kurang dari 100 mikrobakteria, 70 biakan
jamur dan 40 biakan mikrokoki. Sebagian besar bakteri akan berkembang optimal
pada pH 7 dan akan dihambat perkembangannya pada lingkungan dengan pH
kurang dari 4 dan lebih dari 9 (Lawrie, 2003).
Berdasarkan beberapa penelitian menyatakan bahwa genus yang
mendominasi pembusukan daging adalah Pseudomonas, Flavobacterium,
Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, dan Lactobacillus (Jay, 1978).
Ditambahkan oleh Jensen (1987) bahwa daging ayam normal disimpan pada suhu
kamar dengan penanganan kurang baik ditemukan mikroba kelompok psikotrofik
dan mesofilik. Kapang yang sering ditemukan pada permukaan daging adalah
Cladosporium, Sporotrichum, Penicillium, dan Monilia. Khamir yang ditemukan
adalah Debaryomyces dan Trichospora (Frazier dan Westhoff, 1978).

2.4 Pengawetan Daging Ayam


Pengawetan adalah suatu teknik atau tindakan yang digunakan oleh
manusia pada bahan pangan sedemikian rupa, sehingga bahan tersebut tidak
mudah rusak. Bahan pangan dapat diawetkan dalam keadaan segar ataupun berupa
5

bahan olahan. Tujuan produsen makanan mengawetkan produknya, antara lain


karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak
(perishable). Dengan pengawetan, makanan dapat disimpan lebih lama, sehingga
menguntungkan pedagang. Bahan pengawet dibedakan menjadi dua yaitu bahan
pengawet alami dan bahan pengawet buatan. Bahan pengawet alami aman
digunakan dan tidak memiliki efek samping, sedangkan bahan pengawetan buatan
memanfaatkan bahan kimia tertentu yang apabila digunakan dalam jumlah banyak
dapat menyebabkan suatu penyakit (Cleveland et al., 2001).
Menurut EFSA (2013) kerusakan pada daging ayam disebabkan semakin
meningkatnya pertumbuhan mikroba, baik setelah proses pemotongan,
pengolahan, maupun pada saat penyimpanan. Adapun berbagai bahan pengawet
yang umum digunakan sebagai alternatif untuk mencegah kebusukan akibat
berkembangnya mikroba pada daging ayam yaitu formalin dan boraks. Formalin
sangat berbahaya bagi kesehatan karena bersifat racun, karsinogenik, mutagenik,
korosif, dan iritatif. Boraks merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak
dizinkan untuk digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Boraks berubah
menjadi natrium hidroksida dan asam borat di dalam air. Boraks ini sering
disalahgunakan untuk dicampur pada bahan makanan dan pengawetan daging.

2.5 Dendrocin
Dendrocin adalah kandungan protein yang dimiliki rebung dan dapat
menghentikan pertumbuhan mikroba dengan cara merusak aktivitas
ribonukleatnya. Dendocrin merupakan sebuah protein antifungal dan antibakteri
dengan berat molekul 20 kDa, berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan
miselium jamur pada Fusarium oxysporum, Botrytis cincerea, dan
Mycosphaerella arachidicola, serta penghambat pertumbuhan pada bakteri
Salmonella sp., Pseudomonas sp. dan Escherichia coli. Dendrocin dapat diisolasi
dari rebung segar. Berat molekulnya lebih rendah dibandingkan dengan protein
thaumatin yang tidak memiliki kegiatan ribonuklease yang ditemukan di beberapa
protein anti jamur (Wang, 2003).
Dendrocin termasuk protein spesifik yang terdapat di dalam rebung.
Mekanisme dendrocin menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yaitu dengan
merusak susunan ribonuklease dari mikroba. Ribonuklease adalah ribosomal RNA
bakteri yang berperan dalam proses sintesis protein, apabila sintesis protein tidak
terjadi maka pertumbuhan mikroorganisme akan terhambat, sehingga
mikroorganisme tersebut akan mati. Protein hasil sintesis protein ini mempunyai
peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional dari sel mikroba
(Stepleton, 2008).
Dendrocin berwujud seperti protein thaumatin yang ditunjukkan pada
squence dari residu ketujuh sampai keempat belas. Tidak seperti kebanyakan
protein thaumatin yang menunjukkan kesamaan squence satu sama lain secara
keseluruhan, yaitu melalui struktur protein molekulnya. Pada residu keempatbelas
6

dari dendrocin memperlihatkan kesamaan dengan protein thaumatin dari


Arabidopsis thaliana, Benincasa hispida dan Oryza sativa. Sebesar 20 % sampai
30 % hasil identifikasi pada squence N-terminal menunjukkan bahwa dendrocin
memiliki kesamaan dengan protein thaumatin. Dendrocin merupakan protein
terkecil jika diukur berdasarkan ukuran molekuler. Dendrocin 43 % lebih besar
dari protein antifungal pada Lyophyllum yang berasal dari jamur. Dendrocin
bekerja sebagai antimikroba melawan beberapa macam jamur, seperti Botrytis
cinerea dan Fusarium oxysporum. Potensi dendrocin dalam menghambat
pertumbuhan antimikroba lebih besar terhadap Fusarium oxysporum (Wang,
2003). Berdasarkan Swiss-Model (2014), struktur molekul dendrocin homolog
dengan sruktur molekul protein osmotin disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Permodelan dendrocin berdasarkan template osmotin


(Swiss-Model, 2014).

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium
Kimia, Universitas Brawijaya Malang. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 bulan.

