Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

OLEH:

KELAS 4A1

1. ARIF WAHYUDIN (B1D020032)


2. AYU GIRI WARDANI (B1D020040)
3. AZMI ZULFIYANI (B1D020042)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesailan “Laporan
Praktikum Manajemen Ternak Unggas” ini tepat pada waktu yang telah kami
rencanakan. Kami berharap laporan ini nantinya dapat menambah penguasaan ilmu
peternakan bagi mahasiswa yang bersangkutan.

Dalam laporan ini kami banyak mengambil refrensi dari sumber serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.

Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam merumuskan dan


menyusun laporan ini. Oleh karena itu, jika ada kesalahan kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sebagai perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi kami
sendiri dan bagi pembaca.

Mataram, 4 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Itik Peking...................................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Itik Peking................................................................................ 4
2.3 Klasifikasi Itik Peking.................................................................................... 4
2.4 Sistem Pemeliharaan Itik Peking................................................................... 4
2.5 Fase Pemeliharaan Itik Peking ...................................................................... 5
2.6 Perkandangan................................................................................................. 5
BAB III MATERI DAN METODE........................................................................ 9
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan Praktikum............................................................................. 9
3.3 Metode Praktikum.......................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 10
4.1 Hasil Praktikum............................................................................................. 10
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 15
BAB V PENUTUP.................................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 19
5.2 Saran.............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 20
LAMPIRAN.............................................................................................................. 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bebek peking adalah jenis bebek pedaging yang saat ini tetap
menempati urutan yang teratas. Baik itu dimasak menjadi bebek peking
panggang, peking bakar atau pun menu lezat lainnya. Bisnis ternak bebek
peking adalah salah satu usaha yang memiliki peluang yang cukup bagus dan
potensial. Karena dari segi pertumbuhannya bebek peking ini cepat. Saat
bebek baru berumur 45 hari berat bebek ini sudah mencapai sekitar 1,6 kg.
Bebek Peking masuk ke negara Inggris pada tahun 1872. Di negara
Inggris bebek peking mampu menggeser kedudukan bebek Aylesbury dan
Rounen yang lebih dahulu populer. Bebek Peking pada tahun 1873 juga
dibawa ke negara Amerika Serikat di Long Island, New York. Setelah di bawa
ke New York bebek ini lama kelamaan di sebut dengan bebek Long Island. Di
Amerika bebek ini dikawin silangkan dengan bebek Aylesbury dan akhirnya
dapat menghasilkan bebek pedaging yang lebih unggul. Nama bebek tersebut
adalah bebek peking Amerika. Untuk di Indonesia bebek peking ini di
silangkan dengan bebek kaki campbell, mojosari dan jenis bebek lainnya.
Bebek yang disilangkan tersebut dapat menghasilkan bebek PMp. Dengan
begitu, jenis bebek peking menjadi banyak, berkat persilangan dengan
berbagai macam bebek lainnya.
Pemeliharaan bebek pedaging harus menggunakan ransum yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Kebutuhan ayam sendiri dapat
ditentukan oleh umur ternak dan fisiologis ternak. Selain itu, faktor
lingkungan juga mempengaruhi performa ternak. Bebek peking menghasilkan
produk pangan yang bergizi tinggi dan mempunyai niai ekonomis tinggi.
Seperti yang telah disebutkan diatas, usaha beternak unggas bebek peking
perlu memperhatikan pakan, breeding, manajemen dan lingkungan. Keempat

1
hal tersebut diperlukan dalam peningkatan produksi dan kesemuanya itu
saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.
Oleh karen itu, dari uraian penjelasan tersebut penting untuk
dilakukannya pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui dan mempelajari
tentang manajemen ternak unggas, terlebih dengan adanya praktikum dan
laporan ini dibuat guna sebagai media pembelajaran.
1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk dapat mengetahui manajemen atau cara-cara pengelolaan unggas


bebek peking
2. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
manajemen ungags
3. Untuk dapat mengetahui cara pemeliharaan unggas bebek peking yang
baik dan bagaimana cara pemberian pakan, memelihara kesehatannya.
1.3 Manfaat Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui manajemen atau cara-cara
pengelolaan unggas bebek peking
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan manajemen ungags
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pemeliharaan unggas bebek
peking yang baik dan bagaimana cara pemberian pakan, memelihara
kesehatannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Itik Peking


Itik Peking (Anas platyrhynchos domestica) merupakan unggas air
yang diklasifikasikan dalam tipe pedaging, karena memiliki pertumbuhan
yang cepat dalam waktu yang relatif singkat (Agriflo, 2012) dan masuk
kedalam kingdom animalia, filum chordata, kelas Aves, ordo Anseriformes
dan family Anatidae. Itik Peking bersifat omnivorous (pemakan segala) yaitu
memakan hewan maupun tumbuhan seperti biji-bijian, rumput-rumputan,
ikan, bekicot dan keong (Suharno dan Setiawan, 1999). Itik memiliki
kemampuan pertumbuhan yang sangat cepat karena mampu mengkonsumsi
ransum dengan jumlah yang banyak (Wakhid, 2013).
Itik Peking sering disebut juga sebagai sebagai komoditas unggas
penghasil daging setelah ayam pedaging. Hal ini dapat dilihat dari populasi
itik pada tahun 2009 sebanyak 12.759.838 sementara pada tahun 2015
meningkat menjadi 15.494.288 ekor dan produksi tahun 2009 sebanyak
25.782 menjadi 39.817 ton pada tahun 2015 (BPS, 2015). Itik Peking umur 8
minggu rata-rata memiliki bobot badan akhir 1.592,100 ± 115,930 g/ekor,
serta laju pertumbuhan absolut 248,410 ± 35,680 g/minggu (Frasiska dkk.,
2013). Umur 14 hari merupakan umur optimal pertumbuhan itik Peking
dengan pemberian ransum dalam bentuk crumble yang mengandung protein
sekitar 19% (Du-Prezz dan Wessels, 1970; Elkin, 1987).
Itik peking sangat dominan diternakkan di indonesia karena selain
pertumbuhannya yang sangat cepat. Bobot badannya yang semakin hari
semakin bertambah dan juga dapat menghasilkan keuntungan apabila
diternakkan dalam jumlah yag banyak. Bebek peking sangat mudah sekali
mengalami stress. Oleh sebab itu diperlukan pemeliharaan yang baik dan
efesien, karena stress dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat dan

3
dapat menyebaban kematian. Kandang bebek peking ini dibuat dengan
perlakuan yang dilaksanakan dengan memakai liret/serbuk kayu.
2.2 Karakteristik Itik Peking
Karakteristik itik Peking antara lain: memiliki ciri paruh berwarna
kuning pipih, mempunyai bulu putih berselaput minyak, kaki berselaput
renang, serta tembolok berbentuk pipih (Andoko dan Sartono, 2013). Itik
Peking memiliki performa yang cenderung sama dengan ayam broiler
modern, seperti pertambahan bobot badan dan konversi serta efisiensi
penggunaan pakan dalam membentuk daging (Adzitey dan Adzitey, 2011).
Bobot badan itik Peking jantan yaitu 4,0 – 5,0 kg/ekor dan itik Peking betina
yaitu 2,5 – 3,0 kg/ekor dengan waktu pemeliharaan selama 2 bulan (Setioko
dkk., 2004).
2.3 Klasifikasi Itik Peking
Klasifikasi itik menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 golongan,
yaitu : itik petelur seperti Indian runner, Khaki Chambell, Buff dan CV 2000-
INA (Bappenas, 2000). Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury,
Muscovy, Cayuga (Bappenas, 2000). Itik ornamental seperti East India, Call,
Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood (Bappenas, 2000).
2.4 Sistem Pemeliharaan Itik Peking
Terdapat dua macam sistem pemeliharaan itik Peking yaitu sistem
pemeliharaanEkstensif dan sistem pemeliharaan Intensif. Sistem pemeliharaan
Ekstensif adalah sistem pemeliharaan secara tradisional. Penerapan sistem
ekstensif adalah Itik digembalakan dan dilepas di sawah untuk mencari
makannya sendiri (Sarwoni, 2002). Sistem ini biasa disebut juga sebagai cara
pemeliharaan umbaran. Keunggulan sistem pemeliharaan ekstensif adalah
biaya pakan dan tenaga kerja murah serta baik digunakan untuk pemeliharaan
pembibit (Suprijatna dkk., 2008). Sistem pemeliharaaan Intensif adalah sistem
pemeliharaan yang dilakukan secara terkontrol dalam kandang tanpa dilepas
liar serta diberikan pakan sesuai kebutuhannya dan disediakan secara kontinyu
(Setya, 2002). Keunggulan sistem pemeliharaan intensif antara lain; efisien

4
dalam penggunaan pakan, kontrol terhadap penyakit lebih efektif serta
pengunaan lahan tidak luas dibandingkan dengan sistem pemeliharaan
ekstensif (Suprijatna dkk., 2008).
2.5 Fase Pemeliharaan Itik Peking
Pemeliharaan itik Peking memiliki 3 fase diantaranya fase starter, fase
grower serta fase finisher. Fase starter dimulai dari umur 0 – 3 minggu, fase
grower 3 – 5 minggu kemudian untuk fase finisher dimulai sejak umur 5 – 10
minggu atau panen (Susanti dkk., 2012). Setiap fase memiliki cara
pemeliharaan yang berbeda- beda dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan. Pada fase starter pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga
suhu kandang, sehingga digunakan penghangat untuk menjaga suhu dalam
kandang selama fase starter.
Fase grower merupakan fase dimana itik Peking mengalami
pertumbuhan yang optimal sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yang
optimal pula. Adapun fase finisher merupakan fase dimana itik Peking siap
untuk dipanen dan pada fase ini, itik Peking sudah mencapai pertumbuhan
tertingginya.
Pada pemeliharaannya, pemberian pakan disesuaikan dengan fase
pemeliharaan karena kebutuhan pakan itik Peking berbeda-beda. Itik Peking
juga tidak begitu membutuhkan air walaupun itik tersebut tergolong sebagai
unggas air, itik Peking hanya membutuhkan air sebagai air minum (Andoko
dan Sartono 2013). Pada saat fase growing sebaiknya itik diberi ransum
basah dikarenakan terdapat peningkatan nilai retensi nutrien ransum (Forbes,
2003).
2.6 Perkandangan
Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam.
Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada
prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya
pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996). Hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: bentuk kandang

5
dan kondisi tempat yang tersedia, keadaan tanah yang akan dipergunakan,
biaya yang tersedia dan bahannya. Sedangkan fungsi kandang antara lain:
untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk mempermudah tata laksana
dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar (predator).
2.6.1 Konstruksi kandang
Menurut Martono (1996) konstruksi kandang yang baik terdiri
dari beberapa bagian, yaitu:
1. Atap
Atap kandang diusahakan menggunakan genting, karena
tidak mudah menyerap panas yang bisa mengakibatkan temperatur
di dalam kandang menjadi tinggi. Kemudian bentuk atap yang
biasa digunakanadalah atap muka dua dengan lubang angin (sistem
monitor) dan atap tunggal denga lubang udara (sistem semi
monitor).
Atap kandang merupakan komponen kendang yang
penting, karena atap kandang akan melindungiternak dari panas
dan hujan. Tipe-tipe atap kandang menurut Martono (1996) antara
lain:
1) Monitor. Tipe monitor yaitu atap kandang yang terdiri dari sisi
pada bagian puncaknya.
2) Shade. Atap kandang yang hanya memiliki satu sisi dan
digunakan pada kandang sempit
3) Saw thoth. Atap kandang yang terdiri atas beberapa sisi yang
terputus dan membentuk celah sebagaiventilasi.
4) Gable. Atap yang terdiri atas duia sisi dan tidak terdapat lubang
diatasnya.
2. Dinding
Dinding kandang biasa dibuat dengan menggunakan bahan
bambu, dan atau kawat. Celah celah pada dinding kandang
hendaknya tidak dapat diterobos binatang pengganggu maupun

6
predator. Ventilasi disin diusahakan dibuat sebaik mungkin,
sehingga akan terjadi perputaran udara di kandang, yaitu udara
kotor didalam kandang akan keluar dengan mudah, dan digantikan
dengan udara segar dari luar kandang.
Cahaya matahari. Hal ini juga diusahakan, karena cahaya
matahari dapat menghambat pertumbuhan bibit penyakit, dan
merupakan provitamin D.
2.6.2 Tipe Kandang
Bentuk kandang sebemnarnya dapat dibangun sesuai selera dan
kebutuhan peternak.menurut Martono (1996) kandang yang biasa
dipergunakan antara lain:
1. Ren
Kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga
ayam dapat bergerak dengan bebas. Sistem kandang ini
mempunyai dua bagian, yaitu bagian kandang utama dan umbaran.
Keuntungan sistem ren adalah ayam akan mendapat cahaya
matahari lebih, dan ayam bisa mendapatkan tambahan pakan dari
bagian umbaran. Kerugiannya antara lain penyakit akan dapat
menyebar secara cepat dan ayam yang produktif dan yang kurang
produktif sulit dibedakan.
2. Cage
Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet menyerupai
batere dan alasnya dibuat berlubang (bercelah). Keuntungan sistem
ini adalah tingkat produksi individual dan kesehatan masing-
masing terkontrol, memudahkan tata laksana, penyebaran penyakit
tidak mudah. Kelemahan sistem ini adalahbiaya pembuatan
semakin tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, sering banyak
lalat.

7
3. Litter
Merupakan kandang yang menggunakan litter sebagai alas
kandang. Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah,
menghilangkan bau kotoran, jika litter kering, pembuangan
kotoran lebih mudah. Kekurangannya adalah penyeberan penyakit
lebih mudah, pengawasan kesehatan lewat kotoran sulit diamati.
4. Panggung
Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan bahan yang
biasa digunakan untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang
secara berderet agar ayam tidak terperosok. Kelebihannya adalah
sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, penyebaran
penyakit relatif rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan
bambu unutk alas terlalu lebar, akan dapat mengakibatkan ayam
terperosok, biaya pembuatan relatif mahal.

8
BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Juni 2022


bertempat di Peternakan Itik Pak Basri, Dusun Bagu, Desa Terong Tawah,
Labuapi.

3.2 Materi praktikum

Adapun materi dari praktikum ini ialah:

1. Alat tulis
2. Kamera

3.3 Metode praktikum

Adapun metode praktikum ini adalah:

1. Melihat langsung di sekeliling peternakan, seperti: melihat profil lokasi


kandang, melihat bentuk kandang, melihat system pemeliharaan dalam usaha
peternakan tersebut, dll.
2. Menganalisis antara bentuk kandang yang digunakan dan system
pemeliharaan dengan teori yang pernah disampaikan pada perkuliahan
3. Bertanya langsung kepada peternak tentang profil peternak, jumlah dan jenis
pakan yang diberikan kepada ternak dan cara pengendalian penyakit pada
ternak
4. Menganalisis antara jumlah dan jenis pakan yang diberikan dengan teori yang
pernah disampaikan pada perkuliahan.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

4.1.1 Profil peternak

Tabel 1. Identitas Peternak

NO. VARIABEL PENGAMATAN SATUAN HASIL

1. Nama Peternak Orang


Basri
2. Umur Tahun 42
3. Alamat - RT 1, Dusun Bagu, Desa
Terong Tawah, Labuapi
4. Pekerjaan Pokok - Peternak

5. Pekerjaan Sampingan - -

6. Pendidikan:

a. Tidak sekolah Orang -


b. Sekolah Dasar Orang 
c. SMP Orang -
d. SMA Orang -

e. Sarjana Orang -

7. Pengalaman Beternak Tahun 11

8. Tanggungan Keluarga Orang 3

9. Kursus:

Ya Pernah Ya/Tdk -

10
Tidak Pernah Ya/Tdk 

10. Jumlah ternak yang dimiliki ekor 1.900

11. Strain Ternak : Itik Peking

12. Motivasi Beternak: Untuk memenuhi


kebutuhan sehari-hari

4.1.2 Perkandangan

NO. VARIABEL PENGAMATAN SATUAN HASIL


1. Cara pemeliharaan ternak:
a. Dikandangkan % 
b. Dilepas dan pada % -
saat tertentu
dikandangkan
2. Kandang yang digunakan milik:
a. Kelompok % -
b. Sendiri % 
3. Kondisi kandang:
a. Luas kandang Are 4
b. Model kandang
c. Kontruksi Atap % Jongkok (shade)
d. Konstruksi % Kandang terbuka (open
dinding house)
e. Konstruksi lantai Kandang lantai rapat
(litter) atau postal
4. Bahan bangunan kandang:
a. Dinding (tanpa dinding) % -

11
- Bambu -
- Papan ( kayu) -
- Pagar hidup -
- Permanen 
b. Atap
- Seng 
- Genteng -
- Asbes -
c. Lantai
- Tanah dipadatkan (litter) 
- Bata ditimbun tanah -
4. Frekuensi pemberian pakan
dikandang
a. 1 kali -
b. 2 kali Kali/ h ari 
c. 3 kali -
d. 4 kali -
e. Tidak tentu -
5 Penyedian air minum pada ternak
a. Ya tiap hari % 
b. Ya sewaktu-waktu % -

4.1.3 Manajemen Pakan

12
NO. VARIABLE FASE PEMBERIAN SUMBER

Starter Finisher Beli Tanam Cari

10 gram 45 gram  -
1. Butiran

2. 6 gram 30 gram  - -
Dedak

3 gram 20 gram  - -
3. Ampas tahu

3 gram 20 gram  - -
4. Konsentrat
- 15 gram -  -
5. Hijauan
(kangkung
dan daun
pepaya)
- 20 gram -  -
6. Hijauan jenis
leguminosa
(turi)
Jumlah 22 gram 150 gram
7.

4.1.4 Manajemen Kesehatan

NO. FAKTOR DESKRIPSI KEADAAN BEBEK PEKING


1. Kondisi kesehatan Baik, lincah, dan aktif

2. Bulu Putih, lebat, dan mengkilap

3. Mata Cerah dan bersinar

4. Punggung Tegap

5. Kaki dan sayap tegap, kokoh dan kuat

13
6. Keadaan lemak (dada) Tidak terlalu tebal

4.1.5 Analisis Ekonomi

Komponen Unit/ Harga Satuan Jumlah (Rp)


Vol(satuan) (Rp)
A. Penerimaan
Penjualan Ternak 850 Ekor 45.000 38. 250. 000
Penjualan Kotoran  -  -  -
Jumlah penerimaan 38. 250. 000
B. Pengeluaran

Bakalan/Bibit 800 ekor 10.000 8. 000. 000


Pakan :
a) Butiran 700 kg 5.000 3.500.000
b) Dedak 600 kg 8.000 4.800.000
c) Ampas tahu 500 kg 10.000 5.000.000
d) Konsentrat 200 kg 11.000 2.200.000
Tenaga kerja  - - -

Jumlah Pengeluaran/ 23.500. 000


Variabel
C. Biaya Tetap

Penyusutan kandang 1 170. 000 170. 000

Penyusutan alat 2 60. 000 120. 000

Lainnya

Jumlah Biaya Tetap 290. 000

14
D. Total Biaya 23.500. 000 + 290. 23.790.000
( B+C) 000

PENDAPATAN 38.250.000 – 14.460.000


BERSIH ( A – D) 23.790.000

4.2 Pembahasan

4.2.1 Identitas Peternak

Dalam pelaksanaan praktikum yang dilakukan pada hari Jumat, 2


Juni 2022 bertempat di Peternakan Itik Pak Basri, Dusun Bagu, Desa
Terong Tawah, Labuapi. Dilakukan wawancara peternak dari umur
peternak, pendidikan terakhir, tanggungan keluarga, pekerjaan pokok,
pekerjaan sampingan, kursus beternak yang pernah diikuti, dan
pengalaman beternak.
Peternak yaitu Pak Basri sendiri berumur 42 tahun, pendidikan
terakhir Sekolah Dasar. Pekerjaan pokok Pak Basri sebagai peternak.
Terkait masalah beternak, ilmu pengetahuan tentang beternak terbatas
dan belum menggunakan teknologi sehingga peternak memelihara
ternaknya dengan cara sistem pemeliharaan tradisional.
4.2.2 Perkandangan
Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam.
Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada
prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya
pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: bentuk kandang dan
kondisi tempat yang tersedia, keadaan tanah yang akan dipergunakan,
biaya yang tersedia dan bahannya. Sedangkan fungsi kandang antara
lain: untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk mempermudah

15
tata laksana dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar
(predator).

Pada hasil pengamatan/praktikum yang dilakukan kandang yang


digunakan yaitu milik sendiri. Sedangkan kondisi kandang ternak kering
dan besih, karena Pak Basri rajin setiap hari membersihkan kandang.
Cara pemeliharaan ternak yaitu dikandangkan secara intensif, model
kandang permanen, frekuensi pemberian pakan 2 kali/hari, pemberian
air minum setiap hari.

Berdasarkan Kontruksi Atap adalah berbentuk jongkok (shade)


karena kandang hanya memiliki satu sisi, sederhana, dan biayanya
sedikit, terbuat dari seng Berdasarkan konstruksi dinding, termasuk
dalam kandang terbuka (open house) terbuat dari bahan permanen yaitu
bata dan semen. Konstruksi kandang terbuka dipilih agar keluar
masuknya udara ke dalam kandang terjadi secara alamiah. Kandang
terbuka sebagian besar digunakan pada peternakan konvensional
terutama di negara yang beriklim tropis dimana perbedaan musim tidak
terlalu ekstrim. Berdasarkan konstruksi lantai yaitu kandang lantai rapat
(litter) atau postal. Bahan litter yang digunakan yaitu sekam.
Keuntungan konstruksi lantai menggunakan litter adalah biaya relatif
rendah, menghilangkan bau kotoran, jika litter kering, pembuangan
kotoran lebih mudah. Kekurangannya adalah penyeberan penyakit lebih
mudah, pengawasan kesehatan lewat kotoran sulit diamati

4.2.3 Tatalakasan Pakan


Salah satu faktor penting keberhasilan usaha peternakan adalah
kecukupan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Pakan adalah
semua bahan makanan yang diberikan dan bermanfaat bagi ternak
sehingga kebutuhan harus terpenuhi, pakan yang diberikan pada ternak
harus tidak dalam keaadaan rusak (busuk,), di sukai ternak, bebas dari

16
penyakit, mudah didapat. Pakan juga harus mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak,
protein, mineral dan vitamin.

Dari tabel manajemen pakan, pakan yang Pak Basri berikan untuk
ternaknya yaitu berupa butiran, dedak, ampas tahu, konsentrat, hijauan
(kangkung dan daun pepaya), dan hijauan jenis leguminosa berupa turi.
Pada fase starter, Pak Basri menyiapkan pakan ternaknya kira-kira
sekitar 22 gram/ekor/hari. Kemudian, pada fase finisher, Pak Basri
menyiapkan 150 gram/ekor/hari. Pak Basri lebih memilih membeli
pakan dan menananam hijuan sendiri sebagai kebutuhan ternaknya.

4.2.4 Kesehatan
Kesehatan ternak harus diperhatikan dengan baik. Kesehatan
pada ternak merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
pemeliharaan ternak . Ternak yang sakit tidak mampu memberikan hasil
yang maksimal dan produktivitas ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah penyakit dan pengendalian penyakit pada ternak diantaranya
yaitu dengan sanitasi yang teratur seperti pembersihan kandang, tempat
pakan, tempat minum, dan ternaknya itu sendiri. Kesehatan ternak yang
ada di Peternakan Itik Pak Basri cukup baik, hal itu disebabkan olah
pemeliharaan yang baik dan tekun sehingga ternak terhindar dari
penyakit.
4.2.5 Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum manejemen ternak unggas
analisis ekonomi pada tabel tersebut yaitu, dapat dijelaskan bahwa
jumlah ternak yang terjual dalam waktu kurang lebih 50 hari mencapai
850 ekor dengan harga per ekor Rp 45.000. Sehingga dapat ditotal
jumlah penerimaan per 50 harinya mencapai Rp. 38.250.000.
Adapun total dari jumlah biaya variabel untuk pembelian bibit
sebanyak 800 ekor sebesar Rp 8.000.000, biaya pakan butiran sebanyak

17
700 kg sebesar 3.500.000, biaya dedak sebanyak 600 kg sebesar
4.800.000, biaya ampas tahu sebanyak 500 kg sebesar 5.000.000, biaya
konsentrat sebanyak 200 kg sebesar 2.200.000, biaya untuk penyusutan
kandang dan penyusutan alat Rp. 290. 000, sehingga total biaya Rp.
23.790.000 dan total pendapatan bersih ternak sebesar Rp. 14.460.000.
Kendala usaha beternak unggas yang dirasakan oleh Pak Basri adalah
faktor pakan, karena harga pakan ternak unggas yang terus naik tidak
menentu. Pak Basri harus mencari cara agar mendapatkan pakan yang
baik dan berkualitas untuk ternaknya.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di Peternakan Itil Pak
Basri kami dapat mengambil kesimpulan:
1. Pengetahuan peternak tentang ilmu peternakan sangat minim sehingga
manajemen pemeliharaan kurang sesuai dengan teori yang ada.

2. Sistem perkandangannya menggunakan kandang postal dan kesehatan


ternak cukup bagus.
3. Tatalaksana manajemen pakan peternak menanam dan membeli.
4. Kendala utama para peternak adalah kurangnya pakan yang berkualitas
karena mahalnya harga pakan ternak.
5.2 Saran
Saran dari kami praktikan adalah sebaiknya praktikum dilakukan
secara terjadwal dan terkodinir dari dosen langsung agar data-data yang kami
ambil lebih bagus dan bisa jadi pelajaran atau pengalaman yang sangat berguna
bagi kami.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Itik Peking. Agromedia Pustaka,


Bogor.
Fadilah, R., A Polana, S.Alam, dan E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Itik Peking.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Priyatno, M. A. 1999. Mendirikan Usaha Pemotongan Itik Pedaging. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta
Rasyaf, M. 1995. Manajemen Peternakan Unggas. Cetakan ke 5. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rasyaf, M. 2007. Pengelolaan Itik Pedaging. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suprijatna, E., dan R. Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarata.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai