Disusun Oleh :
Asroni
Nisfaul Khasanah
Eni R Oktaviani
Fitriatul Khasanah
Dwi Kristiani
Siti Rokhani
Indah Fitriyani
2018
2
KATA PENGANTAR
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
1
KATA PENGANTAR ............................................................................
2
DAFTAR ISI...........................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................
4
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan..........................................................................................
5
BAB II KONSEP DASAR TEORI
A. Definisi .......................................................................................
6
B. Etiologi........................................................................................
6
C. Tanda Dan Gejala .......................................................................
7
D. Pathofisiologi .............................................................................
8
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian ..................................................................................
12
B. Analisa Data ...............................................................................
17
C. Diagnosa Keperawatan ...............................................................
17
4
D. Intervensi Keperawatan...............................................................
18
E. Implementasi Keperawatan ........................................................
19
F. Evaluasi ......................................................................................
23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................
26
B. Saran............................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab
morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal
jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi
menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang
mendahului dan menyertai gagal jantung. Kondisi
tersebut dinamakan faktor resiko. Faktor resiko yang
dapat dimodifikasi artinya dapat dikontrol dengan
mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi dan faktor
resiko yang non modifiable yang merupakan
konsekuensi genetik yang tak dapat dikontrol.
Contohnya ras dan jenis kelamin. Gagal jantung adalah
keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa
tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi
ini adalah pertama definisi gagal adalah relatif terhadap
kebutuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal
ditujukan pada fungsi pompa jantung secara
keseluruhan. Gagal jantung kongestif (Congestive Heart
Failure) adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah keseluruh tubuh. Risiko CHF akan
meningkat pada orang lanjut usia (lansia) karena
penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini
dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-
penyakit lain, seperti : hipertensi, penyakit katub
jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. Saat ini congestive
Heart Failure (CHF) atau yang biasa disebut dengan
gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya
penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden
dan prevalensinya. Resiko kematian akibat gagal jantung
berkisar antara 5 – 10% pertahun pada gagal jantung
ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal
jantung berat. Selain itu, CHF merupakan penyakit yang
paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah
sakit (readmission) meskipun pengobatan rawat jalan
telah diberikan secara optimal. Masalah kesehatan
dengan gangguan sistem kardiovaskuler masih
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori Congestive Heart Failure
(CHF)?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan
Congestive Heart Failure (CHF)?
C. Tujuan
a) Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah keperawatan Gawat Darurat
b) Tujuan Khusus
7
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
A. Definisi
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktifitas jantung yang menyebabkan curah jantung
lebih rendah dari curah jantung normal CO = HR x SV dimana curah
jantung (CO = Cardiac Output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR =
Heart Rate) volum sekuncup (SV = Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi system saraf otonom. Bila
curah jantung berkurang, sistemik saraf simpatis akan mempercepat
frekuensi jantung untuk mempertahankan diri untuk mempertahankan
curah jantung. Tetapi pada gagal jantung pada masa itu utama
kerusakan dan tekanan serabut otot jantung volume sekuncup berkurang
dan Scurah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume
sekuncup jumlah darah yang dipompa pada saat kontraksi tergantung
pada tiga factor yaitu preload, kontraktifitas dan overload.
CO yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi
yang berusaha untuk mempertahankan fungsi dua kali orang-orang
tubuh vital.Respon awal adalah stimulus kepada setiap saraf simpatis
yang menimbilkan dua pengaruh utama yaitu meningkatkan kecepatan
10
7. Pathways
Terlampir
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiografi toraks
Seringkali menunjukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik (CTR)
>50%) terutama bila gagal jantung sudah kronis.
2) EKG
11
9. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah
sebagai berikut:
1. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan
tambahan bahan-bahan farmakologis.
3. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi
diuretic, diet dan istirahat.
4. Adapun penatalaksanaan yang diberikan adalah:
1. Penatalaksanaan farmakologis
a. Digitalis/ Digoxin
Peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung, efek yang dihasilkannya peningkatan curah
jantung, penurunan tekanan vena dan volume
darah, peningkatan diuresis.
12
b. Diuretik/ Lasix
Memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal, efeknya dapat
mendilatasi venula, sehingga meningkatkan kapasitas vena yang
akhirnya mengurangi preload (darah vena yang kembali ke
jantung).
c. Vasodilator/ Natrium Nitroprusida/ Nitrogliserin
Digunakan untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel,yang dapat memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena,
sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan dan
dapat dicapai penurunan dramatis kongesti paru dengan cepat
2. Penatalaksanaan lain
a. Meningkatkan oksigen dengan pemberian oksigen dan
menurunkan konsumsi oksigen melaluiistirahat dan pembatasan
aktivitas.
b. Diet, klien dianjurkan untuk diet pantang garam dan pantang
cairan.
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan tanggal 10 Desember 2017 pukul 11.00 WIB di
Ruang ICU RSUD RA Kartini Jepara
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Tn.S
Umur : 66 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
No Register : 000645xxx
Umur : 32 Tahun
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Pasien terlihat sesak nafas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pada tanggal 9 Desember 2017 pukul 04.00 WIB keluarga
mengatakan bahwa Tn.S mengalami sesak nafas. Oleh keluarga ,
pasien dibawa ke IGD RS. R.A Kartini, sampai di IGD pukul 05.00
WIB. Sesampainya di IGD, Tn.S mendapat pemeriksaan TD :
240/120 mmHg, RR : 32 x/menit, S : 36◦C, SPO2 : 90%, GCS : E1
V2 M4 , keadaan umum lemah, lalu di IGD diberikan O2 kanul 3
lpm, RL : 20 tpm. Pasien dipindahkan ke ICU pukul 06.30 WIB
dilakukan tindakan pemasangan ventilator dengan TD : 124/74, RR
30 x/menit, S : 36,5◦C, Nadi 89 x/menit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak adda yang memiliki diabetes melitus
dan hipertensi
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan,
lingkungan maupun obat – obatan.
3. Pengkajian
Pengkajian Primer
1. Airway : pasien terlihat terpasang ventilator CPAP, terdapat
penumpukan sekret pada Endotracheal Tube warna sekret tampak
putih kental .
2. Breathing : pasien tampak terpasang ventilator dengan mode CPAP,
RR : 28x/menit,tidal volume : 790, PEEP :8, Sens : 8, F1 02 : 28,
SPO2 :97%
15
Pengkajian Sekunder
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak terdapat luka, berminyak
Mata : mata simetris, pupil 3mm/3mm reflek cahaya +/+
Hidung : hidung kotor, terpasang selang NGT
Mulut : bibir kering, tidak punya gigi, terpasang ET, kotor
Telinga : tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen \
Leher : leher bersih, tidak ada luka
Dada : simetris kanan dan kiri
Paru :
I : ada tarikan dinding dada saat bernafas
P : tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada pneumonia
A : suara paru vesikuler
Jantung :
I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tidak teraba
P : pekak
A : irama jantung cepat S1, S2 lemah
Abdomen :
I : perut oedam kw 1,2,3,4
A : bising usus 10x/menit
P : tidak ada benjolan, nyeri tekan di kw 1 kanan atas
P : tympani
Genetalia : bersih DC (+)
17
- Obat-obatan pasien
P.O : captopril 25mg/8j
Spironolactin 1x25 mg/24j
Clopidagrul 78 mg/24j
Asam saksilat 80mg/24j
SP : - fasorbid 1 mikro/j
- midazolam 1mg/j
- furosemid 2mg/j
- heparin 750mg/j
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada paru
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai O2 dan
kelemahan umum.
19
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi Keperawatan
Ds : -
2. Memberikan Do : Posisi bed
posisi semi pasien terlihat
fowler semi fowler
Ds : -
Do : Suara nafas
3. Melakukan pasien terdengar
suction bersih ( tidak ada
bunyi tambahan ),
pasien terlihat
lebih nyaman
Ds : -
Do : Pasien
dinebulizer dan
4. Kolaborasi terlihat nyaman
dengan medis
untuk obat Ds : -
II. nebulizer Do : TD : 165/ 95
pulmicort & mmHg ; N : 93 x/
ventolin menit ; RR : 15
x/menit ; S : 36
°C ; SpO2 : 95 %
1. Mengobservasi
TTv Ds : -
Do : Pasien
terlihat masih
lemah, belum
dapat beraktivitas
N : 96 x/menit
Ds : -
Do : Pasien
2. Mencatat nadi direstrain pada
sebelum dan kedua tangan dan
sesudah aktivitas kaki
21
Ds : -
Do : Pasien belum
dapat beraktivitas
dengan penuh.
Ekstremitas atas
3. Memberikan dan bawah masih
tindakan restrain lemas dengan
jika aktivitas kekuatan otot :
tidak terkontrol,
mekanik 2 2
2 2
4. Evaluasi - Makan
peningkatan melalui
intoleransi selang
aktivitas NGT dan
BAK
melalui
selang
kateter
11/12/2 I 1. Mengobserv Ds : -
017 asi Do : Irama :
pernafasan, inefektif, dangkal,
frekuensi, lemah,
irama, menggunakan alat
kedalaman bantu ventilator
Ds : -
3. Melakukan Do : Sekret
suction terlihat encer
berwarna bening,
nafas pendek,
suara nafas
terdengar bersih
(tidak terdapat
cairan )
Ds : -
Do : Pasien
4. Kolaborasi dinebulventilator
dengan dengan combiven
medis untuk dan pulmicort,
obat pasien tampak
nebulizer nyaman dengan
pulmicort & tindakan yang
ventolin diberikan.
22
Ds : -
Do : TD : 141/79
mmHg, N :
93x/menit, RR :
II 15 x/menit, S :
36,4 °C
1. Mengobserv
asi TTv Ds : -
Do : Pasien belum
dapat beraktivitas
dengan penuh
N : 97x/menit
Ds : -
2. Mencatat Do : Pasien
nadi sebelum direstrain pada
dan sesudah kedua tangan dan
aktivitas kakinya
Ds : -
Do : Pasien
3. Memberikan terlihat belum
tindakan dapat beraktivitas,
restrain jika ekstremitas masih
aktivitas lemas dengan
tidak kekuatan otot
terkontrol,
mekanik
2 3
4. Evaluasi 2 2
peningkatan
intoleransi Makan melalui
aktivitas selang NGT dan
BAK melalui
selang kateter
12/12/2 I 1. Mengobservasi Ds :-
017 pernafasan, Do : Pasien ketika
frekuensi, irama, bernafas masih
kedalaman terenggah-engah
di monitor terlihat
RR : 24 x/menit
- Irama :
23
inefektif
dan
dangkal
- Mengguna
kan
ventilator
- Di selang
ET
terdapat
sekret
bening
Ds : -
Do : Pasien tidur
dengan posisi
2. Memberikan semi fowler
posisi semi
fowler
Ds : -
Do : Terdapat
sekret encer
berwarna bening,
3. Melakukan suara nafas
suction terdengan bersih
Ds :-
Do : Pasien di
nebul dengan
ventilator dan
4. Kolaborasi pasien terlihat
dengan medis nyaman
untuk obat
nebulizer
II pulmicort &
ventolin Ds : -
Do : Dimonitor
terlihat TD :
150/98 mmHg,
1. Mengobserv N : 93 x/menit ,
asi TTv RR : 24 x/menit ,
S : 36,5 °C, SPO2
: 97 %
Ds : -
Do : Pasien masih
direstrain pada
2. Mencatat kedua tangan dan
24
Ds :
3. Memberikan
tindakan
restrain jika
aktivitas Ds : -
tidak Do : Pasien
terkontrol, terlihat tidur
mekanik dengan tenang
4. Evaluasi
peningkatan
intoleransi Ds : -
aktivitas Do : Pasien masih
direstrain untuk
membatasi
aktivitas, terlihat
cemas N :
120x/menit, RR :
26x/menit
F. Evaluasi Keperawatan
2 2
2 2
25
2 2
2 2
SPO 2 : 97 %
- Belum bisa beraktivitas penuh,
,makan dan minum melalui selang
NGT, BAK melalui kateter.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no 1, 2 dan 4
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
CHF (Congestive Heart Failure) adalah suatu kegagalan jantung
dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Suatu
keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung
gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri. Faktor-faktor yang dapat memicu
perkembangan gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yang
mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik, infeksi paru-paru
dan emboli paru-paru. Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum
untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap
krtiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara sendiri
maupun gabungan dari : beban awal, kontraktilitas dan beban akhir.
B. Saran
Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung
kongestif ini dilakukan dengan menghindari penyebab dari penyakit ini
misalnya menjaga gaya hidup yang sehat terutama pada makanan yang
dikosumsi diharapkan tidak melihat enaknya saja tetapi juga
mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam makanan tersebut.
28
DAFTAR PUSTAKA
Gray, Huon H., Dawkins, K. D., Simpson, I., Morgan, J. (2008). Lecture Notes
Kardiologi. Jakarta : Erlangga
Long, Barbara C. (2011). Perawatan Medikal Bedah. Vol. 2. Bandung :
Yayasan Alummi Pendidikan Keperawatan Padjajaran
Noer, Sjaifoellah. (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: FKUI
Smeltzer & Bare. (2009). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC