3
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
4
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi, dan menetapkan prinsip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar
dan memperbaiki kekurangan.
1. Perencanaan (Planning)
5
Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola
pengaturan dan pemanfaatan waktu yang tepat dan
memungkinkan berjalannya roda organisasi dan tercapainya
tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung dan kegiatan
perawat dikendalikan.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/Leader)
6. Pengorganisasian (Organizing)
6
7. Perubahan (Change)
1. Terselenggaranya pelayanan.
3. Pengembangan staf.
7
mempunyai komitmen yang tinggi untuk melayani dalam pemberian
asuhan keperawatan. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan bahwa ilmu keperawatan adalah salah satu ilmu
yang digunakan dalam upaya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan pasien karena pada prinsipnya perawat mampu
mengaplikasikan pelayanan yang profesional (Adhitama, 2009).
8
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Pada buku ini pilar yang akan diteliti adalah pilar yang
pertama yaitu pendekatan manajemen (management approach).
A. Perencanaan (Planning)
9
Kegiatan perencanaan dalam praktik keperawatan profesional
merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme dalam
pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat
dipertahankan tetapi juga dapat terus meningkat sampai tercapai
derajat tertinggi bagi penerima jasa pelayanan itu sendiri.
B. Pengorganisasian (Organizing)
10
Pengorganisasian didefinisikan sebagai pengelompokan orang,
alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada 3 (tiga) aspek penting
dalam pengorganisasian, yaitu: pola struktur organisasi, penataan
kegiatan, dan struktur kerja organisasi (Siagian, 2012).
1. Struktur Organisasi
2. Pengelompokan Kegiatan
11
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu
3. Koordinasi Kegiatan
4. Evaluasi Kegiatan
C. Pengarahan (Directing)
12
ruangan diantaranya adalah saling memberi motivasi, membantu
pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, melakukan
komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi
(Siagian, 2012).
D. Pengawasan (Supervisi)
13
Supervisi adalah kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh
manajer. Sedangkan orang yang melakukan fungsi supervisi disebut
supevisior yang biasanya dilakukan oleh kepala ruangan, pengawas
keperawatan, atau kepala bidang wakil direktur keperawatan.
Tanggung jawab supervisior dalam manajemen pelayanan
keperawatan yaitu: menetapkan dan mempertahankan standar
praktik keperawatan, menilai kualitas pelayanan asuhan keperawatan,
mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, memantapkan kemampuan perawat, dan memastikan
praktik keperawatan profesional dilakukan dengan benar.
E. Pengendalian (Controlling)
14
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengendalian
meliputi: penetapan standar dan metode pengukuran prestasi kerja,
melakukan pengukuran prestasi kerja, menetapkan apakah prestasi
kerja sesuai dengan standar, dan mengambil tindakan korektif.
Indikator kualitas asuhan keperawatan yaitu: nilai dokumentasi
keperawatan, tingkat kepuasan pasien, dan tingkat kepuasan perawat.
Untuk kegiatan mutu yang perlu dilakukan oleh kepala ruangan
yaitu: audit dokumentasi proses keperawatan setiap dua bulan sekali,
survei kepuasan pasien, survei kepuasan perawat setiap enam bulan
sekali, perhitungan lama hari rawat, dan melakukan langkah-langkah
perbaikan dengan memperhitungkan standar yang telah ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan
15
B. Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan
a. Sistem Otoriter–Eksploitatif
16
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat
tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau
hukuman tetapi tidak selalu, dan membolehkan komunikasi
ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan
mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
c. Sistem Konsultatif
d. Sistem Partisipatif
17
bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab,
mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi,
dan kreatif. Berdasarkan teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan
menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
a. Direktif
18
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang
bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung
arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang
dicapai oleh bawahannya.
b. Suportif
c. Partisipatif
d. Berorientasi Tujuan
a. Instruksi:
2) komunikasi sejarah;
b. Konsultasi:
19
1) tinggi tugas dan tinggi hubungan;
c. Partisipasi:
d. Delegasi:
a. Otoriter
20
5) pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat;
oleh pimpinan.
b. Demokratis
21
6) prakarsa dapat datang dari bawahan;
22
4) hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku
bawahan;
a. Otoriter
b. Demokratis
23
pengontrolan dalam penerapannya, dan informasi diberikan
seluas-luasnya dan terbuka.
c. Partisipatif
d. Bebas Tindak
A. Pengkajian
1. M1 (Man)
a. Ketenagaan
Kepala Ruangan
26
a) Tenaga Keperawatan
Pendidikan Jenjang
No. Nama Masa Kerja Pelatihan
Terakhir Karir
T, S.Kep., BTCLS,
1. Ners 9 tahun PK III
Ners. BHD
S1
2. N, S.Kep. 9 tahun BHD PK II
Keperawatan
S1
3. P, S.Kep. 9 tahun BHD PK II
Keperawatan
D3
4. L, S.Kep. 9 tahun BHD PK II
Keperawatan
D3
5. J, AMd.Kep. 9 tahun BHD PK II
Keperawatan
D3
6. H, AMd.Kep. 9 tahun BHD PK II
Keperawatan
D3
7. E, AMd.Kep. 8 tahun BHD PK II
Keperawatan
D3
8. H, AMd.Kep. 7 tahun BHD PK II
Keperawatan
D3
9. A, AMd.Kep. 9 tahun BHD PK II
Keperawatan
b) Tenaga Non-Keperawatan
Tabel 3 Contoh Komposisi Tenaga Non-Keperawatan di
Ruang X Rumah Sakit Y Tahun 2020
c) Pengaturan Ketenagaan
29
Pendidikan kesehatan yang diberikan
kepada pasien meliputi: aktivitas, pengobatan
serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Mayer dalam Gillies (1996), waktu yang
dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah
15 menit/ pasien/ hari.
Keterangan:
C: jumlah hari/tahun
Contoh:
30
harus diberikan total care. Tingkat pendidikan
perawat yaitu S1 dan D3 Keperawatan. Hari kerja
efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan
situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah
kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut
adalah sebagai berikut.
- keperawatan langsung:
15 × 2 jam = 30 jam
10 × 3 jam = 30 jam
5 × 6 jam = 30 jam
Jumlah 90 jam
31
di atas, sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut.
= 43800
2023
= 22 orang
20% × 20 = 4 orang
7 jam
= 17 orang
32
- 45% = 11,7 (12 orang) tenaga non-
profesional.
jam/hari, meliputi:
- Ambulasi dibantu.
33
- Pasien dengan kateter urine, pemasukan
dan pengeluaran dicatat.
- Dilakukan suction.
- Gelisah/disorientasi.
34
Tingkat
Jumlah
Ketergantu- Pagi Sore Malam
Pasien
ngan
Minimal 30 30 × 0,17 = 5,1 30 × 0,14 = 4,2 30 × 0,07 = 2,1
Parsial 7 7 × 0,27 = 1,9 7 × 0,15 = 1,05 7 × 0,10 = 0,7
Total 3 3 × 0,36 = 1,1 3 × 0,30 = 0,9 3 × 0,20 = 0,6
Jumlah 40 8,1 6,15 3,4
8 6 3
Pagi 8 orang
Sore 6 orang
Malam 3 orang
17 orang
a) Work Sampling
35
ii. apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi
dan tugasnya pada waktu jam kerja;
36
sejumlah personel yang kita amati. Oleh karena
besarnya jumlah pengamatan kegiatan penelitian
akan didapatkan sebaran normal sampel pengamatan
kegiatan penelitian. Artinya data cukup besar dengan
sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik.
Jumlah pengamatan dapat dihitung.
37
Penelitian dengan menggunakan teknik ini
dapat digunakan untuk melakukan evaluasi tingkat
kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang
bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang
ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti
rumah sakit.
c) Daily Log
38
Contoh:
Tindakan Rata-rata
Waktu
No. Keperawatan Frekuensi Waktu
(Menit)
Langsung (Menit)
Memberikan obat
1. 2 1 2
kepada pasien
Memenuhi
kebutuhan cairan
2. 20 1 20
dan elektrolit
(pemasangan infus)
Memenuhi
3. kebutuhan integritas 29 2 14.5
jaringan (rawat luka)
Mengganti selang
4. 6 1 6
infus (blood set)
5. Melepas kateter 2 1 2
6. Mengecek GDS 3 1 3
Melakukan injeksi
7. 32 6 5,3
intravena
Mengambil darah
8. (pemeriksaan 5 1 5
laboratorium)
39
Mendampingi visite
9. 22 1 22
dokter
Mengukur tanda-
10. 29 11 2.6
tanda vital
Total 150
Tindakan Jumlah
Waktu
No. Keperawatan Tidak Frekuensi Waktu
(Menit)
Langsung (Menit)
1. Timbang terima 2 11 22
2. Pendokomentasian
9 11 99
catatan medik
3. Menyerahkan status
10 1 10
pasien ke pen-rek
4. Menyerahkan
sampel ke 10 5 50
laboratorium
Total 181
Jumlah
Waktu
No. Kegiatan Produktif Frekuensi Waktu
(Menit)
(Menit)
1. Timbang terima 2 11 22
Pendokomentasian
2. 9 11 99
catatan medik
Menyerahkan status
3. 10 1 10
pasien ke pen-rek
Menyerahkan
4. sampel ke 10 5 50
laboratorium
Memenuhi
kebutuhan cairan
5. 20 1 20
dan elektrolit
(pemasangan infus)
Memenuhi
6. kebutuhan integritas 14,5 2 29
jaringan (rawat luka)
Mengganti selang
7. 6 1 6
infus (blood set)
40
8. Melepas kateter 2 1 2
9. Mengecek GDS 3 1 3
Melakukan injeksi
10. 5,3 6 32
intravena
Mengambil darah
11. (pemeriksaan 5 1 5
laboratorium)
Mendampingi visite
12. 22 1 22
dokter
Mengukur tanda-
13. 2,6 11 29
tanda vital
Total 329
Rumus:
∑ Jenis kegitan produktif × 100% Total jam
Keterangan:
Tinggi > 80 %
Sedang 60 – 80 %
41
Rendah < 60 %
42
b) BOR Pasien Kelolaan di Ruang Y
Tabel 11 BOR Ruang X Rumah Sakit Y Tanggal 1 Januari
43
2. M2 (Materials)
F
B
I
F
B
A C U
F F
F F
A C
F F
D
G
E
Keterangan:
A: Ruang Kelas I
B: Ruang Kelas II
C: Ruang Kelas III
D: Nurse Station
E: Mushola
F: Toilet
G: Ruang Sterilisasi Alat
I: Dapur
44
b. Peralatan dan Fasilitas
45
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah
karyawan dengan jumlah toilet dan jumlah kamar mandi
berdasarkan standar Keputusan Menteri Kesehatan No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit menunjukkan bahwa ruang
rawat inap X sudah memenuhi standar tentang jumlah
karyawan, toilet, dan kamar mandi yaitu sejumlah 1.
1) Peralatan Medis
Contoh:
Tabel 15 Peralatan Medis di Ruang Rawat Inap X (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik No. 340/Menkes/III/2010)
Jumlah
No. Jenis Alat Jumlah Kondisi Usulan
Ideal
1. ECG 1 1/ruangan Baik -
2. Suction 1 2/ruangan Cukup Ditambah 1
3. Nebulizer 1 2/ruangan Cukup Ditambah 1
4. Ambubag 2 1/ruangan Baik Ditambah 1
5. Standar infus 17 1:1 Baik -
6. Gunting verban 2 2/ruangan Baik -
7. Termometer 1 4/ruangan Kurang Ditambah 2
8. Tensimeter 3 2/ruangan Baik -
9. Stetoskop 3 2/ruangan Baik -
10. Bengkok stenlis 2 2/ruangan Baik
11. Infus pump - 7/ruangan - Diadakan
12. Kursi roda 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
13. Kereta injeksi 2 1/ruangan Baik -
14. Oksigen kecil - 2/ruangan Baik Diadakan
Bak injeksi
15. - 2/ruangan - Diadakan
stenlis
16. Bak instrumen 2 2/ruangan Baik -
17. Gliserin spuit - 2/ruangan Baik Diadakan
18. Cuching 2 3/ruangan Baik Ditambah 1
19. Gerusan obat 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
20. Gunting AJ 2 2/ruangan Baik -
21. Boks darah 1 1/ruangan Baik -
22. Timbangan 1 1/ruangan Baik -
46
23. Rak obat 1 1/ruangan Baik -
24. Kereta obat 1 1/ruangan Baik -
25. Emergency trolly 1 1/ruangan Baik -
26. SpO2 2 2/ruangan Baik -
27. Refleks patela 2 2/ruangan Baik -
Contoh:
Tabel 16 Fasilitas Pasien di Ruang Rawat Inap X (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik No. 340/Menkes/III/2010)
No Jumlah
Jenis Alat Jumlah Kondisi Usulan
. Ideal
1. Korden 15 Secukupnya Baik -
2. Jam dinding 6 2/ruangan Baik -
Kereta cucian
3. - 1-2 ruangan - Diadakan
kotor/bersih
Kereta makan
4. - 1/ruangan - Diadakan
pasien
5. Kursi pasien 16 1/bed Baik -
6. Meja pasien - 1:1 Baik Diadakan
7. Sarung bantal 20 Secukupnya Baik -
8. Baju pasien - 1:1 - Diadakan
9. Perlak 6 1:1 Baik -
10. Bantal dewasa 16 1:1 Baik -
11. Selimut tebal - 1:1 - Diadakan
12. Tempat tidur 16 1:1 Baik -
Alat pemadam
13. 1 1/ruangan Baik -
kebakaran
14. Waslap - 1:1 - Diadakan
15. Stik laken - 1:1 - Diadakan
16. Kursi lipat - 1:1 - Diadakan
Papan
17. 2 1/ruangan Baik -
tulis/white board
18. Lemari besi 8 1/ruangan Baik -
19. Lemari kayu 6 1/ruangan Baik -
20. Dapur 1 1/ruangan Baik -
Wastafel cuci
21. 1 1/ruangan Baik Ditambah 5
tangan
22. Kursi 4 5/ruangan Baik Ditambah 1
23. Komputer 1 1/ruangan Baik -
24. Printer - 1/ruangan - Diadakan
25. Telepon 1 1/ruangan Baik -
26. Scanner - 1/ruangan Baik Diadakan
27. Kotak saran 1 1/ruangan Baik -
47
Tabel 17 Fasilitas Perawat di Ruang Rawat Inap X (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik No. 340/Menkes/III/2010)
Contoh:
Tabel 18 Stok Obat Emergency di Ruang Rawat Inap X
Jumlah
No. Jenis Alat Jumlah Kondisi Usulan
Ideal
1. Amidiaron Inj. 2 Baik 2 -
2. Ca Gluconas Inj. 2 Baik 2 -
Diphenhidramine
3. 5 Baik 2 -
Inj.
4. Dopamine Inj. 2 Baik 2 -
48
5. Dobutamin Inj. 2 Baik 2 -
6. Epineprin Inj. 10 Baik 2 -
Meylon/Na.
7. 2 Baik 2 -
Bicarbonate Inf.
Vascon/Noreprine
8. 2 Baik 2 -
prin
9. MgSO4 40% 2 Baik 2 -
10. Aminophylin Inj. 2 Baik 2 -
Asam Tranexamat/
11. 2 Baik 2 -
Plasminex Inj.
12. Atropin Sulfat 10 Baik 2 -
Dexamethasone
13. 15 Baik 2 -
Inj.
Tensilo/
14. 2 Baik 2 -
Nicardipine Inj.
NTG/Nitroglycerin
15. 2 Baik 2 -
Inj.
Kutoin/Na Fenitoin
16. 5 Baik 2 -
Inj.
17. Farbivent 10 Baik 2 -
18. KCl Infuse 3 Baik 2 -
19. Dextrose 40% 3 Baik 2 -
20. Ringer Laktat 3 Baik 2 -
21. NaCl 0,9% 500 ml 3 Baik 2 -
22. Dextrose 10% 2 Baik 2 -
23. Dextrose 5% 3 Baik 2 -
24. Spuit 5 cc 3 Baik 5 -
25. Spuit 3 cc 3 Baik 5 -
26. Spuit 10 cc 3 Baik 5 -
27. Spuit 20 cc 1 Baik 5 -
28. Spuit 50 cc 1 Baik 5 -
29. Suction Catheter 10
2 Baik 2 -
cm
30. Suction Catheter 12
2 Baik 2 -
cm
31. Suction Catheter 14
2 Baik 2 -
cm
32. Suction Catheter 16
1 Baik 2 -
cm
33. ETT King King 5,5 1 Baik 2 -
34. ETT King King 6 1 Baik 2 -
35. ETT King King 6,5 1 Baik 2 -
36. ETT King King 7 1 Baik 2 -
37. ETT King King 7,5 1 Baik 2 -
38. Triway 1 Baik 2 -
39. Perfusor 1 Baik 2 -
40. Masker oksigen
1 Baik 2 -
anak
49
41. Masker oksigen
1 Baik 2 -
dewasa
42. Abocath 18 1 Baik 2 -
43. Abocath 20 1 Baik 2 -
44. Abocath 22 1 Baik 2 -
45. Infuset mikro 1 Baik 2 -
46. Infuset makro 1 Baik 2 -
47. Selang oksigen
1 Baik 2 -
anak
48. Selang oksigen
1 Baik 2 -
dewasa
4) Administrasi Penunjang
d) SOP.
e) SAK.
f) Leaflet.
g) Rekam medis.
h) Buku injeksi.
i) Buku observasi.
j) Buku dalin.
50
Pengadaan alat kesehatan dilakukan pada tim
pengadaan yang kemudian dilaporkan pada bagian
keuangan.
8) Pengelolaan Sampah
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1.
51
6. Apakah persediaan consumable (alat habis
pakai) selalu tersedia sesuai yang dibutuhkan
pasien?
7. Apakah administrasi penunjang yang
dimiliki sudah memadai?
3. M3 (Method)
52
c) Apakah Anda menjalankan kegiatan sesuai
standar?
4. Tanggung jawab dan pembagian tugas
a) Apakah Job Description untuk Anda selama
ini sudah jelas?
b) Apakah tugas Anda sesuai model asuhan
keperawatan yang saat ini digunakan
ruangan?
c) Apakah Anda mengenal atau mengetahui
kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan?
b. Timbang Terima
Tabel 17 Angket Timbang Terima
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Berapa kali timbang terima dilakukan di
ruangan Anda?
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan
tepat waktu?
3. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua
perawat yang berkepentingan?
4. Siapa yang memimpin kegiatan timbang
terima?
a) Kepala ruangan
b) Ketua tim/perawat primer
c) Perawat pelaksana/perawat associate
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam
pelaksanaan timbang terima?
6. Tahukah Anda, apa saja yang harus
disampaikan dalam pelaporan timbang
terima?
7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil
laporan timbang terima?
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan
laporan timbang terima?
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat
timbang terima berlangsung?
10. Tahukan Anda, bagaimana teknik pelaporan
timbang terima ketika berada di depan
pasien?
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengunjungi masing-masing pasien?
a) 5 menit
b) 10 menit
c) 30 menit
53
12. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atas
penerimaan timbang terima?
13. Apakah Anda (sif pengganti) di evaluasi
kesiapannya oleh kepala ruangan?
14. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan
timbang terima?
c. Ronde Keperawatan
Tabel 18 Angket Ronde Keperawatan
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya
ronde keperawatan?
2. Apakah sebagian besar perawat di ruang
rawat inap mengerti adanya ronde
keperawatan?
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di
ruangan ini telah optimal?
4. Berapa kali ronde keperawatan dilakukan
dalam 1 bulan ? 1 kali
5. Apakah keluarga pasien mengerti tentang
adanya ronde keperawatan?
6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan
ronde keperawatan sudah dibentuk ?
7. Apakahtimyang telahdibentuk
melaksanakan kegiatan ronde dengan
optimal?
d. Sentralisasi Obat
Tabel 19 Angket Sentralisasi Obat
54
2. Cara penyimpanan obat
a) Apakah di ruangan ini terdapat ruangan
khusus untuk sentralisasi obat?
b) Apakah kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung sentralisasi obat?
c) Apakah selama ini Anda memisahkan
kepemilikan antar obat-obat pasien?
d) Apakah selama ini Anda memberi etiket
dan alamat pada obat-obat pasien?
3. Cara penyiapan obat
a) Apakah selama ini sebelum memberikan
obatkepadapasien Andaselalu
menginformasikan jumlah kepemilikan
obat yang telah digunakan?
b) Apakah ada format tiap jenis obat sebelum
Anda memberikan obat ke pasien?
e. Supervisi Keperawatan
Tabel 20 Angket Supervisi Keperawatan
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah Anda mengerti tentang supervisi?
2. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan?
3. Berapa kali supervisi dilakukan?
4. Siapakah yang melakukan supervisi?
5. Bagaimanakah alur supervisi yang
digunakan?
6. Apakah sudah ada format baku supervisi?
7. Apakah format untuk supervisi sudah sesuai
standar keperawatan?
8. Apakah alat (instrumen) untuk supervisi
tersedia secara lengkap?
9. Apakah hasil dari supervisi disampaikan
kepada perawat pelaksana?
10. Apakah selalu ada feed back dari supervisor
untuk setiap tindakan?
11. Apakah Anda puas dengan hasil dari feed back
tersebut?
12. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari
supervisi?
13. Apakah Anda menginginkan perubahan
untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil
perbaikan dari supervisi?
14. Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan
dan sosialisasi tentang supervisi?
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah yang Anda berikan saat melakukan
penerimaan pasien baru?
2. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang
penerimaan pasien baru
3. Apakah setiap selesai melakukan penerimaan
pasien baru Anda melakukan
pendokumentasian?
4. Bagaimana teknik yang digunakan saat
pemberian penerimaan pasien baru pada
pasien?
a) Lisan
b) Tertulis
c) Lisan dan tertulis
5. Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet
saat melakukan penerimaan pasien baru?
g. Discharge Planning
Tabel 22 Angket Discharge Planning
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah Anda mengerti tentang discharge
planning?
2. Apakah yang Anda berikan saat melakukan
discharge planning?
3. Apakah Anda bersedia melakukan discharge
planning?
4. Kapan Anda melakukan discharge planning?
a) Pasien baru masuk sampai pulang
b) Pasien pulang
5. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang
discharge planning?
6. Bagaimana operasional pemberian tugas
discharge planning oleh kepala ruangan?
7. Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet
saat melakukan discharge planning?
8. Bagaimana teknik yang digunakan saat
pemberian discharge planning?
a) Lisan
b) Tertulis
c) Lisan dan tertulis
9. Bahasa apa yang digunakan saat melakukan
discharge planning?
a) Bahasa Indonesia
56
b) Bahasa daerah
10. Apakah bahasa yang Anda gunakan dalam
melakukan discharge planning mengalami
kesulitan untuk dipahami oleh pasien?
11. Apakah setiap selesai melakukan discharge
planning Anda melakukan
pendokumentasian?
h. Dokumentasi Keperawatan
Tabel 23 Angket Penerimaan Pasien Baru
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang
digunakan di ruangan Anda?
2. Apakah sudah ada format pendokumentasian
yang baku di ruang interna ini?
3. Apakah Anda sudah mengerti cara pengisian
format dokumentasi tersebut dengan benar
dan tepat?
4. Apakah menurut Anda format yang
digunakan ini bisa membantu (memudahkan)
dalam melakukan pengkajian pada pasien?
5. Apakah Anda sudah melaksanakan
pendokumentasian dengan tepat waktu
(segera setelah melakukan tindakan)?
6. Apakah menurut Anda model dokumentasi
yang digunakan ini menambah beban kerja?
7. Apakah menurut Anda model dokumentasi
yang digunakan ini menyita banyak waktu?
4. Keuangan (M4-Money)
Contoh:
Tabel 23 Tarif Ruangan, Tarif Makan, dan Fasilitas di Ruang Rawat Inap X
57
Tarif
No. Tindakan BPJS Umum
(Rp) (Rp)
1. EKG 100.000 100.000
2. Fisioterapi 150.000 150.000
3. Ganti vakum drain 10.000 10.000
4. Fungsi cairan sendi 350.000 350.000
5. GDS stik 35.000 35.000
6. Injeksi intrakutan 20.000 20.000
7. Injeksi intramuskular 20.000 20.000
8. Injeksi intravena 15.000 15.000
9. Injeksi subkutan 20.000 20.000
10. Klisma/huknah 20.000 20.000
11. Rawat luka besar 200.000 200.000
12. Rawat luka sedang 75.000 75.000
13. Rawat luka kecil 50.000 50.000
14. Rawat luka khusus 150.000 150.000
15. Skin test 25.000 25.000
16. Skin trasi 150.000 150.000
17. Suction 25.000 25.000
18. Nebulizer 25.000 25.000
19. Transfusi darah 450.000 450.000
20. Transfusi trombosit 450.000 450.000
21. Aff WSD 30.000 30.000
22. Aff kateter 50.000 50.000
23. Aff drain 30.000 30.000
24. Aff heating 270.000 270.000
25. Aff heacting (>20 jahitan) 30.000 30.000
Aff heacting besar (10-20
26. 25.000 25.000
jahitan)
27. Aff heacting kecil (<5 jahitan) 20.000 20.000
Aff heacting khusus (<20
28. 33.000 33.000
jahitan)
Aff heacting sedang (5-10
29. 20.000 20.000
Jahitan)
30. Aff infus/ NGT/kateter urin 20.000 20.000
31. Aff tampon 30.000 30.000
32. Pasang NGT anak 100.000 100.000
33. Pasang NGT dewasa 100.000 100.000
34. Pasang NGT oleh dokter 300.000 300.000
35. Pasang O2 per tabung 25.000 25.000
36. Pasang tampon 27.500 27.500
37. Pasang transfusi 35.000 35.000
38. Penanganan pre operasi 50.000 50.000
Konsultasi biasa dokter 115.000 115.000
39.
spesialis
40. Konsultasi gizi 35.000 35.000
58
Tabel 23 Tarif Pemeriksaan Laboratorium di Ruang Rawat Inap X
Tarif
No. Jenis Pemeriksaan
(Rp)
1. Bilirubin direk 80.000
2. Bilirubin indirek 50.000
3. Albumin serum 50.000
4. GDS 44.000
5. GDP dan GD 2 jam PP 40.00
6. Darah lengkap 95.000
7. Laju Endap Darah (LED) 35.000
8. PVT 145.000
9. Cairan asites 415.000
10. Pleura 350.000
11. Anti TBC 180.000
12. Asam urat 61.000
13. BTA 50.000
14. Kolesterol 41.000
15. Kreatinin 45.000
16. Feses lengkap 55.000
17. Urin lengkap 45.000
18. HDP 140.000
19. HBsAG 45.000
20. Thyphoid 180.000
21. Malaria 90.000
22. UT 30.000
23. BT 30.000
24. Na, Ka, Cl 275.000
Tarif
No. Jenis Pemeriksaan
(Rp)
1. BOF 105.000
2. BNO 3 posisi 130.000
3. Klavikula 120.000
4. CT scan abdomen 1.250.000
5. CT scan abdomen kontras 3.500.000
6. CT scan kepala 735.000
7. CT scan kepala kontras 1.600.000
8. Geno 360.000
9. Humerus 110.000
10. USG 2D 50.000
11. USG 4D 350.000
59
Alur pembayaran pasien dengan BPJS, yaitu setelah pasien
disetujui dokter untuk keluar rumah sakit (KRS). Keluarga
mengurus kepulangan pasien ke bagian administrasi ruangan
untuk memenuhi persyaratan pulang.
a. BPJS Mandiri
b. BPJS Askes
c. Jamkesmas
5. M5 (Mutu)
60
pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan.
Peningkatan keselamatan pasien meliputi tindakan nyata
dalam rekrutmen, pelatihan dan retensi tenaga profesional,
pengembangan kinerja, manajemen risiko dan lingkungan
yang aman, pengendalian infeksi, penggunaan obat-obatan
yang aman, peralatan dan lingkungan perawatan yang aman
serta akumulasi pengetahuan ilmiah yang terintegrasi serta
berfokus pada keselamatan pasien yang disertai dengan
dukungan infrastruktur terhadap pengembangan yang ada.
61
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi: asesmen risiko, identifikasi dan pengobatan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
1) Risiko Jatuh
Tabel 16 Penilaian Risiko Jatuh Pasien Dewasa Skala Morse Fall Scale
62
4. Terpasang IV line/pemberian
antikoagulan (heparin)/obat lain
yang digunakan mempunyai side
effects jatuh
Tidak 0
Ya 20
5. Cara berjalan/berpindah
Normal/bedrest 0
Kelelahan dan lemah 10
Keterbatasan/terganggu 20
6. Status mental
Normal/sesuai kemampuan 0
diri
Lupa keterbatasan diri/ 15
penurunan kesadaran
Keterangan:
Tingkat risiko:
a) skor >51 risiko tinggi, lakukan intervensi jatuh risiko tinggi;
b) skor 25–50 risiko tinggi, lakukan intervensi jatuh risiko tinggi;
c) skor 0–24 tidak berisiko, lakukan intervensi jatuh risiko tinggi.
63
Terpasang IV line/pemberian
antikoagulan (heparin)/obat lain
yang digunakan mempunyai side
effects jatuh
Tidak
Ya
Cara berjalan/berpindah
Normal/bedrest
Kelelahan dan lemah
Keterbatasan/terganggu
Status mental
Normal/sesuai kemampuan
diri
Lupa keterbatasan diri/
penurunan kesadaran
Keterangan:
Tingkat risiko:
a) skor 7–11: risiko rendah untuk jatuh;
b) skor >12: risiko tinggi untuk jatuh;
c) skor minimal: 7;
d) skor maksimal: 23.
64
11. Usia > 70 tahun 1
Total
Keterangan:
Tingkat risiko:
a) skor rendah bila skor 1–3, lakukan intervensi risiko rendah;
b) skor tinggi bila skor >4, lakukan intervensi risiko tinggi.
2) Kenyamanan (Nyeri)
Tabel 16 Pengkajian Nyeri pada Pasien Neonatus Menggunakan
Neonatal-Infant Pain Scale (NIPS)
65
4. Lengan
Tidak ada kekakuan otot, 0
gerakan tangan acak sekali-
sekali
Tegang, lengan lurus, kaku, 1
dan/atau ekstensi, cepat
ekstensi, fleksi
5. Kaki
Tidak ada kekakuan otot, 0
gerakan kaki acak sekali-
sekali
Tegang, kaki lurus, kaku, 1
dan/atau ekstensi, cepat
ekstensi, fleksi
6. Kesadaran
Tenang, tidur damai atau 0
gerakan kaki acak yang
terjaga 1
Terjaga, gelisah, dan
meronta-ronta
Keterangan:
Skala nyeri: Intervensi:
a) 0–2: nyeri ringan–tidak a) tidak ada;
nyeri; b) intervensi tanpa obat,
b) 3–4: nyeri sedang–nyeri dievaluasi selama 30 menit;
ringan; c) intervensi tanpa obat, bila
c) >4: nyeri hebat. masih nyeri bisa diberikan
analgesik dan dievaluasi
selama 30 menit.
66
2. Leg (Kaki)
Posisi normal, rileks 0
Gelisah, tegang 1
Menendang, kaki tertekuk, 2
melengkungkan punggung
3. Activity (Aktivitas)
Berbaring tenang, posisi 0
normal, mudah bergerak
Menggeliat, tidak bisa diam, 1
mengerang
Melengkung, kaku atau 2
menghentak
4. Cry (Menangis)
Tidak menangis 0
Merintih, merengek, kadang- 1
kadang mengeluh
Terus-terusan menangis, 2
berteriak, sering mengeluh
5. Consolability
Rileks, tidak perlu dihibur 0
Dapat ditenangkan dengan 1
sentuhan, pelukan, bujukan,
perhatian dapat dialihkan
Sulit untuk dibujuk atau 2
dibuat nyaman
Keterangan:
a) 0: rileks dan nyaman (relaxed and comfortable);
b) 1–3: sedikit tidak nyaman (mild discomfort);
c) 4–6: nyeri sedang (moderate pain);
d) 7–10: nyeri/tidak nyaman yang parah (severe discomfort/pain)
Penyebab
Pencetus Kualitas Lokasi Skala Waktu nyeri
(P) (Q) (R) (S) (T) hilang/
berkuran
g
67
Skor Hari Perawatan
ke-
No. Skala Nyeri Skor 1 2 3 3
Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... .....
