Anda di halaman 1dari 26

Praktikum Ke-10 Hari/Tanggal : Kamis, 04 November 2021

M.K Manajemen Agribisnis Kel/Prak : 4/Q1


Dosen : Dr. Ir. Juniar Atmakusuma, MS

MAKALAH

PRODUKSI IKAN ASIN JAMBAL ROTI

Kelompok 4

Anggota :

1. Diah Ayuki Sari J1310201050


2. Hassa Nur Syamsa J1310201020
3. Nur Aulia Fazriah J1310201041
4. Putri Mutia J1310201051
5. Shofi Javinda Atmja J1310201022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan segala kenikmatan, terutama nikmat sehat. Sehingga, kami bisa
mengerjakan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga,
sahabat, hingga kepada kita selaku umatnya hingga hari akhir.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Juniar Atmakusuma, MS
selaku dosen praktikum Manajemen Agribisnis Pertenakan yang telah
memberikan dukungan materil mengenai penyusunan makalah ini.
Penjelasan mengenai makalah ini tentu tidak sempurna, masih banyak
yang harus kami perbaiki dan pelajari lebih dalam. Untuk itu kami mohon maaf
atas ketidak sempurnaan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memperikan manfaat dan ilmu baru untuk kami semua dan para
pembacanya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bekasi, 04 November 2021

2
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Secara ekonomi, Indonesia merupakan Negara berkembang. Seiring
dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk, maka kebutuhan akan
protein hewani bagi masyarakat juga meningkat. Ayam pedaging (broiler)
merupakan salah satu komoditi unggas yang memberikan kontribusi besar
dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani bagi masyarakat Indonesia.
Kebutuhan daging ayam setiap tahunnya mengalami peningkatan, karena
harganya yang terjangkau oleh semua kalanganmasyarakat.
Pertenakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha
atau tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan,
pengelolaan budidaya peternakan, prosessing atau penanganan selama masa
pemeliharaan dalam peternakan, penanganan pasca panen, dan pemasaran
(Suharno, 2002:9). Pertenakan ayam dibagi menjadi ayam petelur, ayam
kampung, ayam cemani, ayam ras pedaging atau broiler. Ayam pedaging
disebut juga dengan ayam broiler merupakan salah satu ternak yang
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan protein
hewani. Ayam pedaging atau broiler adalah ayam yang pertumbuhannya
sangan cepat (4-6 minggu) sehingga dapat menghasilkan daging untuk
dikonsumsi dalam waktu yang relatif singkat.
Performan ayam pedaging merupakan tampilan yang dapat diukur dari
efisiensi ransum, pertambahan berat badan, nilai konversi ransum dan
lainnya. Ayam pedaging tumbuh dan berkembang pada kondisi tubuh normal.
Abnormalitas kondisi tubuh dicerminkan oleh menurunnya konsumsi ransum
(Ensminger,1992). Kondisi tersebut berdampak pada capaian berat badan
panen (BBP), nilai konversi ransum tinggi, sehingga usaha pemeliharaan
ayam pedaging tersebut tidak memberikan keuntungan dari sisi ekonomi
(Wahju, 2004).

3
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Bagaimana kegiatan hulu ternak ayam pedaging?
I.2.2 Bagaimana kegiatan budidaya ternak ayam pedaging?
I.2.3 Bagaimana kegiatan hilir ternak ayam pedaging?

I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk mengetahui kegiatan hulu ternak ayam pedaging.
I.3.2 Untuk mengetahui kegiatan kegiatan budidaya ternak ayam pedaging.
I.3.3 Untuk mengetahui kegiatan kegiatan hilir ternak ayam pedaging.

4
II. PEMBAHASAN
II.1 Kegiatan Hulu Ayam Pedaging
Subsistem hulu adalah kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pada
budidaya. Subsistem hulu budidaya ayam pedaging diantaranya yaitu
pegadaan sarana dan prasarana produksi, baik lahan, kandang, DOC, pakan
ternak, vitamin, vaksin, peralatan.
II.1.1 Lahan Budidaya Ayam Pedaging
Agar pertenakan ayam pedaging dapat berlangsung dengan
baik, lahan atau areal tersebut perlu memenuhi syarat, diantaranya
yaitu:
1) Dekat dengan sarana produksi dan pihak pemasaran
Areal yang dekat dengan sarana atau keperluan produksi
sangat menunjang pelaksanaan dalam beternak. Dengan dekatnya
lokasi tempat keperluan produksi, berarti akan efisien dalam waktu
dan biaya (transportasi). Selain itu, akan lebih baik lagi kalau areal
peternakan dekat dengan pihak pemasaran. Namun, hal ini menjadi
pilihan kedua setelah lokasi dekat dengan keperluan produksi. Hal
ini disebabkan oleh adanya pihak pemasaran (pengumpul) yang
datang ke peternakan.
2) Jauh dari keramaian
Areal peternakan sebaiknya jauh dari keramaian karena
suasana yang ramai membuat ayam tidak tenang. Sebaliknya,
kehadiran ayam dikeramaian juga membuat banyak orang tidak
suka, entah karena bau atau berisiknya ayam.
3) Dekat dengan sumber air
Air merupakan kebutuhan utama dalam beternak, baik
untuk air minum maupun untuk membersihkan kandang. Oleh
karena itu, sebaiknya memilih areal yang dekat dengan sumber air.
Sumber air ini dapat berupa sumur atau sungai.
4) Ketersediaan sarana penunjang yang lain
Sarana penunjang lain yang diperlukan dalam penetapan
suatu tempat menjadi lokasi peternakan broiler adalah, tersedianya

5
instalasi listrik atau gas yang mudah untuk didapat. Listrik sendiri
sangat diperlukan terutama berfungsi dalam penerangan kandang
5) Tempat sejuk, tidak gersang dan terlalu panas
Tempat yang sejuk memungkinkan broiler terhindar dari
stress akibat cekaman panas. Selain beresiko terjadinya stress pada
ayam, lokasi kandang yang berada pada tempat yang panas akan
mengakibatkan ayam lebih banyak mengkonskumsi air
II.1.2 Kandang Ayam Pedaging
Kandang yang baik dapat meningkatkan performa ternak
sehingga keuntungan yang diperoleh peternak semakin besar. Tipe-tipe
kandang ternak ayam pedaging, diantaranya yaitu:
1) Kandang open house atau kandang terbuka
Kandang open house memastikan udara bisa keluar masuk
melalui ventilasi sehingga sirkulasi di dalam kandang menjadi
lebih baik. Ventilasi memiliki peranan yang penting dalam
menjaga sirkulasi udara, sehingga temperatur di dalam kandang
lebih sejuk, mengurangi kelembaban yang berlebihan, debu,
mengurangi gas beracun dan menyediakan oksigen bagi ternak.
Kandang open house memiliki biaya investasi yang lebih murah
dibandingkan dengan close house. Kelemahan dari system kandang
open house yaitu di mana kondisi ternak sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dari luar seperti panas, dingin, kelembaban
udara dan angin.

Gambar 1. Kandang Panggung Open House

6
Gambar 2. Kandang litter Open House
2) Kandang close house
Kandang close house merupakan kandang yang
keseluruhannya bisa dikontrol secara otomatis, mulai dari sitem
ventilasi, pemberian pakan, minum, suhu, dan kelembaban di
dalam kandang. Kondisi yang demikian memungkinkan bahwa
keadaan di dalam kandang tidak dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan di luar kandang seperti udara, panas, hujan dan angin.
Kelemahan dari system close house adalah memerlukan investasi
yang tinggi sehingga tidak semua kalangan masyarakat mampu
untuk membuat kandang dengan system close house.

Gambar 3. Kandang Close House


II.1.3 DOC
Pemilihan DOC yang baik dan berkualitas sangat berperan
penting dalam keberhasilan ternak ayam. untuk pembiayaan sebuah
ternak, DOC memiliki beban modal kurang lebih 20% dari total biaya
modal yang dikeluarkan tentunya selain pakan, vitamin, obat dan lain-
lain, namun untuk keberhasilan DOC memiliki peran lebih dari 60%
dalam keberhasilan pada saat panen. Ciri-ciri DOC pedaging yang baik
sesuai dengan SNI atau standar nasional indonesia, yaitu :

7
1) Bobot per ekor minimal 37 gram
2) Kondisi fisik yang sehat dan tidak terdapat kelainan
3) Warna bulu seragam dan kering
4) Jaminan kematian doc maksimal 2%
adapun ciri-ciri lain menurut para peternak yang
berpengalaman adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai mata yang bening, mata yang berair adalah ciri
anak ayam yang tidak sehat
2) Pergerakan gesit dan lincah
3) Mempunyai sayap yang sama panjang dan besarnya (simetris)
4) Berjalan normal atau tidak pincang
5) Mempunyai bulu yang mengkilap dan bersih.
II.1.4 Pakan Ternak
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang
diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan
ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga
pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi.
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam. Pakan ayam broiler
dengan merk Japfa dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk terdapat tiga
jenis pakan, yaitu untuk ayam broilerr pre starter (1-7 hari)
menggunakan jenis pakan Broiler 0 Super dengan kode BR 0 SP,
untuk ayam broiler starter (8-21 hari) menggunkan jenis pakan Broiler
I Super dengan kode BR I, untuk ayam broiler finisher menggunakan
pakan Broiler II Super dengan kode BR II. Harga pakan ayam broiler
dengan merk Japfa, yaitu :
1) Broiler 0 Super dengan kode BR 0 SP : Rp369.000
2) Broiler I Super dengan kode BR I : Rp355.000
3) Broiler II Super dengan kode BR II : Rp339.000
II.1.5 Industri Penyedia Pakan Konsentrat
Industri pakan merupakan industri yang bertugas untuk
mengolah bahan baku pakan baik secara manual, mekanis, dan kimia,

8
menjadi pakan (ransum) yang dapat dikonsumsi ternak unutk
memenuhi kebutuhan gizinya.
Salah satu industri penyedia pakan ternak untuk ayam pegading
ialah PT Japfa Comfeed Indonesia. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
(JPFA) adalah perusahaan makanan agri. Kegiatan intinya meliputi
pembuatan pakan ternak, peternakan ayam, pengolahan unggas dan
budidaya perikanan.
Sejak tahun 1975, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
menghasilkan pakan ternak ayam broiler dan ayam layer berperforma
tinggi yang berkualitas dan terpercaya. PT Japfa Comfeed Indonesia
Tbk senantiasa menjaga kualitas pakan ternak kami dengan hanya
menggunakan bahan baku terbaik yang diproduksi dengan teknologi
terkini dan melalui proses pengendalian mutu yang ketat.
Produk-produk berkualitas kami seputar ternak ayam
mencakup pakan, DOC ayam, animal health, produksi ayam pedaging,
dan protein hewani olahan adalah persembahan anak bangsa dari
Indonesia untuk Indonesia.
II.1.6 Peralatan Ternak
Peralatan yang dibutuhkan saat ternak ayam pedaging, yaitu
1) Tempat pakan
Jenis-jenis tempat pakan untuk ternak ayam pedaging
a. Tempat pakan manual : memiliki ukuran dan kapasitas yang
disesuaikan dengan kandang ayam para peternak mulai dari
ukuran 1kg, 3kg, 5kg, 6kg, 7kg hingga 10kg.

Gambar 4. Tempat Pakan Manual

9
b. Baby chick feeder : merupakan tempat pakan ayam yang
memang digunakan khusus DOC digunakan sampai umur 14
hari.

Gambar 5. Baby Chick Feeder


c. Tempat pakan super feeder : dapat digunakan pada ayam DOC
hingga dewasa.

Gambar 6. super feeder


d. Automatic feeding system : alat otomatis untuk memberi pakan
pada ayam agar ketersediaan pakan ayam tetap yang digunakan
pada kandang close house.

Gambar 7. Automatic Feeding System


2) Tempat minum
a. Tempat minum ayam manual : pengaplikasiannya butuh waktu,
karena harus sering dicek apakah air sudah waktunya diisi atau
belum.

10
Gambar 8. Tempat Minum Manual
b. Tempat minum otomatis : pengaplikasiannya lebih mudah,
karena hanya memasang sebuah pipa yang terhubung dengan
aliran air, lalu selang dari tempat minum otomatis tinggal
disambungkan ke pipa.

Gambar 9. Tempat Minum Otomatis


c. Tempat tadah minum dan nipple : digunakan untuk system
kandang close house, karena lebih efisien dan tidak memakan
banyak tempat dan kebersihan air tetap terjaga.

Gambar 10. Tadah Minum dan Nipple


3) Chick guard
Pemasangan chick guard bertujuan untuk membatasi ruang
gerak anak ayam sehingga pemanas (brooder) dapat bekerja secara

11
efisien, panas brooder akan terfokus kepada anak ayam yang
berada didalam lingkaran chick guard. Umumnya chick guard
terbuat dari seng agar mudah meratakan suhu hangat dari pemanas,
dipasang dengan membentuk lingkaran (tidak bersudut). Chick
guard digunakan pasa masa brooding ayam broiler yang
berlangsung sampai ayam berumur 14 kari. Kapasitas chick guard
pada minggu kesatu adalah 100 ekor DOC/m2. Pada minggu kedua
kapasitas berkurang setengahnya.
4) Pamanas
Fungsi utama pemanas, yaitu untuk menghangatkan dan
mencegah DOC dari kedinginan yang bisa berakibat pada
kematian. Jenis-jenis pemanas
a. Heater central : Heater central bisa digunakan untuk
memanaskan kurang lebih 1000 ekor DOC.
b. Pemanas batubara : Pemanas batubara mampu menghangati
sekitar 750-1.200 ekor DOC.
c. Pemanas minyak tanah (semawar) : Pemanas jenis semawar
dapat digunakan untuk populasi 500-1.500 ekor DOC.
d. Pemanas gasolec : Pemanas gasolec mampu menghangatkan
1.000-1.500 ekor DOC.
e. Pemanas kompor sekam : Pemanas kompor sekam memiliki
daya tampung untuk menghangatkan 100-500 ekor DOC.
5) Lampu
Lampu digunakan untuk program pencahayaan ayam
pedaging. Cahaya sangat di perlukan untuk ayam pedaging
terutama pada tujuh hari pertama (Lavergne, 2005). Manfaat
pencahayaan dalam pemeliharaan ayam pedaging, yaitu
mengurangi angka kematian, mengurangi kasus ayam mati
mendadak, mengurangi kematian ayam dalam satu malam,
memperbaiki tingkat konversi pakan, meningkatkan tingkat
keseragaman, dan meningkatkan rataan pertambahan bobot badan

12
harian (Fadilah, 2013). Lampu yang dapat digunakan untuk
pencahayaan, yaitu lapu pijar, lampu neon, lampu led.
6) Litter
Litter merupakan alas kandang yang berfungsi untuk
menyerap air, menyerap ammonia, isolasi panas, dan
meminimalkan ayam kontak langsung dengan lantai. Kebutuhan
litter per m2 standarnya 4 kg dengan ketebalan 8 cm.
7) Blower/ Exhaust Fan
Blower/ Exhaust Fan digunakan pada system kandang close
house. Blower berfungsi untuk menyedot atau membuang bau
amoniak didalam kandang supaya hawa di dalam kandang lebih
segar dan mengatur aliran udara/ventilator didalam kandang
supaya udara selalu berganti setiap saat.
8) Pendingin/Celldeck
Pendingin/Celldeck digunakan pada system kandang close
house yang berfungsi untuk mengubah udara panas dari luar
kandang menjadi udara yang lebih sejuk saat aliran udara masuk
kedalam kandang.
II.1.7 Vitamin, dan Vaksin
1) Vitamin
Vitamin dibutuhkan ayam dalam jumlah sedikit, tetapi
memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap metabolisme.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin terbagi menjadi 2, yaitu vitamin
larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin larut dalam
air (vitamin B kompleks dan vitamin C). Secara umum, peranan
vitamin dalam tubuh ayam di antaranya:
 Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas
jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan,
pernapasan, saluran reproduksi, serta mengoptimalkan
indera penglihatan.
 Vitamin B kompleks (vitamin B1 sampai B12) berfungsi
sebagai koenzim dan membantu berbagai proses

13
metabolisme nutrisi, mulai dari karbohidrat, protein dan
lemak.
 Vitamin C berfungsi dalam metabolisme sel dan sebagai
anti oksidan.
 Vitamin D menjaga rasio level kalsium dan fosfor dalam
darah. Rasio ini mempengaruhi pembentukan kerangka
normal, kekerasan paruh dan cakar serta kekuatan kerabang
telur yang terbentuk.
 Vitamin E untuk meningkatkan fertilitas, menjaga agar
pertumbuhan embrio normal, dan sebagai antioksidan.
 Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin yang
nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan
darah.
2) Vaksin
Vaksinasi ayam pedaging dibutuhkan agar ayam tercegah
dari serangan penyakit selama pertumbuhannya. Selain itu,
kegunaan lainnya adalah meningkatkan kekebalan tubuh. Jenis-
vaksin, yaitu
 Vaksin ND (Newcastle Disease)
 Vaksin IB (Infectious Bronchitis)
 Vaksin IBD Intermediate
 Vaksin AI (Avian Influenza)
 Vaksin Gumboro

II.2 Kegiatan Budidaya Ayam Pedaging


II.2.1 Persiapan Kandang
Tujuan dari persiapan kandang adalah untuk memastikan
bahwa kandang yang digunakan untuk memelihara broiler sudah
bersih. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam persiapan
kandang yaitu
 Mengeluarkan semua peralatan yang ada di dalam kandang.

14
 Menyemprot lantai kandang dan dinding dengan air yang
bertekanan tinggi. Membersihkan seluruh peralatan. Setelah
kandang dan peralatan dibersihakan, selanjutnya disemprot
dengan menggunakan desinfektan.
 Menebarkan litter ke dalam kandang 3 hari sebelum DOC
dimasukkan dan lakukan fumigasi. Litter yang digunakan untuk
DOC adalah setebal 10 cm.
 Mengatur sistem pemanas dan instalasi air minum.
 Pre-heating (Dilakukan pemanasan ruangan) sebelum DOC
ditebar di dalam kandang. Hal ini bertujuan agar DOC yang
ditebar ke dalam area brooding dapat langsung beradaptasi
dengan kondisi lingkungan kandang. Lama preheating adalah
antara 2-3 jam sebelum DOC masuk.
II.2.2 Pemasukan DOC
Hal-hal per perlu dilakukan selama penyebaran DOC yaitu:
 Saat DOC baru tiba disarankan untuk memberikan air gula guna
memulihkan kembali tenaga DOC selama perjalanan.
 Pakan dan air minum dikontrol agar selalu tersedia.
 DOC yang jelek atau cacat langsung dikeluarkan. Sedangkan
yang lemah dapat dibantu minum dengan mencelupkan ujung
paruh ke air gula.
 Penyebaran dan tingkah laku DOC, harus selalu diperhatikan dan
diamati kondisinya
 Pemanas untuk brooder harus diawasi.

15
Gambar 11. Gambaran sebaran DOC di dalam brooder

Setelah DOC dipastikan dalam kondisi nyaman, lakukan


evaluasi terhadap tembolok (crop fill). Amati penyebaran dan tingkah
laku DOC dalam chick guard. Konsumsi pakan dikatakan baik bila
minimal 75% sampel DOC temboloknya teraba kenyal dan lunak yang
mengindikasikan bahwa ayam sudah mengonsumsi cukup pakan dan
juga air minum.
II.2.3 Pengaturan Temperatur Brooder
Kontrol pada suhu brooder sebaiknya dilakukan secara terus
menerus. Kenyamanan ayam dapat dilihat pada aktivitas ayam dan
penyebarannya. Suhu yang ideal akan membuat anak ayam berkativitas
secara normal dan menyebar rata ke seluruh area brooding. Berikut
adalah tabel suhu dan kelembabab ideal sesuai dengan umur ayam.

Tabel 1. 1 Suhu dan Kelembaban Brooder sesuai dengan Umur Ayam

Umur Target Temperatur Kelembaban


(Hari) (ºC) (%)
0 33 30-50
7 30 40-60
14 27 40-60
21 24 40-60

16
28 21 50-70
35 19 50-70

II.2.4 Manajemen Pakan dan Minum


Kandungan nutrisi pakan yang baik pada pakan tentu akan
meningkatkan produktivitas ayam. Namun, jika pakan tidak memiliki
kandungan nutrisi tentu saja mempengaruhi tumbuh kembang ayam
dan berpengaruh terhadap produktivitasnya yang cenderung lambat.
Dengan memberikan pakan yang bernutrisi, ayam pedaging akan
tumbuh menjadi kuat dan sehat. Ayam pedaging yang sehat sangat
mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan. Persyaratan
kandungan nutrisi broiler dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Persyaratan Mutu Ransum Starter

No Parameter Satuan Persyaratan


1. Kadar air (maks) % 14,02
2. Protein Kasar (min) % 19,03
3. Lemak Kasar % 7,04
4. Serat Kasar (maks) % 6,05
5. Abu (maks) % 8,06
6. Kalsium (Ca) % 0,90-1,20
7. Fospor (P) total % 0,60-1,00
8. Forfor (P) tersedia (min) % 0,40
9. Aflatoksin (maks) µ/kg 50,0
10. Energi termetabolis (EM) Kkal/kg 2900
(min)
11. Asam amino
- Lisin % 0,10
- Metionin % 0,40
- Metionin + sistin % 0,60
sumber : SNI 01-3930-2006

Tabel 3. Persyaratan Mutu Ransum Finisher

17
No Parameter Satuan Persyaratan
1. Kadar air (maks) % 14,02
2. Protein Kasar (min) % 18,03
3. Lemak Kasar % 8,04
4. Serat Kasar (maks) % 6,05
5. Abu (maks) % 8,06
6. Kalsium (Ca) % 0,90-1,20
7. Fospor (P) total % 0,60-1,00
8. Forfor (P) tersedia (min) % 0,40
9. Aflatoksin (maks) µ/kg 50,0
10. Energi termetabolis (EM) Kkal/kg 2900
(min)
11. Asam amino
- Lisin % 0,90
- Metionin % 0,30
- Metionin + sistin % 0,50
sumber : SNI 01-3931-2006
Jumlah konsumsi pakan ayam pedaging menurut buku panduan
Japfa yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Konsumsi Pakan Ayam Pedaging

Umur Konsumsi Pakan (gram/ekor)

18
(Hari) Per hari Kumulatif
0
1 15 15
2 18 33
3 21 54
4 25 79
5 29 108
6 34 142
7 39 181
8 44 225
9 50 275
10 56 331
11 62 393
12 67 460
13 72 532
14 77 609
15 82 691
16 87 778
17 92 870
18 96 966
19 101 1067
20 106 1173
21 111 1284
22 116 1400
23 122 1522
24 128 1650
25 135 1785
26 142 1927
27 150 2077
28 158 2235
29 167 2402
30 177 2579

19
31 187 2766
32 198 2964
33 209 3173
34 220 3393
35 232 3625
Sumber : PT. Japfa Comfeed Indonesia
Pemberian minum diberikan secara ad libitum (tersedia setiap
saat). Vitamin dapat diberikan dengan mencampurnya dengan air
minum.
II.2.5 Pencatatan/Recording
Pencatatan laporan kegiatan setiap harinya harus dilakukan
semenjak DOC. Pencatatan tersebut meliputi jumlah ayam yang mati,
pemberian pakan, vaksin, obat, dan pertambahan berat badan
mingguan. Pencatatan dan kontrol berat badan dan keseragaman
dilakukan secara rutin setiap minggu. Hal ini bertujuan agar
pertumbuhan ayam dapat terpantau dengan baik. Penimbangan
dilakukan dengan cara melakukan sampling secara acak dan pada pada
waktu yang tetap.
II.2.6 Pemeliharaan Kesehatan Ayam Pedaging
Agar menghasilkan ayam pedaging yang berkualitas dan dapat
diterima pasar, tentunya harus mengetahui berbagai penyakit yang
dapat menyerang ayam broiler. Jenis penyakit padaayam broiler dan
cara penanggulangan, yaitu sebagai berikut :

Tabel 5. Penyakit pada Ayam Pedaging dan Caa Penanggulangan

Jenis Penyakit Cara Penanggulangan


Avain Influenza Vaksinasi, Stamping
out, Culling
Infectious Bronchitis (IB) Vaksinasi
ND Vaksinasi
Infectious Bursal Disease/Gumboro Vaksinasi
CRD Antibiotika

20
Coccidiosis Antibiotika
Berak Kapur/Pullorum Antibiotika.
Coryza/snot Antibiotika

Untuk mencegah ayam terserang penyakit maka, yaitu dengan


melakukan vaksinasi dan saitasi.

1) Vaksinasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
vaksin untuk ayam pedaging.
 Pastikan bahwa vaksin belum kedaluarsa. Perhatikan juga
jenis, dosis, dan ketepatan pemberian vaksin.
 Ayam yang divaksin harus dalam kondisi sehat.
 Suhu lingkungan harus dibawah 29ºC.
 Hindari menggunakan tempat berbahan logam, gunakan
tempat berbahan plastic.
 Air yang digunakan memiliki pH antara 6,5 – 7,5 dan bebas
dari klorin dan desinfektan
 Cuci wadah yang digunakan untuk vaksin dengan air biasa
tanpa klorin dan desinfektan
 Melakukan vaksinasi sesuai dengan tata cara dan prosedur
yang benar.
 Segera memberikan supplemen atau multivitamin setelah
melakukan vaksin untuk mengurangi stress pada ayam.

Program vaksinasi merupakan salah satu cara paling awal


dalam usaha pencegahan terhadap masuknya penyakit ke tubuh
ayam broiler. Program vaksinasi pada ayam broiler, yaitu sebagai
berikut :

Tabel 6. Program Vaksinasi Ayam Broiler

21
Umur Cara
Penyakit Jenis Vaksin
Ayam Pengaplikasian
2) 1 hari NB+IB ND live, ND Suntik atau tetes
Killed, IBD
1 Hari IB Live Tetes mata
4 Hari ND Libe atau Killed Tetes mata atau
suntik SC
3-7 Hari Avain Vaksin inaktif atau Disuntik
Influenza vaksin rekombinan
(AI) (Hepatitis B dan
HPV) atau vaksin
sub unit
14 Hari Gumboro Live Air minum

Sanitasi
Sanitasi merupakan bagian dari program biosecurty
(keamanan dari mahluk hidup penyebab penyakit). Sanitasi adalah
upaya pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan
berkembangbiaknya jasad renik, pembusuk, dan patogen yang
dapat membahayakan kesehatan.
a. Sanitasi kandang
Tahapan sanitasi kandang, sebagai berikut :
 Pembersihan Kering : Tujuan dari tahap pembersihan
kering adalah untuk mengangkat kotoran yang nampak
secara fisik seperti sekam, sisa pemeliharaan sebelumnya,
dan debu yang menempel pada dinding kandang. Pada
tahap ini, semua peralatan pemeliharaan dikeluarkan dari
dalam kandang agar proses pemberihan kandang mudah
dilakukan.
 Pembersihan Basah (Cuci Kandang) : Cuci kandang
dilakukan dengan menggunakan detergen yang bertujuan
mengangkat lemak dari sisa pemeliharaan sebelumnya.

22
Pada tahap ini, cuci seluruh bagian kandang terutama
dinding dan lantai kandang.
 Penyemprotan Desinfektan : Tujuan dari penyemprotan
desinfektan adalah untuk membunuh mikroorganisme
yang dapat menyebabkan penyakit.
 Pengapuran : Pengapuran merupakan proses lanjutan
setelah penyemprotan kandang ayam. Tujuan dari
pengapuran adalah untuk mencegah, membunuh, atau
mengurangi bakteri dan jamur yang merugikan di lantai
kandang, dan membunuh telur ektoparasit seperti telur
cacing dan serangga.
 Fumigasi : Tujuan dari fumigasi adalah untuk lebih
menyeterilkan kandang. Fumigasi adalah metode
pengendalian hama dengan menggunakan gas atau asap.
Umumnya fumigasi dilakukan pada kandang yang pada
pemeliharaan sebelumnya mengalami kasus penyakit atau
ada riwayat kasus penyakit pada pemeliharaan
sebelumnya.
 Istirahat Kandang : Istirahat kandang bertujuan untuk
memutus siklus hidup ektoparasit yang dapat
berkembangbiak didalam kandang dengan cara tidak
memberi ektoparasi tsb makanan (makanan ektoparasit tsb
dapat berasal dari kotoran ternak, pakan, sekam dll).
Istirahat kandang dilakukan setelah seluruh proses sanitasi
kandang selesai dan tirai bersih telah terpasang didinding
(kandang terbuka/openhouse). Istirahat kandang ini
umumnya dilakukan selama 2 minggu.
b. Sanitasi peralatan
Tahapan pembersihan peralatan pemeliharaan tempat
pakan dan tempat minum dilakukan dengan menyemprotkan
desinfektan pada tempat pakan dan tempat minum.Sedangkan
untuk peralatan lainnya seperti brooder, chick guard,

23
timbangan, dan peralatan lainnya dilakukan pembersihan
dengan mengelap peralatan tersebut.
II.3Kegiatan Hilir
Produk utama yang dihasilkan ayam pedaging adalah daging atau
karkas. Ayam pedaging adalah ayam yang dimanfaatkan untuk diambil
dagingnya. Daging ayam yang dijual untuk keperluan konsumsi biasanya
dijual dalam bentuk karkas. Karkas ayam pedaging adalah bagian dari
ayam pedaging hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan
lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya
(ceker). Untuk memperoleh karkas yang baik, processing perlu dilakukan
ditempat pemotongan yang bersih dengan cara yang baik dan benar.
Proses pemotongan dapat dilakukan di Rumah Pemotongan Ayam. Rumah
Potong Ayam (RPA), yaitu sebuah bangunan yang desain dan
konstruksinya telah memenuhi persyaratan teknis serta digunakan sebagai
tempat memotong ayam bagi konsumsi masyarakat umum. Membangun
RPA memerlukan persyaratan lokasi dan sarana yang cukup memadai, hal
ini tercantum dalam SNI 01-6160-1999. RPA merupakan industri
peternakan yang melakukan pemotongan ayam hidup dan diolah menjadi
karkas ayam siap dikonsumsi oleh konsumen. Limbah padat Rumah
Pemotongan Ayam relatif lebih mudah ditangani dibanding dengan limbah
cair. Limbah padat yang berupa bulu ayam yang dapat diolah kembali,
seperti bulu ayam yang dijadikan sebagai alat pembersih debu. Selain itu,
isi perut seperti hati, ampela, dan usus dapat diolah serta dikonsumsi
kembali oleh masyarakat (SNI, 1999).
Daging ayam yang telah dihasilkan dapat diolah menjadi beberapa
olahan makanan, seperti nugget, sosis, bakso, ayam frozen, dan dapat juga
diolah menjadi menu masakan, seperti opor ayam, ayam goreng, ayam
bakar, dan menu masakan lainnya.

III. PENUTUP

24
III.1 Kesimpulan
Ayam pedaging disebut juga dengan ayam broiler merupakan salah
satu ternak yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam pemenuhan
kebutuhan protein hewani. Dalam kegiatan hulu ternak pedaging, yaitu
dengan pegadaan sarana dan prasarana produksi, baik lahan, kandang, DOC,
pakan ternak, vitamin, vaksin, peralatan. Peratatan ternak ayam pedaging,
yang harus disikan dengan system kandang. Dalam kegiatan budidaya ayam
pedaging, diawali dengan persiapan kandang, pemasukan DOC, pengaturan
temperatur brooder, manajemen pakan dan minum, pencatatan/recording, dan
pemeliharaan kesehatan ayam pedaging dengan melakukan pencegahan
penyakit seperti melakukan program vaksinasi dan sanitasi. Dalam kegiatan
hilir ternak ayam pedaging, yaitu dengan memanfaatkan daging ayam dalam
bentuk karkas. Karkas ayam pedaging adalah bagian dari ayam pedaging
hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya,
dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya (ceker). Proses pemotongan
ayam dapat dilakukan di Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Daging ayam
yang telah dihasilkan dapat diolah menjadi beberapa olahan makanan, seperti
nugget, sosis, bakso, ayam frozen, dan dapat juga diolah menjadi menu
masakan, seperti opor ayam, ayam goreng, ayam bakar, dan menu masakan
lainnya.

III.2 Saran
Sebaiknya dalam berternak ayam pedaging perlu memperhatikan
semua subsistem agribisnis. Mulai dari subsistem hulu sampai dengan
subsistem hilir.

DAFTAR PUSTAKA

25
https://up3center.com/jenis-kandang-ayam-broiler/

https://www.pertanianku.com/syarat-lahan-peternakan-yang-baik/

https://www.sampulpertanian.com/2019/11/ciri-ciri-doc-atau-anak-ayam-
pedaging.html

https://text-id.123dok.com/document/ozlvlx2y4-sistem-pemeliharaan-ayam-
broiler-sistem-agribisnis-ayam-broiler.html

https://podomorofeedmill.com/info/Sesuaikan-Ragam-Jenis-Pemanas-dengan-
Kebutuhan-Kandang

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/
34787/1/981d4316d70ec008155e1de0f548e352.pdf

https://www.academia.edu/38097743/
Manajemen_Agribisnis_Ayam_Ras_Pedaging

26

Anda mungkin juga menyukai