Anda di halaman 1dari 56

KIMIA DASAR

T.A 2019/2020

NIA LISNAWATI, S.SI, M.FARM, APT


ILMU KIMIA

M E R U P A K A N
SALAH SATU ILMU YANG SANGAT ERAT
DENGAN KEHIDUPAN DIMUKA BUMI

S E M U A M A T E R I D A P A T D I J E L A S K A N D E N G A N P E M A H A M A N
KIMIA

B I L A I N G I N M E N G A N A L I S I S K O M P O N E N M A T E R I T E R S E B U T ,
DIBUTUHKAN ILMU KIMIA

S A L A H S A T U B A G I A N D A R I I L M U K I M I A T E R S E B U T A D A L A H
KIMIA ANALISA
KIMIA ANALISA

Kimia analisa mencakup


 kimia kualitatif : ada atau tidak ada

 kimia kuantitatif : berapa jumlahnya


K.A. KUALITATIF

Misal:
 Identifikasi ada/ tidaknya unsur, ion, atau senyawa yang
terdapat dalam sampel

 Analisis ada/ tidaknya bahan pengawet dalam


makanan/minuman

 Analisis ada/ tidaknya bahan kimia obat dalam sediaan obat


tradisional (jamu)
K.A. KUALITATIF

1. Cara fisika
a) Organoleptik
b) Tetapan fisika
c) Mikroskopik
2. Cara kimia
Dengan menggunakan pereaksi tertentu, suatu
zat dapat memberikan reaksi yang spesifik
seperti pembentukan gas, endapan, warna atau
perubahan-perubahan tertentu.
K.A. KUANTITATIF

Misal:
 Berapa kadar masing-masing konstituen dalam
sampel ?

 Berapa kadar karbohidrat, lemak, dan protein


dalam sampel makanan tertentu ?

 Berapa kadar obat dalam sediaan sediaan farmasi


seperti tablet, kapsul, sirup, dan dalam sampel
biologis ?
LANJUTAN...

Analisa kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas


empat tahapan pokok ;
1. Pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling),
yakni memilih suatu sampel yang mewakili dari
bahan yang dianalisis;
2. Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan
yang sesuai untuk pengukuran;
3. Pengukuran;
4. Pengukuran dan penafsiran pengukuran
KRITERIA ANALISA KUANTITATIF

1. Peka (sensitive), artinya metode dapat digunakan untuk penetapan


kadar senyawa dlm konsentrasi kecil, seperti zat beracun, metabolit
obat dalam jaringan dan sebagainya;
2. Presisi (Precise), artinya dalam suatu seri pengukuran (penetapan)
dapat diperoleh hasil yang sama antara satu dengan yang lain;
3. Akurat (Accurate), artinya metode dapat menghasilkan nilai rata-
rata (mean) yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value);
4. Selektif, artinya untuk penetapan kadar senyawa tertentu, metode
tersebut tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain yang
ada.
5. Praktis, artinya mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan
waktu dan biaya. Syarat ini perlu sebab banyak senyawa-senyawa
yang tidak mantap apabila penetapan terlalu lama.
METODE KIMIA ANALISA

 Metode Konvensional

 Metode Instrumentasi
METODE KONVENSIONAL

 Membutuhkan pemahaman sederhana

 Tidak begitu cepat perkembangannya

 Selektivitas dan sensitivitas kurang begitu bagus

 Dalam beberapa hal menjadi pilihan (dengan catatan


tertentu)
METODE INSTRUMENTAL

 Membutuhkan pemahaman yang lebih komplek

 Perkembangannya sangat cepat

 Selektivitas dan sensitivitas jauh lebih bagus

 Lebih banyak menjadi metode pilihan


Analisis Kualitatif Anorganik
(Analisis kation-anion)

ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN DUA MACAM


PENGUJIAN;
1. REAKSI KERING. DITERAPKAN UNTUK ZAT-ZAT PADAT
DAN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS SEMIMIKRO.
SEJUMLAH ZAT UJI DILAKUKAN DALAM KEADAAN
KERING, YAKNI TANPA MELARUTKAN SAMPEL.
2. REAKSI BASAH. UJI INI DIBUAT DENGAN ZAT-ZAT DALAM
LARUTAN. SUATU REAKSI DIKETAHUI DENGAN
TERJADINYA TERBENTUKNYA ENDAPAN, LEPASNYA GAS
DAN PERUBAHAN WARNA.
PENGERTIAN KATION DAN ANION

