Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia keperawatan sedang mengalami pertumbuhan yang sangat

pesat, sehingga kebutuhan akan tenaga perawat yang profesional dan kompeten

di bidangnya meningkat pula. Bila tenaga keperawatan Indonesia tidak segera

berbenah diri baik dari segi kompetensi maupun maupun administrasi, maka

kesempatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan seefektif mungkin hingga

bidang keperawatan Indonesia akan ketinggalan dibandingkan tren dunia

internasional.

Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola tatanan

layanan kesehatan, maupun tatanan pendidikan yang sesuai dengan konsep

manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai

proses pelaksanaan layanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,

keluarga, masyarakat (Gilies, 1985 dalam Asmadi, 2008). Fungsi manajemen

keperawatan sendiri, memiliki fungsi manajemen yaitu, Perencanaan (Planing),

Pengorganisasian (Organizing), Ketenagaan (Staffing), Penggerak/pengarahan

(Actuating), dan Pengawasan (Controling) (Marquis dan Huston, 2010)

Perencanaan (Planning) dalam fungsi manajemen mencakup penetapan

tujuan dalam pelaksanaan tugas dan menentukan strategi kebijakan sistem

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Area perencanaan

1
meliputi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, produktivitas

kerja keperawatan, pengembangan staf dan pendaaan. Pengorganisasian

(Organizing) meliputi, penugasan tanggung jawab tertentu, pendelegasian

wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melakukan tugasnya

serta peneglompokan kegiatan. Ketenagaan (Stuffing) adalah pengaturan yang

teratur, sistematis dalam menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan

yang dibutuhkan dalam pemberian layanan keperawatan yang optimal.

Penggerak/Pengarahan (Actuating) merupakan kegiatan

mempengaruhi/memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam mencapai tujuan,

ciri-ciri yang dilihat diantaranya adalah kepemimpinan dan motivasi kerja.

Pengawasan (Controling) adalah proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan rencana, pedoman, tujuan, yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan, fenomena yang

terjadi di rumah sakit seringkali fungsi manajemen terabaikan, disebabkan oleh

kepala ruangan yang menjadi supervisor klinis fungsi manajemen keperawatan,

sering disibukan dengan kegiatan rapat yang diadakan manajemen rumah sakit,

sehingga pelaksanaan fungg si manajemen keperawatan diabaikan (Kuswantoro

dan Iwan, 2010). Dalam analisis yang dilakukan oleh Warsito dan Mawarni,

2007 tentang pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi menejerial

kepala ruangan, menunjukan adanya hubungan tentang persepsi perawat

pelaksana tentang fungsi pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan

manajemen asuhan keperawatan. Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik

2
kesimpulan bahwa penting dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang fungsi

manajemen dalam keperawatan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat masalah tentang

Fungsi manahemen keperawatan dan contoh penerapan dalam fungsi manajemen

keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa fungsi manajemen keperawatan?

2. Bagaimana contoh penerapan fungsi keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui fungsi dalam manajemen keperawatan dan contoh penerapan

fungsi manajemen keperawatan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Fungsi manajemen keperawatan adalah memudahkan perawat dalam

menjalankan asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan klien

di rumah sakit terpenuhi. Terdapat lima elemen dalam manajemen keperawatan

berdasarkan fungsinya yaitu planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), staffing (ketenagaan), directing (pengarahan) dan controlling

(pengendalian/evaluasi) (Rosyidi, 2013 dalam jurnal Universitas Sari Mutiara

Medan, 2014).

2.1 Perencanaan (Planning)

1. Definisi

Fungsi Perencanaan (Planning) merupakan suatu penjabaran dari tujuan yang

ingin dicapai, perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan.

Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam

menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan

menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan sesuai dengan

konsep dasar keperawatan. Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai

dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif

kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak akan ada

kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan

organisasi. Melalui fungsi perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas

4
pokok staf dan dengan tugas-tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai

pedoman supervisi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf

untuk menjalankan tugas-tugasnya

2. Fungsi Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan

1) Perencanaan sebagai pengarah

Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara

yang terkoordinasi. Perencanaan mencakup fungsi pengarahan dari apa

yang harus dicapai oleh organisasi.

2) Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya

Jika perencanaan dilakukan dengan baik, jumlah sumber daya yang

diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk

penggunaan apa saja dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan

dijalankan.

3) Perencanaan sebagai penetepan standar dalam pengawasan kualitas

Dalam perencanaan, institusi layanan keperawatan menentukan tujuan

dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan,

keperawatan membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dan

realisasi di lapangan, membandingkan antara standar yang ingin dicapai

dan realisasi dilapangan, mengevaluasi penyimpangan yang mungkin

terjadi, hingga mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk

memperbaiki kinerja keperawatan.

3. Jenis-jenis Perencanaan

5
Jenis perencanaan terbagi berdasarkan jangka waktu, waktu pembuatan,

proses dan lain sebagainya. Berdasarkan jangka waktu pencapaian tujuan,

pernecanaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

- Jangka panjang 10-15 tahun

- Jangka menengah 1-5 tahun

- Jangka pendek harian, bulanan atau mingguan

Jenis perencanaan waktu adalah jenis perencanan yang paling sering

digunakan.

4. Contoh Penerapan

Ns. Novi adalah kepala ruangan di ruangan Cinta di sebuah rumah sakit, Ns.

Novisedang melakukan perencanaan untuk ruangan Cinta yang memiliki 6

ruangan, 1 ruangan VIP, 2 Ruang rawat wanita, 2 ruang rawat pria dan 1

ruang rawat anak. Ns. Novi mulai dengan merumuskan tujuan yang hendak

dicapai oleh ruangan Cinta dalam menangani pasien rawat inap, yaitu

Menjadikan ruangan Cinta menjadi ruangan yang memiliki pelayanan

keperawatan yang melayani dengan hati, ramah menjunjung tinggi privasi

pasien serta berkomitmen memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi

pasien. Kemudian setelah Ns. Novi merumuskan tujuan, Ns. Novi

melanjutkan dengan merincikan setiap kebutuhan tenaga, alat, dan sarana

untuk dapat menunjang terlaksananya tujuan yang telah dibuat.

6
Tenaga Pendidikan Jumlah Alat penunjang

kesehatan tenaga

Perawat Ners 15 USG

2.2 Pengorganisasian (Organizing)

1. Definisi

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan

dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan

wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai

tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua

kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruang rawat merupakan salah

satu pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang

dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat

bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien.

Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan

mutu pelayanan keperawatan yang diberikan pengorganisasian manajemen

keperawatan meliputi struktur organisasi ruang rawat, pengelompokkan

kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi kegiatan

kelompok kerja.

2. Manfaat pengorganisasian

7
Ada beberapa manfaat pengorganisasian dalam manajemen keperawatan,

yaitu

1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok

2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisasi tersebut

melalui kegiatan yang dilakukannya

3) Pendelegasian wewenang

4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik

3. Tahapan pengorganisasian

1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah teruang dalam

fungsi manajemen

2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai

tujuan

3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang

praktis

4) menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan

menyediakan fasilitas yang diperlukan

5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas dan

6) Mendelegasikan wewenang

4. Contoh penerapan

8
Ns. Novi sudah selesai dengan perencanaan yang dibuatnya, kemudian Ns.

Novi melanjutkan dengan penyusunan struktur organisasi ruangan cinta

beserta pembagian tugas masing-msing perawat pelaksanan

DIRUT KEPERAWATAN DIREKTUR UTAMA DIRUT KEUANGAN

Kepala Instalasi

Kepala Ruangan irina


Cinta

Ns. Novi Love, S. Kep

Tim Barakuda Tim Kucing


Tim Manguni
Ns. Utu (Ka. Tim) Ns. Iye (Ka. Tim)
Ns. Uti (Ka. Tim)
Ns. Non (pelaksana) Ns. Momo (Pelaksana)
Ns. Nou (Pelaksana)
Ns. Min (Pelaksana) Ns. Ungke (Pelaksana)
Ns. Ita (Pelaksana)

Pembagian di tiap ruang di irina Cinta adalah tim manguni menangani Pasien

yaang berada di ruangan VIP dengan total 2 bed, Tim Barakuda menangani ruangan

rawat wanita dengan total 3 bed, dan tim kucing menangani ruangan rawat pria

dengan total 4 bed.

