Disusun oleh :
NUNIK PURWANTI
NIM: D21010001
UNIVERSITAS BOYOLALI
2023
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1.2 Tujuan ...........................................................................................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penelitian
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami manajemen pemeliharaan ayam ras pedaging
2. Memahami manajemen perkandangan ayam ras pedaging.
3. Memahami manajemen pengendalian penyakit ayam ras pedaging.
4. Memahami manajemen pemberian pakan dan minum ayam ras
pedaging fase starter dan finisher.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
nafasnya terengah-engah, sayapnya dibuka. Lampu pemanas memberi
kehangatan yang cukup terlihat dari tersebarnya anak ayam dibawah induk
buatan dengan merata. (Yahya, 1980).
Temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin akan berakibat
kurang baik pada ayam. Temperatur yang terlalu panas akan menyebabkan
ayam kurang makan dan banyak minum. Temperatur yang terlalu dingin
menyebabkan ayam berhimpitan mendekati panas. Hal ini dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, karena terlalu dekat dengan pemanas
maka dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi sehingga pertumbuhan dapat
terganggu. (Anton,1993).
2.3 Kandang Ayam Broiler
Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting
penentu keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini
dikarenakan kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua
aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Kandang yang baik
yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi yang lebih tinggi
dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-timur, dan
dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas lain (Martono,
1996).
Temperatur dan kelembaban kandang yang tinggi berpengaruh pada
penampilan ayam. Tingginya kelembaban akan menurunkan efektivitas.
Pengeluaran panas secara evaporasi baik melalui kulit maupun respirasi,
sebaliknya temperature yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya
evaporasi. Pada saat temperatur lingkungan mendekati atau sama dengan
temperatur tubuh ayam maka panas di dalam kandang akan sulit dikeluarkan
(Erast,1995).
Adapun ukuran kandang ayam broiler yang ideal adalah 7 ekor / meter
persegi. Peralatan dalam kandang: penghangat kandang saat DOC baru masuk
hingga umur 14 hari, tempat pakan anak dan ayam dewasa, tempat minum,
listrik. Obat-obatan: vitamin, vaksin, sanitaser, dan obat-obatan.
2.4 Pakan dan Air Minum
4
Hal yang paling penting diperhatikan dalam manajemen ternak ayam
broiler adalah cara pemberian makanan. Modal atau uang keluar paling besar
dalam proses pemeliharaan ayam pedaging ini ada pada biaya pakan. Jika kita
mampu melakukan efisiensi penggunaan pakan bisa dipastikan 80% proses
budidaya yang kita lakukan akan menghasilkan keuntungan.
Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi
sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang
dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan jalan
mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi,1980).
Konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila
diberikan secara ad libitum. (Parakkasi, 1999). Konsumsi diperhitungkan dari
jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, dimana zat makanan yang
dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
untuk produksi hewan tersebut. (Tillman et al. 1991)
Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga
bagian tubuh hewan adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan
(Parakkasi, 1999). Menurut Scott et al. (1982) , air mempunyai beberapa
fungsi yaitu, sebagai zat dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler
yang bekerja aktif dalam transformasi zat- zat makanan, penting dalam
mengatur suhu tubuh karena air mempunyais sifat menguap dan specific heat,
serta membantu mempertahankan homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan
perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis dan konsentrasi
elektrolit.
Kandungan air dalam tubuh anak ayam berumur satu minggu adalah
85% pada umur 42 minggu. Kehilangan air tubuh 10% dapat menyebabkan
keruskan yang sangat hebat dan kehilangan air tubuh 29% akan menyebabkan
kematian. (Wahju, 1997). Pada ayam broiler konsumsi air minum erat
hubungannya dengan bobot badan dan konsumsi ransum.
Menurut Ensminger et al (1990) pada umumnya ayam mengkonsumsi
air minum dua kali dari bobot pakan yang dikonsumsi. Konsumsi air minum
juga akan meningkatkan pada saat ayam pada temperatur lingkungan yang
5
tinggi. Menurut NRC (1994) konsumsi air minum bertambah sekitar 7%
setiap peningkatan suhu 10° C diatas suhu 21° C.
2.5 Vaksinasi
Seperti halnya pemberian pakan, pemberian obat-obatan dan vitamin
juga sangat penting. Secara umum pemberian vitamin dilakukan setiap hari,
dan obat-obatan diberi hingga umur 21 hari. Sedangkan vaksinasi dilakukan
sebangak 3 kali, dimana vaksin tetes dilakukan 1 kali dan vaksin minum
sebanyak 2 kali.
Vaksinasi ND mutlak harus dilakukan. Vaksinasi pertama kali harus
dilakukan yaitu dengan vaksin in aktif. Kesehatan ayam harus baik pada saat
pemberian vaksin. Dua hari sebelum vaksin ayam perlu di beri vitamin ekstra
seperti vita strong dan vita chik selama 2-5 hari sesudah vaksinasi. Pemberian
antibiotik dan vaksinasi dapat mencegah stess dan efek samping yang
merugikan. (Yahya, 1980)
2.6 Analisis Usaha Ayam Broiler
Untuk mencapai pembangunan pertanian pada umumnya dan sektor
peternakan khususnya, maka sebagai penunjang kebutuhan protein hewani
yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia perlu di usahakan
produktifitas yang maksimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan
petani peternak. Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan peningkatan
pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya
mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yang
dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler).
Sebagaimana diketahui ayam broiler merupakan ternak penghasil
daging yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan ternak potong lainnya.
Hal inilah yang medorong sehingga banyak peternak yang mengusahakan
peternakan ayam broiler ini. Perkembangan tersebut didukung oleh
semakin kuatnya industri hilir seperti perusahaan pembibitan (Breeding
Farm), perusahaan pakan ternak (Feed Mill), perusahaan obat hewan dan
peralatan peternakan (Saragih, 2000).
Keberlanjutan usaha peternakan ini ditentukan oleh gambaran
finansial usaha, sebab kemampuan suatu usaha peternakan dalam
6
mengembangkan modal terukur dalam parameter investasi seperti
kemampuan usaha mengembangkan modal awal lebih besar daripada bunga
bank, keuntungan usaha pada tahun-tahun mendatang dan lain sebagainya.
Dengan kata lain usaha peternakan tersebut dapat bertahan jika keuntungan
yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dimana
semuanya itu harus diputuskan layak secara finansial. (Fatah, 1994).
BAB III
7
BAB IV