Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN AKHIR

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun oleh:

KELOMPOK 2
1. AFRIZAL NUR FAHMI
2. HIKMATUL FAUZIYAH
3. M. AZKY DIAR RIZALDI
4. MUHAMMAD ABDUH R
5. NANA FATIN KAHILMA
6. NIA PRAMITASARI
7. NURLAELA FITRIYANI
8. RIKE DWI SAPUTRI
9. SELMA PRATIWI
10. VINNA NUR AMALIA

PROFESI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional. yakni salah
satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang
ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan suatu pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2007).
Sehingga Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu
tatanan pelayanan nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasi.Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan
berupa sebuah rencana strategi melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa
SWOT dan menyusun langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam suatu pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan
dan pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya
(Sabarguna, 2008). Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan
jalan sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak
dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang
optimal.Pengorganisasian dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas
penting, antara lain bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien
untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang
ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerjasama, dan koordinasi sehingga semua
pasien mendapatkan pelayanan yang optimal. Oleh karena itu menejer keperawatan perlu
menetapkan kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi kegitan
yang harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan menciptakan
hubungan antara kepala-staf melalui penugasan,delegasi dan wewenang.
Dalam model pengembangan praktik keperawatan profesional peran dan fungsi
kepala ruang merupakan hal yang sangat penting sehingga kompetensi kepemimpinan dan
manajemen yang mutlak dibutuhkan karena kemampuan itu manajer kepala ruang akan
diuji untuk menata pengorganisasian staf dan menentukan sistem pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien sebagai refleksi pelaksanaan praktik keperawatan profesional.
1.2 Tujuan Umum
Menganalisa dan memahami MPKP di ruangan Mawar RSUD Bhamada Slawi

1.3 Tujuan Khusus


a. Mampu membuat struktur organisasi model praktik keperawatan professional di
ruangan.
b. Menerapkan pengorganisasian di ruangan rawat inap.
c. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktik keperawatan
professional.
d. Mampu menentukan jadwal dinas pada bulan Januari 2021.
e. Mampu mengklasifikasikan pasien sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pasien
( Total , Parsial, Minimal ).
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Manajemen Keperawatan


Menejemen keperawatan merupakan suatu proses kerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
menejemen keperawata berjalan dengan metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga di harapkan keduanya dapat saling mendukung. Proses keperawatan
sebagaimana menejemen keperawatan terjadi seperti identifikasi masalah, perancanaan,
pengumpulan data, pelaksanaan dan evaluasi hasil ( Nursalam, 2013).
Menejemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber sumber keperawatan dengan menerapkan proses menejemn untuk mencapai
tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan. Menejemen keperawatan adalah proses kerja
setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan data pasien. Tugas
menejemen keperwatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasai
keuangan yang ada, perawtana dan sumber daya manusia untuk memberikan oengobatan
yang efektif dan ekonomis pada pasien ( Gillies, 2000).

2.2 Fungsi Manajemen


Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian), Directing (pengarahan),
Controlling (pengendalian/evaluasi).
2.2.1 Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen,
oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Menurut Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari
fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan
dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang
melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
- Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
- Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
- Membantu dalam koping dengan situasi kritis
- Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
- Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
- Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan :
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
- Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
- Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
- Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
- Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
- Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa
kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek
perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu
untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui
mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang
langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi
keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang
akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap
aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang
untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu
rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang
sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri
dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan.
Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
d. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional
secara jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana
e. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama
fungsi keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan
fakta-fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
2.2.2 Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai
rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan
kerja di antara para pekerjanya.
a. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
- Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
- Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis.
- Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
- Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
- Mendelegasikan wewenang.
2.2.3 Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg,
2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff
adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana
pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan
pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga
perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang
mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24
jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana
pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat
hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah
dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana
departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh
jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan.
Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-
obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi
penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi
keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,
filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan
evaluasi periodik terencana. Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing
adalah prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah
pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian
aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit
orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan
siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat
distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola
waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya.
Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain
yang biasa.

2.2.4 Directing (Pengarahan)


Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses
yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan
mencapai tujuan.
Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan
sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan
kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai
dengan usulan pimpinan atau usulan bersama. Seorang manajer yang ingin
kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk memotivasi diri sendiri
untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar mereka
mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :
- Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan.
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau
sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
- Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan
keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada
hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
- Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan
kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku
yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan
professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi
autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat
professional.
2.2.5 Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi
yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa
prinsip berikut :
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
diukur, misalnya menepati jam kerja.
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja.
- Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
- Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
- Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
- Harus memandang ke depan
- Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus menunjukkan pola organisasi
- Harus ekonomis
- Harus mudah dimengerti
- Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab
mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan
mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif.
Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian
tujuan-tujuan keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang
tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan
untuk analisa tugas dalam keperawatan.
- Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan
akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka akan diperoleh manfaat :
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standard atau rencana kerja.
- Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf
dalam melaksanakan tugas-tugasnya
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan.

2.3 Standard Asuhan Keperawatan


Standard merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan sebelumnya yang
bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki karakteristik pembeda, ditetapkan
sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh orang-orang yang
terpengaruh olehnya. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggungjawabnya. Sumber-
sumber standar keperawatan berupa standar yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres, Peraturan
Pemerintah.
Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,
mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan
tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Jenis-jenis standar profesi
keperawatan meliputi: standard pelayanan keperawatan, standard praktik keperawatan, standard
pendidikan keperawatan, dan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan. Selain standard
tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus melaksanakan standard asuhan keperawatan di
rumah sakit. Standard asuhan keperawatan di rumah sakit, yang meliputi:
Standard 1: Falsafah keperawatan
Standard 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
Standard 3: Pengkajian Keperawatan
Standard 4 : Diagnosa Keperawatan
Standard 5 : Perencanaan Keperawatan
Standard 6: Intervensi Keperawatan
Standard 7 :Evaluasi Keperawatan
Standard 8: Catatan Asuhan Keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat
dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard membentuk kriteria
kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif, unit
pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard yang
tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang
perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan sebagai suatu
aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan dapat dijadikan dasar.
Manajer perawat mengembangkan kerja sama dengan perawat-perawat klinik, kriteria
keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan. Standar-
standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan.
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik
keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2010) yang mengacu dalam tahapan
proses keperawatan, yang meliputi : (1) Pengkajian, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan,
(4) Implementasi, (5) Evaluasi.
2.3.1 Standard I : Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,
singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan dicatat.
Kriteria Pengkajian meliputi :
- Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan
fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
- Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis dan catatan lain.
- Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
- Status kesehatan pasien masa lalu
- Status kesehatan pasien saat ini
- Status biologis-psikologis-sosial-spritual
- Respon terhadap terapi
- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
2.3.2 Standard II : Diagnosa keperawatan
Adapun kriteria proses :
- Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi
masalah, perumusan diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan
tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
- Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan.
- Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data
terbaru.
2.3.3 Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan pasien.
Kriteria proses, meliputi :
- Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan
rencana tindakan keperawatan
- Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan
- Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
- Mendokumentasikan rencana keperawatan
2.3.4 Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses Asuhan
Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
- Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai
konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan
yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respon pasien.
2.3.5 Standard V : Evaluasi keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian
tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya adalah:
- Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara
komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
- Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah
pencapaian tujuan
- Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
- Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan
keperawatan
- Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan
diharapkan akan menjadi lebih terarah.

2.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Dokumentasi merupakan penulisan dan pencatatan suatu kejadian/aktivitas tertentu
secara sah/legal (Carpenito, 1998). Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan
tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis/tipe, kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach, 1991 dalam Tyo,
2009).
2.4.1 Tujuan Dokumentesi Keperawatan
Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter, 1989 dalam Tyo, 2009):
- Alat komunikasi anggota tim
- Biling keuangan
- Bahan pendidikan
- Sumber data dalam menyusun NCP
- Audit keperawatan
- Dokumen yang legal
- Informasi statistik
- Bahan penelitian
2.4.2 Makna Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari
berbagai aspek yaitu :
- Hukum :
Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan
profesi keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai
pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi
tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu
data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan perlu dihindari
adanya interpretasi yang salah (Nursalam, 2001).
- Jaminan mutu (Kualitas pelayanan) :
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien.
Dan untuk mengetahui sejauh mana kesehatan pasien dapat teratasi dan
seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan
yang akurat. Hal ini membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2001).
- Komunikasi :
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah
yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan dapat
melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman
dalam memberikan Asuhan Keperawatan (Nursalam, 2001).
- Keuangan :
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan
yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi
pasien (Nursalam,2001).
- Pendidikan :
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan Asuhan Keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan
(Nursalam,2001).
- Penelitian :
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang
terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai
bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan. (Nursalam,
2001).
- Akreditasi :
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien.
Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan
pemberian Asuhan Keperawatan yang diberikan, pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu
sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang
lebih tinggi (Nursalam, 2001).
Hal yang pokok dalam prinsip-prinsip dokumentasi adalah (Tyo, 2009) :
a. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian pertama dilakukan, demikian
juga pada setiap langkah kegiatan keperawatan
b. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien / keluarganya tentang informasi/data
yang penting tentang keadaannya
c. Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat
d. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini
perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien mulai
dari pengkajian sampai evaluasi
e. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : adanya
perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan
perawat
f. Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan
setiap pasien mempunyai masalah yang berbeda.
g. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang dicatat,
harus disepakati atas kebijaksanaan institut setempat
h. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan
pinsil agar tidak mudah dihapus.
i. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan diganti
dengan yang benar kemudian ditanda tangani.
j. Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda tangan dan nama jelas
penulis
k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum menulis
data terakhir.
l. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
2.4.3 Proses dokumentasi keperawatan
Proses dokumentasi keperawatan mencakup:
a. Pengkajian
- Mengumpulkan Data
- Validasi data
- Organisasi data
- Mencatat data
b. Diagnosa Keperawatan
- Analisa data
- Identifikasdi masdalah
- Formulasi diagnosa
c. Perencanaan / Intervensi
- Prioritas Masalah
- Menentukan tujuan
- Memilih strategi keperawatan
- Mengembangkan rencana keperawatan
d. Pelaksanaan/implementasi
- Melaksanakan intervensi keperawatan
- Mendokumentasikan asuhan keperawatan: mencatat waktu dan tanggal
pelaksanaan, mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan
intervensi tersebut, mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk
hasilnya, berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang
telah melakukan intervensi.
- Memberikan laporan secara verbal
- Mempertahankan rencana asuhan
e. Evaluasi
- Mengidentifikasikan kriteria hasil
- Mengevaluasi pencapaian tujuan
- Memodifikasi rencana keperawatan

2.4.4 Manfaat kegunaan dokumentasi implementasi


Manfaat kegunaan dokumentasi implementasiantara lain:
a. Mengkomunikasikan secara nyata tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk
klien. Hal ini penting untuk :
- Menghindarkan kesalahan-kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang seharusnya
tidak perlu terjadi
Contoh : Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat sehingga diberikan
obat kembali
- Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan apa yang secara
nyata telah dilakukan terhadap klien dan bagaimana hubungannya dengan
standar yang telah dibuat
- Melihat hubungan respon-respon klien dengan tindakan keperawatan yang sudah
diberikan (evaluasi klinis)
b. Menjadi dasar penentuan tugas
Sistem klasifikasi klien didasarkan pada dokumentasi tindakan keperawatan yang
sudah ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang
harus bartugas dalam setiap shift jaga
c. Memperkuat pelayanan keperawatan
Jalan keluar dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada.
- Dokumen tentang kondisi klien
- Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk k1ien
- Kejadian-kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan
d. Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan
Dokumen tentang penggunaan alat-alat dan bahan-bahan akan membantu
perhitungan anggaran biaya suatu rumah sakit.