1. Tidak nyeri 0
2. Minor
Nyeri sangat ringan 1
Nyeri tidak nyaman 2
Nyeri dapat ditoleransi 3
3. Moderate
Menyusahkan 4
Sangat menyusahkan 5
Nyeri hebat 6
4. Severe
Sangat hebat 7
Sangat menyiksa 8
Tidak tertahankan 9
Tidak dapat diungkapkan 10
Total
Keterangan:
a) 0: rileks dan nyaman;
b) 1–3: sedikit tidak nyaman;
c) 4–6: nyeri sedang;
d) 7–10: nyeri/tidak nyaman yang parah.
68
3. Ventilasi
Pergerakan dapat ditoleransi 7
Batuk dengan pergerakan 8
Melawan ventilator 9
Tidak dapat mengontrol 10
ventilasi
Total
Keterangan:
a) 0: tidak ada nyeri (no pain);
b) 1–3: nyeri ringan (mild pain);
c) 4–6: nyeri sedang (moderate pain);
d) >6: nyeri tidak tertahankan (uncontrolled pain).
Rumus:
Persentase pasien nyeri yang terdokumentasi dalam asuhan
keperawatan: jumlah pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
jumlah total pasien pada priode tertentu
3) Kejadian Dekubitus
Tabel 16 Penilaian Risiko Dekubitus Menggunakan Norton Scale
69
3. Kegiatan
Dapat berpindah 4
Berjalan dengan bantuan 3
Terbatas di kursi 2
Terbatas di tempat tidur 1
4. Mobilitas
Penuh 4
Agak terbatas 3
Sangat terbatas 2
Sulit bergerak 1
5. Inkontinensia
Tidak mengompol 4
Kadang-kadang 3
Biasanya yang keluar urin 2
Biasanya yang keluar urin 1
Keterangan:
e) nilai maksimum 20;
f) nilai minimum 5;
g) pasien berisiko decubitus jika nilai <14.
4) Kejadian Flebitis
Tabel 16 Penilaian Risiko Flebitis Menggunakan VIP Score (Visual
Infusion Flebitis Score)
70
4. Semua tanda-tanda berikut jelas
Nyeri sepanjang kanul
3
Kemerahan
Vena teraba keras
5. Semua tanda-tanda berikut jelas
Nyeri sepanjang kanul
Kemerahan 4
Pembengkakan
Vena teraba keras
6. Semua tanda-tanda berikut jelas
Nyeri sepanjang kanul
Kemerahan
5
Pembengkakan
Vena teraba keras
Pireksia
Keterangan:
Skala nyeri: Intervensi:
a) 0: tidak ada tanda flebitis; a) observasi kanul;
b) 1–2: tahap awal flebitis; b) resite kanul;
c) 3–4: awal tromboflebitis; c) resite kanul dan
d) 5: stadium lanjut. pertimbangkan perawatan;
d) memulai perawatan.
Rumus:
angka kejadian flebitis x 100%
5) Perawatan Diri
Tabel 16 Kategori Tingkat Kemandirian Pasien Indeks KATZ
Indeks
Deskripsi
KATZ
Mandiri dalam hal mandi, berpakaian, pergi ke toilet,
A
berpindah, BAK/BAB, dan makan.
B Mandiri, kecuali salah satu dari fungsi di atas.
C Mandiri, kecuali mandi dan salah satu dari fungsi di atas.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan salah satu dari
D
fungsi di atas.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, dan salah
E
satu dari fungsi di atas.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah, dan
F
salah satu dari fungsi di atas
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
71
Rumus: Jumlah pasien yang tidak terpenuhi perawatan diri/minggu x 100%
Jumlah pasien yang dirawat dengan ketergantungan total dan parsial
6) Kecemasan
Hampir
Tidak Kadang- Sebagian
No. Pernyataan setiap
pernah kadang waktu
waktu
1. Saya merasa lebih gugup
1 2 3 4
dan cemas dari biasanya.
2. Saya merasa takut tanpa
1 2 3 4
alas an sama sekali.
3. Saya mudah marah atau
1 2 3 4
merasa panik.
4. Saya merasa seperti jatuh
terpisah dan akan
1 2 3 4
hancur berkeping-
keping.
5. Saya merasa bahwa
semuanya baik-baik saja
4 3 2 1
dan tidak ada hal buruk
akan terjadi.
6. Lengan dan kaki saya
1 2 3 4
gemetar.
7. Saya terganggu oleh
nyeri kepala leher dan 1 2 3 4
nyeri punggung.
8. Saya merasa lemah dan
1 2 3 4
mudah lelah.
9. Saya merasa tenang dan
dapat duduk diam 4 3 2 1
dengan mudah.
10. Saya merasakan jantung
1 2 3 4
saya berdebar-debar.
11. Saya merasa pusing
1 2 3 4
tujuh keliling.
12. Saya telah pingsan atau
1 2 3 4
merasa seperti itu.
13. Saya dapat bernapas
4 3 2 1
dengan mudah.
14. Saya merasa jari-jari
tangan dan kaki mati 1 2 3 4
rasa dan kesemutan.
72
15. Saya terganggu oleh
nyeri lambung atau 1 2 3 4
gangguan pencernaan.
16. Saya sering buang air
1 2 3 4
kecil.
17. Tangan saya biasanya
4 3 2 1
kering dan hangat.
18. Wajah saya terasa panas
1 2 3 4
dan merah merona.
19. Saya mudah tertidur dan
dapat istirahat malam 4 3 2 1
dengan baik.
20. Saya mimpi buruk. 1 2 3 4
Ketarangan:
Rentang penilaian 20–80, dengan pengelompokan antara lain:
a) skor 20–44: normal/tidak cemas;
b) skor 45–59: kecemasan ringan;
c) skor 60–74: kecemasan sedang;
d) skor 75–80: kecemasan berat.
Rumus:
Angka kejadian cemas di ruang rawat umum:
jumlah pasien cemas x 100%
jumlah pasien yang dirawat
73
Bagian 3
Analisa Data, Identifikasi Masalah,
dan Prioritas Masalah
74
Analisa Data, Identifikasi Masalah, dan Prioritas Masalah
A. Analisa SWOT
Contoh:
Tabel 9 Analisa SWOT
75
b. External Factor (EFAS)
Opportunity O-T=
1) Adanya renovasi dan 1 4 4 4-2=
perbaikan sarana di ruangan 2
Total 1 4
Threathened
1) Kurangnya kontrol secara 1 2 2
berkala tentang fungsi sarana
dan prasarana di ruangan
Total 1 2
3 M3 (Method)
Penerapan MAKP
a. Internal Factor (IFAS)
Strength S-W=
1) RS memiliki visi dan misi 1 4 4 4-2=
sebagai acuan melaksanakan 2
kegiatan pelayanan
Total 1 4
Weakness
1) 25% perawat tidak mengerti 1 2 2
tentang MAKP
Total 1 2
b. External Factor (EFAS)
Opportunity O-T=
1) Kepercayaan dari pasien dan 1 3 3 3-4=
masyarakat yang cukup -1
Total 1 3
Threatened
1) Makin tingginya kesadaran 1 4 4
masyarakat akan pentingnya
kesehatan, makin tinggi
tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan
keperawatan
Total 1 4
Timbang Terima
a. Internal Factor (IFAS)
Strength S-W=
1) Timbang terima rutin 1 4 4 4-3=
dilaksanakan 3 kali sehari 1
Total 1 4
Weakness
1) Kegiatan timbang terima 1 3 3
terkadang tidak dilakukan
tepat waktu
Total 1 3
b. External Factor (EFAS)
Opportunity O-T=
76
1) Adanya praktik mahasiswa 1 4 4 4-4=
di ruangan 0
Total 1 4
Threatened
1) Adanya tuntutan yang lebih 1 4 4
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan profesional
Total
1 4
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor
(IFAS) Strength
1) Bidang perawatan dan S-W=
ruangan mendukung adanya 1 4 4 4-2=
kegiatan ronde keperawatan 2
Total
Weakness 1 4
1) Ronde keperawatan belum
dilakukan secara optimal 1 2 2
Total
b. External Factor 1 2
(EFAS) Opportunity
1) Adanya kesempatan dari O-T=
kepalaruanganuntuk 1 3 3 3-3=
mengadakan ronde 0
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik
Total
Threathened 1 3
1) Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk 1 3 3
mendapatkan pelayanan
profesional
Total
1 3
Sentralisasi Obat
a. Internal Factor
(IFAS) Strength
1) Tersedianya sarana dan S-W=
prasarana untuk 1 4 4 4-2=
pengelolaan sentralisasi obat 2
Total
Weakness 1 4
1) Sudah ada format serah
terima, namun pada 1 2 2
pelaksanaan tidak selalu
digunakan
Total
77
b. External Factor 1 2
(EFAS) Opportunity
1) Adanya akreditasi RS O-T=
Total 1 4 4 4-3=
Treathened 1 4 1
1) Adanya tuntutan pasien
untuk mendapatkan 1 3 3
pelayanan yang profesional
Total
1 3
Supervisi Keperawatan
a. Internal Factor
(IFAS) Strength
1) Adanya hubungan S-W=
kerjasama yang baik antara 1 4 4 4-2=
kepala ruangan dengan staf 2
Total
Weakness 1 4
1) Belum ada pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi 1 2 2
Total
b. External Factor 1 2
(EFAS) Opportunity
1) Adanya akreditasi RS O-T=
Total 1 4 4 4-4=
Threathened 1 4 0
1) Tuntutan pasien sebagai
konsumenuntuk 1 4 4
mendapatkan pelayanan
yang profesional
Total
1 4
Penerimaan Pasien Baru
a. Internal Factor
(IFAS) Strength
1) Adanya komunikasi awal S-W=
yang efektif untuk membina 1 3 3 3-3=
hubungan saling percaya 0
Total
Weakness 1 3
1) Tidak ada pembagian tugas
untuk penerimaan pasien 1 3 3
baru
Total
1 3
b. External Factor
(EFAS) Opportunity
1) Adanya tim akreditasi yang O-T=
dapatmeningkatkan 1 4 4 4-3=
78
kedisiplinan dalam 1
penerimaan pasien baru
sesuai dengan SOP
Total
Threathened 1 4
1) Tinggginya ekspektasi dari
pasien/keluarga terhadap 1 3 3
pelayanan kesehatan yang
ditawarkan dan diajukan
oleh petugas kesehatan yang
menerima pasien baru
Total
Discharge Planning 1 3
a. Internal Factor
(IFAS) Strength
1) Perawat memberikan S-W=
pendidikan kesehatan secara 1 4 4 4-2=
informal kepada klien 2
selama dirawat atau pulang
Total
Weakness 1 4
1) Discharge planning belum
terlaksana secara optimal 1 2 2
yaitu pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara
lisan kepada pasien/keluarga
dan tidak memakai media
(leaflet) dan kartu
Total
1 2
b. External Factor
(EFAS) Opportunity
1) Adanya kerja sama yang baik O-T=
antara mahasiswa Ners dan 1 3 3 3-4=
perawat klinik dalam -1
pengelolaan pasien pulang
Total
Threathened 1 3
1) Adanya tuntutan masyarakat
dalam memperoleh 1 4 4
pelayanan keperawatan
yang profesional
Total
Dokumentasi Keperawatan 1 4
a. Internal Factor
(IFAS) Strength
S-W=
79
1) Tersedianya sarana dan 1 3 3 3-2=
prasarana atau administrasi 1
penunjang
Total 1 3
Weakness
1) Perawat masih bimbang 1 2 2
dalam penggunaan SBAR
Total 1 2
b. External Factor (EFAS)
Opportunity O-T=
1) Adanya perawat dengan 1 2 2 2-3=
kualifikasi pendidikan S1 -1
sebanyak 2 orang dan Ners
sebanyak 1 orang yang dapat
mendukung kesesuaian
dokumentasi
Total 1 2
Threathened
1) Adanya kesadaran pasien 1 3 3
dan keluarga akan tanggung
jawab dan tanggung gugat
Total 1 3
M4 (Money)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength S-W=
1) Tiap perawat memperoleh 1 3 3 3-3=
pendapatan dari jasa 0
pelayanan rumah sakit
Total 1 3
Weakness
1) Pembiayaan berasal dari 1 3 3
yayasan rumah sakit
Total 1 3
b. External Factor (EFAS)
Opportunity O-T=
1) Adanya kebijakan untuk 1 3 3 3-3=
pasien umum dan BPJS 0
Total 1 3
Threathened
1) Persaingan dengan rumah 1 3 3
sakit lainnya dalam bentuk
pelayanan
Total 1 3
M5 (Mutu)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength S-W=
1) Mayoritas pasien (46%) 1 2 2 2-2=
menyatakan puas dengan 0
kinerja perawat
80
Total 1 2
Weakness
1) Kurangnya pemberian 1 2 2
penyuluhan atau promosi
kesehatan mengenai
pengendalian infeksi (cuci
tangan dan five moments) oleh
ruangan serta kurangnya
penerapan cuci tangan
keluarga pasien
Total 1 2
b. External Factor (EFAS)
Opportunity O-T=
1) Kerja sama yang baik antara 1 4 4 4-4=
perawat dan mahasiswa 0
Total 1 4
Threathened
1) Tuntutan pasien sebagai 1 4 4
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional
Total 1 4
81
B. Diagram Layang
Keterangan:
M1 : Man (Ketenagaan)
M2 : Materials (Sarana dan Prasarana)
M4 : Money (Keuangan)
M5 : Mutu
MAKP : Metode (Penerapan MAKP)
DK : Metode (Dokumentasi Keperawatan)
RK : Metode (Ronde Keperawatan)
SO : Metode (Sentralisasi Obat)
SV : Metode (Supervisi Keperawatan)
TT : Metode (Timbang Terima)
DP : Metode (Discharge Planning)
PPB : Metode (Penerimaan Pasien Baru)
82
C. Identifikasi Masalah
Contoh:
1. M1 (Man)
: Tidak ada masalah.
: -
: -
Keterangan
2. M2 (Materials)
Masalah
Penyebab
Keterangan
3. M3 (Method)
menyeluruh.
Keterangan : Sesuai dengan kebijakan rumah sakit, maka
83
perawat belum mengerti tentang MAKP yang
digunakan.
b. Timbang Terima
timbang terima.
Keterangan :-
c. Ronde Keperawatan
optimal.
Keterangan :-
d. Sentralisasi Obat
Penyebab :-
e. Supervisi Keperawatan
84
Masalah : Supervisi keperawatan belum berjalan secara
optimal.
Keterangan : -
pasien tersebut.
Keterangan : -
g. Discharge Planning
pulang.
Keterangan : -
h. Dokumentasi Keperawatan
85
Masalah : Pengisian format dokumentasi keperawatan
Keterangan : -
4. M4 (Money)
Penyebab :-
5. M5 (Mutu)
Penyebab :-
D. Prioritas Masalah
Contoh:
Tabel 9 Prioritas Masalah Berdasarkan Metode CARL
1. Penerapan MAKP 3 3 3 2 54 1
2. Timbang Terima 2 3 3 2 36 4
86
3. Ronde Keperawatan 3 3 3 2 54 2
4. Supervisi 3 3 3 2 54 3
5. Penerimaan Pasien Baru 3 2 3 1 18 7
6. Discharge Planning 4 1 2 1 8 8
7. Dokumentasi Keperawatan 3 2 3 2 36 5
8. Mutu 3 2 3 2 36 6
87
Bagian 4
Perencanaan Praktik Manajemen
Keperawatan
88
Perencanaan Praktik Manajemen Keperawatan
Tabel 9 POA (Plan of Action)
Indikator
No. Problem Tujuan Kegiatan Waktu Penanggungjawab
Keberhasilan
1. M3 (Method)
a. Penerapan Model MAKP Mencoba 1) Menyusun struktur Perawat Minggu
(Model Asuhan menerapkan model organisasi. menggunakan II-IV
Keperawatan Profesional) MAKP tim sesuai 2) Membentuk rincian dan MAKP tim di
Masalah: dengan tugas, pokok, pembagian tugas kerja ruangan dengan
1) Belum adanya struktur dan fungsi. yang jelas antara masing- benar.
organisasi yang masing perawat.
terpajang di ruangan. 3) Membuat rencana
2) Beberapa perawat tidak kegiatan harian perawat.
mengerti tentang MAKP. 4) Mendiskusikan setiap
hambatan yang ada
dalam penerapan model
MAKP tim.
b. Timbang Terima Melaksanakan 1) Timbang terima Isi timbang terima Minggu
Masalah: timbang terima dilakukan secara lisan tentang masalah II-IV
1) Belum adanya setiap pergantian sif dan tertulis dalam buku keperawatan yang
pelimpahan wewenang sesuai dengan format operan. sudah dan belum
dari tiap sif dalam timbang terima yang 2) Melaksanakan timbang teratasi,
bentuk dokumentasi telah ada dan tepat terima bersama dengan terdokumenstasi
tertulis (tanda tangan). waktu. kepala ruangan dan staf dengan baik dan
keperawatan, benar pada buku
dilaksanakan pada setiap laporan timbang
pergantian sif.
89
2) Kegiatan timbang terima 3) Mendokumentasikan terima yang telah
terkadang tidak hasil timbang terima disediakan.
dilakukan tepat waktu. pasien pada buku operan.
90
d. Sentralisasi Obat Mengoptimalkan 1) Membuat lembar Sentralisasi obat Minggu
Masalah: sistem sentralisasi persetujuan dilakukan sesuai III-IV
- obat. pasien/keluarga pasien dengan alur yang
terhadap rencana benar.
dilakukannya sentralisasi
obat.
2) Membuat kartu salinan
obat yang diterima oleh
pasien.
e. Supervisi Keperawatan Mengoptimalkan 1) Memasukkan kegiatan Supervisi Minggu
Masalah: sistem supervisi supervisi (membuat dilakukan sesuai III-IV
Supervisi belum berjalan keperawatan. jadwal) dalam rencana dengan jadwal,
secara optimal. kegiatan bulanan di minimal 1 kali
ruangan, yaitu: dalam satu bulan.
a) melaksanakan
supervisi sesuai
dengan format yang
telah ada dari
ruangan;
b) menentukan materi
supervisi
keperawatan;
c) menyiapkan petunjuk
teknis pelaksanaan
supervisi
keperawatan;
d) melaksanakan
supervisi keperawatan
91
bersama perawat
ruangan;
e) melakukan evaluasi
dari kegiatan supervisi
yang telah dilakukan.
3) Mendokumentasikan
hasil pelaksanaan
supervisi keperawatan.
f. Penerimaan Pasien Baru Mengaplikasikan Merencanakan penerimaan Perawat Minggu
Masalah: peran perawat dalam pasien baru dengan perawat mengaplikasikan III-IV
Kurang optimalnya penerimaan pasien ruangan dan membuat peran dalam
penjelasan mengenai baru. welcome book yang berisi tata penerimaan pasien
orientasi lingkungan dan tertib penunggu pasien, hak baru sesuai standar
fasilitas ruangan. pasien dan keluarga, denah di ruangan.
ruangan, tarif perawatan, dan
lain-lain.
g. Discharge Planning Melaksanakan 1) Menyusun perencanaan Adanya brosur/ Minggu
Masalah: discharge planning tentang pelaksanaan leaflet tentang di III-IV
Discharge planning belum sesuai dengan discharge planning. ruangan.
terlaksana secara optimal, standar. 2) Membuat brosur/leaflet
yaitu pemberian tentang pengertian
pendidikan kesehatan penyakit, pencegahan,
hanya dilakukan secara perawatan di rumah,
lisan kepada nutrisi, aktivitas dan
pasien/keluarga yang akan istirahat sesuai dengan
pulang. kebutuhan pasien.
92
h. Dokumentasi Keperawatan Mampu menerapkan 1) Mendiskusikan format Mahasiswa mampu Minggu
Masalah: pendokumentasian pengkajian dan menerapkan III-IV
1) Pengisian format keperawatan secara pendokumentasian pendokumentasian
dokumentasi ringkas, baik dan asuhan keperawatan secara ringkas, baik
keperawatan belum benar. sesuai dengan kasus. dan benar.
lengkap. 2) Membuat format
2) Perawat masih bimbang pengkajian, diagnosis,
dalam menggunakan perencanaan,
SBAR/SOP. pelaksanaan, dan evaluasi
asuhan keperawatan.
3) Membuat format
pendokumentasian
asuhan keperawatan.
4) Melaksanakan
pendokumentasian
asuhan keperawatan
bersama dengan perawat
ruangan.
5) Mengevaluasi
pelaksanaan sistem
dokumentasi asuhan
keperawatan yang telah
dilakukan.
2. M5 (Mutu) Mengembangkan 1) Memberikan penyuluhan 80% pasien dan Minggu
Masalah: mutu pelayanan tentang pentingnya cuci keluarga mampu II-IV
1) Beberapa pasien belum keperawatan dalam tangan untuk melakukan cuci
puas dengan pelayanan hal patient safety. mengendalikan infeksi tangan.
yang ada. pada pasien dan keluarga.
93
2) Kurangnya penyuluhan 2) Mengajak pasien dan
atau promosi kesehatan keluarga untuk
mengenai pengendalian melakukan cuci tangan
infeksi (cuci tangan dan five bersama setelah validasi
moments) oleh ruangan. pasien setiap hari.
94
Bagian 5
Pelaksanaan Praktik Manajemen
Keperawatan
95
Pelaksanaan Praktik Manajemen Keperawatan
A. M1 (Man)
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Hambatan
4. Dukungan
96
Dukungan biasanya didapatkan dalam proses kegiatan M1
(Man) selama praktik manajemen, yaitu:
kelolaan.
5. Intervensi
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
97
pengecekan pada alat tersebut terkait fungsinya. Selain itu, dapat
dilakukan pencocokan antara jumlah sarana dan prasana yang
ada di ruangan dengan buku tabulasi data sarana dan prasarana
ruangan.
handscoon, dan masker adalah alat pribadi yang biasanya dibawa dan
3. Hambatan
98
b. Proses tabulasi data dilakukan sekali dalam satu tahun
menyebabkan kurang optimalnya penilaian dan validasi alat
sarana dan prasarana di ruangan tersebut.
4. Dukungan
5. Intervensi
C. M3 (Method)
a. Persiapan
99
Persiapan dalam pelaksanaan kegiatan role play
penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
dalam proses praktik manajemen, yaitu:
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana :
c. Pelaksanaan
100
pelayanan keperawatan. Berikut ini merupakan deskripsi
Model Deskripsi
Fungsional Berdasarkan orientasi tugas dan Perawat
(bukan filosofi keperawatan. yang
model Perawat melaksanakan tugas bertugas
MAKP) (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal pada
kegiatan yang ada. tindakan
Metode fungsional dilaksanakan oleh tertentu
perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama
pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu, karena masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat,
maka setiap perawat hanya melakukan
1–2 jenis intervensi keperawatan
kepada semua pasien di bangsal.
Kasus Berdasarkan pendekatan holistis dari Manajer
filosofi keperawatan. Keperawatan
Perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan dan observasi pada pasien
tertentu.
Rasio: 1 : 1 (pasien : perawat). Setiap
pasien dilimpahkan kepada semua
perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat mereka dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap sif dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk
khusus seperti isolasi, perawatan
insentif.
Tim Berdasarkan pada kelompok filosofi Ketua Tim
keperawatan.
Enam sampai tujuh perawat
profesional dan perawat pelaksana
bekerja sebagai satu tim, disupervisi
oleh ketua tim.
Metode ini menggunakan tim yang
terdiri atas anggota yang berbeda-beda
101
dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil
yang saling membantu.
Primer
Berdasarkan pada tindakan yang Perawat
komperehensif dari filosofi Primer (PP)
keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap
semua aspek asuhan keperawatan.
Metode penugasan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
102
pasien baru, memberikan edukasi dan monitoring sentralisasi
obat, mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif,
melaksanakan discharge planning, mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan kepada tim
medis lain, membuat laporan timbang terima dengan sistem
SBAR. Untuk Perawat pelaksana, menjalankan tugasnya
diantaranya melaksanakan asuhan keperawatan, memberikan
kebutuhan dasar pasien, dan mendokumentasikan tindakan
yang telah dilakukan dalam rekam medis.
d. Hambatan
e. Dukungan
103
Dukungan dalam pelaksanaan kegiatan role play
penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
selama proses praktik manajemen, yaitu:
f. Intervensi
2. Timbang Terima
a. Persiapan
104
3) Menyusun proposal kegiatan dan konsultasi proposal
kegiatan pada pembimbing akademik dan pembimbing
klinik.
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Perlengkapan :
Dokumentasi :
Narator :
Supervisor :
c. Pelaksanaan
Hari :
105
Waktu :
Sasaran :
Tempat :
d. Hambatan
106
dalam timbang tegang selama proses sehingga pada saat role
terima karena role play berlangsung. playtidak terlihat
beberapa masih tegang.
terlihat tegang
sehingga suasana
timbang terima
kurang luwes.
e. Dukungan
f. Intervensi
3. Ronde Keperawatan
a. Persiapan
107
Persiapan dalam pelaksanaan kegiatan role play ronde
keperawatan dalam proses praktik manajemen, yaitu:
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana :
Dokter :
108
Farmasi Klinis :
Ahli Gizi :
Perawat Konselor :
Perlengkapan :
Dokumentasi :
Narator :
Supervisor :
c. Pelaksanaan
Hari :
Waktu :
Sasaran :
Tempat :
d. Hambatan
109
Penyampaian Kelompok kurang Memperbaiki asuhan
masalah pasien mengetahui tentang keperawatan sesuai
masih kurang tepat aturan penulisan revisi pembimbing.
dan lengkap. asuhan keperawatan
yang baik dan benar.
Peran
Kelompok kurang Kelompok kurang Briefing dan review
maksimal dalam menguasai peran dan tentang alur
melakukan peran tugas yangharus pelaksanaan ronde
dalam ronde dilakukan. keperawatan serta
keperawatan. tugas yang harus
dilakukan.
e. Dukungan
f. Intervensi
110
4. Sentralisasi Obat
a. Persiapan
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana :
Dokter :
Perawat IGD :
111
Perlengkapan :
Dokumentasi :
Narator :
Supervisor :
c. Pelaksanaan
Hari :
Waktu :
Sasaran :
Tempat :
d. Hambatan
112
kepada pasien dan
keluarga.
Peran
Kelompok kurang Kelompok kurang Briefing dan review
maksimal dalam menguasai peran dan tentang alur
melakukan peran tugasyang harus pelaksanaan
dalam sentralisasi dilakukan. sentralisasi obat serta
obat. tugas yang harus
dilakukan.
e. Dukungan
f. Intervensi
113
2) Melaksanakan role play sentralisasi obat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, misalnya: satu kali selama
proses praktik manajemen.
5. Supervisi Keperawatan
a. Persiapan
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
114
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana :
Perlengkapan :
Dokumentasi :
Narator :
Supervisor :
c. Pelaksanaan
Hari :
Waktu :
Sasaran :
Tempat :
d. Hambatan
115
kepada Perawat
Pelaksana.
Isi
Pemeran perawat Kelompok kurang Persiapan alat harus
Pelaksana tidak mengetahui tentang dilakukan secara
mencuci tangan standar prosedur maksimal.
sebelum dan setelah tindakan yang baik
melakukan tindakan, dan benar.
serta tidak
menggunakan
sarung tangan.
Peran
Kelompok kurang Kelompok kurang Briefing dan review
maksimal dalam menguasai peran dan tentang alur
melakukan peran tugasyang harus pelaksanaan supervisi
dalam supervisi dilakukan. keperawatan serta
keperawatan. tugasyang harus
dilakukan.
e. Dukungan
f. Intervensi
116
1) Melaksanakan role play supervisi keperawatan sesuai
dengan peran yang telah ditentukan.
117
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana :
Perawat IGD :
Perlengkapan :
Dokumentasi :
Narator :
Supervisor :
c. Pelaksanaan
Hari :
Waktu :
Sasaran :
Tempat :
d. Hambatan
118
penerimaan pasien menggunakan pasien
baru. yang baru datang.
Isi
Pada saat Kondisi lingkungan di Para pemeran
penyampaian terkait dalam ruangan tidak sebaiknya
cara mencuci tangan memadai. meningkatkan volume
yang baik dan benar
suaranya agar
terhadap pasien dan
penyampaian
keluarga, keluarga
tidak memperhatikan terdengar lebih jelas
dengan seksama. oleh keluarga pasien.
Peran
Kelompok kurang Kelompok kurang Briefing dan review
maksimal dalam menguasai peran dan tentang alur
melakukan peran tugas yang harus pelaksanaan
dalam penerimaan dilakukan. penerimaan pasien
pasien baru. baru serta tugas yang
harus dilakukan.
e. Dukungan
f. Intervensi
119
1) Melaksanakan role play penerimaan pasien baru sesuai
dengan peran yang telah ditentukan.
7. Discharge Planning
a. Persiapan
b. Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
120
Ketua Tim :
Perawat Pelaksana :
Perlengkapan :
Dokumentasi :
Narator :
Supervisor :
c. Pelaksanaan
Hari :
Waktu :
Sasaran :
Tempat :
d. Hambatan
121
prognosis penyakit kooperatif dari proses dalam rawat
klien. informed consent awal. jalan.
Peran
Kelompok kurang Kelompok kurang Briefing dan review
maksimal dalam menguasai peran dan tentang alur
melakukan peran tugasyang harus pelaksanaan discharge
dalam discharge dilakukan. planning serta tugas
planning. yang harus dilakukan.
e. Dukungan
f. Intervensi
122
3) Membuat daftar nama pasien yang sudah dilakukan
discharge planning.
D. M4 (Money)
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Hambatan
4. Dukungan
5. Intervensi
123
E. M5 (Mutu)
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Hambatan
4. Dukungan
124
a. Seluruh pasien di ruangan kooperatif ketika diminta mengisi
kuesioner perihal indikator jaminan mutu keperawatan di
ruangan.
5. Intervensi
125
Bagian 6
Monitoring dan Evaluasi Praktik
Keperawatan
126
Monitoring dan Evaluasi Praktik Keperawatan
127
Dari beberapa definisi di atas, evaluasi program merupakan
satu metode untuk mengetahui dan menilai efektivitas suatu program
dengan membandingkan kriteria yang telah ditentukan atau tujuan
yang ingin dicapai dengan hasil yang dicapai. Hasil yang dicapai
dalam bentuk informasi digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk pembuatan keputusan dan penentuan kebijakan. Jenis evaluasi
yang akan digunakan sangat tergantung dari tujuan yang ingin
dicapai lembaga, tahapan program yang akan dievaluasi dan jenis
keputusan yang akan diambil. Dengan demikian evaluasi program
adalah proses untuk mengidentifikasi, mengumpulkan fakta,
menganalisis data dan menginterpretasikan, serta menyajikan
informasi untuk pembuatan keputusan bagi pimpinan. Evaluasi
program dilaksanakan secara sistematik seiring dengan tahapan
(waktu pelaksanaan) program untuk mengetahui ketercapaian tujuan,
dan memberikan umpan balik untuk memperbaiki program.
B. Controlling (Pengendalian/Evaluasi)
128
1. Definisi Controlling
tindakan perbaikan.
129
Untuk fungsi-fungsi kontrol dapat dibedakan pada setiap
tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu
unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka
pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, penugasan, serta
penggunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan
kontrol ditujukan untuk perubahan yang cepat.
a. Analisa Tugas
b. Kontrol Kualitas
2. Prinsip Controlling
3. Pelaksanaan Controlling
130
b. Pre-conference, operan, post-conference.
c. Ronde keperawatan.
4. Tipe Controlling
a. Input control.
b. Proses control.
c. Output control.
6. Manfaat Pengawasan
131
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan lanjutan.
C. Model Sistem Manajemen Keperawatan
132
menjadi produk yang direncanakan sebelumnya, pelayanan pasien
dan pemantauan sistem input dan throughput atau transformasi proses
untuk tujuan memperbaiki kerusakan sistem, di jelaskan pada gambar
berikut.
Reenergizing sistem
Man Kualitas
Money Proses pelayanan
IN
Material PU Transformasi OUTPU pasien
Methods T T
Fungsi manajemen
Machines
Fasilitas Komunikasi Kepuasan
perawat