Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL PENELITIAN

Efektivitas Glutation Oral dan Perannya


dalam Meningkatkan Kecerahan Kulit

Lian Kamilah S202102003


Shelly Lavenia Sambodo S202108003
Ayu Kusuma Dewi S202108001
Sesia Pradestine S202202003
Laura Noviani S202208003
Nurul Hidayati S202208005

1
Pendahuluan
Tipikal tipe Keinginan
kulit masyarakat
Fitzpatrick Indonesia
untuk
IV dan V memiliki
pada warna kulit
masyarakat yang lebih
Indonesia cerah
Berbagai bahan pencerah kulit yang beredar di
masyarakat seperti glutation, hidrokuinon, asam
azelaic, asam kojik, mulberry, alpha arbutin, beta
arbutin, glutation, akar licorice, papaya, vitamin A
(retinol), vitamin B3 (niacinamide) dan Vitamin C

2
Glutation
Thiol-tripeptide dengan berat molekul rendah yang memiliki
peranan penting dalam menjaga keseimbangan redox intraseluler
Memiliki sifat antioksidan dan antimelanogenik

Mekanisme melanogenik :
• bekerja dengan cara menghambat tirosinase,
sehingga pada akhirnya menghambat
melanogenesis.
• menghambat transfer melanosom dari
melanosit ke keratinosit

3
Identifikasi Masalah
• Berbagai agen pencerah belum menunjukan hasil yang
memuaskan
• Belum pernah dilakukan penelitian di Indonesia tentang
penggunaan glutation beserta antioksidan penunjang lainnya
secara oral dalam efektivitasnya untuk mencerahkan kulit.

Penelitian multisenter untuk menilai efektivitas pengobatan oral


dengan glutation ini dan perannya dalam meningkatkan
kecerahan kulit

4
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana efektivitas pemberian glutation oral dibandingkan
dengan pemberian plasebo terhadap kecerahan kulit pada
populasi normal?
2. Bagaimana efek samping pemberian glutation oral
dibandingkan pemberian plasebo?

5
Hipotesis Penelitian
1. Pemberian glutation secara oral lebih efektif dibandingkan
kontrol dalam meningkatkan kecerahan kulit.
2. Efek samping pemberian glutation secara oral dapat
ditoleransi dan aman.

6
Tujuan Penelitian
1. Menilai efektivitas pemberian glutation oral dibandingkan
dengan pemberian plasebo pada orang sehat.
2. Mengetahui efek samping pemberian glutation oral.

7
Manfaat Penelitian
• Untuk pelayanan
o Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat dalam penanganan kasus pigmentasi kulit.
• Untuk pendidikan
o Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan
terhadap penanganan kasus pigmentasi kulit.
• Untuk penelitian lanjutan
o Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dasar untuk penelitian
selanjutnya.

8
Tinjauan Pustaka

9
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Pigmentasi Kulit

10
Anatomi dan Fisiologi Melanosit
• Melanosit berasal dari sel prekursor neural crest
melanoblast, migrasi ke dalam epidermis dan folikel rambut
selama proses embriogenesis.
• Melanosit merupakan sel folikular dan interfolikular pada
stratum basal epidermis, yang mengandung suatu organel
khusus yaitu melanosom dan akan memproduksi melanin 
ditransfer ke keratinosit.
• Keratinosit mengalami deskuamasi terus menerus 
dibutuhkan sintesis dan transfer melanosom yang konstan dari
melanosit ke keratinosit guna mempertahankan pigmentasi
kulit.

11
Anatomi dan Fisiologi Melanosit
• Epidermal Melanin Unit : Hubungan satuan unit antara
keratinosit dan melanosit
• Sinyal dari keratinosit akan mengatur survival melanosit
epidermal, dendrisitas, melanogenesis and ekspresi reseptor
permukaan sel. Kebanyakan sinyal keratinosit tersebut
diinduksi sinar UV.
• Jumlah melanosit di epidermal mengalami penurunan seiring
dengan pertambahan usia, turun sebanyak 6-8% per dekade.

