Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN MANAJEMENKEPERAWATAN DI

PUSKESMAS

OLEH :

YULIANA ROMAYANTI (160204027)

PROGRAMSTUDINERS

FAKULTASFARMASIDANILMUKEPERAWATAN

UNIVERSITASSARIMUTIARAINDONESIA

MEDAN

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,


membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.

Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan


masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan kesehatan
masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas berfungsi melaksanakan tugas teknis
dan administrative.

Pusat kesehatan masyarakat berfungsi sebagai penggerak sumber daya


masyarakat dalam bidang kesehatan, motor pembangunan berwawasan kesehatan dan
pelayanan kesehatan strata pertama. Selama ini yang banyak berkembang adalah
puskesmas merupakan pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama sehingga
fungsi yang lain seolah tertinggal.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan


1. Pengertian perencanaan
Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan
dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan
bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat
ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan.Perencanaan merupakan langkah awal
sebelum kegiatan dilaksanakan yang meliputi kegiatan merumuskan tujuan
puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan. Tanpa ada
perencanaan puskesmas, tidak akan ada kejelasan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas. (Alamsyah, 2011).
Perencanaan sebagai proses yang di mulai dari peetapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi, menentukan strategi
untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta
merumuskan system perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengorganisasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tujuan organisasi
tercapai. Dalam kerangka piker keperawatan, perencanaa adalah tahap untuk
merumuskan masalah keperawatan yang berkembang dalam pelayanan
keperawatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah – langkah praktis
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
(Simamora, 2012).
2. Tujuan perencanaan

Douglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan:


a) Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
b) Hal tersebut bermakna pada pekerjaan
c) Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personal dan fasilitas
yang tersedia
d) Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis
e) Hal tersebut efektif dalam hal biaya
f) Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga
membantu menurunkan elemen perubahan
g) Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah.
h) Hal tersebut diperlukan untuk kontrol efektif. (Swanburg, 2000).

3. Manfaat perencanaan
Manfaat perencanaan Adapun manfaat perencanaan antara lain:
a) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahanperubahan lingkungan.
b) Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
c) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
d) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.
e) Memudahkan koordinasi.
f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.
g) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
h) Menghemat waktu dan dana.

4. Syarat perencanaan
Peryaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu:
a) Factual atau realistis
Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis.Hal ini
berarti perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai
dalam kondisi tertentu yang dihadapi keperawatan.
b) Logis atau rasional
Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional.Hal ini berarti
perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat
dijalankan.
c) Fleksibel
Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang
fleksibel.Perencanaan yang baik justru perencanaan yang dapat
disesuaikan dengan kondisi dimasa datang, sekalipun tidak berarti
perencanaan dapat diubah seenaknya.
d) Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota
dalam organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi.
e) Komprehensif
Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya
menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun
tidak langsung dalam organisasi

5. Komponen perencanaan
Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa
komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan
oleh 5 elemen, yaitu: input, proses, output, control dan mekanisme umpan
balik.
a) Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi,
personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan
kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai
keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.Input yang dapat mengukur
pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan
misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.
b) Output
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang
umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan
dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti
hasil atau keluaran.Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang
dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi,
kebersihan ruangan.
c) Control
Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan. melalui penyusunan
anggaran yang proporsional, evaluasi  penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur
yang sesuai standar dan akreditasi.

d) Mekanisme umpan balik


Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit
keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar
dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses
manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas kegiatan pengumpulan
data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan
penilaian hasil. (Gillies, 1985 ).

e) Proses
Proses  adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam
proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala,
eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan
kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen
Keperwatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua
kelompok pasien.Proses yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan
misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan rumah dan lain-lain.

2. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada


jenis perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah :
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan.
2) Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasijumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktivitasdan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5) Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan,
medis yang dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
8) Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit. (Syahputra,
2014).
Menurut Asmuji (2014) jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat selain
yang sudah disebutkan dan dijelaskan di atas, kegiatan perencanaan dalam
manajemen keperawatan adalah membuat perencanaan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga
“perencanaan operasional” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu jam
sampai dengan satu tahun; perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang
dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun; sedangkan perencanaan jangka panjang
atau sering disebut “perencanaan strategis” adalah perencanaan yang dibuat untuk
kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun.

3. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen


Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang
akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis yang
dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan
suatu metode analisis tertentu seperti mengguanakan analisis SWOT dan TOWS.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah:
1) Pengumpulan data.
2) Analisis lingkungan

2. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat dan


puskesmas yang sesuai standar akreditasi nasional dan internasional

1) Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat


inap
a) Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di
ruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran
sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan.
2. Perawat Primer.
3. Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi
Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan
sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana
yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
b) Rencana Strategi Perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan
bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam
Manajemen Keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk
dan penerapan praktek keperawatan yang professional, bagaimana format dan
pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan
wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing-masing
perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system kepemimpinannya,
instalasi instalasi yang menunjang idalam proses keperawatan seperti farmasi,
radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain
yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non
medis).
c) Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan
penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai
contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan
model asuhan keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu bulan

Anda mungkin juga menyukai