Abstrak
PENDAHULUAN
Tumor Vaskular
Hemangioma Infantil
Hemangioma infantil adalah tumor vaskular jinak yang sering muncul tak lama
setelah lahir dan terjadi secara spontan pada sebagian besar pasien. Namun, di
lokasi tertentu seperti di dekat jalan nafas, leher, atau area popok, mereka dapat
menyebabkan gangguan fungsional, dan penampilan kosmetik dapat sangat
mengkhawatirkan bagi orang tua. Hemangioma juga sering mengalami ulserasi,
yang menyebabkan potensi jaringan parut dan infeksi, serta ketidaknyamanan bagi
pasien. Laser dan IPL merupakan bagian dari rejimen terapi untuk hemangioma
infantil, dalam kombinasi dengan berbagai opsi pengobatan.
IPL, walaupun kurang diteliti dibandingkan PDL, juga dapat digunakan untuk
penatalaksanaan hemangioma, dan telah menunjukkan efikasi dalam komponen
superfisial dan profunda tergantung pada filter yang digunakan [7, 8]. Profil efek
samping dapat diterima, dengan efek samping yang paling umum adalah
pembentukan mikrokrusta yang sembuh sendiri, dan terkadang pembentukan
blister yang sembuh tanpa gejala sisa permanen. Perhatian harus diberikan untuk
menggunakan tingkat energi yang lebih rendah ketika menatalaksana pasien
dengan tipe kulit Fitzpatrick yang lebih tinggi untuk menghindari pigmentasi dan
terbakarnya kulit [8]. Ulserasi, komplikasi hemangioma yang sering, dapat
menjadi indikasi untuk penatalaksanaan laser segera, terutama pada pasien yang
dikontraindikasikan penggunaan propranolol atau kortikosteroid oral. Walaupun
PDL umumnya digunakan sebagai terapi lini pertama, IPL mungkin merupakan
terapi alternatif yang baik untuk hemangioma ulserasi. Dengan parameter yang
memadai, kontrol nyeri dapat diperoleh setelah penatalaksanaan pertama, dan
penyembuhan total dapat terjadi setelah 2-3 perawatan dengan profil efek samping
minimal [9]. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendefinisikan
pendekatan pengobatan terbaik menggunakan IPL untuk hemangioma, tetapi ini
merupakan alat yang menjanjikan, terutama pada pasien yang berisiko memiliki
outcome buruk secara kosmetik atau lesi yang berisiko lebih tinggi.
Granuloma piogenik adalah tumor vaskular jinak yang sering ditemukan dan juga
dikenal sebagai hemangioma kapiler lobular, dan kelainan ini disebabkan oleh
berbagai kejadian seperti trauma, kehamilan, dan pengobatan. Ada banyak
modalitas terapi yang berbeda, meliputi eksisi dengan kuretase dan desikasi,
cryotherapy, penggunaan silver nitrat, dan laser destruksi laser. IPL, walaupun
bukan terapi lini pertama, telah digunakan untuk penatalaksanaan granuloma
piogenik rekuren dengan satellitosis, dengan hanya 2 sesi terapi menggunakan
filter 570-nm yang menghasilkan pembersihan sempurna tanpa rekurensi dan hasil
kosmetik yang sangat baik dalam satu laporan [10]. Sementara metode destruktif
yang diuraikan di atas adalah non-selektif, IPL dan laser yang menargetkan
hemoglobin mungkin lebih disukai karena mereka secara spesifik menargetkan
pembuluh darah dalam lesi ini, sehingga meminimalkan kerusakan jaringan di
sekitarnya.
Cherry angioma, salah satu lesi vaskuler kulit yang paling sering dijumpai, juga
dapat ditatalaskana secara efektif dengan IPL. Dalam sebuah studi yang
membandingkan IPL dengan laser Nd: YAG dalam menatalaksana berbagai lesi
vaskular, subjek lebih puas dengan outcome IPL dalam menatalaksana cherry
angioma dan mengalami lebih sedikit nyeri jika dibandingkan dengan laser Nd:
YAG [11]. Lesi vaskular superfisial kecil seperti ini ditatalaksana dengan IPL
dengan mudah dan aman.
Malformasi Vaskular
Port-Wine Stain
Port-wine stain (PWS), sejenis malformasi kapiler yang ada saat lahir, dialami
sekitar 0.3% bayi baru lahir di AS [14]. Kelainan ini paling sering di wajah, dan
melibatkan morfogenesis abnormal pembuluh darah di dermis. Lesi tidak
mengalami regresi secara spontan, dan tidak hanya bertambah ukuran seiring
anak, tetapi juga dapat menebal dan menyebabkan hipertrofi jaringan lunak dan
tulang yang mendasarinya. Kelainan ni dapat menyebabkan kerusakan yang
signifikan, dan ada potensi untuk sangat membantu kesehatan psikologis pasien
dengan menatalaksana PWS sedini mungkin [15].
Terapi lini pertama PWS adalah PDL, dan telah berlangsung bertahun-tahun.
Namun, tidak semua pasien merespon dengan baik terhadap PDL, dan pada
kenyataannya 26% dari pasien yang ditatalaksana dalam satu penelitian
menunjukkan rekurensi PWS setelah ditatalaksana dengan PDL, mungkin karena
sisa pembuluh tidak terdeteksi pada saat terapi berakhir atau tidak responsif
terhadap sesi lanjutan PDL [16]. IPL menunjukan hasil menjanjikan dalam terapi
PWS, dan bahkan telah mengobati pasien yang tidak merespon sama sekali
terhadap PDL [17, 18]. Bahkan, 15 pasien PWS yang tidak menanggapi PDL
setelah diterapi dengan IPL dalam empat sesi, dan sekitar setengah dari pasien ini
memperoleh hasil yang sangat baik dengan penatalaksanaan IPL [17]. Belum jelas
mengapa beberapa PWS tidak menanggapi PDL, tetapi kemungkinan diameter
dan kedalaman pembuluh darah yang bervariasi pada lesi dapat memainkan peran
[18]. Menariknya, pasien yang tidak merespon PDL atau IPL adalah mereka yang
memiliki PWS dalam distribusi V2 di wajah sentral. Para penulis memprostulasi
bahwa karena pembuluh ini terletak lebih dalam di dermis daripada di lokasi
wajah lainnya, panjang gelombang yang lebih panjang mungkin diperlukan untuk
menargetkan pembuluh ini [17]. Secara keseluruhan, IPL adalah alternatif yang
efektif untuk PDL dalam hal rentang panjang gelombang dan kedalaman penetrasi
dapat berhasil menargetkan pembuluh darah yang lebih dalam yang tidak
terjangkau oleh PDL (gbr. 1).
Gambar 1. PWS pada bagian posterior leher sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) menjalani 3 sesi
IPL dalam 7 bulan. Alma Harmony XL, filter 515-nm, 16J/cm2, Durasi pulsasi 10-ms
Telangiectasias
Gambar 3. Pasien dengan rosacea erythematoteleangiectasis sebelum (kiri) dan sesudah (kanan)
menjalani 2 sesi IPL dengan jarak 6 minggu. Alma Harmony XL, filter 515-nm, 16J/cm 2, Durasi
pulsasi 10-ms
Gambar 4. Angioma serpiginosum sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) menjalani 1 sesi IPL. Alma
Harmony XL, filter 515-nm, 18J/cm2, Durasi pulsasi 10-ms
Vena Kaki
Vena kaki sangat sering terjadi, menyerang sebagian besar wanita tetapi juga
sebagian kecil pria, dan banyak pasien berkonsultasi dengan dokter kulit karena
gamabran vena yang tidak enak dipandang. Vena tungkai yang terlihat adalah
bagian dari sistem vena superfisialis pada ekstremitas bawah, dan mereka
terhubung ke sistem yang dalam melalui vena perforata. Vena yang paling sering
ditatalaksana adalah vena reticular, venulectasias, dan telangiectasias. Pembuluh
ini memiliki ukuran mulai dari 0.03 hingga 4 mm, dan mungkin mengandung
darah yang terdeoksigenasi atau teroksigenasi [27, 28]. Oksigenasi darah yang
terkandung dalam pembuluh darah akan menentukan warna pembuluh darah
seperti yang terlihat dari permukaan kulit, yang akan tampak lebih biru atau lebih
merah dalam warna [28]. Faktor-faktor ini, bersamaan dengan kedalaman
pembuluh darah, penting dalam memilih modalitas terapi, terutama perangkat
sumber cahaya atau laser.
Angiokeratoma
Angiokeratoma adalah lesi kulit jinak yang ditandai secara histologis oleh
pembuluh darah superfisial ekstatik dan hiperkeratosis. Kelainan ini dapat muncul
dalam beberapa bentuk, seperti angiokeratoma of Mibelli, angiokeratoma of
Fordyce, dan angiokeratoma corporis diffusum, yang merupakan manifestasi dari
penyakit Fabry. Pilihan terapi meliputi metode destruktif superfisial seperti
cryotherapy dan electrodessication, serta laser yang menargetkan komponen
vaskular. IPL berhasil menatalaksana angiokeratoma dalam kondisi penyakit
Fabry. Setelah 10 terapi dengan filter 560-nm, lesi pasien hampir sepenuhnya
hilang [30].
Malformasi vena
Poikiloderma of Civatte
Poikiloderma of Civatte adalah kondisi kulit yang sering dan jinak di area kulit
yang terpapar sinar matahari yang mempengaruhi orang dewasa paruh baya dan
yang lebih tua. Kelainan ini sering timbul pada wajah, leher, dan dada bagian atas,
dan tidak mengenai daerah yang terlindung dari paparan sinar matahari seperti
daerah submental. Secara klinis, kelainan ini ditandai dengan telangiectasias dan
atrofi, serta bitnik hiper dan hipopigmentasi. Kelainan ni kadang-kadang dapat
menyebabkan pasien sangat malu dengan penampilannya. IPL adalah
penatalaksanaan yang umum digunakan untuk poikiloderma of Civatte karena
menargetkan pembuluh telangiectatic dan makula hiperpigmentasi, dan ukuran
spot lebih besar daripada PDL dan laser lainnya, membuat pengobatan area yang
luas akan jauh lebih efisien.
Studi lain yang lebih kecil menemukan hasil yang serupa dengan lebih dari 80%
pasien dengan perbaikan yang nyata pada lesi poikilodermatous mereka [33].
Berbagai filter cutoff digunakan berdasarkan jenis kulit pasien dan jenis lesi.
Mereka mencatat bahwa jenis kulit Fitzpatrick tipe I dan II merespon lebih baik
daripada jenis kulit yang lebih gelap, mungkin karena fluensi yang lebih rendah
diperlukan untuk menatalaksana kulit Fitzpatrick tipe III dan yang lebih aman.
Jaringan parut
Gambar 5. Sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) menjalani 2 terapi IPL dengan jarak 6 minggu
untuk jaringan parut acne pink. Alma Harmony XL, filter 570-nm, 16J/cm2, Durasi pulsasi 10-ms
Striae Distensae
Striae distensae adalah kelainan kulit umum yang bermanifestasi sebagai plak
atrofik linier, sering berwarna merah muda hingga merah atau putih, tergantung
pada apakah mereka berada pada tahap awal atau tahap akhir. Etiologinya sering
berkaitan dengan peregangan kulit, seperti pada kehamilan atau penambahan berat
badan, atau kelainan ini dapat disebabkan oleh penggunaan krim kortikosteroid
superpoten yang berlebihan. Penatalaksanaannya sulit, dan meliputi krim topikal
seperti tretinoin, teknik pelapisan ulang, atau penatalaksanaan berbasis laser dan
cahaya. IPL digunakan dalam rangkaian 15 pasien dengan striae stadium akhir
pada perut, dan hasilnya dievaluasi secara klinis dan histologis. Terdapat
pengurangan jumlah dan panjang striae, serta peningkatan subjektif dalam
gambaran klinis. Selain itu, dermis menunjukkan peningkatan ketebalan yang
signifikan secara statistik setelah 5 sesi IPL [38]. Menariknya, semua striae yang
dirawat berwarna putih, sehingga penatalaksanaan IPL tidak menargetkan
pembuluh darah. Memang, telangiectasias tidak menunjukkan peningkatan ketika
diperiksa secara histologis sebelum dan setelah perawatan [38]. Studi lebih lanjut
dapat membantu menjelaskan mekanisme dan efiikasi IPL dalam menatalaksana
striae distensae.
Keratosis pilaris atrophicans (KPA) adalah keratosis pilaris yang kurang umum,
suatu kondisi kulit yang diturunkan dengan etiologi yang tidak diketahui. KPA
ditandai dengan papula folikel keratotik dan eritema, seringkali pada wajah.
Kondisi ini dapat menyebabkan atrofi dan terdapat beberapa tipe yang berbeda.
Sementara beberapa agen topikal digunakan untuk mengobati papula keratotik,
eritemanya paling baik ditatalaksana dengan laser atau IPL. Laser PDL dan KTP
keduanya telah digunakan dengan sukses dalam KPA serta kondisi terkait, berupa
keratosis pilaris rubra [39]. IPL digunakan dalam rangkaian kasus 4 pasien dengan
KPA di wajah dengan perbaikan klinis antara 75 dan 100%, dan peningkatan ini
meliputi eritema serta kekasaran [39]. Para pasien menerima rata-rata 6 sesi
dengan filter 570-nm. Penatalaksanaan ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek
samping yang diamati pada pasien ini.
Dermatitis atopik
Meskipun bukan pilihan terapi umum untuk penyakit kulit inflamasi, IPL telah
berhasil digunakan dalam menatalaksana dermatitis atopik fasialis. Sebelas pasien
dengan eritema pada wajah yang disebabkan oleh dermatitis atopik ditatalaksana
dengan 3 sesi IPL menggunakan filter 590-nm, dengan jarak 2 minggu. Hasil
penelitian menunjukkan penurunan yang signifikan dalam skor keparahan eczema
serta eritema, likenifikasi, dan skuamam [40]. Hipotesisnya adalah bahwa IPL
menyebabkan pengurangan pembuluh darah kulit dan dengan demikian
menurunkan kemampuan sel-sel inflamasi untuk menyusup ke kulit di daerah
yang diterapi. Walaupun tentu saja bukan terapi lini pertama untuk dermatitis
atopik, terapi tambahan dengan IPL pada pasien tertentu dapat dipertimbangkan.
Kutil
Karena tingginya prevalensi virus human papilloma pada manusia, kutil adalah
salah satu keluhan paling sering dilihat oleh dokter kulit. Kutil bisa sangat sulit
untuk dihilangkan, terutama di area akral. Laser dan terapi berbasis cahaya adalah
bagian dari modalitas terhadap kutil, dan PDL serta IPL keduanya merupakan
pilihan terapi potensial karena dapat menargetkan kapiler papiler kutil serta
menyebabkan kerusakan termal pada virus [41]. Satu pasien mengalami
pembersihan kutil tangan yang berhasil dengan 3 sesi asam 5-aminolevulinic
topikal (ALA) diikuti oleh IPL [42]. Namun, satu uji coba secara acak
membandingkan pengelupasan yang dilanjutkan dengan terapi IPL versus
pengupas saja untuk kutil tangan dan kaki yang sulit diterapi, dan menemukan
bahwa tidak ada perbedaan dalam pembersihan kutil antara kedua kelompok
meskipun ada peningkatan rasa nyeri pada kelompok IPL [41] Pada recalcitrant
warts, kegagalan penggunaan modalitas lain yang lebih konvensional, IPL dapat
digunakan, terutama dengan fotosensitisasi ALA, tetapi pasien harus diingatkan
bahwa hasilnya tidak dijamin.
Durasi dan frekuensi denyut nadi adalah parameter yang dapat diubah untuk
mendapatkan kromofor spesifik target yang lebih baik dengan memastikan bahwa
durasi pulsasi kurang dari waktu relaksasi termal kromofor target, menghindari
kerusakan pada struktur di sekitarnya [1]. Pulsasi ganda dengan periode istirahat
antara denyut pulsasi dapat membantu menargetkan ectasia yang sangat kecil di
kulit. Pulsasi dapat dikirim dalam serangkaian sequensi tunggal, ganda, atau
tigakali dengan rentang durasi pulsasi dan penundaan antar pulsasi. Ketika durasi
pulsasi yang lebih lama digunakan, pembuluh darah yang lebih dalam dipanaskan
perlahan dan risiko hiperpigmentasi purpura atau postinflamasi berkurang.
Dengan 'pemanasan tambahan', atau memberikan kepadatan energi tinggi dengan
penundaan yang relatif lama antara masing-masing pulsasi, pembuluh darah yang
lebih dalam dan lebih besar dapat berhasil diterapi [3]. Ukuran spot yang besar
pada perangkat IPL tidak hanya membantu dalam penetrasi yang lebih dalam,
tetapi juga membuat penatalaksanaan area tubuh yang besar lebih efisien.
Pendinginan epidermal adalah aspek penting lain dari teknologi IPL terbaru yang
dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan kontak
perangkat dengan gel pendinging coupling pada kulit. Metode lain dari
pendinginan epidermal melibatkan penggunaan udara dingin pada kulit selama
perawatan, dapat secara internal atau eksternal ke perangkat. Hal ini dapat
ditambahkan ke pendingin kontak, dan hasil akhirnya adalah penurunan kerusakan
termal epidermis dan efek samping yang tidak diinginkan seperti luka bakar,
blister, atau hiperpigmentasi.
KESIMPULAN
Teknologi IPL adalah alat serbaguna dan efektif untuk penatalaksanaan berbagai
lesi vaskular serta lesi nonvaskular dengan komponen vaskular. Seperti laser,
penatalaksanaan harus dilakukan untuk menghindari komplikasi seperti luka
bakar, purpura, dan perubahan pigmen.