12
Anatomi dan Fisiologi Melanosit
Warna Ras Kulit Hitam Warna Ras Kulit Putih
Melanosit memiliki Melanosit memiliki
kemampuan besar kemampuan yang sangat
memproduksi melanin dan terbatas.
mentransfer melanosom
melalui dendrit ke
keratinosit sekitarnya
Ukuran melanosom lebih Ukuran melanosom kecil
besar dan tersebar tunggal, dan tersusun berkelompok
lebih lambat di degradasi sebanyak 2-10 melanosom,
sehingga pigmen melanin dan akan mengalami
masih tetap dapat degradasi pada stratum
ditemukan dalam stratum spinosum.
korneum.

13
Melanogenesis
suatu proses sintesis melanin dalam melanosom dan
transfer melanosom ke keratinosit sekitarnya, untuk
proteksi terhadap sinar UV
Transfer
Tra Bio
Penyort
iran
Trans
por
melanos
om ke
nsk gen
enzim
melano
melan keratino
sit
genik osom
rip esis dan ke
melalui
dendrit
protein ujung dan
si mel struktu dendr
memben
tuk
pro ano ral
dalam it perinucl
melan ear
tein som melano
som osit
melanin
caps

14
Melanosom serta Transfer
Melanosom ke Keratinosit
• Melanosom mengandung pigmen melanin yang memiliki
fungsi utama melindungi kulit terhadap sinar UV- karena
menginduksi kerusakan DNA-, dengan cara mengabsorpsi dan
‘menghamburkan’ radiasi UV (280-400 nm)

15
• Empat tahap perkembangan melanosom :

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

• tirosinase • melanosom • deposit • deposit


dan enzim berbentuk melanin melanin
lain serta oval dengan moderat, banyak,
matriks banyak aktivitas aktivitas
protein melanofilam tirosinase tirosinase
(contohnya en, aktivitas tinggi minimal,
gp100) tirosinase melanosom
dikemas tinggi, sudah
dalam deposit matang dan
vesikel sferis melanin akan migrasi
yang minimal ke dendrit
dibentuk di untuk
badan Golgi, ditransfer ke
tidak ada keratinosit
deposit sekitarnya
melanin

16
Biokimia dan Regulasi
Sintesis Melanin
• Melanogenesis 
o Eumelanin : mengandung pigmen coklat-hitam  antioksidan
fotoprotektif
o Pheomelanin : mengandung pigmen kuning-merah  pro-oksidan
fototoksik
• Rasio eumelanin dan pheomelanin ini ditentukan oleh aktivitas tyrosinase
dan ketersediaan tyrosin dan cystein dalam melanosom, selain itu pH turut
berperan dalam regulasi melanogenesis ini.
• Materi dasar produksi melanin : asam amino tirosine
• Enzim utama : tirosinase
• Enzim lain : tyrosinase-related protein 1 (TRP-1) dan tyrosinase-related
protein 2 (TRP-2)

17
Sintesis Melanin

DHI
tyrosinase tyrosinase (5,6-
dihidr
DOPA Eumel
oxyin
Asam (3,4- anin
DOPA dole),
amino dihydr dan
quino DOPA
tyrosi oxyph Pheo
ne chrom
n enilala melani
e dan
nine) n
cystei
nyl
DOPA

18
Regulasi Pigmentasi Kulit oleh Sinar
UV, Faktor Endokrin, Parakrin dan
Autokrin
• peningkatan aktivitas enzim
tirosinase
• elongasi dan percabangan dendrit
Pajanan sinar UV melanosit
• peningkatan jumlah
• ukuran melanosom serta
peningkatan melanosit aktif

