Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA RESIKO PERILAKU


KEKERASAN

Daniswara Pradipa Bhagaskara


225170100111056

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Jiwa

1. Konsep Dasar
1.1. Pengertian
Resiko Perilaku Kekerasan merupakan sebuah tindakan yang bertujuan
untuk melakukan sebuah tindak kekerasan yang untuk menyakiti seseorang
secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan yang mungkin muncul
sendiri dapat berupa dalam bentuk verbal maupun fisik yang diarahkan ke diri
sendiri, orang lain, atau lingkungan sekitar.(Hasannah and Solikhah, 2019)
Pendapat lain mengatakan Resiko Perilaku Kekerasan merupakan sebuah
tindakan dimana seseorang memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang
dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain secara fisik disertai
dengan amukan, gaduh, dan gelisah yang tidak terkontrol.
1.2. Etiologi
Penyebab seseorang memiliki kecenderungan melakukan kekerasan
dapat dipicu oleh beberapa faktor yang dibagi menjadi faktor predisposisi dan
faktor presipitasi.
1. Faktor Predisposisi (faktor yang melatarbelakangi)
a. Faktor Biologis
Suatu tindakan kekerasan dapat dipicu dari anggota
keluarga yang melakukan atau memperlihatkan perilaku
kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa, adanya riwayat penyakit atau trauma, ataupun adanya
riwayat penggunaan napza/narkoba.
b. Faktor Psikologis
Perilaku seseorang yang cenderung melakukan
kekerasan dapat dipicu dari lingkungan hidup yang tidak
menerima orang tersebut. Pendapat tersebut senada dengan
teori yang menjelaskan tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa
aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan
membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan meningkatkan citra diri.
c. faktor Sosial Budaya
Lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu
dalam mengekspresikan ekspresi marah. NIlai-nilai budaya dan
sosial yang dapat mempengaruhi perilaku kekerasan antara
lain : pekerjaan dan pernikahan.
2. Faktor Presipitasi (faktor yang memicu adanya masalah)
a. Faktor Psikologi
i. Frustration aggression theory
Bila usaha seseorang untuk mencapai suatu
tujuan mengalami hambatan maka akan timbul
dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi
perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau
objek. Hal ini dapat terjadi apabila keinginan individu
untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat. keadaan
frustasi dapat mendorong individu untuk berperilaku
agresifkarena perasaan frustasi akan berkurang melalui
perilaku kekerasan.
ii. Teori Perilaku (Behavioral theory)
Kesalahan yang diperbuat atau dayng dilakukan
orang lain dapat memicu amarah pada diri orang
tersebut atau orang lain.
iii. Teori Eksistensi (Existential theory)
Manusia akan cenderung melakukan perilaku
destruktif jika kebutuhan manusia tidak dapat dipenuhi
dengan perilaku konstruktif.
b. Faktor Sosial Budaya
Perilaku kekerasan dapat dipelajari dan dipengaruhi
oleh berbagai aspek dalam lingkungan. Seperti pada teori
lingkungan sosial (social environment theory) yang
menyatakan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi
sikap individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya
dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif.
1.3. Rentang Respon
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
1) Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang
lain.
2) Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terlambat.
3) Pasif : Respons lanjutan yang pasien tidak mampu
mengungkapkan perasaan.
4) Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol.
5) Amuk : Perilaku destruksif yang tidak terkontrol
1.4. Proses Terjadinya Dilengkapi Dengan Pathway
Resiko tinggi mencederai diri sendiri, dan orang lain

Gangguan persepsi
Perilaku Kekerasan sensori: halusinasi
pendengaran

Regiment terapeutik Harga diri rendah Isolasi sosial:


inefektif kronis menarik diri

Koping keluarga Berduka


tidak efektif disfungsional

Faktor Predisposisi Faktor pengalaman yang dialami tiap


orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi atau
mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh
individu:
a) Psikologis : kegagalan yang dialami dapat
menimbulkan frutasi yang kemudian dapat timbul
agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditilak, dihina,
dianiaya. 2
b) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat
melakukan kekerasan, sering mengobservasi
kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek
ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan.
c) Sosial budaya, budaya tertutup ddan membalas secara
diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak
pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima
(permissive).
d) Bioneurologis banyak bahwa kerusakan sistem
limbik, lobus frontal, lobus temporal dan
ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan
dalam terjadinya perilaku kekerasan

