Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


IDENTIFIKASI PARASIT Trichodina sp. YANG MENGINFEKSI IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) DI SKIPM CIREBON, JAWA BARAT

Oleh :
NIKE MUSTIKASARI
B0A018007

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III BUDIDAYA IKAN
PURWOKERTO
2021
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JUDUL PKL : IDENTIFIKASI PARASIT Trichodina sp. YANG
MENGINFEKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
DI SKIPM CIREBON, JAWA BARAT
Jalan Cideng Indah, No. 236A, Kertawinangun,
ALAMAT TEMPAT PKL :
Kedawung, Cirebon, Jawa Barat
IDENTITAS PKL
Nama : NIKE MUSTIKASARI
NIM : B0A018007

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi D-III Budidaya Ikan, Fakultas Biologi,
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Disetujui dan Disyahkan


Pada tanggal ..................................

Dosen Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan

Drs. Edy Riwidiharso, M.S Budi Santoso, A.Md


NIP.19570310 198403 1002 NIP.19790702 200502 1001

Mengetahui,

Dekan Koordinator Program Studi


Fakultas Biologi, Unsoed D-III Budidaya Ikan

Prof. Dr. rer. nat Imam Widhiono MZ, M.S. Drs. Sugiharto, M.Si
NIP. 19590420 198503 1 002 NIP. 19600303 198703 1 004
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
dapat disusun dan selesainya Rencana Kerja Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan
judul : “Identifikasi Parasit Trichodina sp. yang Menginfeksi Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di SKIPM Cirebon, Jawa Barat”, yang dilaksanakan
selama 30 hari dari tanggal 08 Februari 2021 – 05 Maret 2021.
Telah selesainya Praktek Kerja Lapangan ini, penyusun menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr.rer.nat Imam Widhiono MZ, M.S. selaku dekan Fakultas Biologi
Unsoed yang telah memberikan ijin melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
2. Dr. Hendro Pramono, M.S. selaku wakil dekan bidang akademik Fakultas
Biologi Unsoed yang telah memberikan ijin melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan.
3. Drs. Sugiharto, M.Si selaku Koordinator Program Studi D-III Budidaya Ikan
yang telah memberikan ijin pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan,
4. Drs. Edy Riwidiharso, M.S selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah membimbing serta mendampingi selama pelaksanaan dan
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan,
5. Obing Hobir As'ari, S.Pi, M.P selaku pimpinan Stasiun Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Cirebon yang telah
memberikan izin untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapang
6. Budi Santoso, A.Md selaku pembimbing Lapangan Magang yang telah
membimbing dan mendampingi selama di Lapangan,
7. Dra. Anastasia Endang Pulungsari, M.Si selaku dosen pembimbing Akademik,
yang telah mengarahkan dan membimbing untuk pelaksanaan Praktik Kerja
Lapang,
8. Semua pihak yang yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Praktik
Kerja Lapang

i
Semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penentu kebijakan serta sebagai sumber referensi ilmiah.

Purwokerto, 07 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ............................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................. iii
DAFTAR TABEL ............................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. vi
RINGKASAN …………………………………………. vii
I. PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang PKL ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 3
C. Tujuan PKL ............................................................. 3
D. Manfaat PKL ............................................................. 4
II. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN ……................................... 5
A. Materi ............................................................. 5
B. Lokasi Praktek Kerja Lapangan .................................................... 5
C. Waktu Praktek Kerja Lapangan .................................................... 5
D. Metode Praktek Kerja Lapangan .................................................... 5
E. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ……....................................... 8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN PKL ……………………………. 9
A. Lokasi dan Struktur Organisasi PKL …………………………….. 9
B. Hasil dan Pembahasan …………………………………… 9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN PKL …………………………………… 18
A. Kesimpulan …………………………………… 18
B. Saran …………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………. 21

iii
DAFTAR TABEL
halaman
1. Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja …………………………………... 8
Lapangan

2. Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Parasit


Trichodina sp. pada tiga daerah ………………………………….. 10

3. Tabel. 3.2. Kriteria Prevalensi Infeksi


Parasit …………………………………... 14

4. Tabel. 3.3. Kriteria Intensitas Infeksi


Parasit …………………………………. 15

5. Tabel 3.4. Hasil perhitungan prevalensi ………………………………….. 16


dan intensitas parasit Trichodina sp.

iv
DAFTAR GAMBAR
halaman
1. Gambar 3.1. Diagram Struktur Organisasi .................................................... 9

2. Gambar 3.2. Parasit Trichodina sp. .................................................... 11


dilihat dari mikroskop dengan
perbesaran 400x

3. Gambar 3.3. Parasit Trichodina sp. ………………………………… 11

4. Gambar 3.4. Morfologi Parasit ………………………………… 12


Trichodina sp.

5. Gambar 3.5. Cilia pada Parasit ………………………………… 12


Trichodina sp.

3. Gambar 3.6. Bagian-bagian dentikel pada .................................................... 13


Trichodina sp.

v
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1. Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan ....................................................... 21
2. Lampiran 2. Bahan-bahan yang ....................................................... 24
digunakan

3. Lampiran 3. Tahapan kerja PKL ....................................................... 25

vi
RINGKASAN

Parasit adalah organisme yang hidup pada tubuh organisme lain dan umumnya
menimbulkan dampak negatif pada organisme yang ditempatinya. Berdasarkan letak
infeksinya parasit terbagi menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Endoparasit
marupakan parasit yang menyerang organ bagian dalam seperti usus, hepatopankreas,
lambung, dan organ dalam lainnya sedangkan ektoparasit merupakan parasit yang
hidup diluar permukaan inang seperti sisik, insang dan sirip. Ektoparasit yang kerap
menginfeksi ikan nila dari golongan protozoa adalah Trichodina sp. yang dapat
menyebabkan gatal. Parasit ini menyerang organ ikan bagian luar, seperti kulit dan
insang yang akibatnya dapat menimbulkan kematian pada ikan peliharaan. Parasit ini
merupakan masalah utama dalam budidaya air tawar di Indonesia terutama pada fase
awal karena parasit ini dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh ikan, infeksi
sekunder, pertumbuhan terhambat dan periode pemeliharaan lebih lama.
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon, Jawa Barat dimulai tanggal
08 Februari 2021 – 05 Maret 2021. Pengambilan data dilakukan dengan metode
wawancara, observasi, partisipasi aktif, dan studi pustaka.
Identifikasi parasit Trichodina sp. pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan alat dan bahan, pengambilan
sampel, proses nekropsi ikan, preparasi ikan, pengamatan dan dokumentasi parasit
kemudian dilakukan proses komparasi dengan literatur, serta perhitungan nilai
prevalensi dan intensitas pada parasit yang telah ditemukan.

Kata kunci : Parasit, Trichodina sp., Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

vii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budidaya ikan di Indonesia merupakan salah satu komponen yang


penting pada sektor perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam
menunjang ketersediaan pangan nasional, menciptakan pendapatan dan lapangan
kerja. Budidaya ikan juga berperan dalam mengurangi beban sumber daya laut.
Parasit adalah organisme yang hidup pada tubuh organisme lain dan umumnya
menimbulkan efek negatif pada organisme yang ditempatinya. Salah satu
penyakit ikan adalah ektoparasit. Kerugian akibat dari infeksi ektoparasit
memang tidak sebesar kerugian yang diakibatkan oleh infeksi organisme lain
seperti virus dan bakteri. Namun, infeksi ektoparasit dapat menjadi salah satu
faktor predisposisi bagi infeksi organisme pathogen yang lebih berbahaya.
Kerugian non letal yaitu dapat berupa kerusakan organ luar (Ramlah et al.,
2017).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang
mudah beradaptasi dengan lingkungan dan mudah dipijahkan sehingga
penyebarannya di alam sangat luas, baik di daerah tropis maupun di daerah
beriklim sedang. Ikan nila (Oreochromis niloticus) umumnya hidup di perairan
tawar, seperti sungai, waduk, rawa, sawah, saluran irigasi dan danau.
Ikan nila Oreochromis niloticus memiliki bentuk tubuh yang panjang dan
ramping dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian
tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah
badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah daripada letak garis
yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi yaitu 34 lembar.
Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi
keras dan tajam seperti duri. Bagian pinggir dan sirip punggung serta dadanya
berwarna hitam (Ramlah et al., 2017).
Trichodina sp. Merupakan ektoparasit yang paling umum ditemukan pada
ikan air tawar dan ikan air laut, dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ

1
yang terinfeksi sehingga menyebabkan kematian. Penyakit gatal disebabkan oleh
parasit Trichodina sp yaitu Trichodiniasis. Bentuk parasit ini bundar seperti topi,
berukuran lebih 100 mikron. Bantuan mikroskop Trichodina sp. terlihat
berbentuk lingkaran transparan dengan sejumlah silia (cilia) yang menempel di
sekeliling lingkaran pelekat untuk melekatkan dirinya ke tubuh ikan atau benda-
benda lainnya. Parasit Trichodina sp. memiliki dua inti, yaitu inti besar dan inti
kecil, inti kecil berbentuk bundar menyerupai vakuola dan inti besar berbentuk
tapal kuda. Trichodina sp berbentuk datar seperti piring dengan dikelilingi
rambut getar (marginal dan lateral cilia). Pada tubuh bagian bawah terdapat
lingkaran pelekat (adhesive disk) untuk melekatkan dirinya ke tubuh ikan
(Ghufran & Kordi, 2004)
Program studi Budidaya Ikan pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman merupakan program studi yang berhubungan dengan budidaya ikan
dan mencakup mengenai ilmu dasar perikanan, pembenihan dan pembesaran
pada budidaya ikan, serta penanganan dalam penyakit ikan. Faktor yang menjadi
dasar dalam pemilihan tempat magang yaitu lokasi yang strategis, layout yang
teratur dan rapi serta lingkungan yang nyaman. Stasiun Karantina Ikan
Pengendalian Mutu Hasil Perikanan, Cirebon juga merupakan unit organnisasi
dibawah naungan KKP, yang bergerak dalam sektor pengendalian sistem
jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan. Tujuan dari
pengendalian semua proses tersebut adalah untuk memastikan kondisi yang
terkontrol. Berdasarkan faktor tersebut, menjadikan Stasiun Karantina Ikan
Pengendalian Mutu Hasil Perikanan, Cirebon sebagai salah satu dasar dalam
pemilihan tempat PKL yang sesuai dengan pemilihan judul yang diambil.
SKIPM Cirebon adalah unit organisasi di Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang beralamat di Jalan
Cideng Indah No. 236A, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diberikan mandat oleh Menteri untuk
melakukan pengendalian sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

2
hasil perikanan, berdasarkan pada Permen KP Nomor 19/PerMen-KP/2010.
Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Cirebon
mendapatkan sertifikasi manajemen mutu ISO 9001:2015 dengan menggunakan
pendekatan proses. Pendekatan proses dilakukan melalui pemahaman kepada
masing-masing bagian dalam organisasi terkait fungsi, tanggung jawab dan
posisinya dalam sistem, maupun pentingnya penerapan Sistem Manajemen Mutu
dalam proses pencapaian tujuan organisasi agar lebih terarah. Stasiun Karantina
Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon sudah
terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dengan nomor LP-541-
IDN dengan metode pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu mikroskopis untuk
parasit dan bakteri, PCR untuk virus, dan metode biokimia untuk bakteri. Parasit
Trichodina sp. termasuk ke dalam bidang pengujian mikroskopis dengan bahan
atau produk yang diuji adalah ikan air tawar.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari praktik kerja lapangan ini adalah :
1. Bagaimana morfologi parasit Trichodina sp. yang menyerang pada ikan nila
(Oreochromis niloticus)
2. Bagaimana gejala klinis ikan nila (Oreochromis niloticus) yang terserang
Trichodina sp.
3. Berapa tingkat prevalensi dan intensitas serangan parasit Trichodina sp. pada
ikan nila (Oreochromis niloticus)
C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan praktek kerja lapangann meliputi :
Tujuan Umum :
Mengetahui tahapan kerja dan cara penanganan penyakit pada ikan di
Stasiun Karantina ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
Cirebon. Menambah dan meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan dasar
yang belum diperoleh selama kuliah.

3
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui morfologi parasit Trichodina sp. yang menyerang pada ikan nila
(Oreochromis niloticus)
2. Mengetahui gejala klinis ikan nila (Oreochromis niloticus) yang terserang
Trichodina sp.
3. Mengetahui berapa tingkat prevalensi dan intensitas serangan parasit
Trichodina sp. pada ikan nila (Oreochromis niloticus).
D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1. Bagi SKIPM Cirebon
Diharapkan dapat menjadi sebuah kerjasama antara mahasiswa D-III
Budidaya Ikan Universitas Jenderal Soedirman dan SKIPM Cirebon.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang disusun dalam bentuk laporan
ilmiah ini dapat menambah referensi yang bermanfaat bagi pembaca dan
dapat mengukur kemampuan taraf pendidikan di instansinya serta
mengetaui kemampuan mahasiswa di lapangan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan pengalaman di lapangan dalam bentuk
materi atau teori yang telah dipelajari.

4
BAB II. MATERI DAN METODE

A. Materi
1. Alat
Alat-alat yang digunakan ketika proses magang meliputi mikroskop
trinokuler, object glass, timbangan digital, dissecting set, akuarium, ember,
penggaris, pipet, dan alat tulis.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunaka ketika proses magang meliputi ikan sampel
yaitu ikan nila (Orechromis niloticus), larutan fisiologis NaCl 0,85%, tissue,
dan alkohol.
3. Lokasi, dan Waktu pelaksanaan PKL
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Stasiun Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dengan alamat di Jalan
Cideng Indah No. 236A, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Waktu kegiatan mulai dari 08 Februari 2021 – 05 Maret 2021.
B. Metode PKL
Kegiatan magang yang dilaksanakan menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan tentang keadaan yang ada SKIPM Cirebon. Metode
observasi dilakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat materi yang berasal dari pembimbing lapangan.
Data yang diperoleh dengan metode observasi harus didukung dengan
metode studi pustaka, sehingga data yang diperoleh dapat diakui
keakuratannya (Payuyasa, & Primayana, 2020).
2. Metode wawancara
Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data primer yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode wawancara yang
digunakan ketika magang adalah tanya jawab dengan pembimbing

5
lapangan, wawancara tidak formal dan mengajukan pertanyaan yang tidak
runtun pada pihak SKIPM Cirebon, namun tidak terlepas dari topik yang
dibahas. Setiap pertanyaan yang diajukan menyesuaikan pembicaraan
dengan pembimbing lapangan.
3. Metode partisipatif
Metode partisipatif mendorong keikutsertaan setiap individu didalam suatu
proses (Sugiyono, 2009). Metode partisipatif ketika PKL dilakukan yaitu
mengikuti prosedur identifikasi parasit menurut arahan dan bimbingan dari
pembimbing lapangan, dan mencoba setiap kegiatan dari awal nekropsi
hingga pencatatan hasil yang telah didapat.
4. Metode Mikroskopis
Nekropsi merupakan suatu teknik pembedahan yang dilakukan pada
hewan baik hewan terrestrial maupun akuatik. Nekropsi dibutuhkan untuk
mengamati hingga mengambil sampel organ untuk diuji laboratoris. Metode
yang digunakan ketika pelaksanaan magang yaitu pertama, ikan sampel
yang digunakan yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus). Selanjutnya,
dilakukan pengukuran bobot ikan, pengukuran panjang ikan, dan
kelainan gejala klinis pada tubuh ikan. Gejala klinis ikan nila diamati
adanya kelainan, perubahan tingkah laku atau adanya organisme melekat
pada tubuh ikan. Proses selanjutnnya yaitu mematikan ikan yan akan di uji
yaitu dengan cara ikan ditusukkan dengan jarum tepat pada bagian medulla
oblongata agar tidak ada stimulus pada tubuh ikan lagi atau dilakukan
pemotongan dibagian syaraf punggung kepala tepat dibelakang otak,
sehingga hubungan sumsum tulang belakang dan otak terputus.
Pengamatan ektoparasit dilakukan pada kulit, sirip, dan insang.
Sampel lendir pada kulit dan sirip yang dikerok serta insang yang digunting
diletakkan pada objek glass yang ditetesi dengan larutan fisiologis NaCl
0,85% dan amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 dan 100. Parasit
yang telah teridentifikasi lalu dikomparasi dengan literature yang

6
digunakan, kemudian di dokumentasikan dan dicatat pada laporan hasil uji
Data yang diperoleh dari sampel yang diperiksa, dilakukan perhitungan
prevalensi dengan rumus sebagai berikut:
𝑁
Prevalensi = × 100%
𝑛

Rumus 2.1
Keterangan :
N : Jumlah ikan yang terinfeksi parasit (ekor)
n : Jumlah sampel yang diamati (ekor)
Rumus perhitungan intensitas yaitu sebagai berikut :
𝑃
Intensitas = 𝑛

Rumus 2.2
Keterangan :
P : jumlah parasit yang ditemukann
n : jumlah ikan yang terinfeksi
Hasil perhitungan prevalensi dan intensitas, selanjutnya dimasukkan
kedalam tabel. Data yang diperoleh dari hasil identifikasi parasit pada ikan
nila sebagai sampel yang diambil secara acak (Susila, 2016).
Sumber data menurut Lahada (2020) adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
tempat objek penelitian dilakukan.
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan
dengan penelitian yang dilakukan

7
C. Jadwal Kegiatan PKL
Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
No. Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4 5 6
1 Rencana PKL
2 Pelaksanaan PKL
3 Penyusunan Draf
Laporan PKL
4 Konsultasi dan
Persetujuan Laporan
PKL
5 Ujian PKL

8
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi dan Struktur Organisasi
Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan Cirebon dalam melakukan tugas pembinaan tidak lepas dari tenaga
kerja yang melakukan tuga sehari hari. Guna mempermudah dalam melakukan
tuga tersebut, maka disusun struktur organisasi. Adapun diagram struktur
organisasi di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan Cirebon disajikan dalam gambar 3.1.

Manajer
Pusat

Manajer Manajer
Manajer Mutu
Administrasi Teknis

Penyelia Penyelia Penyelia Penyelia


dan Analis dan Analis dan Analis dan Analis
Parasit Virus Jamur Bakteri
Gambar 3.1. Diagram Struktur Organisasi
Stasiun Karantina Ikan Pengenndalian Mutu dan Keamana Hasil
Perikanan Cirebon beralamat di Jalan Cideng Indah No. 236A Kedawung,
Kertawinangun, Cirebon, Jawa Barat dengan luas tanah sekitar 3 Ha. Lokasi
Stasiun KIPM Cirebon terletak pada 100 meter dari jalan raya, dan dikelilingi
oleh pemukiman penduduk. Insatansi ini berdiri di dataran rendah bertemperatur
28-30ºC dan bercurah hujan dengan ketinggian antara 500-600 mdpl (meter
diatas permukaan laut).
B. Hasil dan Pembahasan
Praktik Kerja Lapangan dilakukan dengan pemeriksaan parasit Trichodina
sp. pada bagian target organ yaitu sirip, tubuh, dan insang, dilanjutkan dengan
identifikasi secara mikroskopis serta dikomparasi, dari 15 sampel ikan nila

9
(Oreochromis niloticus) yang digunakan berasal dari daerah Kota Cirebon,
Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Majalengka menunjukan parasit Trichodina
sp. menyerang seluruh sampel ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diamati.
Hal ini ditujukan dengan hasil Tabel 3.1. perhitungan jumlah Trichodina sp.yang
telah diidentifikasi.
Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Parasit Trichodina sp. pada tiga daerah
Jumlah
Daerah Sirip Tubuh Insang Total
sampel
Kota Cirebon 5 ekor 7 6 110 123
Kabupaten Cirebon 5 ekor 46 60 24 130
Kabupaten Majalengka 5 ekor 48 83 22 143
Hasil pemeriksaan parasit ikan nila (Orechromis niloticus) di daerah Kota
Cirebon dengan menggunakan 5 sampel didapatkan sebanyak 123 parasit
Trichodina sp. Sampel 1 dengan panjang 20 cm dan bobot sebesar 139 gram,
sampel 2 dengan panjangg 17 cm dan bobot sebesar 77 gram, sampel ke 3
dengan panjang 17 cm dan bobot sebesar 77 gram, sampel ke 4 dengan panjang
14 cm dan bobot sebesar 56 gram, dan sampel ke 5 dengan panjang 17 cm dan
bobot sebesar 83 gram. Rata-rata ukuran panjang semua sampel Ikan nila
(Oreochromis niloticus) sebesar 17 cm dan rata-rata bobot sebesar 86 gram.
Hasil pemeriksaan parasit ikan nila (Orechromis niloticus) di daerah
Kabupaten Cirebon dengan menggunakan 5 sampel didapatkan sebanyak 130
parasit Trichodina sp. Sampel 1 dengan panjang 9 cm dan bobot sebesar 13
gram, sampel 2 dengan panjangg 8,5 cm dan bobot sebesar 13 gram, sampel ke 3
dengan panjang 10 cm dan bobot sebesar 15 gram, sampel ke 4 dengan panjang 9
cm dan bobot sebesar 10 gram, dan ikan ke 5 dengan panjang 8 cm dan bobot
sebesar 8 gram. Rata-rata ukuran panjang semua sampel Ikan nila (Oreochromis
niloticus) adalah 9 cm, dan rata-rata bobot sebesar 12 gram.
Hasil pemeriksaan parasit pada ikan nila (Orechromis niloticus) di daerah
Kabupaten Majalengka dengan menggunakan 5 sampel didapatkan sebanyak 143

10
parasit Trichodina sp. Sampel 1 dengan panjang 13 cm dan bobot sebesar 39
gram, sampel 2 dengan panjangg 18 cm dan bobot sebesar 95 gram, sampel ke 3
dengan panjang 17 cm dan bobot sebesar 89 gram, sampel ke 4 dengan panjang
13 cm dan bobot sebesar 36 gram, dan ikan ke 5 dengan panjang 13 cm dan
bobot sebesar 39 gram. Rata-rata ukuran panjang semua sampel Ikan nila
(Oreochromis niloticus) adalah 15 cm, dan rata-rata bobot sebesar 60 gram.
Jumlah total terbanyak individu parasit Trichodina sp. yang teridentifikasi
terdapat di daerah Majalengka.
Klasifikasi dan Morfologi Parasit Trichodina sp.

Gambar 3.2. Parasit Trichodina sp. Gambar 3.3. Parasit Trichodina sp.
dilihat dari mikroskop dengan (Dokumen pribadi, 2021)
perbesaran 400x
(Dokumen pribadi, 2021)

Menurut Kabata (1985 ) klasifikasi Trichodina sp. adalah sebagai berikut :


Filum : Protozoa
Sub filum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Peritrichida
Sub ordo : Mobilina
Famili : Trichodinidae
Genus : Trichodina
Spesies : Trichodina sp.

11
Keterangan :
c
A : diameter tubuh

a B : diameter cincin dentikel


f
C : diameter dentikel
b D : lebar membran
e E : lebar cakram pengait
d
F : jumlah dentikel

Gambar 3.4. Morfologi Parasit Trichodina sp.


(Dokumen Pribadi, 2021)

Gambar 3.5. Cilia pada parasit Trichodina sp.


(Dokumen Pribadi, 2021)

Trichodina sp. merupakan ektoparasit patogen dari kelompok Protozoa yang


biasanya menyerang ikan air tawar. Trichodina sp. adalah anggota dari kelompok
protozoa Ciliata. Tubuh Trichodina sp. berbentuk cakram pipih atau bundar
dengan dentikel di tengahnya, berbentuk seperti piring terbang, dan dikelilingi
oleh silia, yang mereka gunakan untuk berenang. Sisi tubuh Trichodina sp.
berbentuk cembung. Pada adhesive disk, ada organel gigi tiruan cincin. Struktur
Trichodina sp. terdiri dari batas membran, bilah, duri, cakram perekat, dan pin
radial. Trichodina sp. lebih suka menginfeksi permukaan tubuh, sirip, dan insang
ikan. Trichodina sp. menyebabkan penyakit pada ikan yang disebut Trichodiniasis.
(Kaniyo et al., 2020). Populasi Trichodina sp. di air meningkat pada saat peralihan
musim, dari musim panas kemusim dingin. Tingginya populasi Trichodina sp.

12
disebabkan oleh kecepatan pembelahan dimana suhu optimal 20-24°C
(Bhuthimethee et al., 2015). Berkembang biak dengan cara pembelahan yang
berlangsung ditubuh inang, mudah berenang secara bebas, dapat melepaskan diri
dari inang dan mampu hidup lebih dari dua hari tanpa inang. Parasit ini berukuran
± 50 mm, berbentuk bundar (Pujiastuti, 2015).
Trichodina sp. memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat penempel
yang terletak pada bagian anterior dan posterior serta berbentuk cekung.
Dimana parasit ini dapat menempel pada inangnya secara adhesi (dengan adanya
tekanan dari luar). Penempelan Trichodina sp., sebenarnya hanya digunakan
sebagai tempat perlekatan (substrat) karena parasit ini memakan partikel organik
dan bakteri yang menempel pada tubuh ikan serta memakan cairan sel pada mucus
atau yang terdapat pada epidermis. Namun, karena pelekatan yang sangat kuat dan
terdapatnya kait pada cakram, seringkali meyebabkan timbul gatal-gatal pada ikan
sehingga ikan akan menggosok-gosokkan badan pada dasar kolam atau pinggir
kolam, sehingga dapat mengakibatkan luka pda tubuh ikan tersebut (Munawwaroh
& Rahayu, 2017).
a

Gambar 3.6. Bagian-bagian dentikel pada Trichodina sp.


Keterangan :
a : Blade
b : Central part (cone)
c : Thorn
Gejala klinis ikan yang terserang Trichodina sp.
Ikan yang terinfeksi Trichodina sp. mengalami mengalami iritasi pada
kulit, produksi lendir berlebih, insang pucat, megap-megap sehingga ikan

13
sering menggantung di permukaan air atau di pinggir kolam, nafsu makan
menurun, gerakan ikan lemah, sirip ekor rusak dan berwarna kemerahan
akibat pembuluh darah kapiler pada sirip pecah. Trichodina sp. menempel
pada permukaan tubuh dan akan berputar 360° dengan menggunakan silia
sehingga akan merusak sel-sel disekitar dan memakan sel epitel yang hancur
hingga mengakibatkan iritasi pada permukaan tubuh (Pramono & Syukri,
2008).
Tinnginya kandungan bahan organik dalam kolam dapat menyebabkan
tingginya jumlah patogen sehingga kulit akan mensekresi mucus yang
berlebih sebagai antibodi untuk mendegradasi patogen. Hal ini menyebabkan
kerusakan pada kulit sehingga lebih mudah terinfeksi ektoparasit.
Serangan Trichodina sp. Dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan
hyperplasia pada permukaan tubuh dan insang. Serangan parasit ini
menyebabkan hyperplasia yang dapat menyebabkan gangguan osmotik,
pernapasan bahkan menyebabkan kematian. Kondisi ini mengakibatkan
terhalangnya aliran air menuju filamen insang sehingga dapat menyebabkan
ikan stres dan sulit untuk bernapas (Afifah et al, 2014)
Tingkat intensitas dan prevalesni parasit Trichodina sp.
Tingkat penyerangan suatu jenis parasit dapat ditentukan dengan nilai
prevalensi dan Intensitas. Tingkat penyerangan suatu parasit dapat ditentukan
dengan prevalensi, sedangkan tingkat keganasan suatu parasit dapat ditentukan
dengan intensitas (Hastuti & Herlina, 2020).
Tabel. 3.2. Kriteria Prevalensi Infeksi Parasit
No. Tingkat serangan Nilai Keterangan
intensitas
1. Always/selalu 99-100% Infeksi sangat parah
2. Almost always/hampir selalu 90-98% Infeksi parah
3. Ussualy/biasanya 70-89% Infeksi sedang
4. Frequently/sangat sering 50-69% Infeksi sangat sering

14
5. Commonly/umumnya 30-49% Infeksi biasa
6. Often/sering 10-29% Infeksi sering
7. Occasionally/kadang 1-9% Infeksi kadang
8. Rarely/jarang <0,1-1% Infeksi jarang
9. Very rarely/sangat jarang <0,01–0,1% Infeksi sangat jarang
10. Almost never/ hampir tidak < 0,01% Infeksi tidak pernah
pernah

Hasil perhitungan prevalensi parasit Trichodina sp. Kota Cirebon


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
Prevalensi = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
5
= 5 × 100%

= 100%
Hasil perhitungan prevalensi parasit Trichodina sp. Kabupaten Cirebon
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
Prevalensi = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
5
= 5 × 100%

= 100%
Hasil perhitungan prevalensi parasit Trichodina sp. Kabupaten Majalengka
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
Prevalensi = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
5
= 5 × 100%

= 100%
Kriteria intensitas mengacu pada Williams & Bunkley 1996 (dalam
Maulana et al., 2012).
Tabel 3.3. Kriteria intensitas parasit
No. Kategori infeksi Intensitas (ind/ekor)
1. Sangat rendah <1
2. Rendah 1-5
3. Sedang 6-55

15
4. Parah 56-100
5. Sangat parah >100
6. Super infeksi >1000
Hasil perhitungan intensitas parasit Trichodina sp. Kota Cirebon
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Intensitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
123
= 5

= 25 ind/ekor
Hasil perhitungan intensitas parasit Trichodina sp. Kabupaten Cirebon
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Intensitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
130
= 5

= 26 ind/ekor
Hasil perhitungan intensitas parasit Trichodina sp. Kabupaten Majalengka
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Intensitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
143
= 5

= 29 ind/ekor
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat prevalensi dan intensitas dari ke 3
daerah ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 3.4. Hasil perhitungan prevalensi dan intensitas parasit Trichodina sp.
Jumlah sampel
Lokasi budidaya Prevalensi Intensitas
terinfeksi
Kota Cirebon 5 ekor 100% 25 ind/ekor
Kabupaten Cirebon 5 ekor 100% 26 ind/ekor
Majalengka 5 ekor 100% 29 ind/ekor
Tingkat prevalensi parasit Trichodina sp. pada ke 3 lokasi budidaya ikan nila
(Oreochromis niloticus) sebesar 100% termasuk kedalam infeksi sangat parah
dengan tingkat serangan selalu. Menurut Arbie et al., (2014) bahwa pada kolam
yang memiliki kepadatan tinggi, ikan akan bergesekan satu sama lain, sehingga bisa

16
menyebabkan penularan ektoparasit dengan cepat sehingga menyebabkan tingkat
prevalensi yang tinggi. Intensitas ektoparasit pada Kota Cirebon yaitu 25 ind/ekor,
Kabupaten Cirebon yaitu 26 ind/ekor, dan Kabupaten Majalengka 29 ind/ekor, nilai
intensitas tersebut termasuk dalam kriteria intensitas ektoparasit 6-55 ind/ekor yang
termasuk kedalam tingkat infeksi sedang.
Trichodina sp. yang ditemukan ikan sampel dari setiap daerah yang
diidentifikasi menunjukan tingkat prevalensi yan tingi yaitu 100% dan nilai
intensitas yang masuk dalam kategori sedang untuk daerah Kota Cirebon,
Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Majalengka. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberadaan Trichodina sp. antara lain kandungan partikel-partikel
organik dan jumlah bakteri dalam perairan. Lingkungan dengan kandungan bahan
organik tinggi merupakan kondisi yang sangat disukai oleh Trichodina sp.,
disamping merupakan faktor pemicu tingginya jumlah bakteri dalam perairan
melalui mekanisme dekomposisi. Kedua hal tersebut secara bersama-sama akan
menyebabkan prevalensi dan intensitas Trichodina sp. meningkat karena terdapat
sumber makanan yang cukup banyak bagi Trichodina sp. dan terjadinya penurunan
kondisi ikan. Keadaan ini akan menjadi lebih parah jika ikan ditebar dengan padat
penebaran tinggi sehingga sangat memungkinkan terjadinya infeksi akut oleh parasit
ini. Intensitas serangan parasit dalam jumlah besar dapat menimbulkan kematian
pada ikan dan mengganggu produktivitas budidaya ikan (Anisah et al., 2017).
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai intensitas diantaranya yaitu
kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan kepadatan ikan dalam kolam
pemeliharaan. Keadaan ikan dapat terganggu akibat kepadatan yang tinggi,
kurangnya nutrisi serta kualitas air yang buruk, sehingga menyebabkan kondisi ikan
menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Semakin tinggi kepadatan, maka
semakin besar gesekan yang dapat terjadi antara ikan yang dapat menularkan parasit
secara langsung atau menimbulkan luka yang dapat menjadi sasaran organisme
patogen lain (infeksi sekunder) (Handayani et al. 2014).

17
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Trichodina sp. merupakan ektoparasit patogen dari kelompok Protozoa yang
biasanya menyerang ikan air tawar. Tubuh Trichodina sp. berbentuk cakram
pipih atau bundar dengan dentikel di tengahnya, serta dikelilingi oleh cilia.
Parasit ini berukuran ± 50 mm.
2. Gejala klinis ikan yang terserang parasit Trichodina sp yaitu, iritasi pada
kulit, produksi lendir yang berlebih, insang pucat hingga terjadipendarahan ,
nafsu makan menurun, tubuh yang kusam, sirip geripis dan hemoragi.
3. Prevalensi yang di dapat dari ke 3 daerah yaitu Kota Cirebon, Kabupaten
Cirebon, dan Kabupaten Majalengka sebesar 100% termasuk kedalam
infeksi sangat parah dengan tingkat serangan selalu. Tingkat intensitas kota
cirebon sebesar 25 ind/ekor, kabupaten Cirebon sebesar 2 ind/ekor, dan
Kabupatenn Majalengka sebesar 29 ind/ekor. Ke 3 daerah tersebut termasuk
dalam serangan kategori sedang
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya ketika proses pengambilan
organ target sperti proses pengerokan lendir tubuh dalam setiap penggunaan
dicuci terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi proses identifikasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Afifah B, Abdulgani N, Mahasri G. 2014. Efektifitas perendaman benih ikan mas


(Cyprinus carpio L.) dalam larutan perasan daun api-api (Avicennia marina)
terhadap penurunan jumlah Trichodina sp.. Jurnal Sain dan Seni POMITS 3
(2): 2337-3520

Anisah, N., Rokhmani, R., & Riwidiharso, E. 2017. Intensitas dan Variasi
Morfometrik Trichodina sp. pada Benih Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy Lacepede) Pendederan I yang Dijual di Pasar Ikan Purwonegoro
Kabupaten Banjarnegara. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific
Journal, 33(3), 134-141.

Arbie, M., Syamsudin., & Mulis. 2014. Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp pada
Kulit dan Insang Ikan Mas di Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar
Gorontalo. The NIKe Journal, 2(3), 115-119.

Bhuthimethee, M., JR. Dronen & Neil W.K. 2015. Metazone Parasite Communities
of Sentinel Bleuegill Caged In Two Urbanizing Stream, San Antanio. Texas,
Departement of Wildlife and Fischeries Sciences. Texas A and M
University. Journal of Parasitology, 91(6),1359-1367.

Charteris, G., Yahdi, Y., & Indrianasari, N. T. 2019. Analisis Perhitungan Harga
Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing sebagai Dasar
untuk Menentukan Harga Jual Batik pada UD Rangsang Batik
Yosowilangun. In Proceedings Progress Conference, 2(1), 272-281.

Ghufran, M & Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka
Cipta: Jakarta.

Handayani R, Adiputra YT, Wardiyanto. 2014. Indentifikasi dan keragaman parasit


pada ikan mas koki (Carrasius auratus) dan ikan mas (Cyprinus carpio)
yang berasal dari Lampung dan luar Lampung. Journal of Aquasains, 2 (2):
149-155

Hastuti, S. W., & Herlina, S. 2020. Infestasi ektoparasit pada ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) di Kelurahan Kuala Pembuang Dua. Jurnal Ilmu
Hewani Tropika (Journal of Ttropical Animal Science), 9(2), 99-104.

Kabata, Z. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured in The Tropic. Pacific.
Biological Station. London and Philadelphia.

19
Koniyo, Y., Pasisingi, N., & Kalalu, D. 2020. The Level of Parasitic Infection and
Growth of Red Tilapia (Oreochromis sp.) Fed with Vegetable Fern
(Diplazium esculentum) Flour. Aquaculture, Aquarium, Conservation &
Legislation, 13(5), 2421-2430.

Lahada, G. 2020. Penerapan Fungsi Manajemen Terhadap Kebijakan Alokasi Dana


Desa Peleru Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara. Jurnal
Ilmiah Administratie, 10(1), 1-8.

Maulana, D.M. Muchlisin, Z.A. Sugito. 2017. Intensitas dan Prevalensi Parasit pada
Ikan Betok (Anabas testudineus) Dari Perairan Umum Daratan Aceh Bagian
Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan, 2(1), 1-11.

Munawwaroh, A., & Rahayu, L. 2017. Identifikasi Ektoparasit pada Budidaya Ikan
Mujair (Oreochromis Mossambicus) di Desa Keramat Mengare, Kecamatan
Bungah, Kabupaten Gresik. In Pros. Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana
UM, 2(1), 401-409.

Payuyasa, I. N., & Primayana, K. H. 2020. Meningkatkan Mutu Pendidikan Karakter


Melalui Film “Sokola Rimba”. Jurnal Penjaminan Mutu: 6(2), 189-200.

Pramono TB, Syakuri H. 2008. Infeksi Parasit pada Permukaan Tubuh Ikan Nilem
(Osteochilus hasselti) yang diperdagangkan di PPI Purbalingga. Berkala
Ilmiah Perikanan FPIK, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Pujiastuti, N. 2015. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit pada Ikan Konsumsi di


Balai Benih Ikan Siwarak. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Unevirsitas Negeri Semarang. Semarang.

Ramlah, R., Soekendarsi, E., Hasyim, Z., & Hassan, M. S. 2017. Perbandingan
Kandungan Gizi Ikan Nila Oreochromis niloticus Asal Danau Mawang
Kabupaten Gowa dan Danau Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
BIOMA: Jurnal Biologi Makassar, 1(1), 39-46.

Saselah, J. T., & Manurung, U. N. 2017. Penyebaran Penyakit Parasit pada Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Ilmiah
Tindalung, 3(1), 8-14.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit


Algabeta. Bandung. Halaman 205.

Susila, N. 2016. Prevalensi Parasit Trichodina sp Pada Usaha Budidaya Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di Pahandut Seberang Kota Palangka Raya. Jurnal
Ilmu Hewani Tropika (Journal Of Tropical Aninal Science), 5(1), 11-14.

20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Alat-alat yang digunakan :


No. Dokumentasi Nama alat Fungsi

Untuk
mengidentifikasi
Mikroskop
1. parasit dalam
trinokuler
perbesaran yang
diinginkan

Berfungsi untuk
2. Scalpel mengerok lender
pada bagian tubuh

Berfungsi untuk
memotong
3. Gunting bedah fillamen insang
bagian kanan dan
kiri

21
Untuk
4. seser memindahkan dan
mengambil ikan

Berfungsi untuk
mematikan ikan
5. Jarum penusuk
dan menusuknya
pada bagian otak

Berfungsi untuk
Timbangan
6. menimbang bobot
digital
ikan

22
Berfungsi untuk
7. Akuarium
tempat hidup ikan

Berfungsi untuk
8. Penggaris mengukur
panjang ikan

Berfungsi untuk
menyimpan
9. Object glass
preparat dari
organ target

Untuk menesteskan
10. Pipet tetes larutan fisiologis
NaCl 0,85%

23
2. Bahan-bahan yang digunakan :
Nama
No Dokumentasi Fungsi
bahan

Berfungsi untuk
Larutan
menjaga
1. fisiologis
ketahanan organ
Nacl 0,85%
parasit

Sebagai bahan
2. Ikan nila utama proses
identifikasi

Untuk
mensterilkan
3. Alcohol
object glass
sebelum dipakai

Berfungsi sebgai
4. Tissue bahan tambahan
yang diperlukan

24
3. Tahapan kerja Praktek Kerja Lapangan
No. Dokumentasi Keterangan

Proses mematikan ikan pada bagian


1.
otak

2. Pengukuran panjan ikan

3. Menimbang bobot ikan

4. Menggerok lendir bagian tubuh ikan

25
5. Mengerok lendir bagian sirip ikan

Mengambil filamen insang kanan


6.
dan kiri

Meletakan hasil pengerokan di atas


7.
object glass

Dilakukan identifikasi parasit


8.
menggunakan mikroskop trinokuler

26
Dokumentasi hasil yang telah
9. didapatkan dan menulis worksheet hasil
uji

27

Anda mungkin juga menyukai