Kadar estrogen menstimulasi melanogenesis melalui


tinggi peningkatan aktivitas tyrosinase

19
Patogenesis Gangguan
Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi
kondisi bertambah gelap atau meningkatnya warna alamiah kulit
yang terutama disebabkan oleh peningkatan deposisi melanin
(hipermelanosis) di epidermis dan atau di dermis, serta dapat
disebabkan oleh deposisi pigmen endogen atau eksogen di dermis
seperti hemosiderin, besi atau logam berat

20
Patogenesis Gangguan
Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi karena Hipermelanosit

Hipermelanosis epidermal : akibat melanin yang berlebihan pada


stratum basal dan suprabasal akibat peningkatan produksi melanin oleh
populasi melanosit yang meningkat atau normal.
Hipermelanosis dermal : transfer melanin dari epidermis ke dermis dan
terakumulasi dalam makrofag yang terjadi karena adanya kerusakan
lapisan basal dan atau lapis dermo-epidermal yang biasanya terjadi pada
proses inflamasi.

21
Patogenesis Gangguan
Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi karena Ekstravasasi Eritrosit
deposisi hemosiderin di dermis yang berwarna merah kecoklatan

Hiperpigmentasi karena Paparan Logam


paparan logam berat seperti Ag, Au, Hg baik topikal maupun
sistemik mengakibatkan hiperpigmentasi dermal yang mirip
dermal hipermelanosis

22
Glutation
tripeptida intraselular berbentuk Gamma- Kegunaan Glutation :
Levo-glutamil-L-sisteinil-glisina Detoksifikasi
Antioksidan
Pemeliharaan status thiol
Modulasi proliferasi sel
Mendaur ulang antioksidan yang
lain seperti vitamin C dan E

23
Fungsi dan Cara Kerja
• Mengikat toksin membentuk suatu kompleks larut air yang
akan diekskresikan melalui cairan empedu dan urin sebagai
sampah
• Antioksidan utama karena perannya dalam mendukung
pertukaran thiol dan juga perannya dalam regulasi aktivitas
selular
• Menetralisir radikal bebas dan juga berperan dalam mendaur
ulang antioksidan jenis lain

24
Efek Samping
• Batuk ringan
• Bronkospasme, memicu terjadinya asthma bronkiale
• Meningkatkan jumlah dan aktifitas makrofag, eksaserbasi
helicobacter pylori menjadi meningkat sehingga dapat terjadi
ulkus peptikum
• Menurunkan kadar zink dalam tubuh

25
Vitamin C
(asam askorbat)

26
Fungsi dan Cara Kerja
• Menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi
• Menjaga struktur kolagen
• Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal
bebas di seluruh tubuh

27
Efek Samping
• Dosis lebih dari 500 mg/hari
o gangguan pencernaan seperti mual, pyrosis, dan diare),
o sensasi terbakar saat berkemih,
o menyebabkan terjadinya hemolysis eritrosit saat terjadinya defisiensi
glukosa-6-fosfat dehydrogenase (G6PD) dan vitamin B12
• Dosis lebih dari 1 gr/hari
o meningkatkan konsentrasi asam oksalat di dalam darah dan urin
o meningkatkan risiko pembentukan kristal kalsium oksalat di saluran
kencing dan ginjal

28
Asam Alfa Lipoat
(Alpha Lipoic Acid/ALA)

29
Fungsi dan Cara Kerja
• Sebagai antioksidan, secara langsung menekan radikal bebas
dan menekan produksi ROS
• Interaksi antara ALA dengan antioksidan lain akan
mengembalikan/meningkatkan kadar antioksidan tersebut
termasuk glutation dan vitamin C, E, terutama di dalam
sitoplasma sel

30
Efek Samping
• Dosis di atas 600 mg : mual, muntah, nyeri perut, vertigo,
risiko hipoglikemia akibat terjadinya sindroma autoimun
insulin pad pasien DM
• ALA intravena : nyeri setempat selama penyuntikan dan ruam
kemerahan pada kulit

31
Zinc
tidak bersifat toksik karena tidak bereaksi dengan reaksi redoks

32
Fungsi dan Cara Kerja
• Regulasi kerja enzim (terutama enzim alkali fosfatase, SOD,
aminopeptidase dan kolagenase)
• cell-mediated immune terutama pada maturasi sel limfosit T

33
Efek Samping
• Mual, muntah, diare, nyeri epigastrik dan kram abdomen
• Nyeri dada, pusing, dan nafas pendek
• Zn dosis tinggi dan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi lipoprotein plasma dan
absorbsi tembaga (cu)  anemia

34
Efek Glutation sebagai Pencerah Kulit
• Mekanisme efek hipopigmentasi : penghambatan tirosinase dalam tiga
jalur yang berbeda
o Tirosinase langsung dihambat melalui pengikatan tembaga (Cu) oleh
kelompok thiol
o glutation mempengaruhi transfer selular tirosinase menuju
premelanosom, suatu syarat untuk terjadinya sintesis melanin
o secara tidak langsung melalui efek antioksidan
• Mempengaruhi melanogenesis dari sintesis eumelanin menjadi
phaeomelanin melalui reaksi antara kelompok thiol adan dopaquinon yang
akan mengakibatkan pembentukan konjugat sulfhydryl-dopa

35
Efek Antioksidan pada Glutation
sebagai Pencerah Kulit
• Menghambat induksi aktivitas tirosinase yang disebabkan oleh
peroksida
• ‘Memulung’ radiasi ultraviolet yang memicu spesies oksigen
reaktif yang dihasilkan dalam sel sel epidermal

36
Kerangka Teori

37
Kerangka Konsep

38
Metode Penelitian

39
Desain Penelitian

Desain randomized controlled trial (RCT),


tersamar ganda, terhadap subyek sehat

• 2 kelompok subjek
o subyek yang mendapat glutation oral (kelompok perlakuan)
o Subyek yang mendapat plasebo (kelompok kontrol)
• dilakukan dalam 4 minggu dengan dilakukan evaluasi pada minggu
ke- 2, 3, dan 4

40
Tempat Waktu
Penelitian Penelitian
Anamnesis dan pemeriksaan
Penelitian dilakukan pada
fisis di lakukan di poliklinik
bulan Desember 2022 – Maret
DV RSUD Dr. Moewardi di
2023
Surakarta

41
Populasi Penelitian
Populasi Target Populasi Terjangkau
Populasi target adalah semua Populasi penelitian adalah
individu sehat yang berusia semua individu sehat berusia
lebih dari 30-65 tahun lebih dari 30 tahun sampai 65
tahun yang datang ke
poliklinik DV.

42
Sampel dan
Cara Pengambilan Sampel
Dipilih 2 kecamatan secara purposive di sekitaran RS yang dianggap
dapat mencerminkan populasi kota/provinsi.

Dibuat rekruitmen secara sukarela (volunteer orang sehat yang


memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi)

Subyek yang datang ke RS dipilih secara acak blok (block


randomization) untuk menentukan intervensi

Tidak bisa dilakukan intervensi secara bersamaan (starting point


masing masing subyek berbeda)

43
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
1. Subyek sehat dengan type kulit 1. Riwayat adanya kanker kulit pada
Fitzpatrick IV dan V diri subyek atau keluarganya,
2. Laki-laki dan perempuan berusia terutama melanoma.
lebih dari 30 tahun sampai dengan 2. Riwayat penggunaan suplemen
65 tahun. apapun yang mengandung glutation
3. Bersedia menjadi SP dan dan aktioksi dan lainnya dalam
menandatangani informed consent. waktu 1 bulan sebelum mulai
4. Waktu bekerja terbanyak didalam penelitian.
ruangan (minimal 8 jam) 3. Memakai bahan pencerah kulit
topikal lainnya dalam waktu 1 bulan
sebelum penelitian.
4. Adanya dermatosis lain.
5. Dalam keadaan hamil atau
menyusui.
6. Riwayat alergi obat atau kelainan
kulit akibat efek samping terapi
oral.

