Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANGAN TRANSIT WANITA


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA (PPKJ)

Nama : Rahma Rasyidah

NPM : 2214901110062

Kelompok/RS : 1C/ RS Sambang Lihum

Presptor Akademik : Ica Lisnawati, Ns., M.Kep

Preseptor Klinik : Nelliyanti, S.Kep., Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN 2022/2023
A. Definisi
Menurut Ismaya & Asti (2019), risiko perilaku kekerasan merupakan keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik
baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri
maupun orang lain, disertai amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol (Farida
& Yudi, 2011).
Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK

B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
1) Faktor psikologis
2) Faktor sosial budaya
3) Faktor biologis
2. Faktor presiptiasi
1) Klien
2) Interaksi

Hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan/penganiayaan antara


lain:

1. Kesulitan kondisi sosial ekonomi.


2. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.
3. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa.
4. Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan
obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat
menghadapi rasa frustasi.
5. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.
C. Manifestasi Klinis
Ada beberapa gejala apendisitis klasik yang muncul meliputi:
1. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme
2. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat.
3. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran.
4. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual
5. Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
6. Verba
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan
nada keras, kasar, ketus.
7. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, amuk/agresif.
8. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel,tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan, dan menuntut.
D. Pathway
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Waham
3. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Defsit nutrisi
5. Risiko perilaku kekerasan
6. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
7. Perubahan persepsi sensorik (Halusinasi)
8. Harga diri rendah

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Tindakan keperawatan untuk klien

1) Tujuan
a) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
c) Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
d) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya.
e) Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya.
f) Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan
terapi psikofarmaka.
2) Tindakan
a) Bina hubungan saling percaya
b) Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di masa lalu
dan saat ini.
c) Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan. Diskusikan
bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekersan, baik kekerasan fisik,
psikologis, sosial, sosial, spiritual maupun intelektual.
d) Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan pada saat
marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
e) Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku marahnya.
Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik
(pukul kasur atau bantal serta tarik napas dalam), obat-obat-obatan, sosial atau
verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya secara asertif), ataupun spiritual
(salat atau berdoa sesuai keyakinan klien) (Fitria, 2010).
G. Strategi pelaksanaan

a) SP 1 pasien : Membina hubungan saling percaya, pengkajian perilaku kekerasan


dan mengajarkan cara menyalurkan rasa marah.
b) SP 2 pasien : Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
c) SP 3 Pasien : Mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
d) SP 4 Pasien : Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
e) SP 5 Pasien : Mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
Daftar Pustaka

Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Farida, K., & Yudi, H. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Fitria, N. 2010. Prinsip Dasar dan aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat, D. B. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Rahma Rasyidah

NPM : 2214901110062

Judul Laporan : Laporan Pendahuluan Risiko Perilaku Kekerasan

Banjarmasin, 01 Januari 2023

Preseptor Akademik, Preseptor klinik,

(Ica Lisnawati, Ns., M.Kep) (Nelliyanti, S.Kep., Ns.)

Anda mungkin juga menyukai