Anda di halaman 1dari 13

TUGAS P105

MICRODERMABRATION

Meinanda Ashri Wekarani

CIBTAC
Program Facial Application
PACIFIC INTERNATIONAL BEAUTY INSTITUTE
2021
ABSTRAK

Mikrodermabrasi adalah prosedur peremajaan kulit superfisial secara mekanik dengan metode
mengikis lapisan tanduk kulit untuk mempercepat reepitelisasi kulit yaitu membuang lapisan
paling luar dari epidermis, dikenal sebagai eksfoliasi. Prinsip peremajaan kulit dengan
mikrodermabrasi didasarkan pada prinsip penyembuhan luka. Melukai dan menghilangkan
lapisan kulit paling luar dapat menstimulasi regenerasi pembentukan sel-sel baru yang sehat dari
epidermis dan dermis. Mikrodermabrasi biasanya digunakan untuk berbagai permasalahan kulit
seperti skar akne, hiperpigmentasi, stretch marck, serta photodamaged. Mikrodermabrasi dapat
digunakan pada area kulit termasuk wajah, leher, dada, maupun area badan, tangan dan kaki.

Kata kunci: mikrodermabrasi, peremajaan kulit, pengelupasan, eksfoliasi.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah mikrodermabrasi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
diploma Post Graduate Facial Application CIBTAC.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
makalah lebih lanjut.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberi masukan dan dukungan sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Akhir kata,
semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Jakarta, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………………..... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………......... 1
BAB II MIKRODERMABRASI ……………………………………………………....... 2
I. DEFINISI ……………………………………………………………………. 2
II. CARA KERJA MIKRODERMABRASI …………………………………… 2
III. INDIKASI …………………………………………………………………… 3
IV. KONTRAINDIKASI ………………………………………………………… 4
V. EFEK SAMPING ……………………………………………………………. 6
VI. PERSIAPAN ………………………………………………………………… 6
VII. PROSEDUR TINDAKAN ………………………………………………….. 6
VIII. PASKA PROSEDUR TINDAKAN ………………………………………… 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………... 8
I. SIMPULAN ………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN

Mikrodermabrasi adalah suatu prosedur peremajaan kulit superfisial dengan mekanisme


abrasi yaitu membuang lapisan kulit paling luar dari epidermis, dikenal juga sebagai eksfoliatif. 1
Saat ini mikro- dermabrasi merupakan metode yang popular untuk proses peremajaan kulit.
Berdasarkan data dari American Society for Aesthetic Plastic Surgery, mikrodermabrasi
merupakan prosedur yang paling popular untuk estetika di Amerika Serikat.1-3

Peremajaan kulit dengan mikrodermabrasi didasarkan pada prinsip penyembuhan luka. Cara
melukai dan menghilangkan lapisan kulit paling luar akan menstimulasi regenerasi sel-sel baru
yang sehat dari epidermis dan dermis. Perubahan ini termasuk kepadatan stratum korneum dan
menghaluskan epidermis, meningkatkan ketebalan dermis dengan memproduksi serat elastin dan
kolagen baru oleh fibroblas, serta meningkatkan hidrasi kulit dengan memperbaiki fungsi sawar
epidermis.1,4,5

Mikrodermabrasi biasanya digunakan untuk berbagai permasalahan kulit seperti: skar akne,
hiperpigmentasi, stretch marcks (striae), serta photodamaged pada berbagai area kulit termasuk
2,6
wajah, leher, dada, maupun area badan, tangan, dan kaki.
BAB II
MIKRODERMABRASI

I. DEFINISI

Mikrodermabrasi adalah tindakan dermabrasi yang sangat superfisial dengan


menggunakan hand piece yang tidak tajam yaitu bubuk mikrogranul silica yang
dilontarkan ke permukaan kulit sehingga hanya stratum korneum yang mengelupas
untuk memperbaiki ketidak sempurnaan kulit.1

Mikrodermabrasi relatif aman, dapat diulang dalam interval waktu pendek, tidak
nyeri, sehingga tidak memerlukan anestesia, namun efek perbaikannya lebih sedikit
dan tidak dapat digunakan untuk scar yang dalam.4.6

II. CARA KERJA MIKRODERMABRASI


Secara umum mikrodermabrasi dilakukan dengan menyemprotkan kristal mikro,
atau tetesan kristal aluminium oksida, di permukaan kulit. Kemudian, kristal mikro
akan digosokkan untuk menghilangkan lapisan teratas kulit (epidermis). Tubuh akan
menganggap kulit telah terluka, sehingga tubuh langsung menggantikan kulit dengan
kulit baru.

