Anda di halaman 1dari 27

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Syn-Molacto: Efektifitas Kolaborasi Mannan-Oligosakarida (MOS) dari


Yeast Cell Wall dengan Lactobacillus sp Terenkapsulasi Ubi Jalar sebagai
Sinbiotik Unggul dalam Penanganan Salmonellosis Ayam Broiler

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

Syaiful Haq Baderuddin (145050107111034/2014)


Ilham Ardiansah (145050100111110/2014)
Ardhi Yusuf Bachtiar (145050101111286/2014)
Kholifatus Sholiha (145050100111064/2014)
Eka Wulandari (155130100111003/2015)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 6
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 7
1.4 Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 7
1.5 Keunggulan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8
2.1 Ayam Broiler ............................................................................................ 8
2.2 Salmonellosis............................................................................................ 8
2.3 Sinbiotik ................................................................................................... 8
2.4 Mikroenkapsulasi ..................................................................................... 9
BAB 3. METODE PENELITIAN......................................................................... 10
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 10
3.2 Materi Penelitian .................................................................................... 10
3.2.1 Pakan................................................................................................... 10
3.2.2 MOS .................................................................................................... 11
3.2.3 Ayam Pedaging ................................................................................... 11
3.2.4 Kandang Penelitian ............................................................................. 11
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................. 11
3.4 Prosedur penelitian ................................................................................. 12
3.4.1 Pembuatan Sinbiotik ........................................................................... 12
a. Ekstraksi Mannan-Oligosakarida ............................................................... 12
b. Pengukuran Konsentrasi Mannan-Oligosakarida (total padatan terlarut) .. 12
3.4.2 Pengujian Lapang ............................................................................... 13
3.5 Analisa Statistik ...................................................................................... 13
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 14
BAB 6. LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur penelitian………………………………………………………13

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Pakan Basal………….10

v
6

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan daging unggas khususnya daging ayam broiler sudah banyak
diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa dagingnya yang dapat
diterima semua kalangan, nilai gizi yang tinggi dan harga yang cukup terjangkau
dibandingkan dengan produk daging lainnya. Daging ayam broiler juga mudah
didapatkan di pasar-pasar tradisional maupun pasar swalayan.
Populasi ayam broiler semakin meningkat, yaitu dari tahun 2015 adalah
1.528.329,18 ekor menjadi 1.592.669,40 ekor di tahun 2016(angka sementara)
(Direktorat Jenderal Peternakan, 2016). Ayam broiler merupakan jenis ayam ras
unggul yang mampu berproduksi dalam waktu singkat dan efisien dalam mengubah
makanan menjadi daging karena memiliki nilai konversi ransum yang rendah.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pemeliharaan ayam broiler adalah
rentan terhadap penyakit. Salmonellosis merupakan penyebab penyakit yang sering
muncul dalam peternakan dan disebabkan oleh bakteri gram negatif seperti Salmonella
typhimurium dan Salmonella enteritidis yang bersifat infeksius dan septikemik.
Kerugian yang dihadapi secara ekonomi oleh peternak akibat infeksi Salmonella sp ini
diantaranya adalah tingkat kematian yang tinggi (sampai 80%) dan pertambahan bobot
badan ayam broiler yang rendah. Selain itu, infeksi Salmonella sp ini dapat
ditransmisikan pada bahan pangan (telur dan daging unggas) sehingga membahayakan
kesehatan manusia. Penyakit Salmonellosis rentan terjadi pada ayam berumur 7-21 hari
selanjutnya dapat menjadi pembawa (carrier) yang dapat menularkan penyakit pada
manusia (Wiryawan et al., 2005).
Sejak peternakan ayam broiler mulai berkembang, banyak cara dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas dan menghindari Salmonellosis, salah satunya
dengan penggunaan antibiotik. Sebagai bahan tambahan, antibiotik diberikan
secara terus-menerus sehingga dapat meninggalkan residu pada jaringan. Antibiotik
merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh berbagai jasad renik, jamur dan
aktinomiset (Haryati dan Supriyati, 2010).
Resistensi antibiotik terhadap bakteri menyebabkan terjadinya penyakit
yang sangat serius. Kejadian resistensi antibiotik terhadap bakteri yang diisolasi
dari pasien penderita diare beberapa rumah sakit di Indonesia telah dilaporkan
pernah terjadi (Tjaniadi et al, 2003). Penggunaan antibiotik dapat digantikan oleh
probiotik dan prebiotik sebagai sinbiotik yang pemberiannya lebih aman tanpa
meninggalkan residu. sinbiotik mempunyai efek langsung dan tidak langsung yang
dapat berfungsi seperti antibiotik (Haryati dan Supriyati, 2010).
Probiotik adalah organisme hidup yang dapat meningkatkan sekresi enzim-
enzim saluran pencernaan untuk mendegradasi nutrien pakan menjadi molekul yang
lebih sederhana. Adanya enzim protease yang disekresikan oleh probiotik dapat
meningkatkan metabolisme energi dan kecernaan protein. Probiotik memiliki
enzim lipase yang dapat memecah sebagian lemak pakan sehingga lebih mudah
terserap(Xu et al., 2006).
7

