LIMBAH TERNAK
Oleh : Kelompok I
i
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA –
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah – Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “ Praktikum pengamatan Cacing
Pada Feses Ternak, Penguraian Feses Kelinci Dengan Urea, Dan
Pengamatan Instalasi Biogas”. Kemudian shalawat serta salam mari kita
curah limpahkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat dunia.
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3
A. Jenis – Jenis Cacing.............................................................. 3
B. Pemanfaatan Feses Kelinci................................................... 4
C. Biogas ................................................................................... 6
III. METODEOLOGI......................................................................... 8
A. Praktikum Pengamatan Cacing Dalam Feses Ternak........... 8
B. Penguraian Feses kelinci Dengan Urea................................. 9
C. Pengamatan Biogas............................................................... 10
IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 12
A. Praktikum Pengamatan Cacing Dalam Feses Ternak........... 12
B. Penguraian Feses Kelinci Dengan Urea................................ 12
C. Pengamatan Biogas............................................................... 13
IV. PENUTUP................................................................................... 16
A. Kesimpulan............................................................................ 16
B. Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 17
iii
LAMPIRAN........................................................................................ 18
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kelas Trematoda
2. Kelas Cestoda
3
Anoplocephalidae, Genus Moniezia, dan spesies Moniezia expansa serta
Moniezia benedeni.
Tubuh pada cacing dewasa terdiri dari kepala (skoleks), leher, dan
rantai segmen (strobila). Skoleks berbentuk globular, dilengkapi dengan
empat buah batil hisap (sucker) atau rostellum yang kadang-kadang
dilengkapi dengan baris kait.
3. Kelas Nematoda
4
satu tahun mampu melahirkan lima kali (dapat mencapai 10--11 kali)
dengan jumlah anak perkelahiran (litter size) 5--6 ekor, memiliki bobot
hidup mencapai 2,0 --2,2 kg pada umur empat bulan (untuk kelinci
pedaging) atau 2,5--3,0 kg pada umur enam bulan (untuk kelinci penghasil
kulit-bulu) dan 4--6 kg untuk jenis kelinci besar (Murtisari, 2010).
Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan atau yang beratnya sudah
mencapai 1 kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak (urine dan feses)
per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen. Di dalam
kotoran lunak kelinci yang berjumlah sedikit tersebut terdapat nilai unsur
hara Nitrogen, Posfor dan Kalium yang lebih baik dibandingkan dengan
kotoran ternak lainnya yaitu 2,72 % Nitrogen, 1,10 % Posfor dan 0,50 %
5
untuk digunakan untuk memupuk tanaman (Kharim,2020). Pelepasan
ikatan amoniak yang terdapat didalam feses akan lebih cepat jiga dibantu
dengan penambahan senyawa nitrogen serta dapat mempercepat
pelepasan ikatan sehingga mempercepat proses pelapukan.
C. BIOGAS
1. Pengertian Biogas
(metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S.
Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat
energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan
6
Nilai kalor 6513 4800-6700
(kkal/m2)
2. Manfaat Biogas
7
III. METODEOLOGI
Penggempuran feses
1. Pot
2. Feses kelinci
3. Plastik
4. Urea
5. Air
6. Lakban
Pengamatan cacing pada feses
1. Feses kambing
2. Feses sapi
3. Mikroskop
4. Baki
5. Pipet
6. Akuades
7. Gelas ukur
8
8. Mortar dan pestle
9. Objec glass
10. Cover glass
2. Langkah Kerja
- Penggempuran feses
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil feses kelinci
- Pengamatan cacing pada feses
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengeringkan feses kambing dan sapi di atas baki
3. Menghancurkan sample dengan menambahkan akuades agar
sampel lebih mudah di hancurkan
4. Meletakan sampel diatas objek glass menggunakan pipet
kemudian menutup objek menggunakan cover glass
5. Melakukan pengamatan menggunakan mikroskop pada sampe
yang telah di hancurkan
B. PENGURAIAN FESES KELINCI DENGAN UREA
1. Waktu Dan Tempat
Alat
- Ember
- Sekop
- Gayung
- Plastik
- Labban
- Botol bekas
Bahan
- Feses Kelinci
- Urea
- Air
9
3.Langkah Kerja
C. PENGAMATAN BIOGAS
1. Waktu dan tempat
Praktikum pengamatan instalasi biogas dilaksanakan pada
hari selasa 21 januari 2020 pada pukul 09.30-selesai, bertempat di
kandang ternak ruminansia POLBANGTAN Magelang.
Alat:
Buku catatan
Alat tulis
Kertas HVS
Penggaris
Meteran
Bahan
Feses sapi/kambing
Air
3. Langkah Kerja
10
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
biogas.
nama bagiannya.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ternak sehat
Faktor pertama yaitu ternak dalam kondisi sehat, sehingga didalam
feses tidak terdapat cacing atau telur cacing
Kesalahan dalam pengamatan
Kesalahan dalam pengamatan terjadi karena feses yang diamati sudah
dalam kondisi dikeringkan sehingga menyebabkan cacing dan telur
cacing yang terkandung dalam feses sudah mati akibat panas dari
proses pengeringan
12
digenggam, tekstur
basah
2. Pembahasan
C. PENGAMATAN BIOGAS
Biogas yang ada di Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-
13
penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri
biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat
gas methan. Gas methan adalah gas yang mengandung satu atom C dan
4 atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas methan yang dihasilkan
yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah
organik, limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-
potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air
(slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini
terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau biomassa dan
14
terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4).
energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan
karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang
maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih
oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini
lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid
(H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah
15
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan bisa disimpulkan bahwa
penambahan urea dalam feses kelinci tidak menunjukkan hasil yang
signifikan. Atau bisa dikatakan bahwa tidak ada pengaruh dari feses yang
dicampur dengan urea. Dan dari praktikum pengamatan biogas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan praktik pengamatan instalasi bertujuan agar
mahasiswa dapat memahami bagian-bagian instalasi biogas beserta
fungsinya, sehingga diharapkan mahasiswa paham betul proses kerja
Biogas yang berawal dari limbah peternakan berupa fases sapi sampai
menjadi Gas metan yang siap pakai.
B. SARAN
Dalam kegiatan praktik pengamatan cacing yang terdapat didalam
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
Pencampuran Feses Dengan Urea
19