44
Ukuran Sampel
• Perubahan kecerahan >50%, pemberian dinyatakan efektif
• Efektivitas glutation (p) diasumsikan 76,7% dan placebo (p0)
23,3%. Dengan α = 5%, β =  10

Dari perhitungan rumus yang didapatkan jumlah sampel sebanyak


36 sampel

45
Variabel Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
• Glutation dan plasebo • efektivitas secara klinis
dalam bentuk outcome
kategorik

46
Bahan Penelitian
• Bahan penelitian adalah kapsul glutation (Mazthione)
o L-Gluthatione (Fermentation)500mg
o Ascorbic Acid 250mg
o Alpha Lipoid Acid (DCEC) 50mg
o Zinc (as Zinc Aspartate) 4mg (20mg)
• Dosis pemberian Obat
o Dosis pemberian Gluthatione oral ialah : 50-600mg/hari 1
o Dosis pemberian Vit C oral ialah : minimal 60mg/hari 2
o Dosis pemberian ALA oral ialah : maksimal 600mg/hari3
o Dosis pemberian Zinc oral ialah : 4-14 mg/hari2
• Kapsul plasebo (isi placebo yang kita pakai ialah serbuk
Glukosa dengan kapsul salut gelatin)

47
Pemilihan Subyek Penelitian
• Subyek akan dipilih dari subyek sehat yang memenuhi kriteria
inklusi, tidak termasuk dalam kriteria eksklusi dan secara
sukarela memberikan informed consent tertulis.
• Subyek penelitian akan diberikan informed consent secara
verbal dan tertulis, bila ia bersedia berpartisipasi sebagai
subyek penelitian.

48
Prosedur Penelitian
• Kunjungan pertama (T0): Pemilihan subyek penelitian,
informed consent, randomisasi, pengisian status penelitian:
pengambilan riwayat medis, (anamnesis), pemeriksaan klinis,
pemeriksaan dermatologis, pengambilan foto dengan alat
visioface, pemberian dan penjelasan pemakaian obat penelitian,
pengisian buku harian pasien.
• Kunjungan kedua (T1), 1 minggu kemudian, pengisian status,
evaluasi terapi, evaluasi lainnya, pengambilan foto, pemberian
obat, pengisian buku harian pasien.
• Kunjungan ketiga (T2), 1 minggu kemudian, sama dengan T1.
• Kunjungan ke empat (T3), 1 minggu kemudian, sama dengan T1
ditambah penilaian pribadi pasien, tidak ada pemberian obat lagi.

49
Pengolahan dan Analisis Data
• Semua data yang terkumpul akan dimasukkan, diedit, dan
dikodifikasi, lalu dikumpulkan dalam format pemasukan data
menggunakan program SPSS versi 18.0 (SPSS, Inc., Chicago,
Illinois). Semua data yang dianalisis akan dinilai bermakna
bila p <0,05.

50
51
Evaluasi
• Penilaian dilakukan pada setiap kunjungan yaitu:
o Kunjungan pertama (T0).
o Kunjungan kedua (T1), 1 bulan kemudian, pengisian status, evaluasi
terapi, evaluasi lainnya, pengambilan foto, pemberian obat, pengisian
buku harian pasien.
o Kunjungan ketiga (T2), 1 bulan kemudian, sama dengan T1.
o Kunjungan ke empat (T3), 1 bulan kemudian, sama dengan T1
ditambah penilaian pribadi pasien, tidak ada pemberian obat lagi.

52
Daftar Pustaka
• Arinpathana N, Asawanonda P. Glutathione as an oral whitening agent: A randomized, double blind, placebo-controlled study. Journal of
Dermatological Treatment. 2010; Early online, 1-6.
• Smit N, Vicanova J, Pavel S. The hunt for natural skin whitening agents. Int. J. Mol. Sci. 2009,10,5326-5349.
• Haake, A., and Holbrook, K. (1999) The structure and development of skin. In Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine (Freedberg, I. M.,
Eisen, A. Z., Wolff, K., Austen, K. F., Goldsmith, L. A., Katz, S. I., and Fitzpatrick, T. B., eds) pp. 70–114, McGraw-Hill, New York 2.
• Pathak, M. A. (1995) Functions of melanin and protection by melanin. In Melanin: Its Role in Human Photoprotection (Zeise, L., Chedekel, M. R.,
and Fitzpatrick, T. B., eds) pp. 125–134, Valdemar Publishing Company, Overland Park
• Costin GE, Hearing VJ. Human skin pigmentation: melanocytes modulate skin color in response to stress. The FASEBJ2007; 21: 976-94.
• "REGULATION OF GLUTATHIONE SYNTHESIS". Division of Gastroenterology and Liver Diseases, USC Research Center for Liver Diseases,
USC-UCLA Research Center for Alcoholic Liver and Pancreatic Diseases, Keck School of Medicine USC; Shelly C. Lu . Diakses tanggal 07-10-2010.
• Villarama CD, Maibach HI. Glutathione as a Depigmenting Agent: An Overview. International Journal of Cosmetics Science, 27: 147-153. doi
10.1111/j.1467-2494.2005.00235.x, 2005.
• Shimizu H, Kiyohara Y, Kitazono T, Kubo M, Ibayashi S, Fufishima M et al. Relationship Between Plasma Glutathione Levels and Cardiovascular
Disease in a Defined Population: The Hisyama Study. Stroke. 2004 Sep; 35(9):2072-7.
• Paterson PG, Juurlink BH. Nutritional Regulation of Glutathione in Stroke. Neurotox Res. 1999 Dec; 1(2): 9-112.
• Sekhar RV, Patel SG, Guthikonda AP, Reid M, Balasubramanyam A, Taffet GE et al. Deficient Synthesis of Glutathione Underlies Oxidative Stress in
Aging and Can be Corrected by Dietary Cysteine and Glycine Supplementation. Am J Clin Nutr 2011; 94:847-53.
• Di Monte DA, Cahn P, Sandy MS. Glutathione in Parkinson’s Disease: A Link Between Oxidative Stress and Mitochondrial Damage? An Neurol. 32
Suppl; S111-115, 1992.
• Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge.
• Maturational Loss of the Vitamin C Transporter in Erythrocytes. Department of Medicine, Vanderbilt University School of Medicine; James M. May,
Zhi-chao Qu, Huan Qiao, dan Mark J. Kouryab. Diakses tanggal 26-11-2010.
• Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity (VCEAC) of phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem
50(13):3713–17.
• Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J Nutr 2:7

53
Daftar Pustaka
• Alpha-lipoic acid supplementation and diabetes. Laboratory of Atherosclerosis and Metabolic Research, Department of Pathology and Laboratory Medicine, UC
Davis Medical Center; Uma Singh dan Ishwarlal Jialal. Diakses tanggal 16-05-2011.
• Lipoic acid effects on established atherosclerosis. Davis Heart Lung Research Institute, bDivision of Environmental Health Sciences, Colleges of Medicine and
Public Health, the Ohio State University; Zhekang Ying, Nisharahmed Kherada, Britten Farrar, Thomas Kampfrath, Yiucho Chung, Orlando Simonetti, Jeffrey
Deiuliis, Rajagopal Desikan, Bobby Khan, Frederick Villamena, Qinghua Sun, Sampath Parthasarathy, dan Sanjay Rajagopalan. Diakses tanggal 14-07-2011.
• Berdanier CD. Advanced Nutrition Micronutrients. CRC Press LLC, Florida, 1998. Hal 194-200.
• Grider A. Zinc Copper, and Manganese. Dalam: Stipanuk MH, editor. Biochemical, Physiological, and Molecular Aspects of Human Nutrition. Edisi ke-2. New
York: Elsevier 2006;1043-66.
• Gibson RS. Principles of Nutritional Assessment. Edisi ke-2. New York: Oxford University Press, 2005. Hal. 245-69.
• International Zinc Nutrition Consultative Group (IZiNCG). Assessment of the risk of zinc deficiency in populations and options for its control. Dalam: Holtz C
and Brown K, editor. Food and Nutrition Bulletin, 2004;S91-S204.
• Gropper SS, Smith JL, Groff JL. Advanced Nutrition and Human Metabolism. International edition, edisi ke-5. Wadsworth, 2009. Hal. 488-98.
• King JC, Cousins RJ. Zinc, Modern Nutrition in Health and Disease. Dalam: Shils ME, Shike M, Ross AC, edisi ke-10 ed. William and Wilkins, Baltimore, 2006.
Hal. 271-285.
• Prasad AS. Zinc, infection and immune function. Dalam: Calder PC, Field CJ, Gill HS, eds. Nutrition and immune function. Wallingford: CABI Publishing;2001:
193-207.
• Susanti D. Korelasi antara kadar seng serum dengan kadar cathelicidin plasma pada penderita dewasa tuberkulosis paru. Tesis Magister Sains Ilmu Gizi Klinik.
Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012.
• Blanchard RK, Cousins RJ. Modulation of gene expression by dietary zinc. Dalam: Rimbach G, Fuchs J, Packer L, eds. Nutrigenomics. Boca Raton: CRC Press,
2005. Hal. 457-472.
• Kroncke K-D, Klotz L-O, Suschek CV, Sies S. Comparing nitrosative versus oxidative stress toward zinc finger-dependent transcription. J Biol Chem.
2002;277(15):13294-301.
• Dickinson DA, Forman HJ. Glutathione in defense and signaling: Lessons from a small thiol. Ann N Y Acad Sci 2002; 973; 488-504.
• Sonthalia S, Daulatabad D, Sarkar R. Gluthatione as a skin whitening agent: Facts, myhts, evidence and controversies. Indian J Dermatol Venereol Leprol
2016;82:262-72.
• Yamamura T, Onishi J, Nishiyama T. Antimelanogenic activity of hydrocoumarins in cultured normal human melanocytes by stimulating intracellular
gluthathione synthesis. Arch Dermatol Res 2002; 294: 349-54.

54
Daftar Pustaka
• Karg E, Odh G, Wittbjer A, Rosengren E, Rorsman H. Hydrogen peroxide as an inducer of elevated tyrosinase level in melanoma cells. J Invest
Dermatol 1993; 100 2 Suppl: 209S-13S
• Seckin HY, Kalkan G, Bas Y, Akbas A, Onder Y, Ozyurt H, et al. Oxidative stress status in patients with melasma. Cutan Ocul Toxicol 2014;33: 212-7
• Villarama CD, Maibach HI. Glutathione as a depigmenting agent: An overview. Int J Cosmet Sci 2005; 27:147-53.
• Bagnato GF, Gulli S, De Pasquale R, Giacobbe O, et al. Effect of inhaled glutathione on airway response to ‘Fog’ Challenge in asthmatic patients.
Respiration 1999;66:518-21.
• Rutkowski M, Grzegorczyk K. Adverse effects of antioxidative vitamins. In J Occup Med Environ Health 2012;25(2):105-21.
• Gedlicka C, Kornek GV, Schmid K, Scheithauer W. Amelioration of docetaxel/cisplatin induced polyneuropathy by a-lipoic acid. Annals Ann Oncol
2003;14(2):339-40.
• Department of Dermatology, Ondokuz Mayis University, Samsun, Turkey, Treatment of melasma with a depigmentation cream determined with
colorimetry, Journal of Cosmetic and Laser Therapy, 2011; 13:255-259
• Uchigata Y, Hirata Y, Iwamoto Y. Drug-induced insulin autoimmune syndrome. Diabetes Res Clin Pract 2009;83:e19-20.
• Fischer C, Harvey P. Low risk of adverse effects from zinc supplementation. The USAID Micronutrient Program 2005:1-5.

55
Terima Kasih

56

Anda mungkin juga menyukai