Prebiotik merupakan fragmen karbohidrat yang dimasukkan pada ternak


melalui pencampuran dalam ransum untuk menjamin keberadaan populasi
mikroorganisme baik dalam usus ayam (Safingi et al., 2013). Saluran pencernaan
ayam sendiri memiliki mikroorganisme baik di dalamnya tetapi jumlahnya terbatas,
sehingga perlu ditunjang keberadaannya dengan penambahan prebiotik. Prebiotik
yang digunakan adalah mannan oligosakarida (MOS) karena fungsinya yang dapat
menjebak bakteri patogen saluran pencernaan dengan cara oligosakarida mengikat
patogen sehingga tidak menempel pada mukosa usus.
Sinbiotik merupakan kombinasi dari probiotik dan prebiotik. Potensi
besar yang dimiliki Mannan-Oligosakarida (MOS) dari Yeast Cell Wall dengan
Lactobacillus sp. sebagai sinbiotik menurunkan populasi bakteri Salmonella pada
ayam pedaging hingga kini belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian MOS sebagai upaya pengembangan
produk lokal asal ternak dan meningkatkan kesejahtraan peternak di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah
bagaimana potensi pemanfaatan Mannan-Oligosakarida (MOS) dari Yeast Cell
Wall dengan Lactobacillus sp. sebagai sinbiotik unggul dalam penanganan
Salmonellosis Ayam Broiler.

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana potensi
pemanfaatan Mannan-Oligosakarida (MOS) dari Yeast Cell Wall dengan
Lactobacillus sp. sebagai sinbiotik unggul dalam penanganan Salmonellosis Ayam
Broiler.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Menciptakan draf paten dari potensi pemanfaatan Oligosakarida (MOS) dari
Yeast Cell Wall dengan Lactobacillus sp.
2. Menciptakan inovasi produk Syn-Molacto, yaitu sinbiotik unggulan yang
mampu menurunkan populasi bakteri Salmonella berdasarkan rekayasa
pakan dari Mannan-Oligosakarida.

1.5 Keunggulan dan Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi peternak
ayam pedaging dalam penanganan Salmonellosis. Menjadi landasan teori untuk
pengembangan penelitian di sektor kesehatan ternak dan pengembangbiakan ayam
pedaging(broiler). Selain itu, para peternak juga berpeluang meningkatkan
penghasilan karena produk pangan sehat ini memiliki nilai ekonomis yang lebih
dibandingkan produk ayam pedaging konvensional.
8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Broiler


Ayam pedaging (broiler) adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil
budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu
pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia
yang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta
menghasilkan daging yang berkualitas baik (Abun, 2007).
Performa ayam broiler dipengaruhi faktor pemeliharaan, suhu lingkungan,
kandang yang nyaman (optimum) dapat meningkatkan performa ayam broiler
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Pemberian pakan pada ayam pedaging
dilakukan 3 tahap (starter, grower, dan finisher) dengan pakan yang disesuaikan
pada setiap tahap pertumbuhannya (Shariatmadari, 2012). Pada peternakan modern
ayam pedaging ditempatkan pada kandang yang kepadatan populasinya mencapai
8,8 dan 17 ekor per m², hal ini penyebab rendahnya animal welfare (Collins and
Sumpter, 2007).

