Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH : MK. PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH: SISTEM


KARDIOVASKULAR, RESPIRASI, DAN HEMATOLOGI

“SISTEM PELAYANAN DAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF”

oleh :
Daniswara Pradipa Bhagaskara
225170100111056

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
Sub-Bab 1 [Askep Perioperatif pada pasien dewasa]
1. Apakah yang Anda simpulkan fase perioperatif?
Fase Perioperatif dapat dikatasan sebagai fase perencanaan untuk tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif, dan post operatif.
(Budiansyah, 2022)
2. Apakah yang peran ners perioperatif dalam setiap proses keperawata?
Perawat perioperatif memiliki peran yang sangat penting dalam berjalannya fase
perioperatif, perawat memegang peran kunci untuk pelaksanaan koordinasi keperawatan
perioperatif dengan melibatkan interdisiplin profesional yang lain dan berhubungan erat
dengan pasien selama prosedur berlangsung. (Budiansyah, 2022) Peran perawat pada
setiap fase yaitu :
 Fase pra orientasi : Fase ini merupakan fase untuk pengambilan keputusan
sebelum dilakukannya pembedahan dengan melakukan pengkajian terlebih dahulu
pada riwayat kesehatan pasien untuk mencapai intervensi yang di inginkan.
 Fase intra operasif : Perawat bertugas untuk meminimalisir risiko cidera dan
risiko infeksi dengan cepat selama berjalannya proses operasi.
 Fase post operatif : Proses keperawatan setelah operasi dimulai dari rungang
pemulihan hingga ruang rawat inap yang berfokus pada pemulihan pasca operasi.
(Budiansyah, 2022)
3. Sebutkan standar ners perioperatif dalam praktek keperawatan perioperatif?
Perawat yang bertugas selama fase perioperatif harus mampu siap siaga selama
prosedur operasi berlangsung serta perawat harus bisa memberikan bantuan jika pasien
mengalamai gangguan yang mengancam jiwa. (Budiansyah, 2022)
4. Apakah yang peran ners perioperatif dalam setiap proses keperawatan?
Perawatperioperatif memiliki peran yang sangat penting dalam berjalannya fase
perioperatif, perawat memegang peran kunci untuk pelaksanaan koordinasi keperawatan
perioperatif dengan melibatkan interdisiplin profesional yang lain dan berhubungan erat
dengan pasien selama prosedur berlangsung. (Budiansyah, 2022) Peran perawat pada
setiap fase yaitu :
 Fase pra orientasi : Fase ini merupakan fase untuk pengambilan keputusan
sebelum dilakukannya pembedahan dengan melakukan pengkajian terlebih dahulu
pada riwayat kesehatan pasien untuk mencapai intervensi yang di inginkan.
 Fase intra operasif : Perawat bertugas untuk meminimalisir risiko cidera dan
risiko infeksi dengan cepat selama berjalannya proses operasi.
 Fase post operatif : Proses keperawatan setelah operasi dimulai dari rungang
pemulihan hingga ruang rawat inap yang berfokus pada pemulihan pasca operasi.
(Budiansyah, 2022)

Sub-Bab 2
1. [Format pre operasi]
Apakah yang termasuk komponen dalam pengkajian pre operasi berdasarkan format gambar 2.1?
Jelaskan masing-masing komponen tersebut!
 Identidas Diri
Bagian form pengkajian yang mencakup nama pasien dan tenaga kesehatan yang
menangani pasien seperti perseptor klinik (preseptor merupakan seorang yang memiliki
pengalaman dalam bidang kesehatan, bekerja bersama mahasiswa, sebagai pendidik, dan
sebagai tenaga perawat profesional). (Wicaksana and Rachman, 2018)
 Data pengecekan
Bagian form ini berisi persiapan pasien sebelum operasi serta hasil laboratorium
sebagai syarat berjalannya operasi.
 Cairan masuk pra operasi
Merupakan bagian Form yang bertujuan untuk mencatat cairan yang masuk dan
keluar sebelum berjalannya operasi. Karena balance cairan atau keseimbangan cairan
akan sangat berpengaruh pada fungsi ginjal dalam mengatur mekanisme asam basa dan
ekskresi metabolik obat-obatan anastesi. (Sugiyono, 2016)
 Riwayat penyakit
Bagian ini berisi riwayat penyakit yang pernah diderita atau yang sedang diderita
sebelum dilaksanaknnya operasi untuk mencegah terjadinya hal yang tidak di inginkan
selama prosedur operasi sedang berlangung.
2. [Format intra operasi]
Apakah yang termasuk komponen dalam pengkajian intra operasi berdasarkan format gmbr 2.2
(a-e)? Jelaskan masing-masing komponen!
 Form Pengkajian Intra operasi
Form ini berisi identitas pasien, tanggal operasi, nama tenaga kesehatan yang
menangani, alat yang digunakan, dan mengkaji apakah terdapat luka akibat operasi.
 Form monitoring Intraoperasi
Form ini berisi waktu operasi, obat-obatan yang diberikan, cairan IV( cairan
infus) yang diberikan, nafas pasien per menit, tekanan nadi pasien, SPO2 (Saturasi
oksigen atau presentase hemoglobin yang mengalami saturasi oleh oksigen)(Sumiarty
and Sulistyo, 2020), tensi pasien, suhu pasien selama operasi, dan kesadaran pasien.
 General anestesi
Merupakan tindakan untuk menghilangkan rasa sakit sentral bersamaan dengan
hilangnya kesadara secara temporal.
 Regional Anestesi
Anestesi yang hanya bertujuan untuk menghilangkan respons dan sensasi pada
daerah tertentu saja. Anestesi jenis ini terdiri dari spinal anestesi, epidural anestesi, dan
kaudal anestesi.
 Daftar pemakaian kasa dan instrumen
Form ini berisi alat-alat yang digunakan selama penanganan prosedur operasi
pada pasien.
 Penakaina kasa intraoperasi
Form ini berisi jenis-jenis kasa yang digunakan selama berjalannya prosedur
operasi.
3. [Format post operasi]
Apakah yang termasuk dalam pengkajian post operasi pd gmbr 2.5(a-b)?
Jelaskan masing-masing komponen!
 Form identidas pasien
Berisi nama pasien dan tenaga kesehatan atau dokter yang menangani pasien
selama operasi. Selain itu, bagian ini juga berisi tanggal operasi, diagnosis post operasi
serta tindakan operasi yang diberikan.
 Form Pengkajian post operasi
Form ini Berisi data pengecaekan operasi, laporan bedah, laporan anestesi, resep
obat dari dokter, sisa obat yang diserahkan, sisa spesimen setelah operasi, ada tidaknya
komplikasi selama operasi, peralatan medis yang dipakai, penjelasan jenis operasi dan
jenis anestesi, pengiriman jaringan sisa operasi ke lab, serta aldrete score.
 Bromage Score
Merupakan indikator yang digunakan sebagai penilaian respon motorik pasca
pemberian anestesi pasa pasien. score tersebut dibagi menjadi 4 yaitu : 0 (Gerakan penuh
dari tungkai score) 1 (Tidak mampu ekstensi tungkai score),2 (Tidak mampu fleksi lutut
score),3 (Tidak mampu fleksi pergelangan kaki score).(Eka Fitria, Wayan Fatonah and
Siti, 2018)

4. Baca dan pahami studi kasus ini dengan baik dan teliti, kemudian lakukan penilaian score
ASA sesuai masing-masing kasus.

Pasien 1: Seorang atlet lari berusia 20 tahun dari peserta PON 20 Papua dijadwalkan untuk
menjalani perbaikan ACL elektif. Pasien bukan perokok, bukan peminum alkohol, tidak ada
riwayat minum obat, BMI 23. Pasien ini masuk dalam kategori ASA berapa?
Jawab : ASA 1

Pasien 2: Seorang mahasiswa berusia 19 tahun dari Universitas X dijadwalkan untuk menjalani
operasi ortopedi darurat setelah jatuh dari lomba panjat tebing. Pasien memiliki riwayat
pengguna ganja dan memiliki BMI 29. Pasien memiliki riwayat peminum alcohol. Pasien ini
masuk dalam kategori ASA berapa?
Jawab : ASA 2

Pasien 3: Laki-laki usia 25 tahun mengalami cedera kepala berat dalam kecelakaan sepeda motor
dan tidak memakai helm. Setelah prosedur dekompresi bedah saraf dan berbagai intervensi lain
di unit perawatan intensif menunjukan tidak ada harapan untuk pemulihan. Pasien tidak responsif
terhadap semua rangsangan. Pemeriksaan untuk kematian otak dilakukan dan menunjukan tidak
adanya fungsi sistem saraf pusat, dan keluarganya setuju untuk dilakukan transplantasi. Pasien
ini masuk dalam kategori ASA berapa?
Jawab : ASA 5

Sub-Bab 3
Tugas Praktik KMB Reguler 4 Kelompok 3

Anggota Kelompok 3 Reguler 4 :


1. Sahda Nala Atikah (225170101111018)
2. Stevany Sefiana (225170100111054)
3. Revyna Aisha Putri (225170101111048)
4. Nur Aida Agustina Safitri (225170101111016)
5. Khilda Tabina Zahra (225170101111015)
6. Sapna Novita Purnamasari (225170101111013)
7. Iklima Aisyah Nur Agustin (225170101111031)
8. Yulia Rahmawati (225170101111005)
9. Femas Hikmal Saputra (225170101111017)
10. Untari (225170101111027)
11. Bella Dwi Shevia (225170101111009)
12. Daniswara Pradipa (225170100111056)
13. Navia Irfani Nabila (225170101111025)
14. Ulya Nurul Istiqomah (225170101111032)

1. Analisis SOAPIE Hasil Pengkajian pada Preoperasi kasus Mastektomi Radikal

No. S O A P I E

1. Ny. M Terdapat benjolan Carcinoma Akan Klien disarankan Klien bersedia


mengeluh pada payudara ganas atau direncanakan untuk untuk
tidak kiri tumor biopsi melakukan melaksanakan
nyaman payudara ganas INVASIVE CA operasi. semua anjuran
pada OF NST Hasil: Klien
payudara setuju dan akan
kiri terdapat melaksanakan
benjolan operasi
sejak keesokan
kurang harinya
lebih 1
tahun

2. ● Hb: 13,2 Klien telah


● Leuko: melakukan
3.870* pemeriksaan
● Ureum: 16 biopsi yang
● Creatinin: mengonfirmasi
0.78 bahwa klien
● GDP/GDS mengidap
: 115 carsinoma ganas
● Trombosit dan cara
: 413.000 pengobatan
untuk mengatasi
penyakit klien
adalah operasi.

3. ● Makrosko
pik: 1
potong
jaringan
ukuran 5
mm, solid
putih abu-
abu.
● Mikroskop
ik:
potongan
jaringan
dengan
pertumbuh
an tumor
tersusun
dalam pola
kelompok
an solid,
terdiri dari
proliferasi,
sel-sel
epitel
ductuli
anaplasia,
inti bulat
oval,
pleomorfi
k berat,
hiperkrom
atik,
sitoplasma
cukup,
tubular
formation
< 10%,
mitosis
27/10 hpf

2. Analisis SOAPIE hasil pengkajian pada intra operasi pada kasus Mastektomi Radikal pada
gambar 3.2 a-c.
No. S O A P I E

1. Ny. M ● RR : 20x / Carsinoma General ● Tindakan ● Memonit


memiliki mnt mammae Anestesi Operasi or tanda
tingkat ● SPO2 : sinistra Mastekto dan
kesadaran 100% mi gejala
baik ● Temp : Radikal perdarah
36,1 C Modifika an
● Nadi : 82 si ● Memonit
● TD : ● Dilakuka or TTV
123/67 n operasi ● Memanta
mmHg jenis u
● Pasien bersih perkemb
mampu ● Dilakuka angan
membuka n obat
mulut pramedik yang
lebih dari asi telah
3 jari ● Pemberia diberikan
● Jarak n cairan
mentohyoi kristaloid
d lebih 1000 cc
dari 4 jari ● Dilakuka
● Tidak n palpasi
terlihat di area
pemendek mammae
an area untuk
leher ,memasti
● Gerak kan
leher lokasi,
bebas serta
● Tidak melihat
terdapat dan
gigi palsu menanda
● Tingkat i
kesadaran ● Dilakuka
yaitu n
sadar pengang
baik katan
dengan seluruh
GCS 4 5 jaringan
6 mammae
kiri
● Dilakuka
n
pencucia
n luka
dengan
pehidro,
betadine,
dan NS
1000 cc

2. ● Respirasi Rencana ● Dilakuka


spontan Premedikasi n kontrol
● Airway (Ranitidine, nadi,
bebas Ondansentron, napas,
Ketorolac) suhu tiap
15 menit
● Diberika
n cairan
infus NS
1000 cc
● Minum
makan
TKTP
(Tinggin
kalori
tinggi
protein)
● Urine
spontan
● Dilakuka
n kultur
pus
● Cairan
keluar
darah
300 cc

3. Resiko
● Cairan hipovolemia??
keluar :
Darah
300 cc
● Cairan
masuk :
NS 1000
cc
● Urine :
spontan
3. Analisis hasil pengkajian pada postoperasi pada kasus Mastektomi Radikal pada gambar 3.3
a-b

No. S O A P I E

1. Ny. M Pemeriksaan TTV Post op MRM Anjurkan Hasil : Klien Ny. M bersedia
kurang : CA Mammae kepada klien memahami menjalankan
mampu ● Suhu : 36 Sinistra untuk tidak anjuran yang berbagai anjuran
menggeraka C mengerjakan diberikan dan yang diberikan
n 4 ● Nadi : 82 pekerjaan terlalu melaksanakan
ekstermitas ● TD : berat anjuran yang
dengan 132/70 diberikan
sendirinya mmHg
dan ● RR :
diperintah 20x/menit

2. Ny. M Klien kurang Post op MRM Anjurkan Hasil : klien Ny.M mengerti
memiliki mampu CA Mammae kepada klein menuruti hasil
kesadaran mempertahanka Sinistra untuk anjuran perawat pemeriksaan dan
yang n saturasi O2 > beristirahat untuk istirahat bersedia
kurang baik 92% mengikuti
anjuran untuk
beristirahat

3. Ny. M TD +- 20 mmHg Anjurkan Hasil : pasien Ny.M bersedia


kurang dari keadaan pre kepada klien memahami mengikuti
mampu anestesi untuk meminum anjuran yang anjuran rutin
untuk nafas obat sesuai dosis diberikan minum obat dan
dalam dan dan makan makan makanan
batuk makanan tinggi tinggi zat besi
zat besi akan
mempercepat
proses
pemulihan
Daftar Pustaka

Budiansyah, H. (2022) ‘Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Pasien Tumor Esofagus


Pemasangan Gastrotomy Feeding Tube dengan Tindakan Laparatomi di RSUD Jend.
Ahmad Yani Metro Tahun 2022’, pp. 12–26. Available at: https://repository.poltekkes-
tjk.ac.id/id/eprint/2715/.
Eka Fitria, Wayan Fatonah and Siti (2018) ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Bromage Score
Pada Pasien Spinal Anastesi Di Ruang Pemulihan’, Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik,
14(2), pp. 182–186.
Sugiyono, P.D. (2016) ‘Pre dan Post Operasi’, Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), pp. 1689–1699. Available at: http://repository.unimus.ac.id/1708/4/12. BAB II.pdf.
Sumiarty, C. and Sulistyo, F.A. (2020) ‘HUBUNGAN RESPIRATORY RATE (RR) DENGAN
OXYGEN SATURATION (SpO2) PADA PASIEN CEDERA KEPALA’, Jurnal Ilmiah
Wijaya, 12, pp. 2301–4113. Available at: www.jurnalwijaya.com;
Wicaksana, A. and Rachman, T. (2018) ‘済無No Title No Title No Title’, Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 3(1), pp. 10–27. Available at:
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.

Anda mungkin juga menyukai