 Kation adalah ion yang bermuatan positif


 Anion adalah ion yang bermuatan negatif
Contoh
ANALISIS KATION

Pereaksi golongan yang digunakan untuk


mengklasifikasikan kation yang paling umum adalah
1. Asam Klorida
2. Hidrogen Sulfida
3. Amonium Sulfida
4. Amonium Karbonat
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan pereaksi-pereaksi ini dengan
membentuk endapan atau tidak.
PENGGOLONGAN KATION

dan 5
LANJUTAN...

 Gol. 1 disebut gol asam klorida, tdd: Pb2+, Ag+, Hg+


 Gol. 2 disebut gol hidrogen sulfida, tdd: As3+, As5+,
Sn2+,Sn4+, Sb3+, Sb5+,Cu2+, Bi3+, Hg2+, Cd2+
 Gol. 3 disebut golongan amonium sulfida tdd: Al3+,
Cr3+, Cr4+, Fe2+, Fe3+, Zn2+, Mn2+, Mn7+, Co2+, Ni2+
 Gol. 4 disebut gol amonium karbonat tdd: Ba2+, Sr2+,
Ca2+
 Gol. 5 disebut gol sisa tdd: Mg2+, K+, NH4+, Na+
LANJUTAN...

Larutan zat (sampel) + HCl encer


Endapan (gol Filtrat dialiri gas H2S
HCl)
- Pb2+ Endapan (gol Larutan zat (sampel) + NH4S (NH4Cl + NH4OH
- Ag+ H2S) + H2S)
- Hg+ - Cu2+ Endapan Larutan zat
- Hg2+ (gol NH4)2S (sampel)+(NH4)2CO3

- Fe2+ Endapan (gol Gol sisa


- Fe3+ (NH4)2CO3 - Mg2+
- Zn2+ - Ba2+ - NH4+
- Al3+ - Ca2+
- Sr2+

Kation Gol I Kation Gol II Kation Gol Kation Gol IV Kation Gol V
III
Analisis Kation Golongan I

 Sampel + K2CrO4
Pb2+  endapan kuning
Ag+  endapan merah bata
Hg+  ?
Kation Golongan I
Ag+

1. Ditambah larutan asam klorida encer, terbentuk


endapan putih yang larut dalam amonium hidroksida,
bila ditambahkan asam nitrat atau asam klorida maka
akan terbentuk endapan kembali.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan coklat yang sukar larut dalam natrium
hiroksida berlebih.
3. Ditambah larutan kalium iodida terbentuk endapan
kuning yang larut dalam larutan natrium thiosulfat.
4. Ditambah larutan kalium kromat terbentuk endapan
merah bata.
Kation Golongan I
Pb2+

1. Ditambah larutan asam klorida encer terbentuk


endapan putih yang larut dalam; 1. Air panas, 2.
larutan asam klorida pekat.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan putih yang larut dalam larutan natrium
hidroksida berlebih.
3. Ditambah larutan asam sulfat encer terbentuk endapan
putih yang larut dalam larutan pekat amonium asetat.
4. Ditambah larutan kalium kromat terbentuk endapan
kuning.
5. Ditambah kalium iodida terbentuk endapan kuning.
Analisis Kation Golongan II

 Sampel + KI

Cu2+  endapan putih


Hg2+  endapan merah
Kation Golongan II
Hg2+

1. Ditambah gas H2S dengan adanya asam klorida


encer, terbentuk endapan putih yang terurai bila
ditambahkan hydrogen sulfida lebih lanjut menjadi
endapan hitam.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan kuning.
3. Ditambah larutan kalium iodida terbentuk
endapan merah yang larut dalam larutan kalium
iodida berlebih.
4. Ditambah larutan amonium hidroksida terbentuk
endapan putih.
Kation Golongan II
Cu2+

1. Ditambah larutan asam klorida encer dan gas H2S


terbentuk endapan hitam.
2. Ditambah larutan amonium hidroksida terbentuk
endapan biru yang larut dalam amonium hidroksida
berlebih.
3. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan biru, jika dipanaskan akan terbentuk endapan
hitam.
4. Ditambah larutan kalium iodida terbentuk endapan
putih.
5. Ditambah larutan kalium tiosianat akan terbentuk
endapan hitam.
Analisis Kation Golongan III

 Uji Fe2+ dan Fe3+

Sampel + NaOH
Fe2+  endapan hijau kotor
Fe3+  endapan merah kecoklatan
 Uji Zn2+ dan Al3+

Sampel + K4Fe(CN)6 (Kalium Ferrosianida)


Zn2+  endapan putih
Al3+  tidak endapan putih
Kation Golongan III
Fe2+

1. Ditambah larutan amonium sulfida terbentuk


endapan hitam.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan hijau kotor.
3. Ditambah larutan kalium ferrosianida terbentuk
endapan biru muda.
4. Ditambah larutan kalium ferrisianida terbentuk
endapan biru tua.
Kation Golongan III
Fe3+

1. Ditambah larutan amonium sulfida terbentuk


endapan hitam.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan orange.
3. Ditambah larutan kalium ferrosianida terbentuk
endapan biru.
4. Ditambah larutan kalium ferrisianida terbentuk
endapan coklat.
5. Ditambah larutan kalium thiosianat terbentuk
larutan merah darah.
Kation Golongan III
Zn2+

1. Ditambah amonium sulfida terbentuk endapan


putih.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan putih yang larut dalam larutan natrium
hidroksida berlebih.
3. Ditambah larutan kalium ferrosianida terbentuk
endapan putih.
4. Ditambah larutan amonium hidroksida terbentuk
endapan putih yang larut dalam larutan amonium
hidroksida berlebih.
Kation Golongan III
Al3+

1. Ditambah amonium sulfida terbentuk endapan putih.


2. Ditambah natrium karbonat terbentuk endapan putih.
3. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan putih yang larut dalam larutan natrium
hidroksida berlebih.
4. Ditambah larutan natrium asetat tidak terbentuk
endapan, jika dipanaskan maka akan terbentuk
endapan putih.
5. Ditambah larutan natrium fosfat terbentuk endapan
putih yang larut dalam larutan asam klorida encer.
Analisis Kation Golongan IV

 Uji Ba2+ dan Ca2+


Sampel + K2CrO4
Ba2+  endapan kuning susu
Ca2+  tidak endapan kuning susu
Kation Golongan IV
Ba2+

1. Ditambah larutan amonium karbonat terbentuk


endapan putih, yang larut dalam asam asetat atau asam
klorida encer.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan putih yang tidak larut dalam larutan natrium
hidroksida berlebih.
3. Ditambah larutan kalium kromat terbentuk endapan
kuning yang larut dalam asam klorida encer.
4. Ditambah larutan asam sulfat encer terbentuk endapan
putih yang tidak larut dalam larutan asam klorida atau
asam nitrat encer.
5. Ditambah larutan amonium oksalat terbentuk endapan
putih yang larut dalam larutan asam asetat encer.
Kation Golongan IV
Ca2+

1. Ditambah amonium karbonat terbentuk endapan putih


amorf yang larut dalam asam klorida.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan putih yang tidak larut dalam larutan natrium
hidroksida berlebih.
3. Ditambah larutan amonium oksalat terbentuk endapan
putih yang tidak larut dalam larutan asam asetat encer,
tetapi larut dalam larutan asam klorida.
4. Ditambah larutan amonium klorida dan kalium
ferrosianida terbentuk endapan putih.
5. Ditambah asam sulfat terbentuk endapan putih.
Analisis Kation Golongan V

 Uji Mg2+ dan NH4+

Sampel + NaOH
Mg2+  endapan putih
NH4+  tidak mengendap
Kation Golongan V
Mg2+

1. Ditambah larutan amonium hidroksida encer


terbentuk endapan putih seperti gelatin larut dalam
amonium klorida.
2. Ditambah larutan natrium hidroksida terbentuk
endapan putih yang tidak larut dalam larutan natriun
hidroksida berlebih.
3. Ditambah larutan natrium karbonat terbentuk endapan
putih.
4. Ditambah larutan dapar (amonium hidroksida encer +
amonium klorida) dan larutan natrium fosfat terbentuk
endapan putih.
5. Ditambah larutan amonium karbonat terbentuk
endapan putih.
Kation Golongan V
NH4+

1. Ditambah larutan natrium hidroksida tidak


bereaksi.
2. Larutan dipanaskan memberikan bau yang khas
dan membirukan kertas lakmus merah.
3. Ditambah larutan kalium hidroksida dan pereaksi
nessler terbentuk endapan kuning-coklat.
4. Dimasukkan batang pengaduk yang sudah dibasahi
dengan larutan asam klorida pekat terbentuk uap
putih.
TUGAS

 Tuliskan prosedur pemisahan kation Pb2+, Ag+,


Hg2+,Cu2+, Al3+, Zn2+, Mg2+, Ca2+, Ba2+, Fe2+, Fe3+,
NH4+! (Pemisahan menggunakan natrium
hidroksida pada uji pendahuluan tidak dibenarkan!)
 Suatu kembang api dinyalakan dan tercipta warna
api merah, ungu dan kuning, maka kembang api
tersebut mengandung logam
ANALISIS ANION

A. Ditambahkan asam menguap


1.Gas lepas karena HCl dan H2SO4 e
2.Gas/ uap lepas karena H2SO4 p
B. Reaksi dalam larutan
1.Reaksi pengendapan
2.Oksidasi reduksi dalam larutan
Golongan A

1. Gas dilepaskan dengan HCl/ H2SO4 e:


CO32-, HCO3-, SO32-,S2O32-, S2-, NO2-, ClO-, CNO-,
CN-
2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 p:
Gol 1 dan F-, Cl-, Br-, I-, NO3-, ClO3- , ClO4-, MnO4-,
[SiF6]2-, BrO3-, BO33-, [Fe(CN)6]4-, [Fe(CN)6)3-, SCN-
, HCOO-, CH3COO-, (COO)22-, Tartrat, dan Sitrat.
Golongan B

1. Reaksi pengendapan :
SO42-, S2O82-, PO43-, PO33-, H2PO2-, AsO33-, CrO42-,
Cr2O72-, SiO32-,[SiF6]2-, Salisilat, benzoat, dan
suksinat.
2. Oksidasi dan reduksi dalam larutan :
Manganat, MnO4-, CrO42-, dan Cr2O72-
1. CO32-

1. a. S + HCl → gas CO2


b. Larutan + Ba(OH)2/ Ca(OH)2→ ↓
(terlalu banyak HCl berefek membuat tidak
mengendap jika ditambah pereaksi Ba(OH)2/
Ca(OH)2)
2. a. S + MgSO4 → ↓ putih
3. a. S + HgCl2 → ↓ coklat
4. a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + HNO3/ NH4OH → larut
c. ↓ putih panaskan ↓ kuning/ coklat
2. HCO3-

1. a. S + HCl → gas CO2


b. Larutan + Ba(OH)2/ Ca(OH)2→ ↓
2. a. S + MgSO4 lalu panaskan terbentuk ↓ putih
3. a. S + HgCl2 → ≠ ↓
3. S2O32-

1. a. S + HCl → gas CO2 lalu timbul ↓ kuning


2.a. S + I2 → warna iod hilang
3.a. S + BaCl2 → ↓ putih
4.a. S + AgNO3 → ↓ putih menjadi hitam
5.a. S + FeCl3 → lar ungu lalu menghilang
4. Cl-

1. S + H2SO4 pekat lalu panaskan


a. identifikasi baunya
b. batang pengaduk + NH4OH kabut putih
c. lakmus biru berubah → merah
2.a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + NH4OH → larut (Ba/Ca)
3. a. S + Pb. Asetat → ↓ putih (HgCl2)
5. Br-

1. a. S + H2SO4 pekat → larutan coklat kemerahan.


2.a. S + KMnO4 + HNO3 + CHCl3 → lapisan kloroform
berwarna coklat.
3.a. S + AgNO3 → ↓ kuning
b. ↓ kuning + NH4OH pekat → larut
4.a. S + Pb. Asetat → ↓ putih
6. I-

1. S + H2SO4 pekat → uap ungu


a. Kertas saring diberi kanji, kertas → biru
2.a. S + AgNO3 → ↓ kuning
b. ↓ kuning + Na2S2O3 → larut
3.a. S + Pb. Asetat → ↓ kuning
b. ↓ kuning + air panas (banyak) → larut
4.a. S + CuSO4 → ↓ coklat
7. NO3-

1. a. S + H2SO4 pekat → uap coklat kemerahan


2.a. S + FeSO4(3) + H2SO4(p)(5)→ cincin coklat
3.a. S + difenilamin → larutan biru
8. BO33-

1. a. S + H2SO4 pekat (1) + Metanol (3) nyala api hijau.


2.a. Kertas kunyit + S + HCl, kertas berwarna coklat
kemerahan.
3.a. S (pekat) + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + As. Asetat/ NH4OH → larut
4.a. S (pekat) + BaCl2 → ↓ putih
b. ↓ putih + BaCl2 → larut
9. SO42-

1. a. S + BaCl2 → ↓ putih
b. ↓ putih + HNO3 → ↓
2.a. S + Pb. Asetat → ↓ putih
b. ↓ putih + NaOH → larut (Kation)
3.a. S (pekat) + AgNO3 → ↓ putih
10. PO43-

1. a. S + AgNO3 → ↓ kuning
b. ↓ kuning + HNO3/ NH4OH → larut
2. a. S + BaCl2 → ↓ putih
b. ↓ putih + HCl/ As. Asetat → larut
3. a. S + MgSO4 + NH4OH + NH4Cl → ↓ putih
b. ↓ putih + HCl/ As. Asetat → larut
4. a. S (1) + HNO3 pekat + Am. Molibdat (5) panaskan ↓
kuning
b. ↓ kuning + NH4OH → larut
5. a. S + FeCl3 → ↓ putih-kuning
b. ↓ putih-kuning + HCl → larut
11. CrO42-

1. a. S + BaCl2 → ↓ kuning muda


b. ↓ kuning + HCl → larut
2.a. S + AgNO3 → ↓ merah kecoklatan
b. ↓ merah + HNO3 → larut
3.a. S + Pb. Asetat → ↓ kuning
b. ↓ kuning + HNO3 → larut
12. CH3COO- (asetat)

1. a. S + H2SO4 panaskan bau cuka


2.a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + air panaskan → larut
3.a. S + FeCl3 → merah tua
13. (COO)22- (oksalat)

1. a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + HNO3/ NH4OH → larut
2.a. S + CaCl2 → ↓ putih
b. ↓ putih + HCl/ HNO3 → larut
3.a. S + KMnO4 + H2SO4 panaskan → bening
14. C4H4O62- (tartrat)

1. a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + HNO3/ NH4OH → larut
2.a. S + CaCl2 → ↓ putih
b. ↓ putih + HCl/ CH3COOH → larut
15. C6H5O73- (Sitrat)

1. a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ putih + NH4OH → larut
2.a. S + CaCl2 → ≠ ↓
b. ≠ ↓ panaskan → ↓
c. ≠ ↓ + CaCl2 + NaOH → ↓
16. C7H5O3- (O-hidroksibenzoat, Salisilat)

1. a. S + H2SO4 p (2) + CH3OH (4) panaskan bau metil


salisilat (camp. I)
Cawan + Na2CO3 + Camp. I bau metil salisilat
2.a. S + HCl → ↓
3.a. S + AgNO3 → ↓
b. ↓ + air panaskan → larut
4.a. S + FeCl3 → lar. merah lembayung tua
b. Lar. Merah + HCl → larut
17. C7H5O2- (Benzoat)

1. a. S + H2SO4 → ↓
2.a. H2SO4 p (2) + Et-OH (4) panaskan, lalu dinginkan
bau harum etil benzoat (camp. I)
Cawan + Na2CO3 + Camp. I bau etil benzoat
3.a. S + AgNO3 → ↓ putih
b. ↓ + air panaskan → larut
4.a. S + FeCl3 → ↓ jingga kekuningan
b. ↓ jingga + HCl → larut
TUGAS

 Tuliskan prosedur pemisahan Anion!

Anda mungkin juga menyukai