Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA

PADA TN.AJ DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :

HASTIN S. YAKU ARULASSA


2020611020

PROGRAM STUDDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Perilaku Kekerasan

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. (Stuart dan Sundeen ,1995)
Perilaku kekerasan atau agresif adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis .Perilaku kekerasan
merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik ,baik pada diri sendiri maupun orang lain.Perilaku
kekerasan biasanya muncul perasaan marah
,jengkel,emosi,kecewa yang timbul yang ditandai dengan
mengepal,melotot,pandangan tajam,bicara keras dan kasar (Afnuhhazi,2015)
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang tidak dirasakan sebagai
ancaman (Stuart & Sundeen, 1995).

2. Rentang Respon

Rentang respon
Adaptif Maldaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif

Amuk/PK Gambar II.1.Rentang Respon Perilaku Kekerasan


Sumber : (Fitria, 2010)

Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentan adaptif-maladaptif, dapat digambarkan


sbb :
 Asertif adalah mengungkapkan marah tampa melukai orang lain,
melukai perasan orang lain atau tanpa merendahkan harga diri orang
lain.
 Pasif adalah respon dimana individu tidak dapat mengungkapkan
perasaan yang dialami.
 Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan
 Agresif adalah perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol individu.
 Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri.

3. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Neurologi faktor, beragam komponen dari sistem syaraf
mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan
pesan-pesan yang akan mempengahuri sifat agresif. Sistem limbic
sangat terlibat dalam menstimulus timbulnya perilaku bermusuhan
dan respon agresif. Genetik faktor, adanya faktor gen yang
diturunkan melalui orang tua, menjadi potensi perilaku agresif.
2) Cyrcardian Rhytm
Cyrcardian rythm memegang peranan pada individu. Menurut
penelitian pada jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan
cortsiol terutama pada jam -jam sibuk seperti menjelang masuk
kerja dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan
jam 13.00. pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulasi
untukbersikap agresif.
3) Biochemistry
Faktor (faktor biokimia tubuh) seperti neurotransmitter di otak
(epinephrine, norephinephrine, asetikolin dan serotonin) sangat
berperan dalam penyampaian informasi melalui system persyarafan
dalam tubuh.
4) Brain Area Disorder
Gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal, sindrom otak
organik, tumor otak, trauma otak, penyakit ensepalitis, epilepsi di
temukan sangat berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindakan
kekerasan.
2. Faktor Psikologis
a. Teori psikonalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat tumbuh
kembang seseorang teori ini menjelaskan bahwa adanya
ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak
mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air susu yanag
cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan bermusuhan
setelah dewasa sebagai konpensansi ketidakpuasannya. Tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak
berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah.
b. Imitation
Modeling and information processing theory, menurut teori ini
perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan yang
menolerir kekerasan.
c. Learning theory
Menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan hasil belajar dari
individu terhadap lingkungan terdekatnya. Ia mengamati bagaimana
respon ibu saat marah.
3. Faktor Sosial Budaya
1 ) Latar Belakang Budaya
a)Budaya
permissive: Kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan
diterima.
2) Agama dan Kenyakinan
a) Keluarga yang tidak solid antara nilai keyakinan dan
praktek,serta tidak kuat terhadap nilai- nilai baru yang rusak.
b) Kenyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan tentang
marah dalam kehidupan. Misal Yakin bahwa penyakit
merupakan hukuman dari Tuhan.
3) Keikutsertaan dalam Politik
a) Terlibat dalam politik yang tidak sehat
b) Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik)
4 Pengalaman sosial
a) Sering mengalami kritikan yang mengarah pada
penghinaan. b)Kehilangan sesuatu yang dicintai ( orang
atau pekerjaan ). c)Interaksi sosial yang provaktif dan
konflik
d) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
e) Sulit memperhatikan hubungan interpersonal.
5) Peran sosial
a) Jarang beradaptasi dan bersosialisasi.
b) Perasaan tidak berarti di masyarakat.
c) Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada
lansia) d)Praduga negatif.
6) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi marah.
4. Faktor Presipitasi
Yosep (2011) faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
keerasan seringkali berkaitan dengan :

a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau


simbol solidaritas seperti dalam sebuah konser,
penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian
massal dan sebagainya.

b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan


kondisi sosial ekonomi.

c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam


keluarga serta tidak membiasakan dialog untuk
memecahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik
Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya
dan ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai
seorang yang dewasa.

d. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi


penyalahgunaan obat dan alkoholisme dan tidak
mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi
rasa frustasi.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 5


e. Kematian anggota keluarga yang terpenting,
kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap
perkembangankeluarga.

4. Tanda gejala
- Data obyektif :
a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Suka berdebat
f. Sering memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang
- Data subyektif
a. Mengeluh merasa terancam
b. Mengungkapkan perasaan tak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-
debar,merasa tercekik, sesak dan bingung

5. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.

III. A. POHON MASALAH


Perilaku Kekerasan

Resiko Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 6


B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
- Masalah keperawatan
Perilaku kekerasan b.d gangguan psikologis

- Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan


lingkungan

Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.
- Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan
/ amuk Data
Subyektif:
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.
Data Obyektif:
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri
rendah

Data subyektif:

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 7


Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.

Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Perilaku kekerasan b.d gangguan psikologis

V. STRATEGI PELAKSANAAN
File terlampir di bagian bawah

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 8


DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizoprenia,
FKUI : Jakarta.
Fitria,Nita.2010.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba
Medika: Jakarta
Keliat Budi Anna, 2002. Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan. FKUI : Jakarta.
Stuart, GW dan Sunden, S. J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi
11 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 9


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Pada saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup tenang. Pemeriksaan
dengan pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa.

2. Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan

3. Tujuan khusus:
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PK

4. Tindakan keperawatan:
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama dan kedua (
latihan nafas dalam dan pukul kasur arau bantal)
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Hastin S. Yaku Arulassa, saya
biasa dipanggil Hastin. Saya mahasiswa praktek Profesi Ners. Dan
seminggu sekali saya kesini.
Nama bapak siapa? Dan senang nya
dipanggil apa?” “
“Bagaimana kalau diruang tamu?”

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 10


2. Evaluasi/ Validasi:
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? “kalau boleh tau, sudah berapa lama bapak AJ di sini?
saya dengar bapak sering memukul orang, sekarang bapak masih ingin memukul orang?
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
Topik :
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal yang membuat bapak AJ sering
memukul orang dan bagaimana cara mengontrolnya. Ok pak?
Waktu :
Berapa lama bapak punya waktu dengan saya? Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat :
Bapak senangnya kita berbicaranya dimana? Baiklah berarti kita bicara di ruang ini saja
KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan
“ apa yang menyebabkan bapak AJ marah?

Apakah sebelumnya bapak AJ pernah marah? Terus penyebabnya apa?


Samakah dengan yang sekarang?
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan,
makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab
marah klien), apa yang bapak AJ rasakan?“
Apakah bapak AJ merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”“ apa yang bapak
lakukan selanjutnya”
“ Apakah dengan Tn. AJ marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
“maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?
” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar satu cara dulu,
“ begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri
lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-
lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi pak dan
lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali Tn. AJ sudah dapat melakukan nya.
“ nah sebaiknya latihan ini Tn. AJ lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu- waktu rasa marah itu muncul Tn. AJ sudah terbiasa
melakukannya”.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 11


TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif:
“ Bagaimana perasaan Tn. AJ setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak? ”

Obyektif:
“ Coba Tn. AF sebutkan penyebab ibu marah dan yang bapak rasakan dan
apa yang bapak lakukan serta akibatnya.
“Baik, sekarang latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian
ya pak” ” berapa kali sehari bapak mau latihan nafas dalam ?”
Bagus..

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan):
“Nanti tolong bapak tulis M, bila melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu
dibantu dan T, bila ibu tidak melakukan”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):


Topik :
“baik pak, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah
dan mengendalikan marah bapak AJ.
Waktu :
” “Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja”
Tempat : Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja
ya pak?” ok pak terima kasih .
“Saya pamit dulu pak…selamat pagi.”

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 12


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GANGGUAN/ RISIKO GANGGUAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.AJ Tanggal Dirawat :
Umur : 45 Tahun
Pendidikan :
Agama : .Islam
Status : Tanggal Pengkajian : 16 April 2021
Alamat : Ruang Rawat :
Pekerjaan : Sumber Informasi : Pasien
Jenis Kel. : Laki-laki
No RM :

ALASAN MASUK
Mengamuk dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Dialami sejak ±1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering keluar meninggalkan rumah tanpa tujuan yang
jelas dan sering memukul orang. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan dan
kadang melihat bayangan naga. Pasien sering bicara sendiri. Pasien juga merasa sering
mengeluh sakit kepala dan badan terasa panas.
Faktor prepitasi :
memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

III. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
 Tidak

Jika Ya,Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan:

2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
Kurang berhasil
 Tidak berhasil
Jelaskan: Tidak dikaji

Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan:

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 13


3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
 Ya
Tidak

 Bila Ya, jelaskan : Infeksi (+) malaria pada tahun 2008.

Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan:

 RIWAYAT TRAUMA

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


1. Aniaya fisik Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
2. Aniaya seksual Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3. Penolakan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4. Kekerasan dalam keluarga Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5. Tindakan kriminal Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jelaskan:
Tida ada
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural dan
Spiritual)
Tidak ada
Diagnosa Keperawatan : _____________________________________________________

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Ada
 Tidak
Kalau ada : Tidak ada
Hubungan keluarga : Tidak ada
Gejala : Tidak ada
Riwayat pengobatan : Tidak ada

Diagnosa
Keperawatan:________________________________________________________

IV. PEMERIKSAAAN FISIK


Tanggal : ……………….
1. Keadaan umum : Pada saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup
tenang. Pemeriksaan dengan pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa.
2. Tanda vital:Tidak terkaji
TD: …….mm/Hg
N:……..x/m
S…….
P……..x/m
3. Ukur: BB …….kg TB…….cm
 Turun
 Naik

4. Keluhan fisik:
 Tidak

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 14


 Ya,

Jelaskan
Pasien juga merasa sering mengeluh sakit kepala dan badan terasa panas.

5. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)


Tidak terkaji
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan :_______________________________________________

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram:

: Keterangan Gambar

: Laki- laki

: Perempuan

: Penghubung

: Pasien

: Tinggal serumah

Jelaskan:
Komunikasi pasien dengan anggota keluarganya baik dan pasien tinggal dengan ibu
dan kedua adiknya

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 15


2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Tidak terkaji
b. Identitas :
Pasien pernah bekerja di papua sebagai kuli bangunan, pendidikan pasien STM
c. Peran :
Pasien berusia 27 tahun, anak ke 5 dari 8 bersaudara dan belum menikah. Sekarang
pasien inggal dengan ibu kandung .
d. Ideal diri : Tidak tekaji
e. Harga diri : Tidak terkaji

Diagnosa Keperawatan :___________________________________________________

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Pasien mengatakan orang terdekatnya adalah ibu kandungnya Ny.J
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Tidak terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :________________________________________________

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien dan keluarga beragama Islam
b. Kegiatan ibadah
Tidak terkaji

Diagnosa Keperawatan:__________________________________________________

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:
Tidak terkaji

Diagnosa
Keperawatan:________________________________________________________

2. Kesadaran
 Menurun:
 Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Meninggi
 Hipnosa
 Gangguan Tidur: ……………
 Disosiasi: ……………….
 Berubah
 Gangguan perhatian
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 16
Jelaskan pasien jarang tidur pada malam hari karena sering memdengar bisikan-
bisikan dan kadang melihat bayangan naga
Diagnosa
Keperawatan:_____________________________________________________

3. Orientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:
Tidak terkaji

Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 17


4. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 Lain-lain………..
Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan:
_______________________________________________________________
5. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
 Hipokinesia, hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Tidak terkaji

Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas
 Gagap
 Stereotipi
 Gaduh Gelisah Katatonik
 Mannarism
 Katapleksi
 Tik
 Ekhopraxia
 Command automatism
 Grimace
 Otomatisma
 Negativisme
 Reaksi konversi
 Tremor
 Verbigerasi
 Berjalan kaku/rigid
 Kompulsif : sebutkan ………………….
Jelaskan : Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :

6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Perabaan
 ………..
Ilusi
 Ada
 Tidak ada
Depersonalisasi
 Ada
 Tidak ada

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 18


Derealisasi
 Ada
 Tidak ada
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
 Ada
 Tidak ada

Jelaskan: Tidak terkaji


Diagnosa Keperawatan :

7. Proses Pikir
a. Arus Pikir
 Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Bicara lambat
 Flight of idea
 Bicara cepat
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
 Lain-lain ……………………
Jelaskan:
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan:

b. Arus Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasi sosial
 Ide yang terkait
 Pikiran Rendah diri
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia,sebutkan…………..
 Waham
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisip pikir
 Siar piker
 Kontrol pikir

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 19


 Lain lain

c. Bentuk Pikir
 Realistik
 Non Realistik
 Dereistik
 Otistik
Jelaskan : Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :

8. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
Jelaskan : pasien cepat tersinggung
Diagnosa Keperawatan :

9. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fause reconnaissance
 hiperamnesia
Jelaskan : Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Tidak terkaji

Diagnosa Keperawatan :

11. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan : Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :

12. Daya tilik diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 20
Jelaskan : Tidak terkaji
2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Tidak terkaji

3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan: Tidak terkaji
4. Berpakaian/berhias
 Bantuan Minimal
 Bantuan total

Jelaskan : Tidak terkaji

5. Istirahat dan tidur


 Tidur Siang, Lama : ____________ s/d _____________
 Tidur Malam, Lama : _____________ s/d _____________
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur : __________ , _________
Jelaskan: Pasien jarang tidur pada malam hari karena mendengar bisikan-bisikan
6. Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan : pasien minum obat tidak teratur
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan  
Sistem pendukung  

8. Aktifitas dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan  
Menjaga kerapihan rumah  
Mencuci Pakaian  
Pengaturan keuangan  

9. Aktifitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja  
Transportasi  
Lain-lain  

Jelaskan : Tidak terkaji

Diagnosa Keperawatan :
__________________________________________________

MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain Minum alkhohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
 Aktifitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Menciderai diri
 Lain-lain…………….  Lain-lain…………..

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 21


Diagnosa Keperawatan : ____________________________________________________

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Tidak terkaji
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Tidak teraji
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Tidak terkaji
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Tidak terkaji

 Masalah dengan perumahan, spesifiknya


Tidak terkaji
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Tidak terkaji
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Tidak terkaji
 Masalah lainnya, spesifiknya
Tidak terkaji

Diagnosa Keperawatan :________________________________________________________

VIII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguan jiwa
 Sistem pendukung
 Faktor presipitasi
 Mekanisme koping
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan

Jelaskan :Tidak terkasi


Diagnosa Keperawatan :

IX. ASPEK MEDIS


Diagnosis medic skisofrenia paranoid (F20.0)
Terapi medik: Farmakoterapi: Haloperidol 15 mg 3x1 (0-0-1

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 22


ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. DS: Perilaku Kekerasan
 Tn. A mengatakan selalu
mengikuti kegiatan
sebagai badut.
 Tn. A sering mendapat
tekanan dari warga gotom
karena Tn. A mempunyai
gangguan mental ilnas

DO:
 Tn. A mengatakan tidak
terima segerombolan
remaja di kroyok dan
dipukul dengan papan
reklamenya.
 Tn.membunuh orang –
orang yang menganggunya
dan bahkan ibu
kandungnya sendiri
 Tn. A sangat terpukul dan
tidak di perlakukan dengan
baik di lingkungan
sekitarnya
 Tn. A mengatakan aku
berharap kematianku lebih
banyak mengasilkan uang
dari pada hidupku
 Tn. A mengatakan aku

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 23


jauh lebih baik pada saat
aku di kurung di rumah
sakit

2. DS: Waham
Tn. A mengatakan mempunyai
kekasih tapi kenyataannya tidak
ada hubungan dengan tetangganya

DO:
 Terdapat gangguan proses
berpikir berupa waham
kejaran.
 Pengendalian impuls
cukup.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 24


3 Halusinasi

DS:
 Tn. A memaksa mulutnya
untuk tersenyum pada hal
kita lihat ia sedang
menderita menitihkan air
mata.

 Pasien sering tertawa


sendiri
 Tn. A menghayal
berpelukan dengan Tn. P
dan berkata andaikan aku
mempunyai anak
sepertimu dan Tn. P
memeluknya

DO:
 Tn. A selalu
memperlihatkan wajah
lesuh
 Tn. A sering
memperlihatkan wajah
bahagia seolah- olah tidak
ada kejadian padanya
hanya untuk membuat
ibunya bahagia
 Tn. A meluapkan
semuanya dengan ketawa
tetapi rawut wajahnya
sedih dan sangat kecewa

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 25


X. POHON MASALAH

Perilaku Kekerasan

Resiko Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

XI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku kekerasan
2. Waham
3. Halusinasi
XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan

Malang,16 April 2021


Perawat yang mengkaji

Hastin S. Yaku Arulassa


NIM: 2020611020

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 26


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn.AF


No. Reg. :-
No Diagnosa
Tanggal Tujuan Kriteria Standart Intervensi TT
Dx Keperawatan
1 Perilaku kekerasan 1. Membina hubungan SP I HASTIN
salin percaya 1. Bina hubungan saling percaya
16 April 2. Pasien dapat 2. Identifikasi penyebab marah
2021
menyebutkan penyebab 3. Identifikas tanda dan gejala peilaku
perilaku kekerasan kekerasan
3. Pasien dapat 4. Identifikasi perilaku kekerasan yang
menyebutkna tanda dilakukan
gejala perilaku 5. Identifikasi akibat perilaku kekerasan
kekerasan 6. Identifikasi cara kontrol perilaku kekerasan
4. Pasien dapat 7. Latih cara kontrol perilaku kekerasan
mengidentifikasi dengan fisik 1 dan 2 (tarik nafas dalam dan
perilaku kekerasanyang pukul kasur atau bantal )
dilakukan 8. Bimbing pasien memasukan dalam jadwal
5. Pasien dapat kegiatan harian
mengidentiikasi akibat
perilaku kekerasan
6. Pasien dapat
menyebutkan cara
mengontrol perilaku
kekerasan

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 27


Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 28
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : TN.AJ Nama Mahasiswa : HASTIN S. YAKU ARULASSA


Status interaksi perawat-klien : ................................................................... Tanggal :16 April 2021
Lingkungan : ................................................................... Jam : 10 : 00
Deskripsi klien : ................................................................... Bangsal : ...................................................................
Tujuan (berorientasi pada klien : ...................................................................

ANALISA BERPUSA T ANALISA BERPUSA T


KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : “Selamat pagi. Pak ?” P : Memandang pasien dan Perawat dalam kondisi Klien tampak tenang Klien mulai menerima
tersenyum tenang dalam memulai sehingga proses kehadiran perawat.
K: “Iya” K : Duduk dan diam pembicaraan atau interaksi lancar dan
K : Ekspresi datar interaksi. kooperatif memulai
P : Fokus pada pembicaraan interaksi.
P : “Perkenalkan nama saya P : Tampak rileks, tersenyum Perawat merasa bahwa Klien masih Memperkenalkan diri
Hastin pak, saya mahasiswa ke arah klien klien harus diberikan memberikan tanggapan dapat menciptakan rasa
yang praktek profesi ners K : Tampak rileks penjelasan tentang secara ragu-ragu percaya klien terhadap
disini selama 1 bulan ke K : Kontak mata cukup kedatangan perawat perawat
depan” P : Kontak mata baik,
perhatian penuh pada klien
K : (diam)
P : “Bagaimana kalau kita P : Fokus, kontak mata baik Perawat memulai Klien menunjukkan Kontrak awal sangat
ngobrol-ngobrol Pak? Sekitar K : Mendengar dengan pembicaraan dengan kesediannya untuk penting dalam interaksi
15 menit bagaimana?” seksama klien disertai kontrak terbuka dan untuk menunjang hubu-
K : Tampak lelah dan terlebih dahulu. berinteraksi. ngan saling percaya.
mengantuk
K: “iya,gak apa-apa” P : Mendegarkan dengan
seksama

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 22


P : “Bagaimana perasaan Pak P : Kontak mata baik, Perawat berusaha Klien mau Eksplorasi perasaan klien
hari ini? Apa aja yang sudah perhatian penuh terhadap mengeksplorasi apa mengungkapkan apa penting untuk mengetahui
Pak lakukan mulai dari tadi klien yang dirasakan klien yang ia rasakan kepada apa yang dirasakan klien.
pagi?” K : Badan condong ke depan, perawat.
mendengarkan perawat
K: “Biasa aja. dengan seksama

K : Fokus pada pembicara-an


P : Diam sejenak memikir-
kan bagaimana cara
menyampaikan pada klien
P : “Oh begitu. Coba Pak P : Fokus pada klien Perawat berusaha me- Klien tampak terbuka Daya ingat pasien dapat
ceritakan awal mula Pak K : Kontak mata baik nggali alasan masuk dan mau dikaji dengan menanyakan
masuk sini?” klien dan menggali mengungkapkan datadata pasien yang
K: Berbicara menghadap daya ingat klien kronologi klien masuk sederhana
K: “Saya di rumah ngamuk - perawat sambil membena-hi ke RS
ngamuk. posisi duduk
P : Badan condong ke depan,
ekspresi wajah tenang, sikap
terbuka
P : “Apayang menyebabkan P : Tersenyum, Perawat mencoba Klien dapat menjawab Menggali alasan dari
Pak melakukan kekerasan mempertahankan kontak menggali penyebab alasan dari perilaku perilaku amuk sangat
pada teman ?” mata dengan klien klien melakukan amuknya penting untuk menentukan
K : Menunduk, klien tampak perilaku kekerasan penyebab dan menentukan
K: “Saya mendengar suara lelah intervensi
bisik- bisik yang menyuruh
saya.” K: Klien tampak sedih
dengan kondisinya
P : Fokus pada pembi-
caraan, mengangguk-
anggukkan kepala

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 23


P : ”Biasanya
pada saat apa P : Empatipada klien, badan Perawat mencoba Klien mencoba Penggalian terhadap
Pak mendengarkan hal itu condong ke arah klien menggali frekuensi, mengingat-ingat halusinasi klien penting
kemudian apa yang Pak K : Tampak lelah dan situasi, dan respon untuk mengetahui koping
lakukan?” mengantuk klien terhadap klien
halusinasi yang dulu
K: “Biasanya pada saat K : Memandang perawat dilakukan
melamun sendirian di rumah P : Kontak mata baik
kemudian saya menuruti
suara-suara itu.”
P : “Pak nya ingat disini P : Memandang klien sambil Perawat mengkaji data Klien berpikir dan Lama rawat menentukan
sudah berapa hari?” tersenyum umum dan daya ingat berusaha mengingat apakah klien kronis atau
K : Menunduk pasien akut
K: Saya sudah 15 hari di Rs K : Bicara tanpa menoleh
m, 6 hari awal saya di Ruang Perawat
mamar,. P : Memandang klien
P : masih dilanjutkan ketahap P : .....................................
selanjutnya K : .....................................

K : .....................................
K: P : .....................................

Rekomendasi : API INI HANYA SIMULASI TERHADAP PASIEN

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 24


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

RESUME kode 3
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : TN S_________________ Ruangan : RM No. : _________________

NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATA N EVALUASI
Dx & Jam

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 25


Data Pasien: Pertemuan 1
DO: Pasien tampak berbicara sendiri S:
jika di luar rumah
Pasien:
 Pasien bersedia untuk mengurangi
halusinasi dengan menghardik
DS:
Keluarga:
 Pasien mendengar suara bisikan
Keluarga mengatakan masih sudah
yang menyuruhnya untuk menjaga
wilayah daerah luwu dari serangan mulai memahami cara merawat pasien
perang mandar
dengan halusinasi
 Pasien mengatakan bahwa ”raja
luwu” yang memberikan perintah O:
Pasien:
 Klien mampu menyebutkan apa
yang dialaminya saat ini
 Klien sudah dapat mengontrol
halusinasinya dengan cara
menghardik.

Keluarga:
 Keluarga sudah mulai paham
tentang menghardik
Data Keluarga:  Keluarga akan membantu
DO: mengatur jadwal yang telah
dijadwalakn
A:
DS:  Masalah keperawatan halusinasi
 Ayah pasien meninggal dunia dan teratasi sebagian dengan cara
sejak saat itu pasien sering melakukan menghardik halusinasi

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 26


berbicara-bicara sendiri. tersebut
 Menurut adiknya, setiap pasien
melakukan aktivitas pasien selalu P:
berbicara sendiri
Pasien: Pasien:
 latih cara menghilangkan
halusinasi dengan cara
menghardik setiap hari.
 Masukan latihan ke jadwal harian
DIAGONOSIS KEPERAWATAN:
pasien
HALUSINASI  Siapkan untuk kontrak waktu
TINDAKAN KEPERAWATAN: selanjutnya untuk berbincang-
bincang tentang cara minum obat
Pasien: yang baik dan benar
Pertemuan Ke- 1
 Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, Perawat:
waktu, terjadi situasi, pencetus,  Menganjurkan keluarga untuk
perasaan respon membimbing cara menghardik
 Jelaskan cara mengontrol halusinasi: pada klien
hardik, obat, bercakap-cakap,  Menganjurkan untuk mengontrol
melakukakn kegiatan kegiatan klien
 Latih cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
 Masukan pada jadwal kegiatan Pertemuan ke 2
latihan menghardik
S:
Pertemuan Ke- 2
Pasien:
 Evaluasi kegiatan menghardik. Beri
 Pasien mengatakan mengetahui 5
pujian
cara benar minum obat yang baik
 Latih cara mengontrol halusinasi
dan benar
dengan obat
 Pasien mengatakan bahwa pasien

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 27


 Masukan pada jadwa kegiata untuk sekarang lebih tenang setelah tau
latihan menhardik dan minum obat cara minum obat.

Keluarga:
Keluarga:
 Keluarga mengatakan akan
Pertemuan Ke- 1: membantu mengontrol obat pasien
 Diskusikan masalah yang dirasakan
saat merawat klien O:
 Jelaskan pengertian. Tanda dan Pasien:
gejala. Dan proses terjadinya  Pasien dapat menjelaskan kembali
halusinasi 5 cara benar minum obat.
 Jelaskan cara merawat pasien  Pasien mengetahui fungsi dan
halusinasi kegunaan minum obat.
 Latih cara merawat halusinasi:
hardik Keluarga:
 Anjurkan membantu pasien sesuai  Keluarga sudah mulai paham
jadwal dan memberi pujian tentang 5 cara minum obat
 Keluarga akan membantu
Pertemuan Ke- 2: mengatur jadwal yang telah dibuat
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik. A:
Beri pujian  Halusinasi pasien berkurang, suara
 Jelaskan 6 benar cara memberikan dan bayangan yang muncul
obat berkurang.
 Latih cara membimbing pasien
minum obat P:
 Anjurkan membantu pasien sesuai Pasien:
jadwal dan memberi pujian  Anjurkan pasien untuk minum
obat 3x/hari.
 Anjurkan pasien tetap melatih
menghardik, bememberi obat dan

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 28


RENCANA TINDAK LANJUT: memasukannya kedalam jadual
 Kontrak waktu untuk pertemuan
Pasien:
selanjutnya dengan pasien untuk
 Mengenal halusinasi mengevaluasi jadual kegiatan
 Mengontrol halusinasi dengan pasien.
menghardik
 Mengontrol halusinasi dengan Perawat:
melakukan kegiatan  Menganjurkan keluarga untuk
 Mencegah halusinasi dengan membimbing cara menghardik
bercakap- danmengontrol obat pada klien
 Menganjurkan untuk mengontrol
jadwal kegiatan klien
Keluarga:
 Mebantu klien mengontrol
halusinasi dengan melakukan
kegiatan

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 29


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

RESUME KODE 4
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Tn.Y Ruangan : _____________________ RM No. : _________________

NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATA N EVALUASI
Dx & Jam

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 30


1 Data Pasien: S:
DO: Pasien:

- Pasien tidak melihat lawan  pasein mengatakan malu


bicara, kontak mata kurang. mengatakan masalah yang
- terlihat melamun dan pasien terjadi pada dirinya.
terlihat sering berjalan-jalan  Pasien mengatakan sulit
diluar ruangan kakinya juga berkomunikasi dengan orang
sering terlihat gerak-gerak lain malu untuk membuka diri
walaupun sedang duduk  Pasien mengatakan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain
karena takut malah nanti akan
DS:
- Pasein mengatakan malu berantem dengan temannya.
mengatakan masalah yang  Pasien juga mengatakan enak
terjadi pada dirinya.
- Pasien mengatakan sulit sendirian.
berkomunikasi dengan orang  pasien mengatakan sering
lain malu untuk membuka diri
- Pasien mengatakan tidak mau melamun, memikirkan usianya
berinteraksi dengan orang lain yang belum menikah, enak
karena takut malah nanti akan
berantem dengan temannya. sendirian karena merasa lebih
- Pasien juga mengatakan enak nyaman
sendirian. Pasien mengatakan
sering melamun, memikirkan
usianya yang belum menikah,
enak sendirian karena merasa

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 31


lebih nyaman Keluarga: -

Data Keluarga:
O:
DO:Dari data rekam medis RSJ Pasien:
Lawang .bahwa keluarga mengatakan  Pasien tidak melihat lawan
pasien binggung dan sering melamun bicara, kontak mata kurang.
,kadang mengamuk  Terlihat melamun dan Pasien
terlihat sering berjalan-jalan
DS: -
diluar ruangan kakinya juga
sering terlihat gerak-gerik
DIAGONOSIS KEPERAWATAN: walaupun sedang duduk
Isiolasi sosial

TINDAKAN KEPERAWATAN: Keluarga:

Pasien: Dari data rekammedis RSJ Lawang


- Mengidentifikasi penyebab .bahwa keluarga mengatakan pasien
isolasi sosial, siapa yang binggung dan sering melamun ,kadang
serumah, siapa yang dekat, yang mengamuk
tidak dekat, dan apa sebabnya.
- Mengajarkan keuntungan punya A:
Kognitif:
teman dan bercakap-cakap
Pasien mengatakan pernah kuliah di

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 32


- Menjelaskan kerugian tidak UB sampai semester 7 kemudian
memiliki teman dan tidak putus kuliah dan melanjukan kuliah di
bercakap-cakap UNIVERSITAS MERDEKA
- Melatih bercakap-cakap dengan MALANG sampai selesai tahun 2016.
1 anggota keluarga dalam
Afektif:
kegiatan harian.
- Memasukkan dalam jadwal
Psikomotor:
untuk kegiatan harian.
-
Keluarga: P:

- Mendiskusikan masalah yang Pasien:

dirasakan dalam merawat pasien - Melatih bercakap-cakap

- Menjelaskan pengertian, tanda dengan 1 anggota keluarga


dan gejala, dan proses terjadinya dalam kegiatan harian.
isolasi sosial. - Memasukkan dalam jadwal
- Menjelaskan cara merawat untuk kegiatan harian.
pasien isolasi sosial.
- Melatih cara merawat :
Perawat:
bercakap-cakap saat melakukan
Tetap melakukan SP 1
keguatan harian dengan 1 orang
- Melatih bercakap-cakap
keluarga
dengan 1 anggota keluarga

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 33


- Membantu pasien dalam dalam kegiatan harian.
pengisian buku harian sesuai - Memasukkan dalam jadwal
jadwal untuk kegiatan harian.

RENCANA TINDAK LANJUT:


Pasien:

- Melatih bercakap-cakap dengan


1 anggota keluarga dalam
kegiatan harian.
- Memasukkan dalam jadwal
untuk kegiatan harian.

Keluarga:

- Melatih cara merawat :


bercakap-cakap saat melakukan
keguatan harian dengan 1 orang
keluarga
- Membantu pasien dalam
pengisian buku harian sesuai
jadwal

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 34


Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 35
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 36

Anda mungkin juga menyukai