1.5. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari Resiko Perilaku Kekerasan antara lain :
1. Subjektif
a. Mengungkapkan perasaan kesal atau marah
b. Keinginan untuk melukai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
c. Klien suka membentak dan menyerang orang lain
2. Objektif
a. Mata melotot/ pandangan tajam
b. Tangan mengepal dan Rahang mengatup
c. Wajah memerah
d. Postur tubuh kaku
e. Mengancam dan Mengumpat dengan kata-kata kotor
f. Suara keras
g. Bicara kasar, ketus
h. Menyerang orang lain dan Melukai diri sendiri/ orang lain
i. Merusak lingkungan
j. Amuk/ agresif
2. Asuhan Keperawatan
2.1. Pengkajian
1. Identitas Klien
Inisial : Tn. L
Umur : 42 tahun
Alamat : Kecamatan Babadan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA sederajat
Status Perkawinan : Sudah menikah
Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2024
Sumber Data : Klien dan keluarga klien
2. Alasan masuk
Klien dibawa keluarganya ke Rumah Sakit karena mengurung
diri dikamar sambil berbicara sendiri. Klien mengaku mendengar suara
yang menyuruh klien untuk menyakiti diri sendiri dengan cara
memukul dirinya sendiri dan membenturkan kepala ke dinding.
Keluarga klien juga mengatakan klien sering memiliki keinginan untuk
memukul istrinya sendiri serta merusak dan melempar barang. Klien
juga mengatakan susah tidur.
3. Faktor Predisposisi
Klien mengalami gangguan jiwa 1 tahun yang lalu. Pihak
keluarga sudah pernah membawa klien untuk berobat, namun
pengobatan kurang berhasil karena klien tidak teratur minum obat
ketika di rumah. Klien pernah datang kembali ke puskesmas di dekat
tempat tinggal klien untuk kembali berobat pada bulan Mei tahun
2024. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Dalam keluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital :
i. TF : 120/70 mmHg
ii. Suhu : 36,5°C
iii. HR : 80x/min
iv. RR : 20x/min
b. TB :165 cm
c. BB : 66 kg
5. Psikososial
Klien mengatakan anak keempat dari lima bersaudara, klien
sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak dan tinggal serumah
dengan istri dan keempat anaknya.
6. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien menyukai bentuk tubuhnya sekarang dan tidak
ada yang istimewa
b. Identitas
Klien anak ke empat dari lima bersaudara
c. Peran
Klien berperan sebagai suami untuk istrinya dan ayah
untuk anak-anaknya
d. Ideal Diri
Klien ingin cepat sembuh
e. Harga Diri
Klien merasa dirinya tidak berharga karena tidak bisa
bekerja
7. Hubungan Sosial
Orang yang berarti dalam hidup klien adalah istri dan anak.
Klien tidak pernah ikut dalam kegiatan kelompok di masyarakat.
Penyakit klien menyebabkan klien lebih memilih menyendiri.
8. Spiritual
Klien beragama Islam dan klien menyakini adanya Tuhan Yang
Maha Esa
9. Status Mental
a. Penampilan : Klien berpenampilan rapi,
memakai baju sesuai fungsinya dan tidak terbalik.
b. Pembicaraan : Klien ketika bicara nada suara
keras, tinggi, tidak meloncat-loncat dari tema yang dibicarakan
dan dapat berkomunikasi dengan lancar.
c. Aktivitas Motorik : Klien tampak gelisah dan
bingun, terkadang mondar-mandir
d. Alam Perasaan : Alam perasaan klien saat ini
sedih karena merasa tidak berguna karena sakit yang
dialaminya
e. Afek : Labil karena klien mudah
marah, mudah emosi bila ditanya tentang masalahnya secara
berulang-ulang.
f. Interaksi selama wawancara : Selama wawancara klien dapat
diajak kerja sama dengan perawat dan kontak mata
sepenuhnya.
g. Persepsi : Klien mengatakan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul dirinya sendiri.
h. Proses pikir : Selama wawancara klien dapat
menjawab pertanyaan secara lancar dan sesuai.
i. Isi Pikir : Klien mengatakan tidak ada
perasaan curiga kepada orang lain.
j. Tingkat Kesadaran : Klien sadar penuh (compos
mentis) dan konsentrasi saat sedang di wawancarai.
k. Memori : Klien masih dapat mengingat
kejadian masa lalu dan sekarang (saat dibawa ke Puskesmas
dan diantar oleh keluarga dan klien dapat mengingat nama
perawat saat berkenalan).
l. Tingkat Konsentrasi : Klien mampu konsentrasi dan
dapat berhitung secara sederhana
m. Kemampuan Penilaian : Klien mampu mengambil
keputusan yang mana baik dan buruk
n. Daya tilik diri : Klien menyadari penyakit yang
dideritanya
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien merasa bahwa dirinya diasingkan dari keluarga dan
lingkungan karena penyakit yang dideritanya.
Masalah dengan dukungan lingkungan: sebelum dibawa ke Rumah
Sakit klien mau mengikuti kegiatan di lingkungan, namun orang-orang
tidak menerima kehadirannya karena emosinya yang tidak terkendali.
2.2. Diagnosis
1. Resiko Perilaku Kekerasan d.d Ingin menyerang istri, merusak dan
melempar barang, membenturkan kepala ke dinding.
2. Isolasi Sosial b.d Menarik Diri d.d klien malas berinteraksi,
Mengurung diri di kamar, Klien lebih senang hidup sendiri
3. Gangguan Persepsi Sensori b.d Halusinasi pendengaran d.d Klien
mendengar suara yang menyuruh menyakiti diri sendiri, klien
berbicara sendiri.
2.3. Intervensi

NO Diagnosis Intervensi

1. Resiko Perilaku Pencegahan Perilaku Kekerasan (1.14544)


Kekerasan (D.0146)
Observasi
- Monitor adanya benda yang berpotensi
membahayakan
- Monitor keamanan benda yang dibawa
oleh pengunjung
- Monitor selama penggunaan barang yang
dapat membahayakan
Terapeutik
- PErtahankan lingkungan bebas dari
bahaya secara rutin
- Libatkan keluarga dalam perawatan
Evaluasi
- Anjurkan pengunjung dan keluarga
mendukung keselamatan pasien
- Latih cara mengungkapkan perasaan
secara asertif
- Latih mengurangi kemarahan secara
verbal dan nonverbal

2. Isolasi Sosial Promosi Sosialisasi (1.13498)


(D.0121)
Observasi
- Identifikasi kemampuan melakukan
interaksi dengan orang lain
- Identifikasi hambatan melakukan interaksi
dengan orang lain
Terapeutik
- Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
- Motivasi kesabaran dalam
mengembangkan suatu hubungan
- Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
- Motivasi berinteraksi di luar lingkungan
- Diskusikan kekuatan dan keterbatasan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
- Diskusikan perencanaan kegiatan di masa
depan
- Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
- Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
Edukasi
- Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
- Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
- Anjurkan berbagi pengalaman bersama
orang lain
- Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain
- Anjurkan penggunaan alat bantu
- Anjurkan pembuatan rencana kelompok
kecil untuk kegiatan khusus
- Latih bermain peran dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi
- Latih mengekspresikan marah dengan
tepat