9
2.3 Ketenagaan (Staffing)

1. Definisi

Ketenagaan (Stuffing) adalah metodologi pengaturan staff, merupakan proses

yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan

jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi

tertentu

2. Fungsi ketenagaan (Stuffing)

1) Rekrutmen

Rekrutmen adalah upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang

memenuhi syarat dalam jumlah tertentu, sehingga dari organisasi dapat

menyeleksi orang-orang yang paling tepat mengisi lowongan pekerjaan

yang ada. Selain itu rekrutmen harus dapat memenuhi kebutuhan para

calon. Terdapat dua jenis rekrutmen yang dapat dilakukan yaitu

rekrutmen interrnal (internal recruitment) dan rekrutmen eksternal

(external recruitment atau outsourcing). Kegiatan rekrutmen dalam

manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilakukan layanan

keperawatan untuk mencari dan menemukan perawat yang dibutuhkan,

merupakan aktivitas manajemen kepegawaian. Kegiatan rekrutmen

sebagai suatu proses selalu di ikuti dengan seleksi untuk menemukan

kesesuain kebutuhan dengan kemampuan pribadi sumber daya manusia

keperawatan.

10
Kegiatan ini perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan serius,

karena menyangkut kualifikasi yang dipunyai oleh perawat, baik

kualifikasi dibidang pengetahuan maupun ketrampilannya. Jadi,

rekrutmen merupakan proses mencari dan memikat pelamar kerja sesuai

dengan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang dibutuhkan oleh

organisasi.

2) Kegiatan Seleksi

Seleksi tenaga kerja adalah langkah selanjutkan yang harus dilakukan

setelah menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan, apak internal

maupun eksternal. Paling tidak ada beberapa yang biasanya dilakukan

yang terkait dengan proses seleksi, yaitu seleksi administrasi, seleksi

kualifikasi dan seleksi sikap dan perilaku. Proses seleksi sebagai proses

menduga yang paling baik (best quists) bahwa seorang pelamar akan

mampu melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik. Pada seleksi

sikap dan perilaku, calon tenaga kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya

sebagai pribadi, tenaga kerja, maupun ketika bekerja secara tim. Institusi

layanan keperawatan berusaha memperoleh informasi yang memadai

mengenai sisi psikologis dari tenaga perawat, kemampuannya untuk

bersikap baik dan konsisten dalam pekerjaan, termasuk kesiapannya

untuk bekerja secara tim. Seleksi sikap dan perilaku ini dapat dilakukan

secara tertulis maupun

melalui wawancara.

11
3) Penempatan Kerja

Adaptasi merupakan hal yang alamiah untuk dlakukan oleh tenaga

keperawatan di temapat layanan keperawatan. Oleh karena itu, perlu

memastikan bahwa perawat yang baru direkrut telah siap bergabung,

tidak saja dilihat dari sisi kualifikasinya, akan tetapi dari kesiapannya

untuk bekerja secara tim. Oleh karena itu, biasanya dilakukan semacam

program pelatihan orientasi (orientation training) yang bertujuan untuk

mengadaptasikan perawat dengan lingkungan pelayanan keperawatan.

3. Contoh Penerapan

Ns. Novi membagi kesembilan orang perawat pelaksana yang berada di

ruangan Cinta dengan masing-masing memiliki 8 jam shift dengan 6 hari

kerja. Pada setiap perawat pelaksana jika full bad maka 1 perawat akan

menangani 1 perawat 1 pasien.

2.4 Pengarahan (Directing)

1. Definisi

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan

dan menggerakkan semua sumber daya manusia (manusia dan yang bukan

manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan

dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi, peranan

kepemimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf

merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer

12
organisasi. Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk

mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke arah

pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam suatu kegiatan yang unik dan

tertentu. Di dalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam

sistem pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah

seorang pemimpin.

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan

keterampilan seorang perawat dalam mempengaruhi perawat lain di bawah

pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan

tercapai. Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dilakukan dalam

beberapa kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi, manajemen

konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya. Program motivasi dimulai

dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan

mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap orang yang

bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi

merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing

anggota. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan menimbulkan konflik

yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang berbeda. Untuk

itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan keperawatan

bagi semua SDM yang ada. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada

penyelesaian konflik dengan winwin solution. Supervisi / pengawasan

13
merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan

asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan

tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada

pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan

memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi

jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian

pengawasan mengandung makna pembinaan.

Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih

berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan kegiatan

atau tindakan. Agar hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya

disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan,

penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap

kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian,

mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan.

2. Contoh penerapan

Untuk tetap menjaga semangat kerja semua staf yang ada di ruangan Cinta,

Ns. Novi selalu memberikan reward buat setiap perawat pelaksana yang ada

di ruangan Cinta. Reward yang diberikan berupa penambahan gaji buat setiap

perawat yang selalu melengkapi semua laporan asuhan keperawatannya. Dan

disetiap minggu saat akhir pekan Ns. Novi selalu membawakan makanan

untuk semua perawat di ruangan Cinta. Ns. Novi adalah seorang pemimpin

yang selalu mendengarkan setiap masukan dari perawat pelaksana, dalam hal

14
ini dia adalah seorang pemimpin yang demokratis yang selalu mengambil

keputusan dengan terlebih dahulu mendengar pertimbangan dari perawat

pelaksana.

2.5 Pengawasan (Controlling)

1. Definisi

Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi

sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta

prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan

kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.

Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang dituangkan

dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu

dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan

oleh staf.

Adapun tugas seorang manajer keperawatan dalam menjalankan dan

mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan

beberapa prinsip pengawasan, yaitu :

1) Pengawasan yang akan dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh

staf dan hasilnya mudah diukur

2) Fungsi pengawsan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya

mencapai tujuan organisasi

15
3) Standar untuk kerja (standard of performance) harus dijelaskan kepada

semua staf karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai

bahan pertimbangan untuk memberi reward kepada mereka yang

dianggap mampu bekerja.

Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa kondisi yang

harus diperhatikan yaitu:

a. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang

dipergunakan dalam system Pelayanan kesehatan, yaitu relevansi,

efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

b. Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan. Ada dua

tujuan pokok, yaitu: untuk memotivasi, dan untuk dijadikan patokan guna

membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif akan

dapat memotivasi seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi.

c. Pengawasan hendaknya desesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

organisasi. Di sini perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti

susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas yang telah digariskan

dalam uraian tugas (job discription).

d. Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya jika pengawasan terhadap

karyawan terlampau sering, ada kecenderungan mereka kehilangan

otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekangan.

e. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering controls) tanpa

mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel,

16
artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan dimana tindakan

korektif harus diambil.

f. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak

hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan

alternatif perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.

g. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah,

yaitu: menemukan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan

penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan,

mengecek timbulnya masalah yang serupa.

2. Contoh penerapan.

Ns. Novi selalu disiplin dengan setiap pendokumentasian asuhan

keperawatan. Setiap hari Ns. Novi selalu mengecek kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan dari setiap tim. Dan setiap sebulan

sekali Ns. Novi selalu melaksanakan pertemuan bulanan untuk mengevaluasi

kinerja staf yang ada di ruang Cinta dan mengkoordinasikan apa yang akan

dilakukan dalam sebulan. Setiap ada kesalahan yang ditemukan di ruang

Cinta¸ selalu menjadi laporan Ns. Novi kepada kepala Instalasi untuk

kemudian dibicarakan solusinya bersama.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada lima (5) Fungsi manajemen keperawatan, yaitu Perencanaan

(planning) yang berfungsi sebagai, pengarah, berfungsi untuk minimalisasi

pemborosan sumber daya dan untuk penetepan standar dalam pengawasan

kualitas, Pengorganisasian (Organizing), Ketenagaan (Stuffing), Pengarahan

(Direction), dan Pengendalian (Controlling). Pelaksanaan fungsi manajemen

keperawatan seharusnya dapat diterapkan oleh setiap perawat,baik itu perawat

manajer ataupun perawat pelaksana, namun di beberapa penelitian yang dilakukan

didapati masih ada bebrapa yang masih mengabaikan fungsi manajemen

keperawatan ini.

3.2 Saran

1. Untuk tenaga keperawatan

Sebagai tenaga keperawatan profesional, perawat harus memiliki

pengetahuan, bukan hanya pengetahuan klinik keperawatan, pengatahuan

tentang manajemen dalam keperawatan pun sangat perlu untuk setiap tenaga

keperawatan menguasai, tujuannya dalah supaya setiap tenaga keperawatan

mampu untuk lebih mandiri dalam pelaksanaan tugas.

18
2. Institusi pendidikan

Diharapkan agar institusi pendidikan boleh memfasilitasi mahasiswa

keperawatan dalam memanajemen di dalam lingkup kehidupan kampus.

Sehingga mahasiswa boleh terlatih menghadapi persoalan-persoalan

keorganisasian.

19

Anda mungkin juga menyukai