Anda di halaman 1dari 37

Tema Unggulan : Biodiversitas Tropis Dan Bioprospeksi

Topik : Nutrasetika hewan indigenous di Banyumas dan


sekitarnya

LAPORAN KEMAJUAN
RISET PENINGKATAN KOMPETENSI

KERAGAMAN DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA AYAM KAMPUNG DAN


PENGARUHNYA TERHADAP BERAT TUBUH

OLEH :
DRS. EDY RIWIDIHARSO, M.S NIDN : 0010035704
Dr. HERY PRATIKNYO , M.Si NIDN : 0014096207
Dr. ENDANG ARIYANI S, M.Si NIDN : 0019096209

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
SEPTEMBER 2020
i
HALAMAN PENGESAHAN

RISET PENINGKATAN KOMPETENSI

Judul Penelitian : Keragaman Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ayam


Kampung danPengaruhnya Terhadap Berat tubuh

1. Kode/Nama Rumpun Ilmu : 113/Biologi


Tema Unggulan PT : Biodiversitas dan Bioprospeksi
Topik Unggulan :Netrasetika Hewan Indigenous di Banyumas dan Sekitarnya

Ketua Peneliti
a. Nama lengkap : Drs. Edy Riwidiharso, M.S
b. NIDN : 0010035704
c. Jabatan funsional : Lektor Kepala pd m.k Parasitologi
d. Fakultas : Biologi
e. No.Hp : 081327130441
f. E-mail : edyriwi@yahoo.co.id
Anggota peneliti : 2 (dua) orang

1. Nama : Dr. Hery Pratiknyo,M.S


2. Nama : Dr. Endang Ariyani.S, M.Si

2. Usul jangka waktu Penelitian : 1 Tahun (10 Bulan)


3. Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 20.000.000

Purwokerto, September 2020

Mengetahui , Ketua Peneliti,

Prof. Dr.rer.nat Imam Widhiono,MZ.MS Drs. Edy Riwidiharso, M.S


NIP. 195904201985031002 NIP. 195703101984031002

Mengetahui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Prof. Dr. Rifda Naufalin .S.P.M.Si


NIP.197011211995122001

ii
RINGKASAN
Budi daya ayam kampung (Gallus gallus domesticus) merupakan usaha yang sangat
umum dilakukan oleh masyarakat di pedesaan dan pada umumnya dilakukan secara
tradisional dengan melepas untuk mencari pakan. Sehingga sangat sering dijumpai
terjadinya kekurangan pakan, mudah terserang penyakit dan parasit. Ektoparasit yang
menyerang ayam kampung biasanya terdiri atas tungau dan serangga Ordo Pteriraphtera.
Serangan ektoparasit tidak mematikan tetapi sangat mengganggu pertumbuhan ayam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman ektoparasit dan tingkat
serangannya pada ayam kampung dan hubunganya dengan berat badan. Dalam jangka
panjang penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar metode pengendalian ektoparasit
pada ayam kampung.
Telah dilakukan sampling ayam secara random pada 5 desa di sekitar kota Purwokerto.
Setiap desa diambil 10 ayam betina dan 10 ayam pejantan. Kemudian dilakukan
pengamatan ectoparasit pada bagian kepala, sayap, ekor, punggung dan kaki. Sampel
ektoparasit selanjutnya diidentifikasi di laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas
Biologi Unsoed dan dikonfirmasi ke LIPI Bogor. Data keragman di Analisis menggunakan
Indeks Keragaman Shannon Wienner, Shannon Eveness. Data intensitas ektoparasit di
analis varian dan hubungan tingkat infeksi dengan bobot ayam di analisis dengan korelasi
Spearman, dengan bantuan software Past.2.7. Juga dilakukan perhitungan prevalensi
ektoparasit.
Luaran yang ditargetkan adalah publikasi pada Journal International terindeks Scopus SJR
0,2 Biodiversitas journal of Biological Diversity.

Kata kunci : ayam kampung, berat badan, ektoparasit, Pteriraphtera, serangga, tungau
iii

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ ii
RINGKASAN................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………. viii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………….. 1
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.................................................... 3
BAB 4. METODE PENELITIAN .......................................................................... 4
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI (OUTPUT)................................. 5
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ..................................................... 11
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 12
LAMPIRAN…………… …………………………………………………………….. 13

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Data Jumlah tiap jenis ektoparasit pada Region ayam kampung ....................... 5

Tabel 2. Data Jumlah ektoparasit per ekor ayam sampel terinfestasi ektoparasit .................. 6
Tabel 3. Data Jumlah jenis dan individu ektoparasit pada ayam sampel ......................... 6
Tabel 4. Distribusi dan kelimpahan (%) tiap jenis ektoparasit pada regio ayam ............. 7
Tabel 5. Data jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam kampung ................................... 7
Tabel 6. Rata-rata tiap jenis ektoparasit pada ayam sampel.............................................. 8
Tabel 7. Data Jumlah Ektoparasit /ekor ayam kampung di tiap pengambilan
sampling.................................................................................................................. 8
Tabel 8. Data infestasi dan bobot ayam sampel................................................................... 9
Tabel 9. Prevalensi ayam terinfestasi tiap jenis ektoparasit .............................................. 9

Tabel 10. Infestasi ektoparasit pada tiap bagian/regio tubuh ............................................ 10

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Spesies Ektoparasit yang ditemukan pada ayam kampung....................... 10


Gambar 2. Keadaan lokasi ayam diliarkan ............................................................ 29

vi
KATA PENGANTAR

Laporan kemajuan Pelaksanaan Penelitian skema Riset Peningkatan Kompetensi


Universitas Jenderal Soedirman disusun berdasarkan Penelitian yang telah dilaksanakan
mulai dari bulan Februari 2020 hingga bulan April 2020. Judul Penelitian yang dilakukan
adalah “Keragaman dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ayam Kampung dan Pengaruhnya
Terhadap Berat Tubuh”

Penelitian dilakukan dengan metode survey yang dilakukan di lima desa yaitu Desa
Kedungwuluh, Kedungringin, Kutasari, Karangsalam dan Karanggintung Kabupaten
Banyumas. Pelaksanaan sampling tidak ada kendala papun karena pada waktu dilakukannya
sampling belum terjadi wabah pandemi Covid-19., sehingga penelitian dapat berjalan lancar

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih Kepada Prof. Dr. Rifda
Naufalin,S.P.,M.Si selakuku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian dengan sumber dana DIPA BLU LPPM Unsoed. Pada
kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr.rer.nat.
Imam Widhiono MZ.MS, Dekan Fakultas Biologi Unsoed yang telah memberikan ijin
melaksanakan penelitian kepada penulis. Penulis berharap penulisan laporan kemajuan
pelaksanaan penelitian ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap Lembaga baik di
Tingakt Fakultas maupun di Tingkat Universitas.

Purwokerto September 2020

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Analisis data Hasil Penelitian……………………………………… 14
Lampiran 2. Keadaan lokasi ayam yang diliarkan …………………………….. 30
Lampiran 2, Artkel ilmiah ……………………………………………………. 30
viii

BAB 1. PENDAHULUAN

Peternakan ayam kampung (Gallus gallus domesticus ) sangat umum dijumpai di


masyarakat pedesaan maupun disekitar perkotaan di berbagai negara berkembang termasuk
Indonesia. Peternakan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam penyediaan daging
ayam. Pada saat ini daging ayam kampung lebih banyak digemari dibanding ayam
pedaging karena lebih alami tanpa bahan kimia dan dagingnya lebih gurih (Nik Hasan, et
al, 2015).
Kondisi Peternakan ayam kampung dipedesaan umumnya dikelola dengan sangat
sedehana dan diliarkan, akibatnya sangat rentan terhadap serangan parasit, baik endoparasit
maupun ecto parasit. Produksi ayam kampung di pedesaan menghadapi banyak kendala
seperti kurangnya pakan ayam, pengelolaan yang buruk dan ketiadaan biosekuriti.
Kebiasaan meliarkan ayam kampung sepanjang hari untuk mendapatkan pakan,
menyebabkan ayam kampung sangat rentan terhadap serangan ektoparasit, karena tanpa
sengaja ayam kampung akan mendapatkan telur infektiv, larva maupun hospes
intermediate dari ektoparasit. Menurut Abdul Wahabet al. (2009), serangan ektoparasit
merupakan salah satu masalah utama dalam budidaya ayam kampung di pedesaan.
Ektoparasit yang sangat umum dijumpai pada ayam kampung adalah dari jenis kutu dan
tungau. Kutu yang menyerang ayam umumnya dari ordo Pteriraphtera familia Mallophaga
(Mccrea et al., 2005).
Walaupun ektoparasit pada ayam kampung merupakan faktor yang penting dalam
budidaya, namun penelitian tentang jenis dan tingkat serangan ektoparasit dan dampaknya
terhadap berat badan ayam kampung masih sangat jarang dilakukan di Indonesia.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Peternakan ayam kampung (Gallus gallus domesticus) tersebar diseluruh dunia,


40% diantaranya berada di negara-negara Asia, dan 30% diantaranya dipelihara dengan
cara diliarkan (Nik Hasan et al, 2015). Permintaan pasar yang tinggi terhadap daging dan
telur ayam kampung disebabkan oleh rasa daging dan kebutuhan makanan organic yang
terus meningkat. Hal ini menyebabkan perhatian terhadap peternakan ayam kampung terus
meningkat. Menurut Moreki (2015) pembeda utama peternakan ayam kampung dengan
ayam buras adalah adanya kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan
setempat, namun dicirikan juga dengan produktivitas yang rendah, kematian yang tinggi,
malnutrisi dan pertumbuhan yang lambat.
Infeksi parasit merupakan salah satu penyebab buruknya konsisi kesehatan
budidaya ayam kampung yang diliarkan, dimana kondisi ini sangat dipengaruhi kondisi
geografi dan iklim (Ahlers et al, 2009, dan Sabuni et al, 2010). Sehingga serangan parasit
pada ayam kampung telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya
produktivitas peternakan ayam kampung (Jacob et al, 2014). Katoch et al. (2012)
melaporkan bahwa 24% kehilangan berat badan ayam kampung disebabkan oleh serangan
parasit di India. Kebanyakan hasil penelitian menunjukan bahwa dampak serangan parasit
sangat bergantung pada prevalensi, intensitas serangan, kondisi tubuh ayam, geografi dan
iklim local (Zeryehun et al, 2015). Ayam kampung yang diliarkan mendapatkan pakan
dari berbagai sumber berupa biji-bijian sampai serangga yang kemungkinan ditinggali oleh
telur ektoparasit sehingga memperbesar kemungkinan untuk terserang ektoparasit
(Abdullah et al, 2013). Kerusakan fisik yang disebabkan oleh serangan ektoparasit akan
menyebabkan penurunan produksi telur dan berat badan (Nik Hasan et al, 2015). Penyakit
parasit atau lebih tepatnya disebut dermatosis yang disebabkan oleh kutu penghisap darah
dan kutu penggigit akan mengawali terjadinya luka yang menyebabkan kerontokan bulu
ayam, gatal dan luka gores. (Aw et al, 2013).
Ektoparasit pada ayam berasal dari Ordo Pteriraphtera, dua sub ordo serangga yaitu
Mallophaga (kutu penggigit) dan Anoplura (kutu penghisap); namun demikian pada saat
ini sub ordo Mallophaga ternyata terdiri atas 4 sub ordo yaitu, Anoplura, Rhyncophthirina,
Ischnocera dan Amblycera. Dari sekitar 2,500 spesies anggota Mallophaga, sekitar 2000
spesies merupakan ektoparasit pada unggas dan hanya 467 spesies merupakan ektoparasit
pada mamalia.
Kutu penggigit (Pteriraphtera: Amblycera, Ischnocera) merupakan ektoparasit yang sangat
penting dalam budidaya ayam kampung, dengan cara hidup dikulit
dan diantara bulu ayam kampung (Nasser et al, 2015). Menurut Banda (2011) kutu
penggigit dari familia Menoponidae lebih mematikan dibanding dari familia Philopteridae,
karena lebih mempunyai kekuatan merusak integument dan ukuran tubuhnya lebih besar.
Spesies Menacanthus stramineus danMenacanthus cornutus menggigit pada aliran darah
menyebabkan luka dan menimbulkan anemia yang dapat menyebabkan kematian ayam.
Selain itu M. stramineus and Menopon gallinae dapat membawa bibit Pasteurella
multocida, Salmonella gallinarum, Escherichia coli and Streptococus sp.(Ndadi and
George, 2010).
Menurut Prelezov dan. Koinarski (2006), suatu pertanyaan yang harus dijawab
tentang serangan kutu penggigit adalah keragaman dan struktur populasinya, yaitu
perbandingan serangan pada ayam jantan dan ayam betina serta pada berbagai struktur
umur. Dengan menghitung perbandinganya dapat ditentukan apakah ektoparasit dari
subordo Mallopaga bersifat endemic (Kumar, 2014). Nik Hassan et al (2015) menemukan
keragaman ektoparasit dan prevalensinya di Borneo yaitu Dermanyssus
gallinae(prevalensi 78%), Lipeurus caponis (80%) and Menopon gallinae
(100%).Sedangkan Love et al (2013) di Benin menemukan spesiesMenocanthus
stramineus, Menopon gallinae,Lipeurus caponis dengan tingkat prevalensi tertinggi pada
M. stramineus (56%), diikuti olehM. gallinae (34%) dan L. caponis (10%). Abdullah et al
(2013) dalam penelitianya di Irak, menemukan 90% ayam kampung terinfeksi ektoparasit
dan spesies yang ditemukan meliputi (Menacanthus stramineus, Goniocotes gallinae,
Menopon gallinae, Goniodes gigas, Cuclotogaster heterographus ) . Sedangkan Prelezov
and Koinarski (2006) di Bulgaria menemukan 4 species dari Ordo Pteriraphtera yaitu
Menopon gallinae (Linné, 1758), Menacanthus stramineus (Mönnig, 1934),Menacanthus
cornutus (Schömmer, 1913), and Goniocotes gallinae (De Geer, 1778). Di Aljazair lebih
banyak ditemukan spesies ektoparasit yaitu 9 spesies yang terdiri atas Menopon
gallinae,Goniocotes gallinae, Lipeurus caponis,Goniodes dissimilis, Goniodes gigas,
Menacanthus stramineus,Cuclotogaster heterographus, Menacanthus cornutus and
Menacanthus pallidulus. Menopon gallinae ( Ilyes et al, 2013).
Hasil hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa serangan ektoparasit pada ayam
kampung sangat umum terjadi di berbagai negara, dengan spesies dan prevalensi yang
hampir sama, namun demikian penelitian tentang keragaman dan prevalensi ektoparasit
ayam kampung sangat jarang dipublikasikan.

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman ektoparasit dan tingkat
seranganya serta hubunganya dengan berat badan ayam kampung.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah sebagai dasar pengendalian serangan
ektoparasit pada ayam kampung yang diliarkan.
2. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para
peternak ayam tentang jenis-jenis ektoparasit pada ayam kampung di Desa-desa
sekitar wilayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Hasil peneltian juga dapat
digunakan sebagai dasar pengendalian serangan ektoparasit pada ayam kampung yang
dibudidaya secara diliarkan.

Sasaran kegiatan penelitian ini adalah pada akhir tahun menghasilkan luaran berupa
publikasi ilmiah di journal internasional bereputasi (terindex Scopus dan ber impact
factor) “ Biodiversitas “. .

BAB 4. METHODE PENELITIAN

Sampling telah dilaksanakan di 5 desa sekitar kota Purwokerto yaitu desa Karanglewas, desa
Kedungwringin, desa Kutasari, desa Karangsalam dan desa Karanggintung pada awal bulan Februari
sampai akhir bulan Maret 2020. Pada tiap desa dambil sampel ayam 20 ekor (10 ekor ayam jantan +
10 ekor ayam betina) secara acak , total sampel sebanyak 100 ekor ayam. Kemudian dilakukan
pengamatan terhadap ektoparasit pada tiap regio tubuh ayam serta penimbangan bobot masing
masing ayam. Parameter yang diukur meliputi jumlah jenis dan individu ektoparasit,
pada bagian tubuh ditemukanya ektoparasit serta berat tubuh ayam
Identifikasi ektoparasit dilakukan di laboratorium Entomologi dan Parasitologi,
Fakultas Biologi Unsoed dengan menggunakan makalah Nasser et al (2015).
Sedangkan untuk konfirmasi sample di kirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI Bogor).Data hasil identifikasi dan penghitungan jumlah jenis dan jumlah
individu ektoparasit yang ditemudan serta parameter bobot ayam ditabulasikan
kemudian dilakukan analisis Statistik
Data keragaman tungau ektoparasit ayam kampung di analisis dengan
menggunakan indeks Shannon-Wiener ( H ), Shannon Eveness ( E) dan indeks
dominasi Simspson (D) dengan bantuan software BD Pro 2 ( Mc Aleece et al.,
1997).Keragaman Shannon-Wiener dan Indek Eveness dihitung dengan formula
(Magurran 2000) Untuk menganalisis perbedaan infestasi ektoparasit antar desa dan
antar regio ayam dilakukan Anova, sedang hubungan antara infestasi ektoparasit dan
bobot ayam dilakukan analisis korelasi dengan bantuan software SPSS 21.
BAB 5. HASIL DAN KELUARAAN YANG DICAPAI
1. Hasil
Tabel 1. Data Jumlah tiap jenis ektoparasit pada Region ayam kampung (Jantan dan
betina dari tiap lokasi sampling (Data dihitung dari 10 ekor ayam per sampling/desa,
)

Spesies Regio Lokasi


Ektoparasit Kw Kr Kt Ks Kg Σ
J B J B J B J B J B
M. gallinae K-L 13 25 16 9 12 9 16 23 7 12 142
(Gbr 2) P 15 23 11 11 11 11 15 15 15 10 137
Sa - - - - - - - - - - -
DK 3 9 1 - 1 1 3 8 2 3 31
Ek - - - - - - - - - - -
Jumlah Ektoparasit 31 57 28 20 24 21 34 46 24 25 310
L. caponis K-L 3 16 3 3 3 14 6 10 3 11 72
(Gbr 1) P 3 2 1 2 1 2 1 2 2 16
Sa - - 4 3 - - 4 8 2 5 26
DK 6 9 6 5 6 - 6 5 6 5 54
Ek 4 - 4 - 4 - 4 - - - 16
Jumlah Ektoparasit 16 27 18 13 14 16 21 25 11 23 184
M. pallidus K-L 8 14 13 15 12 16 13 16 7 16 130
(Gbr 3) P 2 11 2 7 2 11 2 14 2 14 67
Sa - - - - - - - - - - -
DK 7 12 12 - 5 1 10 7 5 6 65
Ek 7 7 - - - 7 - 7 - 28

Jumlah Ektoparasit 24 37 34 22 19 28 32 37 21 36 290


Tungau K-L 2 6 4 3 - - 3 5 3 5 31
D. gallinae P 3 3 - 1 - 1 - 1 - 1 10
(Gbr 6) Sa - - - - - - - - - - -
DK 5 6 8 3 5 - 7 7 4 5 50
Ek - - - - - - - - - - -
Jumlah ektoparasit 10 15 12 7 5 1 10 13 7 11 91
Tungau K-L - - - - - - - - - - -
Haemaphysa P - 2 - - - - - - - - 2
llis sp Sa 5 - 5 3 5 3 5 6 5 3 -
(Gbr 4) DK 6 - 6 4 1 - 4 4 7 4 40
Ek 5 - 6 2 1 - 5 6 6 2 36
33
Jumlah Ektoparasit 16 2 17 9 7 3 14 16 18 9 111
Tungau K-L - - - - - - - - - - -
M. P - 1 - 3 - 2 - 3 - 2 11
gynglineura Sa - - - - - - - - - - -
(Gbr 5.) DK 5 4 7 6 5 4 5 9 7 7 59
Ek - - 4 2 - - 3 4 2 3 18
Jumlah Ektoparasit 5 5 11 11 5 6 8 16 9 12 88
total ektoparasit 102 143 120 82 74 75 119 153 90 116
245 202 149 272 206 1074
Keterangan : J : ayam jantan, B : ayam betina.
: K-L : Kepela leher, P : punggung, Sa : sayap , DK : dada kaki, Ek : ekor
: KW : Kedungwuluh, Kr : Kedungwringin, Kt : Kutasari, Ks :Karangsalam, Kg:
Karanggintung

5
Tabel 2. Data Jumlah ektoparasit (per ekor ayam sampel terinfestasi ektoparasit) dan
prevalensinya pada ayam di tiap lokasi sampling
Rata-rata
Jmlh jmlhEktoparas Prevale
Lokasi Sampel Jmlah sampel Jmlh it/ayamterinfe nsi (%)
Ayam sampel terinfestasi Ektoparasi stasi
(X̅ +̲ σ)
Kedungwuluh Jantan 10 4 102 25,5 +̲ 2,96 40
Betina 10 5 143 28,6 +̲ 15,7 50
Jumlah 20 9 245 45

Kedungringin Jantan 10 4 93 23,25 +̲ 2,16 40


Betina 10 5 82 16,4 +̲ 9,35 50
Jumlah 20 9 202 45

Kutasari Jantan 10 4 74 18,5 +̲ 6,58 40


Betina 10 6 75 12,5 +̲ 8,82 60
Jumlah 20 10 149 50

Karangsalam Jantan 10 7 119 17,0 +̲ 9,91 70


Betina 10 4 153 38,25 +̲ 14,08 40
Jumlah 20 11 272 55

Karanggintung Jantan 10 5 90 18,0 +̲ 7,97 50


Betina 10 5 116 23,20 +̲ 7,44 50
Jumlah 20 12 206 50

Total ayam 51 1074 21,48 +̲ 4,18 51


terinfestasi
Total sampel 100 1074 10,74 +̲ 2,62
Keterangan :*) data dari jumlah ayam yang terinfestasi ektoparasit

Tabel 3. Data Jumlah jenis dan individu ektoparasit pada ayam sampel ( 10 ekor ayam)
Lokasi sampling

Spesies Kedungwuluh Kedungwringin Kutasari Karangsalam Karanggintung Σ

J B J B J B J B J B

M. gallinae 31 57 28 20 24 21 34 46 24 25 310
(Gbr 2)
L. caponis 16 27 18 13 14 16 21 25 11 23 184
(Gbr 1
M. pallidus 24 37 34 22 19 28 32 37 21 36 290
(Gbr 3)
Tungau 10 15 12 7 5 1 10 13 7 11 91
D. gallinae
(Gbr 6)
Tungau 16 2 17 9 7 3 14 16 18 9 111
Haemaphysallis
M. gynglineura 5 5 11 11 5 6 8 16 9 12 88
(Gbr 5.)
102 143 120 82 74 75 119 153 90 116 1074
Keterangan : Data untuk perhitungan Indeks Keragaman Shanon Winner
6
Tabel 4. Distribusi dan kelimpahan (%) tiap jenis ektoparasit pada regio ayam (Σ sampel 100)
Jenis Ektoparasit pada Ayam Tota
Re Σektopar (%)
gio asit M.gallinae L. caponis M. pallidus D. gallinae Haemaphysa M.syngline
sp ura
Σ % Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %
K-L 375 142 37,9 72 19,2 130 34,7 31 8,3 - - 34,
92
P 243 137 56,4 16 6,6 67 27,6 10 4,1 2 0,8 11 4,5 22,
63
S 66 - 26 39,4 - - 40 60,6 - 6,1
4
D- 295 31 10,5 54 18,3 65 22,03 50 16,9 36 12,2 59 20,0 27,
K 47
Ek 95 - 16 16,8 28 29,5 - 33 34,7 18 18,9 8,8
4

Total 1074 310 28,9 184 17,1 290 27,0 91 8,5 111 10,3 88 8,2 10
0
X̅ 10,74 3,1 1,84 2,9 0,91 1,11 0,88

Keterangan : Dibuat Histogram persentase (%) Sebaran tiap jenis ektoparasit pada Regio
tubuh ayam (Sumbu Y : persen kelimpahan /angka yang dibolt merah dan sumbu X ; Regio tubuh

Tabel 5 . Data jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam kampung (data total dari 10 sampel)
Ayam Jenis SAMPLING KE /LOKASI KE Jumlah
Ektoparasit 1 2 3 4 5
*)
Jantan M. gallinae 31 28 24 34 24 141
L. caponis 16 18 14 21 11 80
M. pallidus 24 34 19 32 21 130
D. gallinae 10 12 5 10 7 44
Haemaphysa sp 16 17 7 14 18 72
M. synglineura 5 11 5 8 9 38
Σ Ektoparasit 102 120 74 119 90 505

Betina M. gallinae 57 20 21 46 25 169


L. caponis 27 13 16 25 23 104
M. pallidus 37 22 28 37 36 160
D. gallinae 15 7 1 13 11 47
Haemaphysa sp 2 9 3 16 9 39
M. synglineura 5 11 6 16 12 50
Σ Ektoparasit 143 82 75 153 116 569
*) Signifikasi hasil analisis
Hasil analisis varian untuk mengetahui:

1. Perbedaan infestasi dari tiap jenis ektoparasit


2. Jenis ektoparasit yang paling banyak ditemukan baik pada ayam jantan maupun betina
3. Perbedaan infestasi pada ayam jantan dan betina
7

Tabel 6. Rata-rata tiap jenis ektoparasit pada ayam sampel

Rata-rata/Ayam Rata-rata/Ayam Rata-ta/Ayam


Jantan Betina
Spesies parasit
X̅ +̲ σ *) X̅ +̲ σ *) X̅ +̲ σ *)

M. gallinae 2,82 +̲ 0,39 3,38 +̲ 1,5 3,1 +̲ 1,13

L. caponis 1,60 +̲ 0,34 2,08 +̲ 0,54 1,84 +̲ 0,51

M. pallidus 2,60 +̲ 0,60 3,20 +̲ 0,60 2,90 +̲ 0,67

D. gallinae 0,88 +̲ 0,25 0,94 +̲ 0,50 0,91 +̲ 0,39

Haemaphysa sp 1,44 +̲ 0,39 0,78 +̲ 0,50 1,11 +̲ 0,60

M. synglineura 0,76 +̲ 0,23 1,0 +̲ 0,40 0,88 +̲ 0,35

Rata-rata ektopa- 10,10 +̲ 1,75 11,38 +̲ 3,50 10,74 +̲ 2,62


Rasit/ekor ayam
*) Hasil signifikasi hasil Analisis Statistik dari tabel 5

Tabel 7. Data Jumlah Ektoparasit /ekor ayam kampung di tiap pengambilan sampling
Sampling ke / Lokasi sampling
Ektoparasit Organ tubuh Jumlah Rata +̲ D Sig
ayanm 1 2 3 4 5

M. gallinae -Kepala-leher 1,9 1,05 1,25 0,95 1,95 7,1 1,42 +̲ 0,42
- Punggung 1,9 1,1 1,1 1,25 1,5 6,85 1,37 +̲ 0,30
- Sayap 0 0 0 0 0 0 0
- Dada-kaki 0,6 0,1 0,05 0,25 0,55 1,55 0,31 +̲ 0,23
- Ekor 0 0 0 0 0 0 0

4,4 2,25 2,4 2,45 4,0 15,5 3,1 +̲ 0,91

L. caponis - Kepala-leher 0,95 0,85 0,3 0,7 0,8 3,6 0,72 +̲ 0,22
- Punggung 0,25 0,15 0,15 0,1 0,15 0,8 9,16 +̲ 0,05
- Sayap 0 0 0,35 0,35 0,6 1,3 0,26 +̲ 0,23
- Dada-kaki 0,75 0,3 0,55 0,55 0,55 2,7 0,54 +̲ 0,14
- Ekor 0,20 0,2 0,2 0 0,2 0,8 0,16 +̲ 0,08

2,15 1,5 1,55 1,7 2,3 9,2 1,84 +̲ 0,32


M. pallidus - Kepala-leher 1,1 1,4 1,4 1,15 1,45 6,5 1,3 +̲ 0,14
- Punggung 0,65 0,65 0,45 0,8 0,8 3,35 0,67 +̲ 0,12
- Sayap 0 0 0 0 0 0
- Dada-kaki 0,95 0,3 0,6 0,55 0,85 3,25 0,65 + ̲ 0,23
- Ekor 0,35 0- 0,35 0,35 0,35 1,4 0,28 +̲ 0,14
3,05 2,35 2,8 2,85 3,45 14,5 2,9 +̲ 0,36
D. gallinae - Kepala-leher 0,4 0 0,35 0,4 0,4 1,55 0,31 +̲ 0,16
- Punggung 0,3 0 0,05 0.05 0,05 0,45 0,09 +̲ 0,11
- Sayap 0 0 0 0 0 0
- Dada-kaki 0,55 0,25 0,05 0,45 0,7 2,0 0,4 +̲ 0,23
- Ekor 0 0 0 0 0 0
1,25 0,25 0,45 0,9 1,15 4 0,8 +̲ 0,4

Haemaphys - Kepala-leher 0 0 0 0 0 0
a sp - Punggung 0 0 0 0 0 0
- Sayap 035 0,4 0,4 0,4 0,55 2,1 0,42 +̲ 0,07
- Dada-kaki 0,3 0,05 0,5 0,55 0,4 1,3 0,26 +̲ 0,18
- Ekor 0,25 0,05 0,4 0,4 0,55 1,65 0,33 +̲ 0,17
0,9 0,5 1,3 1,35 1,5 5,55 1,11 +̲ 0,36
M. - Kepala-leher 0 0 0 0 0 0
synglineura - Punggung 0,05 0,1 0,15 0,1 0,15 0,55 0,11 +̲ 0,04
- Sayap 0 0 0 0 0 0
- Dada-kaki 0,45 0,45 0,65 0,45 0,7 2,7 0,54 +̲ 0,11
- Ekor 0- 0 0,3 0,25 0.35 0,9 0,18 +̲ 0,15

0,5 0,55 1,1 0,8 1,2 4,15 0,83 +̲ 0,28


Keterangan : Dianalisis varian untuk mengetahui:
1.Perbedaan kelimpahan tiap jenis ektoparasit pada masing-masing regio tubuh ayam
2.Mengetahui kelimpahan masing-masing jenis ektoparasit

Tabel 8. Data infestasi dan bobot ayam sampel

Sampling ke (Ulangan)

Variabel 1 2 3 4 5 Rata-rata

Rata –rata Infestasi 12,25 7,85 10,35 10,05 13,6 10,82


Ektoparasit ( X)

Rata-rata Bobot ayam 1,91 2,270 1,95 1,99 1,85 1,99


(Y)

Keterangan : Untuk uji korelasi dan regresi infestasi ektoparasit dengan bobot ayam

Tabe 9. Prevalensi ayam terinfestasi tiap jenis ektoparasit (dari 10 ayam sampel)
Kedungwuluh Kutasari(Sam Kedungringin(S Karanggintung( Karangsalam(
(sampling ke pling ke 2) ampling ke 3) Sampling ke 4) Sampling ke
1) 5)
Spesies Ayam Σayam % Σayam Σayam Σayam Σayam Prevalensi
terinfe terinfe terinfe terinfe terinfe
stasi stasi % stasi % stasi % stasi %

M.gallinae Jantan 4 40 4 40 4 40 4 40 6 60 44 +̲ 8,0

Betina 4 40 5 50 4 40 5 50 5 50 46 +̲ 5,0

Rata-rata 40 45 40 45 55 45 +̲ 5,5

Jantan 4 40 3 30 3 30 3 30 5 50 36 +̲ 8,0

L. caponis Betina 5 50 5 50 4 40 4 40 4 40 44 +̲ 5,0

Rata-rata 45 40 35 35 45 40 +̲ 4,5

M.cornutus Jantan 3 30 4 40 4 40 3 30 5 50 38 +̲ 7,5

Betina 4 40 4 40 3 30 4 40 4 40 38 +̲ 4,0

Rata-rata 35 40 35 35 45 38 +̲ 4,0

D.gallinae Jantan 2 20 1 10 3 30 2 20 4 40 24 +̲ 10,2

Betina 3 30 1 10 3 30 3 30 3 30 26 +̲ 8,0

Rata-rata 25 10 30 25 35 25 +̲ 8,4

Haemaphy Jantan 2 20 3 30 3 30 4 40 5 50 34 + 1
̲ 0,2
sa sp Betina 1 10 1 10 2 20 3 30 2 20 18 +̲ 7,5

Rata-rata 15 20 25 35 35 26 +̲ 8,0

M.syngline Jantan 1 10 1 10 4 40 3 30 4 40 26 +̲ 13,6


ura
Betina 2 20 2 20 2 20 3 30 3 30 24 +̲ 4,5

Rata-rata 15 15 30 30 35 25 +̲ 8,4

Tabel 10. Infestasi ektoparasit pada tiap bagian/regio tubuh

Organ tubuh Sampling ke / Lokasi sampling


ayanm
1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rta

-- Kepala-leher 4,35 3,31 3,30 3,20 4,60 18,76 3,75 +̲ 0,6

- Punggung 3,15 2,0 1,90 2,30 2,66 12,01 2,402 +̲ 0,46

- Sayap 0,35 0,40 0,75 0,75 0,60 2,85 0,57 +̲ 0,17

- Dada-kaki 3,60 1,45 2,40 2,80 2,76 13,01 4,34 +̲ 3,93

- Ekor 0,80 0,25 1,25 1,0 1,45 4,76 0,95 +̲ 0,41

. Hasil Identifikasi ektoparasit yang ditemukan pada ayam kampung

A B C

D E F
Gambar 1. Spesies Ektoparasit yang ditemukan pada ayam kampung di lima lokasi
sampling. A. Menopon gallinae;B Menacanthus comutus; C. Lipeurus

2. Luaran Yang dicapai


Luaran yang dicapai adalah Publikasi ilmiah di Journal Internasional bereputasi.

Status Target Capaian adalah terbit pada Journal Internasional Biodiversitas

BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Secara teknis pelaksanaan penelitian atau pengambilan sampel dilapangan tidak


mengalami hambatan dan kendala dikarenakan dilakukan sebelum terjadinya wabah
pandemic Covid-19. Pengambilan sampel dilapangan dan pengamatan di laboratorium
berjalan lancar dengan didukung fasilitas laboratorium yang memadai.
Dengan demikian Penelitian dapat diselesaikan, selanjutnya dilakukan pengolahan
data-data hasil penelitian dan analisis, serta interpretasi hasil . Kemudian dari hasil
analisis dan interpretasi disusun artikel untuk di publikasikan di Journal Internasional,
dan Laporan hasil penelitian

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, keragaman dan prevalensi ektoparasit pada ayam
kampung di Kabupaten Banyumas tergolong rendah. Hanya enam spesies yang
ditemukan dengan prevalensi tertinggi M. gallinae ( 45%). Infestasi ektoparasit pada
ayam kampung dapat menyebabkan penurunan berat badan ayam. Oleh karena itu,
meskipun prevalensi ektoparasit rendah, ini adalah faktor utama yang perlu
dipertimbangkan oleh peternak ayam di pedesaan, untuk mencegah serangan
ektoparasit pada ayam mereka, sehingga meningkatkan produktivitas.

2. Saran
Perlu dilakukan penelitian dengan skup yang lebih luas dan jumlah sampel yang lebih
banyak.

DAFTARPUSTAKA

Abdullah SA, and Mohammed AA.(2013) Ecto and Endo Parasites Prevalence I
Domestic Chickens in Sulaimani Region . The Iraqi Journal of Veterinary Medicine,
37(2):149-155
El-aw, m. A. K. A. Draz a. E. Abdel-hamed and m. A. Awad (2008). Identification Of
Biting Lice Species On Infected Domestic Chickens And Their Distribution On Different
Body Regions.J.Agric.&Env.Sci.Alex. Univ. Egypt Vol.7 (2)
Hassan NNRN, Awang A, and Rahman AMD (2015). Parasitic Burden and Its
Relation with the Body Weight of Free Range Chicken in Oil Palm Dominated Sandakan
District of Malaysian Borneo , International Journal of Livestock Research ISSN 2277-
1964 ONLINE
Ilyes M , Ahmed B, Kheira S , Hanene D and Fouz, M (2013). Prevalence and
Distribution of Chewing Lice (Phthiraptera) in Free Range Chickens from the Traditional
Rearing Systemin the Algerian North East, Area of El-Tarf .International Journal of
Poultry Science 12 (12): 721-725, 2013
Kumar S. and S. Hasan (2016). In vitro bionomics of an Ischnoceran louse, Lipeurus
caponis (Phthiraptera: insecta). J Parasit Dis 40(2):374–376
Kumar A, and Kumar R.,(2014). Seasonal changes in the population of Menacanthus
cornutus (Phthiraptera: Amblycera).. J Parasit Dis (July-Sept 2014) 38(3):307–310
Love O, Johnny R, and Valentine OR (2018)A Study of the Prevalence and
Abundance of Chewing Lice (Phthiraptera) in Selected Poultry Farms in Benin City, Edo
State . International Journal of Animal Science and Technology 1(1): 35-42
Murillo AC, and Mullens BA (2016).Diversity and Prevalence of Ectoparasites on
Backyard Chicken Flocks in California . Journal of Medical Entomology, 1–5
Nasser M, Azzam, Mohammed S, , Yousif AL (2015). Identification key for chewing
lice (Phthiraptera: Amblycera, Ischnocera) infesting the Indian Peafowl (Pavo cristatus)
with one new country record and new host record for Saudi Arabia. Turkish Journal of
Zoology 39: 88-94© TÜBITAK doi:10.3906/zoo-1312-44
Prelezov PN, and Koinarski, KV (2006) Species Variety And Population Structure Of
Mallophaga (Insecta: Phthiraptera) On Chickens In The Region Of Stara Zagora .
Bulgarian Journal Of Veterinary Medicine 9, No 3, 193-200
Zeryehun Tand Yohannes Y, (2015)Ectoparasite infestation of free scavenging
chickens reared under traditional backyard production system in Wolayita Zone, southern
Ethiopia . Ethiopian Veterinary Journal 2015, 19 (2):55-66
LAMPIRAN
1. Analisis data
)
Data jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam kampung jantan

Descriptives
Jumlah Ektoparasit

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Lower Upper


Jenis Ektoparasit N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Minim Maximu

M. gallinae 5 28.20 4.382 1.960 22.76 33.64 24 34


L. caponis 5 16.00 3.808 1.703 11.27 20.73 11 21
M. pallidus 5 26.00 6.671 2.983 17.72 34.28 19 34
D. gallinae 5 8.80 2.775 1.241 5.35 12.25 5 12
Haemaphysa sp. 5 14.40 4.393 1.965 8.95 19.85 7 18
M. synglineura 5 7.60 2.608 1.166 4.36 10.84 5 11
Total 30 16.83 8.898 1.625 13.51 20.16 5 34

ANOVA
Jumlah Ektoparasit
SV Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1848.167 5 369.633 19.802 .000


Within Groups 448.000 24 18.667
Total 2296.167 29

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam
kampung jantan adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah Ektoparasit
LSD
(I) Jenis Ektoparasit (J) Jenis Ektoparasit Mean Std. 95% Confidence
pada Ayam Jantan pada Ayam Jantan Difference (I-J) Error Sig. Interval
Lower Upper
Bound Bound

M. gallinae L. caponis 12.200* 2.733 .000 6.56 17.84

M. pallidus 2.200 2.733 .429 -3.44 7.84

D. gallinae 19.400* 2.733 .000 13.76 25.04

Haemaphysa sp. 13.800* 2.733 .000 8.16 19.44

M. synglineura 20.600* 2.733 .000 14.96 26.24


L. caponis M. gallinae -12.200* 2.733 .000 -17.84 -6.56
M. pallidus -10.000* 2.733 .001 -15.64 -4.36
D. gallinae 7.200* 2.733 .015 1.56 12.84
Haemaphysa sp. 1.600 2.733 .564 -4.04 7.24
M. synglineura 8.400* 2.733 .005 2.76 14.04
M. pallidus M. gallinae -2.200 2.733 .429 -7.84 3.44
L. caponis 10.000* 2.733 .001 4.36 15.64
D. gallinae 17.200* 2.733 .000 11.56 22.84
Haemaphysa sp. 11.600* 2.733 .000 5.96 17.24
M. synglineura 18.400* 2.733 .000 12.76 24.04
D. gallinae M. gallinae -19.400* 2.733 .000 -25.04 -13.76
L. caponis -7.200* 2.733 .015 -12.84 -1.56
M. pallidus -17.200* 2.733 .000 -22.84 -11.56
Haemaphysa sp. -5.600 2.733 .052 -11.24 .04
M. synglineura 1.200 2.733 .664 -4.44 6.84
Haemaphysa sp. M. gallinae -13.800* 2.733 .000 -19.44 -8.16
L. caponis -1.600 2.733 .564 -7.24 4.04
M. pallidus -11.600* 2.733 .000 -17.24 -5.96
D. gallinae 5.600 2.733 .052 -.04 11.24
M. synglineura 6.800* 2.733 .020 1.16 12.44
M. synglineura M. gallinae -20.600* 2.733 .000 -26.24 -14.96

L. caponis -8.400* 2.733 .005 -14.04 -2.76

M. pallidus -18.400* 2.733 .000 -24.04 -12.76

D. gallinae -1.200 2.733 .664 -6.84 4.44

Haemaphysa sp. -6.800* 2.733 .020 -12.44 -1.16

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam kampung betina

Descriptives
Jumlah Ektoparasit
Std. Std. 95% Confidence
Jenis Ektoparasit N Mean Deviatio Error Interval for Mean Minimum Maximum
n Lower Upper
Bound Bound

M. gallinae 5 33.80 16.724 7.479 13.03 54.57 20 57


L. caponis 5 20.80 6.017 2.691 13.33 28.27 13 27
M. pallidus 5 32.00 6.745 3.017 23.62 40.38 22 37
D. gallinae 5 9.40 5.550 2.482 2.51 16.29 1 15
Haemaphysa sp. 5 7.80 5.630 2.518 .81 14.79 2 16
M. synglineura 5 10.00 4.528 2.025 4.38 15.62 5 16
Total 30 18.97 13.425 2.451 13.95 23.98 1 57

ANOVA
Jumlah Ektoparasit
SV Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3449.367 5 689.873 9.314 .000


Within Groups 1777.600 24 74.067
Total 5226.967 29

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam
kampung betina adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah Ektoparasit
LSD

95% Confidence
(J) Jenis Interval

(I) Jenis Ektoparasit Ektoparasit pada Mean Difference Lower Upper


pada Ayam Betina Ayam Betina (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound

M. gallinae L. caponis 13.000* 5.443 .025 1.77 24.23

M. pallidus 1.800 5.443 .744 -9.43 13.03

D. gallinae 24.400* 5.443 .000 13.17 35.63

Haemaphysa sp. 26.000* 5.443 .000 14.77 37.23

M. synglineura 23.800* 5.443 .000 12.57 35.03


L. caponis M. gallinae -13.000* 5.443 .025 -24.23 -1.77
M. pallidus -11.200 5.443 .051 -22.43 .03
D. gallinae 11.400* 5.443 .047 .17 22.63
Haemaphysa sp. 13.000* 5.443 .025 1.77 24.23
M. synglineura 10.800 5.443 .059 -.43 22.03
M. pallidus M. gallinae -1.800 5.443 .744 -13.03 9.43
L. caponis 11.200 5.443 .051 -.03 22.43
D. gallinae 22.600* 5.443 .000 11.37 33.83
Haemaphysa sp. 24.200* 5.443 .000 12.97 35.43
M. synglineura 22.000* 5.443 .000 10.77 33.23
D. gallinae M. gallinae -24.400* 5.443 .000 -35.63 -13.17
L. caponis -11.400* 5.443 .047 -22.63 -.17
M. pallidus -22.600* 5.443 .000 -33.83 -11.37
Haemaphysa sp. 1.600 5.443 .771 -9.63 12.83
M. synglineura -.600 5.443 .913 -11.83 10.63
Haemaphysa sp. M. gallinae -26.000* 5.443 .000 -37.23 -14.77
L. caponis -13.000* 5.443 .025 -24.23 -1.77
M. pallidus -24.200* 5.443 .000 -35.43 -12.97
D. gallinae -1.600 5.443 .771 -12.83 9.63
M. synglineura -2.200 5.443 .690 -13.43 9.03
M. synglineura M. gallinae -23.800* 5.443 .000 -35.03 -12.57

L. caponis -10.800 5.443 .059 -22.03 .43

M. pallidus -22.000* 5.443 .000 -33.23 -10.77

D. gallinae .600 5.443 .913 -10.63 11.83

Haemaphysa sp. 2.200 5.443 .690 -9.03 13.43

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam kampung

Descriptives
Jumlah Ektoparasit

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Std. Lower Upper


Ektoparasit N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum

M. gallinae 10 31.00 11.898 3.762 22.49 39.51 20 57


L. caponis 10 18.40 5.379 1.701 14.55 22.25 11 27
M. pallidus 10 29.00 7.071 2.236 23.94 34.06 19 37
D. gallinae 10 9.10 4.149 1.312 6.13 12.07 1 15
Haemaphysa sp. 10 11.10 5.896 1.865 6.88 15.32 2 18
M. synglineura 10 8.80 3.706 1.172 6.15 11.45 5 16
Total 60 17.90 11.343 1.464 14.97 20.83 1 57

ANOVA
Jumlah Ektoparasit
SV Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5015.600 5 1003.120 21.030 .000


Within Groups 2575.800 54 47.700
Total 7591.400 59
Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah tiap jenis ektoparasit pada ayam
kampung adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah Ektoparasit
LSD

95% Confidence
Interval

(I) Jenis Mean Lower Upper


Ektoparasit (J) Jenis Ektoparasit Difference (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound

M. gallinae L. caponis 12.600* 3.089 .000 6.41 18.79

M. pallidus 2.000 3.089 .520 -4.19 8.19

D. gallinae 21.900* 3.089 .000 15.71 28.09

Haemaphysa sp. 19.900* 3.089 .000 13.71 26.09

M. synglineura 22.200* 3.089 .000 16.01 28.39


L. caponis M. gallinae -12.600* 3.089 .000 -18.79 -6.41
M. pallidus -10.600* 3.089 .001 -16.79 -4.41
D. gallinae 9.300* 3.089 .004 3.11 15.49
Haemaphysa sp. 7.300* 3.089 .022 1.11 13.49
M. synglineura 9.600* 3.089 .003 3.41 15.79
M. pallidus M. gallinae -2.000 3.089 .520 -8.19 4.19
L. caponis 10.600* 3.089 .001 4.41 16.79
D. gallinae 19.900* 3.089 .000 13.71 26.09
Haemaphysa sp. 17.900* 3.089 .000 11.71 24.09
M. synglineura 20.200* 3.089 .000 14.01 26.39
D. gallinae M. gallinae -21.900* 3.089 .000 -28.09 -15.71
L. caponis -9.300* 3.089 .004 -15.49 -3.11
M. pallidus -19.900* 3.089 .000 -26.09 -13.71
Haemaphysa sp. -2.000 3.089 .520 -8.19 4.19
M. synglineura .300 3.089 .923 -5.89 6.49
Haemaphysa sp. M. gallinae -19.900* 3.089 .000 -26.09 -13.71
L. caponis -7.300* 3.089 .022 -13.49 -1.11
M. pallidus -17.900* 3.089 .000 -24.09 -11.71
D. gallinae 2.000 3.089 .520 -4.19 8.19
M. synglineura 2.300 3.089 .460 -3.89 8.49
M. synglineura M. gallinae -22.200* 3.089 .000 -28.39 -16.01

L. caponis -9.600* 3.089 .003 -15.79 -3.41


M. pallidus -20.200* 3.089 .000 -26.39 -14.01

D. gallinae -.300 3.089 .923 -6.49 5.89

Haemaphysa sp. -2.300 3.089 .460 -8.49 3.89

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah ektoparasit (M. gallinae /ekor) ayam pada tiap regio ayam

Descriptives
Jumlah M. gallinae

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Std. Lower Upper


Regio N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum

kepala-leher 5 1.4200 .47381 .21190 .8317 2.0083 .95 1.95


punggung 5 1.3700 .33838 .15133 .9498 1.7902 1.10 1.90
sayap 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
dada-kaki 5 .3100 .25348 .11336 -.0047 .6247 .05 .60
ekor 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
Total 25 .6200 .70563 .14113 .3287 .9113 .00 1.95

ANOVA
Jumlah M. gallinae
SV Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 10.337 4 2.584 32.043 .000


Within Groups 1.613 20 .081
Total 11.950 24

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ektoparasit M. gallinae pada tiap regio
ayam kampung adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah M. gallinae
LSD

95% Confidence
Interval

(I) Organ tubuh (J) Organ tubuh Mean Lower Upper


ayam ayam Difference (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound
kepala-leher Punggung .05000 .17961 .784 -.3247 .4247

Sayap 1.42000* .17961 .000 1.0453 1.7947


dada-kaki 1.11000* .17961 .000 .7353 1.4847

Ekor 1.42000* .17961 .000 1.0453 1.7947


punggung kepala-leher -.05000 .17961 .784 -.4247 .3247
Sayap 1.37000* .17961 .000 .9953 1.7447
dada-kaki 1.06000* .17961 .000 .6853 1.4347
Ekor 1.37000* .17961 .000 .9953 1.7447
sayap kepala-leher -1.42000* .17961 .000 -1.7947 -1.0453
Punggung -1.37000* .17961 .000 -1.7447 -.9953
dada-kaki -.31000 .17961 .100 -.6847 .0647
Ekor .00000 .17961 1.000 -.3747 .3747
dada-kaki kepala-leher -1.11000* .17961 .000 -1.4847 -.7353
Punggung -1.06000* .17961 .000 -1.4347 -.6853
Sayap .31000 .17961 .100 -.0647 .6847
Ekor .31000 .17961 .100 -.0647 .6847
ekor kepala-leher -1.42000* .17961 .000 -1.7947 -1.0453
punggung -1.37000* .17961 .000 -1.7447 -.9953

sayap .00000 .17961 1.000 -.3747 .3747

dada-kaki -.31000 .17961 .100 -.6847 .0647

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah ektoparasit (L. caponis/ekor) ayam kampung di tiap regio ayam

Descriptives
Jumlah L. caponis

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Lower Upper


Regio N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum

kepala-leher 5 .7200 .25150 .11247 .4077 1.0323 .30 .95


Punggung 5 .1600 .05477 .02449 .0920 .2280 .10 .25
Sayap 5 .2600 .25836 .11554 -.0608 .5808 .00 .60
dada-kaki 5 .5400 .15969 .07141 .3417 .7383 .30 .75
Ekor 5 .1600 .08944 .04000 .0489 .2711 .00 .20
Total 25 .3680 .28317 .05663 .2511 .4849 .00 .95

ANOVA
Jumlah L. caponis
SV Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.258 4 .315 9.447 .000


Within Groups .666 20 .033
Total 1.924 24
Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ektoparasit L. caponis pada di tiap
regio ayam kampung adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah L. caponis
LSD

95% Confidence
Interval

(I) Organ tubuh (J) Organ tubuh Mean Difference Lower Upper
ayam ayam (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound

kepala-leher Punggung .56000* .11541 .000 .3193 .8007

Sayap .46000* .11541 .001 .2193 .7007

dada-kaki .18000 .11541 .135 -.0607 .4207

Ekor .56000* .11541 .000 .3193 .8007


Punggung kepala-leher -.56000* .11541 .000 -.8007 -.3193
Sayap -.10000 .11541 .397 -.3407 .1407
dada-kaki -.38000* .11541 .004 -.6207 -.1393
Ekor .00000 .11541 1.000 -.2407 .2407
Sayap kepala-leher -.46000* .11541 .001 -.7007 -.2193
Punggung .10000 .11541 .397 -.1407 .3407
dada-kaki -.28000* .11541 .025 -.5207 -.0393
Ekor .10000 .11541 .397 -.1407 .3407
dada-kaki kepala-leher -.18000 .11541 .135 -.4207 .0607
Punggung .38000* .11541 .004 .1393 .6207
Sayap .28000* .11541 .025 .0393 .5207
Ekor .38000* .11541 .004 .1393 .6207
Ekor kepala-leher -.56000* .11541 .000 -.8007 -.3193

punggung .00000 .11541 1.000 -.2407 .2407

sayap -.10000 .11541 .397 -.3407 .1407

dada-kaki -.38000* .11541 .004 -.6207 -.1393

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah ektoparasit (M. pallidus/ekor ) ayam kampung di tiap regio

Descriptives
Jumlah M. pallidus
Std. 95% Confidence
Regio N Mean Deviation Std. Error Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Upper
Bound Bound

kepala-leher 5 1.3000 .16202 .07246 1.0988 1.5012 1.10 1.45


Punggung 5 .6700 .14405 .06442 .4911 .8489 .45 .80
Sayap 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
dada-kaki 5 .6500 .25739 .11511 .3304 .9696 .30 .95
Ekor 5 .2800 .15652 .07000 .0856 .4744 .00 .35
Total 25 .5800 .47170 .09434 .3853 .7747 .00 1.45

ANOVA
Jumlah M. pallidus

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.789 4 1.197 43.457 .000


Within Groups .551 20 .028
Total 5.340 24

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ektoparasit M. pallidus pada tiap regio
ayam kampung adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah M. pallidus
LSD

95% Confidence
Interval

(I) Organ tubuh (J) Organ tubuh Mean Lower Upper


ayam ayam Difference (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound

kepala-leher Punggung .63000* .10498 .000 .4110 .8490

Sayap 1.30000* .10498 .000 1.0810 1.5190

dada-kaki .65000* .10498 .000 .4310 .8690


*
Ekor 1.02000 .10498 .000 .8010 1.2390
punggung kepala-leher -.63000* .10498 .000 -.8490 -.4110
Sayap .67000* .10498 .000 .4510 .8890
dada-kaki .02000 .10498 .851 -.1990 .2390
Ekor .39000* .10498 .001 .1710 .6090
sayap kepala-leher -1.30000* .10498 .000 -1.5190 -1.0810
Punggung -.67000* .10498 .000 -.8890 -.4510
dada-kaki -.65000* .10498 .000 -.8690 -.4310
Ekor -.28000* .10498 .015 -.4990 -.0610
dada-kaki kepala-leher -.65000* .10498 .000 -.8690 -.4310
Punggung -.02000 .10498 .851 -.2390 .1990
Sayap .65000* .10498 .000 .4310 .8690
Ekor .37000* .10498 .002 .1510 .5890
ekor kepala-leher -1.02000* .10498 .000 -1.2390 -.8010

punggung -.39000* .10498 .001 -.6090 -.1710

sayap .28000* .10498 .015 .0610 .4990

dada-kaki -.37000* .10498 .002 -.5890 -.1510

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah ektoparasit (D. gallinae/ekor) ayam kampung di tiap regio ayam

Descriptives
Jumlah D. gallinae

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Lower Upper


N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum

kepala-leher 5 .3100 .17464 .07810 .0932 .5268 .00 .40


punggung 5 .0900 .11937 .05339 -.0582 .2382 .00 .30
sayap 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
dada-kaki 5 .4000 .25495 .11402 .0834 .7166 .05 .70
ekor 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
Total 25 .1600 .21602 .04320 .0708 .2492 .00 .70

ANOVA
Jumlah D. gallinae
SV Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .681 4 .170 7.756 .001


Within Groups .439 20 .022
Total 1.120 24

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ektoparasit D. gallinae pada tiap regio
ayam kampung adalah “berbeda” secara signifikan.
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah D. gallinae
LSD

(I) Organ tubuh (J) Organ tubuh Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
ayam ayam Difference (I-J) Lower Upper
Bound Bound

kepala-leher Punggung .22000* .09370 .029 .0245 .4155

Sayap .31000* .09370 .004 .1145 .5055

dada-kaki -.09000 .09370 .348 -.2855 .1055

Ekor .31000* .09370 .004 .1145 .5055


punggung kepala-leher -.22000* .09370 .029 -.4155 -.0245
Sayap .09000 .09370 .348 -.1055 .2855
dada-kaki -.31000* .09370 .004 -.5055 -.1145
Ekor .09000 .09370 .348 -.1055 .2855
sayap kepala-leher -.31000* .09370 .004 -.5055 -.1145
Punggung -.09000 .09370 .348 -.2855 .1055
dada-kaki -.40000* .09370 .000 -.5955 -.2045
Ekor .00000 .09370 1.000 -.1955 .1955
dada-kaki kepala-leher .09000 .09370 .348 -.1055 .2855
Punggung .31000* .09370 .004 .1145 .5055
Sayap .40000* .09370 .000 .2045 .5955
Ekor .40000* .09370 .000 .2045 .5955
ekor kepala-leher -.31000* .09370 .004 -.5055 -.1145

punggung -.09000 .09370 .348 -.2855 .1055

sayap .00000 .09370 1.000 -.1955 .1955

dada-kaki -.40000* .09370 .000 -.5955 -.2045

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


Data jumlah ektoparasit (Haemaphysa sp./ekor) ayam kampung di tiap regio
ayam

Descriptives
Jumlah Haemaphysa sp.

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Lower Upper


N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum

kepala-leher 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00


punggung 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
sayap 5 .4200 .07583 .03391 .3258 .5142 .35 .55
dada-kaki 5 .3600 .19812 .08860 .1140 .6060 .05 .55
ekor 5 .3300 .18908 .08456 .0952 .5648 .05 .55
Total 25 .2220 .22036 .04407 .1310 .3130 .00 .55
ANOVA
Jumlah Haemaphysa sp.

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .842 4 .211 13.040 .000


Within Groups .323 20 .016
Total 1.165 24

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ektoparasit Haemaphysa sp. pada tiap
regio ayam kampung adalah “berbeda” secara signifikan.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah Haemaphysa sp.
LSD

95% Confidence
Interval
Mean
(I) Organ tubuh (J) Organ Difference (I- Lower Upper
ayam tubuh ayam J) Std. Error Sig. Bound Bound

kepala-leher Punggung .00000 .08037 1.000 -.1677 .1677

Sayap -.42000* .08037 .000 -.5877 -.2523

dada-kaki -.36000* .08037 .000 -.5277 -.1923

Ekor -.33000* .08037 .001 -.4977 -.1623


punggung kepala-leher .00000 .08037 1.000 -.1677 .1677
Sayap -.42000* .08037 .000 -.5877 -.2523
dada-kaki -.36000* .08037 .000 -.5277 -.1923
Ekor -.33000* .08037 .001 -.4977 -.1623
sayap kepala-leher .42000* .08037 .000 .2523 .5877
Punggung .42000* .08037 .000 .2523 .5877
dada-kaki .06000 .08037 .464 -.1077 .2277
Ekor .09000 .08037 .276 -.0777 .2577
dada-kaki kepala-leher .36000* .08037 .000 .1923 .5277
Punggung .36000* .08037 .000 .1923 .5277
Sayap -.06000 .08037 .464 -.2277 .1077
Ekor .03000 .08037 .713 -.1377 .1977
ekor kepala-leher .33000* .08037 .001 .1623 .4977

Punggung .33000* .08037 .001 .1623 .4977

Sayap -.09000 .08037 .276 -.2577 .0777

dada-kaki -.03000 .08037 .713 -.1977 .1377

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Data jumlah ektoparasit (M. synglineura/ekor) ayam kampung di tiap regio


ayam
Descriptives
Jumlah M. synglineura

95% Confidence
Interval for Mean

Std. Lower Upper


N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum

kepala-leher 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00


punggung 5 .1100 .04183 .01871 .0581 .1619 .05 .15
sayap 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
dada-kaki 5 .5400 .12450 .05568 .3854 .6946 .45 .70
ekor 5 .1800 .16808 .07517 -.0287 .3887 .00 .35
Total 25 .1660 .22113 .04423 .0747 .2573 .00 .70

ANOVA
Jumlah M. synglineura

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .992 4 .248 27.242 .000


Within Groups .182 20 .009
Total 1.174 24

Berdasarkan analisi Anova, diketahui nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ektoparasit M. synglineura, pada tiap
regio ayam kampung adalah “berbeda” secara signifikan
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah M. synglineura
LSD

95% Confidence
Interval

(J) Organ Mean Lower Upper


(I) Organ tubuh ayam tubuh ayam Difference (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound

kepala-leher Punggung -.11000 .06033 .083 -.2359 .0159

Sayap .00000 .06033 1.000 -.1259 .1259

dada-kaki -.54000* .06033 .000 -.6659 -.4141

Ekor -.18000* .06033 .007 -.3059 -.0541


punggung kepala-leher .11000 .06033 .083 -.0159 .2359
Sayap .11000 .06033 .083 -.0159 .2359
dada-kaki -.43000* .06033 .000 -.5559 -.3041
Ekor -.07000 .06033 .260 -.1959 .0559
sayap kepala-leher .00000 .06033 1.000 -.1259 .1259
Punggung -.11000 .06033 .083 -.2359 .0159
dada-kaki -.54000* .06033 .000 -.6659 -.4141
Ekor -.18000* .06033 .007 -.3059 -.0541
dada-kaki kepala-leher .54000* .06033 .000 .4141 .6659
Punggung .43000* .06033 .000 .3041 .5559
Sayap .54000* .06033 .000 .4141 .6659
Ekor .36000* .06033 .000 .2341 .4859
ekor kepala-leher .18000* .06033 .007 .0541 .3059

punggung .07000 .06033 .260 -.0559 .1959

sayap .18000* .06033 .007 .0541 .3059

dada-kaki -.36000* .06033 .000 -.4859 -.2341

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


Correlations

Correlations

Rata-rata infestasi Rata-rata bobot


Ektoparasit (x) ayam (y)

Rata-rata infestasi Pearson Correlation 1 -.918*


Ektoparasit (x) Sig. (2-tailed) .028

N 5 5
Rata-rata bobot ayam (y) Pearson Correlation -.918* 1

Sig. (2-tailed) .028

N 5 5

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel output diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:


1. .Berdasarkan nilai signifikasi (Sig. 2-tailed) sebesar 0,028 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikasi antara variabel rata-rata
investasi ektoparasit dengan rata-rata bobot ayam.
2. Berdasarkan nilai r hitung (Pearson Correlations), diketahui nilai r hitung untuk
hubungan rata-rata infestasi ektoparasit dengan rata-rata bobot ayam adalah
sebesar 0,918 > r tabel 0,878, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
atau korelasi antara variabel rata-rata infestasi ektoparasit dengan rata-rata
bobot ayam. Karena r hitung/ Pearson Correlations dalam analisis ini bernilai
negatif, maka hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat negatif atau
dengan kata lain semakin meningkatnya rata-rata infestasi ektoparasit maka
akan semakin menurun rata-rata bobot ayamnya.
Regression

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Rata-rata infestasi Ektoparasit (x)b . Enter
a. Dependent Variable: Rata-rata bobot ayam (y)
b. All requested variables entered.

Model Summary
29
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .918a .843 .791 .07446
a. Predictors: (Constant), Rata-rata infestasi Ektoparasit (x)

Berdasarkan tabel Model Summary di atas, nilai korelasi (R) adalah 0,918. Nilai ini
dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di kategori
kuat. Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi
(KD) yang menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh
interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah
84,3% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas X (rata-rata infestasi
ektoparasit) memiliki pengaruh kontribusi sebesar 84,3% terhadap variabel Y
(rata-rata bobot ayam) dan 15,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
variabel X.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .089 1 .089 16.106 .028b

Residual .017 3 .006

Total .106 4

a. Dependent Variable: Rata-rata bobot ayam (y)


b. Predictors: (Constant), Rata-rata infestasi Ektoparasit (x)

Berdasarkan tabel Anova di atas, diketahui nilai sig sebesar 0,028 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi adalah linier. Berdasarkan tabel
di atas, maka model persamaan regresi adalah signifikan dan memenuhi kriteria
linieritas.

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.728 .186 14.676 .001

Rata-rata infestasi
-.068 .017 -.918 -4.013 .028
Ektoparasit (x)

a. Dependent Variable: Rata-rata bobot ayam (y)

Adapun model persamaan regresi yang diperoleh dengan koefisien


konstanta dan koefisien variabel yang ada di kolom Unstandardized
Coefficients. Berdasarkan tabel di atas diperoleh model persamaan
regresi : Y = 2,728 - 0,068x.

Shannon Index Results


Lokasi sampling

Index Kedungwuluh Kedungwringin Kutasari Karangsalam Karanggintung

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina

Shannon H'
0.721 0.627 0.742 0.743 0.702 0.626 0.72 0.731 0.738 0.726
Log Base 10.

Shannon
Hmax Log 0.778 0.778 0.778 0.778 0.778 0.778 0.778 0.778 0.778 0.778
Base 10.

Shannon J' 0.926 0.806 0.953 0.955 0.902 0.805 0.926 0.939 0.949 0.933

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman spesies


ektoparasit pada ayam adalah rendah (H’<1)

Lampiran 2. Gambar Keadaan ayam yang diliarkan di lokasi sample


Gambar 2. Keadaan Lokasi ayam diliarkan

Lampran 3. Artikel yang telah terbit di Journal Biodiversitas Vol.21, No.7


Juli 2020.

Anda mungkin juga menyukai