Oleh:
225170100111056
Daniswara Pradipa B.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(Siallagan, 2021) Dengan usia rata-rata penderita gagal jantung kongestif
bermula pada usia sebih dari 40 tahun dengan persentase gagal jantung
kongestif sebesar 20%. (Budiono and Ristanti, 2019)
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan pendahuluan praktikum ini adalah untuk
mengetahui, mengerti, dan memahami tindakan yang harus diberikan
kepada penderita gagal jantung kongestif. Serta mengetahui rencana
asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien gagal jantung
kongestif.
1.3 Manfaat
Manfaat di bidang akademis untuk mengetahui, mengerti dan
memahami tindakan dan rencana asuhan keperawatan yang harus diberikan
pada pasien penderita gagal jantung kongestif.
2
BAB II
ISI
a) Definisi
Gagal jantung kongestif merupakan penyakit dengan
prognosis yang buruk. Pasien yang menderita gagal jantung
kongestif akan mengalami kelelahan dan sesak nafas yang
berkontribusi besar dalam memperburuk dan berdambap buruk
terhadap kualitas hidup pasien.
b) Etiologi
Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh :
1. Kelainan otot jantung
Kondisi yang mendasari kelainan otot jantung adalah
ateriosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit
degeneratif atau inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner
Terjadi disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini
secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan
kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit
jantung yang sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi
jantung.(Etha, 2018)
3
c) Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah
jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Konsep curah
jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO= HR X SV
dimana curah jantung adalah fungsi frekuensi jantung X volume
sekuncup. Curah jantung yang berkurang mengakibatkan sistem
saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung, bila mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume
sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk
mempertahankan curah jantung. Tapi pada gagal jantung dengan
masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung,
volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat
dipertahankan. (Etha, 2018)
2.2 Tindakan Pengkajian Gangguan Sistem Kardiovaskular
Pengkajian yang dapat dilakukan perawat pada pasien yang mengalami
gangguan sistem kardiovaskular sebagai berikut :
1. Anamnesa
4
berat). Tanyakan pada klien tentang obat yang dikonsumsi, vitamin
dan suplemen nitrisi, dan pengobatan alternatif lainnya yang
sedang dijalani klien.
e. Riwatat sosial
Tanyakan kepada klien ataupun keluarga klien tentang
keseharian klien serta mekanisme koping klien dalam menghadapi
stress.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Pada tahap ini, diharapkan perawat mengkaji keadaan umum
pada fisik klien seperti berat badan klien, tingkat kesadaran klien,
pola napas klien, observasi bentuk dan ukuran thorax, serta catat
apabila terdapat clubbing finger, edema, dan lesi kulit.
b. Palpasi
Palpasi bagian tubuh pasien dan kaji denyutan precordium,
getaran dan titik impuls maksimum, kaji kekuatan nadi pasien,
irama nadi pasien, serta kaji suhu kulit , ada tidaknya edema,
capilary refill time (CRT), dan turgor.
c. Perkusi jantung
Perkusi seluruh aerah jantung, jika terdapat pembesaran jantung
pada bagian tertentu, makan batas perkusi mengikuti ukuran
jantung tersebut.
5
d. Auskultasi jantung dan pembuluh darah
Gunakan bagian diafragma pada stetoskop untuk mengkasi
suara jantung dan kaji adanya suara ‘bruit’ (pusaran air) di aorta
abdominalis, arteri femoral, dan arteri karotis.
6
BAB III
PEMBAHASAN
a. Definisi
Rencana asuhan keperawatan merupakan petuntuk tertulis untuk
menjalankan asuhan keperawatan yang sudah terencana sesuai dengan
kebutuhan klien.
b. Prosedur
7
penyebab/etiologi serta merujuk pada symptom. Kriteria hasil
harus memenuhi 4 komponen yaitu; kognitif (pengetahuan),
afektif (perubahan sikap/status emosional), psikomotor/perilaku
dan perubahan fisiologis tubuh. (Ernawati, 2019)
3.2 Kasus
Seorang laki-laki (55 th) sedang menjalani program pengobatan untuk
penyakit gagal jantung kongestif yang dideritanya sejak 6 bulan yang lalu.
Saat kontrol ke poliklinik, klien mengeluh mudah merasa lelah ketika
beraktivitas, contohnya saat diajak bermain dan mengejar cucunya yang
berusia 2 th pasien tiba-tiba merasa lelah dan sesak napas. Hasil
pengkajian fisik sebagai berikut: TD 150/90 mmHg, N 88x/mnt, RR
20x/mnt, S 36,7 oC. TB/BB 158 cm/80 kg, JVD (+), edema ekstremitas
bawah (+). Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi yang diketahuinya
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien mengatakan masih sulit minum obat
secara rutin, dan sulit menghentikan kebiasaannya mengkonsumsi
makanan berlemak tinggi seperti jeroan. Saat ini, pasien tinggal serumah
dengan anak perempuan dan menantunya.
8
3.3 Format rencana tindakan keperawatan
Tujuan Dan
Diagnosis Rencana
N Kriteria
Tanggal Rasional Paraf
O Keperawat
Hasil Tindakan
an
1. Bantu
klien
untuk
membuat
jadwal
yang
mudah di
ingat oleh
klien atau
minta
bantuan
keluarga
klien
untuk
menginga
tkan klien
untuk
Klien selalu
mampu mau meminu
untuk m obat
belajar yang
mengendali sudah
kan pola 1. Membant diberikan
makan dan u klien tepat
mau belajar untuk waktu
Klien untuk rutin membuat 2. Rendam
mengeluh mengkonsu jadwal kaki klien
mudah msi obat minum di air
lelah, yang obat hangat
mengalam diberikan. 2. Merenda 40,5-43°C
i edema Hilangnya m kaki hingga
ekstremita edema pada klien batas
s bawah, ekstrimitas dengan kaksi 10-
suka bawah klien air hangat 15 cm
memakan dan selama 30 selama
makanan menurunny menit 20-30
berlemak a denyut 3. Memberi menit
dan sulit nadi klien kan daftar atau
untuk setelah makanan sampai
minum diberikan yang air terasa
obat tindakan seharusny dingin.
secara keperawata a 3. Berikan
05/09/20 rutin, nadi n selama30 dihindari catatan Peraw
1 23 88x/menit. menit. oleh klien kepada at DN
9
klien atau
keluarga
klien
tentang
makanan
apa saja
yang
harus
dihindari
oleh klien
selam
proses
pemuliha
n
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit gangguan sistem kardiovaskular merupakan salah satu
penyakit yang memiliki angka kematian nomor satu di dunia. Sebagai
seorang perawat diharuskan memiliki kemampuan untuk mengkaji apakah
klien yang sedang ditanganinya memiliki gejala gangguan sistem
kardiovaskular atau tidak.
Perencanaan asuhan keperawatan memiliki banya tahap yang harus
diperhatikan, seperti menentukan prioritas, menentukan tujuan dan kriteria
tujuan, menentukan kriteria hasil, merumuskan rencana tindakan
keperawatan, dan menetapkan rasional rencana tindakan keperawatan.
4.2 Saran
Diharapkan kepada perawat ataupun mahasiswa keperawatan untuk
mampu untuk memahami genaja gangguan sistem kardiovaskular serta
mampu untuk memberikan rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan
untuk menangani klien dengan gangguan sistem kardiovaskular.
11
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, B. and Ristanti, R.S. (2019) ‘Pengaruh Pemberian Contrast Bath dengan
Elevasi Kaki 30 Derajat terhadap Penurunan Derajat Edema pada Pasien
Congestive Heart Failure’, Health Information : Jurnal Penelitian, 11(2),
pp. 91–99. Available at: https://doi.org/10.36990/hijp.v11i2.134.
Cahya Putri Buani, D. (2021) ‘Penerapan Algoritma Naïve Bayes dengan Seleksi
Fitur Algoritma Genetika Untuk Prediksi Gagal Jantung’, EVOLUSI :
Jurnal Sains dan Manajemen, 9(2), pp. 43–48. Available at:
https://doi.org/10.31294/evolusi.v9i2.11141.
Ernawati, N. (2019) ‘Modul 2 Diagnosis Dan Perencanaan Keperawatan’,
Respiratory ITSK RS dr. Soepraoen Malang, 4(1), pp. 1–23. Available at:
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/453/1/Abstrak.pdf.
Etha, Y. (2018) ‘Makalah Gagal Jantung Kongetif’, Keperawatan Medical Bedah,
pp. 1–17.
Panma, N. Y., Kep, M. K. S., Hidayati, N., Mulyani, N. S., Kep, M., Rosyida, R.
W., ... & Maghfiroh, I. L. (2023). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR. RIZMEDIA
PUSTAKA INDONESIA.
Putra, Y. and Siregar, E.S. (2019) ‘Pengaruh Terapi Rendam Air Hangat Terhadap
Edema Tungkai Bawah Ibu Hamil’, Jurnal Kesehatan, 10(2), p. 117.
Available at: https://doi.org/10.35730/jk.v10i2.407.
Siallagan, A.M. (2021) ‘Systematic Review: Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung
Kongestif’, Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan, 6(2). Available at:
https://doi.org/10.35728/jmkik.v6i2.696.
12