Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH : PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGKAJIAN IMUNOLOGI”

Oleh :

Daniswaara P.B. (225170100111056)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KEPERWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini tepat waktu.

Laporan Pendahuluan Praktikum ini saya susun dengan semaksimal


mungkin demi memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Saya
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa yang saya gunakan. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik supaya saya dapat memperbaiki
laporan pendahuluan ini.

Malang, 4 Maret 2024

Daniswara P.B.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua
organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum
baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem
imun. Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit
infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks.
Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba
patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba
menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga
respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri
intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.

1.2 Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan pemaham tentang
Injeksi insulin. Serta memberikan prosedur dari pengkajian imunologi dengan
tepat, menghindari kesalahan, dan memastikan keamanan pasiem.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian dan prosedut pengkajian
imunologi dengan tepat. Serta diharapkan dapat melakukan perencanaan tindakan
medis jika terdapat kondisi yang serupa.
BAB II

ISI

2.1 Definisi Imunologi


Imunologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang mekanisme
dari seluler, molecular, serta fungsi sistem imun. Ilmu ini berakar dari imunitas atau
kekebalan dari penyakit tertentu akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar
maupun dalam tubuh, baik itu bersifat infeksius maupun non-infeksius. Tubuh
memerlukan imunitas atau kekebalan supaya terhindar dari serangan oenyakit yang
dapat menghambat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari imunitas yaitu
antibodi yang dihasilkan oleh sel-sel leukosit atau sel darah putih. (Faizal, 2022)

2.2 Sistem Imun


Sistem imum merupakan mekanisme yang digunakan tubuh untuk
mempertahankan fungsi tubuh dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan
hidup. Sistem imun sendiri terdiri atas dua sistem imunitas dalam tubuh, antara lain:
a. Sistem Imun Bawaan (innate) (Non-spesifik)
Sistem imun bawaan merupakan daya tahan tubuh terhadap
berbagai bibit penyakit yang tidak selektif, dengan kata lain tubuh harus
mengenal dahulu jenis penyakitnya dan tidak harus memilih bibit penyakit
tertentu untuk dihancurkan.
b. Sistem Imun adaptif (Spesifik)
Sistem imun adaptif merupakan udaya tahan tubuh yang khusus
untuk jenis bibit penyakit tertentu. Hal ini mencakup pengenalan dahulu
terhadap bibit penyakit, kemudian memproduksi antibodi atau T-limfosit
khusus yang hanya akan bereaksi terhadap bibit penyakit tersebut.(Hidayat
and Syahputra, 2020)

2.3 Organ dan Jaringan Sistem Imun Manusia


1. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang merupakan organ yang bertugas untuk
memproduksi sel darah baru. Sumsum tulang belakan juga merupakan
jaringan limfatik karena mampu memproses limfosit muda menjaid limfosit
T dan limfosit B.
2. Kelenjar Limfa (Getah Bening)
Kelenjar linfa berfungsi sebagai pembawa linfosit ke bagian organ
limfoif dan aliran darah. Kelenjar gerah bening mengalir ke kelenjar getah
kapiler.
3. Pembuluh Limpa
Di dalam pembuluh limpa terdapat cairan yang disebut sairan
limpa yang berasal dari cairan eksteasel (cairan darah yang meresap dari
kapiler darah). Cairan ini juga mengandung lemak .
4. Nodus Limfatikus
Nodus limfatikus atau limfonodi menganding makrofag dan
limfosit dalam jumlah banyak. Fungsi limfatikus sebagai kekebalan tubuh
yang melawan mikroorganisme. Lokasi limfatikus berada di sistem limfatik.

2.4 Penyakit Imunitas

1) Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah peningkatan reaktivitas atau sensitivitas
terhadap antigen yang pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya. Istilah
hipersensitivitas juga berkenaan dengan ketidaktepatan reaksi imunologis,
daripada usaha untuk menyembuhkan, reaksi ini menciptakan kerusakan
jaringan dan merupakan suatu bentuk penting dalam proses perjalana
penyakit secara keseluruhan.(Darwin, Elvira and Elfi, 2021)

2) Lupus

Lupus merupakan suatu penyakit yang menyerang daya tahan


tubuh, atau sering juga disebut suatu penyakit auto imun, yang artinya
pada tubuh seorang pasien yang terkena penyakit lupus tersebut
membentuk antibodi yang sangat salah arah, suatu antibodi dimana
ditujukan untuk melawan segala bakteri ataupun penyakit yang masuk ke
dalam organ tubuh justru dapat merusak organ tubuh manusia itu sendiri.
(Hidayat et al., 2019)

3) Autoimun

Automiun adalah suatu kelainan dengan ciri ketidak mampuan


sistem imun untuk membedakan sel atau jaringan tubuh sendiri (self) dari
sel atau jaringan asing (non-self), sehingga jaringan tubuh sendiri
dianggap antigen asing. Akibatnya timbul respon imun, baik respon
selular, misalnya infiltrasi atau pengrusakan jaringan oleh lomfosit T atau
makrofag, maupun respon imun humoral dengan membentuk antibodi.
(Hidayat et al., 2019)

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imunitas


a. Usia
Sistem imun seseorang cenderung menurun seiring bertambahnya
usia. Ini disebabkan oleh penurunan produksi sel-sel imun, penurunan
fungsi sel-sel imun, serta perubahan hormon dan metabolisme yang terjadi
seiring bertambahnya usia.
b. Pola makan
Asupan makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu
meningkatkan sistem imun. Sebaliknya, pola makan yang kurang sehat atau
kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin C dan D, dapat mempengaruhi
kinerja sistem imun.
c. Gaya hidup
Kebiasaan hidup yang sehat, seperti olahraga teratur dan tidur yang
cukup, dapat membantu meningkatkan sistem imun. Sebaliknya, kebiasaan
yang tidak sehat, seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol secara
berlebihan, dapat merusak sistem imun.
d. Lingkungan
Paparan zat-zat kimia dan polutan di lingkungan dapat merusak
sistem imun. Selain itu, infeksi yang sering terjadi di lingkungan sekitar
dapat membuat sistem imun terus menerus bekerja keras dan melemahkan
daya tahan tubuh.
e. Kondisi medis
Beberapa kondisi medis, seperti diabetes, obesitas, dan penyakit
autoimun, dapat mempengaruhi kinerja sistem imun. Selain itu, penggunaan
obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi sistem imun.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 SOP Pengkajian Imunologi

1. Persiapan Klien dan Lingkungan


- Menjelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien
- Menjelaskan prosedur tindakan
- Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
- Menjaga privasi klien, terutama area injeksi di abdomen atau paha
2. Persiapan Alat
- Stetoskop
- Jam tangan
- Lampu senter
- Spatel lidah
- Tensimeter
- Termometer
3. Pelaksanaan
1. Cuci tangan dengan seksama
2. Lakukan pemeriksaan keadaan umum/penampilan umum klien
3. Lakukan pemeriksaan tanda vital (suhu tubuh, denyut nadi,
pernafasan, tekanan darah)
4. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan, jika
memungkinkan
5. Lakukan pemeriksaan kepala dan leher :
- Amati keadaan kulit wajah, leher dan rambut
- Amati ada tidaknya kemerahan pada kulit area wajah, misalnya
kemerahan yang menyerupai kupu-kupu (butterfly rash)
- Amati warna konjungtiva dan ada tidaknya peningkatan
produski air mata, ukuran pupil
- Amati ada tidaknya bengkak pada area kelopak mata
- Amati adanya secret hidung, bersih, kemerahan pada hidung

- Amati aada tidaknya kemerahan pada area mulut, angioedema,


atau edema laring menggunakan tongue spatel
- Amati ada tidaknya batuk dan radang pada tenggorokkan
- Nilai ada tidaknya nyeri tekan area sinus
6. Lakukan pemeriksaan area dada
- Amati ada tidaknya penggunaan otot bantu nafas
- Amati pernafasan cuping hidung
- Auskultas bunyi nafas abnormal (misalnya wheezing, ronchi)
- Amati ada tidaknya retraksi
- Amati ada tidaknya peningkatan atau penurunan laju pernafasan
- Auskultasi bunyi jantung
- Lakukan pemeriksaan rekam kelistrikan jantung dan nilai ada
tidaknya aritmia
7. Lakukan pengkajian abdomen
- Amati ada tidaknya distensi abdomen
- Perkusi 4 kuadran abdomen
- Auskultasi bising usus, peningkatan bising usus dapat dikaitkan
dengan kemungkinan alergi makanan
8. Lakukan pemeriksaan area ekstemitas
- Amati ada tidaknya clubbing finger
- Amati warna kulit ekstremitas perifer
- Periksa tanda-tanda inflamasi atau pembengkakan pada sendi.
- Nilai ada tidaknya nyeri pada sendi atau kesulitan bergerak
9. Pemeriksaan kulit di seluruh tubuh
- Amati warna kulit
- Amati ada tidaknya lesi, seperti dermatitis
- Amati ada tidaknya purpura (pendarahan subkutan), urtikaria
(bentolbentol), peradangan (angioedema)
- Amati ada tidaknya keluarnya cairan apa pun.
- Nilai turgor kulit
10. Pemeriksaan Sistem Limfatik
- Evaluasi kelenjar getah bening di berbagai wilayah tubuh untuk
deteksi pembengkakan atau nyeri.
11. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada pasien apabila diperlukan
12. Lakukan dokumentasi
13. Rapihkan peralatan
14. Cuci tangan
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Imunologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari sistem imun pada
tubuh manusia. Sistem imun merupakan salah satu bagian dari imunologi yang
terdiri dari sistem imun bawaan atau sistem imun innare yang bersifat non-
spesifik dan sistem imun adaptif yang bersifat spesifik. Perbedaan keuda sistem
imun tersebut berada pada tujuan sistem imun diproduksi. Organ yang menjadi
tempat produksi sistem imun sendiri beradam salah satunya sumsusm tulang
belakang. Tentunya sistem imun juga memiliki beberapa penyakit antara lain
hipersensitivitas, lupus, dan autoimun. Penyakit sistem imun ini tentunya
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia,pola makan, gaya hidup,
lingkungan, dan kondisi medis.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil laporan pendahuluan praktikum diatas, diharapkan


mahasiswa dan pembaca yang membaca laporan praktikum ini dapat memahami
tata cara pengkajian imunologi yang baik dan benar. Serta pembaca dianjurkan
juga unutk mencari sumber informasi lain yang berkaitan dengan materi pada
laporan pendahuluan ini jika dirasa laporan penahuluan ini kurang lengkap.
REFERENSI

Darwin, E., Elvira, D. and Elfi, E.F. (2021) Imunologi dan Infeksi, andalas
University Press.

Dodik Luthfianto, D., Indriputri, C., & Dkk, D. (2023). Buku Ajar Imunologi.

Faizal, A.I. (2022) Buku Ajar Imunologi Dasar, Universitas Al-Irsyad Cilacap.

Hidayat, S. and Syahputra, A.A. (2020) ‘Sistem Imun Tubuh Pada Manusia’,
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, 2(03), pp. 144–149.

Hidayat, T. et al. (2019) ‘Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Lupus


Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor’, Jurnal Education and
Development, 7(3), p. 114. Available at:
https://doi.org/10.37081/ed.v7i3.1201.

Mauruh, C. V., Ns, M. K., Malik, N. M. Z., Kep, M., Isnawati, I. A., Bs, S. K., ...
& Harun, B. (2022). Paliative Nursing. Rizmedia Pustaka Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai