1. Asam Glikolat
Asam glikolat merupakan asam alpha hidroksi, larut dalam alkohol, berasal
dari gula buah-buahan dan susu. Asam ini memiliki efek anti inflamasi dan
antioksidan. Asam glikolat bersifat keratolitik, merangsang fibroblas dan lapisan
germinativum. Asam ini bekerja menipiskan stratum korneum, menimbulkan
epidermolisis dan mendispersi melanin lamina basal, asam hialuronat dermis dan
epidermis, serta meningkatkan ekspresi gen karena naiknya sekresi IL-6.
Absorbsi asam glikolat pada kulit manusia tergantung dari pH, kekuatan, dan
waktu. Larutan asam glikolat 70% biasanya digunakan sebagai agen chemical peeling
superfisial dengan pH 0,08-2,75. Larutan peeling dengan pH <2 berpotensi
menginduksi pengerasan dan nekrosis, yang tidak akan terjadi pada larutan yang
sudah separuh dinetralkan dengan pH >2. Makin tinggi konsentrasi asam (70%) maka
makin merusak jaringan. Keefektifan asam glikolat dikarenakan adanya peningkatan
koefisien permiabilitas transmembran yang diikuti dengan penurunan pH.
Asam glikolat dikenal sebagai terapi adjunctive dalam photodamage, akne,
rosasea, striae alba, pseudofolliculitis barbae, gangguan hiperpigmentasi, keratosis
aktinik, kerut halus, lentigines, melasma dan keratosis seboroik. Terlebih lagi asam ini
dapat menekan perkembangan tumor kulit yang diinduksi sinar UV dan telah
diusulkan sebagai modalitas terapi untuk menanggulangi keadaan eksfoliasi kulit
seperti misalnya iktiosis, xeroderma, dan psoriasis. Pada wanita post menopause dapat
diberikan krim yang mengandung 0,01% estradiol dan asam glikolat 15%,
diaplikasikan disalah satu sisi wajah selama 6 bulan. Krim ini dapat menginduksi
perbaikan yang signifikan dari ‘reversing marker’ seperti rete peg pattern dan
penebalan epidermis karena penuaan kulit.
Asam glikolat memberikan perbaikan kulit dan restorasi kulit menjadi tampak
normal kembali dengan cepat. Asam glikolat efektif untuk semua jenis akne dan lebih
banyak digunakan daripada larutan jessner (meski efek terapinya sama namun
eksfoliasinya lebih ringan daripada jessner). Walaupun dalam kasus scar atrofik akne
kurang memberikan hasil memuaskan, namun larutan asam ini efektif untuk terapi
akne vulgaris. Sekarang ini asam glikolat secara luas digunakan untuk mengatasi
defek pada epidermis dan papila dermis dalam berbagai konsentrasi, dari 20-70%
tergantung dari kondisi yang diterapi.
Asam glikolat dikontraindikasikan untuk dermatitis kontak, ibu hamil, dan
yang hipersensitif terhadap glikolat. Asam ini juga meningkatkan hipersensitivitas
terhadap sinar UV.
Pada pasien photodamage dapat diberikan self-treatment berupa lotion asam
glikolat 25% selama 6 bulan yang akan meningkatkan total ketebalan kulit sebesar
25%, kandungan asam mukopolisakarida, densitas kolagen dan perbaikan kualitas
dari serabut elastis.
Keefektifan peeling menggunakan asam glikolat dapat dicapai dengan
konsentrasi 50-70%. Untuk hasil maksimal, peeling asam glikolat sebaiknya
dikombinasikan dengan asam retinoid dan antioksidan lainnya. Beberapa studi
meneliti keefektifan krim hidrokuinon 4% dan asam glikolat 2% yang digunakan
sendiri-sendiri atau bersamaan dengan asam salisilat pada kasus reversing actinic
damage di leher dan dada atas selama 12 minggu; peeling asam salisilat dilakukan
tiap 3 minggu. Terapi ini menghasilkan perbaikan sebesar 33-71% untuk kasus
photodamage, hiperpigmentasi, masalah tekstur kulit, kerut halus dan lainnya.
Studi lainnya meneliti peeling ringan asam glikolat 50% yang digunakan
untuk memperbaiki photoaging kulit. Peeling ringan asam glikolat 50% diaplikasikan
topikal selama 5 menit ke salah satu sisi wajah, punggung tangan, sekali seminggu
selama 4 minggu. Perbaikan yang terjadi signifikan berupa berkurangnya kerut halus,
tekstur yang lebih halus, solar keratosis yang lebih sedikit, penyamaran solar
lentigines. Secara histologis nampak stratum korneum menipis, lapisan granuler yang
lebih kuat, dan epidermis lebih tebal. Interval terapi yang lebih lama menimbulkan
deposisi kolagen yang dapat diukur dari peningkatan mRNA.
Sebelum mengaplikasikan asam glikolat, bersihkan kulit terlebih dahulu
menggunakan alkohol untuk mengurangi asam yang dapat dinetralisir oleh kulit
berminyak. Asam glikolat dan TCA 50% dapat digunakan bersama untuk medium-
depth peeling dengan interval 6 atau 12 bulan, biasanya digunakan untuk keratosis
aktinik, rhyditid ringan, pigmentary dyschromia dan flatten depressed scar. Karena
TCA pada konsentrasi yang tinggi cenderung menimbulkan scar dan hipopigmentasi,
maka digunakan lebih dulu larutan asam glikolat 70% ke seluruh wajah dan
dinetralkan dengan air 2 menit kemudian. Kemudian diikuti dengan pemakaian krim
EMLA (lidokain 2,5% dan prilokain 2,5%) atau krim ELA-Max (lidokain 4%) ke area
tertentu pada wajah sekitar 30 menit tanpa ditutup. Agen ini kemudian dibersihkan
dan TCA 35% diaplikasikan ke seluruh wajah.
Pada pasien melasma, diberikan krim tabir surya SPF 15 dan lotion GA 10%
pada malam hari selama 2 minggu. Kemudian diterapi peeling dengan GA 50%
sebulan sekali selama 3 bulan. Pasien di follow up dengan interval yang teratur dan
juga pada peeling terakhir kemudian diukur derajat perbaikan pigmentasinya
menggunakan MASI (melasma area and severity index).
Pada pasien akne digunakan larutan GA 70% dengan lama sekitar 2-8 menit.
Jumlah dan frekuensi aplikasi tergantung dari intensitas respon klinis, rata-rata sekitar
6 kali aplikasi. Perbaikan paling cepat ditunjukkan pada kasus akne komedo dan akne
papulo-pustuler.
Peeling GA juga menunjukkan hasil yang signifikan berupa perbaikan skar
superfisial post akne pada tipe noduler kistik meskipun harus sampai 8-10 kali
peeling. Untuk skar atrofik diperlukan minimal 8 kali peeling. Untuk orang-orang
yang tidak toleran dengan peeling, dapat diberikan GA dalam produk perawatan
sehari-hari di rumah dalam jangka panjang.
Untuk kasus striae distensi alba dengan tipe kulit apapun dapat digunakan
asam glikolat topikal 20% untuk penggunaan sehari-hari ke seluruh area yang
diterapi. Sebagai tambahan, setengah area terapi diaplikasikan L-ascorbic acid, zink
sulfate 2% dan tirosin 0,5% dan separuh sisanya diaplikasikan krim emolien tretionin
0,05%. Krim tersebut diaplikasikan setiap hari selama 12 minggu. Hasilnya dinilai
pada minggu ke-4 dan ke-12 dan akan didapatkan peningkatan kandungan elastin
didalam papila dan retikuler dermis.
Pseudofolikulitis barbae yang biasa terjadi karena pencukuran rambut di wajah
dapat diatasi dengan lotion asam glikolat dan lotion ini dapat digunakan sebagai
regimen lotion untuk bercukur yang dapat digunakan sehari-hari. Pada kasus scalp
psoriasis digunakan lotion asam glikolat 10% 2 kali sehari selama 8 minggu.
Komplikasi yang biasa terjadi dari penggunaan asam glikolat adalah infeksi
dan hiperpigmentasi (jarang terjadi). Perawatan post peeling harus diikuti dengan
serial peeling, penggunaan tretinoin atau asam glikolat di rumah, juga dengan
menghindari paparan matahari berlebih.
Sebelum peeling, jangan lupa tanyakan terlebih dahulu riwayat medis
sebelumnya.
Contoh informed consent :
I, , after carefully reading the information regarding the glycolic acid peeling prodedure, give my informed consent to u
I have been well informed about side effects that the procedure could cause. I have been well informed of temporary e
I confirm that I have informed the medical doctor about all actual pathologies or pathologies that I have had.
I confirm that I have informed the medical doctor about pharmacological therapies that I am currently receiving or hav
I confirm that I want to perform the treatment of my own free will without any physical or moral conditioning and I con
Surname and name Date of birth
Place of birth Address Town
Tel
Signature of the patient Date
I, medical doctor, , confirm that I have explained with accuracy the type, aim and possible risks of the medical procedu
Surname and name of the medical doctor Signature of the medical doctor
Date
2. Larutan Jessner
Jessner sudah digunakan lebih dari 100 tahun sebagai terapi hiperkeratotik
epidermis. Jessner merupakan campuran dari resorsinol, asam laktat dan asam salisilat
dalam alkohol 95%. Jessner menghilangkan kohesi korneosit dan menginduksi edema
interseluler maupun intraseluler. Jessner dapat menginduksi luka sampai sedalam
papila dermis. Dulu resorsinol (komponen utama jessner) biasa digunakan pada
konsentrasi 10-50%. Konsentrasi tinggi resorsinol dapat menyebabkan efek samping
berupa dermatitis kontak alergi/ iritan dan diskolorasi. Maka dari itu dr. Max Jessner
kemudian memformulasikan jessner dengan konsentrasi yang lebih rendah dan efek
keratolitik yang lebih kuat (Tosti, 2006).
Asam salisilat pada jessner merupakan senyawa lipofilik yang dapat
menghilangkan lipid interseluler yang berhubungan kovalen dengan cornified
envelope yang mengelilingi sel epitel. Selain itu juga meningkatkan penetrasi dari
agen-agen lainnya. Resorsinol secara struktural dan kimia mirip fenol dan bekerja
merusak ikatan hidrogen lemah dari keratin. Asam laktat menimbulkan pelepasan
korneosit yang akhirnya menimbulkan deskuamasi stratum korneum.
Preparat larutan jessner :
Resorsinol 14 g
Asam salisilat 14 g
Asam laktat (85%) 14 g
Ethanol (kuantitas cukup untuk memenuhi sampai 100 ml)
Ada pula sediaan jessner yang telah dimodifikasi dan tidak mengandung resorsinol :
Asam laktat 17%
Asam salisilat 17%
Asam sitrat 8%
Ethanol (sampai volume 100 ml)
Indikasi jessner
a. Akne
b. Melasma
c. PIH
d. Lentigines
e. Freckle
f. Photodamage
Kontraindikasinya meliputi inflamasi aktif, dermatitis, infeksi, terapi
isotretionin dalam 6 bulan terakhir, gangguan penyembuhan luka. Kontraindikasi
absolutnya adalah jika terdapat alergi terhadap salah satu komponen jessner.
Persiapan Pre-peeling
Pemakaian retinoid topikal (formulasi tretinoin, tazarotin, retinol) 2-6 minggu
pre peelingmenipiskan stratum korneum, mendukung epidermal turnover,
mengurangi kandungan melanin epidermal, mempercepat penyembuhan, membantu
penetrasi agen peeling. Retinoid topikal harus dihentikan beberapa hari sebelum
peeling. Pada kasus melasma, akne dan PIH retinoid harus dihentikan 1-2 minggu
sebelum peeling. Tabir surya juga sebaiknya dipakai tiap hari.
Post Peeling
Pada post peeling pasien sebaiknya memakai cleanser dan pelembab. Peeling
jessner selesai dalam waktu 2-7 hari. Make up dapat digunakan untuk menyamarkan
peeling. Peeling yang berlebih, eritem ataupun iritasi post peeling dapat diatasi
menggunakan steroid dari potensi rendah-tinggi tergantung derajat iritasi/inflamasi.
Kelebihan Jessner
Sangat aman
Dapat digunakan pada semua jenis kulit
Efektif dengan ‘downtime’ minimal
Memperkuat penetrasi TCA
Kekurangan Jessner
Berkaitan dengan toksisitas resorsinol seperti disfungsi tiroid
Banyak variasi dari berbagai pabrik
Tidak stabil karena paparan sinar dan udara
Eksfoliasi berlebih pada beberapa pasien
Informed consent
otodamage (sun-damaged skin), hyperpigmentation (dark spots), texturally rough skin, acne, and scarring. It is a peeling agen
redness, flaking, dryness, or irritation in the area to be treated.The effects could last for 1–2 weeks.
op or there could be a flare of a pre-existing Herpes infection at the treated site, or the condition being treated could worsen
3. Asam Piruvat
Asam piruvat merupakan α-keto-acid (CH3-CO-COOH), secara fisiologis
berubah menjadi asam laktat, larut dalam air dan alkohol, bersifat keratolitik,
desmoplastik, meningkatkan produksi kolagen, serabut elastis dan glikoprotein,
memiliki aktivitas antimikroba, aktivitasnya tergantung konsentrasi, perlarut yang
digunakan, waktu dan jumlah pemakaian. Larutan asam piruvat tersedia dalam
formulasi 40%, 50%, 60%.
Indikasinya :
Akne yang meradang, khususnya akne mikrosistik
Kulit berminyak
Skar akne sedang
Kutil
Keratosis aktinik
Photoaging moderat (kerut halus, perubahan tekstur, diskromia difus, bintik2
dan kuning)
Kontraindikasi :
Riwayat infeksi HSV rekuren
LED
Kehamilan
Paparan sinar matahari setiap hari
Persiapan pre-peeling / home treatment
Akne, kulit berminyak, photoaging :
Krim asam piruvat 8% sekali sehari atau krim asam
glikolat 8-15% (untuk menipiskan stratum korneum
dan membantu penetrasi agen peeling agar lebih
seragam dan dalam)
Photoaging :
Tretinoin topikal 0,025% dan agen bleaching topikal
(hidrokuinon 4%, asam azaleat 20%) selama
minimal 2 minggu sekali sehari (malam hari) untuk
meminimalisir risiko PIH dan mempercepat
penyembuhan post peeling.
Aplikasi larutan:
1) Aplikasikan larutan dengan kuas sampai 2-3lapis, tunggu sampai eritem
2) Aplikasikan larutan menggunakan kasa, gosok dengan lembut dan terus
menerus selama 1-3 menit untuk memperoleh penetrasi yang lebih dalam.
3) Aplikasikan larutan ke area-area kecil (dahi, dagu, hidung, atas bibir) dan
netralisir dengan natrium bikarbonat sebelum maju ke area selanjutnya.
4) Gunakan kipas angin kecil selama aplikasi untuk menghindari penghirupan
uap.
5) Aplikasikan krim pelembab dan tabir surya setelah peeling
6) Lakukan 3-5 kali sesi peeling dengan interval 4 minggu
Post peeling
Gunakan krim pelembab wajah dan tabir surya
Hentikan penggunaan krim retinoid, hydroxy acid dan asam piruvat selama 1
minggu post peeling.
Efek samping
Deskuamasi
Crusting pada area kulit yang lebih tipis
Kelebihan
Eritem sangat ringan
Deskuamasi ringan
Period post operatif singkat
Dapat digunakan untuk kulit fitzpatrick III dan IV
Kekurangan
Sensasi tersengat dan terbakar selama aplikasi
Uap iritatif dan tajam terhadap mukosa saluran napas atas
Hasil
Photoaging : tekstur lebih halus, kerut halus berkurang,
hiperpigmentasi lebih tersamarkan (freckle dan lentigines)
Akne & kulit berminyak : perbaikan lesi akne dan penurunan minyak
Informed concent
4. Resorsinol
Formulasi:
Resorsinol 40 g
Zinc oxide 10 g
Ceyssatite 20 g
Benzoinated axungia 28 g
Indikasi:
Akne fase aktif (lesi papulopustuler)
Gangguan post akne (PIH, eritem, skar dangkal)
Melasma epidermal
Photoaging ringan
Freckles
Kontraindikasi
Kulit tipe >V
Alergi resorsinol
Hamil
HSV fase aktif
Persiapan peeling : tretinoin krim 0,05% selama 2 minggu pre peeling
Teknik peeling :
1) Kulit dibersihkan dengan alkohol/aseton
2) Pasta diratakan ke wajah menggunakan spatula (mulai dari
dahipipihidungdagu sampai 1 cm di bawah margin mandibular
3) Pasien diminta menutup mata dan mulut spaya tidak terkena
4) Tunggu 1-2 jam
5) Bersihkan pasta dengan air atau air dalam emulsi minyak
6) Pasien akan mengeluhkan sensasi burning atau parestesi selama peeling
7) Setelah dibersihkan, kulit menjadi putih dan akan memerah dalam 2-3 jam
8) Di akhir peeling pasien akan merasa pusing selama beberapa menit, mungkin
karena flushing yang terjadi sekunder akibat resorsinol.
Post peeling
Yang harus diperhatikan saat post peeling yaitu:
Kulit menjadi kecoklatan dan kencang pada hari ke-2; lepasnya kerak kulit
mulai hari ke-3
Pasien diminta meminimalisir ekspresi pada wajah dan dilarang melepas kerak
kulit yang timbul
Basuh air 4 kali sehari
Krim pelembab
Photoproteksi
Kortikosteroid per os jika terjadi oedem
PIH (jarang)
Reaksi alergi resorsinol
Reaktivasi HSV (terapi dengan asiklovir topikal maupun sistemik)
Kelebihan:
Mudah digunakan
Aplikasi dan penetrasi seragam
Efektif khususnya untuk akne, PIH dan melasma
Aman sampai kulit tipe fitzpatrick V
Tidak menimbulkan nyeri (sensasi burning selama peeling biasanya ringan)
Kekurangan :
Efek deskuamasi yang secara estetik jelek
Tidak aman untuk kulit fitxpatrick lebih dari V
Bisa menimbulkan hipersensitif
Memerlukan studi histologis untuk mengetahui mekanisme aksi peremajaan
kulit
Inform1e.dI Cheornesbeyntrequest and authorize Dr. , M.D., to treat me for
the
purpose of attempting to improve my appearance.
2. The effect and nature of the treatment to be given, as well as
possible alternative
methods of treatment, have been fully explained to me.
3. It has been explained that well-qualified and trained personnel will
assist with certain portions of the treatment under his/her supervision.
4. I hereby authorize Dr. , M.D., to administer such
treatment to me, and agree to hold him/her free and harmless for any
claims or suits for damages or injury or complications whatsoever
resulting from conditions beyond the doctor’s control.
5. I know that the practice of medicine and surgery is not an exact
science and that,
therefore, reputable practitioners cannot properly guarantee results.
6. I acknowledge that no guarantee or assurance has been made to me
by anyone regarding the treatment which I have herein requested and
authorized.
7. I am advised that though good results are expected, they cannot be
and are not
guaranteed, nor can there be any guarantee against untoward results.
8. I acknowledge that no guarantee has been given me as to the
number of years I
may appear younger following treatment or that the scars will heal
completely.
9. I acknowledge that no guarantee has been given me as to the
condition of the
complexion or size of the skin pores following treatment.
10. I acknowledge that during the procedure my face will be covered by
masks for 1 to 2 hours.
11. I acknowledge that no guarantee has been given me as to the
painlessness of
the procedure. Some individuals, because of emotional makeup or low
pain threshold, may experience discomfort. This procedure
will cause a modification in the treated area of my face (body), which
may be unpleasant. My face will become red and subsequently dry and
hyperpigmented.
Exfoliation will then start and last about 5–10 days.An erythema may
persist for 15-20 days.
treatment.
These conditions are uncommon and usually not serious, but may
appear at any
time because of circumstances beyond the doctor’s control:
Indikasi:
Akne vulgaris (baik yang meradang ataupun tidak)
Akne rosasea
Melasma
PIH
Freckle
Lentigines
Photodamage (ringan-sedang)
Kulit bertekstur kasar
Kontrandikasi:
Alergi salisilat
Ekspektasi pasien yang berlebihan
Dermatitis/inflamasi aktif
Infeksi virus akut
Hamil
Isotretinoin dalam 3-6 bulan terakhir
Kelebihan:
Aman untuk semua jenis kulit
Agen yang bagus untuk akne vulgaris
Memberikan penampakan presipitat putih sehingga dapat diketahui distribusi
yang sudah merata saat aplikasi
Setelah beberapa menit post peeling, dapat menginduksi efek anestesi yang
dpat meningkatkan toleransi pasien
Kekurangan:
Kedalaman peeling yang terbatas
Kurang efektif untuk photodamage tertentu
Informed Consent
To be continued...
Nb :
c. Patient’s management
d. Literatures
Regards,
Author