Anda di halaman 1dari 23

PENYAKIT MENULAR

HIV/AIDS

Dosen Pengampu : Yudha Sukowati S.Si., M.Farm.,Apt

Disusun Oleh :

SEPTI LIANA 332198420129


Kelas :
DF-20 2A

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

STIKes IKIFA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PENYAKIT MENULAR HIV/AIDS” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang HIV
AIDS bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Yudha Sukowati S.Si., M.Farm.,Apt,
selaku Dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 10 Februari 2022

Septi Liana

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 5
2.1 Anatomi fisiologi system imun .......................................................................... 6
2.2 Pengertian Aids ................................................................................................. 9
2.3 Perjalanan Penyakit Aids ................................................................................. 10
2.4 Klasifikasi ....................................................................................................... 11
2.5 Komplikasi ...................................................................................................... 12
2.6 Cara Penularan ................................................................................................ 15
2.7 Pencegahan Penularan ..................................................................................... 16
2.8 Pemeriksaan Laboratorium .............................................................................. 16
2.9 Pentalaksanaan ................................................................................................ 28
III. PENUTUP ............................................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 21
3.2 Saran ............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 (Cluster of Differentiation
4) sehingga mengakibatkan penurunan sistem pertahanan tubuh. Kecepatan produksi
HIV berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut (Bruner
& Suddarth, 2002). HIV umumnya ditransmisikan melalui hubungan seksual, darah,
air mani, dan sekresi vagina (McCann,dkk, 2007).
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala
klinis yang merupakan hasil akhir dari infeksi HIV dan menandakan infeksi HIV yang
sudah berlangsung lama (Price, 2006). Replikasi virus yang terus berlangsung
mengakibatkan semakin beratnya kerusakan sistem kekebalan tubuh dan kerentanan
terhadap Infeksi. Infeksi yang timbul sebagai akibat dari gangguan sistem imun
dinamakan Infeksi Oportunistik (Bruner & Suddarth, 2002).
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal
dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu:
H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan
tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang konsep dasar aids
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian aids
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang komplikasi penyakit aids

3
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pemeriksaan laboratorium
pada pasien aids
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang cara penuluaran penyakit aids
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pencegahan penularan
penyakit aids

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Imun

Pengertian system imun

system perlindungan pengaruh luarbiologis yang dilakukan oleh sel dan organ khus
us padasuatu organisme. Jika system kekebalan bekerjadengan benar, system ini ak
an melindungi tubuhterhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkansel kan
ker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika systemkekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuhjuga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,termasuk virus y
ang menyebabkan demam dan flu,dapat berkembang dalam tubuh.

Fungsi sistem imun:

1. Pembentuk kekebalan tubuh.

5
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam
tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas manusia berhubungan erat dengan sistem limfatik, karena itu organ
organ yang berperan disini adalah organ-organ sistem limfatik. di bagi menjadi dua,
yaitu:

1. Organ limfatik primer


a. Timus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada
bagian atas. Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.
b. Sumsum Tulang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan
tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan
jaringan limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada
timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.
2. Organ limfatik sekunder
a. Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit .
Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk
ke dalam cairan lymph.
Tonsil terletak pada :
1) Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )
2) Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)
3) Di bawah lidah (tonsila liqualis)

Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph


afferent oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan lympha.

6
b. Nodus limfa
Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang
mengandung limfosit dan makrofag.
Nodus limfa berfungsi sebagai:
1) Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati
nodus.
2) Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus
bermultiplikasi secara konstan dan sel-sel yang baru terbentuk akan
dibawa oleh cairan limfe.
3) Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk
mencegah infeksi.
c. Limpa
Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri
abdomen di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan
sebelas. Limpa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh
diafragma. Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor
pankreas.
Fungsi limpa :
1) Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada
orang dewasa juga masih mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.
2) Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
3) Limpa juga menghasilkan limfosit.
4) Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan
trombosit.
5) Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam
perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat antibody

7
2.2 Pengertian AIDS
HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh (BKKBN, 2007). Menurut Depkes RI (2008)
menyatakan bahwa HIV adalah sejenis retrovirus-RNA yang menerang sistem
kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency
Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. HIV/AIDS adalah suatu kumpulan
kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia &
Wilson, 2005).
AIDS atau sindrom kehilangan kekebaan tubuh adalah kehilangan kekebalan
tubuh manusia sebuah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat
kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi
bakteri, jamur, parasit, dan pirus tertentu yang bersipat oportunistik. Selain itu
penderita AIDS sering sekali menderita keganasan, khususnya sarkoma kaposi dan
limpoma yang hanya menyerang otak (Djuanda, 2007).
Seseorang yang terinfeksi HIV dengan mudah dapat terserang berbagai
penyakit lain karena rendahnya daya imunitas tubuh dan dapat mengakibatkan
kematian.
Dua definisi dari AIDS (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3 tahun 1998)
1. AIDS dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit
dengan karakteristik defisiensi imun yang berat dan merupakan manifestasi
stadium akhir infeksi HIV.
2. AIDS adalah suatu penyakit yang menunjukkan adanya defisiensi imun selular
,misalnya : sarcoma Kaposi , atau satu atau lebih infeksi oportunistik yang di
diagnostic dengan cara yang dapat di percaya .

Definisi dari AIDS (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Tahun 2015)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome ) dapat di artikan sebagai kumpulan


gejala atau penyakit yang di sebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat

8
infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk family
retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

2.3 Perjalanan Penyakit AIDS


Perjalanan penyakit HIV/AIDS dibagi dalam tahap - tahap berdasarkan
keadaan klinis dan jumlah CD4 (Cluster of Differentiaton). Menurut WHO (2006)
tahapan infeksi HIV/AIDS terbagi menjadi 4 stadium klinis :
1. Stadium klinis I
a. Sejak virus masuk sampai terbentuk anti body (berlangsung 15 hari – 3 bulan).
b. Keluhan yang sering muncul seperti sakit flu biasa dan bila diberi obat akan
berkurang atau sembuh, kadang terdapat limfadenopati generalisata.
c. Hasil tes negatif, namun orang yang sudah terinfeksi ini sudah dapat
menularkan pada orang lain.
d. CD4-nya 500 – 1000.
2. Stadium klinis II
a. Waktunya antara 3 bulan s/d 5-10 tahun.
b. Hasil tes positif. 3) Tidak ada keluhan.
c. CD4-nya 500 – 750.
3. Stadium klinis III (pra AIDS)
a. Sudah tampak gejala tetapi masih umum seperti penyakit lainnya.
b. Keluhan yang sering muncul : sariawan, kandidiasis mulut persisten, selera
makan hilang, demam berkepanjangan > 1 bulan, diare kronis > 1 bulan,
kehilangan BB > 10%, timbul bercak-bercak merah di bawah kulit, TB paru,
anemia yang tidak diketahui sebabnya, trombositopenia, limfisitopenia,
pneumobakterial.
c. CD4-nya 100 – 500
4. Stadium klinis IV
a. Penderita tampak sangat lemah sekali.
b. Daya tahan tubuh menurun.

9
c. Munculnya beberapa penyakit yang sangat fatal seperti pneumonia bacterial
berulang, herpes simpleks kronis, toksoplasmosis otak, cito megalo virus,
mikobakteriosis, tuberkolosis luar paru, ensefalopati HIV, timbul tumor atau
kanker (limfoma dan sarkoma kaposi)
2.4 Klasifikasi
Tabel 1 Klasifikasi Infeksi HIV Menurut WHO 2006
Stadium Klinis I Asimtomatik Total 1. Asimtomatik
CD4 : >500/ml 2. Limfadenopati generalisata
persisten
Stadium Klinis II Sakit Ringan Total 1. Penurunan berat badan 10%
CD4 : 200-499/ml 2. Ispa berulang (sinusitis, tonsillitis,
otitismedia dan faringitis
3. Herpes zoster
4. Kelitis angularis
Stadium Klinis III Sakit sedang 1. Diare kronis > 1 bulan
Penurunan berat badan >10% 2. Kandidiasis oral
3. TB Paru
4. Limfadenopati generalisata
persisten
Stadium Klinis IV Sakit berat (AIDS) 1. HIV wasting syndrome
Total CD4 : < 200/ml 2. Pneumonia pneu mosistis
3. Herpes simpleks > 1 bulan
4. Kandidiasis esophagus
5. TB ekstra paru
6. Sarkoma Kaposi
7. Retinitis CMV
8. Toksoplasmosis
9. Ensefalopati HIV
10. Meningitis kriptokus

10
11. Infeksi mykobakterium non TB
iseminata
12. Progresssivemultifocal
13. Mikosis profunda
14. Limfoma
15. Karsinoma
16. Isoproriasis kronis
17. Nefropati dan kardiomiopati terkait
HIV

Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, maka makin kronis suatu penyakit


terutama pada pasien HIV/AIDS dapat mengganggu kemampuan untuk terlibat dalam
aktivitas yang menunjang perasaan berharga atau berhasil, makin besar pengaruhnya
pada peningkatan harga diri. Penyakit HIV/AIDS yang mengubah pola hidup dapat
juga menurunkan perasaan nilai diri. Sedangkan harga diri pada pasien HIV/AIDS
adalah rasa ingin dihormati, diterima, kompeten, dan bernilai. Orang dengan harga
diri rendah, sering merasa tidak dicintai dan sering mengalami depresi dan ansietas
(Perry & Potter, 2005).
2.5 Komplikasi
1. Tuberkolosis (Infeksi TBC)
Di negara-negara miskin sumber daya, TBC adalah infeksi yang di gadang-
gadang paling banyak terkait dengan HIV dan merupakan penyebab utama
kematian di antara penderita AIDS .Jutaan orang saat ini terinfeksi HIV dan
tuberculosis dan banyak ahli menganggap dua penyakit ini dapat menjadi
epidemi yang berbahaya.
2. Salmonellosis (Infeksi penyakit yang berasal dari makanan)
Penderita mendapati infeksi bakteri ini dari makanan atau air yang
terkontaminasi. Tanda dan gejala termasuk diare berat, demam, menggigil,
sakit perut, dan muntah. Meskipun setiap orang terkena bakteri salmonella

11
dapat menjadi sakit, tetapi salmonellosis jauh lebih banyak di derita oleh orang
pengidap HIV positif.
3. Cytomegalovirus (Infeksi virus menyerang sel imun tubuh)
Umumnya virus herpes ini di tularkan dalam bentuk cairan tubuh seperti air
liur, darah, urin, air mani, dan ASI. Sistem kekebalan tubuh yang sehat
memang dapat menonaktifkan virus, namun virus tetap aktif di dalam tubuh
penderita. Jika system kekebalan tubuh melemah, maka virus muncul kembali
dan akan menyebabkan kerusakan ppada mata, saluran pencernaan, paru-paru
atau organ lain penderita.
4. Herpes encephalitis (infeksi yang menyerang saraf otak)
Herpes simpleks ensefalitis (HSE) adalah penyakit akut atau subu akut, tanda-
tanda yang menyebabkan disfungsi syaraf otak. Ditandai adanya gejala
demam, sakit kepala, perubahan perilaku,dan kebingungan.
5. Kandiasis (Infeksi yang di sebabkan oleh jamur)
Kandiasis adalah infeksi terkait HIV umu.Hal ini menyebabkan peradangan
dan terbentuknya lapisan putih tebal pada selaput lender di mulut, lidah,
kerongkongan, dan di dalam vagina. Penderita anak-anak mungkin memiliki
gejala terparah terutama di dalma mulut atau kerongkongan yang dapat etrasa
menyakitkan ketika makan.
6. Meningitis kriptokokus (infeksi peradangan syaraf pusat )
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah
infeksi system saraf pusat, penyakit ini biasa muncul karena terkait langsung
dengan HIV, penyakit ini di sebabkan oleh jamur yang di temukan dalam
tanah. Penyakit ini juga dapat di sebabkan oelh kotoran burung atau kotoran
kelelawar.
7. Toksoplasmosis (infeksi penyakit pada wanita yang sedang hamil)
Infeksi yang mematikan ini di sebabkan oleh Toxoplasma gondii, yaitu
jaringan parasite yang di sebarkan terutama oleh kucing. Kucing yang positif

12
terinfeksi akan mengeluarkan parasite dalam tinja mereka, kemudian parasite
akan menyebar ke hewan dan manusia lain di sekitarnya.
8. Cryptosporidiosis (infeksi pada saluran pencernaan)
Infeksi ini di sebabkan oleh parasite di usus yang biasa di temukan pada hewan.
Penderita akan terpapar kriptosporidiosis ketika penderita menelan makanan
atau air yang terkontaminasi. Pada manusia yang positif memiliki virus ini
menyebabkan 3 jenis infeksi :
a. Infeksi yang di sebabkan luka atau kriptokokosis kutan
b. Infeksi paru-paru /kriptokokosis paru
c. Kriptokokal meningitis/infeksi pada system saraf pusat
9. Kanker/tumor
a. Sarcoma Kaposi(tumor/kanker darah)
Tumor/kanker darah biasanya muncul sebagai benjolan merah muda,
merah, atau ungu pada kulit dan mulut.pada orang dengan kulit lebih
gelap, lesi mungkin terlihat coklat tua atau hitam.Tumor/kanker darah
juga dapat mempengaruhi organ-organ internal, termasuk saluran
pencernaan dan paru-paru.
b. Limfoma(kanker getah bening)
Kanker jenis ini berasal dari sel darah putih dan biasanya pertama kali
muncul dalam kelenjar getah bening penderita.Tanda awalnya adalah
rasa sakit pada pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak,
atau pangkal paha.

10. Sindrom wasting


Ini di definisikan sebagai kehilangan setidaknya 10% dari berat badan yang di
sertai dengan diare, kelemahan kronis dan demam.

11. Komplikasi neurologis


Meskipun AIDS tidak muncul untuk menginfeksi sel-sel saraf yang dapat
menyebabkan gejala neurologis seperti kebingungan, depresi, kecemasan, dan

13
kesulitan berjalan. Salah satu komplikasi neurologis yang paling biasa terjadi
adalah kompleks demensia AIDS yang mengaraha ke perubahan perilaku dan
fungsi mental yang berkurang.
12. Penyakit ginjal
Peradangan filter kecil di ginjal yang menghapus kelebihan cairan dan limbah
dari aliran darah dan meneruskannya ke urin.
2.6 Cara Penularan
Menurut Martono (2006) virus HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara yaitu :
1. Hubungan seksual
Dengan orang yang menderita HIV/AIDS baik hubungan seksual secara vagina,
oral maupun anal, karena pada umumnya HIV terdapat pada darah, sperma dan
cairan vagina. Ini adalah cara penularan yang paling umum terjadi. Sekitar 70-
80% total kasus HIV/AIDS di dunia (hetero seksual >70% dan homo seksual
10%) disumbangkan melalui penularan seksual meskipun resiko terkena
HIV/AIDS untuk sekali terpapar kecil yakni 0,1-1,0%.
2. Tranfusi darah yang tercemar HIV
Darah yang mengandung HIV secara otomatis akan mencemari darah penerima.
Bila ini terjadi maka pasien secara langsung terinfeksi HIV, resiko penularan
sekali terpapar >90%. Transfusi darah menyumbang kasus HIV/AIDS sebesar 3-
5% dari total kasus sedunia.
3. Tertusuk atau tubuh tergores oleh alat yang tercemar HIV
Jarum suntik, alat tindik, jarum tattoo atau pisau cukur yang sebelumnya
digunakan oleh orang HIV (+) dapat sebagai media penularan. Resiko
penularannya 0,5-1-1% dan menyumbangkan kasus HIV/AIDS sebesar 5-10%
total seluruh kasus sedunia.
4. Ibu hamil yang menderita HIV (+)
Penularan kepada janin yang dikandungnya dengan resiko penularan ±30% dan
berkontribusi terhadap total kasus sedunia sebesar 5-10%.

14
2.7 Pencegahan Penularan
1. Pendekatan yang digunakan dalam upaya pencegahan penularan infeksi HIV
Dengan penyuluhan untuk mempertahankan perilaku tidak beresiko serta
penggunaan kondom untuk mencegah penularan melalui hubungan seksual
2. Pencegahan di kalangan pengguna narkotika suntikan
Dengan pendekatan harm reduction yaitu upaya untuk mengurangi penularan
penyakit melalui jarum suntik dengancra membagikan jarum suntik steril serta
mengajarkan prinsip-prinsip sterilisasi
3. Untuk mncegah penularan dari Ibu Hamil ke Bayi yang sedang di kandung
Dapat di lakukan pemberian obat antiretroviral azidotimidn (AZT) dan seksio
sesaria
2.8 Pemeriksaan Laboratorium
Umumnya di bagi atas 3 kelompok, yaitu :
1. Pembuktian Adanya Ab atau Ag HIV
HIV terdiri dari selubung, kapsid, dan inti. Masing-masing terdiri dari protein
yang bersifat sebagai antigen dan menimbulkan pembentukan antibody dalam
tubuh yang terinfeksi. Teknik pemeriksaan :
a. Tes untuk menguji Ab HIV
Dengan cara ELISA, Western Blot, RIPA, dan IFA
b. Tes untuk menguji antigen HIV
Dengan cara pembiakan virus, antigen p24, dan PCR.
Tes ELISA adalah cara yang praktis dan umum di pakai karena tes ELISA memiliki
sensitivitas yang tinggi. Untuk menghindari adanya hasil tes yang positif palsu, tes
ELISA perlu di konfirmasi dengan Tes Western Blot. Setiap tes positif dengan ELISA
I akan di ulangi dengan ELISA II dari sampel yang sama, dan bila tes kedua positif,
lalu di lakukan tes Western Blot. Dengan konfirmasi tes Western Blot ini, hasil tes di
katakan positif.
1. Tes yang menunjukkan adanya defisiensi Imun

15
Tes ini di lakukan untuk pemeriksaan Hb, jumlah leukosit, trombosit, jumlah
limfosit dan sediaan apusan darah tepi atau sumsum tulang. Pada pasien AIDS
dapat di temui anemia, leukopenia, trombositopenia, dan dysplasia sumsum
tulang normo atau hiperselular. Di katakana terjadi gangguan system imun bila
telah terjadi penurunan jumlah sel limfosit, sel CD4 dan menurunnya ratio CD4
/CD8.
2. Tes untuk infeksi oportunistik atau kanker
Setiap infeksi oportunistik atau kanker sekunder yang ada pada pasien ADIS di
periksa sesuai dengan metode diagnostic penyakitnya masing-masing, mislanya :
pemeriksaan mikroskopis untuk kandiasi, PCP, TBC Paru, dan lain-lain. Kadang-
kadang perlu pemeriksaan penunjang lain seperti laboratorium rutin, serologis,
radiologis, USG, CT scan, bronskopi, pembiakan, histopatologis, dan lain-lain.
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari :
2.9.1 Pengobatan
Pengobatan pada engidap HIV/penderita AIDS di tujukan terhadap :
a. Virus HIV
Obat Antiretrovirus
 Zidovudine
Sebagai terapi pertama antiretrovirus , bila jumlah CD 4 < 500/mm3
Efek menguntungkan :
a) Memperpanjang masa hidup (1-2 tahun)
b) Mengurangi frekuensi dan berat infeksi oportunistik
c) Menunda progresivitas penyakit
d) Memperbaiki kualitas hidup pasien
e) Mengurangi risiko penularan perinatal
f) Mengurangi kadar Ag p24 dallam serum dan cairan spinal.

Efek Samping :

a) Sakit kepala

16
b) Nausea
c) Anemia
d) Neutropenia
e) Malaise
f) Fatique
g) Agitasi
h) Insomnia
i) Muntah dan rasa tidak enak di perut.
 Didanosine (ddl) , Videx
Merupakan terapi kedua untuk yang intoleransi terhadap AZT ,atau sebagai
kombinasi dengan AZT, bila ternyata ada kemungkinan respon terhadap AZT
menurun .
Efek menguntungkan :
a) Untuk menunda infeksi oportunistik respon terhadap AZT menurun
b) Untuk menunda infeksi oportunistik pad ARC dan asimptomatik
Efek samping :
a) Neuropati kanker
b) Pankreatitis
b. Obat-obat untuk Infeksi Oportunistik
Tergantung infeksi oportunistik apa yang timbul. Infeksi yang paling sering
timbul adalah PCP dan TBC
 Pemberian profilaktik untuk PCP
Di mulai bila CD4 < 250 mm/mm3, dengan obat kotrimokzasol 2
kali/minggu, dosis 2 tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300
mg, dan dapsone atau fansidar.
 Profilaksis untuk TBC
Di mulai bila PDP > = 5 mm dan pasien anergik. Di pakai INH 300
mg po qd dengan vitamin B6 atau rifampisin 600 mg po qd bila
intolerans INH
 Profilaksis untuk MAI

17
Bila CD4 < 200/mm3 dengan flukonazol po q minggu, bila pernah
menderita oral kandiasis sebelumnya.
 Profilatis kandiasis
Belum di rekomendasikan karena cepat timbul resistensi obat dan
biaya yang mahal.
c. Obat untuk kanker sekunder
Untuk sarcoma Kaposi, KS Soliter dengan radiasi dan untuk KS multiple
dengan kemoterapi, sedangkan untuk kanker maligna sesuai dengan
penanganan limfoma pada pasien non HIV.
d. Immune restoring Agents
Obat ini di harapkan dapat memperbaiki fungsi sel limfosit, menambah
jumlah limfosit, sehingga dapat memperbaiki status kekebalan pasien
Bisa dengan memakai :
1) Interferon alpha, gama
2) Ekstrak kelenjar thymus
3) Levamisole
4) Untuk mengganti sel limfosit : transfuse limfosit , transplantasi timus
dan transplantasi sumsum tulang.
e. Pengobatan simtomatis dan suportif
1) Analgetik
2) Vitamin
3) Transfuse darah
4) Tranquilizer minor
2.9.2 Perawatan
Perawatan di lakukan dengan meningat prinsip -prinsip isolasi protektif dan
isolasi preventif.
2.9.3 Rehabilitasi
Di tujukan pada pengidap / pasien AIDS dan keluarga / orang terdekat,dengan
melakukan konseling yang bertujuan untuk :
a. Memberi dukungan mental -psikologis

18
b. Membantu mereka untuk bias mengubah perilaku risiko tinggi menjadi
perilaku yang tidak beresiko atau kurang beresiko
c. Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat sehingga bias
mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
d. Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan
dengan penyakitnya.
2.9.4 Edukasi
Pendidikan tentang acra hidup sehat , mengatur diet , menghindari kebiasaan yang
dapat merugikan kesehatan seperti rokok , minuman keras , dan narkotik.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome ) dapat di artikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang di sebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk
family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Penyebab
Infeksi adalah golongan virus retro yang disebut Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Tanda dan gejala Aids di bagi menjadi gejala mayor di antaranya penurunan
berat badan lebih dari 10 %, diare kronik lebih dari 1 bulan, Demam lebih dari 1
bulan sedangkan gejala minor di antaranya batuk lebih dari 1 bulan, dermatitis
priuritik umum, herpes zoster reccurens, dan kandiasis orofaring. Komplikasi yang
dapat terjadi di antaranya Tuberkolosis (Infeksi TBC), Salmonellosis (Infeksi
penyakit yang berasal dari makanan), kandiasis (Infeksi yang berasal dari jamur).
Pemeriksaan laboratoriumnya secara umum ada 3 yaitu Pembuktian Adanya Ab atau
Ag HIV, Tes yang menunjukkan adanya defisiensi Imun, tes untuk infeksi
oportunistik atau kanker.
B. Saran
1. Bagi penderita HIV/AIDS
Para penderita HIV/AIDS diharapkan untuk aktif di dalam mengikuti program-
program yang diperlukan penderita seperti program konseling yang akan
memperpanjang kualitas hidup dari aspek psikologis, sehingga menurunkan
tingkat depresi.
2. Bagi keluarga dan teman-teman penderita
Keluarga dan teman sangat berperan di dalam memberikan motivasi bagi para
penderita HIV/AIDS dalam menghadapi situasi dan kondisi yang dialami oleh
para penderita. Keluarga diharapkan lebih memberikan dukungan baik materi

20
maupun non materi agar oenderita tidak terlalu terganggu dengan penyakit yang
dialaminya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Buku
Kedokteran : EGC.

Noer, Sjaifoellah.1998.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3 .Jakarta : Balai Penerbit FK
UI.

Suyono ,Slamet.2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3.Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Setiati,Siti.2015.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 6.Jakarta : Interna Publishing
.

Pearce, Evelyn C.2016. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.

hiv.autoimuncare.com/gejala-hiv-dan-komplikasi/ Di akses pada Hari Jumat Tanggal 23


Februari 2018 Pukul 20.30 WIB

22

Anda mungkin juga menyukai