3.2 Isolasi Dendrocin


Dendrocin diisolasi dari beberapa sampel rebung segar lima varietas
(Bambusa vulgaris, Bambusa arundinacea, Bambusa polymorpha, Gigantochloa
apus, Dendrocalamus giganteus) dengan menggunakan metode presipitasi atau
pengendapan Isolasi dilakukan dengan pengulangan tiga kali pada setiap jenis
rebung. Rebung dikupas kulitnya secara menyeluruh dan dibersihkan, kemudian
dipotong sebesar dadu dan ditimbang 250 gram. Rebung yang telah ditimbang
diblender, sehingga diperoleh pasta rebung, kemudian diekstrak. Ekstrak rebung
disaring menggunakan kertas whatman nomor 41. Hasil saringan ditambahkan
amonium sulfat dan disimpan pada suhu 4oC, selanjutnya didiamkan selama 2
jam. Hasil saringan dianalisa distribusi partikel dendrocin selama 24 jam
7

menggunakan PSA (Particle Size Analyzer). Efikasi dendrocin terhadap bakteri


dan jamur pembusuk daging ayam diuji dengan metode paper disc berdasarkan
rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan percobaan. Konsentrasi dendrocin di
ukur dengan analisis varian (ANOVA) (Stepleton, 2008).

3.3 Bioassay Dendrocin pada Isolat Mikroba Pembusuk Daging Ayam


Bioassay dendrocin pada bakteri dan jamur pembusuk daging ayam
dilakukan untuk mengetahui dendrocin memiliki efikasi dari beberapa varietas
rebung yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
Media kultur cair yang digunakan adalah media Natrium Broth (NB). Media
pertumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nutrient Agar (NA)
instan untuk bakteri dan media Potato Dextrose Agar (PDA) instan untuk jamur.
Preparasi kultur dilakukan dengan cara mikroba ditumbuhkan ke dalam media
kultur cair Natrium Broth (NB) untuk bakteri, dan Potato Dextrose Broth (PDB)
untuk jamur. Setelah dihomogenkan, diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam
tabung kedua. Media NB atau PDB yang homogen pada tabung kedua, diambil 1
ml dengan Optical Density (OD) yang sama kurang lebih 107 sel/ml.
Hasil suspensi kultur NB atau PDB 107 sel/ml dituang ke dalam cawan
petri yang telah berisi media pertumbuhan NA dan PDA. Kultur NB 107 sel/ml
dan media pertumbuhan dihomogenkan dengan menggunakan teknik pour plate,
yaitu teknik untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroba.
Teknik ini dilakukan dengan mencampurkan media agar yang masih cair dengan
stok kultur bakteri. Campuran media agar dan stok kultur bakteri didiamkan
hingga padat, kemudian media dibuat lubang atau sumuran dengan cork borer dan
diisi 50 ml suspensi dendrocin. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30 oC selama 24
jam untuk bakteri, dan 48 jam untuk jamur. Setelah diinkubasi, dilakukan
pengukuran terhadap diameter zona hambat (zona bening) yang terbentuk.
Semakin lebar diameter zona hambat, maka pertumbuhan mikroba semakin
sedikit. Dilakukan analisis data analisis varian (ANOVA) dari varietas rebung
terbaik, kemudian diuji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM).

3.4 Bioassay Dendrocin pada Pengawetan Daging Ayam


Kandungan dendrocin terbaik yang terpilih dari lima varietas rebung
dibagi menjadi beberapa konsentrasi, yaitu konsentrasi 10 %, 20 %, 30 %, 40 %,
50 %, 60 %, dan 70 %. Masing-masing konsentrasi dendrocin diberikan pada
daging ayam broiler segar dan disimpan pada suhu kamar selama 24 jam. Selama
proses penyimpanan, daging ayam segar diamati pada jam ke-0, 6, 12, 18, dan 24.
Hal tersebut dilakukan karena daging ayam broiler sangat cepat membusuk dalam
waktu kurang dari 24 jam. Pengamatan dilakukan secara organoleptik dan
mikrobiologis.
Sampel yang akan diuji adalah daging ayam broiler tanpa perlakuan
dendrocin dan daging ayam broiler dengan perlakuan dendrocin. Uji organoleptik
8

adalah cara menilai mutu suatu produk dengan menggunakan kepekaan alat indera
manusia, yaitu penglihatan dengan mata, penciuman dengan hidung, pencicipan
dengan rongga mulut, perabaan dengan ujung jari, dan pendengaran dengan
telinga. Namun pada penelitian ini, pengujian hanya dilakukan melalui warna,
tekstur dan aroma. Intensitas skala garis pada atribut warna, tekstur dan aroma
ditentukan dengan skala 1 sampai 10. Selang tersebut menunjukkan angka 1
merupakan nilai terendah dan angka 10 adalah nilai tertinggi.
Analisis mikrobiologis dilakukan menggunakan Total Plate Count (TPC)
dengan metode oles. Batang pengoles (swab) steril, yaitu batang lidi yang pada
bagian ujungnya dibungkus kapas, dioleskan pada permukaan sampel seluas 2 cm
x 2 cm dengan cara mengoles ke kiri dan ke kanan masing-masing sebanyak tiga
kali. Kemudian batang pengoles direndam di dalam 5 ml larutan pengencer,
diputar-putar dan diperas pada dinding tabung untuk melepaskan mikroba yang
melekat pada kapas pengoles (Purba dan Rusmarilin, 2006). Larutan sampel
diambil secara aseptis dan dibuat pengenceran hingga 107. Tiap-tiap pengenceran
yang dipilih, dipipet secara aseptis sebanyak 1 ml sampel untuk dimasukkan ke
dalam cawan petri steril secara duplo dan ditambahkan media agar Plate Count
Agar (PCA) steril sebanyak 5 ml sampai 10 ml. setelah media agar membeku,
cawan petri diinkubasikan dengan posisi terbalik pada inkubator bersuhu 37C
selama 48 jam. Perhitungan jumlah total mikroba dilakukan dengan menggunakan
Standard Plate Count (SPC), dengan rumus (Jay, 1978).

Jumlah koloni = x 5 ml x .............................................. (1)

3.5 Indikator Pencapaian Target


Tabel 1. Indikator Pencapaian Target
No. Kegiatan Luaran Pencapaian
1. Pembuatan media pertumbuhan Didapat media Na dan PDA
Isolasi dendrocin dari rebung Didapat kandungan dendrocin terbaik dari
2. bambu beberapa varietas bambu beberapa varietas bambu Jawa
Jawa
Bioassay dendrocin pada Isolat Terbentuk zona bening pada cawan petri
3.
Jamur dan Bakteri
Bioassay dendrocin pada Tidak ada bakteri dan jamur yang tumbuh,
4.
Pengawetan daging ayam daging tampak segar dan bertekstur kenyal

3.6 Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis dengan analisa varian (ANOVA), kemudian
perhitungan jumlah total mikroba dilakukan dengan menggunakan Standard Plate
Count (SPC).
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 2. Rekapitulasi biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya
Sewa laboratorium Mikrobiologi Dasar, sewa laboratorium Biokimia dan
1 Rp. 3.120.000
Analisa Pangan + alat FTP, inkubator, PSA
Isolat Jamur (Penicilium sp., Monilia sp., Cladosporium sp.), Isolat Bakteri
(Pseudomonas sp., Flavobacterium sp., Bacillus sp.), rebung, daging ayam,
amonium sulfat (NH3SO4), aquades, HCL, serbet, Nutrient Agar, Potato
2 Rp 4.370.000
dextrose agar, Plastik wrap, NaOH, kapas, kertas cokelat, kertas whatman
no.41, tisu, kertas label, gunting
tinta, penjilidan laporan, dokumentasi kegiatan, kertas A4 80 gram, spirtus
Perjalanan pengambilan rebung, perjalanan ke Nanotech Indonesia,
3 Rp 3.105.000
perjalanan ke toko bahan kimia, perjalanan ke pasar
4 Biaya komunikasi, publikasi jurnal penelitian, seminar hasil penelitian Rp 1.650.000
Jumlah Rp 12.245.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 3. Jadwal kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Konsultasi dosen pembimbing
3 Isolasi dendrocin
4 Bioassay dendrocin pada isolat jamur dan bakteri
5 Bioassay dendrocin pada pengawetan daging ayam
6 Analisis Data
7 Laporan Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni. 2012. Penggunaan Kitosan sebagai Pengawet Alami terhadap Mutu
Daging Ayam Segar selama Penyimpanan Suhu Ruang. IPB (Bogor
Agricultural University).
Ayres, J.C., J.O Mundt, dan W.E. Sandine. 1980. Microbiology of Foods. W.H.
Freemand and Company. San Francisco.
Badan Pusat Statistik. 2014. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia.
BPS. Jakarta.
Berlian, N. dan Estu Rahayu. 1995. Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Cleveland, J., Montville, T., Nes, I. F., dan M.L. Chikindas. 2001. Bacteriocins :
Safe Natural Antimikrobial For Food Preservation. International Journal
of Food microbial: 1-20.
10

Departemen Pertanian. 2004. Keamanan Pangan dalam Penyediaan Pangan Asal


Unggas. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. Direktorat Jenderal
Bina Produksi Peternakan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2002. Buku Statistik Peternakan.
Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.
EFSA (European Food Safety Authority), 2013. Scientific Opinion on the re-
evaluation of boric acid (E 284) and sodium tetraborate (borax) (E 285)
as food additives.EFSA Journal 2013;11(10):3407.
Ertiningsih, T. 1993. Perbandingan Karakteristik Karkas dari Ayam Pedaging, Ayam
Kareman, Ayam Afkir, dan Ayam Kampung. Skripsi, Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Frazier, W.C. dan D.C. Westhoff. 1978. Food Microbiology THM Ed. Tata McGraw
Hill Publishing Company Ltd. New Delhi.
Fujimura M, Ideguchi M, Minami Y, Watanabi K, Tadera K. 2005. Amino acid
sequence and antimicrobial activity of chitin binding peptides, Pp-AMP 1
and Pp-AMP2, from Japanese bamboo shoots (Phyllostachys pubescens).
Biosci Biotech Biochem 69:6425.
Handoko, A. 2003. Budi Daya Bambu Rebung. Kanisius. Yogyakarta.
Jay, J.M. 1978. Modern Food Microbiology. Second Edition. Van Nostrand Reinhold
Company. New York.
Jensen, Lloyd. 1987. Microbiology of Meats. Third Edition. The Garrard Press
Publisher. Illnois.
Lam,Y.W.,Wang,H.X.,T.B.Ng. 2000. A robust cysteine-deficient chitinase-like
antifungal protein from inner shoots of the edible chive Allium tuberosum,
Biochem. Biophys. Res. Commun. 279:7480.
Lawrie, R.A. 2003. Meat Science. Pergamon Press Oxford. London. Edinburg, New
York.
Purba, A. Dan H. Rusmarilin, 2006. Evaluasi Gizi dan pengolahan bahan pangan
pedoman praktikum.USU-Press. Medan.
Stepleton,C. 2008 Bamboo of Nepal an Illustrated Guide, Published by The
Royal Botanic Gardens, Kew.
Swiss-Model. 2014. Permodelan Dendrocin Berdasarkan Template Osmotin.
Wang H.X., NgT.B. 2003. Dendrocin, a di-stinctive antifungal protein from
bambu hoots, Biochemical and Biophysical Re- search Communications
Vol. 307 pp. 750755.
Widjaja, E. 1997. Konservasi jenis-jenis bambu di Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional Konservasi Flora Nusantara.Bogor: UPT Balai Pengembangan
Kebun Raya Bogor.
Winarno, F.G.1980. Kimia Pangan dan Gizi. P.T. Gramedia. Jakarta.
Yuanisa, Y. 2005. Kualitas Mikrobiologi Karkas Ayam Broiler pada Berbagai Lama
Postmortem. Skripsi, Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Putri Nur Arrufitasari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIM 125090101111012
5 Tempat dan Tanggal Lahir Madiun, 15 Juni 1994
6 E-mail putri.arrufi@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085735169436

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MI Raudlotul MTsN MAN
Mualimin Kembangsawit Kembangsawit
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau


Instuisi Lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
10 Besar Putri Lingkungan Dinas Pendidikan
1. 2011
Hidup Kabupaten Madiun Kabupaten Madiun
Peringkat 1 Olimpiade Biologi UIN Maliki Ibrahim
2. 2012
Tingkat Kabupaten Madiun Malang
Semifinalis Olimpiade Biologi UIN Maliki Ibrahim
3. 2012
Tingkat Provinsi Malang
Dinas Pendidikan
4. Juara III Olimpiade Biologi 2012
Kabupaten Madiun
Juara Umum Penegak Kreasi
5. IKIP PGRI Madiun 2011
Pramuka

viii
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian.

Malang, 22-09-2014
Pengusul

(Putri Nur Arrufitasari)

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Novaria Syilfira Faradise
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIM 125090107111018
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang, 17 November 1993
6 E-mail nsfaradise@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085736292450

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN I SMAN 2
Plemahan I Sumobito Jombang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau


Instuisi Lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Innovative Materials
Engineering Competition Institut Sepuluh
1. 2011
(IMEC) IV - Juara II LKTI Nopember (ITS)
Nasional

ix
Material and Metallurgy Fair Institut
2. (MMFair) - Juara I LKTI Teknologi 2011
Nasional Bandung (ITB)
National Birding Competition - Taman Hutan
3. 2013
Juara Harapan II Raya Cangar

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian.

Malang, 22-09-2014
Pengusul

(Novaria Syilfira Faradise)

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Novarisa Shefira Hidayati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
4 NIM 125100107111039
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang, 17 November 1993
6 E-mail novarisashefirah@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 08563378080

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN I SMAN 2
Plemahan I Sumobito Jombang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

x
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau
Instuisi Lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Innovative Materials
Engineering Competition Institut Sepuluh
1. 2011
(IMEC) IV - Juara II LKTI Nopember (ITS)
Nasional
Material and Metallurgy Fair Institut
2. (MMFair) - Juara I LKTI Teknologi 2011
Nasional Bandung (ITB)
National Birding Competition - Universitas
3. 2013
Juara II Udayana

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian.

Malang, 22-09-2014
Pengusul

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Noviana Dwi Lestari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIM 125090107111013
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jember, 22 November 1994
6 E-mail hamtarokunlovers@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085755823693

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN SMPN 1 SMAN 2
Nama Institusi
Wringinagung Kencong Tanggul
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2000-2006 2006-2009 2009-2012

xi
Lulus

C. Pemakalah Seminar (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau


Instuisi Lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian.

Malang, 22-09-2014
Pengusul

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Oktavian Zulkifly


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Kimia
4 NIM 135090200111037
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya dan 20 Oktober 1994
6 E-mail Sains_zulfiky@rocketmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083830489463
B. Riwayat Pendidikan

SDN PLOSO
SMPN 9 SMKN 5
Nama Institusi II/173
SURABAYA SURABAYA
Surabaya
Jurusan - - Kimia Analitik

xii
Tahun Masuk-
2000 -2006 2006 - 2009 2009 - 2013
Lulus
SDN PLOSO
SMPN 9 SMKN 5
Nama Institusi II/173
SURABAYA SURABAYA
Surabaya

C. Pemakalah Seminar (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
Loyola
Chemistry Education Toksikologi
1. Marymount
Technology USA berbasis UPLC
University, USA
2. - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau


Instuisi Lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. Juara 2 Olimpiade kimia ITS 2010
Juara 3 Karya Tulis Ilmiah
2. LIPI 2011
Remaja
Juara 2 Olimpiade Teknik
3. ITS 2012
Kimia
4. Juara 2 PKM-P KPIMPA FMIPA UB 2013
Lotola
5. Juara 1 The Best Artikel Ilmiah Marymount 2014
University, USA

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian.
Malang, 22-09-2014
Pengusul

xiii
A. Biodata Dosen Pembimbing
No. Nama : Dr. Suharjono, MS.
1. NIP : 196302231988021001
2. NIDN : 23026307
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 23 Pebruari 1963
5. Pangkat/Golongan : Pembina/IV-A
6. Jabatan : Lektor Kepala
7. Telepon 0341-575840 (08155558224)
calistus@ub.ac.id
8. E-mail
dan pdsuharjono23@yahoo.com
Puri Cempaka Putih I Blok AB-1
9. Alamat Rumah
Malang 65132
10. Bidang Keahlian : Mikrobiologi Lingkungan

B. Pendidikan Formal
No. Jenjang Universitas/ kota/Negara Tahun Lulus Gelar
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
1 S-1 1987 Drs
Indonesia
Institut Teknologi Bandung, Bandung,
2 S-2 1992 MS
Indonesia
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
3 S-3 2008 Doktor
Indonesia

C. Pendidikan Tambahan dan Aktivitas Akademik Lainnya


No. Bidang Tahun Tempat/Kota/Negara
Kursus Singkat Mikrobiologi 1-30 Des. PAU UGM
1.
Pangan 1988 Yogyakarta
Kursus singkat identifikasi
kapang penting dalam industri 1-3 Des.
2. UGM Yogyakarta
dan kontaminasi yang sering 1989
terdapat di Laboratorium
Workshop on Microbiology:
The Ecophysiology of
16-21 Juli FMIPA Univ
3. Microbial Growth,
1990 Brawijaya
Bioenergetics and Ecology of
Nitrogen Metabolism.
PAU Bioteknologi
4 Jan 3
4. Kursus Singkat Virologi UGM
Feb. 1993
Yogyakarta
25-26 Juni LPM Univ. Brawijaya
5. Penataran Pembimbing KKN
1993 Malang
Pendidikan Singkat 21-23 Jan. Univ. Brawijaya
6.
Kepemimpinan Eksekutif 1994 Malang
Pelatihan Teknik Pengolahan 3-6 Okt. PS Lingkungan Hidup
7.
Limbah Cair Pabrik Gula 1994 Univ. Brawijaya,

xiv
Malang
Pelatihan Model Analisis 7-11 Nop. PS Lingkungan Hidup
8.
Agroekosistem 1994 Univ. Brawijaya
25-29
Workshop: Biological Insect Univ. Sebelas Maret,
9. April
Control. Surakarta
1995
Workshop on Efforts Towards
17-19 Juli FMIPA Univ.
10. Increasing Self Purification of
1995 Brawijaya
Brantas River
27 Maret-
Pelatihan Penyusunan PS Lingkungan Hidup
11. 12 April
Mengenai Audit Lingkungan Univ. Brawijaya
1996
Workshop on the 17 Maret
FMIPA Univ.
12. Biotransformation and 12 April
Brawijaya, Malang
Biotechnology 1997
Workshop on Molecular 26-31 Mei FMIPA Univ.
13.
Biological Techniques 1997 Brawijaya, Malang
12-20 Peb.
14. Kursus Biologi Molekular IPB Bogor, Indonesia
1999
20-15 Lab. Ilmu Hayati,
The Mycotoxin Training
15. Sept. UGM Yogyakarta,
Course
1999 Indonesia
Instruktur Kursus Penyusun 13 Mei
FMIPA Univ.
16. Analisis Mengenai Dampak 03 Juni
Brawijaya, Malang
Lingkungan 2001
31 Maret
Magang analisis pangan secara Balai POM
17. 25 April
mikrobiologi Yogyakarta
2008
Pelatihan manajemen 10-12
18. UGM Yogyakarta
ISO17025:2005 di LPPT Sept. 2008
Pelatihan Pekerti dan AA Bagi 9-11 Peb.
19. Universitas Brawijaya
Dosen Senior UB 2009
Lab. of Molecular
Overseas Non Degree Physiology
Training: Isolation and 12 Des. Dept. of Biological
Bioassay of Copper- 2010 Science
20.
accumulating Bacteria, 10 Jan Graduate School of
December 12, 2010 January 2011 Science
10, 2011 Hiroshima University,
Japan
Pemateri Pelatihan Pembuatan Jurusan Biologi
Agen Hayati/Mikroba 5-9 Des. FMIPA
21.
Perombak Limbah Cair Pabrik 2011 Univ. Brawijaya,
Kelapa Sawit Malang
4-8
Sertifikasi Auditor Internal Univ. Brawijaya,
22. Agustus
Mutu di Perguruan Tinggi Malang
2012
23. Pelatihan Penggunaan API 26-28 Jurusan Biologi

xv
System Nop. FMIPA
2012 Univ. Brawijaya,
Malang
Training of Trainer:
Fakultas Pertanian
Implementation of IGN 2-14 Sept.
24. Univ. Andalas,
TTRC, Module 4: Key 2013
Padang
Qualifications.

D. Pengalaman Kerja Administrasi dan Kegiatan Ilmiah


No. Kegiatan Tahun
Kepala Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA 1993 -
1.
Universitas Brawijaya 2002
Kepala Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA 2009-
2.
Universitas Brawijaya sekarang
1995-
3. Sekretaris Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya
2000
4. Ketua UJM Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya 2009
2010
5. Sekretaris Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya
2014
6. Anggota Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia 1994------
7. Anggota Perhimpunan Biologi Indonesia 1990------
2012-
8. Anggota Senat FMIPA Universitas Brawijaya
2015

E. Pengalaman Penelitian
No. Judul Penelitian Tahun
Pengaruh Surfaktan Deterjen (LAS dan ABS) terhadap
1. Kemampuan Regenerasi Planaria ( Dugesia trigina). 2001
(Penelitian RUT)
Isolasi dan Karakterisasi Bacillus sp. penghasil protease dari
2001-
2. kulit ikan kakap merah (Lutjanus sanguiensis) (Penelitian
2002
ARMP)
Model Optimasi bioremediasi suhu dan pH terhadap minimasi
3. 2002
waktu degradasi alkil benzena sulfonat (Penelitian PHB)
Distribusi Vertikal Dan Keragaman Pseudomonas Pengurai
4. LAS di Ekosistem Sungai Perumahan Sawojajar I Malang. 2003
(Penelitian DPP-SPP).
Seleksi Strain-Strain Bakteri Anggota Pseudomonas
Pendegradasi Alkibenzen Sulfonat Liniar (LAS) Berdasarkan
5. 2004
Uji Potensi dan Analisis DNA Plasmid. (Research Grant
TPSD).
Keanekaragaman dan Potensi Pseudomonas Strain Indigenous
6. Pendegradasi Surfaktan Anionik di Ekosistem Sungai Tercemar 2008
Deterjen (Disertasi)
Keanekaragaman dan Potensi Aschersonia sp. sebagai
2008 -
7. Entomopatogen Kutu Sisik (Lepidoshapes beckii) Hama Pada
2009
Tanaman Jeruk (Penelitian KKP3T Litbang Deptan)
Potensi Isolat Lokal dalam Mendekomposisi Kotoran Sapi dan
8. Pengaruhnya pada Pertumbuhan Vegetatif Apel (Malus 2009
sylvestris, Mill)

xvi
(Penelitian DPP/SPP)

Peningkatan Efisiensi Pengomposan dengan Penambahan


9. Kotoran Sapi dan Konsorsium Bakteri Selulolitik Guna 2009
Memenuhi Ketersediaan Pupuk Organik (Penelitian I-MHERE)
Potensi Konsorsium Bakteri Pembentuk Biofilm dalam
10. Mendegradasi Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) (Penelitian 2009
Mandiri)
Pengaruh Ukuran Substrat Sedimen Sebagai Tempat
Tumbuhnya Bakteri Pembentuk Biofilm terhadap Potensi 2009-
11.
Biodegradasi LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate) (Penelitian 2010
Mandiri)
12. Penentuan nilai ambang N dan P Penyebab Blooming populasi
2009
Microcystis spp. di perairan Waduk Sutami (Riset Stranas)
Pengaruh Variasi Substrat Terhadap Produksi Selulosa
13. 2010
Bakterial (Penelitian Staff Research Grant I-MHERE)
Optimalisasi Teknik Bioremediasi Waduk Sutami Malang
14. akibat Pencemaran Nitrat-Fosfat dan Bloomoing Microcystis 2010
menggunakan Mikroba dan Hidromakrofita. (Riset Stranas)
Studi komunitas kapang patogen tanaman apel dan 2012-
15.
antagonisnya di perkebunan apel Kota Batu. (DPP/SPP) 2014

F. Publikasi
No. Karya Ilmiah/Tahun
Mitakda, B., Prayitno, dan Suharjono. 2000. Perencanaan dan Pemodelan
1. untuk Usaha Peningkatan Swa Purifikasi Sungai Brantas Hilir. J. Natural
3(2): 38 49.
Retnaningdyah, C., S. Samino, dan Suharjono. 2001. Pengaruh Surfaktan
2. Deterjen (LAS dan ABS) terhadap Kemampuan Regenerasi Planaria
( Dugesia trigina). Jurnal Natural 5: 21 26.
Suharjono, T. H. Kurniati (2001). Uji potensi isolat bakteri proteolitik dari
3. ketam (Paratelpusa sp) dalam pembuatan minyak kelapa secara fermentasi.
Natural 5. ISSN 1410-5713.
Wignyanto, Suharjono, dan Nur Hidayat. 2002. Model Optimasi
4. bioremediasi suhu dan pH terhadap minimasi waktu degradasi alkil benzena
sulfonat. Jurnal Ilmu-ilmuTeknik. 14(2) ISSN 1410-4121.
Rusdiana, A., Suharjono. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Bacillus sp.
5. penghasil protease dari kulit ikan kakap merah (Lutjanus sanguiensis).
Jurnal Ilmu-ilmu Hayati 14(2). ISSN 1410-413X.
Suharjono, T. H. Kurniati, Soejono, dan S. Dewi. 2004. Uji Antagonis
Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Terhadap Fusarium Penyakit Layu
6.
pada Beberapa Jenis Tanaman Pisang di Kebun Raya Purwodadi Secara in-
vitro. Biota IX (2) : 119-124.
Suharjono, T. Ardyati, dan U. Marwati. 2007. Seleksi Strain-Strain Bakteri
Anggota Pseudomonas Pendegradasi Alkibenzen Sulfonat Liniar (LAS)
7.
Berdasarkan Uji Potensi dan Analisis DNA Plasmid. Proseding Research
Grant TPSDP.
Suharjono, L. Sembiring, J. Subagja, T. Ardyati, dan L. Lisdiana. 2007.
Sistematik Numerik Strain-Strain Anggota Genus Pseudomonas
8.
Pendegradasi Alkilbenzen Sulfonat Liniar Berdasarkan Sifat Fenotip dan
Protein Fingerprinting. Biota 12(1):47-54. 15

xvii
Suharjono, J. Subagja, L. Sembiring, C. retnaningdyah, dan I.K.J.W. Putra.
2007. Pengaruh Penambahan Nitrogen dan Fosfor terhadap Potensi Strain-
9.
Strain Anggota Pseudomonas dalam Mendegradasi Liniar Alkibenzen
Sulfonat. Berkala Penelitian Hayati 12(2): 107-114. 15
C. Retnaningdyah, U. Marwati, Suharjono, N. Ajijah, Marjono, A.
Soegianto and B. Irawan. 2009. The Potency of Nitrate-Reducing Bacteria
10.
Formulation from Sutami Reservoir to Supress of Microcystis Growth.
Berkala Penelitian Hayati 14: 209-217. 1,5
Suharjono, Langkah Sembiring, Yusup Subagja, and Wiwik E. Widayati.
11. 2010. Phyllogenetic Systematic of Indigenous Strain of Pseudomonas
Linear Alkylbenzene Sulphonate-Degrading. Biota 15(1): 41-50. 15
Suharjono, Agung P.W. Marhendra, Anang Triwiratno, Susi
Wuryantini, and Lina Oktavia R. 2010. Phylogenetic Systematics of
12. Indonesia Indigenous Mould Isolates as Entomopathogen of Purple
Scale Insect (Lepidoshapes beckii Newman) Pest of Citrus Plants.
Biota 15(2): 227-232. 15
Catur Retnaningdyah, Suharjono, Agoes Soegianto, dan Bambang
Irawan. 2010. Daya dukung dan laju pertumbuhan Micricystis hasil
13. isolasi dari Waduk Sutami pada berbagai variasi konsentrasi Nitrat
dan Fosfat dalam medium selektif B-12. Biota 15(3): 354-362. 3
Catur Retnaningdyah, Suharjono, Agoes Soegianto, Bambang Irawan.
2011. Bloming stimulation on Microcystis in Sutami Reservoir using
14. nutrients Nitrate and Phosphate in different ratio. J. Tropical life
Science : International Journal of Theoritical, Experimental, and
Applied Life Science 1(1): 42-46. 5
Meisarina Nugrahani, Suharjono, Otto Endarto. 2012. Eksplorasi
kapang antagonis terhadap Kapang Phytophthora spp. pathogen pada
15. Tanaman Apel. Natural B. Jurnal Lingkungan dan Kesehatan 1(3):
214-221. 2

Suharjono, Tri Ardyati, Elok Zubaidah, Munawaroh, Citra Pradani P.


16. 2012. Produksi Selulosa Bakterial dari Air Buah Kelapa dalam
berbagai Konsentrasi Sukrosa dan Urea. Biota 17(2): 125-133. 6

Viky Vidayanti, Catur Retnaningdyah, Suharjono. 2012. The


Capability of Equisetum ramosissium and Typha angustifolia as
17. Phytoremediation Agents to Reduce Nitrate-Phosphate Pollutants and
Prevent Microcystis Blooming in Fresh Water Ecosystem. The
Journal of Tropical Life Science 2(3): 126 131. 8
Aliyah Siti Sundari, Catur Retnaningdyah, Suharjono. 2013. The
Effectiveness of Scirpus grossus and Limnocharis flava as
18. Phytoremediation Agents of Nitrate-Phosphate to Prevent Microcystis
Blooming in Fresh Water Ecosystem. The Journal of Tropical Life
Science 3(1): 28 33. 8

xviii
Bayu Agung Prahardika, Catur Retnaningdyah, Suharjono. 2013. The
Control of Microcystis spp. Bloom by Combining Indigenous
19. Denitrifying Bacteria From Sutami Reservoir with Fimbristylis
globulosa and Vetiveria zizanoides. The Journal of Tropical Life
Science 3(1): 52 57. 8
Zulfaidah Penata Gama, Nobikazu Nakagoshi, Suharjono, Faridah
Setyowati. 2013. Toxicity studies for indigenous Bacillus
20. thuringiensis isolates from Malang City, East Java on Aedes aegypti
Larvae. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine 3(2): 111-117.
5
Fitria W. Lestari, Suharjono, Estri L. Arumingtyas. 2013.
21. Phylogenetic identification of pathogenic fungi from apple in Batu
City, Malang, Indonesia. Advances in Microbiology 3:69-75. 8
Anggun I. B., Achmad RofiI, Suharjono, Fatchiyah. 2013. PARP-1
expression elevated against LMP-1 and BZLF-1 EBV on
22. Undifferentiated Nasopharyngeal Carcinoma tissues. Journal of
Experimental and Integrative Medicine 3(4):299-304. 5
Fitria W. Lestari, Suharjono, Estri L. Arumingtyas. 2014.
23. Identification of Antagonistic Fungi from Apple in Batu City,
Indonesia. International Journal of Biosciences 4 (7): 89-94. 8
Anggun Indah Budiningrum, Achmad Rofii, Suharjono, Fatchiyah.
24. 2014. LMP-1 and Nasopharyngeal Carcinoma (NPC). Cukurova
Medical Journal 39 (3):480-487. 5

Hellen Aulia Putri, Suharjono, Luqman Qurata Aini. 2014. Identification of


25. antagonist molds against Pyricularia oryzae using internal transcribed
spacers (ITS). Int. J. Biosci. 4(10): 154-158. 8

G. Kegiatan Konferensi/Seminar
No. Aktivitas
Pemakalah Dalam seminar Pengendalian Biologis Hama Serangga. Fakultas
1.
MIPA Universitas Brawijaya Malang, 29 Januari 1994.
Pemakalah dalam Seminar Pelestarian Sumber Daya Air Secara Terpadu.
2.
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Univ. Brawijaya, 12 September 1998.
Pemakalah dalam seminar nasional Biologi Menuju Milenium III, 20-11-
3.
1999 di UGM, Yogyakarta
Pemakalah dalam seminar nasional Biologi XVI dan Kongres Nasional PBI
4.
XII di ITB Bandung, 25-27 Juli 2000
Penyaji Poster dalam seminar Nasional Konservasi Tumbuhan Lahan
5.
Kering, 30-01-2001 di Kebun Raya Purwodadi
Pemakalah dalam seminar nasional Biologi 2: Konservasi Sumber Daya
6.
Alam dalam Era Globalisasi, 29-08-2001 di FMIPA ITS Surabaya
Instruktur Kursus penyusunan AMDAL tipe B, 13-03 Mei 2002 di PPLH
7.
Unibraw
Pemakalah dalam seminar nasional Biologi di FMIPA ITS Surabaya 25
8.
September 2004

xix
Pemakalah dalam seminar nasional Biologi XIII di Fakultas Biologi UGM
9.
Yogyakarta, 16-17 September 2005
Pemakalah dalam seminar nasional Research Grant TPSDP di Yogyakarta,
10.
19-21 Juni 2005
Pemakalah dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi
11.
Indonesia di Surakarta, 26-27 Agustus 2008.
Pemakalah dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi
12.
Indonesia di Purwokwerto, 22-23/08-2008.
Pemakalah dalam Seminar Nasional Basic Science VI di Malang, 21
13.
Pebruari 2009
Pemakalah dalam Seminar Nasional Biologi XX dan Kongres Perhimpunan
14.
Biologi Indonesia XIV di Malang, 24-25 Juli 2009
Pemakalah dalam Seminar Nasional Biodiversitas dan Bioteknologi
15. Sumberdaya Akuatik di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto, 26 Juni 2010.
Pembicara Utama dan Pemakalah dalam Seminar Nasional Biologi 2010
16.
dalam rangka Lustrum XI Fakultas Biologi UGM, 25 September 2010.
Pemakalah dalam Seminar Green Technology for Better Future di Fakultas
17.
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang, 20 Nopember 2010.
Pemakalah dalam Seminar Nasional VIII Bioologi, Sains, Lingkungan dan
18. Pembelajarannya, menuju pembangunan karakter di PS Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 16 Juli 2011.
Moderator at the 3rd International Conference on Global Resource
19. Conservation: Restoration and Bioprospecting of Tropical Ecosystem.
Brawijaya Univ. 7 July 2012.
Panitia The 4th International Conference on Global Resource Conservation
20. and 10th Indonesian Society for Plants Taxonomy Congress, Malang
February 7-8th 2013.
Panitia 3rd Annual Basic Science International Conference, Malang April
21.
16-17, 2013.
Pemakalah dalam Seminar Nasional Biodiversitas (Studi, Pemanfaatan dan
22. Konservasi Keanekaragaman Hayati Nusantara dalam Bidang Kesehatan),
FMIPA UNS Surakarta, 9-10 November 2013.

xx
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi
No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Pemakaian
Sewa Laboratorium
1. Eksperimen 4 bulan 200.000 800.000
Mikrobiologi Dasar
Sewa laboratorium
2. Biokimia dan Analisa Eksperimen 4 bulan 200.000 800.000
Pangan+ alat FTP
Inkubasi media
agar dan stok
3. Inkubator 24 jam 20.000 20.000
kultur bakteri
selama 24 jam
Analisa
distribusi
4. PSA partikel 5 sampel 300.000 1.500.000
dendrocin 24
jam dan 48 jam
Sub Total (Rp) 3.120.000
2. Bahan habis pakai
Justifikasi
No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Pemakaian
Isolat Jamur Uji aktivitas
750.000
1. (Penicilium sp., Monilia dendrocin pada 3 ampul 250.000
sp., Cladosporium sp.) isolat jamur
Isolat Bakteri Uji aktivitas
(Pseudomonas sp., dendrocin pada
2. 3 ampul 250.000 750.000
Flavobacterium sp., isolat bakteri
Bacillus sp.)
Isolasi
3. Rebung 5 varietas 25.000 125.000
dendrocin
Bioassay
4. Daging ayam dendrocin pada 5 kg 35.000 175.000
daging ayam
Di tambahkan
Aamonium sulfat
5. pada ekstrak 30 gram 5000 150.000
(NH3SO4)
rebung
Pembuatan NA
6. Aquades 30 liter 5000 150.000
dan PDA
Adjust pH
7. HCL media NA dan 2 liter 150.000 300.000
PDA
Membersihkan
8.. Serbet 4 buah 10.000 40.000
meja
Media
9. Nutrient Agar 50 gram 7000 350.000
pertumbuhan
bakteri
Media
10. Potato dextrose agar pertumbuhan 50 gram 8000 400.000
jamur
Penutup cawan
11. Plastik wrap 1 roll 80.000 80.000
petri
Adjust pH
12. NaOH media PDA dan 2L 150.000 300.000
NA
Penutup
13. Kapas 5 bungkus 10.000 50.000
erlenmenyer
Penutup
14. Kertas Cokelat 5 buah 10.000 50.000
erlenmeyer
Penyaringan
15. Kertas Whatman No.41 ekstrak dan 1 kotak 150.000 150.000
analisa PSA
16. Tisu Sterilisasi 5 buah 9000 45.000
17. Kertas label pelabelan 2 pak 10.000 20.000
Mengunting
Gunting
18. plasti wrap, 3 buah 7000 21.000
kertas whatman.
19. Tinta Tinta print 3 kotak 60.000 180.000
Penjilidan
20. Penjilidan laporan 4 Jilid 8.000 24.000
laporan dan LPJ
Memotret
daging ayam 2 kali
21. Dokumentasi kegiatan 60.000 120.000
hasil bioassay cetak
dendrocin
Cetak LPJ pada
80.000
22. Kertas A4 80 gram dosen, jurusan 2 rim 40.000
dan fakultas
23. Spirtus Sterilisasi 2 liter 30.000 60.000
Sub Total (Rp) 4.370.000
3. Perjalanan

Justifikasi
No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Pemakaian
Pembelian rebung
Perjalanan
1. di beberapa 5 orang 350.000 1.750.000
pengambilan rebung
daerah Jawa
Perjalanan ke Nanotech
2. Analisa PSA 2 orang 500.000 1000.000
Indonesia
Perjalanan ke toko Belanja bahan
3. 5 kali 65.000 325.000
bahan kimia habis pakai
Belanja bahan
4. Perjalanan ke pasar 3 kali 10.000 30.000
habis pakai
Sub Total 3.105.000
4. Lain-Lain

No Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


Pemakaian
Publikasi jurnal
1. Publikasi jurnal 1 kali 750.000 750.000
hasil penelitian
Seminar hasil
2. Seminar 1 kali 500.000 500.000
penelitian
Komunikasi
3. Biaya komunikasi 5 orang 80.000 400.000
antar anggota
Subtotal (Rp) 1.650.000
Total (Rp) 12.245.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Uraian
No. Nama/NIM Bidang Ilmu Waktu
Studi Tugas
(jam/minggu)
1. Dr. Suharjono, MS. 7 jam/minggu Supervisor
Bioassay
dendrocin
Biomolekuler
Novaria Syilvira Faradise/ pada bakteri
2. Biologi dan 9 jam/minggu
125090107111018 dan jamur
Imunologi
pembusuk
daging ayam
Ilmu dan Penyiapan
Novarisa Shefira Hidayati/ Nutrisi
3. Teknologi 9 jam/minggu Bahan
125100107111039 Pangan
Pangan penelitian
Noviana Dwi
4. Biologi Imunologi 9 jam/minggu Analisis data
Lestari/125090107111013
Isolasi
Oktavian Analisis
5. Kimia 9 jam/minggu Dendrocin
Zulkifly/135090200111037 Kimia
rebung
Bioassay
Imunologi dendrocin
Putri Nur Arrufitasari/
6. Biologi dan 9 jam/minggu pada
125090101111012
Mikrobiologi pengawetan
daging ayam

Anda mungkin juga menyukai