Anda di halaman 1dari 10

ASAM TRANEKSAMAT SEBAGAI TERAPI MELASMA

1. Definisi
Melasma adalah hipermelanosis didapat, umumnya simetris, berupa
makula berwarna cokelat muda sampai cokelat tua yang tidak merata,
mengenai area yang terpajan sinar ultra violet dengan tempat predileksi pada
pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu.
2. Etiologi
Etiologi melasma sampai saat ini belum diketahui pasti. Faktor
kausatif yang dianggap berperan pada patogenesis melasma adalah:
1. Sinar ultra violet
Spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfihidril diepidermis yang
merupakam penghambat enzim tirosinase dengan cara mengikat ion Cu
dari enzim tersebut. Sinar ultra violet menyebabkan enzim triosinase
tidak dihambat lagi sehingga memacu proses melanogenesis.
2. Hormon
Misalnya esterogen, progesteron dan MSH (Melanin Stimulating
Hormone) berperan pada terjadinya melasma. Pada kehamilan, melasma
biasanya meluas pada trimester ke-3. Pada pemakaian pil kontrasepsi,
melasma tampak dalam 1 bulan sampai 2 tahun setelah dimulai
pemakaian pil tersebut.
3. Obat
Misalnya difenil hidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, dan
minosiklin dapat menyebabkan timbulnya melasma. Obat ini ditimbun
dilapisan dermis bagian atas dan secara kumulatif dapat merangsang
melanogenesis.
4. Genetik
Dilaporkan adanya kasus keluarga sekitar 20-70%.
5. Ras
Melasma banyak dijumpai pada golongan Hispanik dan golongan kulit
berwarna gelap.

1
6. Kosmetika
Pemakaian kosmetika yang mengandung parfum, zat pewarna, atau
bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan fotosensitivitas yang dapat
mengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpajan
sinar matahari.
7. Idiopatik
3. Klasifikasi
Terdapat beberapa jenis melasma ditinjau dari gambaran klini,
pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan dengan sinar Wood. Melasma
dapat dibedakan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan histopatologik,
dan pemeriksaan dengan sinar Wood.
a. Berdasarkan gambaran klinis:
 Bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi, bagian
medial, bawah hidung, serta dagu (63%)
 Bentuk malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%)
 Bentuk mandibular meliputi daerah mandibula (16%)
b. Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar Wood:
 Tipe epidermal, melasma tampak lebih jelas dengan sinar
Wood dibandingkan dengan sinar biasa.
 Tipe dermal, dengan sinar Wood tak tampak warna kontras
dibanding dengan sinar biasa.
 Tipe campuran, tampak beberapa lokasi lebih jelas sedang
lainnya tidak jelas.
 Tipe sukar dinilai karena warna kulit yang gelap, dengan sinar
wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan dengan sinar biasa
jelas terlihat. Perbedaan tipe-tipe ini sangat berarti pada
pemberian terapi, tipe dermal lebih sulitdiobati dibanding tipe
epidermal.

2
c. Berdasarkan pemeriksaan histopatologis:
 Melasma tipe epidermal, umumnya berwarna cokelat, melanin
terutama terdapat pada lapisan basal dan suprabasal, kadang-
kadang diseluruh lapisan stratum korneum dan stratum
spinosum.
 Melasma tipe dermal, berwarna cokelat kebiruan, terdapat
makrofag bermelanin disekitar pembuluh darah didermis
bagiam atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat
fokus-fokus infiltrat.

a b
Gambar 1. a. Melasma tipe Sentro-fasial, b. Melasma tipe Malar

4. Tata Laksana
a. Pencegahan
 Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah berat serta
kambuhnya melasma adalah pencegahan terhadap sinar matahari.
Penderita diharuskan menghindari pajanan langsung sinar ultra
violet terutama antara pukul 09.00-15.00. Sebaiknya jika keluar
rumah menggunakan payung atau topi yang lebar. Melindungi
kulit dengan memakai tabir surya yang tepat, baik mengenai
bahan maupun cara pemakaiannya. Pemakaian tabir surya
dianjurkan 30 menit sebelum terkena pajanan sinar matahari.

3
Ada 2 macam tabir surya yang dikenal yaitu tabir surya fisis dan
kimiawi. Tabir surya fisis adalah bahan yang dapat
memantulkan/menghamburkan ultra violet, misalnya titanium
dioksida, seng oksida, kaolin. Tabr surya kimiawi adalah bahan
yang menyerap ultra violet yaitu:
1. Yang mengandung PABA (para Amino Benzoic Acid)
atau derivatnya, misalnya octil PABA.
2. nonPABA misalnya bensofenon, sinamat, salisilat dan
antranilat.
 Menghilangkan faktor yang menjadi penyebab melasma,
misalnya menghentikan pemakaian pil kontrasepsi,
menghentikan pemakaian kosmetika yang berwarna atau
mengandung parfum, mencegah penggunaan obat seperti
hidantoin, sitostika, obat antimalaria dan minosiklin.
b. Medikamentosa
1. Pengobatan Topikal
 Hidrokinon
Bisa dipakai dengan konsentrasi 2-5%. Krim bisa dipakai pada
malam hari disertai pemakaian tabir surya pada siang hari.
Umumnya tampak perbaikan dalam 6-8 minggu dan dilanjutkan
selama 6 bulan.
 Asam Retinoat
Asam retinoat 0,1% terutama digunakan sebagai terapi tambahan
atau terapi kombinasi. Krim digunakan pada malam hari.
 Asam Azeleat
Pengobatan dengan asam azaleat 20% selama 6 bulan dengan
memberikan hasil yang baik.

4
2. Pengobatan Sistemik
 Asam Aksorbat/Vitamin C
Vitamin C mempunyai efek merubah melanin bentuk oksidasi
menjadi melanin bentuk reduksi yang berwarna lebih cerah dan
mencegah pembentukan melanin dengan mengubah DOPA
kinon menjadi DOPA.
 Glutation
Glutation bentuk reduksi adalah senyawa sulfhidril (SH),
berpotensi menghambat pembentukan melanin dengan jalan
bergabung dengan cuprum dari tirosinase.
3. Tindakan Khusus
 Pengelupasan kimiawi
Pengelupasan kimiawi dapat membantu pengobatan kelainan
hiperpigmentasi. Pengelupasan kimiawi dilakukan dengan
mengoleskan asam glikolat 50-70% selama 4 sampai 6 menit
setiap 3 minggu selama 6 kali. Sebelum dilakukan pengelupasan
kimiawi diberikan krim asam glikolat 10% selama 14 hari.
 Bedah Laser
Bedah laser dengan menggunakan laser Q-Switched Ruby dan
Laser Argon, kekambuhan juga dapat terjadi.
5. Asam Traneksamat Sebagai Terapi Melasma
Asam traneksamat (AT) merupakam suatu penghambat plasmin yang
digunakan sebagai agen hemostatik untuk mengobati fibrinolisis yang
abnormal guna mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan, namun
baru-baru ini AT dapat pula digunakan dalam pengobatan melasma sebagai
terapi tunggal maupun adjuvan.
Secara umum diketahui bahwa melasma merupakan kelainan kulit
berupa hiperpigmentasi akibat adanya paparan sinar UV. Radiasi UV dapat
menginduksi sintesis aktivator plasminogen oleh keratinosit yang

5
menghasilkan peningkatan konversi plasminogen menjadi plasmin. AT
dapat menekan aktivitas tyrosinase epidermal melanosit yang diinduksi UV
dengan menghalangi interaksi melanosit dan keratinosit melalui
penghambatan sistem plasminogen/sistem plasmin.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ebrahimi dan Fateni, bertujuan
untuk membandingkan keamanan dan keefektivan topikal AT 3% dan
topikal hidrokuinon 3% ditambah dengan deksametason 0,01% dalam
pengobatan melasma. Penelitian ini dilakukan pada 50 orang pasien dengan
sebelah wajah diberikan topikal AT 3% dan pada sisi wajah yang lain dua
kali sehari selama 12 minggu. Hasil dari pengobatan dinilai berdasarkan
indeks Melasma Area Index (MASI), rata-rata skor MASI awal yang
diberikan topikal AT 3% adalah 31,68 dan skor MASI pada minggu ke 12
adalah 10,76. Selanjutnya, pada kelompok topikal hidrokuinon 3% +
deksametason 0,01% rata-rata skor MASI awal adalah 29,52 dan setelah 12
minggu skor rata-rata adalah 10,48. Sehingga pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penggunaan AT sama efektifnya dengan pengunaan
hidrokinon dan deksametason.

Gambar 2. a. Sebelum, b. Sesudah penggunaan Hidrokinon


3% + deksametason 0,01%

6
Gambar 3. a. Sebelum, b. Sesudah penggunaan asam
traneksamat topikal 3%

Pemberian terapi AT pada pasien melasma dapat diberikan secara


injeksi intradermal, oral maupun topikal. AT oral dapat diberikan dengan
dosis harian 500 mg hingga 700 mg selama 8 hingga 12 minggu. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh zhang et al terapi topikal dan injeksi
intradermal dapat dijadikan pilihan utama mengingat efek samping AT oral
yang ditimbulkan seperti keluhan gastrointestinal dan ketidaknyamanan
epigastrik, beberapa pasien dalam penggunaan AT oral juga mengeluhkan
adanya oligomenorea, urtikaria dengan angioderma. Pada terapi AT topikal
pasien hanya menunjukkan adanya iritasi kulit dan scalling, sedangkan pada
AT injeksi efek samping berupa adanya edema sementara dan nyeri
ditempat suntikan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lee JH et al pada 100 orang


wanita dengan melasma dilakukan pengobatan melasma dengan
menggunakan injeksi intradermal selama 12 minggu. Pengobatan melasma
dilakukan dengan injeksi 0,05 AT (4mg/ml) yang diinjeksikan secara
intradermal ke lesi melasma, hasil pengobatan dievaluasi berdasarkan skor
MASI. Pasien yang menyelesaikan terapi sebanyak 85 orang dengan rata-
rata skor MASI mengaami penurunan yang signifikan yaitu pada awal
hingga minggu ke 8 adalah 13,22 dan rata-rata skor MASI dari minggu ke 8
hingga minggu ke 12 adalah 7,57. Pada penilitian ini disimpulkan bahwa

7
pengobatan secara injeksi intradermal dapat digunakan sebagai modalitas
terapi yang baru, efektif dan aman untuk pengobatan melasma.

Meskipun demikian berdasarkan panduan praktikum klinis spesialis


kulit dan kelamin (PERDOSKI) terapi utama pada melasma adalah dengan
menggunakan hidroquinon 2-5% dalam bentuk krim, gel ataupun losio.

6. Sediaan Asam Traneksamat

8
Daftar Pustaka

1. Soepardiman, L. (2017). Kelainan Pigmen.Ilmu Penyakit Kulit dan


Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
hal. 342-345.

2. Ebrahimi, B., Fatemi, F. 2014. Topical Tranexamic Acid As a Promising


Treatment For Melasma.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4235096/

9
3. Zhang, L., Tan, W,Q., Fang, Q., Zhao, W. 2018. Tranexamic Acid For Adults With
Melasma: A Systemic Review and Meta-Analysis.
https://new.hindawi.com/journals/bmri/2018/1683414/

4. Grims, P., Ijaz, S., Nashawati, R. 2018. New Oral and Topical Approaches For
Treatment of Melasma. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6374710/

5. Lee, JH., Park, JG., Lim, SH., Kim, JY., Ahn, KY., Kim, MY., Park YM.
2016. Localized Intradermal Microinjection of Tranecxamic Acid For
Treatment Of Melasma in Asian Patient: a preliminary clinical trial.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16706756

6. Perdoski. 2017. Melasma, Hal 273-275.


https://www.perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai