OLEH:
KELAS 4A1
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesailan “Laporan
Praktikum Manajemen Ternak Unggas” ini tepat pada waktu yang telah kami
rencanakan. Kami berharap laporan ini nantinya dapat menambah penguasaan ilmu
peternakan bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Dalam laporan ini kami banyak mengambil refrensi dari sumber serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Itik Peking...................................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Itik Peking................................................................................ 4
2.3 Klasifikasi Itik Peking.................................................................................... 4
2.4 Sistem Pemeliharaan Itik Peking................................................................... 4
2.5 Fase Pemeliharaan Itik Peking ...................................................................... 5
2.6 Perkandangan................................................................................................. 5
BAB III MATERI DAN METODE........................................................................ 9
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan Praktikum............................................................................. 9
3.3 Metode Praktikum.......................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 10
4.1 Hasil Praktikum............................................................................................. 10
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 15
BAB V PENUTUP.................................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 19
5.2 Saran.............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 20
LAMPIRAN.............................................................................................................. 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bebek peking adalah jenis bebek pedaging yang saat ini tetap
menempati urutan yang teratas. Baik itu dimasak menjadi bebek peking
panggang, peking bakar atau pun menu lezat lainnya. Bisnis ternak bebek
peking adalah salah satu usaha yang memiliki peluang yang cukup bagus dan
potensial. Karena dari segi pertumbuhannya bebek peking ini cepat. Saat
bebek baru berumur 45 hari berat bebek ini sudah mencapai sekitar 1,6 kg.
Bebek Peking masuk ke negara Inggris pada tahun 1872. Di negara
Inggris bebek peking mampu menggeser kedudukan bebek Aylesbury dan
Rounen yang lebih dahulu populer. Bebek Peking pada tahun 1873 juga
dibawa ke negara Amerika Serikat di Long Island, New York. Setelah di bawa
ke New York bebek ini lama kelamaan di sebut dengan bebek Long Island. Di
Amerika bebek ini dikawin silangkan dengan bebek Aylesbury dan akhirnya
dapat menghasilkan bebek pedaging yang lebih unggul. Nama bebek tersebut
adalah bebek peking Amerika. Untuk di Indonesia bebek peking ini di
silangkan dengan bebek kaki campbell, mojosari dan jenis bebek lainnya.
Bebek yang disilangkan tersebut dapat menghasilkan bebek PMp. Dengan
begitu, jenis bebek peking menjadi banyak, berkat persilangan dengan
berbagai macam bebek lainnya.
Pemeliharaan bebek pedaging harus menggunakan ransum yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Kebutuhan ayam sendiri dapat
ditentukan oleh umur ternak dan fisiologis ternak. Selain itu, faktor
lingkungan juga mempengaruhi performa ternak. Bebek peking menghasilkan
produk pangan yang bergizi tinggi dan mempunyai niai ekonomis tinggi.
Seperti yang telah disebutkan diatas, usaha beternak unggas bebek peking
perlu memperhatikan pakan, breeding, manajemen dan lingkungan. Keempat
1
hal tersebut diperlukan dalam peningkatan produksi dan kesemuanya itu
saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.
Oleh karen itu, dari uraian penjelasan tersebut penting untuk
dilakukannya pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui dan mempelajari
tentang manajemen ternak unggas, terlebih dengan adanya praktikum dan
laporan ini dibuat guna sebagai media pembelajaran.
1.2 Tujuan Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dapat menyebaban kematian. Kandang bebek peking ini dibuat dengan
perlakuan yang dilaksanakan dengan memakai liret/serbuk kayu.
2.2 Karakteristik Itik Peking
Karakteristik itik Peking antara lain: memiliki ciri paruh berwarna
kuning pipih, mempunyai bulu putih berselaput minyak, kaki berselaput
renang, serta tembolok berbentuk pipih (Andoko dan Sartono, 2013). Itik
Peking memiliki performa yang cenderung sama dengan ayam broiler
modern, seperti pertambahan bobot badan dan konversi serta efisiensi
penggunaan pakan dalam membentuk daging (Adzitey dan Adzitey, 2011).
Bobot badan itik Peking jantan yaitu 4,0 – 5,0 kg/ekor dan itik Peking betina
yaitu 2,5 – 3,0 kg/ekor dengan waktu pemeliharaan selama 2 bulan (Setioko
dkk., 2004).
2.3 Klasifikasi Itik Peking
Klasifikasi itik menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 golongan,
yaitu : itik petelur seperti Indian runner, Khaki Chambell, Buff dan CV 2000-
INA (Bappenas, 2000). Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury,
Muscovy, Cayuga (Bappenas, 2000). Itik ornamental seperti East India, Call,
Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood (Bappenas, 2000).
2.4 Sistem Pemeliharaan Itik Peking
Terdapat dua macam sistem pemeliharaan itik Peking yaitu sistem
pemeliharaanEkstensif dan sistem pemeliharaan Intensif. Sistem pemeliharaan
Ekstensif adalah sistem pemeliharaan secara tradisional. Penerapan sistem
ekstensif adalah Itik digembalakan dan dilepas di sawah untuk mencari
makannya sendiri (Sarwoni, 2002). Sistem ini biasa disebut juga sebagai cara
pemeliharaan umbaran. Keunggulan sistem pemeliharaan ekstensif adalah
biaya pakan dan tenaga kerja murah serta baik digunakan untuk pemeliharaan
pembibit (Suprijatna dkk., 2008). Sistem pemeliharaaan Intensif adalah sistem
pemeliharaan yang dilakukan secara terkontrol dalam kandang tanpa dilepas
liar serta diberikan pakan sesuai kebutuhannya dan disediakan secara kontinyu
(Setya, 2002). Keunggulan sistem pemeliharaan intensif antara lain; efisien
4
dalam penggunaan pakan, kontrol terhadap penyakit lebih efektif serta
pengunaan lahan tidak luas dibandingkan dengan sistem pemeliharaan
ekstensif (Suprijatna dkk., 2008).
2.5 Fase Pemeliharaan Itik Peking
Pemeliharaan itik Peking memiliki 3 fase diantaranya fase starter, fase
grower serta fase finisher. Fase starter dimulai dari umur 0 – 3 minggu, fase
grower 3 – 5 minggu kemudian untuk fase finisher dimulai sejak umur 5 – 10
minggu atau panen (Susanti dkk., 2012). Setiap fase memiliki cara
pemeliharaan yang berbeda- beda dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan. Pada fase starter pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga
suhu kandang, sehingga digunakan penghangat untuk menjaga suhu dalam
kandang selama fase starter.
Fase grower merupakan fase dimana itik Peking mengalami
pertumbuhan yang optimal sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yang
optimal pula. Adapun fase finisher merupakan fase dimana itik Peking siap
untuk dipanen dan pada fase ini, itik Peking sudah mencapai pertumbuhan
tertingginya.
Pada pemeliharaannya, pemberian pakan disesuaikan dengan fase
pemeliharaan karena kebutuhan pakan itik Peking berbeda-beda. Itik Peking
juga tidak begitu membutuhkan air walaupun itik tersebut tergolong sebagai
unggas air, itik Peking hanya membutuhkan air sebagai air minum (Andoko
dan Sartono 2013). Pada saat fase growing sebaiknya itik diberi ransum
basah dikarenakan terdapat peningkatan nilai retensi nutrien ransum (Forbes,
2003).
2.6 Perkandangan
Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam.
Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada
prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya
pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996). Hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: bentuk kandang
5
dan kondisi tempat yang tersedia, keadaan tanah yang akan dipergunakan,
biaya yang tersedia dan bahannya. Sedangkan fungsi kandang antara lain:
untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk mempermudah tata laksana
dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar (predator).
