BAB II
TINJAUAN TEORITIS
MANAJEMEN KEPERAWATAN
6
Program Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Ciamis
Stase Manajemen di Ruang Obstetri dan Ginekologi
7
5) Pengawasan
Meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika
aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam
mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-sehari akan bergerak
dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan,
personalia dan lain - lain.
d. Fungsi Perawat Pelaksana
Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada
pasien-pasien yang dirawat) sebagai berikut :
1) Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk
berperan serta di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan,
kesehatan lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak,
pencegahan penyakit dan kecelakaan.
3) Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi
perawatan darurat,serta bekerjasama dengan dokter dalam program
pengobatan
4) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat
ditanggulangi dan menerima rujukan dari organisasi kesehatan
lainnya.
5) Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.
e. Uraian Tugas Kepala Ruangan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut
Depkes (1994), adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga
lain sesuai kebutuhan.
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
8. Teori Kepemimpinan
a. Teori kepemimpinan
Menurut Gillies (1994), dalam Arwani (2006), mendefinisikan
kepemimpinan berdasarkan kata kerjanya, yaitu to lead, yang
mempunyai arti beragam, seperti untuk memandu (to guide), untuk
menjalankan dalam arah tertentu (to run in a specific direction), untuk
mengarahkan (to direct), berjalan didepan (to go at the head of), menjadi
yang pertama (to be first), membuka permainan (to open play), dan
cenderung mendapatkan hasil yang pasti (to tend toward a de).
b) Kepribadian
Sifat kepribadian seperti kemampuan beradaptasi, kepercayaan
diri, kreativitas dan integritas personal dihubungkan dengan
kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin adalah orang yang
efektif mengetahui bagaimana memotivasi semangat kerja para
pekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Kemampuan
Seorang pemimpin mempunyai cukup kepopuleran, kemasyuran,
dan keterampilan interpersonal untuk memberikan symbol,
memperluas, memperdalam kesatuan kolektif diantara anggotanya
dalam system tersebut.
2)Teori Perilaku
Nursalam (2002) menyatakan bahwa teori perilaku lebih
menekankan kepada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku
sering dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah
perilaku otoriter ke demokrat atau dari fokus suatu produksi ke fokus
pegawai.
Tentang teori prilaku terdapat teori X dan teori Y dari
McGregor yang dihubungkan dengan motivasi dari Moslow yang
menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu
secara keseluruhan yang mengadakan interaksi dengan dunia individu
lain (Swanburg, 2000).
b. Gaya Kepemimpinan
Nursalam (2000) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat
diidentifikasikan berdasarkan perilaku pimpinan itu sendiri. Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan mempengaruhi
gaya kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan cenderung
sangat bervariasi dan berbeda-beda. Secara mendasar gaya
Askep
SDM
1. Pengertian
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah
pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi,
argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari
Tabel. 2.1
Ketergantungan pasien menurut D. Orem
3. Pasien dirawat untuk 3. Melewati fase akut dari 3. Keadaan pasien tidak stabil
prosedur diagnostic post operasi mayor
4. Operasi ringan 4. Fase awal dari 4. Membutuhkan observasi tanda-
penyembuhan tanda vital setiap kurang dari 1
jam
5. Membutuhkan 5. Perawatan kolostomi/luka bakar
observasi tanda-tanda
vital setiap 4 jam
6. Gangguan emosional 6. Pasien dengan alat bantu
ringan pernafasan (ventilator)
7. Pasien dengan WSD
8. Pasien dengan irigasi kandung
kemih secara terus menerus
9. Pasien dengan traksi (skeletal
traksi)
10. Pasien dengan fraktur atau pasca
operasi tulang belakang atau leher
11. Pasien mengalami gangguan
emosional berat, bingung, atau
disorientasi
Tabel. 2. 2
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat inap
Keterangan :
A : BOR / Bed Occupancy Rate (jumlah tempat tidur yang
dihuni pasien dalam setahun)
B : Jumlah Tempat Tidur
C : Jam efektif : Rata-rata klien membutuhkan
perawatan sehari ( berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien) :
Self care : waktu kerja efektif 1,5 jam/24 jam
jam/24 jam
jam/24 jam
(b) FTE (Full Time Equivalent) menurut Gillies
FTEIntensive care
menggunakan :perbandingan
waktu kerja efektif
antararata-rata
BOR 7dengan
jumlah tempat tidur serta jam efektif
jam/24 jam perawat
Tabel 2.3
Gambar 2.2
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ”Fungsional”
(Marquis & Huston, 1998)
Kepala ruang
(a) Kelebihan
- Manajemen klasik yang menekankan efisiensi,
pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.
- Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
- Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas
manajerial, sedangkan merawat pasien diserahkan
kepada perawat yunior dan atau belum berpengalaman.
(b) Kelemahan
- Tidak memberikan kepuasaan pada pasien maupun
perawat.
- Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat
menerapakan proses keperawatan
- Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang
berkaitan dengan keterampilan saja.
(2) Metode keperawatan Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 23
tim/grup yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Kelebihan
- Memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh.
- Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
- Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik
mudah diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota
tim
Kelemahan
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-
waktu sibuk
Konsep metode tim
- Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
- Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas
rencana terjamin.
- Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua
tim.
- Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model
tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruangan
Tanggung jawab ketua tim
- Membuat perencanaan
- Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
Tanggung jawab anggota tim
- Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah
tanggung jawabnya.
- Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
- Memberikan laporan
- Mengembangkan kemampuan anggota
- Menyelenggarakan konferensi
Tanggung jawab kepala ruangan
- Perencanaan
o Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan
masing-masing
o Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya
Gambar 2.3
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ”Team Nursing”
(Marquis & Huston, 1998)
Kepala ruang
Gambar 2.4
Bagan Pengembangan MPAKP : Primer
PP 1 PP 1
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
Pasien 1 2 3 4 5 Pasien 1 2 3 4 5
Gambar 2.5
Diagram Sistem Asuhan Keperawatan ”Primary Nursing”
(Marquis & Huston, 1998)
Perawat Primer
Pasien/Klien
(a) Kelebihan
- Bersifat kontinuitas dan komperhensif.
Kepala ruang
Gambar. 2.7
Metode primary tim (modifikasi)
Kepala Ruangan
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Material
Yaitu sarana dan prasarana yang ada di ruangan yang
bersangkutan. Yang harus dikaji adalah :
Fasilitas ruangan rawat
Dengan kriteria :
- Persyaratan Umum
o Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan di
sekitarnya
o Tata letak unit pelayanan harus mempunyai
hubungan fungsional antar unit yang efisien
o Unit rawat inap penyakit dalam harus berlokasi
didaerah yang tenang
- Persyaratan Khusus
Dalam mererencanakan unit rawat inap penyakit dalam
perlu ditetapkan dahulu prinsip-prinsip dalam
perencanaan instalasi rawat inap :
o Konsep perawatan yang sebaiknya dianut adalah
perawatan terpadu (intergraded care) untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruangan.
o Standar luas ruangan adalah sebagai berikut :
Luas kamar VIP ± 21,5 m² / tempat tidur
Luas kamar kelas I ± 15 m² / tempat tidur
Luas kamar kelas II ± 10 m² / tempat tidur
Luas kamar kelas III ± 8 m² / tempat tidur
o Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus
dipisahkan seperti :
Pasien atau penyakit dan pengobatan yang dapat
menimbulkan bau
Pasien yang gaduh, gelisah (mengeluarkan suara
atau dalam ruangan)
c. Berikan bobot dengan mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan
0,0 (sangat tidak penting). Semua bobot tersebut jumlah/skor
totalnya harus 1,00 (100%). Nilai-nilai tersebut secara implisit
menunjukkan angka persentase tingkat kepentingan faktor
tersebut relatif terhadap faktor-faktor yang lain. Angka yang lebih
besar berarti relatif lebih penting dibanding dengan faktor yang lain.
Sebagai contoh faktor X diberi bobot 0,10 (10%),
sedangkan faktor Y diberi bobot 0,05 (5%).
d. Berikan rating untuk masing-masing factor denganmemberikan
skala mulai dari 4 (sangat tinggi) sampai dengan 1 (sangat rendah)
berdasar ada pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan
kawasan industri di kabupaten tersebut. Pemberian rating untuk
faktor kekuatan dan peluang bersifat positif (peluang yang besar di
beri rating 4, sedangkan jika peluangnya kecil diberi rating 1).
Pemberian rating kelemahan dan ancaman adalah
kebalikannya, yaitu jika ancamannya sangat besar diberi rating 1
dan jika ancamannya kecil ratingnya 4.
e. Kalikan bobot dengan skor tersebut
f. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)
dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e
= y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
g. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran SWOT.
Tabel 2.5
Contoh Analisa SWOT
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas tentang 0,20 1 0,20
supervisi.
2. Belum mempunyai format dalam 0,35 4 1,4
pelaksanaan supervisi
3. Belum adanya pendokumentasian 0,25 3 0,75
kegiatan yang disupervisi
4. pelaksanaan supervisi menunjukkan 0,20 3 0,6
7% kurang baik
TOTAL 1 2,95
THREATENED
1. Tuntutan masyarakat terhadap 0,40 3 0,80
pelayanan Asuhan Keperawatan
profesional semakin meningkat
2. Mahasiswa S1 kep praktek manajemen 0,60 2 1,20
untuk mengembangkan supervisi
diruangan
TOTAL 1 2,00
2) Kuadran SWOT
Gambar 2.8
Kuadran Hasil Analisa SWOT
Gambar 2.9
Matriks SWOT
a) Strategi SO
Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang
tersedia dalam lingkungan eksternal. Dengan kata lain, penyelenggara
dan pengelola pembangunan daerah harus mampu meraih semua
peluang berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Setiap peluang
harus ditangkap berdasarkan pertimbangan kekuatan yang dmiliki,
bukan sekedar karena adanya peluang tersebut. Kategori ini
mengandung berbagai alternatif strategi yang bersifat eluang dengan
mendayagunakan kekuatan atau kelebihan yang dimiliki. Strategi ini
dipilih bila skor EFAS lebih besar dari pada 2 dan skor IFAS lebih besar
dari pada 2.
b) Strategi WO
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan yang terdapat di luar. Setiap
peluang yang tidak dapat dipenuhi karena adanya kekurangan yang
dimiliki, harus dicari jalan keluarnya dengan memanfaatkan kekuatan-
kekuatan lainnya yang tersedia. Kategori yang bersifat memanfaatkan
peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan. Strategi ini dipilih bila
skor EFAS lebih besar dari pada 2 dan skor IFAS lebih kecil atau sama
dengan 2.
c) Strategi ST
Strategi ST digunakan untuk menghindari, paling tidak memperkecil
dampak negatif dari ancaman atau tantangan yang akan datang dari
luar. Jika ancaman tersebut tidak bisa diatasi dengan kekuatan internal
maupun kekuatan eksternal yang ada, maka perlu dicari jalan
C. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-
alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan
kesatuan yang telahditetapkan. Sedangkan Szilagji (dalam Juniati, 1983)
mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai
tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur,
tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
1. Aspek dalam pengorganisasian
a. Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan
secara efektif
b. Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
d. Evaluasi