Anda di halaman 1dari 9

PERAN VITAMIN C TERHADAP PIGMENTASI KULIT

Melisa V. Kembuan
Sunny Wangko
George N. Tanudjaja
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: veronicamelisa@rocketmail.com

ABSTRAK

Efek vitamin C untuk kecantikan kulit telah banyak diterapkan, khususnya penggunaan
vitamin C untuk efek pencerahan kulit. Hal ini berkaitan dengan sifat vitamin C yang
merupakan antioksidan kuat dan dapat diserap mudah oleh tubuh. Dari beberapa
pengujian klinis ditemukan bahwa efek vitamin C terhadap pigmentasi mempunyai
hasil positif yaitu dapat mencerahkan kulit. Beberapa pengobatan untuk masalah
kelainan pigmen dalam hal ini penatalaksanaan melasma dan lentigo senilis
menggunakan vitamin C untuk pengobatan sistemik.

Kata kunci: vitamin C, pigmentasi, melanosit.

PENDAHULU tubuh bagian dalam terhadap berbagai


Kulit merupakan organ yang esensial dan rangsangan dari luar, baik rangsangan
vital serta merupakan cermin kesehatan mekanis, kimia, maupun radiasi. Paparan
sinar ultra violet terhadap kulit merupakan
dan kehidupan.1 Kulit memiliki fungsi yang
contoh rangsangan radiasi yang dapat
sangat penting untuk perlindungan organ
mempengaruhi warna kulit, bila berlebih dapat membantu mencerahkan warna
akan muncul bercak-bercak coklat kulit, sehingga vitamin C telah digunakan
kehitam-an, kering, dan warna kulit tidak seba-gai terapi untuk masalah pada warna

merata.2 kulit gelap dan bermasalah.4 Dalam waktu

Sebagian besar orang Indonesia memi-liki ter-akhir ini maraknya penggunaan vitamin

warna kulit coklat atau sawo matang. C secara infus (intravena) yang diyakini de-

Orang yang mempunyai kulit coklat ngan cara demikian dengan cepat warna

menganggap bahwa warna kulit yang kulit akan terlihat lebih cerah dan sehat

terang dan bersih ialah kulit yang cantik. dari sebelumnya, vitamin C sebagai bahan

Demikian pula orang Indonesia, khususnya uta-ma pada kosmetik untuk mencerahkan

wanita menganggap bahwa kulit terang kulit.

tanpa bercak-bercak hitam ialah kulit yang


VITAMIN C
cantik. Hal ini membuat orang berupaya
Vitamin C (L-asam askorbat) meru-
untuk membuat warna kulit mereka kem-
pakan antioksidan non enzimatik yang
bali seperti sedia kala, atau mereka ingin
larut dalam air. Senyawa ini merupakan
menaikkan tingkat warna kulit mereka. Se-
bagian dari sistem pertahanan tubuh
bagian besar masyarakat Indonesia ingin
terhadap senyawa oksigen reaktif dalam
memiliki kulit yang lebih putih dengan
plasma dan sel yang pertama kali diisolasi
menggunakan berbagai macam pemutih
kulit baik topikal maupun sistemik. oleh Scent-Gyorgyi pada tahun 1928.5
Ditinjau dari aspek kosmetik, lesi Asam askorbat berperan sebagai reduktor
hiperpigmentasi merupakan kondisi yang untuk berbagai radikal bebas. Selain itu
tersering dikeluhkan. Reaksi inflamasi juga meminimal-kan terjadinya kerusakan
penyerta juga sering ditemukan akibat
yang disebabkan oleh stres oksidatif.6,7
pemakaian berbagai bahan peeling kimia- Tiga fungsi utama vi-tamin C pada kulit
wi, terapi laser, dan berbagai obat topikal.
yaitu sebagai anti-oksidan kuat yang
Kameyama et al (1990) melakukan pe- melindungi kulit terha-dap pengaruh
nelitian dan menemukan bahwa vitamin C
negatif faktor luar seperti (polusi,
merupakan salah satu antioksidan yang matahari, iklim, AC, asap rokok, dsb);
merangsang pembentukan dan pe- ginjal, karena sebagian vitamin C dimeta-
ningkatan produksi kolagen kulit, yang bolisme dan diekskresikan sebagai oksalat.
akan menjaga kekenyalan, kelenturan, Penggunaan vitamin C dosis lama dan
serta kehalusan kulit; dan mencerahkan besar dapat menyebabkan
ketergantungan, sehingga vitamin C dapat
kulit.2
menimbulkan rebound scurvy. Hal ini dapat
Vitamin C sebagai antioksidan be-kerja
dihindari de-ngan mengurangi
menangkap radikal bebas yang ada dalam
kulit. Molekul antioksidan berfungsi penggunaan vitamin C secara bertahap.8

sebagai sumber hidrogen labil yang akan SISTEM PIGMENTASI KULIT


berikatan dengan radikal bebas. Dalam Warna kulit normal manusia diten-tukan
proses ini, antioksidan mengikat energi oleh empat macam pigmen, yaitu: pigmen
yang akan digunakan untuk pembentukan karoten yang bersifat eksogen dan
radikal bebas baru sehingga reaksi memberikan warna kekuningan; pigmen
oksidasi berhenti. Secara tidak langsung, melanin yang disintesis didalam kulit dan
vitamin C dapat meredam aktivitas dengan memberikan warna kecoklatan; hemo-
cara mengubah tokoferol menjadi bentuk globin teroksidasi yang memberikan
tere-duksi, dengan kata lain antioksidan warna kemerahan; dan hemoglobin
“me-ngorbankan dirinya” untuk tereduksi yang memberikan warna
teroksidasi oleh radikal bebas sehingga kebiruan. Dari ke-empat unsur tersebut
melindungi protein atau asam amino pigmen melanin me-rupakan unsur utama
penyusun kolagen dan elastin.2 warna kulit. Ber-dasarkan pigmentasi,

Efek samping vitamin C melanin kulit manusia dibagi menjadi dua


komponen yaitu warna kulit konstitutif
Vitamin C dengan dosis lebih dari 1
yang merupakan warna kulit asli yang
g/hari dapat menyebabkan diare. Hal ini
tidak dipengaruhi oleh faktor luar dan
terjadi karena efek iritasi langsung pada
warna kulit fakultatif merupakan warna
mukosa usus yang mengakibatkan pening-
kulit yang telah terpapar berbagai faktor
katan peristaltik. Dosis besar juga dapat
luar.
meningkatkan bahaya terbentuknya batu
HISTOLOGI MELANOSIT Golgi. Terdapat empat tahap pada
pembentukan granul melanin yang
Melanosit merupakan sel khusus yang
matang.
terdapat pada epidermis, dijumpai di
12,13 Pada tahap pertama sebuah vesikel
bawah atau di antara sel-sel stratum
dikelilingi oleh membran yang menun-
basalis dan pada folikel rambut. Asal
jukkan awal proses dari aktivitas enzim
embriologik dari melanosit yaitu dari sel
tirosinase dan pembentukan substansi
krista neural. Melanosit memiliki bentuk
granul halus; pada bagian perifernya.
badan sel bulat tempat bermulanya
Untaian-untaian padat elektron memiliki
cabang-cabang panjang yang ireguler
suatu susunan molekul tirosinase yang
dalam epidermis. Cabang-cabang ini
rapi pada sebuah matrik protein.12,13
berada di antara sel-sel stratum basalis
Selanjutnya vesikel (melanosom) ber-
dan stratum spinosum. bentuk oval dan pada bagian dalam mem-
perlihatkan filamen-filamen dengan jarak
sekitar 10 nm atau garis lintang dengan
Sintesis melanin
jarak sama. Melanin disimpan dalam ma-
Melanin dibentuk oleh melanosit de-
triks protein. kemudian peningkatan pem-
ngan enzim tirosinase yang berperan
bentukan melanin membuat struktur halus
penting dalam proses pembentukannya.
agak sulit terlihat.12,13 Pada tahap
Akibat kerja enzim tirosinase, tirosin diu- terakhir, granul melanin matang dapat
bah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin terlihat dengan mikroskop ca-haya dan
(DOPA) dan kemudian menjadi DOPA- melanin secara sempurna mengisi vesikel.
quinone, yang kemudian dikonversi, sete- Ultrastruktur tidak ada yang ter-lihat.
lah melalui beberapa tahap transformasi Granul yang matang berbentuk elips
menjadi melanin. Enzim tirosinase diben- dengan panjang 1 μm dan diameter 0,4
tuk dalam ribosom, ditransfer dalam μm.12,13,16 Tirosinase disintesis dalam
lumen retikulum endoplasma kasar, retikulum endoplasma yang kasar dan
kemudian melanosit diakumulasi dalam diakumu-lasikan dalam vesikel kompleks
vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. Vesikel yang bebas, sekarang
dinamakan melanosom.11 Sintesis melanin mempengaruhi jumlah melanosit/unit
dimulai pa-da melanosom tahap II, dimana area. Perbedaan pada warna kulit
melanin diakumulasikan dan membentuk terutama karena perbedaan jumlah granul
melano-som tahap III. Terakhir, struktur ini melanin pada keratinosit.16,17 Makin
hilang dengan aktivitas tirosinase dan gelapnya kulit setelah terpapar radiasi
membentuk granul melanin. Granul matahari (panjang gelombang: 290-
melanin bermigrasi ke arah juluran 320mm) ialah akibat proses tahap II.
melanosit dan masuk ke dalam keratinosit. Pertama, reaksi fisik dan kimiawi meng-
Ketika dibentuk, granul melanin gelapkan warna melanin yang belum mun-
bermigrasi di dalam perluasan sitoplasma cul ke luar melanosit, dan merangsangnya
melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam secara cepat untuk masuk ke keratinosit.
stratum germinativum dan spinosum dari Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam
epidermis. Proses transfer ini telah melanosit mengalami akselerasi, sehingga
diobservasi secara langsung pada kultur semakin meningkatkan jumlah pigmen
jaringan kulit. Granul melanin pada melanin.16 Secara biologik, melanin
dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. penting seba-gai pelindung terhadap
Di dalam keratinosit, granul melanin pengaruh buruk cahaya matahari
berakumulasi di sitoplasma daerah atas (komponen ultraviolet). Telah diketahui
inti (supra-nuklear); jadi melindungi inti bahwa individu yang ber-pigmen banyak
dari efek merusak radiasi matahari. lebih tahan terhadap sengatan matahari.
13 Melanin melindungi sel-sel basal yang
16 Pada manusia, rasio DOPA-positif mengalami mitosis terhadap kerusakan
melanosit terhadap keratinosit pada kromosom oleh sinar ultra-violet.
statum basal ialah konstan di dalam setiap Vitamin C atau asam askorbat mem-
area tubuh, tetapi bervariasi dari satu punyai sifat mudah teroksidasi sehingga
regio ke regio yang lain. Sebagai contoh, berperan sebagai anti oksidan atau
terdapat sekitar 1000 melanosit/mm2 pada reduktor pada sintesis melanin yang
kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit banyak mem-butuhkan oksigen dan dapat
skrotum. Jenis kelamin dan ras tidak mengubah bentuk melanin oksidasi yang
berwarna gelap menjadi melanin tereduksi dibutuhkan vita-min C sekitar 1000 mg;
yang berwarna agak pucat. Vitamin C oleh karena itu telah tersedia vitamin C
dalam megadose 1-2 g per hari per oral dalam bentuk larutan yang dapat langsung
dapat menghambat perubahan DOPA diaplikasikan untuk kecantikan kulit.
menjadi DOPAkuinon sehingga Etnawati et al (2010) melakukan uji
menghambat pem-bentukan melanin. klinis penggunaan injeksi vitamin C dan
Kameyama et al (1990) membuktikan glutation sebagai pencerah kulit di
bahwa absorbsi per kutan asam askorbat poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RS Dr.
dapat menghambat aktivitas enzim tirosin- Sardjito Yogyakarta dalam berbagai
ase sehingga produksi melanin terhambat kombinasi dosis pemberian (Tabel
dengan menurunnya o-kuinon membuat 1).Evaluasi dilakukan secara subyektif dan
ce-rah kulit pada orang normal maupun obyektif dengan kromameter selama
orang dengan gangguan enam minggu. Sebelum dilakukan injeksi,
hiperpigmentasi.Da-lam kasus penyakit ter-hadap semua subyek dilakukan
kelainan pigmentasi, Kameyama et al pemerik-saan laboratorium untuk fungsi
menguji 34 pasien melasma dan lentigo hati dan ginjal, dan hasil pemeriksaan
senilis dengan menggunakan pengobatan menunjukkan semua subyek dalam batas
terapi vitamin C; 19 orang di antaranya
normal.10
memperoleh hasil yang memuaskan.3 Pencerah kulit yang akan diinjeksikan
Asupan harian vitamin C dalam ma- yaitu vitamin C 1000 mg dan glutation
kanan maupun suplemen yaitu yang merupakan L-glutation reduktif
penggunaan oral vitamin C 50-75mg/hari sintetis dengan dosis yang bervariasi. Pada
untuk meme-nuhi kebutuhan dalam tubuh. satu subyek ditambahkan kolagen 375 mg.
Dalam hal kecantikan kulit dibutuhkan Semua subyek sebelum dan sesudah diin-
dosis yang tinggi, karena agar sampai ke jeksi dilakukan pengukuran dengan kroma-
kulit vitamin C harus melalui saluran cerna tometer atau kolorimetri pada kulit fakul-
untuk di-absorbsi, kemudian didistribusi ke tatif (pipi kanan-kiri, kedua punggung
seluruh tubuh dan pembuluh darah. Untuk tangan) dan kulit konstitutif (lengan atas
memper-oleh efek kecantikan kulit volar, dan ketiak kanan-kiri). Pada minggu
keempat setelah penginjeksian, semua n 200
sub-jek dilakukan pemeriksaan mg
laboratorium ulang untuk fungsi hati dan Perem- 1 Karyaw Glutatio
ginjal. Berda-sarkan hasil pemeriksaan puan an n 600
tersebut, didapat-kan hasil dalam batas mg
normal untuk semua subyek dan semua Laki-laki 1 Karyaw Vit C 1 g
subyek merasa kulitnya bertambah lebih an
bersih dibandingkan ming-gu sebelumnya. Perem- 2 IRT Vit C 1 g,
Pemantauan terhadap se-mua subyek puan glutatio
dilakukan hingga minggu ke enam dengan n 600
hasil warna kulit mengalami kecerahan mg dan
kolagen
yang bermakna.10,11
375 mg
Tabel 1. Jumlah Pekerja Dosis
Dosis subjek an dan
injeksi jenis zat SIMPULAN
vitamin yang
C yang disuntik Warna kulit normal manusia diten-tukan
dipakai kan oleh empat macam pigmen, yaitu:
dalam karoten, melanin, hemoglobin teroksidasi
peneliti dan hemoglobin tereduksi.
Melanosit merupakan sel khusus pada
an.10
epidermis yang membentuk melanin.
Jenis
Vitamin C berperan mengubah mela-nin
kelamin
bentuk teroksidasi menjadi melanin
Perem- 2 Perawa Vit C 1 g,
bentuk tereduksi yang berwarna lebih pu-
puan t glutatio
cat, serta mencegah pembentukan
n
melanin dengan menghambat
600mg
pembentukan dopa menjadi dopa kuinon.
Laki-laki 1 Perawa Vit C 1 g,
Dengan demikian kulit menjadi lebih cerah
t glutatio
baik pada kulit normal maupun yang 5. Shapiro SS, Saliou C. Role of vitamins in
dengan gangguan pigmentasi skin care. Nutrition [homepage on the
(hiperpigmentasi). Internet]. 2001 [cited: 2012 Jan 13].
Available from: http://dexa-medica.com.

6. Zakaria FR. Peranan zat-zat gizi dalam


DAFTAR PUSTAKA
sistem kekebalan tubuh. Buletin Teknologi
dan Industri Pangan. 1996;7(3):75-81.

1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan 7. Foyer C. Scorbic Acid. In: Alssher RG,
Kelamin (Edisi Keempat). Jakarta: Penerbit Hess JL, editors. Antioxidants in Higher
Balai Penerbitan Buku FKUI, 2006; p.1, 289- Plants. Boca Raton: CPC Press, 1993; p. 31-
92. 58.

2. Vitamin C as antioxidant [homepage on 8. Dewoto HR. Vitamin dan mineral. In:


the Internet]. 2002 [cited 2002 Nov 11]. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi,
Available from: URL: http//www. Elysabeth, editors. Farmakologi dan Terapi
exrx.net/nutrition/antioksidan/vitamin (Edisi 5). Jakarta: Departemen
c.htm. Farmakologi dan Terapeutik FKUI, 2007; p.

3. Baumann L, Allemann IB. Depigmenting 777-9.

agents. In: Baumann L, Saghari S, 9. Bloom W, Fawcett DW. Buku Ajar


Weisberg E, editors. Cosmetic Histologi (Edisi Keduapuluhsatu).
Dermatology Principles and Practice
(Second Edition). New York: McGraw-Hill
10. Etnawati K, Agoeng T, Dwi Retno,
Co, 2009; p. 284-5.
Betty ES. Pengaruh berbagai kombinasi
4. Baumann L, Allemann IB. Antioxidants. dosis pemberian vitamin C dan glutation
In: Baumann L, Saghari S, Weisberg E, injeksi pada warna kulit evaluasi
editors. Cosmetic Dermatology Principles kromametrik terhadap tujuh kasus
and Practice (Second Edition). New York: [homepage on the Internet]. Nodate
McGraw-Hill Co, 2009; p. 298. [cited Jan 28, 2010]. Available from:
http://www.dermatofarma.wordpress.
com: 1

Anda mungkin juga menyukai