2.2 Salmonellosis
Salmonelosis adalah penyakit yang penting pada ayam yang disebabkan
oleh Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum dan masing masing disebut
sebagai penyakit pullorum dan tifus unggas. Penyakit Pullorum terjadi di ayam
muda yang berusia kurang dari satu minggu yang dapat menyebabkan enteritis
parah dan bacteremia. Sedangkan, tipus unggas adalah penyakit ayam dewasa
dan menyebabkan enteritis baik akut dengan diare kehijauan atau penyakit kronis
pada saluran reproduksi yang mengurangi produksi telur. Salmonelosis pada
unggas menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menyebabkan
kematian dan mengurangi tingkat produksi (Hossain dkk, 2010).
Dalam percobaan penyuntikan biakan bakteri Salmonella sp berumur 24
jam terhadap anak ayam pedaging berumur 3 hari dengan dosis 0,25 ml secara sub
kutan. Anak ayam tersebut mati setelah 24 jam dan hasil yang di dapat setelah
dilakukan bedah bangkai adalah peradangan pada jantung, hati, kantong kuning
telur dan edema yang meluas di bawah kulit bekas suntikan. Dari kejadian ini dapat
dilihat bahwa Salmonella bersifat patogenik dan menimbulkan kematian tinggi
pada anak ayam pedaging berumur di bawah 7 hari (Poernomo, 1997).

2.3 Sinbiotik
Sinbiotik merupakan kombinasi probiotik dan prebiotic yang mempunyai
efek sinergis dalam meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, kecernaan bahan
pakan, aktifitas antibakteri, kekebalan terhadap infeksi, dan performa ayam
pedaging (Arifin dan Vembriarto, 2014). Kombinasi dari probiotik dan prebiotik
dalam simbiotik lebih efisien disbanding efek masing – masing bahan probiotik dan
prebiotic(Fotiadis et al, 2008).
9

2.3.1 Probiotik
Probiotik merupakan suplemen pakan berupa mikroorganisme hidup non-
patogen yang apabila diberikan dalam jumlah yang memadai dapat memberikan
manfaat kesehatan pada inangnya melalui perbaikan keseimbangan mikroba dalam
usus (Faghfoori et al., 2015). Bakteri asam laktat juga disebut sebagai
biopreservatif karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan
mampu membawa dampak positif bagi kesehatan manusia maupun hewan (Smid
dan Gorris, 2007). Bakteri Lactobacilli memiliki karakteristik seperti ukurannya
besar, tidak membentuk spora, Gram positif, dan respirasi anaerob atau
mikroaerofilik. Bakteri golongan ini memiliki aktivitas antimikroba yang
disebabkan oleh pembentukan hidrogen peroksida. Isolat tersebut dapat
menghambat pertumbuhan Pseudomonas dan Bacillus (Guerra et al., 2006).
Probiotik juga mempengaruhi anatomi usus, secara makroskopis usus ayam
menjadi lebih panjang, dan secara mikroskopis probiotik mempengaruhi densitas
dan panjang villi. Ayam yang memperoleh Lactobacillus sp. mempunyai villi yang
lebih panjang (78,12 um vs 46,14 um) dan densitas lebih padat (16,25 vs 12,00/10
cm²) daripada ayam yang memperoleh antibiotik, dengan kata lain permukaan usus
berfungsi menyerap nutrisi menjadi lebih luas sehingga dapat mempengaruhi
penampilan fisik ayam (Kompiang, 2009).

