Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

SISTEM IMUN

Ditujukan untuk memenuhi tugas matakuliah anatomi fisiologi tubuh manusia

Dosen Pengampu: Dr. Aa Juhanda. M.Pd

Kelompok 8

Fitri Fatimah 1931011002

Sulistiani 1931011012

Rudy Indra F 1931011028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2022

1
Kata Pengantar

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah yang maha kuasa berkat
rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu . Shalawat serta
salam semoga tetap tecurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, dan
semoga shalawat juga tercurah limpahkan kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Sistem Imun”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Bapak Dr. Aa Juhanda selaku dosen
pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia.

Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna pembenahan dalam
penyusunan makalah yang lebih baik lagi

Sukabumi, 4 Oktober 2022

Kelompok 8

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian Sistem Imunitas..................................................................................... 2


B. Fungsi Sistem Imunitas ........................................................................................... 2
C. Macam-macam Sistem Imun .................................................................................. 3
D. Jenis-Jenis Antibodi ................................................................................................ 5
E. Gangguan pada Sistem Imun .................................................................................. 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka .....................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan
akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia.
Manusia memiliki sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal
dengan sistem imun, dimana akan melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit,
patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh
mikroorganisme, membantu proses penyembuhan dalam tubuh, dan membuang atau
memperbaiki sel yang rusak apabila terjadi infeksi atau cedera. Pada individu normal
sebagian besar infeksi berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan menyebabkan
sedikit sekali kerusakan permanen karena sistem imun melawan agen infeksi dengan
mengendalikan atau menghancurkannya
Sistem imun dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadapbahaya yang dapat ditimbulkan bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun
dapat dibagi menjadi sistem imun non-spesifik dan spesifik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem imun?
2. Apa fungsi sistem imun?
3. Ada berapa macam sistem imun?
4. Apa saja jenis-jenis antibodi?
5. Gangguan pada sistem imun?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem imun
2. Mengetahui fungsi dari sistem imun
3. Mengetahui macam-macam sistem imun
4. Mengetahui jenis-jenis antibodi
5. Mengetahui gangguan pada sistem imun

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Imun


Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin,
sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya
yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat.
Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang
disebut dengan sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan
sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar
limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya.
Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons
terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-masing.

2. Fungsi Dari Sistem Imun


Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
a) Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit,
dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan
gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena
sakit
b) Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari
komponen tubuh.
c) Perondaan(Penjaga), sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk
memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami
mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya
d) Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk
ke dalam tubuh.
e) Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan
jaringan juga mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

2
3. Macam-Macam Sistem Imun
a) Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik
Sistem kekebalan tubuh non spesifik disebut juga komponen
nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan
yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai
macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas
berbagai macam elemen non spesifik.Jadi bukan merupakan pertahana khusus
untuk antigen tertentu. Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut : salah
satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen
misalnya, bakteri, adalah dengan cara menghancurkan bakteri tersebut dengan
cara nonspesifik melalui proses fagositosis.
Selain fagositosis, respons imun nonspesifik lainnya adalah reaksi
inflamasi. Reaksi ini terjadi akibat dilepaskannya mediator-mediator tertentu
oleh beberapa jenis sel, misalnya histamine yang dilepaskan oleh basofil dan
mastosit, Vasoactive amine yang dilepaskan oleh trombosit, serta anafilatoksin
yang berasal dari komponen – komponen komplemen, sebagai reaksi umpan
balik dari mastosit dan basophil.

1. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama


Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan
tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi
masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya
patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air
sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata
memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci
dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
2. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik,
dimana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan
menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal
kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada
dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah
putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah
akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan
3
kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan
langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut
fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah
benda cair, maka disebut pinositosis.

b) Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik


Merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat
dari rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar
sebelumnya. Respons imun spesifik dimulai dengan adanya aktifitas makrofag
atau antigen precenting cell (APC) yang memproses antigen sedemikian rupa
sehingga dapat menimbulkan interaksi dengan sel-sel imun. Dengan
rangsangan antigen yang telah diproses tadi, sel-sel system imun berploriferasi
dan berdiferensiasi sehingga menjadi sel yang memiliki kompetensi
imunologik dan mampu bereaksi dengan antigen
Imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun, limfosit B berperan
dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun
primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen
dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan
beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi yang
mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau
sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit
B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum
penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori.
Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama
menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel
Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan
merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen
tersebut. 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada
dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh
lebih cepat daripada respon imun primer. Suatu saat, jika suatu individu lama
tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka
bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit
B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori biasanya
berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen
4
spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang
sangat lama, maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya
bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu
menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.

4. Jenis-Jenis Antibodi
Terdapat beberapa jenis antibodi dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri.
Berikut ini adalah jenis-jenis antibodi:
1. Immunoglobulin A (IgA)
Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan di dalam
tubuh dan terlibat dalam proses terjadinya reaksi alergi. Di dalam tubuh, antibodi
IgA banyak ditemukan di lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang
melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan. IgA juga banyak ditemukan
pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air mata, cairan vagina, dan ASI.
Pemeriksaan antibodi IgA juga biasanya dilakukan oleh dokter untuk
mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas, misalnya penyakit celiac.
2. Immunoglobulin E (IgE)
Antibodi IgE umumnya ditemukan di darah dalam jumlah yang sedikit. Namun,
jumlah antibodi IgE akan meningkat ketika tubuh mengalami reaksi peradangan
akibat alergi. Secara medis, tes antibodi IgE dilakukan untuk mendeteksi penyakit
alergi dan infeksi parasit.
3. Immunoglobulin G (IgG)
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam darah
dan cairan tubuh lainnya. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, sel-sel darah
putih akan "mengingat" antigen tersebut dan membentuk antibodi IgE untuk
melawannya. Dengan demikian, jika antigen tersebut kembali masuk ke dalam
tubuh atau menyerang tubuh Anda, sistem kekebalan tubuh akan mudah
mengenalinya dan melakukan perlawanan karena antibodi sudah terbentuk lebih
dulu.
4. Immunoglobulin M (IgM)
Tubuh akan membuat antibodi IgM saat Anda pertama kali terinfeksi bakteri atau
virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Kadar