3. Gangguan Persepsi Manajemen Halusinasi (1.09288)


Sensori (D.0085)
Observasi
- Monitor perilaku yang mengindikasikan
halusinasi
- Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas
dan stimulasi lingkungan
- Monitor isi halusinasi
Terapeutik
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Lakukan tindakan keamanan ketika tidak
dapat mengontrol perilaku
- Diskusi perasaan dan respon terhadap
perilaku
- hindari perdebatan tentang validitas
halusinasi
Edukasi
- Anjurkan memonitor sendiri situasi
terjadinya halusinasi
- Anjurkan berbicara dengan orang yang
dipercaya untuk memberi dukungan dan
umpan balik korektif terhadap halusinasi
- Anjurkan melakukan distraksi
- Ajarkan pasien dan keluarga cara
mengontrol halusinasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antipsikotik
dan antiansietas, jia perlu
2.4. Implementasi (dilengkapi dengan SPTK)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. PROSES KEERAWATAN
1. Kondisi Klien
Kondisi pasien ketika datang ke Rumah Sakit tampak tegang dan ketika wawancara
dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan dengan tenang.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan (D.0146)
3. Tujuan Khusus (TUK)
Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan

Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

Pasien dapat menyebutkan cara mencegah atau mengendalikan perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling bercaya dan membantu klien mencoba mengendalikan
amarahnya dan membantu menemukan penyebab amarahnya serta membantu
mengurangi perilaku kekerasan yang ditimbulkan klien.

B. STRATEGI KOMINIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum pak, selamat siang, saya Ns Danis, perawat yang bertugas di siang
hari ini.

Sebelum kita memulai perbincangan kita pada siang hari in, mari kita bersama sama
membaca doa terlebih dahulu, supaya perbincangan kita pada siang hari ini dapat
memberikan manfaat lebih bagi saya maupun bapak sendiri.

2. Evaluasi / Validasi
Baik pak, untuk selanjutnya sendiri, kalau boleh tahu nama bapak siapa ya?

Bagaimana Perasaan bapak pada siang hari ini? Apakah bapak merasa nyaman atau
terdapat suatu hal yang membuat bapak merasa tidak nyaman?

3. Kontrak
Topik dan Tujuan
Begitu ya pak, Kalau begitu kita akan berbincang mengenai masalah yang bapak
alami yaitu perasaan amarah bapak yang sering tidak terkontrol.

Waktu
Waktu berbincang kita siang hari ini tidak lama pak, sekitar 30 – 40 menit. Apakah
bapak bersedia atau ingin berbincangnya lebih cepat atau lebih lama?

Baiklah pak, kalau bapak bersedia berbincang selama 30

Tempat
Untuk tempatnya sendiri apakah bapak nyaman berbincang di sini atau nyaman di
tempat lain.

Kalau memang bapak nyaman berbincang di tempat tersebut makan kita akan
benbincang di tempat tersebut saja demi kenyamanan bapak.

FASE KERJA
Bapak tadi bilang kalau bapak kalau sedang marah itu sering tidak terkontrol ya pak,
kalau berkenaan apakah bapak bisa menceritakan perilaku apa saja yang bapak
lakukan ketika sedang marah.

Bagus sekali bapak sudah berani menyebutkan hal tersebut bapak.

Kalau boleh tahu pak, apakah bapak mengetahui apa yang menjadi penyebab bapak
melakukan perilaku tersebut?

Begitu ya pak, bapak mendengar bisikan yang menyuruh bapak melakukan tindakan
kekerasan ya.

Begini saja pak, pada pertemuan kali ini saya akan membantu bapak untuk mencoba
mengurangi suara suara yang bapak dengar , apakah bapak mau?

Baik pak kalau bapak mau, langsung kita mulai saja.

Saya menyarankan ketika bapak mulai mendengar suara suara tersebut bapak bisa
melakukan distraksi ke kegiatan yang lain, atau bapak dapat melakukan kegiatan yang
bapak sukai.

Kalau bapak tidak bisa mendistraksi pikiran bapak dan mulai tersulut amarah bapa,
bapak bisa melakukan tindakan relaksasi dan mengngingan tuhan YME.

Tindakan relaksasi yang saya sarankan adalah tarik napas dalam dan hipnotis lima
jari.

Cara melakukannya begini pak, untuk terik napas dalam bapak silahkan duduk atau
berdiri senyaman bapak, lalu taruh tangan diatas perut kemudian tarik napas yang
dalam lewat hidung, tahan beberapa detik kemudian hembuskan perlahan lewat mulut.
Kegiatan tersebut dilakukan selama 3 kali ya pak

Kemudian untuk hipnotis lima jari, yang perlu bapak lakukan adalah pertama duduk
lalu satukan jempol dengan telunjuk sambil membayangkan kondisi tubuh yang sehat
dan tenang, kemudian satukan jempol dengan jari tengah sambil membayangkan kasih
sayang dan perhatian dari orang lain, kemudian satukan jempol dengan jari manis
sambil membayangkan pujian dari orang lain, dan yang terakhir satukan jempol
dengan kelingking sambil membayangkan tempat yang indah, tempat yang paling
indah yang ingin bapak kunjungi.
Iya pak begitu caranya.

Atau bapak dapat melakuakn tindakan tersebut secara rutin sesuai jadwal, setelah ini
akan saya buatkan jadwal yang dapat membantu bapak dalam melakukan kegiatan
relaksasi tadi demi menjaga emosi bapak.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Nah, setelah kita berbincang tadi bagaimana perasaan bapak sekarang?

Saya ini masih pertemuan pertama jadi bapak masih belu telalu merasakan perbedaaan
yang signifikan.

Evaluasi Obyektif (Perawat)


Baik pak untuk selanjutnya apakah bapak dapat mengulangi lagi tindakan apa yang
tadi saya sarankan pak?

Bagis sekali pak, bapak masih mengingatnya

2. Rencana Tindak Lanjut


Setelah ini bapak tolong di ingat jadwalnya ya pak kapak waktunya untuk melakukan
relaksaasi supaya dapat membantu bapak kedepannya, ya.

3. Kontrak yang Akan Datang


Topik dan Tujuan
Baik pak, karean pertemuan kita siang ini sudah selesai, kita akan merencanakan
pertemuan selanjutnya untuk membahan tentang kegiatan bapak sehari-hari ya pak.

Waktu
Untuk waktunya sendiri sama seperti ahri ini saja ya pak supaya mudah di ingat.

Tempat
Kalau temaptnya disini saja pak, atau bapak ingin di tempat lain silahkan, tetapi
minggu depan akan saya tunggu kehadiran bapak di sini ya pak supaya mudah
mencarinya.

4. Salam Penutup (Berisi juga doa, harapan dan motivasi)


Kalau dari bapak sudah tidak ada pertanyaan, saya tutup perbincangan kita pada siang
hari ini ya pak.

Semoga perbincangan kita pada siang hari ini memberikan manfaat bagi bapak.

Sampai jumpa minggu depan pak, wassalamualaikum wr.wb.

2.5. Evaluasi (dilengkapi dengan CPPT)


CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
No. RM :
TERINTEGRASI
Nama :A
(Dituliskan dengan Format SOAP/ADIME, disertai dengan
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN
Tgl Lahir :
FAKULTAS ILMU Target yang Terukur, Evaluasi Hasil Tatalaksana dituliskan
KESEHATAN 10/10/2003L/P*)
UNIVERSITAS dalam Assesmen, Bubuhkan Stempel Nama dan Paraf Pada
BRAWIJAYA
Ruangan :
Setiap Akhir Catatan)
Hasil Pemeriksaan, Analisis, Rencana
Tanggal/ Penatalaksanaan Pasien Verifikasi
Instruksi
Jam Profesi/ Subyektif, Obyektif, Assesmen dan DPJP
Bagian Planning
S: - Klien mengatakan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya
untuk memukul dirinya sendiri
- Keluarga klien mengatakan
pernah membenturkan kepalanya
ke dinding
- Klien mengatakan saat marah
tidak bisa mengontrol emosinya
- Klien mengatakan ingin
memukul istrinya
- Keluarga mengatakan di rumah
klien sering merusak dan
melempar-lempar barang.
-
-

O: - Wajah klien tampak tegang


- Wajah memerah
- Tangan mengepal
- Pandangan mata tajam
-

A: D/:
- Resiko Perilaku Kekerasan
- Gangguan persepsi sensori
- Isolasi social

T/:
- Tarik napas dalam
- Hipnotis lima jari
P: - Tarik napas dalam 3x sehari
- Hipnotis lima jari 2x sehari

3. Referensi

Hasannah, S.U. and Solikhah, M.M. (2019) ‘Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan
Resiko Perilaku Kekerasan’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), p. 149.
R, K.H.A. (2022) ‘Resiko Kekerasan’, NBER Working Papers, (Prasetya 2018), p. 89.
Available at: http://www.nber.org/papers/w16019.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Untari, S.N. and Irna, K. (2020) ‘Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), p. 149.
OBSERVASI DAN PENILAIAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 16/02/2024 Topik ujian : Harga Nama Penguji :


Diri
Semester: 4 Rendah Tanda tangan :
Nama Mahasiswa :
NO ASPEK OBSERVASI Bobot Nilai Keterangan
1 PRAINTERAKSI
1. Membaca catatan medis pasien 5 5
2. Mencuci tangan 5 5
3. Menyiapkan peralatan 5 5
2 INTERAKSI
1. Salam 3 3
2. Evaluasi 4 4
3. Validasi 3 3
4. Kontrak Topik 3 3
5. Kontrak Tempat 3 3
6. Kontrak Waktu 3 3
7. Tindakan/ Tujuan 3 3
3 KERJA
1. Melakukan Tindakan sesuai SOP dengan benar 35 35
(MK dapat menuliskan poin tindakan yang dinilai
sesuai SOP)

2. Komunikasi Terapeutik 5 5
4 TERMINASI
1. Evaluasi Subjektif 2 2
2. Evaluasi Objektif 2 2
3. Rencana Tindak Lanjut 3 3
(rujukan, resep, tindakan keperawatan, cek list
obat)

4. Kontrak Topik selanjutnya 2 2


5. Kontrak Waktu selanjutnya 2 2
6. Kontrak Tempat selanjutnya 2 2
7. Dokumentasi 10 10
TOTAL SKOR 100
SKOR AKHIR MAHASISWA
Kriteria Skor:
Sangat Kurang: <65
Kurang: 65-75
Baik : 76-80
Sangat baik: 81-100

Nilai batas lulus adalah 76


Nilai ujian ≤ 75 diberi kesempatan melakukan remidi 1 kali dengan nilai maksimal 76

Keterangan :
Tiap penguji mengikuti criteria yang sama seperti tercantum dibawah setiap aspek observasi
Rumah Sakit ___________________________________

RESEP KEPERAWATAN
Nama Perawat : Danis Tanggal Resep :30-10-2024
SIP : __________________________ Ruangan :______________________

R/
1. Teknik tarik napas dalam Waktu 3 x sehari
2. Teknik hipnotis 5 jari Waktu 2 x sehari
3. _____________________________________________________ Waktu___________________
4. ______________________________________________________ Waktu___________________
5. ______________________________________________________ Waktu___________________
6. ______________________________________________________ Waktu___________________
7. ______________________________________________________ Waktu___________________
8. ______________________________________________________ Waktu___________________
9. ______________________________________________________ Waktu___________________
10. ______________________________________________________ Waktu___________________

Nama Pasien : Tn. A


Tanggal Lahir : 10/10/2003 Tanda Tangan :______________________
Alamat : ________________________________________________________________________

Puskesmas___________________________________

RESEP KEPERAWATAN
Nama Perawat : Danis Tanggal Resep : 30-10-2024
SIP : __________________________ Ruangan :______________________

R/
1. Teknik tarik napas dalam Waktu 3 x sehari
2. Teknik hipnotis 5 jari Waktu 2 x sehari
3. ______________________________________________________ Waktu___________________
4. ______________________________________________________ Waktu___________________
5. ______________________________________________________ Waktu___________________
6. ______________________________________________________ Waktu___________________
7. ______________________________________________________ Waktu___________________
8. ______________________________________________________ Waktu___________________
9. ______________________________________________________ Waktu___________________
10. ______________________________________________________ Waktu___________________

Nama Pasien : __________________________


Tanggal Lahir : __________________________ Tanda Tangan :______________________
Alamat : ________________________________________________________________________
JADWAL KEGIATAN HARIAN PASIEN

Nama Pasien: Usia/No.RM:


Ruangan/Alamat:

WAKTU KEGIATAN Tanggal


31 1 2 3 4 5 6
05.00 – Bangun pagi, mebersihkan tempat
06.00 tidur, ibadah pagi

06.00 – Mandi pagi


07.00
07.00 – Sarapan
08.00

08.00 – Terapi Tarik Napas Dalam, Terapi


09.00 hipnotis lima jari

09.00 –
10.00
10.00 –
11.00

11.00 –
12.00

12.00 –
13.00 Makan Saing

13.00 –
14.00 Terapi tarik napas dalam
14.00 –
15.00

15.00 – Terapi hipnotis lima jari


16.00

16.00 – Mandi sore


17.00
17.00 – Makan malam
18.00

18.00 –
19.00

19.00 – Terapi tarik napas dalam


20.00

20.00 – Istirahat
05.00

M: Mandiri B: Bantuan T: Tidak dilakukan


GIAT BERLATIH...SEMANGAT !!
PASTI BISA SEMBUH DAN PULIH !!

Nama : Daniswara Pradipa Bhagaskara


NIM : 225170100111056
Kelompok : Kelompok 2
Tanggal : 15 Maret 2024

Nilai
No Kemampuan
0 1 2
A Pasien
SP I
1 Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien (1) d
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan (2)
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien (1)
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih (1)
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien (1)
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (2)
SP II
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (2)
2 Melatih kemampuan kedua (2)
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (2)
B Keluarga
SP I
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien (1)
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya (1)
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah (1)
SP II
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah (1)
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
harga diri rendah (1)
SP III
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning) (1)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang (1)
Total nilai: SP pasien + SP keluarga
Nilai Rata-rata
Rentang Penilaian:
0 : Tidak Memenuhi
Tidak memahami atau tidak mampu menerapkan konsep atau keterampilan yang
diajarkan.
1 : Memenuhi Sebagian
Memiliki pemahaman dasar atau mampu menerapkan sebagian konsep atau keterampilan
yang diajarkan, namun masih memerlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut.
2 : Memenuhi Penuh
Memiliki pemahaman yang baik dan mampu menerapkan dengan efektif konsep atau
keterampilan yang diajarkan.
Nilai Akhir:
Jumlah Nilai
Nilai Akhir= x 100
32
OBSERVASI DAN PENILAIAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 16/02/2024 Topik ujian : Harga Nama Penguji :


Diri
Semester: 4 Rendah Tanda tangan :
Nama Mahasiswa :
NO ASPEK OBSERVASI Bobot Nilai Keterangan
1 PRAINTERAKSI
4. Membaca catatan medis pasien 5 5
5. Mencuci tangan 5 5
6. Menyiapkan peralatan 5 5
2 INTERAKSI
8. Salam 3 3
9. Evaluasi 4 4
10. Validasi 3 3
11. Kontrak Topik 3 3
12. Kontrak Tempat 3 3
13. Kontrak Waktu 3 3
14. Tindakan/ Tujuan 3 3
3 KERJA
3. Melakukan Tindakan sesuai SOP dengan benar 35 35
(MK dapat menuliskan poin tindakan yang dinilai
sesuai SOP)

4. Komunikasi Terapeutik 5 5
4 TERMINASI
8. Evaluasi Subjektif 2 2
9. Evaluasi Objektif 2 2
10. Rencana Tindak Lanjut 3 3
(rujukan, resep, tindakan keperawatan, cek list
obat)

11. Kontrak Topik selanjutnya 2 2


12. Kontrak Waktu selanjutnya 2 2
13. Kontrak Tempat selanjutnya 2 2
14. Dokumentasi 10 10
TOTAL SKOR 100
SKOR AKHIR MAHASISWA
Kriteria Skor:
Sangat Kurang: <65
Kurang: 65-75
Baik : 76-80
Sangat baik: 81-100

Nilai batas lulus adalah 76


Nilai ujian ≤ 75 diberi kesempatan melakukan remidi 1 kali dengan nilai maksimal 76

Keterangan :
Tiap penguji mengikuti criteria yang sama seperti tercantum dibawah setiap aspek observasi

Anda mungkin juga menyukai