Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DAN
WAWANCARA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING

Kelas : XII MIPA 1

Kelompok : 1

Zara Yulistira
Khairatunnisa
Deby Maisarah
Bella Aulia
Affiqah Hunaina
Sukar Baitya

SMA NEGERI 1 KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

TAHUN PELAJARAN 2019


Waroeng Ilmu
Pengetahuan Tentang Pertanian

26JUN / 2013

Laporan praktikum dasar ternak unggas


LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR TERNAK UNGGAS

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER

A’ANG JATI KRESNANTO

CEA 111 0003


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2013

RINGKASAN

A’ANG JATI KRESNANTO, CEA 111 003. PRAKTIKUM MANEJEMEN PEMELIHARAAN


AYAM BROILER. Praktikum, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Palangka Raya. Dibawah bimbingan Yulius Adi Nugroho.

Salah satu usaha untuk menanggulangi peningkatan kebutuhan hidup terutama daging,
yaitu dengan meningkatkan produksi daging, salah satunya ayam broiler (daging). Tujuan
dari memelihara ayam broiler adalah karena permintaan pasar akan daging yang semakin
tinggi. Selain itu, kandungan protein pada daging sangat bagus untuk keperluan
pertumbuhan anak-anak sekolah. Sedangkan maksud dari ayam broiler adalah ayam muda
jantan maupun betina yang berumur 5-6 minggu dipanen untuk diambil dagingnya. Tujuan
dari Praktikum ini adalah untuk untuk mengetahui manajemen pemeliharaan ayam broiler
yang baik dan benar dan praktikum dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Program
Studi Peternakan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Kota Palangka Raya.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah mempersiapkan kandang sebelum dan
saat DOC, dan melakukan pengamatan lansung tentang pertambahan bobot badan,
konsumsi pakan, konversi pakan, dan bobot akhir ayam broiler selama 31 hari.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa Ayam broiler yang diamati pertumbuhannya cukup
baik, karena pakan ternak tidak terbuang sia-sia.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga praktikum selama 31 hari dapat terlaksana dan laporan
tersusun tepat pada waktunya.

Laporan ini terselesaikan atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada
Dosen dan Asisten Praktikum yang telah rela meluangkan waktu untuk memberikan
arahan mulai dari praktikum sampai penulisan laporan.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan, semoga laporan ini ada manfaatnya. Terima kasih.

Palangka Raya, Juni 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… … iii

1. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………… 1

1.2. Tujuan Praktikum …………………………………………………………… …. 3

1.3. Manfaat Praktikum ………………………………………………………… …. 3

1. II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. …………………………………………………………………………………….. Ayam Broiler 4

2.2. …………………………………………………………………………………….. Pertambahan Bobot


Badan 4

2.3. Konversi Pakan………………………………………………………………. …. 5

2.4. …………………………………………………………………………………….. Konsumsi Pakan 6

2.5. …………………………………………………………………………………….. Mortalitas 7

1. III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat………………………………………………………….. …. 8

3.2. Alat dan Bahan………………………………………………………………. …. 8

3.3. Pelaksanaan Praktikum……………………………………………………. …. 8

3.3.1. Persiapan kandang sebelum DOC datang………………….. …. 8


3.3.2. Persiapan saat DOC datang……………………………………… …. 9

3.3.3. Parameter yang diamati dan masing-masing

parameter yang diamati…………………………………………… …. 9

1. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Data Hasil Pemeliharaan Ayam Broiler …………………………….. .. 11

4.2. Pertambahan Bobot Badan ……………………………………………… .. 11

4.3. Konversi Pakan ……………………………………………………………… .. 12

4.4. Konsumsi Pakan……………………………………………………………… .. 12

2.5. …………………………………………………………………………………….. Mortalitas 13

1. V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………. .. 14

5.2. Saran…………………………………………………………………………….. .. 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. .. 15

LAMPIRAN……………………………………………………………………………….. .. 16

1. I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi ayam potong Indonesia mencapai 1,8 hingga dua milliar ekor, dan tahun depan
diperkirakan mencapai 2,3 milliar ekor. jumlah ayam potong yang diproduksi meningkat
beriringan dengan bertambahnya populasi manusia yang meningkat 1,3 persen per tahun.
“Konsumsi protein hewani yang dibutuhkan manusia kebanyakan dari ayam dan telur.
Secara umum surplus daging ayam per bulan mencapai 25.000 ton. para produsen
peternakan ayam di Tanah Air sebagian besar menaikkan kapasitas produksi, mulai dari
bibit ayam day old chicken (DOC), jumlah pakan, hingga budidaya ayam pedaging maupun
ayam petelur.
Risiko Produksi Ayam Broiler Risiko produksi adalah kemungkinan peluang terjadinya
penurunan produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Risiko tersebut
terjadi dari berbagai sumber risiko yang dapat menurunkan produksi, seperti kondisi alam
yang tidak stabil yang dapat menyebabkan ayam broiler terserang penyakit dan dapat
meningkatkan kematian pada ayam broiler tersebut. Adanya indikasi bahwa risiko
produksi adalah dengan melihat tingkat bobot ayam terhadap pakan sehingga
menghasilkan produksi yang tidak stabil. Ada beberapa penelitian yang menganalisis
tentang risiko produksi, diantaranya Aziz (2009) Robi’ah (2006), dan Solihin (2009).
Ketiga penelitian tersebut menganalisis risiko produksi ayam broiler, Aziz di daerah Desa
Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Solihin di daerah CV AB Farm Bojong Genteng,
dan Robi’ah di Sunan Kudus Farm, Bogor. Berdasarkan analisis ketiga peneliti tersebut
kondisi alam merupakan salah satu faktor risiko utama dalam risiko produksi. Kondisi
alam yang tidak stabil akan dapat berdampak kondisi kandang menjadi mudah penyakit
berkembang biak sehingga banyak menyebabkan ayam terkena penyakit. Penyakit yang
sering muncul pada saat musim hujan tiba adalah Coccidiosis (berak darah), Newcastle
Disease (tetelo), kekerdilan, kurang nutrisi serta mudah terserang penyakit.

Kendala terbesar dalam pemeliharaan ayam broiler adalah munculnya stres dan serangan
penyakit. Bila terjadi stres, maka nafsu makan ayam akan hilang, daya tahan tubuh
menurun dan disaat itulah bibit penyakit datang menyerang. Namun, selain stres dan
serangan penyakit, pemeliharaan ayam broiler masih mempunyai beberapa kendala
lainnya, antara lain adalah suhu yang terlalu tinggi, konsentrasi kadar amonia di dalam
kandang, hingga tidak stabilnya nafsu makan.

Bagaimanapun juga, peternak harus berupaya agar nafsu makan ayam broiler tetap besar
dan stabil sehingga pertumbuhannya normal dan bobot badannya terus naik. Beberapa
cara yang bisa dijalankan antara lain : a). Pilih ransum dalam bentuk pelet atau butiran :
Sebisa mungkin ransum yang diberikan pada ayam adalah yang berbentuk pelet atau
butiran karena ayam broiler memang lebih menyukai ransum semacam itu ketimbang yang
berbentuk tepung halus. b). Air minum selalu tersedia : air minum harus selalu tersedia
sepanjang waktu, dalam keadaan bersih dan segar c). Hindarkan ayam dari stres :
Stres pada ayam bisa mengakibatkian nafsu makannya tu menghindarkan ayam dari faktor
pemicu stres seperti suara-suara yang terlalu keras d). Ventilasi kandang harus memadai.
Ventilasi di dalam kandang akan berpengaruh terhadap selera makan ayam broiler. Bila
pertukaran udara kurang maka ayam merasa tak nyaman, atau bahkan stres akibat bau
ruangan yang pengap dan kotor. Akibatnya adalah nafsu makan akan turun dengan
sendirinya dan pertumbuhan ayam pun akan terganggu.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui manajemen pemeliharaan ayam
broiler yang baik dan benar dan sebagai penerapan untuk mata kuliah Dasar Ternak
Unggas.

1.3. Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa terampil dalam suatu pemeliharaan
ayam broiler.

1. II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Ayam Broiler

Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat
menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5 sampai 7 minggu). Broiler mempunyai
peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. Pengertian Ayam Broiler
adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi
peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang
cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia
yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28 sampai 45 hari
dengan berat badan 1,2 sampai 1,9 kg/ekor (Azis dkk, 2010).

Ayam Broiler adalah jenis ayam ras unggul hasil persilangan antara bangsa ayam cornish
dari Inggris dengan ayam white play mounth Rock dari Ameirka (Rasyaf, 2008). Menurut
AAK (2000) Ayam broiler adalah ayam pedaging yang dipelihara hingga 6 sampai 13
minggu dengan bobot hidup dapat mencapai 1,5 kg pada umur 6 minggu. Pemeliharaan
ayam ras pedaging/broiler terkadang terkendala oleh tidak stabilnya nafsu makan ayam
yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari stres, perubahan cuaca, dan lain-
lain.

2.2 Pertambahan bobot badan

Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah
sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan
adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa (Ambidin,
2002).

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan. Faktor yang menentukan pertumbuhan antara lain umur, bangsa jenis
kelamin, prcepatan pertumbuhan, kesehatan ternak, serta kualitas dan kuantitas rasnsum
(Rasyaf, 2008). Kartasudjana dan Suprijatna (2010) menyatakan bahwa kecepatan
pertumbuhan dapat diukur dengan menimbang pertambahan bobot berat badannya secara
berulang setiap hari atau setiap minggu. Perhitungan pertambahan bobot badan harian
yaitu bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal dibagi jumlah hari pemeliharaan.
Dengan rumus sebagai berikut.

Rumus :

BB Akhir – BB awal
PBBH =
Jumlah hari pemeliharaan

2.3 Konversi Pakan

Konversi pakan adalah jumlah ransum yang dikonsumsi seekor ayam dalam waktu tertentu
untuk membentuk daging atau berat badan. Faktor yang mempengaruhi tingkat konversi
pakan antara lain strain, kualitas pakan, keadaan kandang dan jenis kelamin.Konversi
pakan pada ayam pedaging adalah unit pakan yang diperlukan untuk meningkatkan satu
unit berat hidup, dan nilai konversi pakan dapat dihitung dengan perbandingan antara
jumlah pakan yang dikonsumsi ayam sampai umur pada saat dipanen atau dipotong
dengan pertambahan berat badannya (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Konversi pakan
merupakan parameter yang penting sebagai tinjauan ekonomis biaya pakan. Semakin
rendah nilai konversi pakan akan semakin menguntungkan, hal ini disebabkan semakin
sedikit ransum yang diberikan untuk menghasilkan berat badan tertentu (Kartasudjana
dan Suprijatna, 2010). Perhitungan koversi pakan yaitu perbandingan antara rataan
konsumsi pakan dengan rataan pertambahan bobot badan, dengan rumus sebagai berikut.

Rumus :

Rataan konsumsi pakan (g)


FCR =
Rataan bobot harian (g)

2.4 Konsumsi Pakan

Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2010) pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan.
Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan
perhari tinggi. Pemberian pakan dengan sistem selalu tersedia/tidak dibatasi.

Menurut Rasyaf (2003) konsumsi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada
pertumbuhan ayam broiler dan konsumsi itu dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian
pakan, frekuensi pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta sifat genetik dari ayam
broiler. Konsumsi sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai karena bila nafsu makan
rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ayam tersebut menjadi terhambat dan
akhirnya produksi akan menjadi menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
pada unggas adalah kandungan serat kasar dalam pakan, tingkat kualitas pakan, dan
palatabilitas atau cita rasa pakan (Rasyaf, 2003). Perhitungan konsumsi pakan yaitu jumlah
pakan yang dibrerikan dikurangi sisa pakan.

2.5 Mortalitas

Mortalitas adalah kematian pada ayam broiler yang senantiasa terjadi dan sulit dihindari.
Ada banyak hal yang berpengaruh terhadap mortalitas dalam pemeliharaan unggas.
Misalnya, adalah karena penyakit, kekurangan pakan, kekurangan minum, temperatur,
sanitasi, dan lain sebagainya.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menekan angka
kematian adalah mengontrol kesehatan ayam, mengontrol kebersihan tempat pakan dan
minum serta kandang, melakukan vaksinasi secara teratur, memisahkan ayam yang
terkena penyakit dengan ayam yang sehat, dan memberikan pakan dan minum pada
waktunya (Al-Fataftah dkk, 2007). Perhitungan mortalitas yaitu jumlah ayam awal
dikurangi ayam afkir di bagi jumlah awal ayam dikali seratus persen. Dengan rumus
sebagai berikut.
Jumlah awal ayam – ayam afkir
Mortalitas = 100 %
Jumlah awal ayam

1. III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 april samapai 21 juni 2013 di Laboratorium
Lapangan Program Studi Peternakan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Kota
Palangka Raya.

3.2. Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah tempat pakan ayam, tempat minum, sekam
padi, kandang, timbangan kilo gram dan ohause, termometer, lampu. Sedangkan bahan
yangdigunakan dalam praktikum adalah ayam broiler dari PT. Wonokoyo, desinfektan,
kapur, vitacik, BR 1 dan 2 dari PT.Wonokoyo.

3.3. Pelaksanan Praktikum


3.3.1. Persiapan praktikum

Anak ayam berumur sehari sebanyak 4 ekor dimasukan kedalam kandang liter.

3.3.2. Persiapan kandang sebelum DOC datang

1. Mencuci kandang dengan air bersih.


2. Menyemprot desinfektan.
3. Menabur kapur dibagian lantai kandang sebelum ditaburi sekam padi.
4. Menyemprot sekam padi dengan desinfektan sebelum ditaburkan ke dalam kandang.
5. Mengontrol instalansi listrik dan air.
6. Menyekat ruang kandang.
7. Membersihkan tempat pakan dan tempat minum dengan air bersih.
8. Menempatkan tempat pakan dan tempet minum.
3.3.3. Persiapan saat DOC datang

1. Memeriksa leaflet yang menempel pada boks.


2. Memberikan minum dan pakan secara ad libitum (selalu tersedia).
3. Mencatat suhu kandang dilalukan bebarengan saat pemberian pakan dan minum.
4. Mengontrol alat pemanas (lampu).
5. Mengontrol sekam padi.
6. Menyeleksi ayam perkandang.
3.3.4. Parameter yang diamati dan prosedur masing-masing pengukuran
parameter

1. Bobot badan
Menimbang bobot badan awal DOC dilakukan pada saat ayam berumur 1 hari.

1. Konsumsi pakan
Konsumsi pakan ayam broiler diukur berdasarkan selisih dari pakan yang diberikan
dengan sisa pakan.

1. Pertambahan bobot badan


Rataan pertambahan bobot badan ayam broiler dihitung dari perbandingan antara bobot
badan akhir dikurangi dengan bobot badan awaldibagi dengan jumlah pemeliharaan.

1. Konversi pakan.
Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan antara rataan konsumsi pakan dengan
rataan bobot badan harian.
1. Mortalitas
Diperoleh dari jumlah awal ayam dikurangi ayam afkhir dibagi jumlah ayam awal dikali
seratus persen.
1. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pemeliharaan Ayam Broiler

Tabel 1. Hasil Perhitungan terhadap konsumsi pakan, konversi pakan, pertambahan bobot
badan

Konsumsi pakan Pertambahan


Umur (minggu) bobot badan FCR
/gram/ekor/hari gram/ekor/hari

I 6,82 6,04 1,13

II 20,96 13,57 1,54

III 43,93 35,50 1,24

IV 51,79 40,86 1,27

Keterangan : Pakan konplit (BR1 dan BR2)

4.2. Pertambahan Bobot Badan

Berdasarkan Tabel 1. Hasil praktikum menunjukkan pertambahan bobot badan ayam


broiler cukup baik karena tidak ada penurunan bobot badan. Pada masa finiser bobot
badan ayam broiler berkisar antara 13,99 gram dalam jangka waktu pemeliharaan 4
minggu.

Sedangkan pertambahan bobot badan menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2010) 1,12
kg/ekor dalam jangka waktu 4 minggu. Dengan hal ini berarti pertambahan bobot badan
pada ayam broiler hasil praktikum belum mencapai optimal jika dibandingkan dengan
pendapat Kartasudjana dan Suprijatna (2010) karena dalam perlakuan yang berbeda.
4.3. Konversi Pakan

Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan rata-rata konversi pakan cukup baik , yaitu 1,29 hal ini
karena konfersi pakan pada pemeliharaan dalam jangka waktu 4 minggu. Sehingga tidak
ada pakan yang terbuang. Sedangkan menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2010) 1,74 .
Dengan hal ini konservasi ayam broiler hasil praktikum menunjukkan hasil belum
mencapai optimal.

4.4. Konsumsi Pakan

Berdasarkan Tabel 1. Menunjukkan tingkat konsumsi pakan cukup baik, yaitu 33,125 gram
dalam jangka pemeliharaan 4 minggu bobot badan ayam mencapai 13,99 gram. Sedangkan
menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2010) dalam jangka 4 minggu konsumsi pakan
mencapai 144,0 gram dan pertambahan bobot badan mencapai 998,10 gram. Dengan hal
ini, berdasarkan tabel 1 konsumsi pakan terlalu sedikit.

4.5. Mortalitas

Mortalitas adalah kematian pada ayam broiler yang senantiasa terjadi dan sulit dihindari.
Tingkat mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tipe ayam, dan bibit
ayam. Jin et al. (1996) melaporkan bahwa penambahan probiotik dalam ransum ayam
pedaging mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mortalitas rendah Berdasarkan
hasil praktikum tidak terjadi kematian dikarenakan pemiliharaan baik karena tanpa
probiotik ayam gtidak mengalami kematian.
1. V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Dalam pemeliharaan ayam broiler hal yang perlu diperhatikan yaitu, manajemen
pemeliharaan. Sehingga akan diperole performe ayam broiler yang optimal. Performer
ayaam broiler diantaranya, pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi
pakan. Dari hasil praktikum menunjukan bahwa untuk pertambahan bobot badan ayam
13,99 gram, konsumsi pakan 33,125 gram dan konversi pakan 33,125.

5.2. Saran

Diharapkan untuk praktikum selanjutnya dalam pemeliharaan ternak ayam, sebaiknya


menggunakan kandang yang lebih efektif.
Lampiran 1. Gambar kegiatan praktilum

Gambar 1. Membersihkan lantai Gambar 2. Membersihkan kandang


kandang

gambar 3. Kandang yang sudah bersih Gambar 4. Memasang tutup kandang

Gambar 5. Menyemprotkan Gambar 6. Memberi kapur


desinfektan

Gambar 7. Memberi sekam Gambar 8. Menbersihkan tempat


pakan

Gambar 9. Membersihkan tempat Gambar 10. penimbangan ayam


minum

Gambar 11. Proses penyembelihan


hingga pembersihan.
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2000. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Kanisus. Yogyakarata.

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produksi Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Al-Fataftah, A.R.A. and Z.H.M. Abu- Dieyeh. 2007. Effect of Chronic Heat Stress on Broiler
Performance in Jordan. Intern. J. Poult. Sci. 6(1): 64-70.

Azis, A., F. Manin, dan Afriani. 2010. Penampilan produksi ayam broiler yang diberi Bacillus
circulans dan Bacillus sp. selama periode pemulihan setelah pembatasan ransum. Med. Pet.
33: 12-17.

Karatasudjana, R dan E. Supritjana. 2020. Manajemen Ternak Unggas. Cet ke-2. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 2003. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Share this:

 Twitter
 Facebook


About sitimariyamasoy
Life is 10% what happens to me and 90% of how I react to it. And start where you are.
Use what you have. Do what you can.
View all posts by sitimariyamasoy →

Permalink Leave a comment

← Previous postNext post →

Leave a Reply

Recent Posts
 MENGENAL ORDO SERANGGA PARASIT DAN PREDATOR
 Mengenal Ordo Serangga
 Laporan praktikum dasar ternak unggas
 LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN MENGENAL
PESTISIDA DAN APLIKASINYA
 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN

Recent Comments
sitimariyam626 on Mengenal Ordo Serangga

Eltha Maulana on Mengenal Ordo Serangga

Archives
 March 2014
 June 2013

Categories
 Uncategorized

Meta
 Register
 Log in
 Entries RSS
 Comments RSS
 WordPress.com
Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
 Follow

Anda mungkin juga menyukai