1. Konsep Dasar
1.1. Pengertian
Resiko Perilaku Kekerasan merupakan sebuah tindakan yang bertujuan
untuk melakukan sebuah tindak kekerasan yang untuk menyakiti seseorang
secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan yang mungkin muncul
sendiri dapat berupa dalam bentuk verbal maupun fisik yang diarahkan ke diri
sendiri, orang lain, atau lingkungan sekitar.(Hasannah and Solikhah, 2019)
Pendapat lain mengatakan Resiko Perilaku Kekerasan merupakan sebuah
tindakan dimana seseorang memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang
dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain secara fisik disertai
dengan amukan, gaduh, dan gelisah yang tidak terkontrol.
1.2. Etiologi
Penyebab seseorang memiliki kecenderungan melakukan kekerasan
dapat dipicu oleh beberapa faktor yang dibagi menjadi faktor predisposisi dan
faktor presipitasi.
1. Faktor Predisposisi (faktor yang melatarbelakangi)
a. Faktor Biologis
Suatu tindakan kekerasan dapat dipicu dari anggota
keluarga yang melakukan atau memperlihatkan perilaku
kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa, adanya riwayat penyakit atau trauma, ataupun adanya
riwayat penggunaan napza/narkoba.
b. Faktor Psikologis
Perilaku seseorang yang cenderung melakukan
kekerasan dapat dipicu dari lingkungan hidup yang tidak
menerima orang tersebut. Pendapat tersebut senada dengan
teori yang menjelaskan tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa
aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan
membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan meningkatkan citra diri.
c. faktor Sosial Budaya
Lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu
dalam mengekspresikan ekspresi marah. NIlai-nilai budaya dan
sosial yang dapat mempengaruhi perilaku kekerasan antara
lain : pekerjaan dan pernikahan.
2. Faktor Presipitasi (faktor yang memicu adanya masalah)
a. Faktor Psikologi
i. Frustration aggression theory
Bila usaha seseorang untuk mencapai suatu
tujuan mengalami hambatan maka akan timbul
dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi
perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau
objek. Hal ini dapat terjadi apabila keinginan individu
untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat. keadaan
frustasi dapat mendorong individu untuk berperilaku
agresifkarena perasaan frustasi akan berkurang melalui
perilaku kekerasan.
ii. Teori Perilaku (Behavioral theory)
Kesalahan yang diperbuat atau dayng dilakukan
orang lain dapat memicu amarah pada diri orang
tersebut atau orang lain.
iii. Teori Eksistensi (Existential theory)
Manusia akan cenderung melakukan perilaku
destruktif jika kebutuhan manusia tidak dapat dipenuhi
dengan perilaku konstruktif.
b. Faktor Sosial Budaya
Perilaku kekerasan dapat dipelajari dan dipengaruhi
oleh berbagai aspek dalam lingkungan. Seperti pada teori
lingkungan sosial (social environment theory) yang
menyatakan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi
sikap individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya
dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif.
1.3. Rentang Respon
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
1) Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang
lain.
2) Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terlambat.
3) Pasif : Respons lanjutan yang pasien tidak mampu
mengungkapkan perasaan.
4) Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol.
5) Amuk : Perilaku destruksif yang tidak terkontrol
1.4. Proses Terjadinya Dilengkapi Dengan Pathway
Resiko tinggi mencederai diri sendiri, dan orang lain
Gangguan persepsi
Perilaku Kekerasan sensori: halusinasi
pendengaran
NO Diagnosis Intervensi
A. PROSES KEERAWATAN
1. Kondisi Klien
Kondisi pasien ketika datang ke Rumah Sakit tampak tegang dan ketika wawancara
dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan dengan tenang.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan (D.0146)
3. Tujuan Khusus (TUK)
Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling bercaya dan membantu klien mencoba mengendalikan
amarahnya dan membantu menemukan penyebab amarahnya serta membantu
mengurangi perilaku kekerasan yang ditimbulkan klien.
Sebelum kita memulai perbincangan kita pada siang hari in, mari kita bersama sama
membaca doa terlebih dahulu, supaya perbincangan kita pada siang hari ini dapat
memberikan manfaat lebih bagi saya maupun bapak sendiri.
2. Evaluasi / Validasi
Baik pak, untuk selanjutnya sendiri, kalau boleh tahu nama bapak siapa ya?
Bagaimana Perasaan bapak pada siang hari ini? Apakah bapak merasa nyaman atau
terdapat suatu hal yang membuat bapak merasa tidak nyaman?
3. Kontrak
Topik dan Tujuan
Begitu ya pak, Kalau begitu kita akan berbincang mengenai masalah yang bapak
alami yaitu perasaan amarah bapak yang sering tidak terkontrol.
Waktu
Waktu berbincang kita siang hari ini tidak lama pak, sekitar 30 – 40 menit. Apakah
bapak bersedia atau ingin berbincangnya lebih cepat atau lebih lama?
Tempat
Untuk tempatnya sendiri apakah bapak nyaman berbincang di sini atau nyaman di
tempat lain.
Kalau memang bapak nyaman berbincang di tempat tersebut makan kita akan
benbincang di tempat tersebut saja demi kenyamanan bapak.
FASE KERJA
Bapak tadi bilang kalau bapak kalau sedang marah itu sering tidak terkontrol ya pak,
kalau berkenaan apakah bapak bisa menceritakan perilaku apa saja yang bapak
lakukan ketika sedang marah.
Kalau boleh tahu pak, apakah bapak mengetahui apa yang menjadi penyebab bapak
melakukan perilaku tersebut?
Begitu ya pak, bapak mendengar bisikan yang menyuruh bapak melakukan tindakan
kekerasan ya.
Begini saja pak, pada pertemuan kali ini saya akan membantu bapak untuk mencoba
mengurangi suara suara yang bapak dengar , apakah bapak mau?
Saya menyarankan ketika bapak mulai mendengar suara suara tersebut bapak bisa
melakukan distraksi ke kegiatan yang lain, atau bapak dapat melakukan kegiatan yang
bapak sukai.
Kalau bapak tidak bisa mendistraksi pikiran bapak dan mulai tersulut amarah bapa,
bapak bisa melakukan tindakan relaksasi dan mengngingan tuhan YME.
Tindakan relaksasi yang saya sarankan adalah tarik napas dalam dan hipnotis lima
jari.
Cara melakukannya begini pak, untuk terik napas dalam bapak silahkan duduk atau
berdiri senyaman bapak, lalu taruh tangan diatas perut kemudian tarik napas yang
dalam lewat hidung, tahan beberapa detik kemudian hembuskan perlahan lewat mulut.
Kegiatan tersebut dilakukan selama 3 kali ya pak
Kemudian untuk hipnotis lima jari, yang perlu bapak lakukan adalah pertama duduk
lalu satukan jempol dengan telunjuk sambil membayangkan kondisi tubuh yang sehat
dan tenang, kemudian satukan jempol dengan jari tengah sambil membayangkan kasih
sayang dan perhatian dari orang lain, kemudian satukan jempol dengan jari manis
sambil membayangkan pujian dari orang lain, dan yang terakhir satukan jempol
dengan kelingking sambil membayangkan tempat yang indah, tempat yang paling
indah yang ingin bapak kunjungi.
Iya pak begitu caranya.
Atau bapak dapat melakuakn tindakan tersebut secara rutin sesuai jadwal, setelah ini
akan saya buatkan jadwal yang dapat membantu bapak dalam melakukan kegiatan
relaksasi tadi demi menjaga emosi bapak.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Nah, setelah kita berbincang tadi bagaimana perasaan bapak sekarang?
Saya ini masih pertemuan pertama jadi bapak masih belu telalu merasakan perbedaaan
yang signifikan.
Waktu
Untuk waktunya sendiri sama seperti ahri ini saja ya pak supaya mudah di ingat.
Tempat
Kalau temaptnya disini saja pak, atau bapak ingin di tempat lain silahkan, tetapi
minggu depan akan saya tunggu kehadiran bapak di sini ya pak supaya mudah
mencarinya.
Semoga perbincangan kita pada siang hari ini memberikan manfaat bagi bapak.
A: D/:
- Resiko Perilaku Kekerasan
- Gangguan persepsi sensori
- Isolasi social
T/:
- Tarik napas dalam
- Hipnotis lima jari
P: - Tarik napas dalam 3x sehari
- Hipnotis lima jari 2x sehari
3. Referensi
Hasannah, S.U. and Solikhah, M.M. (2019) ‘Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan
Resiko Perilaku Kekerasan’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), p. 149.
R, K.H.A. (2022) ‘Resiko Kekerasan’, NBER Working Papers, (Prasetya 2018), p. 89.
Available at: http://www.nber.org/papers/w16019.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Untari, S.N. and Irna, K. (2020) ‘Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), p. 149.
OBSERVASI DAN PENILAIAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
2. Komunikasi Terapeutik 5 5
4 TERMINASI
1. Evaluasi Subjektif 2 2
2. Evaluasi Objektif 2 2
3. Rencana Tindak Lanjut 3 3
(rujukan, resep, tindakan keperawatan, cek list
obat)
Keterangan :
Tiap penguji mengikuti criteria yang sama seperti tercantum dibawah setiap aspek observasi
Rumah Sakit ___________________________________
RESEP KEPERAWATAN
Nama Perawat : Danis Tanggal Resep :30-10-2024
SIP : __________________________ Ruangan :______________________
R/
1. Teknik tarik napas dalam Waktu 3 x sehari
2. Teknik hipnotis 5 jari Waktu 2 x sehari
3. _____________________________________________________ Waktu___________________
4. ______________________________________________________ Waktu___________________
5. ______________________________________________________ Waktu___________________
6. ______________________________________________________ Waktu___________________
7. ______________________________________________________ Waktu___________________
8. ______________________________________________________ Waktu___________________
9. ______________________________________________________ Waktu___________________
10. ______________________________________________________ Waktu___________________
Puskesmas___________________________________
RESEP KEPERAWATAN
Nama Perawat : Danis Tanggal Resep : 30-10-2024
SIP : __________________________ Ruangan :______________________
R/
1. Teknik tarik napas dalam Waktu 3 x sehari
2. Teknik hipnotis 5 jari Waktu 2 x sehari
3. ______________________________________________________ Waktu___________________
4. ______________________________________________________ Waktu___________________
5. ______________________________________________________ Waktu___________________
6. ______________________________________________________ Waktu___________________
7. ______________________________________________________ Waktu___________________
8. ______________________________________________________ Waktu___________________
9. ______________________________________________________ Waktu___________________
10. ______________________________________________________ Waktu___________________
09.00 –
10.00
10.00 –
11.00
11.00 –
12.00
12.00 –
13.00 Makan Saing
13.00 –
14.00 Terapi tarik napas dalam
14.00 –
15.00
18.00 –
19.00
20.00 – Istirahat
05.00
Nilai
No Kemampuan
0 1 2
A Pasien
SP I
1 Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien (1) d
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan (2)
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien (1)
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih (1)
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien (1)
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (2)
SP II
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (2)
2 Melatih kemampuan kedua (2)
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (2)
B Keluarga
SP I
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien (1)
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya (1)
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah (1)
SP II
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah (1)
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
harga diri rendah (1)
SP III
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning) (1)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang (1)
Total nilai: SP pasien + SP keluarga
Nilai Rata-rata
Rentang Penilaian:
0 : Tidak Memenuhi
Tidak memahami atau tidak mampu menerapkan konsep atau keterampilan yang
diajarkan.
1 : Memenuhi Sebagian
Memiliki pemahaman dasar atau mampu menerapkan sebagian konsep atau keterampilan
yang diajarkan, namun masih memerlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut.
2 : Memenuhi Penuh
Memiliki pemahaman yang baik dan mampu menerapkan dengan efektif konsep atau
keterampilan yang diajarkan.
Nilai Akhir:
Jumlah Nilai
Nilai Akhir= x 100
32
OBSERVASI DAN PENILAIAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
4. Komunikasi Terapeutik 5 5
4 TERMINASI
8. Evaluasi Subjektif 2 2
9. Evaluasi Objektif 2 2
10. Rencana Tindak Lanjut 3 3
(rujukan, resep, tindakan keperawatan, cek list
obat)
Keterangan :
Tiap penguji mengikuti criteria yang sama seperti tercantum dibawah setiap aspek observasi