2.6.1 Konstruksi kandang
Menurut Martono (1996) konstruksi kandang yang baik terdiri
dari beberapa bagian, yaitu:
1. Atap
Atap kandang diusahakan menggunakan genting, karena
tidak mudah menyerap panas yang bisa mengakibatkan temperatur
di dalam kandang menjadi tinggi. Kemudian bentuk atap yang
biasa digunakanadalah atap muka dua dengan lubang angin (sistem
monitor) dan atap tunggal denga lubang udara (sistem semi
monitor).
Atap kandang merupakan komponen kendang yang
penting, karena atap kandang akan melindungiternak dari panas
dan hujan. Tipe-tipe atap kandang menurut Martono (1996) antara
lain:
1) Monitor. Tipe monitor yaitu atap kandang yang terdiri dari sisi
pada bagian puncaknya.
2) Shade. Atap kandang yang hanya memiliki satu sisi dan
digunakan pada kandang sempit
3) Saw thoth. Atap kandang yang terdiri atas beberapa sisi yang
terputus dan membentuk celah sebagaiventilasi.
4) Gable. Atap yang terdiri atas duia sisi dan tidak terdapat lubang
diatasnya.
2. Dinding
Dinding kandang biasa dibuat dengan menggunakan bahan
bambu, dan atau kawat. Celah celah pada dinding kandang
hendaknya tidak dapat diterobos binatang pengganggu maupun
6
predator. Ventilasi disin diusahakan dibuat sebaik mungkin,
sehingga akan terjadi perputaran udara di kandang, yaitu udara
kotor didalam kandang akan keluar dengan mudah, dan digantikan
dengan udara segar dari luar kandang.
Cahaya matahari. Hal ini juga diusahakan, karena cahaya
matahari dapat menghambat pertumbuhan bibit penyakit, dan
merupakan provitamin D.
2.6.2 Tipe Kandang
Bentuk kandang sebemnarnya dapat dibangun sesuai selera dan
kebutuhan peternak.menurut Martono (1996) kandang yang biasa
dipergunakan antara lain:
1. Ren
Kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga
ayam dapat bergerak dengan bebas. Sistem kandang ini
mempunyai dua bagian, yaitu bagian kandang utama dan umbaran.
Keuntungan sistem ren adalah ayam akan mendapat cahaya
matahari lebih, dan ayam bisa mendapatkan tambahan pakan dari
bagian umbaran. Kerugiannya antara lain penyakit akan dapat
menyebar secara cepat dan ayam yang produktif dan yang kurang
produktif sulit dibedakan.
2. Cage
Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet menyerupai
batere dan alasnya dibuat berlubang (bercelah). Keuntungan sistem
ini adalah tingkat produksi individual dan kesehatan masing-
masing terkontrol, memudahkan tata laksana, penyebaran penyakit
tidak mudah. Kelemahan sistem ini adalahbiaya pembuatan
semakin tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, sering banyak
lalat.
7
3. Litter
Merupakan kandang yang menggunakan litter sebagai alas
kandang. Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah,
menghilangkan bau kotoran, jika litter kering, pembuangan
kotoran lebih mudah. Kekurangannya adalah penyeberan penyakit
lebih mudah, pengawasan kesehatan lewat kotoran sulit diamati.
4. Panggung
Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan bahan yang
biasa digunakan untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang
secara berderet agar ayam tidak terperosok. Kelebihannya adalah
sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, penyebaran
penyakit relatif rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan
bambu unutk alas terlalu lebar, akan dapat mengakibatkan ayam
terperosok, biaya pembuatan relatif mahal.
8
BAB III
1. Alat tulis
2. Kamera
9
BAB IV
5. Pekerjaan Sampingan - -
6. Pendidikan:
e. Sarjana Orang -
9. Kursus:
Ya Pernah Ya/Tdk -
10
Tidak Pernah Ya/Tdk
4.1.2 Perkandangan
11
- Bambu -
- Papan ( kayu) -
- Pagar hidup -
- Permanen
b. Atap
- Seng
- Genteng -
- Asbes -
c. Lantai
- Tanah dipadatkan (litter)
- Bata ditimbun tanah -
4. Frekuensi pemberian pakan
dikandang
a. 1 kali -
b. 2 kali Kali/ h ari
c. 3 kali -
d. 4 kali -
e. Tidak tentu -
5 Penyedian air minum pada ternak
a. Ya tiap hari %
b. Ya sewaktu-waktu % -
12
NO. VARIABLE FASE PEMBERIAN SUMBER
10 gram 45 gram -
1. Butiran
2. 6 gram 30 gram - -
Dedak
3 gram 20 gram - -
3. Ampas tahu
3 gram 20 gram - -
4. Konsentrat
- 15 gram - -
5. Hijauan
(kangkung
dan daun
pepaya)
- 20 gram - -
6. Hijauan jenis
leguminosa
(turi)
Jumlah 22 gram 150 gram
7.
4. Punggung Tegap
13
6. Keadaan lemak (dada) Tidak terlalu tebal
Lainnya
14
D. Total Biaya 23.500. 000 + 290. 23.790.000
( B+C) 000
4.2 Pembahasan
15
tata laksana dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar
(predator).
16
penyakit, mudah didapat. Pakan juga harus mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak,
protein, mineral dan vitamin.
Dari tabel manajemen pakan, pakan yang Pak Basri berikan untuk
ternaknya yaitu berupa butiran, dedak, ampas tahu, konsentrat, hijauan
(kangkung dan daun pepaya), dan hijauan jenis leguminosa berupa turi.
Pada fase starter, Pak Basri menyiapkan pakan ternaknya kira-kira
sekitar 22 gram/ekor/hari. Kemudian, pada fase finisher, Pak Basri
menyiapkan 150 gram/ekor/hari. Pak Basri lebih memilih membeli
pakan dan menananam hijuan sendiri sebagai kebutuhan ternaknya.
4.2.4 Kesehatan
Kesehatan ternak harus diperhatikan dengan baik. Kesehatan
pada ternak merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
pemeliharaan ternak . Ternak yang sakit tidak mampu memberikan hasil
yang maksimal dan produktivitas ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah penyakit dan pengendalian penyakit pada ternak diantaranya
yaitu dengan sanitasi yang teratur seperti pembersihan kandang, tempat
pakan, tempat minum, dan ternaknya itu sendiri. Kesehatan ternak yang
ada di Peternakan Itik Pak Basri cukup baik, hal itu disebabkan olah
pemeliharaan yang baik dan tekun sehingga ternak terhindar dari
penyakit.
4.2.5 Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum manejemen ternak unggas
analisis ekonomi pada tabel tersebut yaitu, dapat dijelaskan bahwa
jumlah ternak yang terjual dalam waktu kurang lebih 50 hari mencapai
850 ekor dengan harga per ekor Rp 45.000. Sehingga dapat ditotal
jumlah penerimaan per 50 harinya mencapai Rp. 38.250.000.
Adapun total dari jumlah biaya variabel untuk pembelian bibit
sebanyak 800 ekor sebesar Rp 8.000.000, biaya pakan butiran sebanyak
17
700 kg sebesar 3.500.000, biaya dedak sebanyak 600 kg sebesar
4.800.000, biaya ampas tahu sebanyak 500 kg sebesar 5.000.000, biaya
konsentrat sebanyak 200 kg sebesar 2.200.000, biaya untuk penyusutan
kandang dan penyusutan alat Rp. 290. 000, sehingga total biaya Rp.
23.790.000 dan total pendapatan bersih ternak sebesar Rp. 14.460.000.
Kendala usaha beternak unggas yang dirasakan oleh Pak Basri adalah
faktor pakan, karena harga pakan ternak unggas yang terus naik tidak
menentu. Pak Basri harus mencari cara agar mendapatkan pakan yang
baik dan berkualitas untuk ternaknya.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di Peternakan Itil Pak
Basri kami dapat mengambil kesimpulan:
1. Pengetahuan peternak tentang ilmu peternakan sangat minim sehingga
manajemen pemeliharaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21