PENDAHULUAN Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi.
Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen
dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai
kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi (1,2). Dari ketiga substansi
berwarna ini hanya melanin yang dihasilkan di kulit. Melanin adalah produk dari melanosit (1).
Gambar 1 : Gambaran potongan kulit tebal. Terlihat pembuluh darah pada papilla dermis
mensuplai nutrisi ke kulit. Pewarnaan Pikrosirius-hematoksilin .Pembesaran tingkat sedang.
Histologi Melanosit Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di
bawah atau di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut (1,2). Asal embriologi dari
Gambar 2. Diagram Melanosit. Juluran melanosit meluas hingga ke antara keratonosit. Granul
melanin disintesis di dalam melanosit, kemudian bermigrasi ke dalam keratinosit.
Dengan mikroskop elektron terlihat sel yang berwarna pucat, berisikan banyak mitokondria kecil,
kompleks golgi sangat berkembang, sisterna pendek pada retikulum endoplasma yang kasar (2).
Meskipun melanosit tidak dilekatkan dengan keratinosit yang berdekatan dengannya oleh
desmosom, melanosit ini diletakkan ke lamina basalis dengan hemidesmosom.
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam
proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4
dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi,
setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam
ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel
yang dibentuk oleh kompleks golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul
melanin yang matang.
Tahap 1 : Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim
tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian padat
elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.
Tahap 2 : Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-
filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam
matriks protein.
Tahap 3 : Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.
Tahap 4 : Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara
sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk elips,
dengan panjang 1 m dan diameter 0,4 m..
Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan ditransfer ke
sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer ini telah
diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit. Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke
dalam keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di
daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.
Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel/keratinositlah yang menjadi
gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di dalam keratinosit, granul
melanin bergabung dengan lisosom alasan mengapa melanin menghilang pada sel epitel bagian
atas. Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan
pigmentasi pada kulit: 1. kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit 2. perpindahan
granul ke dalam keratinosit, dan 3. penempatan terakhirnya dalam keratinosit
Mekanisme umpan balik bisa bertahan selama dalam keratinosit Melanosit dapat dengan mudah
dilihat dengan fragmen inkubasi epidermis pada dengan dopa. Komposisi ini dikonversikan menjadi
deposit coklat gelap melanin pada melanosit, reaksinya dikatalisasi oleh enzim tirosinase. Metode ini
memungkinkan untuk menghitung jumlah melanosit per unit area epidermis. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa melanosit tidak didistribusikan secara random di antara keratinosit, agak
tampak ada pola pada distribusinya, yang disebut dengan epidermal-melanin unit. Pada manusia,
ratio dopa-positif melanosit terhadap keratinosit pada statum basah adalah konstan di dalam setiap
area tubuh, tetapi bervariasi dari satu regio ke regio yang lain. Sebagai contoh, ada sekitar 1000
melanosit/mm2 di kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit skrotum. Jenis kelamin dan ras tidak
mempengaruhi jumlah melanosit/unit area. Perbedaan pada warna kulit terutama karena
perbedaan jumlah granul melanin pada keratinosit.
Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari ( panjang gel: 290- 320mm) adalah
akibat proses tahap 2. Pertama, reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum
muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke keratinosit. Kedua,
kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga semakin meningkatkan
jumlah pigmen melanin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington, Lange, 2003: 316-
23 2. Ross M.H. Histology, A Text And Atlas, New York, Harper & Row 1985:416-23 3. Bloom &
Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 11994 : 536-46 4.
Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company, 1984:299-303