Mikrodermabrasi memiliki berbagai jenis atau metode, antara lain: alumunium


kristal oksida dan diamond-tipped mikro- dermabrasi. Umumnya mesin mikro-
dermabrasi dapat memfasilitasi lebih dari 1 metode.1,6

Gambar 1. Kaskade proses penyembuhan luka yang disebabkan oleh mikrodermabrasi Sumber:
Karimipour DJ et al., 2009.
Metode yang dapat dilakukan :

1. Alumunium kristal oksida


Alumunium kristal oksida merupakan metode mikrodermabrasi yang paling
sering digunakan. Metode ini bersifat abrasikarenapermukaannyayangkasar, tidak
larut dalam air, dan struktur kristalnya memiliki beberapa tepi tajam. Selain itu,
metode ini tidak menyebabkan reaksi alergi pada kulit, tidak diserap di kulit, serta
bersifat bakterisida sehingga dapat digunakan untuk mengobati jerawat.1,6

Alumunium kristal oksida dapat mengupas stratum korneum sepenuhnya


melalui 2 fase dengan pengaturan vakum 4 psi (200 mmHg) dan menggunakan
kristal 20 μm.1

Penelitian oleh Karimipour et al. melaporkan 49 pasien berusia 18-73 tahun


dengan terapi alumunium kristal oksida pada kulit daerah bokong. Pada analisis
imunohistokimia didapatkan peningkatan faktor transkripsi, sitokin, dan MMPs
secara cepat dengan sekali perawatan, dan 2 dari subjek penelitian menunjukkan
terjadi peningkatan procollagen messenger RNA dan peningkatan level protein
setelah 14 kali terapi.3

2. Diamond-tipped mikrodermabrasi
Diamond-tipped mikrodermabrasi merupakan teknik mikrodermabrasi yang
aman dan efektif untuk meningkatkan tekstur permukaan kulit. Menurut
Thompson dari Harvard University School of Medicine, teknik mikrodermabrasi
terbukti merupakan metode pengobatan yang inovatif dan efektif untuk hampir
semua permasalahan kulit serta penuaan. Stimulasi terjdi secara konstan untuk
pembaharuan sel dengan menghilangkan sel-sel kulit mati yang berlebihan pada
stratum korneum. Metode ini dapat digunakan untuk peremajaan kulit pada wajah
dan leher seperti mengurangi kerutan halus, hiperpigmentasi, bekas jerawat, dan
mengurangi pori-pori yang besar.11 Mikrodermabrasi jenis ini telah menjadi
popular karena tidak memiliki risiko pada mata maupun inhalasi.1

Dengan diamond-tipped mikroderma- brasi seperti SilkPeel, stratum korneum


dapat terkelupas sepenuhnya dalam 2 fase dengan pengaturan vakum 5 psi (260
mmHg) dan kepala 60 grit.1

III. INDIKASI
• Age spot, atau bercak gelap akibat penuaan.
• Komedo
• Hiperpigmentasi, atau bercak kulit yang gelap dan berbeda dari kulit di
sekitarnya.
• Strecth mark
• Kulit terlihat kusam dan Lelah
• Garis halus
• Keriput
• Pori-pori besar
• Bekas jerawat
• Rosacea, atau peradangan kulit kronis yang menyebabkan kulit menjadi merah
dan teriritasi

Selain menghilangkan noda dan tanda-tanda penuaan serta kerusakan kulit,


mikrodermabrasi juga dapat membuat kulit menjadi lebih sehat dan kuat. Kulit yang
baru tumbuh setelah prosedur akan mengandung lebih banyak elastin dan kolagen, dua
protein yang dapat membuat kulit menjadi lebih kencang dan kuat. Sayangnya,
produksi kolagen akan berkurang seiring bertambahnya usia, sehingga kulit menjadi
kendur dan tidak seimbang. Mikrodermabrasi dapat meningkatkan produksi kolagen,
sehingga wajah pasien dapat terlihat lebih kencang dan muda.

Walaupun menggunakan metode yang mirip dengan dermabrasi, mikrodermabrasi


lebih tidak menyakitkan. Namun, prosedur ini memiliki beberapa keterbatasan.
Prosedur ini dapat menghilangkan garis halus, kerusakan ringan akibat sinar matahari,
dan bekas luka yang tidak terlalu terlihat. Namun untuk keriput dan lekukan yang lebih
dalam, garis wajah, keloid, kerusakan parah akibat sinar matahari, bekas jerawat, dan
bekas luka yang dalam, pasien perlu menjalani prosedur yang lebih invasif, seperti
dermabrasi, pengencangan wajah, pengelupasan kimia, atau pengencangan kulit
dengan laser. Mikrodermabrasi juga tidak dapat menghilangkan kutil, tahi lalat, tanda
lahir, bekas luka bakar, dan jerawat. Pasien yang menderita penyakit autoimun atau
diabetes juga tidak diperbolehkan menjalani prosedur ini.

Efek mikrodermabrasi dapat bertahan cukup lama, namun tidak permanen. Maka
dari itu, banyak pasien yang menjalani mikrodermabrasi setidaknya satu kali setiap
bulan.
Gambar 2. Gambaran histopatologik kulit. A, Sebelum dilakukan mikrodermabrasi. B, Setelah dilakukan
mikrodermabrasi. Sumber: Spencer JM dan Harmon CB, 2010.4

Gambar 3. Tempat predileksi dari stretch marcks. Sumber: Ingber A, 2009.7

IV. KONTRA INDIKASI


Mikrodrmabrasi tidak dilakukan pada pasien dengan :
• Diabetes
• Penyakit Autoimun
• Gangguan pembekuan darah, pemakaian obat antikoagulasi
• Dermatitis : atopi, psoriasis
• Acne aktif
• Infeksi aktif
• Luka terbuka
• Skar keloid
• Rosasea
• HIV
• Wanita hamil
• Alergi
• Herpes
• Hypersensitive skin
• Pasien yang baru saja menjalani pengelupasan kimia
• Pasien yang baru saja menjalani suntik kolagen
V. EFEK SAMPING
Efek samping atau beberapa kondisi yang mungkin timbul setelah melakukan
mikrodermabrasi pada beberapa kasus tertentu :
• Agak gatal sewaktu dokter mulai membersihkan sel mati di permukaan kulit
• Kulit terasa bergetar, seperti dipijat
• Kulit disedot untuk mengangkat sel kulit mati yang telah terlepas
• Memar selama beberapa hari, biasanya karena proses penyedotan sel kulit
• Sensitif terhadap sinar matahari
• Kulit berwarna merah
• Bengkak
• Kulit pecah-pecah
• Kulit kering
• Erythema atau bercak merah
• Edema atau bengkak akibat penumpukan cairan
• Setelah perawatan selesai, kulit terasa seperti tersengat dan ketat dalam beberapa
kasus, kulit rasa clekit seperti tergores
• Hypersensitiv, terutama pada malam hari pada awal perawatan, ini adalah reaksi
yang normal, kulit cukup diberi soothing lotion yang segar.

Namun, gejala-gejala tersebut hanya bersifat sementara dan dapat sembuh dengan
sendirinya dalam hitungan jam, hari, atau minggu. Gejala yang biasanya paling lama
hilang adalah kulit kemerahan, yaitu sekitar 6-8 minggu setelah prosedur.

VI. PERSIAPAN
1. Persetujuan tindak medik dan penjelasan rinci.
2. Persiapan pasien,alat-alat, petugas.
3. Hentikan obat obat yang memperpanjang waktu perdarahan dan mengganggu
pembeku: vitamin E, antikoagulan, pengencer darah.
4. Bersihkan wajah dengan sabun dan air lalu keringkan.
5. Evaluasi skin phototype.
6. Evaluasi kondisi lokal kulit.
7. Setelah konsultasi awal, perawatan yang benar sesuai kebutuhan kulit klien yang
telah diidentifikasi dan disepakati dengan klien. mintalah kepada klien untuk
berganti pakaian dengan kimono perawatan..
8. Posisikan klien dengan nyaman di bed dan tutupi dengan handuk bersih..
9. Semua perhiasan harus dilepas..
10. Memberitahukan kepada klien akan adanya suara yang bising dari aplikasi alat.
11. Memberitahukan kepada klien sensasi yang akan terjadi pada saat aplikasi alat
pada area yang dirawat.

VII. PROSEDUR TINDAKAN


1. Lindungi daerah sekitar mata dengan kapas lembab, apabila merawat bagian
wajah
2. Bersihkan wajah dengan menggunakan cleansing.
3. Pastikan kulit benar-benar bersih dari cream-cream di wajah maupun tata rias
sebelum mulai melakukan microdemabrasi..
4. Keringkan kulit wajah dengan tissues agar perawatan benar-benar efektif.
Sebelum mengaplikasikan alat ke area yang akan dirawat,.
5. Test dulu pengaturan kekuatan hisap dari alat pada pergelangan tangan.
6. Perawatan dapat dimulai dari area wajah sebelah tengah menuju ke tepi, sampai
seluruh wajah selesai..
7. Khusus untuk daerah spot dapat diulangi kembali.
8. Jika perawatan telah selesai, bersihkan kembali wajah dengan lotion atau mousse,
bersihkan sisa-sisa korindon dengan sponge/tissue lembab.
9. Kenakan produk-produk yang lembut, nyaman, bersifat menenangkan kulit
misalnya ampuls, cream, cleansing mask,, selanjutnya kenakan Sun screen atau
Total Sun Screen.

VIII. PASKA PROSEDUR TINDAKAN


Setelah perawatan, sangatlah penting untuk memberikan penjelasan kepada klien
untuk memastikan klien menggunakan produk yang benar, melakukan tindakan
pencegahan yang diperlukan dan memberikan kontribusi bagi proses pemulihan pasca
perawatan. Diperlukan waktu hingga 3 hari untuk mengembalikan penghalang bagi
pelindung kulit (barrier skin).

Yang tidak boleh dilakukan setelah Tindakan mikrodermabrasi :


1. Jangan berenang atau menggunakan terapi panas seperti sauna dan steam.
2. Hindari paparan sinar UV (jangan berjemur atau menggunakan sun bed) selama
7 hari setelah perawatan, karena kulit sangat rentan terhadap kerusakan karena
sinar matahari..
3. Tidak menggunakan make up selama dua hari (jika mungkin) Menggunakan
produk tabir surya (sunblock) dengan SPF cukup tinggi bahkan di musim dingin.
4. Hindari perawatan dengan menggunakan panas dan tanning selama 24-48 jam
setelah perawatan untuk menghindari kepekaan kulit. Selalu pastikan bahwa
tangan harus bersih sebelum menerapkan apa pun pada kulit..
5. Jangan mengaplikasikan produk ke kulit yang memiliki efek pengelupasan atau
peeling seperti AHAS.
BAB III
PENUTUP

I. SIMPULAN
Mikrodermabrasi prosedur pengikisan kulit superfisial yang bertujuan untuk
peremajaan kulit. Teknik pengikisan ini bekerja pada lapisan epidermis. Terdapat
dua jenis mikro- dermabrasi yaitu alumunium kristal oksida dan diamond tipped
mikrodermabrasi. Mikrodermabrasi dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
kulit seperti akne, skar akne, hiperpigmentasi, photodamaged, serta stretch marcks.

.
DAFTAR PUSTAKA

1. Small R, Quema R. Microdermabrasion. In: Ustatine RP, Pfenninger JL, Stulberg DL,
Small R, editors. Dermatologic and Cosmetic Procedure in Office Practice. USA:
Saunders, 2012; p. 23: 274-85. ISBN: 978-1-4377-0580-5.
2. Grimes P. Microdermabrasion. In: Draelos ZD, editor. Cosmetic Dermatology Products
and Procedures. Chichester: Wiley Blackwell, 2010; p. 51: 418-25. ISBN: 978-1-4051-
8635-3.
3. Karimipour DJ, Kang Orringer JS, S, Johnson TM, Hamilton T, Hammerberg C, et
al. Microdermabrasion : a molecular analysis following a single treatment. J Am Acad
Dermatol. 2005;52:215-23.
4. Spencer JM, Harmon CB. Microdermabrasion and dermabrasion. In: Robinson JK,
Hanke W, Siegel DM, Fratila A, editors. Surgery of the Skin. St Louis: Elsevier, 2010: p.
527- 36.
5. Karimipour DJ, Hammerberg C, Min VK, Voorhees JJ, Sachs DL, Orringer JS, et
al. Molecular analysis of aggressive microdermabrasion in photoaged skin. Arch
Dermatol. 2009;145(10):1114-22.
6. Savaedekar P. Microdermabrasion. Indian Journal of Dermatology Venereology and
Leprology. 2007;73(4): 277-9.
7. Ingber A. Connective tissue physiologic changes during pregnancy. In: Obstetric
Dermatology. USA: Springer, 2009; p. 25-31.

Anda mungkin juga menyukai