Disusun Oleh:
Aprilia Windasari 2008116
Astrid Wulandari 2008120
Astuty Winny 2008121
Doly Rosdiana 2008130
Erina Savitri 2008137
Imanuel G 2008146
A. Latar belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Keberadaan keperwatan dalam memberikan
asuhan keperawatanselama 24 jam, selain 24 jam secara berkesinambungan
melibatkan klien , keluarga maupun profesi atau tenaga kesehatan yang lain, maka
dari itu pelayanan keperawatan diharuskan bemutu dan berkualitas (Nursalam, 2014).
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan
visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan
satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.
Didalam organisasi keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai
manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang
dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara professional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk
melakukan lima fungsi utama yaitu POAC perencanaan, pengorganisasian,
pengelolaan, pengarahan, dan kontrol agar dapat memberikan asuhan keperarawatan
yang efektif dan efisien bagi pasien dan keluarganya. Proses manajemen keperawatan
dilaksanakan dalam tahap – tahap yaitu pengkajian ( kajian situasional ), perencanaan
( strategi dan operasional ) . implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2014).
Penerapan manajemen keperawatan dapat dilakukan diberbagai bidang
keperawatan, salah satunya adalah keperawatan bedah.Ruang keperawatan bedah
sebagai salah satu ruang rawat inap penyakit bedah Kelas VIP dan kelas I, bertujuan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada individu baik laki-laki maupun
perempuan dengan berbagai kelainan dan gangguan fisiologis baik aktual maupun
potensial yang memerlukan asuhan keperawatan khusus seperti infeksi, trauma, dan
gangguan fisik lainnya (Suprayitno H, 2012).
Praktek manajemen keperawatan di ruang bedah sebagai salah satu proses
pembelajaran klinik diharapkan mampu membentuk calon-calon praktisi
keperawatan yang professional baik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan maupun
manajerial keperawatan. Praktek pembelajaran ini saya lakukan di unit rawat inap
penyakit bedah ruang cendana Rumah Sakit Bhayangkara Semarang(Suprayitno H,
2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi
prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaanmanajemen
asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip
manajemenkeperawatan yang terdapat di Ruang Wijaya Kusuma
Rumah Sakit Medika Husada.
b. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik
manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan.
c. Mengaplikasikan model keperawatan dengan cara bermain peran /
role play untuk mengatasi masalah yang muncul
d. Memudahkan perawat yang ada di Ruang Wijaya Kusuma Rumah
Sakit Medika Husada. dalam mengatasi masalah yang terkaitdengan
manajemen keperawatan dengan metode (man, methode, materia,
money, market) yang dipaparkan dalam analisa SWOT.
C. Manfaat
Dapat meningkatkan kemampuan mengorganiasi dan mengkoordinasi kegiatan
keperawatan secara efektif dengan penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dalam
sebuah individu maupun kelompok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Planning
Planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalammanajemen, oleh karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpaada
fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akandapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Planning adalah memutuskan
seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya
(Nursalam, 2014).
Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber
yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan
tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010).
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala
ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan
membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan
yang mereka inginkan. Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil
mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang
adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston,
2010).
1. Tujuan Perencanaan
a. Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
b. Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
c. Membantu dalam koping dengan situasi kritis
d. Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
e. Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
f. Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
g. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2. Tahap-tahap dalam perencanaan
a. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
c. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
d. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
e. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program.
f. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RPO)
3. Jenis Perencanaan
Jenis Perencanaan (Nursalam, 2014) :
a. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling
besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur
pekerjaan divisi keperawatan.
b. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang
akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap
aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-
orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi
perawatan pasien. Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua
bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap
adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam
kegiatan setiap hari,yang terdiri dari kebijaksanaan, standard
prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai
terdiri dari program dan proyek.
c. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah
dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana
d. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang
dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen
lainnyaterutama fungsi keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
e. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan dating
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
Kasus :
Ruang Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada merupakan ruang yang memiliki
visi menjadi bangsal prima. Metode penugasan asuhan keperawatan adalah Metode Moduler
yaitu metode modifikasi antara Tim dan Primer. Memiliki kapasitas total tempat tidur 30
tempat tidur, dengan 3 tempat tidur untuk pasien dengan pengawasan (total care). Jumlah
SDM perawat terdiri 1 orang kepala ruang dengan pendidikan Ners, 5 orang katim dan
sekaligus PPJA dengan pendidikan Ners, 3 orang PPJA dengan tingkat pendidikan DIII
Keperawatan dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, 9 orang sebagai perawat pelaksana
dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan.
Manajemen Keperawatan memiliki kebijakkan untuk memberikan pelayanan terbaik
kepada pasien, serta adanya penerapan prosen kredensialing/ rekredensialing dengan
pelaksanaan jenjang karier perawat. Selain itu berdasarkan kebijakkan akreditasi Rumah
Sakit dokumentasi asuhan keperawatan saat ini adalah dokumentasi SDKI, SIKI, SLKI
sedangkan dirumah sakit Medika Husada masih menggunakan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan pendekatan Nanda NOC dan NIC.
Ruang Wijaya Kusuma memiliki rata-rata BOR 90% dengan beban kerja perawat yang
tinggi. Pendokumentasian asuhan keperawatan masih secara paper base. Pada lembar
pengkajian keperawatan, diagnose dan intervensi keperawatan dilakukan secara ceklist
sedangkan implementasi dan evaluasi keperawatan dilakukan dengan ditulis secara narasi.
Hasil temuan manajemen keperawatan : adanya complain dari pasien karena seringkali
perawat terlambat memberikan obat, dokumentasi pengkajian hanya lengkap 75%, diagnose
hanya lengkap 85% dengan mengangkat masalah keperawatan nyeri atau cemas dari pasien
masuk sampai pulang. Pemberian edukasi yang hanya dilakukan pada saat pasien mau pulang
dengan penjelasan cara minum obat dan waktu control saja. Dokumentasi discharge planning
juga diisi bila pasien sudah pulang.
Perawat mengatakan bila pasien rawat inap terisi penuh, tidak sempat melaksanakan
dokumentasi asuhan keperawatan, dan akan diisi bila pekerjaan sudah berkurang. Perawat
mengatakan motivasi menurun karena untuk kegiatan kredenseling belum tersosialisasi dari
Manajemen Keperawatan, serta belum adanya reward yang sesuai dengan kinerja perawat.
Data kepatuhan perawat dalam mencuci tangan rendah karena tidak sesuai protocol 6 langkah
cuci tangan dan tidak 5 moment cuci tangan. Proses pelaksanaan supervise hanya dilakukan
bila akan dilakukan akreditasi rumah sakit.
Kepala Ruang
Kepala Ruang
Ns. Astrid Wulandari, S.Kep
Erina Savitri
Aprilia Windasari
Doly R. Mouw
Immanuel G
Astuty Winny
Arum alifani
Wulan Sari
Tania
Diana Ayu
Puput Puji
Lina Septiana
Indra
Lutfi Dwi
Larasati
Galuh Kumala
Adinda Sonia
Nadia
JUMLAH 6 12 5 13
b. Material
Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Karya Husada adalah di
ruang Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada dengan
kapasitas 30 tempat tidur, dengan 3 tempat tidur untuk pasien
dengan pengawasan (total care). Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan Peralatan dan perlengkapan medis dan non-medis untuk
menunjang pelayanan perawatan telah memenuhi persyaratan.
c. Metode
Metode pelayanan asuhan keperawatan
Berdasarkan observasi metode penugasan asuhan keperawatan
di Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada
menggunakan metode Moduler, yaitu metode modifikasi
antara Tim dan Primer.
Operan
Di ruang Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada
operan jaga dilakukan sebanyak 3 Kali dalam satu hari, yaitu
pagi, siang dan malam. Hal-hal yang di sampaikan dalam
operan adalah kondisi pasien saat itu, diagnosa medis, rencana
program, terapi yang diberikan untuk pasien dan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital. Ada buku khusus untuk
mencatat hasil laporan untuk operan. Kemudian masing-
masing perawat yang akan bertugas di jam berikut nya
menyiapkan catatan program-program atau tindakan yang
harus dilakukan pada shif selanjutnya Selain itu, ketika
operan, perawat melakukan intraksi dengan pasien /
berkeliling ke kamar-kamar pasien.
Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka didapatkan
pada proses ronde keperawatan semua perawat telah
melakukan ronde keperawatan, perawat yang menerapkan
ronde keperawatan sesuai dengan standar dalam proses ronde
keperawatan, sudah dilakukan pengenalan diri dalam
pertukaran jam dinas dengan perawat yang yang sebelum
dinas dan perawat yang akan melakukan dinas pada jam
tersebut, telah menyebutkan diagnosa keperawatan, dan
rencana keperawatan yang akan dilakukan dan ronde
keperawatan dilakukan pada saat semua pergantian shift. pada
proses serah terima atau operan shift sebagian perawat telah
melakuakn operan secara optimal menyebutkan diagnosa
keperawatan dan rencana tindakan keperawatan yang harus
dilanjutkan.
Pendokumentasian keperawatan
Di Rumah Sakit Medika Husada masih menggunakan
dokumentasi asuhan keperawatan dengan pendekatan Nanda
NOC dan NIC. Pendokumentasian asuhan keperawatan masih
secara paper base. Pada lembar pengkajian keperawatan,
diagnose dan intervensi keperawatan dilakukan secara
checklist sedangkan implementasi dan evaluasi keperawatan
dilakukan dengan ditulis secara narasi. Hasil temuan
manajemen keperawatan : adanya complain dari pasien karena
dokumentasi pengkajian hanya lengkap 75%, diagnose hanya
lengkap 85% dengan mengangkat masalah keperawatan nyeri
atau cemas dari pasien masuk sampai pulang. Perawat
mengatakan bila pasien rawat inap terisi penuh, tidak sempat
melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan, dan akan
diisi bila pekerjaan sudah berkurang. Dokumentasi discharge
planning juga diisi bila pasien sudah pulang.
Perencanaan pasien pulang
Perencanaan pulang di lakukan sejak pasien datang.Discharge
planning/ perencanaan pasien pulang dilakukan perawat atas
kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu mulai dari gizi,
rehabilitasi medis, dokter yang berhubungan dengan kondisi
terakhir pasien. Discharge planning juga dibahas bersama oleh
setiap tim yang mengelola pasien tersebut.
Pelaksanaan pasien safety
Data kepatuhan perawat dalam mencuci tangan rendah karena
tidak sesuai protocol 6 langkah cuci tangan dan tidak 5
moment cuci tangan.
d. Money
Menurut kepala ruang seluruh kebutuhan pasien dan ruangan sudah
di kelola manajemen rumah sakit, sedangkan untuk keuangan
ruangan di lakukan iuran ruti anggota untuk kebutuhan anggota,
bukan untuk kebutuhan ruangan ataupun pasien.
e. Market
Segmen pasar rawat inap berdasarkan kepesertaan disekitar wilayah
di Rumah Sakit Medika Husada terdiri dari internal (karyawan
Rumah Sakit), dan eksternal (asuransi, calon legislatif, calon
mahasiswa, mahasiswa dokter, mahasiswa perawat, mahasiswa
rekam medis, mahasiswa apoteker, mahasiswa psikologi).
2. Pengkajian proses
a. Visi Misi Rumah Sakit Medika Husada
Visi Rumah Sakit Medika Husada
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat wilayah kota
semarang timur.
Misi Rumah Sakit Medika Husada
- Mengutamakan kepuasan pelanggan sesuai standar
pelayanan rumah sakit
- Mengembangkan pelayanan trauma center dan rumah
sakit jemput pasien
- Mengembangkan sumber daya manusia secara
berkelanjutan
- Menciptakan suasana dan lingkungan rumah sakit yang
aman dan nyaman
- Menjalin kerjasama antar mitra kerja.
Motto
“senyum untuk kesembuhan anda’’
Janji layanan
Melayani dengan hati, cepat, tepat dan berkualitas
b. Perencanaan Ruangan
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa kepala ruang Wijaya
Kusuma sudah melakukan perencanaan. Tetapi didalam perencanaan
tersebut belum terstruktur secara optimal, dari hasil wawancara
didapatkan perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan
jumlah tenaga keperawatan yang masih kurang dibandingkan
dengan ratio jumlah pasien, perencanaan untuk pengembangan
peningkatan kemampuan kerja melalui pelatihan/ pendidikan
tambahan sudah ada komitmen ruangan, kepala ruang mengatakan
bahwa sudah merencanakan dan mengajukan untuk pengembangan
SDM keperawatan dan peningkatan kemampuan kerja melalui
pelatihan/pendidikan tambahan, serta perencanaan pengembangan
sarana dan prasarana ruangan keperawatan.
c. Pengorganisasian
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Wijaya
Kusuma adalah dengan metode moduler, yaitu metode modifikasi
antara Tim dan Primer, sejauh ini masih belum berjalan baik, karena
ketenagaan didalam ruangan tidak cukup. Hasil temuan manajemen
keperawatan : adanya complain dari pasien karena dokumentasi
pengkajian hanya lengkap 75%, diagnose hanya lengkap 85%
dengan mengangkat masalah keperawatan nyeri atau cemas dari
pasien masuk sampai pulang. Perawat mengatakan bila pasien rawat
inap terisi penuh, tidak sempat melaksanakan dokumentasi asuhan
keperawatan, dan akan diisi bila pekerjaan sudah berkurang.
Dokumentasi discharge planning juga diisi bila pasien sudah pulang.
Ruang Wijaya Kusuma memiliki rata-rata BOR 90% dengan beban
kerja perawat yang tinggi. Program orientasi staf baru sementara
belum ada yang baru, tetapi kalau ada staf baru yang dilakukan
adalah dengan perkenalan, pengenalanan visi misi, pengenalan
dokumentasian, pengenalan struktur organisasi.
Ruang Wijaya Kusuma memiliki 18 Perawat dengan 1 tenaga
administrasi, diantaranya :
Jenjang pendidikan Pelatihan Jumlah
Profesi Ners BTCLS 6
D III Keperawatan BTCLS 12
Total 18
Ruang Wijaya Kusuma di RS Medika Husada rata-rata jumlah
pasien yaitu :
Kategori Jumlah Pasien
Total care 3
Parsial care 15
Minimal care 12
Total 30
Hasil Perhitungan berdasarkan rumus Douglas
No Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
1 Minimal Care 12 12 x 0,17 12 x 0,14 12 x 0,07 = 0,84
= 2,04 = 1,68
2 Partial Care 15 15 x 0,27 15 x 0,15 15 x 0,10 = 1,5
= 4,05 = 2.25
3 Total Care 3 3 x 0,36 3 x 0,3 = 3 x 0,2 = 0,6
= 1,08 0,9
Jumlah 30 7,17 = 7 4,83 = 5 2,94 = 3
b. Perencanaan
Bagaimana pemahaman ibu mengenai visi misi RS dan
bidang keperawatan ?
Visi misi selalu di ingatkan oleh kepala ruang sehingga
seluruh staf ruang Wijaya Kusuma mengerti dan memahami
visi misi dari Rumah Sakit Medika Husada
Apakah tujuan unit keperawatan telah disesuaikan dengan
kedua visi misi tersebut ?bagaimana dengan rencana
strategis bidang keperawatan ?
Tujuan unit perawatan telah disesuaikan dengan kedua visi
dan misi yang lebih meningkatkan pengelolaan keuangan
dan menyediakan peralatan fasilitas, sarana dan prasarana.
Bagaimana koordinasi dengan bidang keprawatan dalam
perencanaan alat dan fasilitas ruangan, perencanaan
kebutuhan tenaga, penyusunan SAK, SOP dan format
askep ?
Koordinasi dengan bidang keperawatan dilaksanakan setiap
bulan pada minggu ke-7 / ke-3 untuk membahas
perencanaan alat dan fasilitas ruang, kebutuhan tenaga,
penyusunan SAK, SOP dan format askep.
Apakah sudah membuat dan memiliki rwncana harian
bulanan dan tahunan ?jadwal shif ? rencana pertemuan
dengan staf,rencana bimbingan dan supervisi ? apakah
terdapat kendala ?
Di ruang sudah memiliki dan membuat rencana harian,
bulanan, tahunan dan jadwal sift. Rencana pertemuan
dengan staf dan perencanaan dilakukan secara fleksibel
bimbingan serta supervisi, tetapi terdapat kendala yaitu saat
KaRu mengikuti rapat di luar ruangan.
Bagaimana perencanaan pengembangan staf, pelatihan,
pendidikan lanjut ?
Untuk pengembangan staf, pelatiahan, dan pendidikan
sudah ada 2 orang yang diajukan untuk melanjutkan study
lanjut.
Bagaimana dengan perencanaan jenjeng karir perawat ?
harapanya ?
Harapan dan jenjang karir perawat yang ingin dicapai semua
perawat yang ada diruangan berkopenten dan memiliki skill
yang baik.
c. Pengorganisasian
Apakah uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah
jelas ?apakah ada kendala ?
Tugas wewenang dan tanggungjawab sudah ada dan tidak
ada kendala.karena sudah disiapkan sebelumnya.
Bagaimana pelaksaksanaan asuhan keprawatan dengan
metode tim ?apa ada kendala ? bagaimana solusinya ?
Metode pelayanan perawatan dengan menggunakan TIM
sudah dinilai cukup baik hanya saja perlu ditingktkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
Bagaimana pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ?
Kami selalu mendokumentasikan asuhan keperawatan
sesuai tindakan dengan koordinasi dengan ketua tim dan
perawat pelaksana sesuai SOP.
Bagaimana kinerja staf ?
Sebelumnya saya menunjuk katim untuk menunjuk perawat
pelaksana kemudian membagi pasien dan melaksanakan
tindakan sesuai program.
Bagaimana program orientasi staf baru ?
Orientasi staf baru 3 bulan petama, kemuadian akan
ditempatkan sesuai kebutuhan ruangan.
d. Pengarahan
Bagaimana pengarahan terhadap ketua tim dan staf ?
Pengarahan terhadap ketua tim dan staf secara umum di
sampaikan pada saat brifing.
Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan supervisi kepada
staf ? kendala ?
Pelaksanaan dan bimbingan pada staf di laksanakan secara
langsung tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
Bagaimana usaha untuk meningkatkan motifasi kerja staf ?
Usaha untuk meningkatkan motivasi kerja staf dengan
merangkul dan melakukan pendekatan intrapersonal.
Bagaimana komunikasi dengan katim dan staf ?
Komunikasi yang dilakukan dengan katim dan staf dapat
dikatakan baik dan tidak ada masalah.
Bagaimana mengatasi konflik antar staf ?
Dalam manajemen konflik di ruangan penyelesaian di
serahkan secara bertahap, misalnya di TIM 2 terdapat
masalah maka di selesaikan dengan katimnya terlebih
dahulu jika belum teratasi maka di selesaikan bersama
dengan karu.
e. Pengendalian
Bagaimanakah pengendalian mutu diruangan ? apa
indikatornya ?
Pengendalian mutu di ruangan biasanya dilakukan dengan
cara pencatatan setipa hari oleh IPCLN dan dilakukan
survay juga oleh petugas IPCN. Sosialisasi dengan stafnya
sangat baik harus selalu dibimbing dan diberikan motivasi
Bagaimanakah sosialisasinya kepada staf ?
Saya memberikan informasi yang terbaru kepada staf setiap
adanya informasi terbaru dengan cara menumpulkan katim
katim terkait.
Bagaimana pengawasan terhadap SAK dan SOP ?
Untuk pengawasan terhadap SAK dan SOP diruangan selalu
diperhatikan.
Bagaimana cara mengetahui tingkat kepuasan pasien?
Tingkat kepuasan pasien di ruang wijaya
kusumamenyatakan puas atas segala pelayanan yang
diberikan oleh pasien.Dan untuk menangani keluhan pasien
dengan meningkatkan kinerja yang baik dan skill yang
bagus.
Bagaimana tindak lanjut dalam menangani keluhan pasien
terhadap pelayanan di ruangan ?
Yaitu dengan mengatasi satu persatu keluhan pasien dan
memberikan pelayan dengan profesional.
Bagaimana Sistem pemberian reward,Punismentt terhadap
Staf di ruangan?
Sistem pemberian reward diruangan yaitu berupa pujian dan
sistem pemberian punismentnya yaitu jika kinerjanya dirasa
bagus akan diajukan untuk dinaikan jasanya akan tetapi jika
melakukan beberapa kali kesalahan maka sangsinya
pemotongan jasa.
D. Analisa SWOT
FAKTOR KEKUATAN KELEMAHAN
Material metodhe
Mesin
Man
F. Menetapkan prioritas masalah
Ket:
B. Saran
Di harapkan media pasien safety khususnya pasien resiko jatuh dapat dimanfaatkan
dalam meminimalisir pasien resiko jatuh serta alat-alat kesehatan dapat terpenuhi dan
tetap tertata dengan rapi diruang Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada
Daftar pustaka