Oleh:
SURYA ADITYA NURIL HUDA
Judul :
Nama Mahasiswa : Surya Aditya Nuril Huda
NIM : D21010024
Program Studi/Fakultas : S1 PETERNAKAN/ FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Dosen Pembimbing
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk pengaplikasian ilmu yang
di dapat di bangku perkuliahan, Praktek Kerja Lapangan dilakukan berdasarkan
serangkaian kegiatan PKL yang dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 29
februari 2024 di UPT ampel.
Metode yang digunakan adalah dengan partisipasi aktif, observasi dan wawancara.
Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder
diperoleh dengan cara melihat catatan yang ada pada usahatani, data monografi desa dan
catatan dari instansi terkait. Pengelolaan data dilakukan secara deskriptif dan hasilnya
dibandingkan dengan Pustaka yang ada.
Hasil dari kegiatan PKL ini meliputi interaksi mahasiswa kepada Masyarakat luar dan
menerapkan ilmu yang di peroleh Ketika di dalam bangku perkuliahan serta mahsiswa
mengetahui target yang di butuhkan oleh dinas dalam setiap harinya.
Simpulan yang di peroleh dari kegiatan PKL ini meliputi, Teori dengan peraktek
tidaklah selalu berdampingan, maka dari itu setelah terjun kelapangan akan lebih tahu apa
yang sebenarnya terjadi danbagaimana proses terjadinya. Mahasiswa dapat mengetahui dan
mengenali sistem kerja organisasi di suatu Perusahaan Mahasiswa dapat menambah
wawasan dan melatih diri dalam ber interaksi bermasyarakat
3
Daftar Pustaka
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL).............................................................................................1
RINGKASAN......................................................................................................................................................3
Daftar Pustaka..........................................................................................................................................................4
4
BAB I
PENDAHULUAN
4.1. Manfaat
manfaat dari PKL ini adalah :
1. Mempelajari dan mengenal lingkungan kerja
2. Menambah wawasan, ketrampilan, dan pengalaman dalam dunia kerja
3. Melatih mental untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan suatu tugas
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vaksinasi
telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan. Di dalam tubuh hewan, mikroorganisme yang
pembentukan zat-zat kekebalan (antibodi) terhadap agen penyakit tersebut (Tizard, 1988).
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak
menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil
pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan
sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu,
terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk
Secara umum berdasarkan sifat hidup agen infeksi yang terkandung dalam vaksin,
1. Vaksin Aktif
aktif biasanya dalam bentuk kering beku. Jadi, jika ingin digunakan vaksin tersebut
harus dilarutkan terlebih dahulu, yakni dengan menggunakan pelarut. Jenis pelarut
yang bisa digunakan pada vaksin aktif ini adalah dapat berupa larutan dapar, air biasa
(minum) atau aqua destilata. Namun satu hal yang harus diperhatikan, vaksin ini jika
sudah dilarutkan harus segera masuk ke dalam tubuh ternak. Setelah vaksin diberikan,
maka agen infeksi yang terkandung akan menuju ke target organ kekebalan untuk
kekebalan. Contoh vaksin aktif yaitu BCG, vaksin campak, vaksin rubella, dll.
2. Vaksin Inaktif
6
Vaksin inaktif adalah vaksin yang berisi agen infeksi dan telah diinaktifasi
dengan pengertian mikroorganisme yang telah dimatikan. Namun vaksin inaktif masih
inaktif ini berbentuk emulsi atau suspensi karena mengandung adjuvant. Adjuvant
menambah daya kerja vaksin dengan efek depo, penyerapan sedikit demi sedikit ke
Jadi vaksin tersebut setelah masuk ke dalam tubuh, vaksin inaktif tidak perlu
Cotoh vaksin inaktif : vaksin influenza, vaksin hepatitis a, vaksin tetanus, vaksin
tubuh melawan penyakit. Ketika kuman seperti bakteri atau virus menyerang tubuh,
mereka menyerang dan memperbanyak diri. Serangan ini mengakibatkan infeksi dan
beberapa alat untuk melawan infeksi. Darah mengandung sel darah putih atau sel
kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi. Sel-sel darah putih ini terutama bagian
dengan proses infeksi primer. Namun infeksi yang disebabkan oleh vaksin tidak
infeksi imitasi ini dapat membuat gejala ringan seperti demam. Gejala ringan ini
adalah wajar dan dapat dianggap bahwa tubuh sedang membuat kekebalan.
Setelah infeksi buatan ini berlalu, tubuh akan dipenuhi memori Limfosit T
juga Limfosit B yang mengingat cara untuk memerangi penyakit di kemudian hari.
Namun, dibutuhkan waktu sekitar beberapa minggu bagi tubuh untuk seseorang yang
7
baru saja mendapat vaksinasi terinfeksi oleh kuman tersebut, bukan karena
Agar bakteri atau vaksin tersebut tetap bertahan hidup, penyimpanan vaksin harus
pada temperatur ruang yang rendah. Semua vaksin yang berupa virus hidup disarankan
disimpan pada temperatur ruang dibawah nol (kondisi beku), sedangkan semua vaksin yang
berupa bakteri, penyimpanannya tidak diperbolehkan pada ruangan dalam keadaan sampai
membeku karena akan merusak antigennya selama proses kristalisasi, sehingga tidak bisa
diperhatikan pada saat penyimpanan vaksin (obat). Karena apabila vaksin atau obat tersebut
tidak disimpan pada temperatur atau kondisi pendinginan yang sudah di tentukan maka akan
berakibat buruk bagi vaksin atau obat tersebut karena akan menjadi rusak bahkan tidak dapat
Setiap obat (vaksin) yang berasal dari bahan biologik harus dilindungi terhadap
pengaruh sinar matahari, sebab jika tidak demikian maka obat tersebut akan terjadi kerusakan
dalam waktu yang sangat singkat. Semua vaksin yang berupa virus hidup disarankan
disimpan pada temperatur ruang dibawah nol (kondisi beku), sedangkan semua vaksin yang
berupa bakteri, penyimpanannya tidak diperbolehkan pada ruangan dalam keadaan sampai
membeku karena akan merusak antigennya selama proses kristalisasi, sehingga tidak bisa
Pengaruh kelembaban udara terhadap penyimpanan vaksin relatif sangat kecil dan
dapat diabaikan. Kelembaban udara hanya berpengaruh terhadap vaksin yang disimpan
1. ANTHRAVAK
8
pengebalan terhadap penyakit anthrax pada sapi, kerbau, kuda, domba, kambing dan babi.
Dosis dan Cara Pemakaian penyuntikan SK ; dosis: Sapi, kerbau dan kuda 1 ml ; domba,
kambing dan babi 0,5 ml. Kemasan Botol 250 ml ( 250 dosis) Deptan RI No. DPS. 93064
Obat Keras.
2. ANTHRAVET
Pusat Veterinaria Farma Bentuk sediaan cair. Komposisi Setiap dosis (1 ml)
mengandung tidak kurang dari 10 juta spora kuman Bacillus anthracis strain 34 F2
Wybridge yang avirulen dan tidak berkapsul di dalam campuran garam faali dengan
terhadap penyakit Anthrax (Radang Limpa) pada sapi, kerbau, kuda, domba, kambing dan
babiDosis dan Cara Pemakaian Sapi, kerbau, kuda 1 ml subkutan. Domba, kambing, babi
0,5 ml subkutan. Sebelum digunakan tempatkan vaksin pada suhu kamar terlebih dahulu
kemudian kocok sampai rata. Penyuntikan vaksin tidak menimbulkan reaksi setelah
tempat suntikan yang berkembang menjadi oedema progresif, keras dan dapat
menimbulkan kematian, karenanya pada kambing dan domba dianjurkan untuk melakukan
vaksinasi pendahuluan percobaan pada daerah yang belum pernah divaksinasi, dengan
bermacam-macam dosis. Kekebalan terjadi setelah melalui masa negatif 10-14 hari, tetapi
pada kuda sampai 6 minggu. Air susu yang dihasilkan dari sapi perah yang
memperlihatkan reaksi sistematik akibat vaksinasi seperti demam, anorexia atau gejala
klinis yang lain tidak boleh dikonsumsi. Hewan tidak boleh dipotong dan
diulang setiap 6 bulan Kemasan Botol berisi 125 ml. Deptan RI No. D. 9810534 VKC.1.
Obat keras.
Komposisi mengandung bakteri Brucella abortus strain RB-51 Indikasi untuk pencegahan
sapi betina dari penyakit keluron/ keguguran/abortus yang disebabkan oleh bakteri
9
Brucella abortus. Penggunaan vaksin harus dibawah pengawasan Dokter Hewan Kemasan
5 dosis/vial.
Kesehatan hewan merupakan suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel
yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secar fisiologis berfungsi normal
(Subronto dan Tjahajati, 2001). Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2008), gangguan
dan penyakit dapat menyerang ternak sehingga untuk membatasi kerugian ekonomi
diperlukan kontrol untuk menjaga kesehatan sapi menjadi sangat penting. Manajemen
kesehatan yang baik sangat mempengaruhi pada kesehatan sapi potong.
Menurut Handoko (2008), cakupan kesehatan ternak sangat luas dan menyinggung
hingga pada aspek kesehatan bahan pangan bbasal ternak, kesehatan lingkungan dan
kesehatan masyarakat veteriner. Kesehatan masyarakat veteriner merupakan bagian penting
dari aktivitas masyarakat karena merupakan rantai penghubung antara bidang kesehatan
hewan dan kesehatan manusia berkaitan dengan pencegahan, pengendalian dan pengobatan
penyakit zoonotik atau penyakit yang menular dari hewan kemanusia sehingga sangat
penting dalam penerapan biosekuriti (Direktorat Budidaya Ternak, 2014).
Menurut Direktorat Budidaya Ternak (2014), penerapan biosekuriti dimaksudkan
sebagai tindakan untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen penyakit kepopulasi hewan
rentan disuatu peternakan atau daerah, misalnya kebersihan kandang, peralatan dan
lingkungan serta pemisahan ternak baru dari ternak lama dan pemisahan ternak sakit dari
ternak sehat. Kebersihan merupakan kata dan tindakan paling penting dalam suatu usaha
peternakan sehingga perlu adanya program pencegahan penyakit (Handoko, 2008).
Kesehatan ternak bisa dicapai dengan tindakan higienis, sanitasi lingkungan,
vaksinasi, pemberian pakan dan teknis yang tepat (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Sapi yang
sehat dan merasa nyaman dengan lingkungannya akan memberikan peforma maksimal dan
mengalami penambahan bobot badan sesuai target. sebaiknya peternak memahami
hama dan penyakit yang sering menyerang ternak beserta cara pengobatan dan
pencegahannya (Rahmat dan Harianto, 2012).
10
BAB III
pelayanan terpadu (UPT) Ampel, Kabupaten Boyolali. Pada tanggal 29 januari hingga 29
3.2 Materi
Alat yang digunakkan dalam praktik lapangan ini adalah suntikan, vaksin, obat-
obatan.vitamin, dan cooler box kecil. Bahan yang digunakkan dalam praktik lapangan ini
3.3 metode
Metode yang dilakukan dalam praktik lapangan ini adalah terlibat langsung
dalamkegiatan vaksinasi dan pengobatan. Mulai dari pengambilan obat menggunakan
suntik sesuaidosis, dan pemberian obat k epada setiap peternak.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
peternak dapat dilakukan melalui layanan medik veteriner preventif, medikatif dan
promotive (Merdana et l., 2019).
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali mengajukan sebanyak 10 ribu
vaksin, dan dari pengajuan tersebut Kabupaten Boyolali sebanyak 3.000 dosis.
Penyuntikan di fokuskan pada hewan ternak khususnya sapi perah yang sehat, serta di
wilayah hijau PMK. Setiap satu ekor sapi mendapatkan 2 mili vaksin.
4.3.1 Tahap Vaksinasi PMK
1. Tahap Persiapan
a) Memastikan jumlah ternak besar (sapi/kerbau) dan kecil
(kambing/dommba) yang akan divaksinasi.
b) Menyiapkan perlengkapan SDM dan Logistik.
c) Sumber Daya Manusia : Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Petugas
Recorder
d) Logistic : coolbox/tas vaksin, cool pack, spuit mika/spuit otomatis,
jarum suntik, ear tag, sarung tagan, sepatu boots, obat-obatan serta
formular pencatatan vaksinasi.
2. Tahap Vaksinasi
a) Membawa vaksin menggunakan coolbox dengan cool pack didalamnya.
Pastikan vaksin terlindung dari sinar matahari langsung dan selalu
dalam keadaan dingin.
b) Jangan tinggalkan coolbox dibawah sinar matahari, jangan hangatkan
vaksin sebelum digunakan.
c) Kegiatan vaksinasi harus diawali dari wilayah yang paling bersih/paling
sedikit tertular PMK-nya.
d) Sasaran vaksin harus ternak yang sehat mulai pedet umur 2 minggu
sampai dengan ternak dewasa yang sehat.
e) Vaksin yang digunakan untuk pencegahan PMK ini adalah OUROVAC
AFTOSA, berisi 200 ml dan disuntikkan secara intramuscular (IM) di
area leher sebelah kanan atau kiri secara intra muscular dengan dosis
2ml/ekor ternak ruminansia besar dan 1ml/ekor pada ternak ruminansia
kecil.
f) Hal yang sangat penting yaitu memastikan vaksin selalu dalam keadaan
dingin. Imunitas sangat tergantung pada rantai dingin ini.
g) Vaksin harus selalu disimpan disuhu 2-8 celcius sepanjang waktu, tetapi
jangan dibekukan, karena vaksin akan rusak pada suhu beku
h) Vaksin OUROVAC AFTOSA berisi 200 ml, 1 botol vaksin untuk 100
ekor ternak ruminansia besar. Botol vaksin yang sudah terbuka harus
13
dihabiskan di hari yang sama, bila tidak makka akan menurunkan
efektifitas dari vaksin ini.
Tabel 1. Vaksin PMK (Ourovac Aftosa)
Gambar Cara Penanganan
1. Vaksin harus disimpan pada lemari
es bagian refrigerator pada suhu 2-
8ºC. Jangan menyimpan vaksin
pada bagian freezer. Lemari es
sebaiknya dikhususkan hanya
untuk menyimpan vaksin.
2. Vaksin yang akan digunakan tidak
boleh kena matahari langsung baik
pada saat membuka ampul,
mencampur vaksin, atau saat
menyuntik, karena sinar matahari
dapat merusak vaksin.
3. Jika jarak pengiriman cukup jauh
maka vaksin dibawa menggunakan
Cold box yang ditambahkan es
batu. Penggunaan Cold box akan
jauh lebih aman apabila hanya
digunakan untuk mengirim vaksin
antar wilayah dalam kota.
Sedangkan untuk wilayah yang
cukup jauh, gunakan mobil khusus
pengirim vaksin yang dilengkapi
dengan mesin pendingin agar suhu
tetap terjaga 2-8ºC.
4. Jangan mencampur vaksin dan
obat sekaligus
Sumber: Peternakan Djion Puyuh Makassar, Bontoramba Somba Opu Gowa, Sulawesi Selatan, 2019.
14
………………………………………(DIISI KEGIATANE NOPO WAE, NENG DESO
NGENDI WAE, PENYAKIT SENG MENYERANG OPO WAE CIRI-CIRI/GEJAL-
GEJALANE OPO, JENIS OBAT SENG DIGUNAKAN DOSIS E SEPIRO)
15
16