5
IgM akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian perlahan
menurun dan digantikan oleh antibodi IgG.
Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, sering kali
dianggap sebagai tanda adanya infeksi yang masih aktif. Dokter biasanya akan
melakukan pemeriksaan antibodi IgM bersamaan dengan tes antibodi IgA dan IgG
untuk memantau kondisi dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Tes ini juga bisa
dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tertentu, seperti infeksi atau penyakit
autoimun.

Kondisi yang Memerlukan Tes Antibodi


Tes antibodi dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis atau mendeteksi
beberapa kondisi berikut:
• Gangguan sistem kekebalan tubuh
• Masalah pencernaan
• Infeksi saluran pernapasan
• Dermatitis kontak alergi
• Eksim atopik
• Rhinitis alergi
• Asma
• Kanker, seperti myeloma
Tes antibodi juga bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit tertentu yang
mungkin muncul selama masa kehamilan. Pemeriksaan antibodi pada ibu hamil
biasanya dilakukan melalui pemeriksaan TORCH.

Selain itu, dokter juga mungkin merekomendasikan tes antibodi jika Anda
memiliki beberapa gejala berikut ini:
• Ruam kulit
• Alergi
• Sakit setelah bepergian
• Sering pilek
• Sesak napas
• Diare yang tak kunjung sembuh
• Penurunan berat badan tanpa sebab

6
• Demam yang tidak diketahui penyebabnya
Meningkatnya produksi antibodi dalam tubuh dapat disebabkan oleh berbagai
kondisi medis. Oleh karena itu, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
untuk mempertimbangkan apakah tes antibodi perlu dilakukan atau tidak, terlebih
jika Anda memiliki riwayat penyakit alergi atau penyakit lain yang sering
kambuh. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan medis, termasuk tes alergi,
dokter akan menentukan diagnosis penyakit yang Anda alami dan memberikan
penanganan yang sesuai.
5. Gangguan Pada Sistem Imun
Ganggun atau kelainan pada sistem imum bisa saja terjadi. Bahkan jika tidak segera
diatasi akan semakin parah dan bisa menyebabkan kematian. Gangguan sistem
pertahanan tubuh ada beberapa gangguan yang menganggu sistem pertahanan tubuh,
yakni:
1. Penyakit autoimun
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), gangguan autoimun di mana kegagalan
sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem
imunitas menyerang tubuh sendiri. Mengidentifikasi gangguan autoimun sulit
dilakukan. Karena semua manusia memiliki banyak antibodi reaktif diri dalam darah.
Tapi kebanyakan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Akibatnya identifikasi tes
autoantibodi bukan alat diagnostik yang memadai untuk menentukan adanya
gangguan autoimun. Faktor genetik penyakit autoimun bisa terjangkit karena dari
cacat genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Meski tidak
selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka rentan terkena penyakit
autoimun yang lain.
2. Hipersensitivitas (Alergi)
Alergi adalah peningkatan reaksi terhadap antigen tertentu. Antigen menyebabkan
alergi disesebut allergen. Ketika allergen membuat tubuh sensitif, saat terkena lagi
akan mengakibatkan reaksi alergi Gejala alergi dapat berupa gatal-gatal, ruam
kemerahan dikulit, mata merah atau kesulitan bernapas.
3. Imunodefisiensi
Menurunnya keefektifan sistem imunitas untuk merespons dapat mengganggu sistem
kerja dari pertahanan tubuh. Penurunan sistem kekebalan tubuh dapat disebabkan oleh
antara lain obesitas, pengguna alkohol, narkoba, kekurangan nutrisi, dan virus yang
menyerang tubuh (seperti virus HIV yang menyebabkan AIDS).
7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan


akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia.
Manusia memiliki sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal
dengan sistem imun, dimana akan melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit,
patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Terdapat beberapa jenis antibodi
dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Seperti: Immunoglobulin A (IgA),
Immunoglobulin E (IgE), Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM).

B. Saran

Mempelajari ilmu tentang imun atau disebut Imunologi sangatlah penting


dipelajari bagi masyarakat saat ini terutama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan
studi nya dalam bidang imunologi karena pada masa pasca pandemi ini sangatlah
relevan ketika mempelajari ilmu kekebalan tubuh pada manusia agar dimasa yang
akan datang kemudian umat manusia bisa mencegah dan mewanti-wanti jika suatu
saat nanti banyak timbul virus-virus yang dapat menyerang tubuh manusia. Agar
kehidupan manusia di masa mendatang bisa hidup tentram dan damai serta selalu
menjaga Kesehatan tubuh juga berperilaku hidup bersih.

Pada tulisan ini penulis sangat yakin masih banyak kekurangan dalam
menyajikan data dan informasi terkait imunologi maka dari itu penulis memohon
saran dan kritik dari para pembaca sehingga tulisan ini dapat diperbarui dan tidak
menyampaikan diskonsepsi terhadap konsep imunologi ini.

8
Daftar Pustaka

Abbas, A.K. and Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 6th ed.
WB Saunders Company Saunders, Philadelphia.

Kresno S B. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.

Myhre, J. & Sifris, D. Verywell Health (2020). What Antibodies and Antigens Do
During HIV Infection.

Payne, J. Patient (2018). Antibody and Antigen Tests.

Trihandayani, Euis. 2015. Sistem Imun

Anda mungkin juga menyukai