Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP FUNGSI MANAJEMEN

RUANG IBNU SINA (PAVILLIUN)

DISUSUN OLEH

Rahma Rasyidah 1814201110053

CI : Siti Noorhasanah, S.Kep., Ns

CT : Rida Millati, Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2021/2022
MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Definisi Manajemen
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Manajemen tersebut mencakup
kegiatan planning, organizing, actualing, controlling (POAC) terhadap staf,
sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2015).
Sedangkan menurut (Hasibuan, 2013) manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Proses keperawatan
sebagaimana manajemenkeperawatan terdiri atas pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam,
2015)
Dari beberapa definisi diatas dapat diartikan manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2. Tujuan Manajemen
Menurut (Mugianti, 2016) tujuan manajemen keperawatan terbagi menjadi 4,
yaitu :
2.1. Mengarahkan seluruh kegiatan yang telah direncanakan
2.2. Mencegah atau mengatasi permasalahan manajerial
2.3. Tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yang ada
2.4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, dan
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya

Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan


adalah:
a. Terselenggaranya pelayanan atau asuhan keperawatan yang
berkualitas
b. Pengembangan staf
c. Budaya riset bidang keperawatan

3. Fungsi Manajemen
Adapun fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh G.R. Terry dalam
bukunya Principles of Management, membagi empat fungsi dasar manajemen,
yaitu : (Sukarna, 2011)
3.1. Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta
pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk
masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
3.2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokan, dan penyusunan
macam-macam kegiatan yang diperlukan untukmencapai tujuan,
penempatan orang-orang (pegawai), terhadapkegiatan – kegiatan ini,
penyediaan factor-faktor fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan
penunjukan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang
dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap orang dalam hubungannya
dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
3.3. Actuating (pelaksanaan)
Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua
anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan
keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.
3.4. Controlling (pengawasan)
Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang
harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu melakukan
perbaikan – perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu
selaras dengan standard (ukuran).

Sedangkan menurut (Kamalia, dkk, 2020) fungsi manajemen keperawatan


yang sangat penting untuk diterapkan pada tatanan pelayanan keperawatan
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan keperawatan
Merupakan proses penyusunan program dan kegiatan pelayanan baik
dalam rencana strategi maupun rencana operasional atau rencana aksi
(plan of action atau POA). Perancanan ini disusun berdasarkan hasil
pengumpulan dan analisis data, hasil kegiatan keperawatan dan
sumber daya (manusia, fasilitas, peralatan, SPO, norma etik profesi,
dan dana) yang tepat dan memadai untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan.
b. Pengorganisasian pelayanan keperawatan
Merupakan proses pembentukan organisasi formal maupun non-formal
yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan dalam pelaksanaan berbagai
kegiatan pengaturan sumber daya melalui integrasi dan koordinasi
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang diinginkan.
c. Pengaturan ketenagaan pelayanan keperawatan
Merupakan proses penempatan orang-orang (staffing) yang tepat,
yakni pendayagunaan tenaga keperawatan sesuai kompetensi dan
potensi pengembangan untuk terlaksananya pelayanan keperawatan
yang bermutu tinggi.
d. Pengarahan pelayanan keperawatan
Merupakan proses pemberian petunjuk (pengaruh) secara terstruktur
kepada staf yang di pimpinnya untuk melaksanakan tugas sesuai
standar prosedur operasional pelayanan keperawatan yang bermutu
tinggi guna mendukung tujuan organisasi sarana kesehatan
e. Evaluasi pelayanan keperawatan
Merupakan proses penilaian pimpinan keperawatan terhadap program
dan kegiatan yang telah dilaksanakan secara teratur dan terus menerus
pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Penilaian dilakukan
secara objektif dan trasparan sebagai upaya untuk menemukan dan
melakukan perbaikan terhadap kendala yang dihadapi guna menjamin
tercapainya tujuan pelaynan keperawatan secara efektif dan efisien
serta bermutu tinggi.
f. Pengendalian mutu pelayanan keperawatan
Merupakan suatu upaya pemantauan yang dilakukan oleh pimpinan
pelayanan keperawatan secara berkesinambungan untuk menjamin
terlaksananya program dan kegiatan pelayanan keperawatan sebagai
yang telah ditentukan agar pelayanan keperawatan dapat dicapai
secara efektif dan efisien serta bermutu tinggi.
4. Perhitungan Tenaga Kerja
Untuk menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu ruangan ada
beberapa rumusan, yaitu :
4.1. Menentukan kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan dapat
berdasarkan pada Gillies, 1989 : (Mugianti, 2016)
4.1.1. Jumlah jam perawatan efektif klien yang dirawat setiap 24 jam
4.1.2. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam satu tahun
4.1.3. Penggunaan tempat tidur rata-rata (akan lebih obyektif bila
menggunakan rata penggunaan tempat tidur pertahun)
4.1.4. Analisa kegiatan untuk memenuhi kegiatan klien
Berdasarkan penghitungan di atas, maka kebutuhan kuantitatif
tenaga keperawatan dapat dihitung sebagai berikut :
4.1.4.1. Jumlah tenaga yang diperlukan :

Jumlah jam perawatan x Rata-rata x Jumlah hari pertahun


yang dibutuhkan klien jumlah klien
Jumlah hari pertahun - Hari tidak x Jumlah jam kerja
kerja pertahun perorang/hari
Atau :

Jam perawatan yang diperlukan pertahun


Jam perawatan yang diberikan oleh tiap orang pertahun

4.1.4.2. Cara perhitungan jumlah tenaga perawat yang bertugas


setiap hari
Rata-rata jumlah klien tiap x Rata-rata jam perawatan
hari tiap klien per 24 jam
Jumlah jam kerja perhari
4.1.4.3. Cara perhitungan jumlah perawat yang bebas tugas tiap
hari

Jumlah hari tidak kerja x Jumlah tenaga yang


pertahun dibutuhkan per 24 jam
Jumlah jam kerja perhari

4.2. Menentukan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada


tingkat ketergantungan klien (Douglass, 1975)
Douglass menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien
4.2.1. Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri (Minimal)
Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari. Kegiatan
sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik,
tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu,
tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan
dan simpel. Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria
sebagai berikut :
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti
pakaian
b. Makan, dan minum dilakukan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
d. Observasi tanda vital setiap sif
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
4.2.2. Kategori II : Intermediet Care / Perawatan Sedang(Partial)
Perawatan partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari. Kegiatan
sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan.
memberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri
juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi Pasien
memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi
5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side
efek obat atau reaksi alergi. Asuhan keperawatan parsial
mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
b. Observas tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari satu kali
d. Pakai kateter foley
e. Pasanga infus intake-output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
4.2.3. Kategori III : Intensive Care/perawatan total
Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/hari. Kebutuhan
sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh
perawat penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-
menerus. Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai
berikut :
a. Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam
c. Pemakaian slang NG
d. Terapi intravena
e. Pemakaian suction
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar
Adapun penghitungan berdasarkan tingkat ketergantungan yang dimaksud
adalah sebagai berikut : (Mugianti, 2016)
Jumla Klasifikasi KLien
h Minimal Parsial Total
Pasien Pag Sor Mala Pag Sor Mala Pag Sor Mala
i e m i e m i e m
1 0,1 0,1 0,07 0,2 0,1 0,10 0,3 0,3 0,20
7 4 7 5 6 0
2 0,3 0,2 0,14 0,5 0,3 0,20 0,7 0,6 0,40
4 8 4 0 2 0
3 0,5 0,4 0,21 0,8 0,4 0,30 1,0 0,9 0,60
1 2 1 5 8 0
dst

4.3. Cara perhitungan temaga kerja menurut metode Swansburg


Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jumlah rata−rata pasien/hari× jumlah perawat / pasien /hari
jam kerja/hari

Rumus berikutnya adalah untuk menghitung jumlah shift dan kebutuhan


perawat dalam satu minggu.
- Jumlah shift perminggu :
Jumlah perawat yang dibutuhkan/hari × Jumlah shift dalam 1 minggu
- Jumlah perawat yang dibutuhkan perminggu
Jumlah shift /minggu
¿
jumlah hari kerja /minggu

4.4. Cara Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Menurut


Depkes 2002 (Mugianti, 2016)
4.4.1. Pengelompokan unit kerja di Rumah Sakit
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan
unit kerja yang ada di Rumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan sebagi berikut :
4.4.1.1. Rawat inap dewasa
4.4.1.2. Rawat inap anak / perinatal
4.4.1.3. Rawat inap intensif
4.4.1.4. Gawat darurat/IGD
4.4.1.5. Kamar bersalin
4.4.1.6. Kamar operasi
4.4.1.7. Rawat jalan
4.4.2. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan.
4.4.2.1. Rawat Inap
a. Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara penghitungan berdasarkan :
1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis
kasus
2) Rata-rata pasien perhari
3) Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5) Jam kerja efektif setiap perawat/7jam perhari
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x
No Kategori jumlah Rata-rata Rata-rata jam
perawat yang ada Jumlah jam
Jumlahpasien/hari
hari kerja efektif perawatan perawatan/hari
pasien/hari
A B C D E
1 Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2 Pasien bedah 8 4 32
3 Pasien gawat 1 10 10
4 Pasien anak 3 4,5 13,5
5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93,0

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :

Jumlah jam perawatan/hari


Jam kerja efektif per shift
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan faktor
koreksi yang meliputi hari libur, cuti, hari besar (loss day) :

4.4.2.2. Kamar operasi


a. Kamar Operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi :
1) Jumlah dan jenis operasi
2) Jumlah kamar operasi
3) Pemakaian kamar operasi(diprediksi 6 jam perhari)pada
hari kerja
4) Tugas perawat di kamar operasi, instrumentator,
perawat sirkulasi (2 orang/tim)
5) Ketergantungan pasien Operasi besar : 5 jam / 1
operasi Operasi sedang : 2 jam / 1 operasi Operasi kecil
: 1 jam / 1 operasi

Jumlah jam perawatan/hari x jumlah operasi x jumlah


perawat dalam tim
Jam kerja efektif/hari
b. Di ruang penerimaan dan Recovery room
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan pasien di Recovery Room : 1 jam 1,25 x
30 = 5,4 orang (dibulatkan menjadi 5 orang)

4.4.2.3. IGD
Dasar penghitungan di Unit Gawat darurat adalah :
a. Rata-rata jumlah pasien perhari
b. Jumlah jam perawatan perhari
c. Jam efektif perawat/hari
Contoh:
- Rata-rata jumlah pasien / hari = 50 pasien
- Jumlah jam perawatan 4 Jam
- Jam kerja efektif perawat / hari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di UGD :

50 x 4 = 28,57
7
Dibulatkan menjadi 29

(78 x 29)
29 orang + loss day
286
= 29 orang + 7,9
= 36, 9 (dibulatkan menjadi 37)

4.4.2.4. ICU
a. Rata-rata jumlah pasien /hari = 10 pasien
b. Jumlah jam perawatan / hari = 12 jam Jadi kebutuhan
tenaga perawat critical care adalah :
= 10 x 12 = 17, 15
= 17 orang + loss day ( 78 x 17 )
= 17 orang + 4,6 = 21,6 (dibulatkan 22 org perawat)

4.4.2.5. Rawat Jalan


a. Rata-rata jumlah pasien per hari = 100 pasien
b. Jumlah jam perawatan perhari = 15 menit
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan :

100 x 15 = 4 orang + koreksi 15%


7 x 60

4 orang + 15 x 4 4 + 0,6 = 4,6 orang (dibulatkan menjadi


5)
100

4.4.2.6. Kamar bersalin


a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
mencakup kala I s/d IV = 4 jam/pasien
c. Jam efektif kerja bidan 7 jam / hari
d. Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 pasien
Jumlah bidan yang diperlukan adalah :

10 pasien x 4 jam = 4 = 5,7


0
7 jam perhari 7
Daftar Pustaka
Kamalia, L., Said, A., & Risky, S. (2020). Manajemen Keperawatan (Nursing
Management). Bandung: Media Sains Indonesia.

Mugianti, S. (2016). Manajemen Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan.


Jakarta: Kemenkes RI.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

S.P, H. M. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukarna. (2011). Dasar-Dasar Manajemen . Bandung: CV Mandar Maju.

Anda mungkin juga menyukai