2.5 Model Asuhan Keperawatan


Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan
keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus,
modifikasi metode tim-primer.
2.5.1 Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini
sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior
menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman. Kelemahan dari metode
ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya
merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun
perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
Kepala Ruangan

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

Pasien/klien
Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

2.5.2 Metode Tim


Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi
antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua
tim sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim,
model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang
berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari
memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif
antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat
mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan
anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing
anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard asuhan
keperawatan. Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif,
mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan
jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien,
keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak
terpenuhi.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing

2.5.3 Metode primer


Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab
dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan
manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas
setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara
perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien
kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat Perawat Perawat pelaksana


pelaksana pelaksana jika diperlukan days
evening night

Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing

2.5.4 Metode kasus


Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolaso, intensive care. Kelebihannya adalah perawat
lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih
mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung
jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing

2.5.5 Modifikasi : MAKP Tim-Primer


Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut
Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa
alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena
saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan
mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang
perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat
juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi
terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim
pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.

Kepala Ruang

PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA
PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien

(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)


Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)

2.6 JCIA (Joint Comition International Acreditation)


Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang
diharapkan.
Strata-strata dalam sistem
Input Proses Output
Sumber daya Penerimaan pasien rawat Meningkatnya status
Perlengkapan inap kesehatan
Persediaan Pemeriksaan pasien Pelayanan yang efisien
Edukasi terhadap pasien Kepuasan pasien
Pengobatan
Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA

Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staff safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan
mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat


1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan bimbingan yang diberikan PP
kepada PA. Apakah sudah baik.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan keperawatan .
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang mutu asuhan
keperawatan, mengarahkan dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan masukan untuk
perbaikan.
9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian tentang asuhan
keperawatan.

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group


Kedudukan Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional dalam
melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
Tugas Pokok :
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi serta
menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efisien dan efektif.

Uraian Tugas :
1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2. Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan group.tim (group petugas ganti)
mengawasi : kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam
medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.
7. Membantu pelaksanaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan
RS, perawat yang bertugas.
9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service, mengatur
tugas peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua petugas,
peserta didik dan pengunjung ruangan.
11. Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan
13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungan.

Tugas Dan Tanggung Jawab CI


Uraian tugas :
1. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik
2. Melakukan pre conference.
3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien
4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi terapeutik
5. Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan keperawatan
6. Melakukan bedside teaching
7. Melakukan ronde keperawatan
8. Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik dalam
melakukan asuhan keperawatan selama dinas.
10. Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di suatu ruangan
11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila peserta didik
tidak hadir memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikannya dalam
hal : melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan
membimbing pembuatan laporan kasus.
12. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore dan malam.

Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana


Uraian tugas :
1. Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2. Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti) mengenai kondisi
klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam medic, pelayanan
pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter
7. Membantu pelaksanaaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru mengenai : tata tertib
ruangan/RS, perawat yang bertugas
9. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service dan peserta
didik
11. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan
pengunjung ruangan
12. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta
tenaga keperawatan
14. Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan lingkungannya.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota keluarga/keluarga.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Gambaran Kasus
Mahasiswa menangani 21 pasien, yakni 19 pasien bedah dan 2 pasien dalam. Ada
3 tingkat ketergantungan pasien yang mahasiswa kelola, yakni 5 pasien total, 7 pasien
parsial, dan 9 pasien minimal. Pasien dengan klasifikasi ketergantungan total terdiri dari
beberapa kasus, yaitu:
1. Tn. B umur 34 tahun mengalami penurunan kesadaran Tn. B setelah diperintah
membuka mata setelah ditanya tempat Tn. B tampak bingung saat diberi cubitan pada
lengan tangan dextra Tn.B menarik tangannya menjauhi cubitan TD: 150/90 mmHg,
S: 37,7o, nilai GCS pada pasien adalah 10.
2. seorang pasien Tn. J berusia 38 tahun di rawat di Ruang ICU dengan penurunan
kesadaran dengan Dx medis Stroke Hemoragic. GCS 4 E1M2V1. Terpasang
Ventilator, TTV TD: 140/80 mmHg, HR: 160x/m, S: 38,5 °C, SaO2 : 100%.
3. seorang pasien Tn. D berusia 65 tahun dirawat akibat kecelakaan lalu lintas dengan
Dx Cedera kepala berat pasien terpasang infuse, kateter, dan terpasang NGT atau
selang pada hidung. Pasien tidak sadarkan diri dan sepenuhnya dibantu oleh keluarga
dan perawat. Nilai GCS pasien adalah 10 nilai TTV, TD : 110/80 mmHg, T : 36 o C
N : 80x/ mnt, RR : 24X/ Menit.
4. Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang pasien dengan post op. orif fraktur
femur dan humerus sebelah kanan, terpasang kateter. Pasien juga terpasang infus di
tangan sebelah kiri. Makan, minum, duduk, dan aktivitas lainnya harus dibantu oleh
keluarga atau perawat. TD: 110/90 mmHg, S: 37,7o, nilai GCS pada pasien adalah 10.
5. Seorang pasien perempuan dengan usia 27 tahun di rawat di ruang bedah RS
Bhamada dengan post Op fraktur pada kepala akibat kll, pasien terpasang kateter dan
NGT terpasang infus disebelah kanan, makan dan minum harus dibantu oleh perawat
dan kebutuhan lainya di bantu oleh keluarganya TD : 110/90 GCS 12.
Untuk pasien dengan klasfikasi ketrgantungan parsial sendiri terdiri dari 7 kasus,
yakni:
1. Berusia 32 th dirawat ruang bedah dengan BPH post operasi TURP pasca 12 jam
pembedahan, pasien mengeluh sakit pada bagian luka post operasi dengan skala nyeri
6, TD 110/80 mmHg, HR 100x/Menit, RR 22x/Menit dan suhu 36.5ºC
2. Seorang klien Tn. A berusia 54 tahundenganDx. Bph post op 2 hari, klien mengeluh
nyeri pada saat bergerak. Terpasang infus, terpasang kateter, dengan kesadaran
composmentis, GCS 13, hasil pemeriksaan TTV TD : 130/80 mmHg, N : 80x/menit,
RR : 20x/menit, T : 36,5 o C.
3. Seorang klien Tn. D berusia 30 tahun dengan Dx. Fraktur femur sinistra, klien
mengeluh nyeri pada kaki bagian kiri akibat kkl. Kesadaran composmentis dengan
nilai GCS 14. Hasil pemeriksaanTTV : TD : 110/90 mmHg, N : 88x/menit, RR :
24x/menit, T : 36o C.
4. berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post op lengan atas. Klien mengeluh nyeri
pada bagian lengan atas akibat jatuh dari kamar mandi. Dengan kesadaran
composmentis GCS 12,TD : 130/80 mmhg,HR : 88x/mnt, RR : 20x/mnt.
5. seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat dengan Dx. Diabetes Mellitus, pasien
mengeluh lemas, terdapat luka basah di kaki kanan dan terasa nyeri. GDS : 310mg/dl,
TD : 140/90 mmHg, S : 36º C, N : 80x/menit, RR : 24x/menit.
6. Seorang laki-laki berumur 45 tahun dirawat kamar bedah dengan luka bakar akibat
tersiram air panas, hasil pengkajian terdapat luka bakar di bagian lengan kanan , kiri
dan punggung. TD 110/70 mmHg, HR 100x/Menit, RR 24x/Menit BB 60kg TB 160
cm.
7. berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post op lengan atas. Klien mengeluh nyeri
pda bagian lengan atas akibat jatuh dari kamar mandi. Dengan kesadaran
composmentis GCS 12,TD : 130/80 mmhg,HR : 88x/mnt,RR : 20x/mnt ,S : 36,0C.
Dan yang terakhir adalah pasien dengan klasifikasi ketergantungan minimal:

1. Seorang pasien berusia 30 tahun dirawat di ruang bedah dengan katarak pada mata
sebelah kanan pasien mengatakan pusing, dokter menganjurkan operasi mata katarak
besok pagi TD 120/80 mmHg, HR 80x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu 36 c pasien
mengatakan cemas dan takut karena baru pertama kali menjalani operasi.
2. Berusia 25 tahun dengan Dx. Typoid, klien mengatakan pusing, sulit tidur, Terpasang
infus, dengan kesadaran composmentis GCS : 14, hasil pemeriksaan TTV TD :
120/80 mmHg, N : 90x/menit, RR : 20x/menit, T : 38ºC.
3. dirawat dengan Dx. Thypoid, klien mengatakan nyeri pada perut, demam selama 3
hari, mual-mual, sulit untuk menelan. terpasang infuse dengan kesadaran
composmentis GCS 12, hasil pemeriksaaan TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 90x/menit,
RR : 20x/menit, T : 38,5º C.
4. Seorang pasien berusia 56th dirawat di RSUD dengan Dx SNNT ( kelenjar tyroid )
post Op. pasien terpasang kateter dan pasien terpasang infus RL dengan kesadaran
composmentis GCS 12 dan di sertai nyeri karena post Op saat berbicara.
5. Pada suatu hari ada seorang perempuan 14 tahun dirawat di ruang bedah di Rs
Bhamada Slawi dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kirinya dan tidak bisa
di gerakan. Dari hasil pengkajian didapatkan pergelangan tangannya yang bengkok.
Pasien meringis kesakitan. Pasien dalam keadaan sadar dan bisa berkomunikasi Td
120/90 mmhg. Nadi 88x/mnt. Suhu 36.0°C. RR 18x/mnt. BB 45kg. TB 130 cm.
6. Umur 25 tahun dirawat di RS. Bhamada sehat bangsal bedah dengan Dx fraktur
radius. Pasien mengatakan nyeri pada tangan kirinya. TTV TD: 120/70mmHg,
N:85x/m, RR: 20x/m, S: 37,1°C. terpasang infus RL 20tpm.
7. Seorang pasien berusia 60 tahun dirawat dengan diagnosa Katarak post operasi 1 hari,
pasien mengatakan nyeri pada bagian mata yang telah dioperasi. Nilai GCS pasien
adalah 15 tingkat kesadaran composmentis dengan nilai TTV : TD : 120/80 mmHg,
T : 37o C N : 80x/mnt.
8. Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang pasien mengalami CKR terjatuh dari
tangga dengan GCS 14 dan akan dilakukan operasi karena ada fraktur tertutup pada
humerus dan pasien ketika datang ke IGD dalam keadaan mual dan muntah 1x .
Pasien mampu melakukan ADL secara mandiri seperti makan, minum, berpindah
tempat, toileting dengan pengawasan, pemantauan TTV setiap pergantian shift.
9. Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di ruang bedah RS Bhamada Paska
tindakan Debridemen karena femur dekstra luka tersebut terpasang nekslap dan balut
dengan elastis verban, keesokan harinya pasien mengeluh nyeri kesemutan dan CRT
jari Kaki kanan Lebih dari 2 detik.

3.2 Ringkasan Pelaksanaan Manajemen Ruangan


3.2.1 Struktur Organisasi Ruangan
KEPALA RUANG
M. AZKY DIAR

KETUA TIM 1 M. ABDUH RIDHO


KETUA TIM 2
RIKE DWI SAPUTRI DARMO
AFRIZAL NUR FAHMI
SELMA PRATIWI DARMI
NANA FATIN K
3.2.2 Jadwal Dinas Bulan Januari 2021

JADWAL DINAS Januari 2021


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M

Azki Diar P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L

Tim 1
M. Abduh P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P
Ridho
Vinna * P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P
Hikmah** P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P
Nia*** M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M
Fitri P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L
Darmo S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P
Tim 2
Afrizal L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P
Rike S S M L P P S S C M L P P S S C M L P P S S S M L P P S
Fatin S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S
Selma L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M
Darmi M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S
JUMLAH
Pagi 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
Siang 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3.2.3 Klasifikasi Pasien
No Nama Kriteria Tingkat
Pasien Ketergantungan
1 Ny. S Seorang pasien berusia 30 tahun dirawat di ruang Minimal
bedah dengan katarak pada mata sebelah kanan
pasien mengatakan pusing, dokter menganjurkan
operasi mata katarak besok pagi TD 120/80
mmHg, HR 80x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu
36 c pasien mengatakan cemas dan takut karena
baru pertama kali menjalani operasi

2 Tn. S Berusia 32 th dirawat ruang bedah dengan BPH Parsial


post operasi TURP pasca 12 jam pembedahan,
pasien mengeluh sakit pada bagian luka post
operasi dengan skala nyeri 6, TD 110/80 mmHg,
HR 100x/Menit, RR 22x/Menit dan suhu 36.5ºC

3 Nn. P Berusia 25 tahun dengan Dx. Typoid, klien Minimal


mengatakan pusing, sulit tidur, Terpasang infus,
dengan kesadaran composmentis GCS : 14, hasil
pemeriksaan TTV TD : 120/80 mmHg, N :
90x/menit, RR : 20x/menit, T : 38ºC.

4 Tn. X Berusia 55 tahun dengan Dx. Bph post op 3 hari, Parsial


klien mengeluh nyeri pada bagian operasi dan
terasa sakit saat bergerak. Terpasang infus,
terpasang kateter, dengan kesadaran
composmentis, GCS 13, hasil pemeriksaan TTV
TD : 130/80 mmHg, N : 80x/menit, RR :
20x/menit, T : 36,5 o C.

5 Tn. D berusia 24 tahun dengan Dx. Fraktur femur Parsial


sinistra, klien mengeluh nyeri pada kaki bagian
kanan akibat kkl. Kesadaran apatis dengan nilai
GCS 13. Hasil pemeriksaanTTV : TD : 110/80
mmHg, N : 88x/menit, RR : 24x/menit, T : 36o C

6 Nn. M dirawat dengan Dx. Thypoid, klien mengatakan Minimal


nyeri pada perut, demam selama 3 hari, mual-
mual, sulit untuk menelan. terpasang infuse
dengan kesadaran composmentis GCS 12, hasil
pemeriksaaan TTV : TD : 110/80 mmHg, N :
90x/menit, RR : 20x/menit, T : 38,5º C.

7 Ny. W seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat Parsial


dengan Dx. Diabetes Mellitus, pasien mengeluh
lemas, terdapat luka basah di kaki kanan dan
terasa nyeri. GDS : 310mg/dl, TD : 140/90
mmHg, S : 36º C, N : 80x/menit, RR : 24x/menit

8 Tn.O Seorang laki-laki berumur 45 tahun dirawat Parsial


kamar bedah dengan luka bakar akibat tersiram air
panas, hasil pengkajian terdapat luka bakar di
bagian lengan kanan , kiri dan punggung. TD
110/70 mmHg, HR 100x/Menit, RR 24x/Menit
BB 60kg TB 160 cm

9 Ny. E Seorang pasien berusia 56th dirawat di RSUD Minimal


dengan Dx SNNT ( kelenjar tyroid ) post Op.
pasien terpasang kateter dan pasien terpasang
infus RL dengan kesadaran composmentis GCS 12
dan di sertai nyeri karena post Op saat berbicara

TD : 140/90 mmhg
HR : 85x/mnit
RR : 21x/mnt
S : 36,7C
10 Tn. A berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post op Parsial
lengan atas. Klien mengeluh nyeri pda bagian
lengan atas akibat jatuh dari kamar mandi. Dengan
kesadaran composmentis GCS 12

TD : 130/80 mmhg
HR : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,0C
11 Ny. B Seorang pasien berusia 25th dengan Dx Tumor Parsial
mammae post op 2 hari, pasien terpasang kateter,
infuse RL pasien masih mengeluh nyeri di bagian
luka oprasi dan pasien masih mengatakan lemas
GCS 12 TD : 110/80 mmhg S : 36,7C N :
100x/mnt

12 Nn. S Pada suatu hari ada seorang perempuan 14 tahun Minimal


dirawat di ruang bedah di Rs Bhamada Slawi
dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan
kirinya dan tidak bisa di gerakan. Dari hasil
pengkajian didapatkan pergelangan tangannya
yang bengkok. Pasien meringis kesakitan. Pasien
dalam keadaan sadar dan bisa berkomunikasi Td
120/90 mmhg. Nadi 88x/mnt. Suhu 36.0°C. RR
18x/mnt. BB 45kg. TB 130 cm.
13 Tn.B Terdapat Tn. B umur 34th mengalami penurunan Total
kesadaran Tn. B setelah diperintah membuka mata
setelah ditanya tempat tn.b tampak bingung saat
diberi cubitan pada lengan tangan dextra Tn.B
menarik tangannya menjauhi cubitan TD: 150/90
mmHg, S: 37,7o, nilai GCS pada pasien adalah 10.
14 Nn. E Umur 25 tahun dirawat di RS. Bhamada sehat Minimal
bangsal bedah dengan Dx fraktur radius. Pasien
mengatakan nyeri pada tangan kirinya. TTV TD:
120/70mmHg, N:85x/m, RR: 20x/m, S: 37,1°C.
terpasang infus RL 20tpm.

15 Tn. J seorang pasien dengan penurunan kesadaran Total


dengan Dx medis Stroke Hemoragic. GCS 4
E1M2V1. Terpasang Ventilator, TTV TD: 140/80
mmHg, HR: 160x/m, S: 38,5 °C, SaO2 : 100%

16 Tn. Z Seorang pasien berusia 60 tahun dirawat dengan Minimal


diagnosa Katarak post operasi 1 hari, pasien
mengatakan nyeri pada bagian mata yang telah
dioperasi. Nilai GCS pasien adalah 15 tingkat
kesadaran composmentis dengan nilai TTV : TD :
120/80 mmHg, T : 37o C N : 80x/mnt.

17 Tn. I Seorang pasien berusia 65 tahun dirawat akibat Total


kecelakaan lalu lintas dengan Dx Cedera kepala
berat pasien terpasang infuse, kateter, dan
terpasang NGT atau selang pada hidung. Pasien
tidak sadarkan diri dan sepenuhnya dibantu oleh
keluarga dan perawat. Nilai GCS pasien adalah
10 nilai TTV, TD : 110/80 mmHg, T : 36 o C N :
80x/ mnt, RR : 24X/ Menit

18 Ny.R Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang Minimal


pasien mengalami CKR terjatuh dari tangga
dengan GCS 14 dan akan dilakukan operasi
karena ada fraktur tertutup pada humerus dan
pasien ketika datang ke IGD dalam keadaan mual
dan muntah 1x . Pasien mampu melakukan ADL
secara mandiri seperti makan, minum, berpindah
tempat, toileting dengan pengawasan, pemantauan
TTV setiap pergantian shift.
19 Tn.K Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang Total
pasien dengan post op. orif fraktur femur dan
humerus sebelah kanan, terpasang kateter. Pasien
juga terpasang infus di tangan sebelah kiri.
Makan, minum, duduk, dan aktivitas lainnya harus
dibantu oleh keluarga atau perawat. TD: 110/90
mmHg, S: 37,7o, nilai GCS pada pasien adalah 10.
20 Tn.H Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di Minimal
ruang bedah RS Bhamada Paska tindakan
Debridemen karena femur dekstra luka tersebut
terpasang nekslap dan balut dengan elastis verban,
keesokan harinya pasien mengeluh nyeri
kesemutan dan CRT jari Kaki kanan Lebih dari 2
detik.
21 Ny.I Seorang pasien perempuan dengan usia 27 tahun Total
di rawat di ruang bedah RS Bhamada dengan post
Op fraktur pada kepala akibat kll, pasien terpasang
kateter dan NGT terpasang infus disebelah kanan,
makan dan minum harus dibantu oleh perawat dan
kebutuhan lainya di bantu oleh keluarganya TD :
110/90 GCS 12.
3.2.4 Daftar Pasien Ruangan Rawat Inap Tanggal 1 Bulan Februari Tahun 2021
Perawat Pelaksana
Nama Pasien Dokter Katim
Pagi Sore Malam
Tim 1
Ny. S P.Dalam: M. Abduh Ridho Hikmah Nia
Tn. S dr. Marwan Ridho vinna Fitri Darmo
Tn. P
Tn. X Bedah:
Tn. D dr. Amanda
Nn.M
Ny. W
Tn. O
Ny. E
Tn. A
Ny. B
Tim 2
Nn. S P.Dalam: Afrizal Nur Afrizal Rike Darmi
Tn. B dr. Marwan Fahmi Selma fatin
Nn. E
Tn. J Bedah:
Tn. Z dr. Amanda
Tn. I
Ny. R
Tn. A
Tn. H
Ny. X

3.2.5 Kebutuhan Tenaga Perawatan


a. Metode Douglas
Klasifikasi Pasien :
Total Care : 5 pasien
Parsial Care : 8 pasien
Minimal Care : 8 pasien

Dinas Pagi
Minimal : 8 x 0,17 = 1,36
Parsial : 8 x 0,27 = 2,16
Total : 5 x 0,36 = 1,8
5,32  5 Orang perawat

Dinas Siang
Minimal : 8 x 0,14 = 1,12
Parsial : 8 x 0,15 = 1,2
Total : 5 x 0,30 = 1,5
3,82  4 Orang perawat

Dinas Malam
Minimal : 8 x 0,10 = 0,8
Parsial : 8 x 0,07 = 0,56
Total : 5 x 0,20 =1
2,36  2 Orang perawat

Perawat dalam satu hari yaitu 5 + 4 + 2 = 11 Orang perawat + 1 Karu

b. Metode Depkes
Jenis/Katergori Rata-rata Rata-rata jam Jumlah jam
pasien /hari perawatan /hari perawatan
Penyakit Dalam 18 3,5 63
Bedah 3 4 12
Gawat 0 10 0
Anak 0 4,5 0
Kebidanan 0 2,5 0
Jumlah 75
 Jumlah tenaga yang dibutuhkan
= Jumlah jam perawatan : jam kerja efektif
= 75 : 7 = 10,71 = 11 orang
 Loss day
= Jumlah hari minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar x kebutuhan tenaga
Jumlah hari kerja efektif /tahun
= 52 + 12 + 12 x 11
289
= 76 x 11
289
= 2,89 = 3
 Non Nursing Job
= 25% x (kebutuhan tenaga + loss day)
= 25% x (11 + 3)
= 25/100 x 14
= 3,5 = 4
Jumlah kebutuhan tenaga yang dibutuhkan adalah 11+3+4 = 18

Cadangan 20% dari jumlah tenaga


= 20% x 18 = 3,6

Jadi total kebutuhan perawat 18 + 3,6 = 21,6 = 22 orang


Profesi : Vokasi
55% : 45%
12 10
3.2.6 Laporan Kegiatan Timbang Terima
Jumlah perawat yang mengikuti : 10 orang
Terdiri dari 1 Karu, 1 Katim, 1 PJ Shift malam,
2 PP shift malam, 5 PP shift pagi
Dimulai pukul : 09.00 WIB
Selesai pukul : 09.40 WIB

Rangkaian kegiatan :
No Kegiatan Waktu
1 Karu membuka acara timbang terima dihadiri oleh perawat 09.00
dinas malam dan dinas pagi
2 Karu menanyakan kehadiran perawat 09.02
3 Perawat dinas malam menyampaikan dan menjelaskan 09.05
kondisi masing-masing pasien kepada perawat dinas pagi
4 Perawat dinas pagi mencatat kondisi pasien yang telah 09.05
dijelaskan oleh perawat dinas malam
5 Karu, katim dan perawat pelaksana ke ruangan pasien untuk 09.15
melakukan validasi kondisi pasien
6 Perawat pelaksana melakukan validasi langsung kepada 09.17
pasien
7 Karu menutup kegiatan timbang terima 09.20
Hambatan pelaksanaan kegiatan : Waktu pelaksanaan timbang terima terlalu
lama
Saran Perbaikan : perlu dipersingkat lagi supaya perawat dinas
malam dapat pulang tepat waktu
3.2.7 Laporan Kegiatan Pre conference
Jumlah perawat yang mengikuti : 10 orang terdiri dari 1 karu, katim 1, 8 pp shift
pagi
Dimulai pukul : 09.45
Selesai pukul : 10.15
Rangkaian kegiatan:
No Kegiatan Waktu
1 Kepala tim membuka acara 09.45
2 Kepala tim menanyakan rencana harian masing masing 09.48
perawat pelaksana
3 Kepala tim memberikan masukan dan tindak lanjut 09.58
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4 Kepala tim memberikan reinforcement 10.05
5 Kepala tim menutup acara 10.15

3.2.8 Laporan kegiatan Post conference


Jumlah perawat yang mengikuti : 10 orang, terdiri dari 1 karu, 2 katim, dan 7 PP
Dimulai pukul : 10.20
Selesai pukul : 10.50
Rangkaian kegiatan:
No Kegiatan Waktu
1 Kepala tim membuka acara 10.20
2 Kepala tim menanyakan kendala dalam asuhan yang 10.23
telah diberikan
3 Kepala tim menanyakan tindak lanjut asuhan klien yang 10.33
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya
4 Kepala tim menutup acara 10.50
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Pelaksanaan kegiatan praktek Manajemen Keperawatan di STIKes Bhamada Slawi pada
tanggal 28 Desember 2020 s/d 16 Januari 2021. Kelompok melakukan roleplay timbang
terima, pre conference dan post conference pada tanggal 11 Januari 2021 kemudian
kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diperbaiki yaitu:
a. Pelaksanaan timbang terima keperawatan perlu ditingkatkan seperti mempersingkat
waktu timbang terima
b. Perlu ditingkatkan pendokumentasian askep
c. Pelaksanaan post conference perlu diperbaiki dalam penyampaian catatan
perkembangan pasien, hanya perlu mencantumkan Evaluasi SOAP saja

4.2 Saran
Diharapkan semua pihak agar senantiasa meningkatkan kemampuan dalam manajemen
keperawatan guna tercapainya kepuasan pasien disaat mahasiswa mulai bekerja di rumah
sakit.
LAMPIRAN

PRE PLANING TIMBANG TERIMA

1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui perkembangan pasien dengan cara mengkomunikasikan keadaan pasien
dan menyampaikan informasi yang penting.
4. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam sudah dilakukan dalam
asuhan keperawatan pada klien
c. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan yang sudah
terselesaikan.
d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas  berikutnya
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
f. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara secara paripurna
g. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
h. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar  anggota
tim perawat
i. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang  berkesinambungan sesuai
dengan planing dan kondisi pasien sampai kondisi klien membaik dan
diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Mawar
6. Waktu
Senin, 11 Januari 2021, jam 09.00 – 09.40
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : M. Azky Diar
KA Tim 1 : Muhammad Abduh Ridho
KA Tim 2 : Afrizal Nur Fahmi
PP : 1. Vinna nur amalia
2. Selma Pratiwi
3. Hikmatul Fauziyah
4. Nurlaela Fitriyani
5. Rike Dwi Saputri
6. Nia Pramitasari
7. Nana fatin kahilma
8. Darmi
9. Darmo

9. Tempat
Di ruang Mawar
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
1. Status Pasien
2. Alat Tulis
3. Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian

Kegiatan Kalimat Verbal


Pre converence Assalamualaikum warahmatullahi
Dihadiri oleh katim, dan PP wabarakatuh, selamat malam semua..
dalam timnya masing-masing bagaimana? Masih semangat? Ya sebelum
kita beralih ke tim yang bertugas pada shift
malam, langsung saja bagaimana hasil
tindakan yang telah dilaksanakan oleh
rekan-rekan termasuk  kendala selama
rekan-rekan melakukan tindakan.
Intervensi apa saja yang perlu dilakukan
oleh petugas pada shift berikutnya, saya
mulai dari pasien yang saya beri
implementasi ya
Ketua tim menyampaikan Di sini saya menangani pasien parsial dan
hasil evaluasi kemarin dan minimal, saya sudah mengukur TTV serta
kondisi klien terbaru skala nyerinya, memberi terapi obat
melalu injeksi, tadi dibantu perawat Vinna
juga untuk melakukan penyuluhan tentang
ROM, terimakasih Vinna..untuk pasien
parsial , saya sudah koordinasi dengan
fisioterapi untuk lebih detail mengajarkan
ROM pada keluarga pasien, alhamdulillah
tidak ada kendala, untuk intervensi
lanjutan pada pasien parsial tolong dibantu
keluarganya untuk melakukan perawatan
kebersihan pada pasien. Terimakasih..

13. Evaluasi
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift  
b. Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien Setiap perawat mengetahui
perkembangan pasien
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

LAMPIRAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM TIMBANG TERIMA


A. Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilaksanakan atau
belum dilaksanakan dan  perkembangan  perkembangan pasien saat itu. Informasi
Informasi yang disampaikan disampaikan harus akurat sehingga berkesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
tim keperawatan kepada tim keperawatan pada shift selanjutnya dengan dipimpin oleh
kepala ruang secara tertulis atau lisan.
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang atau
tulisan. Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan
klien secara kontinu dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi perawat,
kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat. Ketentuan dalam timbang
terima itu adalah sebagai berikut :
1. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift
2. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
3. Diikuti perawat yang akan berdinas
4. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, menggambarkan
keadaan klien saat ini dan tetap menjaga kerahasiaan klien
6. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan keperawatan,
rencana, tindakan dan perkemabangan kesehatan klien
7. Timbang terima di kamar pasien menggunakan volume suara yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia  bagi klien. Sesuatu
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan dibicarakan secara
langsung di dekat pasien
8. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station.
B. Manfaat
1) Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada
shift berikutnya.  
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan
keadaan klien yang sebenarnya.
c. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
2) Bagi Pasien
a. Mengetahui perkembangan dari kesehatan klien  
b. Mendapatkan pelayanan yang komprehensif 
c. Mengetahui program/ rencana therapi yang akan dilakukan

C. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi
yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu klien satu persatu.
D. Prosedur
1. Kedua kelompok dinas sudah siap.
2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah,
kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting
lainnya selama masa perawatan (tanggung jawab)
3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada petugas  berikutnya.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a. Identitas klien dan diagnosa medis.  
b. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
d. Intervensi kolaboratif yang telah telah dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,  persiapan untuk
konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak
terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam kondisi
khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
E. Tugas/peran
1. Kepala ruang Kepala ruang Kepala ruang memimpin/memfasili mfasilitasi jalannya
timbang terima dengan terima dengan membuka pre konferen kemudian menyerahkan
kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang jaga malam untuk 
menyampaikan identitas pasien, jumlah pasien, masalah keperawatan dan tindakan
yang dilakukan serta program lain jika ada di ners station.
3. Perawat pelaksana Perawat pelaksana yang sift jaga malam menyampaikan Identitas
pasien dan diagnosa medis, masalah keperawatan yang masih muncul, tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif yang telah
dilaksanakan, rencana umum dan persiapan yang  perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemerikasaan laboratorik/pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau terhadap prosedur yang terhadap prosedur yang tidak rutin dijalankan,
pros tidak rutin dijalankan, prosedur rutin edur rutin yang biasa yang biasa dilakukan
tidak perlu disampaikan di ruang perawatan klien.
F. Alur dan Mekanisme Timbang Terima
1. Alur Timbang Terima

Klien

Diagnosa Diagnosa
Medis
Keperawatan
Rencana
Tindakan
Telah Dilakukan Belum Dilakukan

Perkembangan
keadaan klien

MASALAH :
1. Teratasi keseluruhan
2. Sebagian
3. Belum Teratasi
4. Terdapat Masalah
Baru

2. Mekanisme Timbang Terima

Kepala Ruang
Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan
masalah( problem solving )

Diskusi di Nurse Station (Karu, Katim, PP) kondisi klien


bersifat rahasia

Timbang terima disamping Klien, Karu, PP,


Dokumentasi

PRE PLANING PRE CONFERENCE

1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui rencana kegiatan asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
4. Tujuan Khusus
j. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
k. Menyampaikan rencana harian masing masing perawat.
l. Menyampaikan Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien
m. Memberikan reinforcement kepada PP.
n. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang  berkesinambungan sesuai
dengan planing dan kondisi pasien sampai kondisi klien membaik dan
diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Mawar
6. Waktu
Senin, 11 Januari 2021, jam 09.00 – 09.40

7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : M. Azky Diar
KA Tim 1 : Muhammad Abduh Ridho
PP : 1. Vinna Nur Amalia
2. Selma Pratiwi
9. Tempat
Di ruang Mawar ( Meja Masing Masing )
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
4. Rencana Harian Perawat Pelaksana atau Katim
5. Alat Tulis
6. Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian

Kegiatan Kalimat Verbal


Pre converence Asalamualaikum Wr.Wb . Selamat pagi
Dihadiri oleh katim, dan PP semua ...
dalam timnya masing-masing Puji syukur kita ucapkan Kepada Allah
(Memebuka Acara ) Swt. Yang telah memberikan kesehatan
kepada kita sehingga kita masih bisa
menjalankan tugas kita sebagai seorang
perawat.
Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali
dengan sama sama membaca doa . berdoa
dipersilahkan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing masing.

Ketua tim menanyakan Terimakasih kepada Bapak Azky selaku


rencana harian masing kepala ruang, Asalamualaikum wr.wb.
masing perawat pelaksana Selamat pagi rekan rekan semua Puji
syukur kita semua masih diberikan
kesehatan pada kesempatan Preconference
Pagi ini, di ruang perawatan Mawar
dengan jumlah pasien 21 dengan 19 pasien
bedah dan 2 pasien penyakit dalam, dalam
hal ini saya selaku kepala tim 1 membagi
tugas sebagai berikut Perawat Afrizal
selaku Pj sift siang menangani pasien
Bedah dengan kebutuhan Tota 1 Parsial 2
Dan Minimal 2 Perawat Hikmatul Total 2
parsial 2 dan minimal 2 sedangkan
Perawat Vitri pasien bedah kebutuhan
Total 2 Parsial 1 dan pasien penyakit
dalam kebutuhan minimal 2 sedangkan
Rike Parsial 2 minimal 3. Baik langsung
saja kepada Perawat Ridho , Vinna dan
perawat Selma silahkan untuk
menyampaikan tindakan yang akan
dilakukan
Perawat pelaksana Selamat pagi Saya Perawat Vinna akan
menjelaskan rencana menyampaikan bahwa di ruangan Mawar
( asuhan keperawatan yang ini saya menangani pasien bedah dengan
akan diberikan kepada pasien kebutuhan total 1 parsial 2 dan minimal 2,
) pasien dengan kebutuhan total akan
dilakukan tindakan
08.00 Pemberian Makanan melalui NGT
08.30 mengukur TTV Dan memantau
intake dan output cairan sembari
memeriksa GCS
09.00 Mmemberikan Injeksi sesuai dengan
kolaborasi dengan dokter
09.30 mengkolaborasikan dengan dokter
perubahan terapi medis jika keadaan
pasien mulai membaik atau memburuk
( Melepas NGT).
10.00 Mengkolaborasikan dengan gizi
tentang makanan dan diet yang diperlukan
Pasien dengan kebutuhan parsial dan
minimal akan dilakukan
08.20: Mengukur TTV dan sekala nyeri
09.20 : memberikan terapi injeksi sesuai
dengan resep dokter
10.20 : mengkolaborasikan dengan
keluarga tentang penangganan nyeri
( Melakukan kompres atau Rom )
11.00 : mengkolaborasikan dengan dokter
dan tenaga medis lainya ( Fisoterapi)
11.20 : Mengkolaborasikan dengan ahli
gizi
Selma : Selamat pagi Saya Perawat Selma
akan menyampaikan bahwa di ruangan
pendawa ini saya menangani pasien bedah
dengan kebutuhan Total 2 parsial 2 dan
minimal 2. Pasien total akan di lakukan
tindakan.
08.00 : memberi makan melalui NGT
08.20 : memeriksa TTV
08.30 mengontrol rangsang nyeri dan
memeriksa GCS
09.30 mengukur intake dan out put cairan
10.00 memberi obat sesuai terapi yang
diberikan dokter
Pasien parsial dan minimal akan dilakukan
tindakan
09.00 : Memeriksa TTV
09:20 : memberikan terapi sesuai dengan
terapi yang diberikan
10.30 : mengganti balut post op yang telah
dilakukan pasien.
Vinna : Selamat pagi Saya Perawat Vinna
akan menyampaikan bahwa di ruangan
pendawa ini saya menangani pasien bedah
dengan kebutuhan Total 2 Parsial 1 dan
pasien penyakit dalam kebutuhan minimal
2
pasien dengan kebutuhan total akan
dilakukan tindakan
08.00 Pemberian Makanan melalui NGT
08.30 mengukur TTV Dan memantau
intake dan output cairan sembari
memeriksa GCS
09.00 Mmemberikan Injeksi sesuai dengan
kolaborasi dengan dokter
09.30 mengkolaborasikan dengan dokter
perubahan terapi medis jika keadaan
pasien mulai membaik atau memburuk
( Melepas NGT).
10.00 Mengkolaborasikan dengan gizi
tentang makanan dan diet yang diperlukan
Pasien Dalam dengan kebutuhan Minimal
akan dilakukan tindakan :
08.20: Mengukur TTV dan sekala nyeri
09.20 : memberikan terapi injeksi sesuai
dengan resep dokter
10.20 : mengedukasi dengan keluarga
tentang penangganan nyeri atau asam urat
yang di deritanya ( Melakukan kompres
atau Rom )

13. Evaluasi
d. Pre Conference dapat dilakukan jika yang berdinas lebih dari 1 orang meliputi
Karu bisa diganti dengan katim dan PP lebih dari 1 dan dilakukan sesudah
pergantian shift  .
e. Setiap perawat mampu mengetahui perkembangan pasien
f. Pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan evektif.

Lampiran

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRE CONFERENCE

A. Pengertian
Pre Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri
sehingga dapat mengurangigangguan dari luar.Konferensi terdiri dari pre conference dan
postconference yaitu Pre Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpinoleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jikayang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (ModulMPKP,
2006). Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim. Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara. 2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan
kendala dalam asuhan yang telah diberikan. 3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan
tindakan lanjut asuhan klien yang harus diperankan kepada perawat shift berikutnya. 4)
Ketua tim atau Pj menutup acara. 2. Tujuan Pre dan Post Conference Secara umum
tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,mendapatkan gambaran berbagai situasi
lapanganyang dapat menjadi masukan untuk menyusunrencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkankesiapan diri dalam pemberian asuhankeperawatan dan merupakan cara
yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).

B. Syarat
a. Pre conference di laksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu yang efektif yang diperlukan 10 atau sampai 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan dan data yang perlu di tambakan.
d. Yang terlibat dalam pre conference adalah kepala ruang katim dan anggota tim.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat
terkait pasien yang di kelolanya.
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang asuhan keperawatan yang akan
dilaksanakanya.
D. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada Karu
atau Katim terkait tindakan atau asuhan keperawatan yang akan di lakukan kepada
pasien.
2. Pelaksanaan Preconference dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan
dengan Interverensi kepada pasien.
E. Prosedur
1. Melakukan preconference setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
2. Dipimpin oleh karu atau katim
3. Preconferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam tim nya masing
masing
4. Menyampaikan perkembangan dan maslah pasien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondidi pasien yang dilaporkan dinas sebelumnya.
5. PP menyampaikan hal meliputi : Keluhan pasien, TTV dan GCS , Hail
pemeriksaan Lab atau diagnosis terbaru , masalah keperawatan, RH, Perubahan
terapi medis, dan Rencana , medis.
6. Perawat Pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalahyang terkait dengan perawatan yang terkait.
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang telah ditentukan
F. Tugas/peran
1. Kepala ruang memimpin/memfasili jalannya dengan membuka pre konferen kemudian
menyerahkan kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang akan melakukan tindakan untuk 
menyampaikan RH, keluhan pasien dan tindakan yang akan diberikan.
3. Perawat pelaksana yang akan berjaga menyampaikan Identitas pasien dan diagnosa
medis, masalah keperawatan yang masih muncul, tindakan keperawatan yang akan
dilakukan (secara umum), intervensi kolaboratif yang akan dilaksanakan, rencana umum
dan persiapan yang  perlu dilakukan dalam kegiatan.
PRE PLANING RONDE KEPERAWATAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama
dalampengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntunan profesi
dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara profesional.
Pelayanan keperawatan yang disebut profesional bukan sekedar terampil dalam
melakukan prosedur keperawatan, tetapi mencakup keterampilan interpersonal, keterampilan
intelektual, dan keterampilan teknikal. Dalam keterampilan intelektual dan interpersonal,
komunikasi antara dua orang atau kelompok yang dianggap ada dalam lingkungan
keperawatan profesional misalnya antara perawat dengan sesama perawat, perawat dengan
pasien, perawat dengan dokter dan perawat dengan manajer (Roger, 2000 dalam Gaffar,
1997; 32).
Rumah Sakit sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu sistem yang
terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan
lainnya, yang mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit di daerah Kota Padang yang
mengutamakan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
khususnya di Ruang irna bedah. Sementara itu, perawat merupakan ujung tombak dalam
pelayanan di rumah sakit, dimana perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan
yang berkualitas guna meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan memberi kepuasan
pada pasien yang dalam hal ini adalah sebagai konsumen (Adill et all, 2009).
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari pelayanan
keperawatan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
bagi pasien, keluarga serta masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian asuhan keperawatan
merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien rawat inap oleh
perawat. Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang merupakan
kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan timbang terima pasien
merupakan tindakan keperawatan yang secara langsung akan berdampak pada perawatan
pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun sebagai sarana untuk menyampaikan
tanggung jawab serta penyerahan legalitas yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan
pada pasien (Wallis, 2010).
Catatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan, tanpa memperhatikan tipe atau
lokasi dalam catatan. Apapun jenis sistem pendokumentasian yang digunakan,
pendokumentasian harus mengomunikasikan status pasien, pemberian perawatan spesifik,
dan respon pasien terhadap perawatan (Marrelli, 2008).
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Marelli (2008) mendefiniskan
dokumentasi sebagai penyediaan bukti pencatatan dan pengumpulan, ringkasan, dan
pengkodean informasi yang tercetak atau tertulis untuk referensi di masa mendatang. Definisi
sederhana ini menyesuaikan berbagai peran bahwa dokumentasi atau proses
pendokumentasian dan pendemonstrasian pemberian perawatan pasien penting dalam
perawatan kesehatan.
Berdasarkan pengkajian ulang terhadap pasien luka bakar yangbelum berjalan optimal,
dimana luka pasien tidak kunjung membaik stelah dilakukan perawatan selama 3 hari. Dan
pasien juga masih mengeluhkan tentang sakitnya dan cemas lukanya tidak akan sembuh.
Pemecahan masalah tersebut, menurut kelompok perlu diadakan pertemuan dalam
bentuk lokakarya mini dengan mengundang Kepala Ruang, Kepala Tim, Perawat Pelaksana,
Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di ruangbedah RSUD BHAMADA beserta
staf, pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempresentasikan hasil kajian data awal mahasiswa praktek profesi manajemen keperawatan
STIKES BHAMADA kepada KARU, KATIM, Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli
Gizi dan keluarga pasien di RSUD BHAMADA RUANG PANDAWA
2. Tujuan Khusus
Setelah mempresentasikan hasil kajian awal diharapkan kepada KARU, KATIM, Perawat
Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien :
a. Memperoleh gambaran masalah tentang pelayanan kesehatan di Ruang Pandawa RSUD
BHAMADA.
b. Memperoleh kesepakatan bersama terkait permasalahan yang menjadi prioritas di Ruang
Pandawa RSUD BHAMADA.
c.       Memperoleh kesepakatan dari semua jajaran keperawatan dan mengimplementasikan hasil
temuan di Ruang Irna Bedah Pria RSUP DR. M. Djamil Padang.

C. Sasaran
KARU, KATIM, Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan Keluarga
Pasien.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. Media dan alat


-

F. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Rabu, 30 Desember 2020
Waktu : 10.00 – 11.50 WIB
Tempat : RuangKepala Ruang
G. Setting Tempat
 

5 4 3

6 3

KETERANGAN:
1=KARU
2 = KATIM
3 = Perawat
Pelaksana
4 = Ahli Gizi
5 = Perawat Konsuler
6 = Keluarga Pasien
H. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Moderator& Penyaji Kegiatan Peserta
1 10.00 Pembukaan
a.       Mengucapkan salam Menjawab salam
b.      Memperkenalkan diri dan Memperhatikan
c.       Menjelaskan tujuan dilakukan
pertemuan

2 10.10 – Presentasi Kajian Awal


11.50 a.       Mempresentasikan hasil kajian Mendengarkan dan
awal. memperhatikan
b.      Mendiskusikan kajian yang telah Berpartisipasi
di presentasikan.
c.       Membuat kesepakatan bersama Mendengarkan dan
dalam penetapan hasil diskusi. memperhatikan
3 11.50 PENUTUP
a.       Menyimpulkan hasil diskusi Mendengarkan
b.      Menanyakan kembali tentang, Berpartisipasi
c.       Mengucapkan salam Menjawab salam

I. Evaluasi Hasil
a. Adanya kesepakatan tentang prioritas masalah.
b. Adanya kesepakatan pelaksanaan Tindakan keperawatan.
c. Adanya kesepakatan tentang petunjuk pelaksaan Tindakan keperawatan.

LAMPIRAN
1. Definisi Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan
peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik
keperawatan secara langsung.
 
2. Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

3. Tujuan Ronde Keperawatan


Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
4. Tipe Ronde
Tipe ronde keperawatan dikenal dlm studi kepustakaan. Diantaranya ialah menurut Close
& Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management
rounds, patient comfort rounds & teaching nurse.
a. Matron nurse menurut Close & Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan keadann pasien sesuai jadwal rondenya. Yg dikerjakan
perawat ronde ini ialah memeriksa standart pelayanan, kebersihan & kerapihan, & menilai
penampilan & kemajuan perawat dlm memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde ini ialah ronde
manajerial yg melihat pada rencana pengobatan & implementasi pada sekelompok pasien.
Buat melihat prioritas tindakan yg sudah dikerjakan serta melibatkan pasien & keluarga
pada proses interaksi. Pada ronde ini tak terjadi proses pembelajaran antara perawat &
head nurse.
c. Patient comport nurse menurut Close & Castledine (2005) ronde disini berfokus pada
kebutuhan utama yg dibutuhkan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dlm ronde ini ialah
mencukupi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dikerjakan dimalam hari,
perawat menyiapkan tempat tidur buat pasien tidur.
d. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dikerjakan antara teacher nurse
dgn perawat / mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini
biasa dikerjakan karena perawat / mahasiswa perawat.Dgn pembelajaran langsung.
Perawat / mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan ilmu yg didapat langsung pada
pasien.
Daniel (2004) walking round yg tersusun dari nursing round, physician-nurse rounds /
interdisciplinary rounds. Nursing rounds ialah ronde yg dikerjakan antara perawat dgn
perawat. Physician-nurse ialah ronde pada pasien yg dikerjakan karena dokter dgn
perawat, sedangkan interdisciplinary rounds ialah ronde pada pasien yg dikerjakan karena
aneka macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

5. Tahapan Ronde Keperawatan


Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan ialah :
a. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation.
b. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
c. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi),
preparation (persiapan).
6. Langkah-langkah Ronde Keperawatan ialah sebagai berikut:

a. Persiapan
• Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
• Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
• Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada
masalah keperawatan & rencana tindakan yang mau/ sudah dikerjakan & memilih prioritas
yang butuh didiskusikan.
• Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang
kasus klien serta tindakan yang mau dikerjakan.
• Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yg
butuh dikerjakan.
7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah sebagai berikut.
a. Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.
b. Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
c. Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
• Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara berpikir yg
sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien, Menaikkan kemampuan
menentukan diagnosis keperawatan, Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yg berorientasi pada kasus klien, Menaikkan kemampuan memodifikasi
rencana askep, Menaikkan kemampuan justifikasi, Menaikkan kemampuan menilai hasil
kerja.

SCENARIO RONDE KEPERAWATAN

KaRu : Siti Pujiati


Ka Tim 1 : Kurnia Meilana Putri Ka Tim 2 : Rizka Azkiya
Perawat 1 : Ade Maulana
Perawat 2 : Sutisno Perawat 4 : Galang Aji M
Perawat 3 : Bella Al Kurniati Perawat 5 : Nur Aida Perdani
Keluarga pasien : Wiet Fortan PBAS Pasien : Nurul Indri W

Diruang Seruni RS Bhamada akan dilakukan ronde keperawatan pada salah satu
pasien.
Tahap pre ronde keperawatan
Sebelum melakukan ronde keperawatan ketua tim Kurnia Meilana Putri menentukan kasus
yang akan dirondekan dan menentukan tim ronde keperawatan. Kemudian ketua tim
menemui kepala ruang untukm meminta persetujuan.
Di nurse station
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : Assalamualaikum.
Kepala ruangan (Siti Pujiati) :Waalaikum salam, iya ada apa?
Ketuua Tim (Kurnia Meilana Putri) : begini pak, saya mau melaporkan tentang pasien Ny.
Popi sudah 3hari dirawat dan belum ada peningkatan yang berarti. Jadi saya bermaksud untuk
melakukan ronde keperawatan.
Kepala ruangan (Siti Pujiati) : ooh iya, yang pasien dari slawi itu ya ? setuju jika dilakukan
ronde keperawatan pada Ny. Popi ?
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : iya pak, klien sudah 3hari dirawat tapi belum ada
kemajuan. Jadi apakah bapak
Kepala ruangan (Siti Pujiati) : ya setuju saja, bagaimana persiapannya dan kapan akan
dilakukan ?
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : saya sudah menyiapkan tim yang akan melakukan ronde
keperawatan dan Insya Allah besok dilaksanakan. Nanti saya akan melakukan inform consent
kepada pasien dan keluarganya.
Kepala ruangan (Siti Pujiati) : baiklah silahkan lakukan.
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : baik pak terimaksih banyak. Saya permisi dulu.
Setelah mendapat persetujuan dari kepala ruang, ketua tim Kurnia Meilana Putri melakukan
inform consent kepada pasien dan keluarganya.

Diruang pasien
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : Assalamualaikum bu, bagaimana keadaannya ibu?
Pasien (Nurul Indri W) : masih lemas bu
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : oh iya, sabar ya bu. Jadi begini (sambil berbicara dengan
keluarga pasien) Ny. Popi ini akan kami jadikan pasien untuk ronde keperawatan. Apa pihak
dari keluarga bersedia ?
Keluarga (Wiet Fortran) : apa itu ronde keperawatan ?
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : nah ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang nantinya
pasien atau keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Diharapkan nantinya setelah dilakukan ronde keperawatan dan tindakan keperawatan
masalahnya bisa berkurang atau teratasi.
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : ooh begitu. Saya setuju saja yang penting Ny. Popi cepat
sembuh dan cepat pulang.
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : baik. Tanda tangan disini (sambil memberikan surat
persetujuan kepada keluarga pasien). Ini surat persetujuan bahwa Ny. Popi dan keluarga
bersedia kami jadikan ronde keperawatan.
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : iya...(sambil menanda tangani surat persetujuan).
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : jadi nanti akan ada perawat yang akan memeriksa Ny.
Popi untuk mengetahui masalah yang terjadi pada Ny Popi
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : oh iya...
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : kalau begitu saya permisi dulu bu..

Diruang perawat
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : Assalamualaikum semuanya...
Anggota Tim : Waalaikum salam...
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : baiklah langsung saja seperti yang sudah direncanakan
sebelumnya kita akan melakukan ronde keperawatan pada Ny. Popi dan hari ini kita akan
melakukan tahap pra ronde keperawatan
Perawat (Ade Maulana) : ooohh Ny. Popi yang masuk dengan diagnosa diare ya ?
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : iya. Dia sudah 3 hari tapi belum ada perubahan yang
memperlihatkan kemajuan.
Perawat (Ade Maulana) : yayayaya... kasihan sekali masih lemas. Apa yang harus kita
lakukan ?
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : maka dari itu sekarang tolong lakukan pengkajian ulang
pada Ny. Popi untuk
mengetahui masalah masalah apa saja yang sebenarnya terjadi pada Ny. Popi sekarang ini..
Anggota Tim : baik bu akan segera kami lakukan ...

Diruang pasien
Perawat (Sutisno) : assalamualaikum .. permisi , kami perawat yang ditugaskan untuk
melakukan
pemeriksaan kepada Ny. Popi apa bisa dilakukan sekarang?
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : ooohh iya bisa
Perawat (Sutisno) : bu, kami perawat yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan kepada
ibu,
apa bisa diperiksa sekarang?
Pasien (Nurul Indri W) : iya bisa...
Anggota tim pun melakukan pemeriksaan dan pengkajian pada Ny. Popi
Perawat (Bella Al Kurniati) : baik kami sudah memeriksa ibu. Keadaan umum ibu sedang,
suhu badan ibu 38,5ºc , pernafasan 32 x/menit dan frekuensi denyut nadi 75x/menit. Baik
pemeriksaan sudah selesai, saya permisi dulu. Selamat istirahat.

Setelah melakukan pengkajian , anggota Tim menghadap kepada ketua tim Kurnia Meilana
Putri untuk melaporkan hasil pengkajian kemudian ketua tim melakukan validasi data dan
kontrak waktu dengan pasien dan keluarganya.
Anggota Tim : Bu kami sudah melakukan pengkajian terhadap Ny. Popi dan ini hasilnya
(sambil memberikan hasil pengkajian).
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : (sambil melihat hasil pengkajian),baiklah mari kita ke
pasien untuk melakukan validasi data dan kontrak waktu untuk Ronde Keperawatan besok.
Ketua tim Kurnia Meilana Putri dan anggota tim pun menemui pasien dan keluarganya untuk
melakukan kontrak waktu.

Di ruang pasien ...


Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : Assalamualaikum bu.. tadi sudah diperiksa sama perawat
Ade dan perawat Sutisno?
Keluarga Pasien (Wiet Fortran) : iya..
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri): Jadi rencananya besok akan diadakan ronde Keperawatan.
Jadi kami akan memanggil ibu besok sekitar jam 10 di ruang perawat untuk ikut berdiskusi
tentang masalah yang dihadapi Ny. Popi.
Keluarga Pasien (Wiet Fortran) : oh iya.
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : terima kasih atas kerja samanya bu. Mari.
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : iya, sama sama.

Keesokan harinya Ronde Keperawatan pun dimulai . Ronde Keperawatan dihadiri oleh
kepala ruangan, ketua tim, dan anggota tim (perawat pelaksana).
Di Nurse Station
Kepala ruangan (Siti Pujiati) : Assalamualaikum , selamat pagi semua. Hari ini kita akan
melakukan Ronde Keperawatan, sesuai dengan yang telah direncanakan. Adapun Tujuan kita
melakukan Ronde Keperawatan adalah untuk untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang belum teratasi selama dirawat di rumah sakit. Untuk mengefisienkan waktu langsung
saja saya persilahkan kepada ketua Tim Kurnia Meilana Putri untuk memberikan penjelasan
tentang pasien ronde keperawatan kita kali ini. Silahkan ..
Ketua Tim (Kurnia Meilana Putri) : Baik Terima Kasih..Assalamualaikum wr.wb. Pasien
ronde keperawatan kita kali ini adalah Ny. Popi dengan diagnosa medis Diare. Klien sudah
dirawat 3 hari tapi belum membaik. Kemarin dilakukan pengkajian ulang oleh perawat Ade
Maulana dan perawat Sutisno dan didapatkan data klien mengalami masalah hipertermi ,
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan intoleransi Aktifitas. Selanjutnya saya persilahkan
kepada anggota tim perawat Bella A Kurniati untuk menjelaskan intervensi yang akan
dilakukan kepada Ny. Popi .
Perawat (Bella Al Kurniati) : Baik terima kasih. Intervensi yang akan kami lakukan untuk
mengatasi masalah
kekurangan cairan yaitu 1. Observasi tanda-tanda vital , rasionalnya Tanda-tanda vital
merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 2. Berian intake cairan yang
adekuat (1500-2000 cc) atau sekitar 2,5liter / 24jam. Rasionalnya Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan
yang banyak. 3.Monitoring intake-output cairan. 4. Kolaborasi ahli gizi dalam pemberian
makanan bernutrisi untuk pasien diare. 5. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga
mengenai penanganan diare. 6 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti diare.
Ketua tim (Kurnia Meilana Putri) : terimakasih kepada perawat Bella Al Kurniati ,
selanjutnya akan dijelaskan oleh perawat Galang Aji dan perawat Nur Aida Perdani
Ketua Tim (Rizka Azkiya) : baik itu tadi rencana yang akan dilakukan. Selanjutnya saya
persilahkan kepada perawat Galang Aji dan perawat Nur Aida Perdani untuk menjelaskan
tentang penyakit Ny. Popi kepada keluarga klien.
Perawat (Galang Aji) : baik terima kasih .. Jadi Bu diare itu penyakit infeksi bakteri yang
menyerang sistem pencernaan, dimana kumannya masuk ke tubuh melalui makanan yang
telah terkontaminasi oleh bakteri Ecoli. Biasanya orang yang mengalami akan terjadi
peningkatan suhu tubuh dan gangguan pada sistem pencernaan nya seperti sering BAB,
BABnya cair,mual, muntah , lemas.
Perawat (Nur Aida Perdani) : tidak hanya bakteri Ecoli, diare kadang juga bisa disebabkan
oleh makanan yang tidak higienis seperti pada makanan yang terbuka yang kadang tanpa
disadari dihinggapi lalat.
Keluarga pasien : ooh iya jadi bagaimana kalau sudah kena diare apakah bisa sembuh?
Perawat (Galang) : iya tentu saja bisa sembuh yang penting ibu dan pasien mau berobat dan
berusaha untuk sembuh.
Keluarga pasien : apakah perlu dirawat di rs ?
Perawat (Nur Aida Perdani) : selain dirawat di rs ,dapat juga pergi periksa ke dokter dan
mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter, setelah mengkonsumsi obat pasien juga
harus menjaga pola makannya , tidak makan sembarangan yang bisa merangsang kerja usus.
Tidak boleh makan yang keras, kecut, asam , pedas . harus makanan yg lunak dan mudah
dicerna. Pasien juga harus banyak istirahat , tidak boleh banyak bergerak. Biarpun nanti
ketika sudah keluar dari rumah sakit, Ny. Popi harus tetap menjaga kesehatannya . tidak
boleh makan sembarangan dan tidak boleh banyak bergerak dulu dan tidak boleh terlalu
capek .. mengerti ibu?
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : iya suster. Saya mengerti.
Kepala ruangan (Siti Pujiati) : baik tadi kita semua sama sama sudah mendengarkan
intervensi dan penjelasan tentang penyakit Ny. Popi. apakah dari rekan rekan perawat ada
yang ingin ditanyakan ?
Katim dan anggota tim : tidak ada bu.
Kepala Ruangan (Siti Pujiati): kalau dari keluarga Ny. Popi apakah sudah mengerti atau
mungkin masih ada yang ingin ditanyakan ? silahkan bertanya jika memang masih ada yang
ingin diketahui.
Keluarga pasien (Wiet Fortran) : tidak ada pak. Saya sudah mengerti .
Kepala ruangan (Siti Pujiati) : baiklah karena semua sudah jelas, ronde keperawatan kita kali
ini sudah selesai. Silahkan nanti para tim ronde untuk melakukan tugasnya dengan baik.
terima kasih atas kerja samanya. Semoga masalah pasien kita bisa segera teratasi . aamiin.
Assalamualaikum wr.wb
Semua : waalaikumsalam wr.wb.
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, anggota tim pun mulai melakukan
tugasnya masing masing...
Sekian ..

PRE PLANING SUPERVISI

1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
setelah dilakukan penyegaran tentang supervise dapat diciptakan kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman
4. Tujuan Khusus
a. Dapat melatih staff dalam melaksanakan asuhan keperawatan
b. Memeberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan diruangan
c. Meningkatkan kesadaran akan peran dan fungsi staff
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Mawar
6. Waktu
Senin, 11 Januari 2021 jam 10.00-12.00
7. Materi
Supervisi merupakan cara ampuh untuk mencapai tujuan pelayanan rumah sakit,
khusunya pelayanan keperawatan. Supervise keperawata adalah proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka
pencapaian tujuan. Tujuan dari supervise adalah pemenuhan dan peningkatan
kepuasan pelayanan kepada pasien dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan akhir ini
ditetapkan tujuan awal supervise yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan
kemampuan perawat untuk dapat melakukan tugasnya. Didalam proses supervise
dilakukan :
a. Apa yang dibutuhkan perawat agar dapat mengetahui tugasnya dan dapat
melakukan tugasnya.
b. Membantu perawat untuk mengembangkan ketrampilan yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya.
c. Mempunyai kemampuan penuh yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Supervise adalah salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh pengelola
(manajer) dari yang terendah, menengah, dan atas. Manajer yang melakukan
fungsi supervise disebut supervisor. Didalam rumah sakit yang termasuk manajer
keperawatan yang melakukan fungsi supervise adalah kepala ruangan, pengawas,
kepala seksi, kepala bidang, dan wakil direktur keperawatan.
Pada situasi nyata, jenjang manager keperawatan bervariasi baik macamnya
maupun pemegang posisi manager keperawatan. Semua manager keperawatan
perlu mengetahui, memahami, dan melaksankan peran dan fungsinya sebagai
supervisor.
Supervisi modern berfokus pada keunikan indvidu. Supervisor diharapkan dapat
menghargai potensi tiap individu dan menerima perbedaan tiap individu serta
mengembangkan potensi tiap individu untuk mencapai kepuasan pasien dan
keluarganya.
8. Pengorganisasian

Keterangan :
: Observer

: Perawat

9. Tempat
Di ruang Mawar
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
Lembar checklist
12. Penyampaian

Kegiatan Kalimat Verbal


Pre converence Assalamualaikum, baik, pagi ini saya akan
Dihadiri oleh katim, dan PP melakukan supervisi. Jadi, tujuan untuk
dalam timnya masing-masing dilakukannya supervise adalah untuk
mempelajari dan memperbaiki tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien kita
Ketua ruang menyampaikan Baik tadi saya sudah melakukan penilaian
hasil evaluasi kemarin dan terhadap hasil kerja perawatan luka pada
kondisi klien terbaru hari ini. Untuk secara prosedur perawatan
luka secara keseluruhan sudah baik, tapi
tadi ada hal- hal yang perlu kita perhatikan
bersama.

Dalam pemasangan tadi kurangnya


interksi/komunikasi kepada pasien, nah
tujuan untuk komunikasi kepada pasien
dalam melakukan tindakan yaitu pertama
untuk distraksi/pengalihan rasa nyeri
pasien. Sepertinya hal itu yg perlu kita
perhatikan Dan yang kedua adalah pada
saat membuka  balutan usahakan untuk
pelan-pelan agar pasienya tidak
mengalami nyeri.

13. Evaluasi
Setelah dilakukan supervisi perawat menjadi lebih memahami kekurangan dalam
melaukan tindakan perawatan kepada pasien yang dirawat diruang Mawar.

PRE PLANNING POST CONFERENCE

A. Topik
Post Conference
B. Subtopik
Penyampaian intervensi yang telah dilaksanakan
C. TujuanUmum
Mengetahui intervensi yang yang telah dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan
hasil tindakan yang akan dilanjutkan kepada perawat selanjutnya
D. TujuanKhusus
1. Mengetahui intervensi yang telah dilakukan
2. Mengetahui kendala apa saja ketika tindakan
3. Mengetahui intervensi lanjutan yang akan diteruskan oleh perawat pada shift
selanjutnya
E. Sasaran
Perawat yang menangani pasien di bangsal Mawar
F. Waktu
Jam: 20.30
Tanggal: Senin, 11 Januari 2021
G. Materi
Laporan Asuhan Keperawatan 21 pasien
H. Pengorganisasian

: Ketua Tim

: Perawat Pelaksana
I. Tempat
Bangsal Mawar Rumah Sakit Bhamada (ruang bedah dan dalam)
J. Metode
Diskusi
K. Media
Asuhan keperawatan pasien

L. Penyampaian (prolog naskah) dan pelaksanaan kegiatan)

Kegiatan Kalimat V erbal


Ketua tim Afrizal: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
membuka post selamat malam semua.. bagaimana? Masih semangat? Ya
conferences sebelum kita beralih ke tim yang bertugas pada shift malam,
dan langsung saja bagaimana hasil tindakan yang telah
menyampaikan dilaksanakan oleh rekan-rekan termasuk  kendala selama
apa yang rekan-rekan melakukan tindakan. Intervensi apa saja yang
sudah perlu dilakukan oleh petugas pada shift berikutnya, saya
dilakukan pada mulai dari pasien yang saya beri implementasi ya..
har ini, Di sini saya menangani pasien parsial dan minimal, saya
menanyakan sudah mengukur TTV serta skala nyerinya, memberi terapi
intervensi obat melalu injeksi, tadi dibantu perawat Hikmatul juga
yang telah untuk melakukan penyuluhan tentang ROM, terimakasih
diberikan Hikmatul.. untuk pasien parsial , saya sudah koordinasi
perawat dengan fisioterapi untuk lebih detail mengajarkan ROM
pelaksana pada keluarga pasien, alhamdulillah tidak ada kendala,
yang lain untuk intervensi lanjutan pada pasien parsial tolong dibantu
keluarganya untuk melakukan perawatan kebersihan pada
pasien. Terimakasih..
Fitri : Ya, saya fitri akan menyampaikan bahwa di ruangan
pandawa ini saya menangani pasien bedah dengan
kebutuhan Total 2 parsial 2 dan minimal 2. Pasien total
sudah dilakukan pemberian makan melalui NGT, kemudia
saya juga sudah memeriksa TTVnya, mengontrol rangsang
nyeri serta menghitung GCSnya, tadi juga saya sudah
menghtiung intake dan output cairannya sudah saya tulis di
askepnya ya pak.. terus tadi jam 18.00 sudah masuk terapi
obat. Kemudian untuk pasien parsial dan minimal juga
sudah saya observasi TTVnya, tadi juga sudah diganti balut
untuk pasien yang post op pak.. untuk intervensi lanjutan
observasi apakah ada masalah pada balutan yang sudah
diganti, dan juga kerjasama perawat terhadap kebersihan
mandiri pasien, terimakasih..oh iya pak, alhamdulillah untuk
kendala tidak ada
Rike: baik pak, saya Adit akan menyampaikan bahwa di
ruangan Mawar ini saya menangani pasien bedah dengan
kebutuhan Total 2 Parsial 1 dan pasien penyakit dalam
kebutuhan minimal 2, sama seperti yang lain pak.. untuk
pasien total sudah dilakukan pemberian makan lewat NGT,
saya juga sudah mengukur TTVnya, memeriksa GCS,
menghitung intake dan output cairan, tadi jam 18. 15 juga
sudah masuk terapi obat melalui injeksi, kemarin memang
ada rencana untuk melepas NGT pak.. tapi saya lihat tadi
keadaannya belum benar-benar siap untuk dilepas NGTnya
pak..
Sedangkan untuk pasien minimal saya sudah mengkaji
TTVnya dan skala nyeri, memberi terapi obat melalui
injeksi, tadi juga sudah diberikan penkes tentang nyeri dan
asam urat pak, saya dibantu Fitri tadi pak..untuk intervensi
lanjutan observasi keadaan umum pasien saja pak.
Terimakasih..
Hikmatul: Saya Hikmatul pak, saya bertanggung jawab
menangani pasien bedah dengan kebutuhan total 1 parsial 2
dan minimal 2, untuk pasien total saya sudah melakukan
pemberian makan melalui NGT, mengukur TTV, memberi
terapi injeksi sesuai dosis, memantau intake output cairan,
juga mengevaluasi nilai GCS, tadi saran dari Dr. Marwan,
untuk pasien ini diganti ya dietnya, tapi tetap diberikan
lewat NGT. Sudah pak.. terimakasih..
Penyampaian rasaAfrizal : Terimakasih Kepada rekan rekan semua atas
terimakasih karenalaporanya dan kerjasamanya, bagus sekali kerja kalian pada
telah bekerajsamahari ini semoga ke depannya dapat ditingkatkan lagi
pada hari ini ya..nanti untuk intervensi lanjutan jangan lupa disampaikan
ketika timbang terima ya...

M. Evaluasi

PRE PLANNING MENEJEMEN KONFLIK

A. Topik
Manajemen konflik
B. Sub topik
Proses pelaksanaan prosedur manajemen konflik di ruang mawar
C. Tujuan Umum
Menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesaian konflik
D. Tujuan Khusus
a. Mendemonstrasikan proses manajemen konflik
b. Menerapkan proses manajemen konflik
c. Mengevaluasi proses manajemenkonflik
E. Sasaran
Kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
F. Waktu
Setelah shift pagi
G. Materi
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari Tindakan- tindakan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Konflik adalah
perselisihan internal yang dihasilkan dari perbedaan ide, nilai-nilai dan perasaan
antara dua orang atau lebih (Marquis &huston, 1996 dalam Hendel dkk, 2005).
Maka dapat disimpulkan bahwa management konflik merupakan langkah-
langkah yang di ambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan kearah penyelesaian yang kontruktif atau destruktif.
2. Penyebab konflik
Konflik disebabkan karena: (1) perbedaan interpersonal pada setiapdimensi-
umur, jenisklamin, ras, pandangan, perasaan, pendidikanpengalamantingkahlaku,
pendapat, budaya, kebangsaan, keyakinan, dll. (2) perbedaan
kepentingandalamhubunganantarmanusiakarenaperbedaanbudaya, posisi, peran,
status, dan tingkathirarki (shetach,2012).
Menurutrobbins (2008), konflikmunculkarenaadakondisi yang
melatarbelakanginya (antecendt conditions). Kondisitersebut, yang disebut juga
sebagaisumberterjadinyakonflik, terdiridaritigakategoriyaitu: komunikasi,
struktur, dan variable pribadi.
3. SumberKonflik
a. Salah pengertianatau salah pahamkarenakegagalankomunikasi
b. Perbedaantujuankerjakarenaperbedaannilaihidup yang di pegang
c. Persaingandalanhal yang terbatassepertifasilitaskerja dan jabatan
d. Masalahwewenang dan tanggungjawab
e. Penafsiran yang berbedaatassatuhal, perkara dan peristiwa yang sama
f. Kurangnyakerjasama
g. Tidakmenaati tata tertib dan peraturankerja yang ada
h. Ada usahauntukmenguasai dan merugikan
i. Pelecehanpribadi dan kedudukan
j. Perubahandalamsasaran dan prosedurkerjasehingga orang
menjadimerasatidakjelastentangapa yang di harapkandarinya
4. KategoriKonflik
a. Konflik interpersonal konflik yang terjadi pada individusendiri
b. Konflik interpersonal terjadiantara 2 orang ataulebihdimananilaitunjuan dan
keyakinanberbedaan
c. Konflik inter kelompok
d. Konflikantarkelompok

H. Pengorganisasian( settingpelaku dan setingtempat)

Kepalaruangan : Farah Audina R


Kepalatim :Annasyarofatul
Perawat A: Aditya ramadhani
Perawat B: Lutfiannisafadhillah

Setting tempat:

Keterangan :
= kepalaruangan

= kepalatim
= perawat A dan B

I. Tempat
Di ruangkepalaruangpandawa
J. Metode
Role play
K. Media
-
L. Penyampaian (prolog naskah) dan pelaksanaankegiatan)

Kegiatan Kalimat Verbal


Manajemenko Perawataditlupamemberikanobatkepasienkamar 1
nflik sehinggaperawataditmendapat complain
darikeluargapasien,laluperawatlutfimenyampaikankepadaketuatimba
hwaperawataditmendapat complain
daripasientanpakonfirmasiterlebihdahuludenganperawataditsehingga
perawataditmarah
Penyelesaiank Katimmelaporkepadakarubahwamendapat complain
onflik daripasienkarnaperawataditlupamemberikanobat dan katimmendapat
info complain
tersebutdariperawatlutfisehinggaperawataditmarahtidakbertegursapas
elama sift. Lalu karumenyampaikankepadakatimsetelahselesai sift
perawatadit dan
lutfiberkumpuldiruangankaruuntukmenyelesaikanmasalahtersebut.

M. Evaluasi
Setelah karumengumpulkanperawatadit dan perawatlutfimasalahsudahterselesaikan.

SEKENARIO ROLE PLAY MANAJEMEN KONFLIK


DisebuahruangPandawa RSBhamadaSlawiterjadisebuahcomplaindaripasien(Ny.W) dan
keluarga(Ny.S)karenaperawataditterlambatmemberikanobat yang seharusnyadiberikan jam
07.00 WIB diberikan jam 08.00 WIB. KeluargadaripasienNy.Wmendatangi nurse station.
Pasien (Ny.W) : Bu akubelumminumobatpagiini, perawatnyabelumdatangngasihobatya?
Keluarga(Ny.S) : iyabelum, koktumbenyaperawatbelumkesinibiasanya jam 07.00
sudahjadwalnyaminumobat
Pasien (NY.W) : iyasudahmintatolongibucobakeruangperawat bilangakubelumdapetobat
Keluarga(Ny.S) : iyaaibukeruangperawatduluya. ( laluberjalankeruangperawat)
Keluarga (Ny. S) :pak, anaksayakokbelumdikasihobat yang pagiya ? biasanya jam 07.00 WIB
anaksayaminumobattapisudahsatu jam belum juga diberikan.
PerawatAdit (A) :Maafbu, tadiadakerepotandipelayanansayalupamemberikanobatpagi.
Keluarga(Ny.S) : Gimanasih, kanseharusnyapasien lain tetapdiperhatikan !(ekspresimarah)
PerawatAdit (A) :Yabu, sayamintamaaf. Saya ambilkanobatnyadulu.
Tiba-tibaPerawat Lutfi datangke nurse station dan
mendengarcomplaindarikeluargapasienNy.WkeperawatAdit.
TanpakonfirmasidenganperawatAdit, perawatLutfi langsungmelaporkankejadian pada ketua
Tim.
PerawatLutfi (B) :Maafbu, di nurse station adacomplaindaripasienkamar 1 dan
keluarganyakarenaperawatAdittidakmemberikanobatpagi.
Ketua Tim 1 (Anna) : Oh ya, terimakasihinformasinyasayaakanmenemuiperawatAdit.
Ketua Tim datingmenemuiperawatAdit dan menegurnyakarenacomplainpasien.
Ketua Tim 1 (Anna) :PerawatAditmengapaobatpagikamar 1 tidakdiberikan,
sehinggakeluargapasien complain dan andatidaklaporkesaya.
TetapisayajustrumendapatlaporandariperawatLutfi .
Perawat (A): Yabu, sayamintamaafataskelalaiansaya.
Setelah kejadianituperawatAditkonfirmasikeperawatLutfi
atastindakannyamelaporkankekatim 1tanpasepengetahuannya
Perawat (A) : Lut, kenapakamutadilaporkekatimtanpakonfirmasikesayadulu !
Perawat (L) :Lapormasalahapaya ?
Perawat (A) : Itulhomasalahkamar 1 komplaintentangobatpagi.
Perawat (L) : Oh yang itu, kanmemangkamutidakmemeberikanobatpagi. Sehinggakeluarga
complain, makanyasayalaporkekatim
Perawat (A) :Harusnyakamukonfirmasisayadulu, apasebabnyasayatidakmemberikanobatpagi.
Tidaklangsunglaporkekatim. Saya jadiditegurkatim
Perawatlutfimeninggalkanperawatadittanpamintamaaf. Setelah kejadianituselamasatu sift
perawataditmendiamkanperawatlutfi. Katim 1melihatsuasanakerja yang
tidaknyamankarenaperawatadit dan perawatlutfitidaksalingbicaraselamadinas.
Akhirnyaketuatimmelaporkankekaruataskejadinini.
Katim 1 (anna) :Selamat Pagi bu, maafmaumelaporadacomplaindarikamar 1
karenaperawatadittidakmemberikanobatpagi. Dan sayamendapatkanlaporandariperawatlutfi,
perawataditsudahsayategur. Tetapisekarangmerekatidaksalingbicaraselamadinas.
Sehinggasuasanakerjamenjaditidaknyaman
Karu (farah) :Baiklah, setelah sift
pagikitaberkumpulbersamadiruanganiniuntukmenyelesaikanmasalahitu.
Katim (anna) :Baikbu, nantisayasampaikankeperawatadit dan perawatlutfi.
Selanjutnyakatimmeninggalkanruangankaru dan menyampaikanpesan pada perawataditdan
lutfiuntukberkumpuldiruangkarusehabisdinaspagi. Setelah sift pagiselesaikatim, perawatadit
dan lutfimenujukeruangkaru.
Katim :Selamatsiangbu, dinaspagi kami sudahselesai. Perawatadit dan
perawatlutfisudahsayaajakkesini
Karu :Yasilahkan duduk
Karu :selamatsiang, bagaiamanadinaspagihariini ?
Katim :Seperti yang sudahsayalaporkantadibu, sayapulangdinaspagiini pun
merekatidakbertegursapa.
Karumengklarifikasilaporan yang disampaikan oleh katim
Karu :Perawataditbagaimanaceritanyaobatpagikamar 1 tidakdiberikansehinggakomplain?
Perawat (A) :Maafbu, tadisayamasihmengurus program operasicitokamar 2. Jadi
sayalupauntukmemberikanobatpagikamar 1. Lalu
perawatlutfilangsunglaporkekatimtanpakonfirmasikesaya, sehinggasayaditegur oleh katim.
Kan sayajengkelbu?
Karu :perawatlutfikenapakamulaporkekatimtanpakonfirmasidulu.
Perawati (L) :karenasayamelihatada complain di nurse station makalangsunglaporkekatim
Karu : Oh begituceritanya, sudahbenarlaporkekatim. Tapiseharusnyaperawatadit yang
melaporkankekatimsehinggadapatmenceritakankronologisnyasecarabenar. Dan
katimharusmengklarifikasi juga tentangkronologiskejadianitu.
Sehinggasemuanyamenjadijelassebab dan akibatnya. Dan
untukmasalahinitidakperludiperpanjanglagidenganbermusuhan,
karenasebenarnyamaksudperawatlutfimelaporkankekatimitubaiktapikurangtepatkarenabelum
konfirmasidengan yang bersangkutan.
Perawat (L) :iyabu, terimakasih. Saya mintamaafataskejadianini. Saya
berjanjitidakakanmengulanginyalagi
Perawat (A) :saya juga mintamaafataskejadianini. Dan tidakakanmengulanginyalagi.
Karu : Nah, masalahsudahselesaisilahkanberdamai dan tidakadapermusuhanlagi.
Perawataditdan Perawatlutfi: iyabu, terimakasih
Perawatadit dan perawatlutfisalingberjabattangan.
Perawat (L) : sayamintamaafataskejadiantadiya ?
Perawat (A) :yasama-sama
Karu :Baiklahmasalahsudahselesai, sayaakhiripertemuanhariini. Silahkanpulangkerumah
masing-masing.
Perawatadit, perawatlutfii, katimmeninggalkanruangankaru.
Katim(anna) :terimakasihbu, kami pamitdulu.

FORMAT EVALUASI POST CONFERENCE

No. Aspek Yang dinilai Dilakukan Tidak


Semua anggota tim hadir dalam
konferensi akhir √
1

Menanyakan hasil dari kegiatan


yangsudah dilaksanakan anggota

2 tim terkait dengan asuhan
keperawatan
Mengevaluasi tentang
kelengkapan dokumentasi

3 ASKEP, pelaksanaanprogram dan
administrasi pasien
Memberikan pujian akan apa yang

4 telah dilaksanakan dengan baik
Mengevaluasi hambatan yang

5 dialamisetiap anggota tim
Memberi umpan balik kepada
anggota tentang pelaksanaan yang√
6 telahdilakukan
Mengucap Terimakasih atas

7 kerjasamanya
Semua anggota tim menyepakati

8 pertemuan konferensi selanjutnya
TOTAL 8

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners STIKes Bhamada
Slawi diruang Pandawa didapatkan masalah :
1. Tindakan keperawatan : kinerja perawat belum optimal
2. Berdasarkan perhitungan Depkes jumlah perawat belum terpenuhi
3. Pengorganisasian : manajemen pemberian asuhan keperawatan metode tim cukup
optimal
4. Pengorganisasian : sasaran keselamatan pasien cukup optimal
B. SARAN
1. Pihak Rumah Sakit
a. Hasil evaluasi kegiatan praktek keperawatan manajemen ini sebagai bahan
masukan berdasarkan observasi untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti agar Rumah
Sakit dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan prima.
b. Pihak rumah sakit menambah jumlah perawat khusunya diruang pandawa
2. Perawat Ruangan
a. Mengoptimalkan tugas sesuai dengan tupoksinya
b. Disiplin dalam menjalankan tugas sesuai peran dan tanggung jawab
c. Mengadakan pendidikan keshatan yang rutin dan terjadwal untuk mengoptimalkan
mutu asuhan keperawatan yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai