Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


PRILAKU KEKERASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Dosen Pembimbing : Guling Setiawan, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh :
Resma Arfiani
21.039
IIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
20203
RS/RUANGAN TGL/PARAF NILAI TGL/PARAF NILAI NILAI
CI KLINIK CI AKADEMIK RATA-RATA

LAPORAN PENDAHULUAN
PRILAKU KEKERASAN
1. MASALAH UTAMA
Prilaku Kekerasan
2. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. DEFINISI
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri
maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak
terkontrol (Kusumawati, 2020).
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat
membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-
barang (Fitria,2017)
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini
maka perilaku kekerasan dapat di lakukan secara verbal di arahkan pada
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi
dalam dua bentuk taitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau
Riwayat perilaku kekerasan (Dermawan dan Rusdi, 202-)
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan ditunjukan pada
diri sendiri/ orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada
lingkungan (Dermawan dan Rusdi, 2019)

B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
Neurologi factor, beragam komponen dari system syaraf
mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan
pesan-pesan yang akan mempengaruhi sifat agresif. System limbic
sangat terlibat dalam menstimulus timbulnya perilaku bermusuhan
dan respon agresif. Genetic factor, adanya factor gen yang
diturunkan melalui orang tua, menjadi potensi perilaku agresif.
b. Cyrcardian Rhytm
Cyrcardian Rhytm memegang peran pada individu. Menurut
penelitian pada jama-jam tertentu manusia mengalami peningkatan
cortisol terutama pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk
kerja dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan
jam 13.00 pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulasi untuk
bersikap agresif.
c. Biochemistry
Factor (factor bio kimia tubuh) seperti neurotransmitter di otak
(epinephrine, norephinephrine, asetikolin dan serotonin) sangat
berperan dalam penyampaian informasi melalui system persyarafan
dalam tubuh.
d. Brain Area Disorder
Gangguan pada system limbik dan lobus temporal, sindrom otak
organic, tumor otak, trauma otak, penyakit ensepalitis, epilepsy di
temukan sangat berpengaruh terhadap perilaku agresif dan
Tindakan kekerasan.

2. Factor Psikologis
a. Teori Psikoanalisa
Angresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh Riwayat
tumbuh kembang seseorang teori ini menjelaskan bahwa adanya
ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak
mendapat kasih saying dan pemenuhan kebutuhan air susu yang
cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan
bermusuhansetelah dewasa sebagai konpensasi ketidak puasannya.
Tidak terpengaruhinya kepuasan dan rasa aman dapat
mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri
yang rendah.
b. Imitation
Modelling dan information processing theory, menurut teori ini
perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan yang
menolerir kekerasan.
c. Learning Theory
Menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan hasil belajar dari
individu terhadap lingkungan terdekatnya. Ia mengamati
bagaimana respon ibu saat marah.

3. Factor Sosial Budaya


a. Latar Belakang Budaya
1) Budaya
Permissive: control sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan
diterima.
2) Agama dan Keyakinan
a) Keluarga yang tidak solid antara menilai keyakinan dan
praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang
rusak.
b) Keyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan
tentang marah dalam kehidupan. Misal: yakin bahwa
penyakit merupakan hukum dari tuhan.

3) Keikutsertaan dalam Politik


a) Terlibat dalam politik yang tidak sehat.
b) Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik.
4) Pengalaman Sosial
a) Sering mengalami kritikan yang mengarah pada
penghinaan.
b) Kehilangan sesuatu yang dicintai (orang atau pekerjaan).
c) Interaksi sosial yang provokatif dan konflik.
d) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna.
e) Sulit memperhatikan hubungan interpersonal.
5) Peran Sosial
a) Jarang beradaptasi dan bersosialisasi.
b) Perasaan tidak berarti di masyarakat.
c) Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada lansia).
d) Praduga negative.
6) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi
marah.

4. Factor Presipitasi
Yosep (2011) faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan sering kali berkaitan dengan :
a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau symbol
solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng
sekolah, perkelahian massal dan sebagainya.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi
sosial ekonomi.
c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak mebiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik. Ketidak
siapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan
menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
d. Adanya Riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat
dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.
Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

C. POHON MASALAH
Resiko Tinggi Mencederai
Orang lain

Perilaku Kekerasan Perubahan Persepsi


Sensori Halusinasi

Inefektif Proses Terapi Gangguan Harga Isolasi Sosial


Diri Kronis

Koping Keluarga Berduka Disfungsional


Tidak Efektif

Pohon Masalah Perilaku Kekerasan


(Sumber : Yosep, 2019)

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Yosep, (2019) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan :
a. Muka marah dan tegang.
b. Mata melotot/pandangan tajam.
c. Tangan mengepal.
d. Rahang mengatup.
e. Jalan mondar mandir

E. RENTANG RESPON
Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif

Amuk/PK . Rentanf Respon Perilaku Kekerasan


Sumber : (Fitria, 2019)

F. MEKANISME KOPING
G. PENATALAKSANAAN
H. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Perilaku Kekerasan
b. Risiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan
c. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
d. Harga Diri Rendah Kronis
e. Isolasi Social
f. Berduka Disfungsional
g. Inefektif Proses Terapi
h. Koping Keluarga Inefektif

I. DATA YANG PERLU DIKAJI (DS/DO)


Data Subyektif :
 Klien mengancam
 Klien mengumpat dengan kata-kata kasar
 Klien mengatakan dendam dan jengkel
 Klien mengatakan ingin berkelahi
 Kelien menyalahkan dan menuntut
 Klien meremehkan
Data Objektif :
 Mata melotot
 Tangan mengepal
 Rahang mengatup
 Wajah memerah dan tegang
 Postur tubuh kaku
 Suara keras

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Prilaku Kekerasan

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38577462/SP_PERILAKU_KEKERASAN , diakses pada
05 Mei 2023
http://repository.unmuhjember.ac.id/6296/9/lAMPIRAN.pdf , diakses pada 05 Mei
2023
https://pdfcoffee.com/5-lp-perilaku-kekerasan-pk-pdf-free.html , diakses pada 05 Mei
2023
Fitria,Nita.2019. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan.Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai