Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL JIWA


RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Praktik Profesi Keperawatan Jiwa (PPKJ)

Disusun Oleh :

Zakaria Surya, S.Kep

2314 901210226

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2023/2024
Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai amuk dan gaduh
gelisah yang tak terkontrol (Farida & Yudi, 2011).

Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif


Amuk/PK

Faktor Predisposisi Hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku


kekerasan/penganiayaan antara lain:
1. Faktor Psikologis
2. Faktor Sosial Budaya 1. Kesulitan kondisi sosial ekonomi.
3. Faktor Biologis 2. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.
3. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang
Faktor Presipitasi dewasa.
1. Klien 4. Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti
2. Interaksi penyalahgunaan obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol
3. Lingkungan emosi pada saat menghadapi rasa frustasi.
5. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan
pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap
perkembangan keluarga.
6.
Manifestasi Klinis
5. Fisik 1. Intelektual
Mata melotot/pandangan tajam, tangan Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat,
mengepal, rahang mengatup, wajah memerah meremehkan, dan tidak jarang
dan tegang, serta postur tubuh kaku. mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Verba 2. Spiritual
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata Merasa diri berkuasa, merasa diri benar,
kotor, berbicara dengan nada keras, kasar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan
ketus. kreativitas terhambat.
7. Perilaku 3. Sosial
Menyerang orang lain, melukai diri Menarik diri, pengasingan, penolakan,
sendiri/orang lain, merusak lingkungan, kekerasan, ejekan, dan sindiran.
amuk/agresif. 4. Perhatia
8. Emosi Bolos, melarikan diri, dan melakukan
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, penyimpangan seksual
merasa terganggu, dendam, jengkel,tidak
berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin
berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.
Pathway

Proses Pengkajian
e. Muka merah dan tegang a. Mengancam secara verbal atau fisik
f. Pandangan tajam b. Melempar atau memukul benda/ orang lain
g. Mengarupkan rahang dengan kuat c. Merusak barang atau benda
h. Mengepalkan tangan d. Tidak mempunyai kemampuan untuk
i. Jalan mondar-mandir mencegah atau mengontrol perilaku kekerasan.
j. Bicara kasar (Keliat, 2014).
k. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
Diagnosa Keperawatan
e. Resiko Perilaku Kekerasan. a. Isolasi sosial.
f. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, b. Waham
dan lingkungan. c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
g. Perubahan persepsi sensori: halusinasi. tubuh
h. Harga diri rendah kronis. d. Defisit perawatan diri

Rencana Tindakan Keperawatan


a. Tindakan keperawatan untuk klien a) Diskusikan perasaan klien jika terjadi
1) Tujuan penyebab perilaku kekerasan.
a) Klien dapat mengidentifikasi Diskusikan bersama klien mengenai
penyebab perilaku kekerasan. tanda dan gejala perilaku kekersan,
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda- baik kekerasan fisik, psikologis, sosial,
tanda perilaku kekerasan. sosial, spiritual maupun intelektual.
c) Klien dapat menyebutkan jenis b) Diskusikan bersama klien perilaku
perilaku kekerasan yang pernah secara verbal yang biasa dilakukan
dilakukannya. pada saat marah baik terhadap diri
d) Klien dapat menyebutkan cara sendiri, orang lain maupun lingkungan.
mengontrol perilaku kekerasannya. c) Diskusikan bersama klien akibat yang
e) Klien dapat menyebutkan akibat ditimbulkan dari perilaku marahnya.
dari perilaku kekerasan yang Diskusikan bersama klien cara
dilakukannya. mengontrol perilaku kekerasan baik
f) Klien dapat mengontrol perilaku secara fisik (pukul kasur atau bantal
kekerasannya secara fisik, spiritual, serta tarik napas dalam), obat-obat-
sosial, dan terapi psikofarmaka. obatan, sosial atau verbal (dengan
2) Tindakan mengungkapkan kemarahannya secara
d) Bina hubungan saling percaya asertif), ataupun spiritual (salat atau
e) Diskusikan bersama klien penyebab berdoa sesuai keyakinan klien).
perilaku kekerasan yang terjadi di (Fitria, 2010).
masa lalu dan saat ini.

Strategi Pelaksanaan
a. SP I Pasien : Membina hubungan saling percaya, pengkajian perilaku kekerasan dan mengajarkan
cara menyalurkan rasa marah.
b. SP 2 Pasien :Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
c. SP 3 Pasien : Mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
d. SP 4 Pasien : Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
e. SP 5 Pasien : Mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
(Fitria, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Farida, K., & Yudi, H. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Fitria, N. 2010. Prinsip Dasar dan aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat, D. B. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.
Kandangan, 8 Desember 2023
Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(M. Syafwani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.J) (Rahmawaty, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai