Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PEMELIHARAAN IKAN LELE DUMBO MUTIARA (Clarias geriepinus)

Oleh :
Drs. Edy Riwidiharso, MS
Fakultas Biologi Unsoed

ABSTRAK
Lele merupakan jenis ikan yang sangat popular di masyarakat, karena selain rasanya yang
lezat juga kandungan gizinya yang cukup tinggi, sehingga sangat disukai. Namun akhir-akhir
ini budidaya ikan lele mengalami banyak kendala sehingga hasil yang didapat dalam satu
periode pemeliharaan sangat menurun. Banyak kendala yang dialami oleh Pembudidaya
ikan khususnya ikan lele yang menyebabkan para petani ikan lele dumbo harus mencari
solusinya baik dengan cara menggali pengetahuan dan pemahaman dari kepustakaan,
maupun dari para petani ikan yang berpengalaman, instansi pemerintah dalam hal ini Dinas
Perikanan dan kelautan juga dengan para ahli atau pakar dibidang perikanan

I. PENDAHULUAN

Lele merupakan jenis ikan yang digemari oleh masyarakat terutama oleh para
pembudidaya ikan, karena karena rasanya yang lezat, ikan Lele juga mudah dibudidayakan.
Konon ikan lele sudah berhasil dibudidayakan sejak puluhan tahun yang lalu, mulai dari
pembenihan hingga pembesaran, sehingga sering dianggap oleh masyarakat sebagai lele
local. Namun akhir-akhir ini pembudidaya mengalami banyak kendala sehingga hasil yang
didapat dalam satu periode pemeliharaan sangat menurun. Pada tahun 1984
diperkenalkan spesies baru yang diberi nama lele dumbo (Clarias gariepinus) , namun
dalam perkembangannya lele dumbo pun mengalami penurunan
Banyak kendala yang bermunculan yang menyebabkan petani lele dumbo mencari, jalan
keluarnya, baik melalui kepustakaan, bertanya kepada para petani yang lebih
berpengalaman maupun kepada instansi yang berwenang dan juga kepada para ahli dan
pakar dibidangnya. Kami selaku akademisi sekaligus yang tertarik terhadap pemeliharaan
dan budidaya ikan air tawar mencoba membantu memecahkan permasalahan tersebut
melalui pembuatan makalah sederhana, melakuakan penyuluhan dan pendampingan
langsung serta konsultasi atau dialog interaktif dengan para petani ikan melalui acara
1
penyuluhan dari Program PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) yang dilaksanakan LPPM
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

II. I S I

A. Sistem Budidaya
Budidaya lele diawali dengan Pembenihan untuk menghasilkan benih sampai berukuran
tertentu yang dilakukan dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam
khusus pemijahan. Terdapat tiga system Pembenihan yaitu :
1. Sistem Massal, Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu
kolam dengan perbandingan tertentu. Pada system ini induk jantan secara leluasa
mencari pasangannya untuk kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat
tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan, Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada
satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan
pasangan yang cocok antara kedua induk
3. Pemijahan Sistem Suntik (Hyphofisasi), Dilakukan dengan merangsang lele untuk
memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise yang
terdapat disebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai
donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
B. Tahap Proses Budidaya
1. Pembuatan Kolam
Ada empat macam kolam menurut fungsinya yaitu kolam induk, kolam pemijahan,
kolam pendederan dan kolam pembesaran. Menurut bahan dasarnya kolam dibagi
menjadi tiga yaitu kolam tanah (kubangan), kolam permanen (bak beton) dan kolam
tidak permanen (dibuat dari bahan terpal). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya
disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun
tipe galian, pembenihan ikan lele harus mempunyai :
Pengendapan, berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air dan
2
penumbuhan plankton. Kolam tendon ini merupakan sumber air untuk kolam yang
lain.

Kolam Pemeliharaan Induk, induk jantan dan betina selama masa pematangan telur
dipelihara pada kolam tersendiri atau terpisah yang sekaligus sebagai tempat
pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan, tempat perkawinan induk jantan dan induk betina. Pada kola mini
harus tersedia sarang pemijahan yang terbuat dari ijuk, batu bata, bambu dan
Lain-lain sebagai tempat bercumbu bagi induk jantan dan betina serta untuk
menempelkan telur.
Kolam Pendederan, berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan
telah berumur 3 – 4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan
mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning
telur induk dalam saluran pencernaanya hingga mencapai ukuran tertentu.
Kolam Pembesaran, berfungsi untuk membesarkan ikan setelah lepas dari kolam
pendederan hingga mencapai ukuran konsumsi.
2. Pemilihan Induk
Dilakukan pemilihan induk lele yang baik
Ciri-ciri pejantan lele yang baik adalah; tulang kepala berbentuk pipih, warna kulit
lebih gelap, gerakannya lebih lincah dibandingkan dengan betinanya, perut ramping
tidak terlihat lebih besar daripada punggung, alat kelaminnya berbentuk runcing dan
badan sehat tidak cacat.
Ciri-ciri induk lele betina yang baik adalah; tulah kepala berbentuk cembung, warna
badan lebih cerah, gerakan lamban dibandingkan yang jantan, perut mengembang
lebih besar daripada punggung dan alat kelamin berbentuk bulat serta badan sehat
tidak cacat.
3. Persiapan Lahan
Proses Pengolahan Lahan (pada kolam tanah), meliputi ;
3
Pengeringan, untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.

Pengapuran, dilakukan dengan kapur dolomit atau zeolite dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.
Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara), untuk menetralkan berbagai racun dan
gas berbahaya hasil proses sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha
atau 25 gr (2 sendok makan/100 m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat
dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
Pemasukan Air, dilakukan secara bertahap, mula-mula 30 cm dan dibiarkan selama 3
– 4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada Tipe Kolam Berupa Bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah ;
Pembersihan bak dari kotoran atau sisa pembenihan sebelumnya.
Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati, pemasukan air dapat langsung
penuh dan segera diberikan TON dengan dosis sama
4. Pemijahan
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan induk betina untuk
mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat
kelaminnya berwarna merah, sedangkan induk betina ditandai dengan sel telur
berwarna kuning ( jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi
menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
5. Pemindahan

Cara pemindaha ; kurangi a ir di sarang pemijahan sampai tinggi air 10 – 20 cm ,


siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air dari
sarang. Samakan susu pada kedua kolam dan pindahkan benih dari sarang ke wadah
penampungan dengan menggunakan cawan atau piring. Selanjutnya pindahkan benih
dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena
masih rentan terhadap tingginya suhu air.

4
6. Pendedran
Pendederan adalah pembesaran hingga berukuran siap jual yaitu ikan berukuran 5 –
7 cm; 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga yang berbeda. Kolam pendederan
permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastic
untuk menghindari naiknya suhu air yang memudahkan lele mudah stress. Pemberian
pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan.
C. Managemen Pakan
Pakan anakan lele berupa; pakan alami berupa zooplankton , jentik-jentik, kutu air dan
cacing sutra (tubifex), diberikan pada saat lele berumur 3 – 4 hari. Pakan buatan di atas
umur 3 – 4 hari , kandungan nutrisi harus tinggi terutama kadar proteinnya (diatas
30%)., untuk menambah nutrisi pakan setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan
POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh , karena mengandung berbagai unsur
mineral penting , protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
D. Managemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik; air harus bersih/tidak tercemar atau sumber
air harus jelas, berwarna hijau cerah, kecerahan/transparasi sedang (30 – 40 cm)
Ukuran kualitas secara kimia; bebas senyawa beracun seperti amoniak, suhu air optimal
25 - 29°C dan pH antara 6 – 7.
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal , pemberian pupuk
TON sangat di perlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein ,karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan
alami yang berupa plankton dan jenis cacing. Juga dapat menetralkan senyawa beracun
dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan dengan
cara dilarutkan dan disiramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu
pemesukkan air baru. Pemberian sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis
pemakaian TON adalah 25 gr/100m2.
E. Managemen Kesehatan
5
Pada dasarnya anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan
atau air yang jelek . Kondisi air yang jelek akan mendorong tumbuhnya berbagai bibit
penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri. Maka dalam managemen
kesehatan pembenihan lele yang lebih penting dilakukan adalah menjaga kondisi air
dan pemberian nutrisi yang tinggi. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang
penyakit , maka dilakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin,
larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut harus
hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

III. KESIMPULAN

1. Pada pembenihan dikenal tiga system yaitu Sistem Masal, Sistem Pasangan dan
Sistem suntik atau Hyphofisasi.
2. Tahap proses budidaya ikan lele di mulai dari Pembuatan Kolam, Pemilihan Induk,
Persiapan lahan, Pemijahan, Pemindahan dan Pendederan.
3. Pakan anakan lele dapat berupa pakan alami seperti plankto, jentik-jentik dan cacing
sutra atau pakan buatan.
4. Pada usaha budidaya ikan lele factor yang terpenting adalah kualitas air yang baik.
5. Penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi Protozoa, bakteri dan jamur dapat
diobati dengan Formalin, larutan PK atau Garam dapur.

DAFTAR PUSTAKA

Ekoprihartono, R. 2000. Mengatasi Permasalahan Budidaya Lele Dumbo. Penebar Swadaya.

Moch Soetomo, H.A. 2000. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Percetakan SAinar Baru
Algesindo Offset Bandung.
Rohmatun, S.S. 1982. Budidaya Ikan Lele, Penebar Swadaya.
Susanto, H. 1988. Budidaya IKan Lele, Penerbit Kanesius
6

Anda mungkin juga menyukai