2.3.2 Prebiotik
Prebiotik merupakan bahan makanan yang tidak dapat dicerna, memiliki
efek menguntungkan terhadap inang dengan menstimulir pertumbuhan dan
aktivitas metabolik yang dapat menjadi pemicu untuk peningkatan bakteri
menguntungkan seperti Lactobacillus. Prebiotik juga disebut sebagai nutrisi yang
sesuai bagi bakteri baik, tetapi tidak cocok bagi bakteri yang tidak
menguntungkan(Daud et al., 2007).
Mannan-oligosakarida(MOS) merupakan salah satu contoh prebiotik.
Manna – oligosakarida memiliki fungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
menurunkan inensitas terikatnya bakteri pantogen seperti Salmonella enteriditis
dan E.coli pada sel. MOS mengandung mannan yang disusun oleh beberapa jenis
monosakarida yang didominasi dalam bentuk mannosa. Sumber ikatan mannan
dalam MOS berasal dari ikutan hasil pertanian dan dinding sel beberapa jenis
jamur. Contoh sumber mannan adalah Saccharomyces cerevisae. Kandungan gula
mannosa dari Saccharomyces cerevisae yang mencapai 45% dari keseluruhan
dinding selnya menjadikannya sumber mannosa yang paling sering digunakan
(Nurmeiliasari., 2008).

2.4 Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi merupakan teknologi untuk menyalut atau melapisi suatu
zat inti dengan suatu lapisan dinding polimer, sehingga menjadi partikel-partikel
kecil berukuran mikro (Piano, 2011). Mikroenkapsulasi dapat berupa pertikel padat,
10

cair atau gas yang biasanya mempunyai rentang ukuran 5-5000 mikrometer atau
tergantung metode dan ukuran partkel bahan inti yang dilindungi (Istiyani, 2008).
Menurut Kailasapathy (2002) mikroenkapsulasi dapat meningkatkan
penyerapan nutrisi sehingga metabolit menyebar melalui membran semi permeabel
dengan mudah. Mikroenkapsulasi membantu memisahkan bahan inti dari
lingkungan sampai dilepaskan, memperpanjang umur simpan inti, dan pelepasan
yang berkelanjutan dan terkontrol. Hal yang perlu diperhatikan saat proses
mikroenkapsulasi adalah keadaan inti, stabilitas, konsentrasi bahan penyalut dan
metode yang digunakan. Metode pembuatan mikrokapsul cukup beragam
diantaranya adalah konversi pemisahan fase, semprot kering, semprot beku,
penguapan pelarut, suspensi udara, proses multi lubang sentrifugal, penyalutan di
dalam panci, polimerasi dan lain-lain (Istiyani, 2008).

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Pemeliharaan ternak akan dilaksanakan di Desa Tlekung Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang. Persiapan sinbiotik, bahan pakan dan analisis proksimat akan
dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya, Malang. Analisis populasi Salmonella dan mikrobiologi
usus halus akan dilaksanakan di Laboratorium Epidemologi dan Teknologi Hasil
Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama 5 bulan.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Pakan
Pakan basal yang akan digunakan terdiri dari jagung, dedak padi, corn
gluten meal, kedelai, tepung ikan, dan grit.. Standar pakan yang digunakan merujuk
Balai Analisis Leeson and Summer(2005). Komposisi dan kandungan zat makanan
pakan basal yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Pakan Basal
Komposisi (%)
Bahan Pakan
Starter (0-21 hari) Finisher (22-42 hari)
Jagung 60 51
Dedak Padi 3 12
Corn Gluten Meal 10 13
Kedelai 17 15
Tepung Ikan 9 6
Grit 1 3
Total 100 100
11

Kandungan Zat Makanan*


Energi Metabolis (Kkl/kg) 3345 3248
Protein Kasar (%) 23,29 22,76
Kalsium (%) 1,01 1,58
Fosfor Tesedia (%) 0,53 0,42
Metionin (%) 0,53 0,52
Lisin (%) 1,11 0,96
Keterangan: * Perhitungan Berdasarkan Leeson and Summer (2005)

3.2.2 MOS
Mannan-oligosakarida yang digunakan yaitu berasal dari yeast
Saccharomyces cerevisae yang didapatkan dari laboratorium Nutrisi dan Makanan
Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

3.2.3 Ayam Pedaging


Penelitian ini akan menggunakan 50 ekor Day Old Chick strain Lohmann
dengan bobot badan awal 40-42 gram dan koefisien keragaman < 10% yang
didapatkan dari pembibitan komersial. Ayam pedaging yang digunakan tidak
dibedakan jenis kelaminnya.

3.2.4 Kandang Penelitian


Kandang yang digunakan berukuran 70 cm x 70 cm x 70 cm sebanyak 20
unit dan tiap unit dipisahkan sekat. Masing-masing unit dilengkapi dengan lampu
pijar 20 watt yang digunakan sebagai pemanas dan penerangan pada masa pra-
brooding.

3.3 Rancangan Penelitian


Metode penelitian yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) 5 one way Anova dengan perlakuan (2 perlakuan kontrol + 3 perlakuan uji)
dan 5 ulangan , masing-masing perlakuan menggunakan 5 ekor ayam broiler jantan
CP 707. Perlakuan yang diberikan yaitu:
K- : Pakan Basal tanpa perlakuan
K+ : Pakan Basal + Antibiotik Tetrasiklin
P1 : Pakan Basal + 0.2% Synmolacto
P2 : Pakan Basal + 0.4% Synmolacto
P3 : Pakan Basal + 0.6% Synmolacto
*MOS : Mannan-oligosakarida

Variabel yang akan diamati adalah:


1. Bobot badan 5. Uji difusi
2. Feed Conversion Rasio 6. Populasi Bakter Salmonella sp.
3. Efisiensi Pakan
4. Mikrobiologi usus halus
12

3.4 Prosedur penelitian


3.4.1 Pembuatan Sinbiotik
a. Ekstraksi Mannan-Oligosakarida
Ekstraksi oligosakarida dan pengukuran total padatan terlarut mengacu
pada metode Munaeni (2014). Kultur Saccharomyces cerevisae disuspensi etanol
70% dengan perbandingan 1:10, diaduk selama 15 jam menggunakan maghnetic
stirrer pada suhu ruang. Selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring
dan residu dibilas dengan etanol 70%. Filtrat yang dihasilkan dipekatkan pada
evaporator vacum pada suhu 40°C, selanjutnya dilakukan pengukuran total
pendataan terlarut.
b. Pengukuran Konsentrasi Mannan-Oligosakarida (total padatan
terlarut)
Cawan porselin dikeringkan dengan oven selama 2 jam pada suhu
100°C. Cawan tersebut didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang (a gram).
Selanjutnya, 1 ml oligosakarida hasil ekstraksi dimasukan dalam cawan dan
ditimbang (b gram) kemudian dimasukan dalam oven pada suhu 100°C selama 24
jam. Setelah kering, cawan didinginkan selama 10 menit kemudian ditimbang (c
gram). Perhitungan total padatan terlarut adalah membandingkan berat ekstrak
setelah dikeringkan dengan berat ekstrak sebelum dikeringkan. Rumus yang
digunakan sebagai berikut:
𝑐−𝑎
𝑇𝑃𝑇 =
𝑏−𝑎
Keterangan :
TPT = Total padatan terlarut
a = Berat cawan sebelum diisi ekstrak oligosakarida
b = Berat cawan setelah diisi ekstrak oligosakarida
c = Berat cawan setelah diisi ekstrak oligosakarida dan dioven

c. Bakteri Probiotik
Bakteri probiotik yang digunakan yaitu Lactobacillus sp. dengan viabilitas
masing-masing minimal 1 x 106 CFU/g. Probiotik yang akan digunakan dalam
bentuk serbuk yang didapatkan dari Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.

d. Mikroenkapsulasi Sinbiotik
Sinbiotik yang digunakan merupakan kombinasi sel Lactobacillus sp. dan
prebiotik Mannan-oligosakarida dari Saccharomyces cerevisae. Campuran
sinbiotik kemudian dimasukkan ke dalam 100 ml larutan yang mengandung 200
gram tepung ubi jalar. Campuran dihomogenkan dengan pengadukan 500 rpm
selama 30 menit. Campuran homogen dikeringkan dengan spray dryer hingga
terbentuk mikrokapsul. Pengujian viabilitas probiotik terenkapsulasi dilakukan
selama sebulan dengan interval waktu 1 minggu.
13

3.4.2 Pengujian Lapang


Mula-mula pakan dan pakan perlakuan dipersiapkan dengan cara
memformulasi terlebih dahulu lalu disimpan di tempat khusus yang steril dan
bebas kontaminan. Minggu pertama dilakukan chick- in DOC pada kandang
brooder selama 2 minggu, pada periode ini pakan yang diberikan menggunakan
pakan basal. Minggu ke-3 dilakukan pemetaan dan diletakkan ke kandang
perlakuan, periode ini adalah fase finisher dan sudah diberi pakan perlakuan
sampai minggu ke 5. Pada hari ke-49 dilakukan pemanenan dan pengujian
variabel. Diagram alur ditampilkan pada gambar 1.

Preparasi pakan Chick in DOC


perlakuan dan kontrol
positif Fase starter
Kandang brooding (2 minggu)

Plotting Minggu ke-3

Pemberian pakan Diberi pakan Fase finisher


perlakuan Arang Aktif perlakuan
limbah Kulit Cokelat (Minggu ke-3-7)

Pemanenan

Pengujian

Gambar 1.Alur Penelitian


3.5 Analisa Statistik
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan t-
test dengan bantuan Program SPSS for Windows Version 16.0. Apabila diperoleh
hasil yang berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji LSD Duncan pada taraf
kepercayaan 0,05 untuk melihat pengaruh masing-masing perlakuan.

BAB 4. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)
1. Peralatan Penunjang 3.125.000
2. Bahan habis pakai 4.375.000
3. Perjalanan 3.125.000
4. Lain-lain 1.875.000
Jumlah 12.500.000
14

4.2 Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Persiapan kandang penelitian √
2 Persiapan pakan √ √
3 Persiapan ternak uji √
4 Uji biologis ke ternak uji √ √
5 Analisis penampilan produksi √ √
6 Analisis karakteristik kualitas √ √
karkas dan mikrobiologi usus halus
7 Tabulasi dan analisis dataa √ √
8 Penulisan dan pendaftaran paten √ √
9 Pembuatan laporan akhir √

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2007. Pengukuran Nilai Kecernaan Ransum yang Mengandung Limbah


Udang Windu Produk fermentasi Pada Ayam Broiler. Makalah Ilmiah.
Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
Arifin, Muhammad., Vebriarto jati Pramono. 2014. Pengaruh Pemberian Sinbiotik
Sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth Promoter Terhadap
pertumbuhan dan Ukuran Vili Usus Ayam Broiler. Jurnal Sain Veteriner.
Vil 32(2) : 205-217.
Collins LM and Sumpter DJT. 2007. The Feeding Dynamics of Broiler Chickens.
J. R. Soc. Interface. 4: 65–72.
C.-L. Xu, C. Ji, Q. Ma, K. Hao, Z.-Y. Jin, and K. Li. 2006. Effect of a Dried
Bacillus subtilis Culture on Egg Quality . Poultry Science 85 : 364-368.
Daud, Muhammad., Wiranda G. Piliang dan I Putu Komplang. 2007. Presentase
dan Kualitas karkas Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik
dalam Ransum. JITV. Vol 12(3) : 167-174.
Direktorat Jenderal Peternakan, 2016, http://www.pertanian.go.id (diakses tanggal
10 November 2016.
Faghfoori Z, Gargari BP, Gharamaleki AS, Bagherpour, H and Khosroushahi AY.
2015. Cellular and Molecular Mechanisms of Probiotics Effects on
Colorectal Cancer. Journal of Functional Foods. 18: 463–472.
Guerra NP, Bernardez PF, Mendez J, Cachaldora P, Castro LP. 2006. Production
of Four Potentially Probiotic Lactic Acid Bacteria and Their Evaluation as
Feed Additives for Weaned Piglets. Animal Feed Science and Technology.
134: 89-107.
Haryati, Tuti dan Supriyati. 2010. Pemanfaatan Senyawa Oligosakarida dari
Bungkil Kedelai dan Ubi Jalar pada Ransum Ayam Pedaging. JITV. Vol 15
(4) : 253-260.
15

Hossain, Mozaffor., Hossain, Takkabar., Yamoto, Ichiro. 2010. Seroprevalence of


Salmonella and Mycoplasma gallisepticum Infection in Chickens in
Rajshahi and Surrounding Districts of Bangladesh. Tokyo. International
Jurnal of Biology Vol. 2, No. 2.
Istiyani, K. 2008. Mikroenkapsulasi. Yogyakarta: UGM-Press.
K. G Wiryewan', S. Suharti'& M. Bintang. 2005. Kajian Antibakteri Temulawak,
Jahe dan Bawang Putih terhadap Salmonella lyphimuriam serta Pengaruh
Bawang Putih terhadap Performans dan Respon Imun Ayam Pedaging.
Media Peternakan. Vol 28(2): 52-62.
Kailasapathy K. 2002. Microencapsulation of probiotic bacteria: technology and
potential applications. Curr Issues Microbiol 3 (2): 39-48.
Kartasudjana R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Kompiang IP. 2009. Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Probiotik Untuk
Meningkatkan Produksi Ternak Unggas Di Indonesia. Pengembangan
Inovasi Pertanian. 2(3): 177-191.
Nurmeiliasari. 2008. Oligosaccharides, an Alternative to Antibiotics. Growth
Promotant : A Review. Jurnal Sain Indonesia. Vol 3(1) .
Piano, MD. 2011. Is microencapsulation the future of probiotic preparation? The
increased officacy of gastro-protected probiotics. Gut Microbes 2(2): 120-
123.
Poernomo, Sri., Rumawas, indrawati., Sarosa, A. 1997. Infeksi Salmonella
Enteriditis pad Anak Ayam Pedaging Dari Peternakan Pembibit: Suatu
Laporan Kasus. Bogor. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol. 2 No. 3.
Safingi, Aziz., M.Mufti., ning Iriyanti. 2013. Penggunaan berbagai Jenis probiotik
dalam Ransum Ayam Arab terhadap Konsumsi Pakan dan Income Over
Cost. Urnal Ilmu Peternakan. Vol 1 (3) : 970-975.
Shariatmadari F. 2012. Plans of Feeding Broiler Chickens. World's Poultry Science
Journal. 68: 21-30.
Smid, EJ and Gorris LGM. 2007. Natural Antimicrobials for Food Preservation. In:
Rahman, M. S. (editor). Handbook of Food Preservation. 2nd Edition. CRC
Press, New York.
Sujaya N, Ramana Y, Widarini NP, Suriani NP, Dwipayanti NMU, Nocianitri KA
dan Nursini NW. 2008. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari
Susu Kuda Sumbawa. Jurnal Veteriner. 9(2): 52-59.
Tjaniadi P., M. Lesmana, D Subekti, N Machpud, S Komalarini, W. Santosa, C.H
Siamnjuntak, N Punjabi, Jr Campbell, W.K. Alexander H.J Beechamal
Corwin and B.A Oyofo. 2003. Antimicrobial resistance of bacterial
pathogens associated with diarrheal patients in Indonesia. Am. J.
Trop.Med.Hyg. 68(6): 666-670.
16

BAB 6. LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Dosen Pembimbing, Biodata Ketua dan Anggota


17
18
19
20
21
22
23
24

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Keterangan
Pemakaian (Rp)
Sewa Persiapan 1 bulan 600.000 600.000
Laboratorium Nutrisi pakan,
dan Makanan Ternak
Sewa Persiapan 1 unit 200.000 200.000
timbangan gantung 25 kg pakan

Sewa kandang Uji biologis 2 bulan 600.000 1.200.000


percobaan
Sewa feeder Uji biologis 2 bulan 100.000 200.000
dan drinker
Sewa Uji biologis 1 unit 50.000 50.000
Termometer
Sewa Uji biologis 1 unit 50.000 50.000
Higrometer
Sewa Analisis 1 unit 200.000 200.000
timbangan digital 5 kg penampilan
produksi
Sewa Analisis 1 bulan 625.000 625.000
Laboratorium Sentra karakteristik
Ilmu Hayati kualitas karkas
Sub Total (Rp) 3.125.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan (Rp)
Day Old Chick Uji Biologis 100 ekor 5.000 500.000
Antiseptik Uji Biologis 2 pack 150.000 300.000
Jagung Persiapan pakan 200 kg 4.000 800.000
Dedak padi Persiapan pakan 50 kg 3.000 150.000
Corn Gluten Meal Persiapan pakan 100 kg 4.250 425.000
Kedelai Persiapan pakan 50 kg 5.000 250.000
Tepung Ikan Persiapan pakan 100 kg 7.000 700.000
Grit Persiapan pakan 50kg 5.000 250.000
Probiotik Persiapan 25kg 20.000 500.000
Lactobacillus sp.
Probiotik Persiapan 25kg 20.000 500.000
Bifidobacterium sp.

Sub Total (Rp) 4.375.000


25

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Perjalanan (Rp)
Perjalanan ke Batu Pembelian 5 kali 25.000 125.000
kedelai
Perjalanan ke poultry Pembelian 5 kali 20.000 100.000
shop, Kota Batu bahan pakan
Perjalanan ke Uji bilogis 60 kali 40.000 2.400.000
kandang percobaan,
Desa Sumbersekar,
Kecamatan Dau,
Malang
Perjalanan ke Persiapan 5 kali 100.000 500.000
Mojosari, ternak uji
Kabupaten
Mojokerto
Sub Total (Rp) 3.125.000

4. Lain – lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Pemakaian (Rp)
Kertas a4 Pembuatan 10 rim 35.000 350.000
Laporan
Tinta Pembuatan 5 unit 50.000 250.000
Laporan
Penjilidan Pembuatan 10 unit 5.000 50.000
Laporan
Dokumentasi Pembuatan 2 unit 200.000 400.000
Laporan
Alat tulis Pembuatan 5 paket 50.000 250.000
Laporan
Pengajuan HKI Pembuatan 1 unit 575.000 575.000
Laporan
Sub total (Rp) 2.130.000
Total (Keseluruhan ) 12.5000.000
26

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(Jam/Minggu)

Ketua program;
Syaiful Haq Uji biologis, teknis
1 Baderuddin/ Peternakan Peternakan 40 kandang, persiapan
145050107111 pakan, penulisan
034 draft paten

Divisi laboratorium;
Kholifatus Persiapan arang aktif;
2 Sholiha/ Peternakan Peternakan 30 Persiapan pakan;
1450501001 Analisis Kualitas
11064 eksternal

Ilham Divisi lapang;


Ardiansah/1 Persiapan ternak uji;
3 Peternakan Peternakan 40
4505010011 Uji biologis; Analisis
1110 kadar aflatoksin

Divisi administrasi
Eka Pendidikan Pendidikan dan keuangan;
Wulandari/
4 dokter dokter 30 Dokumentasi
155130100111 hewan hewan kegiatan; Upload
003 logbook;

Ardhi Yusuf Divisi lapang;


Bachtiar/ Peternaka persiapan kandang;
5 Peternakan 40
145050101111 n Uji biologis; Analisis
286 penampilan produksi;
27

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai